2.4 Kerangka Teori
Efisiensi Pelayanan Rawat Inap
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi Efisiensi Pelayanan Rawat Inap
Sumber: Barry Barber dan David Johnson 1973 dalam Soejadi, 1996, Chooper, 2002 dalam Ramadany 2009, dan Wijono, 1999.
Metode Data Envelopement Analysis DEA Model Barber-Johnson
Input
: jumlah dokter, jumlah
perawat, jumlah
paramedis, jumlah teknisi, jumlah
staff administrasi,
jumlah staff
lain, jumlah tempat tidur,
jumlah alat,
dan jumlah
biaya operasional
Output
: jumlah
keseluruhan pasien rawat inap di rumah
sakit per
klinikpelayanan
Analisis Menggunakan SPSS
DEA CRS Primal Hari Perawatan
Jumlah Tempat Tidur Terisi Jumlah Pasien Masuk dan Keluar
Jumlah Tempat Tidur Siap Pakai
Bed Occupacy Rate BOR Length of Stay LOS
Bed Turn Over BTO Turn Over Interval TOI
Net Death Rate NDR Gross Death Rate GDR
Grafik Barber-Johnson
2.5 Kerangka Konsep
Keterangan: : Diteliti
: Tidak Diteliti Hari Perawatan
Jumlah Tempat Tidur Terisi Jumlah Pasien Masuk dan Keluar
Jumlah Tempat Tidur Siap Pakai
Bed Occupacy Rate BOR Length of Stay LOS
Bed Turn Over BTO Turn Over Interval TOI
Net Death Rate NDR Gross Death Rate GDR
Grafik Barber-Johnson
Tidak Efisien Efisien
Faktor Penyebab Capaian Efisien: 1.
Tenaga Medis dan Paramedis 2.
Permintaan demands tempat tidur
3. Pulang Paksa
4. Kunjungan Gabungan
Evaluasi pelayanan rawat inap dapat dilihat dari dimensi efisiensi, karena dimensi ini berkaitan dengan aspek pelayanan medis dan aspek ekonomi yang
mudah diteliti dengan pengamatan dan perhitungan data di rumah sakit. Upaya mempermudah pemahaman dalam mengetahui efisiensi pelayanan rawat inap di
RSD Balung, maka peneliti membuat kerangka konsep yang diambil dari teori Barber-Johnson. Peneliti memfokuskan pengukuran indikator menurut teori
Barber-Johnson yaitu adanya sebuah grafik yang saling berkaitan antara keempat indikator penilaian sehingga penilaian efisiensi dapat dilihat secara menyeluruh.
Grafik Barber-Johnson dapat membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan suatu kebijakan mengenai pelayanan rawat inap. Berdasarkan hal
tersebut peneliti membuat sebuah kerangka konsep dengan menggunakan teori Barber-Johnson yang menggunakan empat indikator Bed Occupancy Rate BOR,
Length of Stay LOS, Bed Turn Over BTO, dan Turn Over Interval TOI sebagai indikator penilaian efisiensi pelayanan rawat inap. Metode teori Barber-
Johnson sangat mudah untuk digunakan dalam penelitian dan tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk perhitungan efisiensi di pelayanan rawat inap.
Salah satu keunggulan metode Barber-Johnson yaitu dipakai sebagai indikator dalam penilaian akreditasi oleh KARS Komite Akreditasi Rumah Sakit.
21
BAB 3. METODE PENELITIAN