Iwan Pranata Sitepu : Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrat Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Pada High Density Polyethylene HDPE Dengan Inisiator Benzoil Peroksida, 2009.
USU Repository © 2009
Greber menggrafting hidrokarbon kedalam poli strirena- cobutadiena menggunakan ziegler natta.
D. Mekanisme Coupling
Polimer yang mengandung hidrogen yang aktif digunakan untuk sintesis kopolimer graft. poly etilena oksida adalah grafting yang mudah kedalam nilon.
Faktor – faktor yang mempengaruhi daerah grafting pada polimer adalah : a
Struktur dasar sebuah polimer b
Struktur dasar monomer dan comonomer c
Struktur dan konsentrasi inisiator d
Efisiensi kecepatan proses ; Efisiensi kecepatan monomer dan inisiator dengan polimer. Efisiensi kecepatan proses menentukan konsentrasi reaktan.
e Suhu; proses suhu yang tinggi secara umum menyebabkan polimer mengalami
degradasi, mengurangi half-life inisiator, mengubah kecepatan atau kespesifikan reaksi Sigh, R.P. 1992.
2.4.2 Mekanisme Grafting MA kedalam HDPE
Mekanisme grafting MA kedalam HDPE dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap dekomposisi peroksida
2. Tahap Inisiasi
3. Tahap Propagasi
4. Tahap Transfer rantai
5. Tahap Terminasi
Iwan Pranata Sitepu : Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrat Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Pada High Density Polyethylene HDPE Dengan Inisiator Benzoil Peroksida, 2009.
USU Repository © 2009
Dekomposisi peroksida
O O
O C O O C
2 C O
Inisiasi
O H H H H
O C O
+ C C C C C OH +
H H H H H H H
C C C C H H H H
Propagasi
H H H H H H H
C C C C + C C C C C C
H H H H O
O O H H H
C
C O O O
Transfer Rantai
H H H H H H H H H H H H H H H H
C C C C + C C C C C C C C + C C C C
H H H H H H H H H H H H H
H
C C C
C O O O
O O O
Terminasi
H H H H H H H H
H H H H H H
C C C C + C C C C C C C C + C C C C
H H H H H H H H H H H H H
H
Suhu =145 C
Benzoil Peroksida Benzoilpksil radikal
Benzoilpksil radikal Polietilena
Maleat anhidrat
Iwan Pranata Sitepu : Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrat Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Pada High Density Polyethylene HDPE Dengan Inisiator Benzoil Peroksida, 2009.
USU Repository © 2009
C C C
C O O O
O O O Disproporsionasi
H H H H C C C C
H H H
C O O
C O H
H H C C C C
H H H H Ikat Silang Crosslinking
Mousa G., 2002. 2.5 Xylen
Xylen merupakan salah satu dari isomer gugus hidrokarbon aromatik. Ketiga isomer xylen 0-xylen, m-xylen, p-xylen dan ethilbenzena mempunyai kesamaan berat
molekul yaitu : 106,2 dan susunan yang sederhana C
8
H
10
. Nama, struktur senyawa dan titik didih serta titik lebur dari senyawa ini ditunjukkan pada:
Tabel 2.5. Sediaan dari Xylen dan Etilbenzena
Nama Senyawa Struktur
Titik didih
C Titik
lebur C
o-xylen
CH
3
CH
3
144,2 -25,2
m-xylen
CH
3
CH
3
139,1 -47,9
Iwan Pranata Sitepu : Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrat Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Pada High Density Polyethylene HDPE Dengan Inisiator Benzoil Peroksida, 2009.
USU Repository © 2009
p-xylen
CH
3
CH
3
138,4 13,3
etilbenzena CH
2
CH
3
136.2 -95,0
Tanno E., 1997
2.6 Analisa Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR
Pada tahun 1965, Cooley dan Turky mendemontrasikan teknik spektroskopi FTIR Fourier Transform Infrared Spectroscopy. Pada dasarnya teknik ini sama dengan
spektroskopi inframerah biasa, kecuali dilengkapi dengan cara penghitungan Fourier Transform dan pengolahan data untuk nendapatkan resolusi dan kepekaan yang lebih
tinggi. Teknik ini dilakukan dengan penambahan peralatan interferometer yang telah lama ditemukan oleh Michelson pada akhir abad 19. Michelson telah mendapatkan
informasi spectrum dari suatu berkas radiasi dengan mengamati interferogram yang diperoleh dari interfemeter tersebut. Fellet 1970 juga telah menggunakan
perhitungan Fourier Transform pada Spektrometer dalam bidang astronomi.
Penggunaan Spektrometer FT-IR untuk analisa banyak diajukan untuk identifikasi suatu senyawa. Hal ini disebabkan spektrum FT-IR suatu senyawa
misalnya senyawa organik bersifat khas, artinya senyawa yang berbeda akan mempunyai spektrum yang berbeda pula. Vibrasi ikatan kimia pada suatu molekul
menyebabkan pita serapan hampir seluruhnya didaerah spectrum IR yakni 4000-400 cm
-1
.
Pada temperatur biasa molekul organik frekuensi vibrasinya dalam keadaan tetap. Masing-masing ikatan mempunyai vibrasi regangan stretching dan vibrasi
tekuk bending yang dapat mengasorbsi energi radiasi pada frekuensi itu. Yang dimaksud vibrasi ragangan adalah terjadinya terus menerus perubahan jarak antara