Makna Slogan Pada Iklan Slogan Rokok Di Televisi Swasta Di Indonesia

(1)

MAKNA SLOGAN PADA IKLAN ROKOK

DI TELEVISI SWASTA DI INDONESIA

SKRIPSI

OLEH SRI WAHYUNI

060701012

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, September 2010 Penulis


(3)

MAKNA SLOGAN PADA IKLAN SLOGAN ROKOK DI TELEVISI SWASTA DI INDONESIA

OLEH SRI WAHYUNI

ABSTRAK

Slogan adalah perkataan pendek atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi, organisasi, dan partai politik. Peran slogan dalam menghadirkan iklan rokok dapat diharapkan membantu minat konsumen untuk selalu mengingat merek dari produk rokok yang ditawarkan. Makna memiliki pengaruh pada keberhasilan slogan. Makna tersebut mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini dalah mendeskripsikan makna slogan pada iklan rokok di televisi swasta di Indonenesia. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik sadap terhadap slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia sejak tanggal 10 Maret sampai 8 Mei 2010 dan dilanjutkan dengan teknik catat. Pada pengkajian data digunakan metode padan referensial untuk menganalisis makna yang terdapat pada slogan iklan rokok dan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung untuk menganalisis struktur pembentukan kata-kata pada slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia. Teori yang digunakan ialah semantik leksikal. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa ada lima belas slogan pada iklan rokok di televisi swasta memunculkan makna yang berbeda, penulis dapat mengetahui makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi. Tiap-tiap slogan rokok menyampaikan pesan makna yang tersendiri yang merupakan identitas dari produk rokok tersebut.


(4)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum., sebagai Sekretaris Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga selesai skripsi ini.

4. Ibu Dr. Dwi Widayati, M. Hum., sebagai dosen pembimbing I yang telah begitu sabar memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Salliyanti, M. Hum., sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam memeriksa, mengomentari bahkan memotivasi penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Isma Tantawi, sebagai dosen wali penulis yang banyak memberikan nasihat akademik.


(5)

7. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Kedua orang tua yang penulis sayangi, Ayahanda Wardi dan Ibunda Asni, atas dukungan moral, material, kasih sayang, dan doa yang selalu dilimpahkan penulis.

9. Kakak Dedek yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan masalah administrasi.

10.Adik penulis, Ariadi dan Hendra Syahputra yang selalu memberikan semangat kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

11.Teman-teman sejawat di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara stambuk 2006, khusunya Tari, Santi, dan Intan. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Medan, November 2010 Penulis

Sri wahyuni


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………. i

ABSTRAK……….. ii

PRAKATA……….. iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA... . 8

2.1 Konsep ……….. ... 8

2.1.1 Semantik……… ... 8

2.2 Landasan Teori……… ... 9

2.2.1 Makna Leksikal dan Gramatikal……… ... 9

2.2.2 Makna Denotasi dan Konotasi………. ... 11

2.3 Tinjauan Pustaka ... 14

BAB III METODE PENELITIAN……….. .... 15


(7)

3.2.1 Populasi……… ... 15

3.2.2 Sampel………. ... 15

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data………. 16

3.4 Metode dan Teknik Analisis data……… .... 16

BAB IV PEMBAHASAN ………. . 20

4.1 Makna Leksikal, Gramatikal, Denotasi, dan Konotasi pada Slogan Iklan Rokok pada Televisi Swasta di Indonesia……… 20

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Simpulan………. 44

5.2 Saran……… 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

MAKNA SLOGAN PADA IKLAN SLOGAN ROKOK DI TELEVISI SWASTA DI INDONESIA

OLEH SRI WAHYUNI

ABSTRAK

Slogan adalah perkataan pendek atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi, organisasi, dan partai politik. Peran slogan dalam menghadirkan iklan rokok dapat diharapkan membantu minat konsumen untuk selalu mengingat merek dari produk rokok yang ditawarkan. Makna memiliki pengaruh pada keberhasilan slogan. Makna tersebut mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini dalah mendeskripsikan makna slogan pada iklan rokok di televisi swasta di Indonenesia. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik sadap terhadap slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia sejak tanggal 10 Maret sampai 8 Mei 2010 dan dilanjutkan dengan teknik catat. Pada pengkajian data digunakan metode padan referensial untuk menganalisis makna yang terdapat pada slogan iklan rokok dan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung untuk menganalisis struktur pembentukan kata-kata pada slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia. Teori yang digunakan ialah semantik leksikal. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa ada lima belas slogan pada iklan rokok di televisi swasta memunculkan makna yang berbeda, penulis dapat mengetahui makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi. Tiap-tiap slogan rokok menyampaikan pesan makna yang tersendiri yang merupakan identitas dari produk rokok tersebut.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa adanya masyarakat, tidak mungkin ada bahasa. Namun, tanpa bahasa rasanya tidak mungkin ada masyarakat karena masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang saling berhubungan, sedangkan alat penghubung yang paling utama adalah bahasa.

Menurut Kridalaksana (2001: 21) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Selanjutnya Wallace (dalam Aminuddin, 1985:7) mengungkapkan berpikir tentang bahasa sebenarnya, sekaligus juga melibatkan makna. Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca.

Palmer dan Lyons (dalam Djajasudarma, 1993:5) menyatakan bahwa makna (sense) dibedakan dari arti (meaning) di dalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama dalam kata-kata). Makna hanya menyangkut intrabahasa. Sejalan dengan pendapat tersebut bahwa mengkaji atau memberi makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Arti


(10)

dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata itu sendiri, yang cenderung terdapat di dalam kamus, sebagai leksem.

Samsuri (dalam Djajasudarma, 1993:5) menyatakan adanya garis hubungan antara makna sebagai penghubung bahasa dan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling dimengerti. Makna memiliki tiga tingkat keberadaan, yakni pada tingkat pertama, makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan; pada tingkat kedua, makna menjadi isi dari suatu kebahasaan; pada tingkat ketiga, makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi tertentu sehingga pada tingkat pertama dan kedua dilihat dari segi hubungannya dengan penutur; kemudian yang ketiga lebih ditekankan pada makna di dalam komunikasi.

Sehubungan dengan tiga tingkat keberadaan tersebut, makna juga memiliki pengaruh pada keberhasilan suatu slogan karena slogan selalu dipakai pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya. Slogan adalah motto atau frasa yang dipakai pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya, sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan yang mudah diingat. Kata ‘slogan’ diambil dari istilah bahasa Gaelik, slough-ghaim, yang berarti “teriakan bertempur”. Bentuk slogan bervariasi, dari yang tertulis dan terlihat, sampai yang diucapkan dan yang vulgar. (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/slogan, 26/03/2010).

Menurut Alwi (2003:1080) slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi, organisasi, dan partai politik. Penulisan slogan dibuat dalam bentuk yang memikat untuk menarik perhatian pembacanya. Secara khusus, persiapan pembuatan slogan tersebut


(11)

dilakukan dengan memanfaatkan jasa biro iklan. Pemasangan iklan biasanya disertai dengan slogan yang terletak di akhir sebuah iklan.

Iklan adalah (1) berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang ditawarkan, (2) pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang dan jasa yang dijual atau dipasang dalam media massa televisi, majalah, dan surat kabar (Alwi, 2003:421). Iklan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mempengaruhi konsumen. Konsumen sebelumnya tidak tertarik dengan sebuah produk. Namun, karena iklan yang ditayangkan begitu gencarnya sehingga lama kelamaan para konsumen tertarik dan ingin mencobanya. Salah satu iklan di televisi adalah produk rokok. Seperti diketahui bahwa setiap iklan produk (makanan, obat-obatan, elektronik, sabun, kecuali iklan rokok) di televisi selalu dituntut kehadiran fisik dari apa yang diiklankan tersebut. Akan tetapi, kondisi kehadiran suatu produk bersama bintang iklannya tidak selalu menjadi pilihan mutlak untuk dapat menarik hati konsumen, kondisi seperti ini ditemukan pada produk iklan rokok.

Pemerintah telah mengeluarkan larangan merokok di kantor, tempat-tempat tertentu, dengan menyediakan ruangan khusus untuk memanjakan perokok. Akan tetapi, hal itu bukanlah kampanye anti rokok karena tidak ada larangan untuk merokok, yang ada hanyalah pemisahan tempat untuk merokok. Di tempat itu perokok justru dimanjakan dengan fasilitas yang sangat memadai. Pemerintah membuat sejumlah peraturan yang membatasi ruang gerak iklan rokok di media massa walaupun peraturan-peraturan itu dibuat dengan setengah hati karena pada satu sisi peraturan-peraturan itu untuk membatasi ruang gerak industri rokok dengan alasan kesehatan, tetapi pada sisi lain pemerintah mengharapkan industri rokok sebagai sumber pemasukkan (devisa) negara


(12)

berupa pajak dan bea cukai. Selain itu, perusahaan industri rokok mampu menciptakan peluang kerja yang besar bagi ratusan ribu buruh rokok di Indonesia. Pembatasan waktu pemasaran produk rokok pun terbatas. Dalam pemasarannya wajib menyertakan peringatan pemerintah bahwa merokok dapat merusak kesehatan.

Dunia periklanan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini ditandai dengan adanya beberapa peluang-peluang yang berkembang luas secara global dalam beriklan. Untuk memberikan informasi mengenai produk yang dihasilkan dan manfaat yang dipromosikan kepada masyarakat, maka perusahaan-perusahaan produk rokok memasang iklan pada berbagai media, salah satunya media televisi. Salah satu tujuan dari periklanan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh produsen adalah mengenalkan produknya. Namun, hal ini tidak berlaku pada sebuah produk iklan rokok karena tampilan iklan-iklan rokok tidak ada lagi diperbolehkan menampilkan secara langsung gambar yang menunjukkan orang merokok ataupun gambar kemasan produk rokok secara jelas. Peran slogan dalam menghadirkan iklan rokok dapat diharapkan membantu minat konsumen untuk selalu mengingat merek dari produk rokok yang ditawarkan. Slogan yang bermutu memerlukan kreativitas yang tinggi, karena slogan memerlukan pilihan kata yang tepat dan dapat menarik hati sehingga dengan mudah dapat diingat oleh orang yang melihat. Slogan terkandung pesan yang ingin disampaikan. Pesan-pesan tersebut merupakan pesan-pesan hidup yang juga mencerahkan, bermakna, berguna, dan bermanfaat. Dengan iklan yang kreatif sama sekali tidak menampilkan kesan negatif dari rokok tersebut.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi bergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun


(13)

tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya, kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi)

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Berbagai merek rokok semakin banyak beredar di pasaran seperti : Djarum Black, Class Mild, Surya 12 Premium, Surya Slim, Djarum 76, Dji Sam Soe, Gudang Garam International, Sampoerna, StarMild, dan sebagainya. Merek rokok tersebut mempunyai slogan yang masing-masing memiliki makna.

Peneliti memilih masalah makna slogan pada iklan rokok karena menurut peneliti iklan rokok mampu merespon konsumen terhadap iklan tersebut meskipun iklan rokok tidak menghadirkan bagaimana cara orang merokok atau menampilkan wujud rokok berupa gambar pada media televisi, internet, reklame, atau suara pada media radio tersebut. Yang menariknya adalah bahwa setiap iklan rokok sempat kontradiksi dengan bahaya rokok itu sendiri, seperti masalah kesehatan bagi perokok. Para pakar, praktisi, dan aktivis kesehatan melakukan sosialisasi tentang pemaparan atau pengetahuan tentang asap rokok yang mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang dapat menyebabkan


(14)

ketergantungan, serta menimbulkan penyakit kanker, impotent, atau merusak jantung, paru-paru, dan lain-lain.

Penelitian ini membahas makna pada slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia yang mengandung pesan kepada masyarakat, yang peneliti anggap sebagai bentuk komunikasi dari para pemberi makna yang disampaikan kepada publik (para pemakai rokok). Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk menelitinya lebih lanjut.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, pokok permasalahan yang akan dibicarakan adalah bagaimanakah makna yang terdapat pada slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia?

1.3Batasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi supaya penelitian terarah dan tujuan penelitian tercapai. Di dalam penelitian ini peneliti akan membatasi masalah hanya pada makna yang terdapat pada slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia. Penelitian mengenai makna slogan ini dibatasi pada makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi. Data yang diambil dari periode 10 Maret – 8 Mei 2010.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan makna slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia.


(15)

1.4.2 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, manfaat hasil penelitian analisis makna slogan pada iklan rokok di televisi swasta di Indonesia adalah:

1) Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti, serta masyarakat mengenai makna dan pesan yang terdapat pada slogan iklan rokok.

2) Menjadi sumber pengetahuan bagi peneliti tentang makna slogan pada iklan rokok.

3) Sebagai bahan perbandingan untuk memahami makna dari setiap slogan pada iklan rokok.

4) Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain yang ingin membicarakan tentang makna slogan pada iklan rokok.

Secara praktis, hasil penelitian analisis makna slogan pada iklan rokok dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran kepada masyarakat untuk dapat menafsirkan dan memahami makna slogan pada iklan rokok.


(16)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut (Kridalaksana 2001:117). Oleh karena itu, konsep penelitian ini adalah :

2.1.1 Semantik

Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris : semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah

semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Yang dimaksud dengan tanda

atau lambang sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik. Menurut de

Saussure (dalam Chaer, 2002:29) setiap tanda lingustik terdiri atas dua unsur yaitu (1)

yang diartikan, (2) yang mengartikan. Yang diartikan sebenarnya tidak lain adalah konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi, sedangkan yang mengartikan itu adalah tidak lain daripada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Jadi, dengan kata lain setiap tanda-lingistik terdiri atas dua unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam-bahasa (intralingual) yang biasanya mengacu kepada sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual).

Semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambang-lambang atau


(17)

pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik mencakup makna-makna kata, perkembangan, dan perubahannya (Tarigan, 1995 : 7).

Pateda (2001:79) menyatakan bahwa istilah makna merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata ataupun kalimat. Ullman (dalam Pateda, 2001:82) menyatakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam Kamus linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi : (1) maksud pembicara, (2) pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia, (3) hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, dan (4) cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

2.2 Landasan Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik leksikal yaitu makna leksikal dan gramatikal yang mengacu pada pendapat Chaer (2002), Djajasudarma (1993) serta makna denotasi dan konotasi yang mengacu pendapat Chaer (2007), Parera (2004), dan Tarigan (1995).

2.2.1 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Chaer (2002:60) menyatakan bahwa leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuleri, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Karena itu dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai


(18)

dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Misalnya, kata tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tipes. Makna ini tampak jelas dalam kalimat Tikus itu mati diterkam kucing, kata tikus merujuk kepada binatang tikus, bukan kepada yang lain, tetapi dalam kalimat

Yang menjadi tikus di gudang kami ternyata berkepala hitam bukanlah dalam makna

leksikal sehingga kata tikus sudah bermakna konotasi. Dengan kata lain, kata tikus tidak merujuk kepada binatang tikus melainkan kepada seorang manusia, yang perbuatannya memang mirip dengan perbuatan tikus.

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu. Makna leksikal suatu kata sudah jelas bagi bahasawan tanpa kehadiran kata itu dalam suatu konteks kalimat. Berbeda dengan makna yang bukan makna leksikal, yang baru jelas apabila berada dalam konteks kalimat.

Makna leksikal suatu kata terdapat dalam kata yang berdiri sendiri. Makna leksikal biasanya dipertentangkan dengan makna gramatikal. Jika makna leksikal berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya maka makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

Setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal. Untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia menggunakan proses reduplikasi seperti kata buku yang bermakna sebuah buku menjadi buku-buku yang bermakna banyak buku. Proses komposisi atau


(19)

proses penggabungan dalam bahasa Indonesia juga banyak melahirkan makna gramatikal. Misalnya, makna gramatikal komposisi sate ayam tidak sama dengan komposisi sate

Madura. Yang pertama menyatakan asal bahan dan yang kedua menyatakan asal tempat.

Djajasudarma (1993: 13) menyatakan makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan lain-lain. Makna leksikal memiliki unsur-unsur bahasa secara tersendiri, lepas dari konteks, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intrabahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.

Dari penjelasan makna leksikal dan gramatikal menurut para ahli di atas. Peneliti menyimpulkan bahwa makna leksikal adalah makna suatu kata yang mempunyai referen yang dapat berdiri sendiri sedangkan makna gramatikal adalah makna yang muncul setelah mengalami proses gramatika yang bergantung pada struktur kalimatnya.

2.2.2 Makna Denotatif dan Konotatif

Kridalaksana (dalam Pateda, 2001:98) menyatakan bahwa makna denotatif adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif adalah makna polos, makna apa adanya, sifatnya objektif, sedangkan makna konotatif adalah aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Misalnya, kata amplop bermakna sampul yang berfungsi tempat mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain. Makna ini adalah makna


(20)

denotasi, tetapi pada kalimat “ Berilah ia amplop agar urusanmu segera selesai,” sehingga kata amplop sudah bermakna konotatif, yakni berilah ia uang.

Chaer (2007:292) menyatakan makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Jadi, makna denotatif ini sebenarnya sama dengan makna leksikal, sedangkan makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Misalnya, kata kurus mempunyai makna denotatif ‘keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang normal’. Kata kurus berkonotasi netral, artinya, tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping, yang sebenarnya bersinonim dengan kata kurus memiliki konotasi positif, nilai rasa yang mengenakkan. Sebaliknya, kata kerempeng yang bersinonim dengan kata kurus mempunyai konotasi yang negatif, nilai rasa yang tidak mengenakkan.

Tarigan (1995:56) menyatakan bahwa denotatif suatu kata merupakan makna-makna yang bersifat umum, tradisional, dan presedensial. Denotasi-denotasi tersebut merupakan hasil penggunaan atau hasil pemakaian kata-kata selama berabad-abad; semua itu termuat dalam kamus dan berubah dengan cara yang sangat lambat. Sebaliknya, konotatif merupakan responsi-responsi emosional yang sering bersifat perorangan serta timbul dalam kebanyakan kata-kata leksikal pada kebanyakan para pemakainya. Makna konotasi suatu kata merupakan segala sesuatu yang kita pikirkan apabila kita melihat kata tersebut yang mungkin dan juga mungkin tidak sesuai dengan makna sebenarnya.

Lehrer (dalam Chaer, 2007 : 152) menyatakan bahwa konotasi yang berkaitan dengan nilai rasa kata adalah berkenaan dengan adanya rasa senang atau tidak adanya rasa senang pada seseorang apabila mendengar atau membaca kata tersebut. Timbulnya


(21)

rasa senang karena kata tersebut memiliki nilai rasa yang menyenangkan (positif), timbulnya rasa tidak senang karena kata tersebut memiliki nilai rasa yang tidak menyenangkan (negatif), dan tidak timbulnya perasaan apa-apa karena kata tersebut memiliki nilai rasa yang netral.

Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai “nilai rasa” baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki makna konotasi, tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Positif atau negatifnya nilai rasa sebuah kata sering juga terjadi akibat digunakannya referen kata itu sebagai sebuah lambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif, sehingga ia memiliki nilai rasa yang positif, dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang negatif akan bernilai rasa negatif.

Parera (2004:99) menyatakan bahwa makna denotatif suatu kata merupakan makna yang wajar, yang asli, yang muncul pertama, yang diketahui pada mulanya. Makna yang sesuai dengan kenyataannya sedangkan makna konotatif bersifat merangsang dan menggugah pancaindra, perasaan, sikap, dan keyakinan dan keperluan tertentu. Rangsangan-rangsangan ini dapat bersifat individual dan kolektif. Arah rangsangan pun dapat ke arah positif dan negatif. Klasifikasi rangsangan ini bersifat tumpang tindih dan bergantian berdasarkan pengalaman dan asosiasi yang muncul dan hidup pada individu dan masyarakat pemakai bahasa dan pemanfaatan makna. Jadi, tidak ada konotasi yang baku dan tetap. Ada makna konotasi yang pada suatu saat bersifat positif.

Dari penjelasan mengenai makna denotatif dan konotatif menurut para ahli di atas. Peneliti menyimpulkan bahwa makna denotatif adalah makna sebenarnya yang


(22)

tidak mengalami penambahan-penambahan makna lain sedangkan makna konotatif adalah makna suatu kata yang berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang yang melakukan penambahan-penambahan makna.

2.3 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang slogan sudah pernah dilakukan sebelumnya. Salah satu penelitian terhadap slogan dilakukan oleh Mulyadi (1995) dengan judul “Analisis Struktural pada Slogan Bank”. Disimpulkannya bahwa slogan tersusun atas kata, frase, klausa, dan nonklausa yang membentuk kalimat.

Sibuea (2007) pernah melakukan penelitian terhadap slogan pada iklan kosmetik dengan menggunakan analisis struktural. Ia meneliti mengenai kategori kata, frase, dan pola-pola struktur farse yang membentuk slogan iklan kosmetik di televisi swasta.

Elshie (2008) melakukan penelitian terhadap iklan rokok yang berjudul “Wacana Parodi Iklan Rokok di Televisi. Ia menyimpulkan bahwa pesan dalam iklan rokok pada teks dan gambarnya dapat dibaca sebagai tanda.

Banjarnahor (2009) juga pernah melakukan penelitian terhadap slogan pada telepon seluler Sony Ericsson. Ia meneliti mengenai makna denotasi, konotasi, kata dan istilah pada slogan telepon seluler Sony Ericsson.

Dari uraian di atas, penelitian terhadap makna slogan pada iklan rokok dengan menggunakan makna leksikal dan gramatikal serta makna denotasi dan konotasi sama sekali belum pernah dilakukan oleh para ahli sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti bagaimanakah makna yang muncul pada slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel, suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Alwi, 2003:889). Yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari unsur populasi yang dipandang dapat mewakili keseluruhan populasi (Sudaryanto, 1993:35). Mengingat jumlah populasi yang sangat luas, peneliti mengambil beberapa bagian sebagai sampel dari slogan iklan rokok yang berjumlah lima belas yang diambil di televisi swasta di Indonesia. Data yang diambil sejak tanggal 10 Maret – 8 Mei 2010. Lima belas slogan pada iklan rokok itu adalah :

1. Class Mild dengan slogan Talk Less do More 2. Djarum Coklat dengan slogan Pilihan Tepat

3. Djarum Super dengan slogan My Life, My Adventure 4. Djarum 76 dengan slogan Yang Penting Hepi

5. Djarum Black Menthol dengan slogan I’ve Got the Power

6. Dji Sam Soe dengan slogan Kebanggaan dari Ketekunan Berkarya 7. Djinggo dengan slogan Hidupku, Ditanganku


(24)

8. Gudang Garam Internasional dengan slogan Pria Punya Selera 9. Sampoerna dengan slogan Kompak Berkualitas

10.Sampoerna Hijau dengan slogan Teman Bisa Mendekatkan Jarak 11.Sejati dengan slogan Memang Bikin Bangga

12.Surya Slim dengan slogan Escape the Ordinary

13.Surya 12 Premium dengan slogan Taklukan Tantanganmu

14.Surya 16 Citra Eksklusif dengan slogan Sukses adalah Sebuah Pencapaian 15.X Mild dengan slogan Ekspresikan Aksimu

3.2 Metode dan Teknik Pegumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pada slogan iklan rokok yang terdapat di sepuluh televisi swasta di Indonesia (Indosiar, TPI, Trans Tv, ANTV, Global TV, RCTI, SCTV, TVOne, Metro TV, Trans TV). Oleh karena itu, metode yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah metode simak. Disebut metode simak karena metode tersebut berupa penyimakan, yaitu menyimak pengguna bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). Dalam hal ini peneliti menyimak bahasa yang terdapat pada iklan slogan rokok. Untuk mengembangkan metode simak digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar. Dikatakan teknik dasar karena peneliti secara langsung membaca slogan pada iklan rokok untuk mempelajari dan memeriksa penggunaan bahasa di dalamnya. Selanjutnya, digunakan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Dalam teknik catat, peneliti mencatat data iklan yang dipilih.


(25)

3.3 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode agih yaitu metode yang memadankan sesuatu dengan objek penentu yang berasal dari bahasa itu sendiri dan metode padan ialah metode yang memadankan, menyelaraskan sesuatu dengan alat penentu di luar bahasa (Sudaryanto,1993:13). Metode agih digunakan untuk menganalisis struktur pembentukan kata-kata pada slogan iklan rokok. Dalam hal ini teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk membagi satuan lingual datanya menjadi beberpa bagian atau unsur dan unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud, sedangkan metode padan digunakan untuk menganalisis makna yang terdapat pada slogan iklan rokok. Dalam hal ini teknik dasar yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu. Sejalan dengan metode padan referensial, teknik ini menggunakan daya pilah referensial untuk membagi satuan lingual menjadi berbagai jenis, maka perbedaan referen atau sosok yang ditunjuk oleh kata itu harus diketahui terlebih dahulu, dan untuk mengetahui perbedaan referen itu, daya pilah yang bersifat mental harus dimiliki oleh peneliti. Lalu daya pilah itu dipandang sebagai alat sedangkan penggunaan alat dipandang sebagai tekniknya.

Pada umumnya iklan mempergunakan bahasa sebagai alat utama untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan tersebut. Selain merupakan kegiatan pemasaran, iklan juga merupakan aktivitas komunikasi. Penulisan slogan dalam iklan dibuat dalam bentuk yang memikat hati untuk menarik perhatian pembacanya. Contoh sebuah iklan rokok di televisi yaitu :


(26)

Dalam iklan Class Mild menghadirkan orang yang sukses yaitu Ridwan Kamil. Dia bekerja keras dalam sebuah karya. Lahir dari semangat yang tidak lekas puas. Dia menciptakan fungsi dan keindahan dari imajinasi menjadi karya.

“Talk Less do More ( sedikit berbicara banyak bekerja)”

Slogan tersebut terdiri atas kata sedikit, berbicara, banyak, dan bekerja. I. Makna Leksikal

Kata sedikit memiliki arti : 1. Tidak banyak

2. Tidak seberapa (Alwi, 2003 : 1009). Kata berbicara memiliki arti :

1. Berkata

2. Melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) 3. Berunding; merundingkan (Alwi, 2003 : 148).

Kata banyak memiliki arti :

1. Besar jumlahnya; tidak sedikit 2. Jumlah bilangan

3. Amat; sangat; lebih-lebih (Alwi, 2003 : 106). Kata bekerja memiliki arti :

1. Melakukan suatu pekerjaan (perbuatan); berbuat sesuatu

2. Mengadakan perayaan nikah dan sebagainya (Alwi. 2003 : 554).


(27)

Slogan tersebut terdiri atas empat kata yaitu talk artinya berbicara, less artinya kurang/sedikit, do artinya melakukan dan more artinya lebih atau banyak. Kata berbicara yang terdapat pada slogan di atas dibentuk dari kata dasar bicara. Secara leksikal makna kata bicara adalah akal budi, pikiran, berbahasa dan berkata. Setelah kata bicara mengalami proses gramatikal yaitu proses afiksasi melekatnya awalan ber- pada kata bicara menjadi berbicara, maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menimbulkan makna mengeluarkan dan melekatnya awalan ber- pada kata bekerja menimbulkan makna melakukan perbuatan.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah melakukan pekerjaan dengan baik dan sungguh-sungguh.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah melakukan pekerjaan tanpa berbicara dan disertai merokok Calss Mild maka akan merasa tenang.


(28)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Makna Leksikal, Gramatikal, Denotasi dan Konotasi pada Slogan Iklan Rokok di Televisi Swasta di Indonesia

Data mengenai slogan pada iklan rokok diambil dari stasiun televisi swasta di Indonesia yaitu INDOSIAR, TPI, TRANS TV, ANTEVE, GLOBAL TV, RCTI, SCTV, TV One, METRO TV, dan TRANS 7 karena stasiun televisi swasta ini lebih sering menayangkan iklan, salah satunya iklan rokok. Tujuan dari iklan rokok mengenalkan produk rokok tersebut. Namun, tampilan gambar rokok tidak boleh ditampilkan. Dari data yang dikumpulkan sejak 10 Maret sampai Mei 2010 terpilih 15 produk yang masing-masing memiliki slogan yaitu rokok, Class Mild, Djarum Coklat, Djarum Super, Djarum 76, Djarum Black Menthol, Dji Sam Soe, Djinggo, Gudang Garam Internasional, Sampoerna, Sampoerna Hijau, Sejati, Surya Slim, Surya 12 Premium, Surya 16 Citra Eksklusif, X Mild.

Di bawah ini jenis-jenis makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi pada slogan iklan rokok di televisi swasta di Indonesia.

2. Rokok Djarum Coklat

Dalam iklan rokok Djarum Coklat menghadirkan artis Nidji yaitu lima orang pemuda yang mempunyai karakter yang berbeda dengan gayanya yang terkesan macho.


(29)

Mereka berkumpul pada malam hari sambil makan jagung bakar dengan suasana yang santai di sebuah pantai. Mereka sangat menikmatinya.

“Pilihan Tepat”

Slogan tersebut terdiri atas kata pilihan dan tepat. I.Makna Leksikal

Kata pilihan memiliki arti :

1. Yang dipilih atau hasil memilih

2. Yang terpilih (terbaik, terkemuka, dan sebagainya)

3. Jalan, upaya dan sebagainya yang dapat dilakukan ( Alwi, 2003 : 873 ). Kata tepat memiliki arti :

1. Betul atau lurus (arah, jurusan)

2. Kena benar (pada sasaran, tujuan, maksud, dan sebagainya) 3. Tidak ada selisih sedikit pun; tidak kurang tidak lebih 4. Betul atau cocok (tentang dugaan, ramalan, dan sebagainya) 5. Jitu (tentang tindakan, aturan, kritik, dan sebagainya)

6. Betul atau mengena tentang perkataan, jawaban, dan sebagainya ( Alwi, 2003 : 117 ).

II.Makna Gramatikal

Kata pilihan pada slogan di atas dibentuk dari kata dasar pilih. Secara leksikal maknanya adalah menentukan, mencari, menunjuk. Setelah kata pilih mengalami proses gramatikal, yaitu proses afiksasi dengan melekatnya akhiran –an pada kata pilih menjadi


(30)

pilihan, maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menimbulkan makna akibat

atau hasil perbuatan.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah mendapatkan sesuatu yang pasti.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah melakukan sesuatu yang pantas dilakukan pada malam hari bahwa dengan merokok Djarum Coklat sudah menjadi pilihannya.

3. Rokok Djarum Super

Dalam iklan rokok Djarum Super menghadirkan tiga orang pemuda dengan karakter orang yang pemberani. Perjalanan yang mereka tempuh sangat panjang, mereka mengendarai mobilnya dengan kencang. Rintangan yang mereka hadapi adalah jalan yang terjal dan debu yang menebal. Semangat untuk sampai ke tujuan dan bahagia mereka merasakan kemudian saling berjabat tangan. Mereka menatap luasnya dunia ini dari puncak.

“My Life, My Adventure (Hidupku, Petualanganku)”

Slogan tersebut terdiri atas kata hidup, ku dan petualangan. I.Makna Leksikal


(31)

1. Masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tentang manusia, binatang, tumbuhan,dan sebagainya )

2. Bertempat tinggal

3. Mengalami kehidupan dalam keadaan atau dengan cara tertentu 4. Berlangsung ada karena sesuatu

5. Tetap ada

6. Masih berjalan (tentang perusahaan, perkumpulan, dan sebagainya) 7. Tetap menyala (tentang radio, lampu, api)

8. Seakan-akan bernyawa atau benar-benar tampak seperti keadaan sesungguhnya (tentang lukisan, gambar)

9. Seperti sungguh-sungguh terjadi atau dialami (tentang cerita)

10. Seruan yang menyatakan harapan mudah-mudahan tetap selamat (Alwi,2003 : 400).

Kata ku merupakan klitik dari aku yang memiliki arti : 1. Pelaku

2. Pemilik

3. Tujuan (Alwi, 2003 : 603). Kata petualangan memiliki arti :

1. Perihal bertualang

2. Perbuatan menekad (menyeleweng) (Alwi, 2003 : 1213).


(32)

Kata petualangan pada slogan di atas dibentuk dari kata dasar tualang. Secara leksikal maknanya adalah beterbangan tidak karuan. Setelah kata tualang mengalami proses gramatikal, yaitu proses afiksasi dengan melekatnya awalan pe-(N) dan akhiran –

an pada kata tualang menjadi petualangan, maknanya brubah menjadi makna gramatikal,

yaitu yang melakukan perbuatan kemudian kata hidupku dan petualanganku terdapat klitik dari kata aku yang menyatakan milik.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah mengembara kemana-mana merupakan kehidupannya.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah ada dengan berpetualang seseorang biasanya menikmati sebuah rokok.

4. Rokok Djarum 76

Dalam iklan rokok Djarum 76 menghadirkan dua orang pria, yaitu yang satu peminta dan yang satu pemberi. Pria yang pemberi berkata kepada yang si peminta “ Aku beri satu permintaan” jawab si peminta, “ Aku mau ganteng” kemudian si pemberi berkata : “Mimpi…sambil tertawa dan menutupkan wajah si peminta dengan blangkonnya”

“Yang Penting Hepi”


(33)

I. Makna Leksikal Kata yang memiliki arti :

1. Kata untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yang berikut diutamakan atau dibedakan dari yang lain

2. Kata yang menyatakan bahwa bagian kalimat yang berikut menjelaskan kata yang di depan

3. Kata yang dipakai sebagai kata pembeda (Alwi, 2003 : 1277 ). Kata penting memiliki arti :

1. Utama; pokok

2. Sangat berharga (berguna)

3. Mempunyai posisi yang menentukan (Alwi, 2003: 851).

Kata Hepi merupakan adaptasi dari kata happy (ing) yang memiliki arti bahagia yang artinya :

1. Puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa 2. Betah

3. Berbahagia (tidak ada sesuatu yang menyusahkan, tidak kurang suatu apa dalam hidupnya)

4. Suka, gembira 5. Sayang

6. Dalam keadaan baik (tentang kesehatan, kenyamanan, dan sebagainya) 7. Mudah (Alwi, 2003 : 1032 ).


(34)

Makna gramatikal pada slogan di atas tidak ada ditemukan.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah tidak ada beban yang dipikirkan.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah rokok Djarum 76 ini tidak mahal meskipun murah harganya tetapi tidak dapat tergantikan dengan rokok yang lain.

5. Rokok Djarum Black Menthol

Dalam iklan rokok Djarum Black Menthol menghadirkan seorang pria dengan karakter yang sangat pemberani. Digambarkan sebuah gunung es. Dia tidak takut dingin dan jatuh dengan papan luncurnya, dia terus meluncur di gunung es dengan gayanya yang santai.

“I’ve Got th Power ( Aku Mendapatkan Kekuatan )”

Slogan tersebut terdiri atas kata aku, mendapatkan, dan kekuatan. I. Makna Leksikal

Kata aku merupakan pronomina yang berbicara atau yang menulis (dalam ragam akrab); dalam sendiri; saya (Alwi,2003 : 23).

Kata mendapatkan memiliki arti pergi menemui (menjumpai) (Alwi, 2003 : 236). Kata kekuatan memiliki arti :

1. Banyak tenaganya (gayanya, dayanya); mampu mengangkat banyak 2. Tahan (tidak mudah patah, rusak, putus, dan sebagainya)


(35)

3. Tidak mudah goyah (terpengaruh ); teguh 4. Tahan (menderita sakit)

5. Berat (tekananya) 6. Keras, nyaring

7. Mampu dan kuasa (berbuat sesuatu)

8. Mempunyai keunggulan (Alwi, 2003 : 604).

II. Makna Gramatikal

Kata mendapatkan dan kekuatan yang terdapat pada slogan di atas telah mengalami proses gramatikal. Kata mendapatkan di bentuk dari kata dasar dapat sedangkan kata kekuatan dibentuk dari kata dasar kuat.Secara leksikal makna kata dapat adalah mampu, sanggup, bisa, berhasil sedangkan makna kata kuat adalah banyak tenaganya , tahan, ketat, erat, mampu dan kuasa . Setelah kata dapat mengalami proses afiksasi dengan melekatnya awalan me(N)- dan akhiran –kan pada kata dapat menjadi mendapatkan menimbulkan makna menyebabkan atau membuat jadi sedangkan melekatnya awalan ke- dan akhiran –an pada kata kuat menjadi kekuatan menimbulkan

makna terlalu.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah mempunyai ketahanan dalam hidupnya.


(36)

Makna konotasi pada slogan di atas ialah rasa menthol pada rokok djarum black memberi rasa semangat dan sumber kekuatan pada dirinya.

6. Rokok Dji Sam Soe

Dalam iklan rokok Dji Sam Soe menghadirkan seorang pemuda dan seorang bapak yang masing-masing mempunyai peran sendiri. Karakter yang digambarkan pun sama, yaitu ketekunan dalam pekerjaan. Seorang pemuda membuat gitarnya dengan penuh ketekunan, sehingga menghasilkan sebuah gitar yang bagus. Dia bernyanyi dengan gitarnya disebuah kafe, penonton pun bertepuk tangan. Pada sisi lain, seorang bapak memilih biji cengkeh kemudian dia melihat kebun tembakaunya yang subur. “Kebanggaan dari Ketekunan Berkarya”

Slogan tersebut terdiri atas kata kebanggaan, dari, ketekunan, dan berkarya. I.Makna Leksikal

Kata kebanggaan memiliki arti kebesaran hati; perasaan bangga; kepuasan diri. Kata dari memiliki arti :

1. Kata depan yang menyatakan tempat permulaan (dalam ruang, waktu, deretan, dan sebagainya

2. Kata yang menyatakan asal kedatangan 3. Sejak; mulai

4. Oleh karena; disebabkan oleh 5. Tentang; mengenai

6. Kata depan yang menyatakan bahan suatu barang 7. Kata depan yang bermakna yang berupa atau terjadi


(37)

8. Kata depan untuk menyatakan pencegahan, pemindahan, atau pemisahan 9. Melalui; melewati (Alwi, 2003 : 237).

Kata ketekunan memiliki arti perihal tekun, kekerasan dan kesungguhan (bekerja) : keasyikan (Alwi, 2003 : 1159)

Kata berkarya memiliki arti : 1. Mempunyai pekerjaan tetap

2. Menciptakan (mengarang, melukis, dan sebagainya ). (Alwi, 2003 : 551 ).

II. Makna Gramatikal

Kata kebanggaan dan ketekunan yang terdapat pada slogan di atas telah mengalami proses gramatikal. Kata kebanggaan dibentuk dari kata dasar bangga sedangkan kata ketekunan dibentuk dari kata dasar tekun. Secara leksikal makna kata bangga adalah besar hari, merasa gagah sedangkan makna kata tekun adalah rajin dan bersungguh-sungguh . Setelah kata bangga mengalami proses afiksasi dengan melekatnya awalan ke- dan akhiran –an pada kata bangga menjadi kebanggaan dan kata tekun mengalami proses afiksasi dengan melekatnya awalan ke- dan akhiran –an menjadi ketekunan maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal yaitu menimbulkan

makna terlalu.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah kepuasan diri pada sebuah pekerjaan yang selalu dilakukan dengan sungguh-sungguh.


(38)

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah keyakinan dari hasil kerja keras seseorang menghasilkan produk rokok yang banyak peminatnya sehingga menjadi kebanggaan. Artinya rokok Dji Sam Soe lebih selektif sehingga produk yang dihasilkan lebih bagus.

7. Rokok Djinggo

Dalam iklan rokok Djinggo menggambarkan seorang pria yang mermbakar sate dengan tangannya sendiri kemudian beberapa orang mengangkat beban berat dengan tangan mereka masing-masing.

“Hidupku, Ditanganku”

Slogan tersebut terdiri atas kata hidupku dan ditanganku. I. Makna Leksikal

Kata hidup memiliki arti :

1. Masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. 2. Bertempat tinggal

3. Mengalami kehidupan dalam keadaan atau dengan cara tertentu 4. Beroleh (mendapat) rezki dengan jalan sesuatu

5. Berlangsung karena ada sesuatu 6. Tetap ada

7. Masih berjalan (tentang perusahaan dan perkumpulan)

8. Masih tetap dipakai (tentang bahasa, adat, sumur, dan sebagainya) 9. Seakan-akan bernyawa atau benar-benar tampak


(39)

10.Seperti sungguh-sunggu h terjadi atau dialami (tentang cerita) Kata tangan memiliki arti :

1. Anggota badan dari siku sampai ke ujung jari atau dari pergelangan samapai ujung jari

2. Sesuatu yang digunakan sebagai atau yang menyerupai tangan, dan 3. Kekuasaan; pengaruh; dan perintah (Alwi, 2003 : 1136).

II. Makna Gramatikal

Kata ditanganku yang terdapat pada slogan di atas telah mengalami proses gramatikal. Kata ditanganku dibentuk dari kata dasar tangan. Secara leksikal kata tangan adalah anggota badan dari siku sampai ke ujung jari. Setelah kata tangan mengalami proses afiksasi dengan melekatnya awalan di- menjadi ditanganku maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menimbulkan makna melakukan perbuatan. Kemudian kata ditanganku terdapat klitik yang menyatakan milik.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah mendapatkan rezeki dengan tangannya sendiri.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah rokok Djinggo merupakan rokok yang percaya diri dengan kemampuan tangannya sendiri sehingga menghasilkan rokok yang dapat dinikmati orang dan dengan tangannya sendiri seseorang dapat melakukan sesuatu.


(40)

8. Rokok Gudang Garam Internasional

Dalam iklan rokok Gudang Garam International mengahadirkan dua orang pemuda. Mereka masing-masing mempunyai kegemaran bermusik, yaitu bermain gitar dan bermain terompet.

“ Pria punya Selera”

Slogan tersebut terdiri atas kata pria, punya dan selera. I. Makna Leksikal

Kata pria memiliki arti laki-laki dewasa; idaman laki-laki dewasa yang dijadikan dambaan (Alwi, 2003 : 895).

Kata punya memiliki arti:

1. Menaruh (dalam arti memiliki) 2. Memiliki (Alwi, 2003 : 908) Kata selera memiliki arti :

1. Nafsu makan

2. Nafsu (kemauan untuk berbuat sesuatu) 3. kesukaan; kegemaran (Alwi, 2003 : 1020).

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah seorang laki-laki memiliki kemauannya masing-masing.


(41)

Makna konotasi pada slogan di atas ialah rokok Gudang Garam International menunjukkan citra yang berbeda bagi penikmatnya terutama bagi seorang laki-laki.

9. Rokok Sampoerna

Dalam iklan rokok Sampoerna menghadirkan empat orang pemuda yang gayanya sangat humoris dan lucu. Mereka berada di dalam bus. Suasana di dalam bus sangat panas. Muncul ide dari keempat pemuda tersebut untuk membuat sebuah kipas angin, Setelah itu diletakan di langit-langit bus tepat di atas mereka duduk agar mereka tidak kepanasan. Kemudian datang beberapa cewek dan berkata “ Boleh gabung gak?” mereka langsung duduk saja, pemuda-pemuda tersebut berkata “Du panas lagi de” “ Kompak Berkualitas”

Slogan tersebut terdiri atas kata kompak dan berkualitas I. Makna Leksikal

Kata kompak memiliki arti bersatu padu (dalam menghadapi suatu perkara) (Alwi, 2003 :584)

Kata kualitas memiliki arti :

1. Tingkat baik buruknya sesuatu

2. Derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya) (Alwi, 2003 : 603).

II. Makna Gramatikal

Kata berkualitas pada slogan di atas telah mengalami proses gramatikal. Kata

berkualitas dibentuk dari kata dasar kualitas. Secara leksikal makna kata kualitas adalah


(42)

melekatnya awalan ber- pada kata kualitas menjadi berkualitas maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menimbulkan makna mempunyai.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah saling membantu dalam menghadapi sesuatu sehingga terjalin kebersamaan.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah jika bekerja sama dapat menghasilkan produk yang baik dan berkualitas sehingga bermanfaat bagi orang lain.

10. Rokok Sampoerna Hijau

Dalam iklan rokok Sampoerna menghadirkan tiga orang pemuda dengan gaya yang sangat humoris. Mereka berbaris di titi sungai dan membantu para warga untuk mengangkat barang satu persatu kemudian datang seorang gadis dan berkata “ Kalo gendong bisa gak ya?”, mereka menjawab , “ bisa, bisa”. Namun, gadis itu membawa seekor kerbau, mereka hanya bisa bengong melihat satu sama lain.

“ Teman Bisa Mendekatkan Jarak”

Slogan tersebut terdiri atas kata temen, bisa, mendekatkan, dan jarak. I. Makna Leksikal

Kata temen memiliki arti : 1. Kawan; sahabat


(43)

3. Yang menjadi pelengkap (pasangan ) atau yang dipakai (Alwi, 2003 : 1164). Kata bisa memiliki arti mampu (masa melakukan sesuatu ). (Alwi, 2003 : 584).

Kata mendekatkan memiliki arti menjadikan dekat; membawa dan sebagainya supaya berhampiran (berdekatan); dan mendampingkan. (Alwi, 2003 : 246).

Kata jarak memiliki arti :

1. ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat 2. jari-jari bulatan (lingkaran). (Alwi, 2003 : 459).

II. Makna Gramatikal

Kata mendekatkan pada slogan di atas telah mengalami proses gramatikal. Kata

mendekatkan dibentuk dari kata dasar dekat. Secara leksikal makna kata dekat adalah

tidak jauh (jarak atau antaranya). Setelah kata dekat mengalami proses afiksasi dengan melekatnya awalan me (N)- dan akhiran –kan pada kata dekat menjadi mendekatkan maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menimbulkan makna

mengarahkan.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah seseorang dapat menjadi akrab bila menjadi sahabat.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi yang terdapat pada slogan di atas ialah bahwa keakraban akan terjalin jika ada kedekatan satu sama lain dengan sorang teman.


(44)

11. Rokok Sejati

Dalam rokok Sejati menghadirkan seseorang yang bekerja keras ketika dia sedang merantau. Dengan keseriusannya dia memperoleh keberhasilan. Dia berani untuk pulang ke desanya dan menjadi kebanggaan di desanya.

“ Memang Bikin Bangga”

Slogan tersebut terdiri atas kata memang, bikin, dan bangga. I. Makna Leksikal

Kata memang memiliki arti sebenarnya, benar-benar. Kata bikin memiliki arti buat

Kata bangga memiliki arti besar hati; merasa gagah (karena mempunyai keunggulan) (Alwi, 2003 : 101)

II. Makna Gramatikal

Makna gramatikal pada slogan di atas tidak ditemukan.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah membuat rasa besar hati yang sebenarnya.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah selalu meningkatkan rasa percaya diri setiap menikmati rokok sejati.


(45)

12. Rokok Surya Slim

Dalam iklan rokok Surya Slim menghadirkan dua orang pemuda. Seorang pemuda membawa kaleng minuman kemudian langsung dibuang ke tong sampah, kemudian dia berlari sambil membawa botol minuman dan dilemparkan ke arah bus tetapi botol tersebut masuk ke dalam tong sampah.

“ Escape the Ordinary (Lari dari Kebiasaan)”

Slogan tersebut terdiri atas kata lari, dari, dan kebiasaan. I. Makna Leksikal

Kata lari memiliki arti :

1. Melangkah dengan kecepatan tinggi 2. Hilang; lenyap

3. Pergi (keluar) tidak dengan cara sah (baik-baik) 4. Pergi (berpindah) untuk menyelamatkan diri 5. Arah; tujuan

6. Panjang sesuatu bidang 7. Bergeser (Alwi, 2003 : 641). Kata dari memiliki arti :

1. Kata depan yang menyatakan tempat permulaan (dalam ruang, waktu, deretan, dan sebagainya

2. Kata yang menyatakan asal kedatangan 3. Sejak; mulai

4. Oleh karena; disebabkan oleh 5.Tentang; mengenai


(46)

7. Kata depan yang menyatakan bahan suatu barang 8. Kata depan yang bermakna yang berupa atau terjadi

9. Kata depan untuk menyatakan pencegahan, pemindahan, atau pemisahan 10.Melalui; melewati (Alwi, 2003 : 237).

Kata kebiasaan memiliki arti :

1. Sesuatu yang biasa dikerjakan

2. Antar pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seseorang individu yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama.

II. Makna Gramatikal

Kata kebiasaan yang terdapat pada slogan di atas dibentuk dari kata dasar biasa. Secara leksikal makna kata biasa adalah lazim, umum, sudah sering kali. Setelah kata biasa mengalami proses afiksasi dengan melekatnya awalan ke- dan akhiran –an pada kata biasa menjadi kebiasaan maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menimbulkan makna hal atau peristiwa yang telah terjadi.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah menghilangkan sesuatu yang sudah sering dikerjakan.

IV. Makna Konotasi


(47)

13. Rokok Surya 12 Premium

Dalam iklan Surya 12 Premium menghadirkan seorang pemuda dengan karakter yang sangat pemberani. Tanggung jawab terhadap pekerjaan membuatnya melewati tantangan ketika berkas yang diberikan kepada atasanya salah bawa. Dia langsung pergi kembali mengambil berkas tersebut.

“ Taklukkan Tantanganmu”

Slogan tersebut terdiri atas kata taklukkan dan tantanganmu. I. Makna Leksikal

Kata taklukkan memiliki arti orang (daerah, negara, dan sebagainya) yang sudah ditaklukkan (Alwi, 2003 : 1124)

Kata tantangan memiliki arti : 1. Ajakan berkelahi

2. Hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah, rangsangan (untuk bekerja lebih giat)

3. Hal atau objek yang perlu ditanggulangi (Alwi, 2003 : 1141)

Kata mu merupakan klitik kamu sebagai penunjuk pemilik (Alwi, 2003: 756).

II.Makna Gramatikal

Kata taklukkan dan tantangan yang terdapat pada slogan di atas telah mengalami proses gramatikal. Kata taklukkan dibentuk dari kata dasar takluk, sedangkan kata tantangan dibentuk dari kata dasar tantang. Secara leksikal makna kata takluk adalah mengaku kalah dan mengakui kekuasaan pihak yang dianggap menang, sedangkan makna kata tantang adalah mengajak berkelahi. Setelah kata takluk mengalami proses afiksasi


(48)

dengan melekatnya akhiran –an pada kata takluk menjadi taklukkan maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu bermakna hal atau cara, sedangkan dengan melekatnya akhiran –an pada kata tantang maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menyatakan akibat, hasil prbuatan.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah mengalahkan kelemahan dalam hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan dirinya.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah dengan menikmati rokok Surya 12 Premium merasa semangat dan menjadi bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan.

14. Rokok Surya 16 Citra Eksklusif

Dalam iklan Surya 16 Eksklusif menghadirkan seorang pria dengan karakter yang maskulin. Dia melihat seorang gadis yang mempunyai kegemaran bermain gitar. Pria itu berkata “Sering kali penampilan dibeda-bedakan. Saya suka musik katanya, perbedaan justru bisa diasatukan. Walau kebatasan selalu ada tetapi bisa menjadi pemacu kreativitas. “ Sukses adalah sebuah Keyakinan”

Slogan tersebut terdiri atas kata sukses, adalah, sebuah, dan keyakinan. I. Makna Leksikal


(49)

Kata adalah memiliki arti : 1. Identik dengan

2. Sama maknanya dengan

3. Termasuk kelompok atau golongan (Alwi, 2003 : 6) Kata sebuah memiliki arti suatu, pemakaiannya berbeda

Kata keyakinan memiliki arti kepercayaan yang sungguh-sungguh; kepastian; dan ketentuan. (Alwi, 2003 : 1277).

II. Makna Garamatikal

Kata keyakinan yang terdapat pada slogan di atas dibentuk dari kata dasar yakin. Secara leksikal makna kata yakin adalah percaya (tahu, mengerti) . Setelah mengalami afiksasi dengan melekatnya awalan ke- dan akhiran -an pada kata yakin menjadi keyakinan maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu menimbulkan

makna menyatakan sesuatu hal.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah memperoleh keberhasilan dengan usaha dan kerja keras.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah menunjukkan bahwa rokok Surya 16 Eksklusif adalah rokok orang yang sukses. Dengan keyakinan dalam berkarya untuk terus mencapai keberhasilan dan semangat untuk mendapatkan kesuksesan.


(50)

15. Rokok X Mild

Dalam iklan X Mild menghadirkan dua orang pemuda yang sedang bermain gitar di panggung dengan rasa semangat untuk menunjukan kemampuan yang mereka miliki. Mereka bermain gitar dengan cara berbalasan dan menampilkan kelebihan suara gitar mereka.

“ Ekspresikan Aksimu”

Slogan tersebut terdiri atas kata ekspresikan dan aksimu. I. Makna Leksikal

Kata ekspresikan memiliki arti :

1. Pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya)

2. Pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang (Alwi, 2003 : 291)

Kata aksimu memiliki arti : 1. Gerakan

2. Tindakan

3. Sikap (gerak-gerak, tingkah laku) yang dibuat-buat

4. Elok sekali (tentang pakaian, tingkah laku, dan sebagainya) (Alwi, 2003 : 22).

II. Makna Gramatikal

Kata ekspresikan yang terdapat pada slogan di atas dibentuk dari kata dasar ekspresi. Secara leksikal makna kata ekspresi adalah pengungkapan. Setelah kata ekspresi mengalami proses afiksasi dengan melekatnya akhiran –an pada kata ekspresi menjadi


(51)

ekspresikan maka maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu bermakna

perbuatan untuk orang lain.

III. Makna Denotasi

Makna denotasi pada slogan di atas ialah memperlihatkan semua kemampuan yang ada pada dirinya.

IV. Makna Konotasi

Makna konotasi pada slogan di atas ialah memberi semangat untuk mengekspresikan banyak gaya.


(52)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi dari slogan iklan rokok pada televisi swasta di Indonesia sejak bulan Maret sampai Mei 2010 dapat disimpulkan bahwa penulis menemukan makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi pada slogan iklan rokok pada televisi swasta di Indonesia sejak bulan Maret sampai Mei 2010. Makna slogan pada iklan rokok di televisi swasta di Indonesia tersebut adalah :

1. Rokok Class Mild dengan slogan Talk Less do More memiliki makna melakukan pekerjaan tanpa berbicara dan disertai rokok Class mild maka akan merasa tenang.

2. Rokok Djarum Coklat dengan slogan Pilihan Tepat memiliki makna melakukan sesuatu yang pantas dilakukan pada malam hari bahwa dengan merokok Djarum Coklat sudah menjadi pilihannya.

3. Rokok Djarum Super dengan slogan My Lif, My Adventure memiliki makna dengan berpetualang seseorang biasanya menikmati sebuah rokok.

4. Rokok Djarum 76 dengan slogan Yang Penting Hepi memiliki makna rokok Djarum 76 tidak mahal meskipun murah harganya tetapi tidak dapat tergantikan dengan rokok yang lain.


(53)

5. Rokok Djarum Black Menthol dengan slogan I’ve Got the Power memiliki makna rasa menthol pada pada rokok Djarum Black Menthol memberi rasa semangat dan sumber kekuatan pada dirinya.

6. Rokok Dji Sam Soe dengan slogan Kebanggaan dari Ketekunan Berkarya memiliki makna keyakinan dari hasil kerja keras seseorang menghasilkan produk rokok yang banyak peminatnya sehingga menjadi kebanggaan.

7. Rokok Djinggo dengan slogan Hidupku, Ditanganku memiliki makna rokok Djinggo merupakan rokok yang percaya diri dengan kemampuan tangannya sendiri sehingga menghasilkan rokok yang dapat dinikmati.

8. Rokok Gudang Garam International dengan slogan Pria Punya Selera memiliki makna rokok ini menunjukkan citra yang berbeda bagi penikmatnya terutama bagi sorang laki-laki.

9. Rokok Sampoerna dengan slogan Kompak Berkualitas memiliki makna jika bekerja sama dapat menghasilkan produk yang baik dan berkualitas sehingga bermanfaat bagi orang lain.

10.Rokok Sampoerna Hijau dengan slogan Teman Bisa Mendekatkan Jarak memiliki makna bahwa keakraban akan terjalin jika ada kedekatan satu sama lain dengan seorang teman.

11.Rokok Sejati dengan slogan Memang Bikin Bangga memiliki makna selalu meningkatkan rasa percaya diri setiap menikmati rokok Sejati.

12.Rokok Slim dengan slogan Escape the Ordinary memiliki makna dapat membuat sesuatu yang berbeda.


(54)

13.Rokok Surya 12 Premium dengan slogan Taklukkan Tantanganmu memiliki makna dengan menikmati rokok ini merasa semangat dan menjadi bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan.

14.Rokok Surya 16 Citra Eksklusif dengan slogan Sukses adalah sebuah Keyakinan memiliki makna bahwa rokok ini menunjukkan rokok orang yang sukses. Dengan keyakinan dalam berkarya untuk terus mencapai keberhasilan dan semangat untuk mendapatkan kesuksesan.

15.Rokok X Mild dengan slogan Ekspresikan Aksimu memiliki makna memberi semangat untuk mengekspresikan banyak gaya.

Dengan adanya makna tersebut, penulis dapat mengetahui makna yang ingin di sampaikan oleh si pembuat slogan kepada masyarakat pembaca dan pendengar.


(55)

5.2 Saran

Slogan pada iklan rokok di televisi swasta di Indonesia dapat dianalisis secara makna ( semantik ) dan dapat dianalisis secara sintaksis.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sianar Baru Algensindo.

Arifin, Zaenal. 2008. Dasar-Das

ar Penulisan Karya ilmiah. Jakarta : Grasindo.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum . Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 1999. Sematik I Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung : Refika.

Parera, J.D. 1991 . Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.

SKRIPSI

Banjarnahor, Lady Rosari. 2009. Makna Slogan pada Telepon Seluler Sony Ericsson. (Skripsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Elshie, Retna. 2008. Wacana Parodi Iklan Rokok di Televisi. (Skripsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Mulyadi. 1995. Analisis Struktural pada Slogan Bank. (Skripsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.


(57)

Sibuea, Melva. 2007. Slogan pada Iklan Kosmetik Analisis Struktural. (Skrpsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

KAMUS

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.

INTERNET


(58)

LAMPIRAN

1. Jenis rokok : Class Mild

Sumber data : Rcti

Tanggal dan waktu data di ambil : 25 April 2010, 22.10 WIB

2. Jenis rokok : Djarum Coklat

Sumber data : Rcti

Tanggal dan waktu data di ambil : 28 Maret 2010, 22.00 WIB

3. Jenis rokok : Djarum Super

Sumber data : Trans Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 10 Maret 2010, 22.00 WIB

4. Jenis rokok : Djarum 76

Sumber data : Sctv

Tanggal dan waktu data di ambil : 12 Maret 2010, 21.45 WIB

5. Jenis rokok : Djarum Black Menthol

Sumber data : Anteve

Tanggal dan waktu data di ambil : 15 Maret 2010, 22. 05 WIB

6. Jenis rokok : Dji Sam Soe

Sumber data : Sctv

Tanggal dan waktu data di ambil : 16 Maret 2010, 22.10

7. Jenis rokok : Djinggo

Sumber data : Tpi


(59)

8. Jenis rokok : Gudang Garam International

Sumber data : Tv One

Tanggal dan waktu data di ambil : 26 April 2010, 22.40 WIB

9. Jenis rokok : Sampoerna

Sumber data : Sctv

Tanggal dan waktu data di ambil : 8 Mei 2010, 22.35 WIB

10. Jenis rokok : Samporena Hijau

Sumber data : Indosiar

Tanggal dan waktu data di ambil : 10 April 2010, 22.10 WIB

11. Jenis rokok : Sejati

Sumber data : Global Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 10 April 2010, 21.50 WIB

12. Jenis rokok : Surya 12 Premium

Sumber data : Trans Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 6 Mei 2010, 23.00 WIB

13. Jenis rokok : Sejati

Sumber data : Tpi

Tanggal dan waktu data diambil : 8 Mei, 2010, 22.30 WIB.

14.Jenis rokok : Surya 16 Citra Eksklusif

Sumber data : Metro Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 20 April 2010, 22.00 WIB

15.Jenis rokok : X Mild

Sumber data : Indosiar


(1)

13.Rokok Surya 12 Premium dengan slogan Taklukkan Tantanganmu memiliki makna dengan menikmati rokok ini merasa semangat dan menjadi bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan.

14.Rokok Surya 16 Citra Eksklusif dengan slogan Sukses adalah sebuah Keyakinan memiliki makna bahwa rokok ini menunjukkan rokok orang yang sukses. Dengan keyakinan dalam berkarya untuk terus mencapai keberhasilan dan semangat untuk mendapatkan kesuksesan.

15.Rokok X Mild dengan slogan Ekspresikan Aksimu memiliki makna memberi semangat untuk mengekspresikan banyak gaya.

Dengan adanya makna tersebut, penulis dapat mengetahui makna yang ingin di sampaikan oleh si pembuat slogan kepada masyarakat pembaca dan pendengar.


(2)

5.2 Saran

Slogan pada iklan rokok di televisi swasta di Indonesia dapat dianalisis secara makna ( semantik ) dan dapat dianalisis secara sintaksis.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sianar Baru Algensindo.

Arifin, Zaenal. 2008. Dasar-Das

ar Penulisan Karya ilmiah. Jakarta : Grasindo.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum . Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 1999. Sematik I Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung : Refika.

Parera, J.D. 1991 . Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.

SKRIPSI

Banjarnahor, Lady Rosari. 2009. Makna Slogan pada Telepon Seluler Sony Ericsson. (Skripsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Elshie, Retna. 2008. Wacana Parodi Iklan Rokok di Televisi. (Skripsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Mulyadi. 1995. Analisis Struktural pada Slogan Bank. (Skripsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.


(4)

Sibuea, Melva. 2007. Slogan pada Iklan Kosmetik Analisis Struktural. (Skrpsi). Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

KAMUS

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.

INTERNET


(5)

LAMPIRAN

1. Jenis rokok : Class Mild

Sumber data : Rcti

Tanggal dan waktu data di ambil : 25 April 2010, 22.10 WIB

2. Jenis rokok : Djarum Coklat

Sumber data : Rcti

Tanggal dan waktu data di ambil : 28 Maret 2010, 22.00 WIB

3. Jenis rokok : Djarum Super

Sumber data : Trans Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 10 Maret 2010, 22.00 WIB

4. Jenis rokok : Djarum 76

Sumber data : Sctv

Tanggal dan waktu data di ambil : 12 Maret 2010, 21.45 WIB

5. Jenis rokok : Djarum Black Menthol

Sumber data : Anteve

Tanggal dan waktu data di ambil : 15 Maret 2010, 22. 05 WIB

6. Jenis rokok : Dji Sam Soe

Sumber data : Sctv

Tanggal dan waktu data di ambil : 16 Maret 2010, 22.10

7. Jenis rokok : Djinggo

Sumber data : Tpi


(6)

8. Jenis rokok : Gudang Garam International

Sumber data : Tv One

Tanggal dan waktu data di ambil : 26 April 2010, 22.40 WIB

9. Jenis rokok : Sampoerna

Sumber data : Sctv

Tanggal dan waktu data di ambil : 8 Mei 2010, 22.35 WIB

10. Jenis rokok : Samporena Hijau

Sumber data : Indosiar

Tanggal dan waktu data di ambil : 10 April 2010, 22.10 WIB

11. Jenis rokok : Sejati

Sumber data : Global Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 10 April 2010, 21.50 WIB

12. Jenis rokok : Surya 12 Premium

Sumber data : Trans Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 6 Mei 2010, 23.00 WIB

13. Jenis rokok : Sejati

Sumber data : Tpi

Tanggal dan waktu data diambil : 8 Mei, 2010, 22.30 WIB.

14.Jenis rokok : Surya 16 Citra Eksklusif

Sumber data : Metro Tv

Tanggal dan waktu data di ambil : 20 April 2010, 22.00 WIB

15.Jenis rokok : X Mild

Sumber data : Indosiar