ZONASI KAWASAN KONSERVASI
Zonasi bertujuan untuk mendefinisikan tindakan manajemen tertentu untuk setiap zona dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen Zonasi juga
digunakan untuk identifikasi dan merencanakan area-area dimana tingkat pengaruh turis paling tinggi mungkin terjadi tanpa membahayakan wilayah yang
secara ekologi penting
Eagles, et al 2001.
Penzonasian merupakan bagian penting dari semua rencana managemen wilayah yang dilindungi. Tujuan utamanya adalah untuk mendefinisikan dan memetakan
perbedaan tingkat perlindungan dan penggunaan yang akan mungkin terjadi di dalam wilayah yang dilindungi dan untuk memisahkan potensi konflik aktivitas
manusia. Penzonasian harus komprehensif, tetapi juga sesederhana mungkin. Ini memungkingkan dapat dimengerti oleh publik dan diterjemahkan dalam aksi
pengelolaan dan pengaturan yang mudah untuk melaksanakan dan mendorongnya.
A. Kategori I – V
Beberapa macam nama berbeda digunakan dalam kawasan yang dilindungi dalam perencanaan pengelolaan kawasan yang dilindungi. Nama-nama yang umum
digunakan untuk menyebutkan tipe zonasi digunakan lebih terbatas dalam kategori kawasan yang dilindungi kategori I –V yaitu :
Zona khusus dan atau zona bernilai unik yairu areal dengan nilai sangat penting bagi upaya konservasi misalnya wetland, estuari. Dalam area ini
tidak diijinkan bagi pengunjung untuk memasukinya. Zona primitive dan atau hidupan liar yaitu areal yang didominasi oleh proses
ekologi yang esensial. Di dalam zona inti tidak boleh ada bangunan infrastruktur dan tindakan manipulatif. Untuk mengamankan zona ini harus
dilakukan kontrol ketat terhadap aktivitas manusia Zona Pengembangan Terbatas yaitu areal dimana memungkinkan untuk
pengembangan kegiatan rekreasi tertentu terbatas
Anita Zaitunah : Sistem Zonasi Kawasan Yang Dilindungi Untuk Mendukung Keberhasilan Pengelolaan Kawasan, 2009 USU e-Repository © 2009
Zona pengembangan intensif atau pemanfaatan yaitu areal dimana dapat dialokasikan untuk bangunan fasilitas manajemen maupun fasilitas layanan
pengunjung Zone tradisional dan penggunaan masyarakat asli yaitu areal yang
dialokasikan untuk pemanfaatan tradisional oleh masyarakat sekitar yang sudah berkembang sejak lama
B. Kategori V dan VI
Tipe zonasi berdasarkan kategori V – IV IUCN yaitu 1 Zonasi kawasan lebih ditujukan untuk kepentingan ekonomi, budaya dan pemanfaatan sumberdaya
alam, dan 2 yang lebih penting adalah memastikan bahwa pemanfaatannya dilakukan melalui proses konsultasi publik yang bertujuan untuk menghindarkan
konflik .
Untuk menghindari pengaturan yang tidak perlu bagi aktivitas manusia, masing- masing zona seharusnya memiliki tujuan yang jelas dan teraarah. Contoh-contoh
desain penzonasian termasuk area dengan perlindungan ketat, tingkat penggunaan rendah untuk studi ilmiah dan penjalanan petualangan dalam
kelompok kecil, penggunaan intensif misalnya fasilitas pengunjung seperti toliet, pintu masuk, pakir dan pusat pendidikan, operasional taman administrasi,
tempat pemeliharaan, fasilitas pembuangan limbah.
Jika diperlukan penambahan fasilitas juga dapat ditambahkan zona multiple use. Penzonasian mendorong perencana dan pengelola untuk berpikir ke depan dan
membuat perhitungan sosial saat ini dan yang akan datang, dan dampak lingkungan. Metode perencanaan ini umumnya memanfaatkan penzonasian yang
berbeda penggunaannya dan meluas tingkat manfaatnya. Skema zona berbagai macam penggunaan dapat digunakan untuk memininimalisasi dampa kritis
ekologi atau sensitivitas wilayah. Desain, alam dan kerangka pengaturan tergantung pada tujuan utama wilayah. Penzonasian kawasan yang dilindungi
Anita Zaitunah : Sistem Zonasi Kawasan Yang Dilindungi Untuk Mendukung Keberhasilan Pengelolaan Kawasan, 2009 USU e-Repository © 2009
untuk berbagai macam penggunaan dapat menyakinhkan bahwa tingkat kritis inti kawasan tidak kena dampak.
Praktek penzonasian seharusnya juga meluas melewati batas kawasan yang dilindungi pada saat memungkinkan dan diperlukan. Contohnya tempat dimana
pengunjung banyak, lebih banyak kawasan di luas area yang dibatasi dapat dkembangkan untuk mengakomodasi pengunjung yang membludak dengan trail
sistem, lokasi piknik dan informasi petunjuk.
Infrastruktur penzonasian kawasan menentukan lokasi terkait dengan kegiatan wisata, termasuk di dalamnya kontruksi bangunan dan fasilitas lain dalam
hubungannya dengan pengelolaan pengunjung dan operasi taman. Pada saat penambahan infrastruktur taman harus dipertimbangkan beberapa hal berikut :
pembangunan keperluan minimum pembangunan sarana pengelolaan pengelolaan pengunjung
bentuk taman seharusnya mengikuti bentuk ekosistem alamiah bentuk tidak boleh mendominasi alam sekitar, tetapi seharusnya
mencermimnkan kondisi tradisi setempat dan bahan setempat harus bersahabat dengan alam, kerusakan minimum, penggunaan sumberdaya
alam The Royal Society for the Conservation of Nature, 1998
Taman nasional National Park dibagi ke dalam beberapa zona dengan ciri dan fungsi tertentu yaitu :
a. Zona Inti: mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya; mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;
mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan atau belum diganggu manusia;
Anita Zaitunah : Sistem Zonasi Kawasan Yang Dilindungi Untuk Mendukung Keberhasilan Pengelolaan Kawasan, 2009 USU e-Repository © 2009
mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis
secara alami; mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi; mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya
yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.
b. Zona Pemanfaatan:
mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik;
mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam;
kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.
c. Zona Rimba:
kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi;
memiliki keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan;
merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.
III. ZONASI KAWASAN
A. .Fungsi Zonasi
Sebuah ekosistem harus dikelola dalam batas-batas keberfungsiannya. Pendekatan Ekosistem harus melibatkan semua sektor masyarakat dan berbagai
bidang ilmu pengetahuan yang relevan. Sebagai contoh cagar biosfer yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan pengelolaan lahan, perairan tawar, laut
dan sumber daya hayati secara terpadu, melalui program perencanaan
Anita Zaitunah : Sistem Zonasi Kawasan Yang Dilindungi Untuk Mendukung Keberhasilan Pengelolaan Kawasan, 2009 USU e-Repository © 2009
bioregional, yang mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati ke dalam pembangunan berkelanjutan, yang dapat dicapai melalui pengembangan
sistem zonasi tepat. Sistem zonasi ini mencakup, zona inti, kawasan yang dilindungi secara ketat, yang dilindungi oleh zona pengangga yang menekankan
aspek konservasi, namun masyarakat diperbolehkan tingal dan bekerja, dan secara keseluruhan kawasan tersebut dikelilingi oleh zona transisi, atau disebut
juga wilayah kerjasama, untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Perencanaan
pengelolaan kawasan yang dilindungi artinya mengidentifikasikan zona-zona pengelolaan yang berbeda, yang secara geografis kawasan berada
dalam penekanan manajemen yang sama dan tingkat yang sama dalam pemanfaatannya dan pemisahan pemanfaatan yang berbeda. Zonasi dalam
berbagai bentuk secara luas digunakan dan sudah lama dikembangkan sebagai metode pengelolaan sumber informasi dan pedoman tugas pengelolaan.
Beberapa manfaat dilakukan penzonasian pengelolaan kawasan konservasi antara lain :
1. Menjamin kelestarian keterwakilan danatau kefragilan habitat tertentu
melalui upaya tindakan manajemen yang tepat 2.
Memisahkan konflik kepentingan antara aktivitas manusia dengan upaya perlindungan
3. Melindungi sumberdaya alam danatau budaya khas tanpa menghalangi
upaya pemanfaatannya secara rasional 4.
Memungkinkan areal yang rusak untuk pemulihan alami maupun campur tangan manusia
Young dan Young 1993 mendefinsikan zonasi sebagai apa yang dapat dan tidak dapat terjadi dalam kawasan taman yang berbeda dalam artian pengelolaan
sumberdaya alam, pengelolaan sumberdaya budaya, budidaya oleh manusia dan keuntungannya, pengunjung dan pengalaman, aksesibilitas, fasilitas dan
pembangunan taman, sera pemeliharaan dan operasional. Melalui manajemen
Anita Zaitunah : Sistem Zonasi Kawasan Yang Dilindungi Untuk Mendukung Keberhasilan Pengelolaan Kawasan, 2009 USU e-Repository © 2009
zonasi, keterbatasan penggunaan yang diterima dan pembangunan dalam kawasan dikembangkan.
B. Tipe-tipe Zonasi