Kelainan radiologis gambaran paru menurut klasifikasi The National Tuberculosis Assosiation of the USA 1961.
1
adalah sebagai berikut : 1.
Minimal lesion : a.
Infiltrat kecil tanpa kaverne b.
Mengenai sebahagian kecil dari satu paru atau keduanya. c.
Jumlah keseluruhan paru yang ditemui tanpa memperhitungkan distribusi tidak lebih dari luas antara persedian chondrosternal ke-II sampai copus
“vertebra th.v.
2. Moderately advanced lesion
Dapat mengenai sebelah paru atau kedua paru tetapi tidak melebihi ketentuan sebagai berikut:
a.
Bercak inflitrat tersebar tidak melebihi volume sebelum paru. b.
Infiltrat yang mengelompok yang luasnya tidak melebihi 13 volume sebelum paru.
c. Diameter kaverne kalau ada tidak melebihi dari 4 cm.
3. Fax advanced lesion
Lesi melewati moderately advanced lesion, atau ada kaverne yang sangat besar.
III. HASIL PEMERIKSAAN
Distribusi umur : yang termuda : 16 tahun yang tertua : 70 tahun
Tabel I
Umur Pria Wanita Jumlah
15 – 24 6
2 8
11,7 25 – 34
18 6
24 35,2
35 – 44 11
3 14
20,5 45 – 54
8 1
9 13,2
55 – 64 7
2 9
13,2 65
- 3 1 4 5,8
Jumlah 53 77,9
15 22 68
Dari tabel I dapat dilihat bahwa penderita terbanyak di jumpai pada umur 25 – 44 tahun, 38 orang 55. Hal ini berarti para penderita TBC Paru banyak dijumpai dikalangkan usia
produktif. Tabel II
Lesi Derajat kepositi Jumlah
+ ++ +++
Minimal 10 55,5
5 27, 7 3 16, 6
18 26, 4
Mod. 4 20
10 50 6 30
20 29, 4
Far. Adv. 1 3,3
14 40 15 50
30 44,1
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
2
Dari tabel II ini dapat kita lihat bahwa : 1.
Pada kelainan dengan minimal lesion di dapatkan : 10 orang penderita dengan pemeriksaan BTA +
: 55, 5 5 orang penderita dengan pemeriksaan BTA +
: 27, 7 3 orang penderita dengan pemeriksaan BTA +
: 16, 6 2.
Pada kelinan moderately advanced didapatkan : BTA +
: 1
orang 3,3
BTA ++ : 14
orang 46,6
BTA +++ : 15
orang 50
Dari data tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa detajat kepositipan akan liebih besar pada paru dengan kelainan yang lebih besar atau lebih luas. Jumalah
penderita yang banyak dijumpai adalah kelompok far advanced lesion sebanyak 30 orang, 44, 1 sedangkan minimal lesion 18 orang 26, 4 dan moderately advanced 20 orang
29, 4. Kemungkinan ini disebabkan oleh karena penderita datang berobat setelah parah atau pun jarang memriksakan diri untuk pemeriksaan kesehatan sehingga tidak
menyangka bahwa dirinya telah di hinggapi suatu penyakit. Tabel III
Kelainan Derajat
kepositipan Jumlah
+ ++ +++
Kaverne - 17 56,6
13 43,3 -
30 44, 1
Kaverne + 3 7,8
11 28,9 24 15
38 55, 1
Dari tabel III dapat dilihat bahwa : Pada kelainan paru tanpa kaverne, pemeriksaan dengan :
BTA + : 17 orang : 56, 6
BTA ++ : 13 orang : 43, 3
BTA +++ : -
Pada kelainan paru dengan caverna, dijumpai pemeriksaan sputum dengan : BTA +
: 3 orang : 7, 8 BTA ++
: 11 orang : 28, 9 BTA +++
: 24 orang : 63,15 Pada kelainan paru tanpa kaverne di dapat jumlah penderita dengan BTA + hampir
sama dengan BTA ++. Sedangkan kelianan paru dengan kaverne didapatkan jumlah penderita dengan pemeriksaan BTA +++ lebih banyak dijumpai bila dibandingkan
dengan hasil pemeriksaan sputum BTA ++ dan jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan hasil pemeriksaan BTA sputum +. Dari gambaran tersebut diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa derajat kepositipan lebih besar dijumpai pada kelainan paru dengan kaverne.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
3
IV. PEMBAHASAN