Kerusakan Hepar Malondialdehid MDA

2.4.3 Fungsi Hepar Fungsi hepar yang utama adalah melakukan detoksifikasi untuk menghindari terjadinya kerusakan seluler akibat adanya racun. Hal ini disebabkan hepar menerima suplai darah sekitar 80 dari vena porta yang mengalir dari saluran pencernaan. Bahan-bahan toksik dari saluran cerna seperti berasal dari bahan-bahan kimia akan diabsorbsi ke dalam pembuluh darah portal dan ditransfer ke hepar. Fungsi detoksifikasi sangat penting dan dilakukan oleh enzim hepar melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat-zat yang dapat berbahaya dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif Megawati, 2013. Selain itu, hepar berfungsi untuk mensekresi empedu, metabolism berbagai macam nutrisi, tempat penyimpanan lemak, karbohidrat, protein yang dapat didaur ulang untuk digunakan ketika terjadi keadaan kekurangan asupan makanan dan penyimpanan vitamin Megawati, 2013.

2.5 Kerusakan Hepar

Hepar merupakan organ yang menjadi sasaran senyawa toksik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pertama, sebagian besar xenobiotik masuk ke dalam tubuh lewat saluran pencernaan, diabsorbsi dan kemudian disalurkan ke hepar lewat vena porta hepatik. Oleh karena itu, hepar merupakan organ yang pertama kali terpapar oleh senyawa yang telah diabsorbsi oleh usus. Kedua, tingginya kadar enzim yang memetabolisme xenobiotik di hepar terutama enzim CYP450. Ketiga, proses pembentukan empedu dan perpindahan empedu beserta xenobiotik ke saluran cerna. Xenobiotik dan empedu yang dilepas di usus akan diabsorbsi kembali dan disalurkan ke hepar yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi xenobiotik di hepatosit Wisnuaji, 2012. Kerusakan sel hepar dapat diakibatkan oleh berbagai mekanisme seperti inhibisi enzim, penurunan ATP, interaksi dengan reseptor, peningkatan kadar kalsium intraseluler, pembentukan metabolit yang reaktif dan perubahan membrane sel. Akhir-akhir ini perhatian mulai terfokus pada peran biotransformasi yang mengubah senyawa menjadi metabolit reaktif yang dapat menyebabkan kerusakan hepar. Metabolit reaktif dapat berikatan kovalen dengan makromolekul seluler dan dapat mengubah sifatnya. Pembentukan metabolit reaktif dapat menyebabkan stres oksidatif yaitu lebih tingginya senyawa pengoksida daripada senyawa antioksidan di dalam sel. Senyawa pengoksida yang berinteraksi dengan makromolekul dapat menyebabkan kerusakan sel Wisnuaji, 2012.

2.6 Malondialdehid MDA

MDA adalah senyawa dialdehide yang merupakan produk akhir peroksidasi lipid di dalam tubuh. Oleh sebab itu, terjadinya reaksi peroksidasi lipid akan meningkatkan produksi senyawa MDA dalam sel Winarsi, 2007. MDA juga merupakan metabolit komponen sel yang dihasilkan oleh radikal bebas. Jumlah MDA dapat digunakan sebagai indikator adanya kerusakan sel atau jaringan akibat peningkatan aktivitas peroksidasi lipid Utari, 2011. Gambar 2.6 Struktur Malondialdehid Royal Society of Chemistry, 2014 MDA merupakan indikator yang baik untuk melihat kecepatan rate peroksidasi lipid in vivo Mahdi et.al, 2007. Tingginya kadar MDA dipengaruhi oleh kadar peroksidasi lipid yang secara tidak langsung juga menunjukkan tingginya jumlah radikal bebas Sutari, 2013. Keunggulan pemeriksaan MDA dibandingkan produk peroksidasi lipid yang lain adalah signifikan akurat, stabil daripada senyawa lainnya dan sangat cocok sebagai biomarker untuk stres oksidatif karena beberapa alasan, yaitu: 1 pembentukan MDA meningkat sesuai dengan stres oksidatif, 2 kadarnya dapat diukur secara akurat dengan berbagai metode yang telah tersedia, 3 bersifat stabil dalam sampel cairan tubuh yang diisolasi, 4 pengukurannya tidak dipengaruhi oleh variasi diurnal dan tidak dipengaruhi oleh kandungan lemak dalam diet, 5 merupakan produk spesifik dari peroksidasi lemak, dan 6 terdapat dalam jumlah yang dapat dideteksi pada semua jaringan tubuh dan cairan biologis sehingga memungkinkan untuk menentukan referensi interval Swastika, 2013.

2.7 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI INFLAMASI KRONIK PADA HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NOVERGICUS STRAIN WISTAR) YANG DIINDUKSI OLEH AGEN KARSINOGEN 7,12-DIMETHYLBENZ(α)ANTHRACENE (DMBA)

0 23 25

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL BROKOLI (Brassica olaracea L.var italica) TERHADAP KERUSAKAN HISTOLOGIS SEL HATI TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI 7,12-DIMETILBENZ(α)ANTRASEN (DMBA)

0 9 57

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 80% DAUN KATUK (Sauropus androgynuss L.Merr) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR DALAM MENCEGAH PENINGKATAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HEPAR TIKUS PUTIH GALUR WISTAR (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI CCl4

0 5 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN PARU TIKUS PUTIH BETINA YANG DIINDUKSI KARSINOGEN 7,12 DIMETHYLBENZ[α]ANTHRANCENE (DMBA)

0 7 43

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP KADAR GLUTATION JARINGAN HEPAR TIKUS (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI 7,12 DIMETHYLBENZ(A)ANTHRACENE (DMBA)

6 41 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Mahkota Dewa Terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus Putih yang Diinduksi 7,12-Dimethylbenz[α]anthracene (DMBA)

0 7 60

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) JARINGAN PAYUDARA TIKUS PUTIH BETINA YANG DIINDUKSI 7,12 DIMETILBENZ(α)ANTRASEN (DMBA)

3 31 57

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BROKOLI (Brassica oleracea var. Italica) TERHADAP KERUSAKAN SEL HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL.

0 2 12

Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea L. var.italica) terhadap Sel Kanker Tulang (Osteosarcoma) - Ubaya Repository

0 0 1