Kadar Air Kadar Abu

4.3 Kadar Air

Kadar air merupakan persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah wet basis. Kadar air IPKT termodifikasi kemis berkisar antara 81,04 – 81,89, seperti terlihat pada Gambar 4.8. Berdasarkan Gambar 4.8 menunjukkan bahwa perlakuan B memiliki kadar air tertinggi sebesar 81,89 sedangkan perlakuan C memiliki kadar air terendah sebesar 81,04. Perlakuan C memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan B. Hal ini dikarenakan CaSO 4 dan MgSO 4 mampu berikatan silang dengan molekul protein, membentuk agregasi lebih padat sehingga diduga air yang terperangkap oleh matriks lebih sedikit, akibatnya kadar air lebih kecil. Keterangan : A = kombinasi asam asetat dan kalsium sulfat B = kombinasi asam asetat dan magnesium sulfat C = kombinasi kalsium sulfat dan magnesium sulfat Gambar 4.8. Kadar Air IPKT Termodifikasi Kemis

4.4 Kadar Abu

Kadar abu IPKT termodifikasi kemis berkisar antara 4,60 – 6,77, dry basis seperti terlihat pada Gambar 4.9. Hasil analisis kadar abu menunjukkan bahwa perlakuan C memiliki kadar abu tertinggi sebesar 6,77 sedangkan perlakuan B memiliki kadar abu terendah sebesar 4,60. Gel IPKT dengan kandungan bahan penggumpal CaSO 4 dan MgSO 4 memiliki kadar abu yang lebih 81,48 ±0,24 81,89 ±0,43 81,04 ±0,36 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 A B C K ad ar A ir w b Perlakuan tinggi karena Ca dan Mg termasuk golongan garam sehingga residu yang dihasilkan dari keduanya lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Windrati 1999 yang menyatakan tahu dengan bahan penggumpal CaSO 4 memiliki kadar abu yang tinggi karena adanya Ca yang terikat pada protein akan meningkatkan kadar abu dari tahu yang dihasilkan. Keterangan : A = kombinasi asam asetat dan kalsium sulfat B = kombinasi asam asetat dan magnesium sulfat C = kombinasi kalsium sulfat dan magnesium sulfat Gambar 4.9. Kadar Abu IPKT Termodifikasi Kemis

4.5 Kadar Protein

Dokumen yang terkait

Penerapan Analisis Gerombol Pada Plasma Nutfah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata)

0 10 33

Pengaruh penggunaan tepung pisang (Musa paradisiaca) dan kacang tunggak (Vigna unguiculata) germinasi terhadap mutu dan nilai gizi protein makanan pendamping asi

0 11 221

Evaluasi Senyawa Fenolik ( Asam Ferulat dan Asam P-Kumarat ) Pada Biji, Kecambah dan Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata)

3 27 83

Pengaruh penggunaan tepung pisang (Musa paradisiaca) dan kacang tunggak (Vigna unguiculata) germinasi terhadap mutu dan nilai gizi protein makanan pendamping asi

0 3 116

RESPON FISIO-MORFOLOGI TANAMAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.) PADA BERBAGAI KADAR LENGAS TANAH

15 53 110

Pengaruh Variasi Perlakuan Isolat Protein Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Dengan Bahan Pengisi Tepung Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) terhadap Karakteristik Fisikokimia, Kapasitas Antioksidan d

2 4 1

Pengembangan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dan Kacang Gude (Cajanus cajan) sebagai Minuman Fungsional: Efek Hipoglikemik dan Status Antioksidan.

0 1 1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan dosis pupuk kandang ayam dan konsentrasi em-4 terhadap pertumbuhan kacang tunggak (vigna unguiculata l. walp.)

1 4 33

VARIASI CAMPURAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata) PADA PEMBUATAN TAHU DITINJAU DARI SIFAT FISIK, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN KADAR KALSIUM

0 1 14

STUDI PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP HASIL ISOLASI DAN KADAR SENYAWA FENOLIK DALAM BIJI KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.) Walp) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

0 0 7