PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) JARINGAN PAYUDARA TIKUS PUTIH BETINA YANG DIINDUKSI 7,12 DIMETILBENZ(α)ANTRASEN (DMBA)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona

muricata L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID(MDA) JARINGAN PAYUDARA TIKUS PUTIH BETINA YANG DIINDUKSI 7,12

DIMETILBENZ(α)ANTRASEN (DMBA)

Oleh

ANGGIA SHINTA WIJAYA KUSUMA

Kanker payudara dapat terjadi karena akumulasi kerusakan DNA oleh berbagai mekanisme akibat stres oksidatif. Penggunaan bahan alami diperlukan mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari terapi kanker. Daun sirsak (Annona muricata L.) dapat dijadikan alternatif pengobatan karena merupakan tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak yang ditinjau dari kadar malondialdehid (MDA) jaringan payudara tikus betina. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan. Kelompok K 1, kontrol negatif,; kelompok K2, kontrol positif, diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu; kelompok P20 diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu + ekstrak daun sirsak 20 mg/kgBB/hari; dan kelompok P40 diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu + ekstrak daun sirsak 40 mg/kgBB/hari. Pengukuran kadar MDA dilakukan menggunakan metode Wills. Pada uji one way ANOVA diperoleh nilai p<0,005, menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak dengan dosis 40 mg/kgBB/hari berpengaruh terhadap penurunan kadar MDA jaringan payudara tikus putih betina yang diinduksi DMBA.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SOURSOP LEAVES (Annona muricata L.) ETHANOL EXTRACT ON MALONDIALDEHYDE (MDA) LEVELS OF BREAST

TISSUE WHITE FEMALE RATS INDUCED DIMETILBENZ 7.12 (α) ANTRASEN (DMBA)

By

ANGGIA SHINTA WIJAYA KUSUMA

Breast cancer can occur due to the accumulation of DNA damage by various mechanisms, one of which is a result of oxidative stress. The use of natural materials is necessary given the many side effects of cancer therapy. Soursop leaves Annona muricata L. be an alternative because it is a leaves that has potential as an antioxidant. The aimed of study to determine the antioxidant effect of ethanol extract soursop leaves Annona muricata L. were evaluated from the levels of malondialdehyde (MDA) breast tissue of female mice. This research is an experimental design with 4 treatment groups. Group K1, negative control; group K2, positive control was induced DMBA 20 mg/kgBW 2 times a week; P20 given DMBA 20 mg/kgBW 2 times a week + soursop leaf extract 20 mg/kgBW; and P40 given DMBA 20 mg/kgBW 2 times a week + soursop leaf extract 40 mg/kgBW. Measurement of MDA conducted using methods Wills. The test results of one way ANOVA test was obtain p<0.005, showed that the ethanol extract of soursop leaves with a dose of 40 mg/kgBB has effect on MDA decreased levels of breast tissue female white rats that induced by DMBA.


(3)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID(MDA) JARINGAN PAYUDARA TIKUS PUTIH BETINA YANG DIINDUKSI 7,12

DIMETILBENZ(α)ANTRASEN (DMBA)

Oleh:

ANGGIA SHINTA WIJAYA KUSUMA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 20 Januari 1994, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Agus Sri Darmaji dan Ibu Pujiati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Siwi Handayani Kabupaten Kebumen pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Jatimalang pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Kebumen pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Kebumen pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif pada organisasi Forum Studi Islam (FSI) FK Unila sebagai Wakil Ketua Umum pada tahun 2012-2013. Penulis juga pernah aktif pada organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FK Unila sebagai sekretaris umum pada tahun 2013-2014 dan pernah aktif pada organisasi PMPATD PAKIS Rescue Team sebagai anggota Pengabdian Masyarakat pada tahun 2012-2013.


(8)

PERSEMBAHAN

“Maha Suci Allah, sedikitpun tiada pengertian kami, kecuali apa -apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sungguh Engkaulah

yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

(Q.S. Al-Baqarah: 32)

Kupersembahkan karya ini untuk yang terkasih, Ibu dan Bapak

“Ya Allah, kasihi mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku”

Kutahu untaian kata tak akan mampu menguraikan cinta Goresan pena tak cukup melukiskan kasih

Diammu adalah harapan, ucapmu adalah doa Ikhlas dan ridhomu adalah surga

Untuk Kakak dan sahabat yang telah ada bersamaku

“Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah terhimpun dalam cinta Mu, telah berjumpa dalam taat

pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah, Ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhi hati ini


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 20 Januari 1994, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Agus Sri Darmaji dan Ibu Pujiati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Siwi Handayani Kabupaten Kebumen pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Jatimalang pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Kebumen pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Kebumen pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif pada organisasi Forum Studi Islam (FSI) FK Unila sebagai Wakil Ketua Umum pada tahun 2012-2013. Penulis juga pernah aktif pada organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FK Unila sebagai sekretaris umum pada tahun 2013-2014 dan pernah aktif pada organisasi PMPATD PAKIS Rescue Team sebagai anggota Pengabdian Masyarakat pada tahun 2012-2013.


(10)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Jaringan Payudara Tikus

Putih Betina yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz(α)antrasen (DMBA)”adalah salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

2. Ibu dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed, selaku Pembimbing Utama atas kebaikan hatinya dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. Ibu Soraya Rahmanisa, S.Si., M.Sc, selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini, walaupun harus diganggu di tempat praktek maupun rumah;


(11)

4. Ibu Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara, M.Kes., Sp.MK. selaku Penguji Utama pada Ujian Skripsi. Terima kasih atas waktu, ilmu, saran-saran yang telah diberikan di saat seminar;

5. Ibu dr. Ety Apriliana, M.Biomed, selaku Pembimbing Akademik sejak semester awal hingga akhir di Fakultas Kedokteran;

6. Ibunda saya, Ibu Pujiati, wanita yang paling banyak berkorban untuk saya, wanita yang tiada pernah habis kasih sayang, doa, serta motivasinya. Terima kasih telah melahirkan dan membesarkan danggi hingga saat ini, serta segalanya yang telah diberikan. Semoga Allah selalu melindungi dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;

7. Ayah saya, Bapak Agus Sri Darmaji yang selalu mendo’akan, membimbing, dan menguatkan langkah danggi hingga saat ini. Semoga Allah selalu melindungi dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak; 8. Kakak saya, Anum Listya, yang selalu memberikan canda, motivasi, dan

saran, serta tiada pernah putus silaturahim walaupun jarak memisahkan kita semua;

9. Seluruh Staf Dosen FK Unila atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan untuk mencapai cita-cita;

10.Seluruh Staf Tata Usaha dan Akademik FK Unila, serta pegawai yang turut membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini; 11.Mbak Nur, yang sangat banyak membantu sejak dari awal persiapan

penelitian hingga selesainya penelitian. Terima kasih telah mendampingi kami yang tidak tahu apa-apa hingga selesai;


(12)

12.Sahabat seperjuangan dalam penelitian ini, Annisa Ratya, Berta Yolanda Selviana, Karimah Ihda Husnayain, Ani Yuli Yanti P. dan Taufiqurrohman. Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, dan motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini;

13.Sahabat setia sejak SMP dengan cita-cita yang sama tapi di kampus yang berbeda, Yasmin Noor Afifah, Nahriah Riffat Triandari, dan Atika Rahmi Hendrini yang selalu saling menasihati hingga saat ini.

14.Teman-teman Perhimpunan Mahasiswa Kebumen, Mba Sulistyowati, Itsna Khoirul Fitriana, Kang Taufik Fatwa Nur Hakim, dan Evans Azka Fajrianshah yang senantiasa memberikan semangat dari awal saya tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

15.Teman-teman satu kontrakan, Dian Tri Oktavia, Remilda Trinora, Dian Agustin, Ayu Lestari, dan Yanti.

16.Teman-teman angkatan 2011, kakak-kakak dan adik-adik tingkat (angkatan 2002-2014) yang sudah memberikan semangat kebersamaan dalam satu kedokteran.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Februari 2015 Penulis


(13)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ...3

1.3. Tujuan Penelitian ...3

1.3.1.Tujuan Umum...3

1.4. Manfaat Penelitian ...4

1.4.1.Manfaat Teoritis ...4

1.4.2.Manfaat Praktis...4

1.5.Kerangka Penelitian………….………...4

1.5.1. Kerangka Teori... 4

1.5.2. Kerangka Konsep ...7

1.6. Hipotesis ...7

II. TINJAUAN PUSTAKA ...8

2.1. Daun Sirsak... ..8

2.2. Payudara... ..10

2.2.1.Anatomi dan Fisiologi Payudara... 10

2.2.2.Tumor Payudara …….………...12

2.3. 7,12-Dimetilbenz (α) antrasen (DMBA)……….…...14

2.4. Stres Oksidatif pada Tumorigenesis……….………...17

2.5. Malondialdehid (MDA)………..19

2.6. Potensi Ekstrak Etanol Daun Sirsak sebagai Antioksidan………..21

III. METODE PENELITIAN ... ...24

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... .24


(14)

3.3. Populasi dan Sampel... 25

3.3.1. Populasi………...25

3.3.2. Sampel………..………....25

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...27

3.4.1. Variabel Penelitian ... .27

3.4.2. Definisi Operasion...27

3.5. Alat dan Bahan……..………..………28

3.6. Prosedur Penelitian………..29

3.7. Pengolahan dan Analisis Data ... .33

3.8. Diagram Alir ... .34

3.9. Etika Penelitian ... .35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ... .36

4.2. Pembahasan ... .40

V. SIMPULAN DAN SARAN... .44

5.1. Simpulan ... .44

5.2. Saran ... .44 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional ... 28 2. Kadar Malondialdehid (MDA) Rerata Jaringan Payudara Tikus Betina yang Diinduksi DMBA dan Diberi Ekstrak Etanol Daun Sirsak ... 38 3. Analisis Post Hoc LSD Kadar Malondialdehid (MDA) Rerata Jaringan

Payudara Tikus Betina yang Diinduksi DMBA dan Diberi Ekstrak Etanol Daun Sirsak ... 39


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Keterangan Etik 2. Hasil Uji Statistik 3. Dokumentasi Penelitian


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap

Kadar MDA Jaringan Payudara Tikus Betina yang Diinduksi DMBA ... 6

2. Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap Kadar MDA Jaringan Payudara Tikus Betina yang Diinduksi DMBA ... 7

3. Daun Sirsak ... 9

4. Struktur DMBA ... 14

5. Jalur Metabolisme DMBA ... 16

6. Mekanisme pembentukan MDA ... 21

7. Alur Pembuatan Homogenat ... 30

8. Alur Pengukuran Kadar MDA ... 31

9. Alur Penelitian ... 34

10. Kurva Standar MDA ... 37

11. Grafik Perbandingan Kadar MDA Rerata Jaringan Payudara Tikus Betina yang Diinduksi DMBA dan Diberi Ekstrak Etano Daun Sirsak ... 38


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol karena adanya perubahan abnormal dari gen yang berperan dalam pembelahan sel. Kanker payudara menempati angka kejadiannya paling tinggi di Indonesia (Depkes, 2011). Saat ini, insidensi dan mortalitas kanker payudara pada wanita di dunia yaitu sebanyak 1.384.155 kejadian dan 458.503 kematian (IARC, 2013). Kematian akibat kanker di seluruh dunia diproyeksikan akan terus meningkat, dengan perkiraan 13,1 juta kematian pada tahun 2030 dan 70% dari kematian tersebut terdapat di negara miskin dan berkembang (WHO, 2013).

Kanker dapat terjadi karena adanya perubahan genetik dan epigenetik yang menyebabkan perubahan kontrol molekuler perkembangbiakan sel yang disebabkan oleh berbagai mekanisme, salah satunya yaitu akibat stres oksidatif. Salah satu zat yang dapat menimbulkan terjadinya stres oksidatif adalah polisiklik aromatis hidrokarbon (PAH) yang merupakan kelompok dari senyawa berukuran besar dengan dua atau lebih cincin aromatik yang


(19)

2

umumnya terbuat dari atom karbon dan hidrogen yang bersifat karsinogen. PAH ditemukan pada saat pembakaran bahan organik yang tidak sempurna. Salah satu produk degradasi PAH yang berpotensi sebagai bahan sitotoksik, mutagenik, agen imunosupresif, dan karsinogen adalah 7,12-dimetilbenz(α)antrasen(DMBA) (Hartono dkk., 2013).

Stres oksidatif terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan. Kadar radikal bebas meningkat pada usia tua, inflamasi kronis, dan pada kadar antioksidan yang rendah (Palapattu dkk., 2004). Malondialdehid (MDA) dijadikan sebagai salah satu petunjuk terjadinya stres oksidatif akibat radikal bebas, karena MDA merupakan metabolit hasil peroksidasi lipid oleh radikal bebas, sehingga senyawa ini dapat menggambarkan aktivitas radikal bebas di dalam sel. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas radikal bebas di dalam sel (Rio dkk., 2005).

Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek. Jika radikal bebas tidak diinaktivasi, reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe makromolekul seluler, termasuk karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat (Dawn dkk., 2000). Paparan radikal bebas yang berlebihan mengakibatkan tubuh tidak mampu mengatasinya sendiri hanya dengan antioksidan endogen, sehingga tubuh memerlukan antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen dapat diperoleh dari tumbuhan yang kita konsumsi. Di Indonesia terdapat banyak tumbuh-tumbuhan yang sering dijadikan sebagai sumber obat atau makanan, salah satu diantarnya adalah tanaman sirsak (Agoes, 2010).


(20)

3

Menurut Baskar dkk (2007), salah satu jenis tanaman yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi adalah tanaman sirsak (Annona muricata L.), terutama pada daunnya. Hasil uji in vitro menunjukan bahwa daun sirsak mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena pada daun sirsak terdapat senyawa acetogenin, yaitu senyawa yang diduga berperan sebagai penangkal radikal bebas yang efektif. Selain kandungan acetogenin

yang bersifat antioksidan, juga terdapat kandungan senyawa flavonoid yang termasuk senyawa fenolik alam sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat (Wientarsih dkk., 2012).

1.2Rumusan Masalah

Ditinjau dari latar belakang yang ada maka didapatkan rumusan masalah yaitu apakah pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki pengaruh terhadap kadar malondialdehid (MDA) pada jaringan payudara tikus putih yang diinduksi oleh 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) ?

1.3Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata

L.) terhadap kadar malondialdehid (MDA) jaringan payudara tikus putih betina yang diinduksi senyawa 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA).


(21)

4

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai manfaat daun sirsak (Annona

muricata L.) sebagai antioksidan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk penerapan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang kedokteran dan farmasi mengenai daun sirsak (Annona muricata L.) sebagai alternatif antioksidan eksogen.

1.5Kerangka Penelitian

1.5.1Kerangka Teori

Salah satu kandungan kimia sirsak yang berperan penting untuk obat adalah flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Selain itu, berdasarkan penelitian sebelumnya, daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki senyawa dengan aktivitas farmakologis seperti acetogenin, triterpenoid, dan senyawa lain yang diduga dapat digunakan sebagai bahan anti kanker (Chiu dkk.,2003). Daun sirsak mengandung senyawa


(22)

5

monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin, dan goniotalamisin. Khasiat senyawa-senyawa ini untuk pengobatan berbagai penyakit. Daun dan batang sirsak juga mengandung senyawa tanin, fitosterol, kalsium oksalat, serta alkaloid murisin (Suranto, 2011). Senyawa flavonoid dapat menghambat proses onkogenesis dengan tiga cara, yang pertama dengan menginduksi apoptosis dan menghentikan siklus sel melalui mekanisme inhibisi enzim. Triterpenoid juga menginhibisi enzim topoisomerase, selanjutnya flavonoid juga dapat menghambat aktivitas karsinogen melalui inhibisi sitokrom P450 sehingga senyawa karsinogen menjadi tidak reaktif, serta meningkatkan ekspresi enzim glutation S-transferase yang dapat mendetoksifikasi karsinogen sehingga cepat dieliminasi tubuh (Ren dkk., 2003) dan akan menginduksi apoptosis sel (Retnani, 2011). Acetogenin yang terkandung dalam daun sirsak akan menimbulkan terjadinya acetogenins yang mengakibatkan penurunan produksi ATP dan menyebabkan kematian sel kanker, lalu kemudian memicu terjadinya aktivasi jalur apoptosis serta mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan siklus sel untuk mencegah terjadinya proliferasi tak terkendali (Retnani, 2011). Triterpenoid dapat memblok siklus sel pada fase G2/M dengan menstabilkan benang-benang spindel pada fase mitosis sehingga proses mitosis dapat terhambat. Triterpenoid juga dapat memicu apoptosis melalui mekanisme seperti flavonoid (Sugianto dkk., 2003).


(23)

6

Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada hewan percobaan tikus putih

(Rattus norvegicus) betina yang merupakan hewan coba yang sering

digunakan untuk berbagai percobaan dan memiliki aktivitas metabolisme yang menyerupai manusia. Pada penelitian ini, tikus putih diinduksi oleh senyawa 7,12-dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) sehingga menyerupai manusia yang mengalami onkogenesis. DMBA akan menyebabkan mutasi gen dan mengendalikan siklus sel sehingga akan terjadi proliferasi kanker. Perlakuan yang diberikan pada tikus putih yang bersama-sama diinduksi DMBA tersebut adalah ekstrak etanol daun sirsak (Hatim, 2012). Selanjutnya respon perlakuan tersebut dinilai darikadar MDA yang diambil dari supernatan homogenat jaringan payudara tikus putih. Hasil penelitian yang berkaitan dengan dosis penggunaan efektif dapat dijadikan data dasar untuk aplikasi pada manusia sebagai antioksidan eksogen.

Gambar 1. Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap Kadar MDA Jaringan Payudara Tikus Putih Betina yang Diinduksi DMBA


(24)

7

1.5.2 Kerangka Konsep

Variabel independen pada penelitian ini adalah dosis ekstrak daun sirsak yang terdiri dari dosis 20 mg/kgBB dan 40 mg/kgBB. Variabel independen akan memengaruhi variabel dependen, dalam penelitian ini kadar MDA pada jaringan payudara tikus putih sebagai variabel dependen.

Kerangka konsep penelitian ini dituangkan pada Gambar 2.

Keterangan :

: Memengaruhi

Gambar 2. Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap Kadar MDA Jaringan Payudara Tikus Putih Betina yang Diinduksi DMBA

1.6 Hipotesis

Pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar malondialdehid (MDA) pada jaringan payudara tikus putih betina yang diinduksi senyawa 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA).

Dosis pemberian ekstrak etanol daun sirsak

Kadar Malondialdehid (MDA) jaringan payudara tikus


(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tanaman Sirsak

Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah jenis tanaman dari familia

Annonaceae yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia, yaitu

sebagai tanaman buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang memiliki multikhasiat (Jannah, 2010). Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1200 m dari permukaan laut. Tanaman sirsak akan tumbuh sangat baik pada keadaan iklim bersuhu 22-28oC, dengan kelembaban dan curah hujan berkisar antara 1500-2500 mm per tahun (Herliana dan Rifai, 2011).

Tanaman sirsak memiliki dasar bunga berbentuk cekung dan benang sarinya banyak. Tangkai putik dengan bentuk silindris. Buah majemuk tidak beraturan dengan bentuk seperti telur miring atau bengkok dengan panjang buah 15-35 cm dan lebar buah 10-15 cm. Bijinya berwana hitam dan daging buah berwana putih. Kandungan kimia dalam tanaman sirsak (Annona muricata L.) yang memiliki famili Annonaceae ini adalah alkaloid, glikosida antra kuinon, polifenol, saponin, flavonoid, dan tanin (Amelia dkk., 2012).


(26)

9

Tanaman sirsak (Annona muricata L.) termasuk tanaman tahunan dengan sistematika sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyldonae Famili : Annonaceae Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L. (Herliana dan Rifai N, 2011).


(27)

10

2.2Payudara

2.2.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara

Payudara adalah sebuah organ yang berisi kelenjar untuk reproduksi sekunder serta berasal dari lapisan ektodermal. Kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar payudara dan merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Payudara terletak di bagian superior dari dinding dada. Pada wanita, payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita (Van De Graaff, 2002). Proses perkembangan payudara dimulai pada janin berumur 6 minggu yaitu terjadi penebalan lapisan epidermis pada bagian ventral, superfisial dari fasia pektoralis serta otot-otot pektoralis mayor dan minor. Penebalan yang terjadi pada venteromedial dari regio aksila sampai ke regio inguinal menjadi milk lines dan selanjutnya pada bagian superior berkembang menjadi puting susu dan bagian lain menjadi atrofi (Van De Graaff, 2002).

Payudara lazimnya terletak di antara tulang sternum bagian lateral dan lipatan ketiak, serta terbentang dari iga ke 2 sampai iga ke 6 atau 7. Pada bagian puncak dari payudara terdapat struktur berpigmen dengan diameter 2-6 cm yang dinamakan areola. Warna areola itu sendiri bervariasi mulai dari merah muda sampai coklat tua. Warna areoala ini


(28)

11

bergantung pada umur, jumlah paritas, dan pigmentasi kulit (Djamaloedin, 2008).

Payudara pada wanita dewasa disusun oleh sistem kelenjar, duktus, dan stroma yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak. Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus. Bagian dasar dari setiap lobus tersebut berada di daerah proksimal dekat tulang iga sedangkan bagian puncaknya adalah puting yang merupakan muara dari duktus setiap lobus. Setiap duktus laktiferus akan bergabung menjadi sinus laktiferus dan akhirnya bermuara pada puting (Junqueira dan Carneiro, 2007).

Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis serta diantara kulit dan kelenjar payudara terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus terdapat ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara. Setiap lobulus terdiri dari sel-sel asini yang terdiri dari sel epitel kubus dan mioepitel yang mengelilingi lumen. Sel epitel mengarah ke lumen, sedangkan sel mioepitel terletak diantara sel epitel dan membran basalis (Sjamsuhidajat dan De Jong, 2005).

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akan mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini.


(29)

12

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi hormon prolaktin memicu terjadinya laktasi, alveolus menghasilkan ASI dan disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Sjamsuhidajatdan De Jong, 2005).

2.2.2 Tumor Payudara

Tumor atau dalam istilah medis disebut sebagai neoplasma, secara harafiah berarti pertumbuhan baru. Neoplasma merupakan massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian, walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang asal neoplasma adalah hilangnya responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang normal (Kumar dkk., 2007).

Tumor dapat muncul pada berbagai organ tubuh manusia dalam bentuk pembesaran organ seperti pada otak, paru, tulang, ovarium, serviks, payudara, dan lain-lain. Namun, angka morbiditas dan mortalitas tumor ganas (kanker) cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan tumor yang masih dalam kondisi jinak. Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara terus-menerus (Kumar dkk., 2007). Kelainan payudara berasal dari sel kelenjar,


(30)

13

saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. Kelainan ini biasanya mengambil bentuk massa atau nodus yang dapat diraba dan kadang-kadang nyeri. Sebagian besar lesi bersifat jinak, namun dapat berkembang ke arah keganasan. Proses pembentukan sel-sel normal menjadi sel-sel tumor hingga menjadi keganasan disebut dengan ongkogenesis. Faktor yang berperan dalam onkogenesis secara genetik adalah onkogen dan tumor suppressor gen (Osborne dkk., 2004).

Selain akibat perubahan genetik, kanker payudara juga dapat terjadi akibat pengaruh hormonal dan lingkungan. Kelebihan estrogen endogen atau ketidakseimbangan hormon ini dapat berpengaruh menimbulkan kanker payudara. Banyak dari faktor resiko seperti masa reproduksi dengan durasi yang lama nulliparitas, kehamilan pertama pada usia tua dapat meningkatkan pemaparan estrogen selama siklus menstruasi. Estrogen menstimulasi produksi faktor pertumbuhan oleh sel epitel payudara normal dan sel kanker. Dihipotesiskan bahwa reseptor estrogen (ER) dan progesteron (PgR) secara normal terdapat pada epitel payudara dan sering juga terdapat pada sel kanker payudara. Reseptor ini kemungkinan berinteraksi dengan promotor pertumbuhan seperti

transforming growth factor α (berkaitan dengan epithelial growth factor), platelet-derived growth factor dan fibroblast growth factor. Mekanisme ini dipacu oleh sel kanker payudara untuk menghasilkan mekanisme autokrin pada perkembangan tumor (Kumar dkk., 2007).


(31)

14

2.37,12-dimetilbenz(a)antrasen(DMBA)

Senyawa 7,12-dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) adalah zat kimia yang

termasuk dalam polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) yang dikenal bersifat karsinogenik, mutagenik, teratogenik, sitotoksik, dan immunosupresif. Senyawa ini ditemukan pada pecahan tar dari asap rokok, sebagaimana pada gas pembuangan mobil dan asap dari tungku perapian (Yu dkk., 2005).

Menurut Division of Occupational Health and Safety National Institutes of Health, DMBA yang mempunyai 4 cincin benzen termasuk dalam tujuh PHA

yang dapat menyebabkan kanker pada manusia (Al-Attar,2004). DMBA

memiliki rumus empiris C20H16 dan memiliki berat molekul 256,34 g/mol. DMBA berbentuk padat, berwarna kuning kehijau-hijauan (Brennan, 2010).

Gambar 4. Struktur DMBA (Sumber: Brennan, 2010)

Pada penelitian sebelumnya dibuat model karsinoma glandula mammae dengan hewan model tikus putih galur Sprague dawley, yang diinduksi dengan karsinogen kimiawi DMBA. Karsinogen kimiawi ini mampu menginduksi terjadinya kanker pada glandula mammae dengan histopatogenesis yang mirip


(32)

15

dengan histopatogenesis yang terjadi pada manusia (Meiyanto dkk., 2007). Penelitian karsinogenesis glandula mammae dengan menggunakan aplikasi DMBA secara oral pada tikus Sprague dawley merupakan model lesi malignansi glandula mammae pada manusia (Hakkak, 2005).

DMBA memiliki reseptor spesifik yang bernama aryl hydrocarbon receptor

(AHR). Reseptor ini merupakan protein yang dapat berikatan dengan kontaminan lingkungan seperti struktur PAH dan derivat halogen. Ada banyak AHR di dalam tubuh manusia seperti di kelenjar reproduksi, terutama di kelenjar payudara (Androutsopoulos dkk., 2009). DMBA merupakan senyawa karsinogen spesifik untuk eksperimental kanker payudara dan kanker kulit pada hewan percobaan, tetapi bukan merupakan karsinogen direct. Aktivitas karsinogenik dari DMBA terjadi melalui aktivasi metabolisme (biotransformasi) untuk menghasilkan karsinogenesis. Jalur metabolisme DMBA melalui aktivasi enzim sitokrom P450 membentuk proximate


(33)

16

Gambar 5. Jalur Metabolisme DMBA (Sumber: Androutsopoulos dkk., 2009)

Sitokrom P-450 dan microsomal epoxide hydrolase (mEH) memetabolisme DMBA menjadi dua metabolit yaitu metabolit elektrofilik dan metabolit yang mampu membentuk DNA adduct (DNA yang berikatan dengan senyawa karsinogenik). Sitokrom P-450 CYP1B1 mengoksidasi DMBA menjadi

3,4-epoxides yang diikuti dengan hidrolisis epoxides oleh mEH membentuk

metabolit proximate carcinogenic dan DMBA-3,4-diol. Metabolit ini nantinya dioksidasi oleh CYP1A1 atau CYP1B1 menjadi metabolit ultimate

carcinogenic (DMBA-3,4-diol-1,2 epoxide). Metabolit aktif dari DMBA

adalah DMBA- 3,4-diol-1,2 epoxides yang mampu membentuk DNA adduct

(Hakkak,2005).

Metabolit DMBA yang membentuk DNA adduct menentukan mutasi dalam gen dan mampu mengendalikan siklus sel, sehingga mendorong pembelahan sel kanker. Senyawa epoxide tersebut nantinya akan berikatan secara kovalen


(34)

17

dengan gugus amino eksosiklik deoksiadenosin (dA) atau deoksiguanosin (dG) pada DNA. Interaksi ini (DNA adduct) dapat menginduksi mutasi pada gen-gen penting sehingga menyebabkan iniasi kanker (Hakkak,2005).

Kemampuan metabolit DMBA yang merupakan ultimate carcinogen berikatan dengan DNA salah satunya menyebabkan mutasi somatik dari onkogen Harvey Ras-1 pada kodon 61 kanker payudara dan kanker kulit (Hatim, 2012). Selain itu, senyawa 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) pada aktivasi metabolitnya memproduksi karsinogen pokok, yaitu dihydrodiolepoxide, yang dapat memediasi transformasi neoplastik dengan menginduksi kerusakan

deoxyribonucleicacid (DNA) dan membentuk reactive oxygen species (ROS)

berlebihan, serta memediasi proses inflamasi kronis (Manoharan dan Selvan, 2012).

2.4Stres Oksidatif pada Proses Tumorigenesis

Pada dasarnya, sel normal mempunyai sejumlah mekanisme intrinsik yang

melibatkan “gate keeper” molekular untuk menghindari diri dari pembelahan yang tak terkontrol pembentukan dan perkembangbiakan tumor dicirikan oleh pembelahan sel yang tidak terkontrol dan hal ini terjadi jika protein khusus yang mengatur pembelahan sel mengalami perubahan fungsi gen, ekspresi atau hilang fungsi dan ekspresinya. Pada manusia, salah satu gen penekan tumor yang berhubungan erat dengan pengendalian siklus sel adalah p53. Gen ini dapat menginduksi growth arrest dan atau kematian sel (apoptosis) setelah DNA terkena suatu mutagen. Tumorigenesis diduga merupakan proses


(35)

18

akumulasi perubahan genetik dan epigenetik yang menyebabkan perubahan kontrol molekuler perkembangbiakan sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi protoonkogen dan atau inaktivasi gen penekan tumor yang dapat memicu tumorigenesis dan memacu progresinya. Gen penekan tumor seperti p53 berfungsi mempertahankan homeostasis jaringan dengan cara mengontrol pembelahan selular, diferensiasi dan kematian sel terprogram (Devita dan Rosenberg, 2005).

Perubahan onkogen secara genetik oleh tumor suppressor gen seperti BRCA1, p53, nm23, dan K-ras yang dapat disebabkan oleh inflamasi dan stres oksidatif. Stres oksidatif disebabkan oleh terganggunya keseimbangan antara radikal bebas oksigen. Reactive Oxygen Species (ROS) sebagai produk dalam metabolisme sel normal yang bersifat prooksidatif dengan enzim dan kofaktor yang bersifat antioksidatif. Ketidakseimbangan ini disebabkan karena dua alasan diantaranya karena kelebihan produksi ROS seperti hidrogen peroksida (H2O2), radikal superoksida (O2), dan radikal hidroksil (OH), atau menurunnya pengeluaran ROS akibat mekanisme pertahanan oksidan. ROS dapat menyebabkan kerusakan komponen selular yaitu lipid, protein, dan DNA, serta berperan dalam multi tahapan proses tumor yaitu inisiasi, promosi, dan progresi (Devita dan Rosenberg, 2005).

Radikal bebas terbentuk melalui berbagai proses fisiologis. Radikal bebas berperan pada proses respirasi oksidatif, proses detoksifikasi oleh sitokrom P450, proses inflamasi, apoptosis, sebagai second massenger, dan berbagai proses lain dalam tubuh (Devita dan Rosenberg, 2005).


(36)

19

Respirasi oksidatif merupakan reaksi oksidatif selular yang bertujan untuk memproduksi adenosin trifosfat (ATP). Reaksi ini memerlukan atom H+ untuk mengubah adenosin difosfat (ADP) menjadi ATP. Atom H+ dihasilkan pada tahap terakhir respirasi sel. Atom hidrogen tersebut kemudian berikatan dengan atom oksigen dan membentuk air. Akan tetapi sekitar 4-5 % atom hidrogen dan oksigen tidak membentuk air dan pada akhirnya menimbulkan ROS pada jaringan (Clarkson dan Thompson, 2000).

Reaksi inflamasi merupakan fenomena kompleks yang terdiri dari komponen humoral (sitokin dan kemokin) dan komponen selular seperti limfosit dan granulosit. Respon inflamasi bertujuan untuk menimbulkan lingkungan jaringan yang mendukung perbaikan kerusakan seluler dan menghancurkan benda-benda asing. Pada proses inflamasi ini mediator utama pertahanan imun non spesifik yang disintesis dan disekresikan sel adalah spesies oksigen dan spesies nitrogen seperti OH˚, ONOO⁻, NO˚. Senyawa-senyawa tersebut merupakan spesies oksigen yang reaktif (ROS) dan reactive nitrogen oxide

(RNOS) (Clarkson dan Thompson, 2000).

2.5Malondialdehid (MDA)

Malondialdehid (MDA) merupakan metabolit hasil peroksidasi lipid oleh radikal bebas (Asni dkk., 2009). MDA dapat terbentuk apabila radikal bebas hidroksil seperti Reactive Oxygen Species (ROS) bereaksi dengan komponen asam lemak dari membran sel sehingga terjadi reaksi berantai yang dikenal dengan peroksidasi lemak. Peroksidasi lemak tersebut akan menyebabkan


(37)

20

terputusnya rantai asam lemak menjadi berbagai senyawa toksik dan menyebabkan kerusakan pada membran sel (Yunus, 2001).

Proses terbentuknya MDA dimulai dari radikal bebas oksigen O2 yang diproduksi melalui proses enzimatik dan non enzimatik. Sel-sel tubuh yang dapat membentuk radikal bebas oksigen dan H2O2 adalah sel polimorfonuklear, monosit, dan makrofag. Radikal bebas yang terbentuk akan bereaksi dengan SOD dan ion Cu+2 menjadi H2O2. H2O2 ini banyak diproduksi di mitokondria dan mikrosom dan yang penting. H2O2 ini dapat menembus membran sel (O2 tidak menembus membran sel). Sebagai sistem pertahanan tubuh, H2O2 oleh katalase dapat diubah menjadi H2O dan O2. Hidrogen peroksida ini merupakan oksidan yang kuat oleh karena dapat bereaksi dengan berbagai senyawa. Selain itu H2O2 oleh enzim glutation peroksidase diubah pula menjadi H2O (Yoshikawa dan Naito, 2002).

Pada stres oksidatif radikal bebas oksigen yang terbentuk tentu berlebihan, begitu juga dengan H2O2 yang terbentuk banyak, sehingga sistem proteksi tubuh seperti enzim katalase dan glutation peroksidase tidak dapat lagi menetralkan semua radikal bebas oksigen yang terbentuk. Selanjutnya jika H2O2 bereaksi dengan dengan Fe+2 dan Cu+2 maka terbentuklah radikal bebas hidroksil melalui reaksi Fenton dan Haber-Weiss (Yoshikawa dan Naito, 2002).

Radikal hidroksil adalah spesies yang sangat reaktif . Membran sel terdiri dari banyak komponen penting yaitu fosfolipid dan glikolipid yang mengandung asam lemak tak jenuhdan kolesterol. Asam lemak tak jenuh ini sangat peka


(38)

21

terhadap radikal hidroksil. Kemampuan radikal hidroksil ini akan membentuk reaksi rantai dengan satu atom hidrogen dari membran sel dan terbentuk peroksida lipid. Kelanjutan dari reaksi ini adalah terputusnya rantai asam lemah menjadi senyawa aldehid yang memiliki daya perusak yang tinggi terhadap sel-sel tubuh antara lain malondialdehid, 4-hidroksinenal, etana, dan pentana. Demikian pula dengan DNA dan protein juga mengalami kerusakan yang cukup hebat (Yoshikawa dan Naito, 2002).

Gambar 6. Mekanisme pembentukan MDA (Sumber: Murray dkk., 2003)

2.6Potensi Ekstrak Etanol Daun Sirsak sebagai Antioksidan

Antioksidan merupakan molekul yang mampu mendonorkan elektron ke molekul disekitarnya terutama zat-zat yang memiliki kemampuan oksidatif. Antioksidan berperan dalam menjaga kadar radikal bebas pada jaringan. Kadar radikal bebas dan antioksidan yang seimbang dapat menurunkan kerusakan seluler akibat reaksi oksidatif. Antioksidan dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan endogen yang diproduksi oleh tubuh dan antioksidan eksogen yang terkandung di dalam makanan. Antioksidan endogen merupakan


(39)

22

senyawa yang memiliki kemampuan menetralisir ROS dan RNOS secara enzimatis. Mekanisme netralisasi antioksidan terutama sebagai free radical

scavenger. Contoh antioksidan kuat yang berasal dari luar tubuh yaitu;

lycopene, vitamin E dan C, isoflavon, resveratrol, karotenoid, bioflavonoid,

selenium, dan antioksidan lainnya (Clarkson dan Thompson, 2000).

Mangan (2009) menyatakan kandungan kimia dari sirsak adalah saponin, flavonoid, tanin, kalsium, fosfor, hidrat arang, vitamin (A, B, dan C), fitosterol, Ca-oksalat, dan alkaloid murisin. Salah satu kandungan kimia sirsak yang berperan penting untuk obat adalah flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder dan keberadaannya pada daun tanaman dipengaruhi oleh proses fotosintesis sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa bahan alam dari golongan fenolik (Sjahid, 2008).

Selain itu, terdapat senyawa bioaktif yang ditemukan pada daun sirsak yaitu

annonaceus acetogenin. Pada daun sirsak, telah ditemukan 18 jenis

annonaceus acetogenin dan telah terbukti secara in vitro bersifat sitotoksik,

dan memiliki kemampuan sitotoksik 10.000 kali lebih kuat daripada terapi kemoterapi. Sifatnya yang sitotoksik ini sangat berguna untuk menyerang sel kanker yang pertumbuhannya sangat cepat di dalam jaringan tubuh. Walaupun sifatnya sitotoksik, namun annonaceus acetogenin relatif tidak menyerang sel normal dan hanya menyerang sel kanker secara spesifik (Chiu dkk., 2003). Mekanisme acetogenin adalah menginhibisi sistem transpor elektron dan oksidasi NADH dari metabolisme sel kanker sehingga menghambat


(40)

23

pembentukan ATP dan akibatnya jumlah ATP berkurang dan akhirnya sel kanker mati (Mclaughkin dkk., 2003). Senyawa flavonoid dapat menghambat proses onkogenesis dengan tiga cara, yang pertama adalah dengan menginduksi apoptosis dan menghentikan siklus sel melalui mekanisme inhibisi enzim topoisomerase, selanjutnya flavonoid juga dapat menghambat aktivitas karsinogen melalui inhibisisitokrom P450 sehingga senyawa karsinogen menjadi tidak reaktif, serta meningkatkan ekspresi enzim

gluthation S-transferase yang dapat mendetoksifikasi karsinogen sehingga

cepat dieliminasi tubuh (Ren dkk., 2003).

Triterpenoid dapat memblok siklus sel pada fase G2/M dengan menstabilkan benang-benang spindel pada fase mitosis sehingga proses mitosis dapat terhambat. Terpenoid juga dapat memicu apoptosis melalui mekanisme seperti flavonoid (Sugianto dkk., 2003).


(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data hanya dilakukan pada saat akhir penelitian setelah sampel diberi perlakuan dengan membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif dan membandingkan hasil pada kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lampung selama 1 bulan dari bulan Oktober sampai November.


(42)

25

3.3Populasi dan Sampel

3.3.1Populasi

Populasi adalah tikus putih betina (Rattus norvegicus) galur Sprague

dawley yang diinduksi senyawa DMBA sebagai model tumorigenesis

jaringan payudara.

Rattus norvegicus galur Sprague dawley umumnya digunakan sebagai

hewan uji dalam penelitian karena memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan manusia, yakni termasuk ke dalam kelas mamalia dan memiliki persamaan fisiologis. Selain itu, sifat-sifat Rattus norvegicus

galur Sprague dawley telah diketahui dengan jelas, antara lain: mudah dipelihara dalam jumlah besar, cepat berkembang biak, serta cukup agresif dibandingkan dengan galur lainnya (Permana, 2010).

3.3.2Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 tikus betina

(Rattus norvegicus) galur Sprague dawley dengan ciri-ciri berwarna

putih, berkepala kecil, ekor lebih panjang daripada badan, dan berumur 5-7 minggu dengan berat rata-rata berkisar antara 100-200 gram, yang diinduksi senyawa DMBA. Jumlah sampel pada penelitian ini didapatkan berdasarkan jumlah perlakuan yang dilakukan. Setiap perlakuan akan menggunakan pengulangan dengan rumus Federer (1977) untuk rancangan acak lengkap yaitu:


(43)

26

(t)(n-1) ≥ 15

dengan t = jumlah kelompok dan n= jumlah sampel tiap kelompok perlakuan

(t)(n-1) ≥ 15 (4)(n-1) ≥ 15 4n - 4≥ 15

4n≥ 19 n≥ 4,75 n≥ 5

Maka banyaknya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok adalah 5 ekor tikus. Sehingga total tikus betina yang dibutuhkan sebagai sampel adalah 20 ekor.

a. Kriteria Inklusi

a. Tikus betina galur Sprague dawley

b. Sehat (rambut tidak kusam, rontok atau botak, dan bergerak aktif) c. Memiliki berat 100-200 gram

d. Berusia sekitar 5-7minggu

b. Kriteria Ekslusi

a. Tikus sakit atau mati sebelum mendapat perlakuan. c. Kriteria Drop Out


(44)

27

3.4Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (Independent variable)

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah dosis ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricataL.).

b.Variabel terikat (Dependent variable)

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kadar malondialdehid (MDA) pada jaringan payudara tikus betina

3.4.2Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian agar penelitian tidak menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional pada Tabel 1 sebagai berikut:


(45)

28

Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala

Dosis ekstrak etanol daun sirsak

Kelompok kontrol negatif (K1):

Tikus hanya diberi akuades1 ml/hari selama 4 minggu

Kelompok kontrol positif (K2):

Tikus diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu selama 4 minggu

Kelompok Perlakuan 1 (P20):

Tikus diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu selama 4 minggu dan diberi ekstrak etanol daun sirsak dosis 20mg/kgBB/hari selama 4 minggu

Kelompok Perlakuan 2 (P40):

Tikus diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu selama 4 minggu dan diberi ekstrak etanol daun sirsak dosis 40mg/kgBB/hari selama 4 minggu

Kategorik

Kadar MDA payudara tikus betina

Pengamatan dilakukan dengan membandingkan kadar malondialdehid antara kelompok perlakuan coba dengan kelompok positif dan kelompok negatif

Numerik

3.5Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan berupa gelas ukur 500 ml, tabung Erlenmeyer,

blender, rotary evaporator, kertas saring, kandang, tempat minum dan

makan, timbangan digital, sonde lambung berujung Nasogastric tube

(NGT), alat bedah minor, pisau, timbangan digital, gelas ukur 100 ml,


(46)

29

waterbath, S-30 spektrometer BOECO, mikropipet, upright freezer

800C Kaltis, lemari es ±40C, dan vortex Biosan.

3.5.2Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah simplisia daun sirsak 500 mg, tikus betina

(Rattus novergicus) galur Sprague dawley, etanol 70%,

7,12-dimetilbenz(a)antrasen (DMBA), minyak jagung, akuades,

ketamine-xylazine, akuades, akuabides, larutan asam trikloroasetat (TCA) 20%,

larutan asam tiobarbiturat (TBA) 0,67%, larutan standar tetraetoksipropan (TEP), dan Phosphate Buffer Saline (PBS) 0,1 M dengan pH 7,4.

3.6Prosedur Penelitian

Pada penelitian sebelumnya sudah dilakukan perlakuan terhadap 4 kelompok tikus. K1 sebagai kelompok negatif yang diberikan akuades 1 ml/hari selama 4 minggu; K2 sebagai kelompok positif yang diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu selama 4 minggu; kelompok P20 yang diinduksi DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu dan ekstrak daun sirsak 20 mg/kgBB/hari selama 4 minggu; dan kelompok P40 yang diinduksi DMBA 20mg/kgBB 2 kali seminggu dan ekstrak daun sirsak 40 mg/kgBB/hari selama 4 minggu. Kemudian setelah 4 minggu, tikus diterminasi dengan metode cervical


(47)

30

pada suhu -4°C selama 1 hari, lalu suhu diturunkan menjadi -80°C dan disimpan pada freezer Kaltis -80°C untuk penelitian selanjutnya.

3.6.1Pengeluaran Jaringan Payudara Tikus dari Suhu -80ºC

Jaringan payudara tikus diambil dari freezer Kaltis -80°C dan dipindahkan ke dalam lemari es dengan suhu -4ºC selama 1 hari.

3.6.2Pembuatan Homogenat Jaringan Payudara

Gambar 7. Alur Pembuatan Homogenat Jaringan Payudara

Sampel jaringan payudara yang telah diambil dari tikus percobaan dipotong menjadi ukuran kecil kemudian ditimbang sebanyak 100 mg. Lalu dibuat homogenat dengan menambahkan PBS 0,1 M pH 7,4 pada


(48)

31

sampel dengan perbandingan sampel:PBS = 1:1 secara bertahap sambil terus dihaluskan menggunakan micropestle. Setelah itu, homogenat yang telah dibuat disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit. Kemudian supernatant diambil dan dipindahkan ke tube kosong. Kemudian supernatan disimpan pada suhu -20ºC.

3.6.3Pengukuran Kadar Malondialdehid (MDA)

Gambar 8. Diagram Alir Pengukuran Kadar MDA

Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode Wills (1987). Prinsipnya adalah mereaksikan MDA dengan asam tiobarbiturat sehingga terbentuk senyawa berwarna yang memberikan serapan


(49)

32

maksimal pada panjang gelombang 530 nm.

Sebelum melakukan pengukuran serapan pada larutan uji, terlebih dahulu dilakukan pengukuran serapan pada larutan standar Tetra Etoksi

Propan (TEP). Terhadap masing-masing standar Tetra Etoksi Propan

(TEP) yang diencerkan dengan akuades 1:80.000 sebanyak 400 µL ditambahkan 200 µL TCA 20% lalu divortex sehingga campuran menjadi homogen. Campuran kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit dan diambil supernatannya. Sebanyak 400 µL TBA 0,67% ditambahkan pada supernatan dan dilanjutkan dengan pemanasan di atas penangas air 960C selama 10 menit. Setelah itu larutan disentrifugasi kembali pada 5000 rpm selama 5 menit dan dibaca serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm.

Setelah itu, lakukan pengukuran pada larutan uji, yaitu akuades dipipet sebanyak 200 µL ke dalam tube 1,5 cc, lalu tambahkan supernatan jaringan sebanyak 200 µL, kemudian ditambahkan 200 µL TCA 20%. Kemudian larutan divortex dan disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit. Supernatan diambil dan dipindahkan ke tube 1,5 cc yang baru, lalu ditambahkan 400 µL TBA 0,67%, kemudian dipanaskan di atas penangas air 96°C selama 10 menit. Setelah itu, larutan didinginkan selama 5 menit, kemudian serapan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm.


(50)

33

3.7Pengolahan dan Analisis Data

Uji Normaliatas Data

Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program statistik. Hasil penelitian akan dianalisis apakah memiliki distribusi normal atau tidak secara statistik dengan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50. Uji Varians

Hasil penelitian akan dianalisis apakah homogen atau tidak secara statistik menggunakan uji Levene.

Uji Parametrik

Jika varians data berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan metode uji parametrik one way ANOVA.Apabila distribusi data tidak normal dan varians data tidak homogen, akan diuji dengan uji Kruskal-Wallis.

Uji Post Hoc LSD

Jika pada uji one way ANOVA menghasilkan nilai p<0,05 (hipotesis dianggap bermakna) maka dilanjutkan dengan melakukan analisis post-hoc LSD untuk mengetahui perbedaan antarkelompok yang lebih terinci. Sedangkan alat untuk melakukan analisis post-hoc untuk uji Kruskal–Wallis adalah dengan uji Mann–Whitney.


(51)

34

3.8Diagram Alir

Gambar 9. Diagram Alir Penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap Kadar MDA Jaringan Payudara Tikus Putih Betina yang Diinduksi DMBA


(52)

35

3.9Etika Penelitian

Penggunaan hewan coba di dalam penelitian perlu dijamin kesejahteraannya, sehingga dalam penelitian kesehatan yang memanfaatkan hewan coba harus diterapkan prinsip 3R dalam kontrol penelitian, yaitu replacement, reduction,

dan refinement. Sebelum penelitian, penelititelah mengajukan ethical approval

ke Komisi Etika Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(53)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dapat menurunkan kadar malondialdehid (MDA) jaringan payudara tikus putih betina yang diinduksi senyawa 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA).

5.2Saran

Peneliti lain disarankan untuk:

1. Meneliti lebih lanjut terhadap efek toksik dari ekstrak etanol daun sirsak. 2. Meneliti kandungan antioksidan pada ekstrak daun sirsak.

3. Meneliti lebih lanjut dengan jangka waktu yang lebih lama agar hewan coba yang diinduksi DMBA sampai ke tahap karsinoma.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medica. Palembang.

Al-Attar AM. 2004. The influence of dietary grape seed oil on DMBA-induced liver enzymes disturbance in the frog, Rana ridibunda. Pakistan J Nutr 3 (5): 304-309.

Amelia F, Ellsya A, Kurnianto W, Galih NA. 2012. Tablet salut enterik ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) sebagai anti kanker kolon yang potensial. Scientific Journal of Indonesian Pharmateucal Students. 1(1):51–60.

Androutsopoulos VP, Tsatsakis AM, Spandidos DA. 2009. Cytochrome P450 CYP1A1: Wider Roles in Cancer Progression and Prevention. BMC Cancer. 9:187.

Asni E, dkk. 2009. Pengaruh Hipoksia Berkelanjutan Terhadap Kadar Malondialdehid, Glutation Tereduksi, dan Aktivitas Katalase Ginjal Tikus. MajKedoktIndon.59(12): 595-600.

Baskar R, Rajeswari V, Kumar TS. 2007. In Vitro Antioxidant Studies in Leaves of Annona Species. Indian Journal of Experimental Biology. 45:480-485. Bilqistiputri F, Susantiningsih T, Mustofa S, Windarti I. 2014. Chemopreventive

Effects of Soursoup Leaves (Annona muricata L.) Infusion in Ductal Epithelial Breast Tissue in Female Sprague dawley Rats Induced by 7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA). Medical Journal of Lampung University. 3(2):64-82.

Brennan C. 2010. Use of DMBA in Animal. USA. Sigma-Aldrich.

Chiu HF, Chih TT, Hsian YM, Tseng CH, Wu MJ, Wu YC. 2003. Bullatacin, a potent antitumor Annonaceous acetogenin, induces apoptosis through a reduction of intracellular cAMP and cGMP levels in human hepatoma 2.2.15 cells. Biochemical Pharmacology. 65(3):319-327.

Clarkson PM, Thompson HS. 2000. Antioxidant: what role do they play in physical activity and health?.Am J Clin Nutr.72:637S- 646S.

Dawn B, Mark, Allan D, Collen M. Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC

Depkes. 2011. Laporan PTM Berdasarkan Rumah Sakit dan Puskesmas Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo: Depkes.


(55)

Devita V, Rosenberg S. 2005. Cancer Principal and Practice of Oncology. Book 1 Lippicont Williams and Wilkins.

Djamaloedin. 2008. Kelainan pada Mamma (Payudara). Dalam: Wiknjosastro, Hanifa, Ed. Ilmu Kandungan, Ed 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Federer WT. 1977. Experimental Design Theory And Application, Ed. 3. New Delhi Bombay Calcuta: Oxford and IBH Publishing Co.

Hakkak. 2005. Obesity Promotes 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene induced Mammary Tumor Development in Female Zucker Rats. Breast Canc Res. 7:627-633.

Hartono IA, Indra MR, Rahayu P. 2013. Pengaruh pemberian ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera) terhadap jumlah CSCs (cancer stem cells) pada tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi DMBA(7,12 dimetilbenz[α]anthrancene). [Skripsi]. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Hatim, NB. 2012. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona sinensis) pada Tikus Betina Sprague Dawley yang Diinduksi 7,12-dimetilbenz(a)antrasena. [Skripsi]. Departemen Biokimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Herliana E, Rifai N. 2011. Khasiat dan Manfaat Daun Sirsak Menumpas Kanker.

Jakarta: Mata Elang Media. hlm. 12-16.

International Agency for Research on Cancer (IARC), 2013. Cancer. Diunduh dari http://www.iarc.fr/en/cancertopics/index.php. Diakses pada 2 September 2014.

Jannah RN. 2010. Uji Efektifitas Daun Sirsak (Annona muricata L.) Sebagai Peptisida Nabati Terhadap Pengendalian Hama Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). [Skripsi]. Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Junqueira LC, Carneiro J. 2007. Basic Histology Text and Atlas: Female Reproductive System. Ed 11. United States of America: McGraw Hill. pp. 447-450.

Kumar V, Robbins SL, Cotran RS. 2007. Buku Ajar Patologi Anatomi. Vol 2 Ed 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. hlm. 788-802.

Mangan Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. Agromedia Manoharan S, Selvan MV. 2012. Chemopreventive Potential of geraniol in

7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA) Induced Skin Carcinogenesis in Swiss albino mice. J. Environ Biol. 33(2):55-60.

McLaughlin, Jerry L, Gina B. Beanson, and James WF. 2003. A Novel Mechanism for the control of clinical cancer: Inhibitation of the Production of Adenosine Triphosphate (ATP) with Standardized Extract of Paw Paw (Asimincz reiloba, Annonaceae).


(56)

Meiyanto E, Susilowati S, Taminatun S, Murwanti R, Sugiyanto. 2007. Efek kemopreventif ekstrak Gynura procumbens (Lour), Merr pada karsinogenesis kanker.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, dan Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC.

Osborne C, Wilson P, Tripathy D. 2004. Oncogenes and tumor suppressor genes in breast cancer: potential diagnostic and therapeutic applications. The Oncologist. 9(4):361-77.

Palapattu GS, Sutcliffe S, Bastian PJ, Platz EA, Marzo AMD, Isaacs WB, Nelson WG. 2004. Prostate Carsinogen and Inflamation: Emerging Insights. Carcinogenesis. 26 (7):1170-1181.

Permana AW. 2010. Kulit Buah Manggis dapat Menjadi Minuman Instan Kaya Antioksidan. Warta Litbang Deptan. 32(2):3.

Permatasari FR, Mahendra APW, Aulanni’am. 2014. Studi Terapi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Penurunan Kadar Malondialdehyde (MDA) Pada Organ Testis dan Jumlah Spermatozoa Tikus (Rattus novergicus) Hasil Induksi Paparan Asap Rokok. Jurnal Unbraw.

Ratya A. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Kadar Malondialdehid pada Jaringan Hati Tikus Putih yang Diinduksi DMBA. [Skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Ren W, Qiao Z, Wang H, Zhu, L, Zhang, L. 2003. Flavonoids: Promising Anticancer Agents. Medicinal Research Review. 23(4):519-534.

Retnani V. 2011. Pengaruh Suplementasi Ekstrak Daun Annona muricata terhadap Kejadian Displasia Epitel Kelenjar Payudara Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi 7, 12 Dimethylbenz[a]anthracene. [Skripsi]. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Rio DD, Stewart AJ, Pellegini N. 2005. A Review of Recent Studies on Malondialdehyde as Toxic Molecule and Biological Marker of Oxidative Stress. Nutr Metab Cardio Dis. 15(3):16-28.

Setiyadi B, Susantiningsih T, Apriliana E, Windarti I. 2014. The Chemopreventive Effects of Extracts Compare with Infuse of Soursop Leaves (Annona muricata L.) in Breast Tissue of Female Sprague dawley Rats Induced by (DMBA). Medical Journal of Lampung University. 3(2):39-47.

Sjahid LR. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.). [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. hlm 367-374.


(57)

Sugianto SB, Meiyanto E, Nugroho AE, Jenie UA. 2003. Aktivitas Antikarsinogenik Senyawa yang Berasal dari Tumbuhan. Majalah Farmasi Indonesia. 14(4): 216-225.

Suranto A. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda. hlm. 4-15.

Susantiningsih T, Jaelani AY, Mustofa S, Zulfian. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Kadar Hemoglobin Darah Tikus Putih yang Diinduksi Karsinogen 7,12dimethylbenz[α]anthrancene (DMBA). Medical Journal of Lampung University. 3(6):188-194.

Van De Graaff K. 2002. Human Anatomy. Ed 6. United States Of America: McGraw-Hill. pp. 720-730.

Wibowo EA, Sriningsih, Wuyung PE, Ranasasmita R. 2010. The Influence of DMBA (7,12-dimethylbenz(a)anthracene) Regimen In The Development of Mammae Carcinogenesis on Sparague Dawley Female Rat. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention. I (1):60-66.

Wientarsih I, Rini, Bayu, Dian. 2012. The Profil Of Serum, Ureum And Creatinine Of Aethyl Acetate Fraction Avocado Leaves In White Rats.Journal Veteriner.13 (1):57-62.

Wills ED. 1987. Evaluation of Lipid Peroxidation on lipid and Biological Membranes. Biochemical Toxicology: A Practical approach. Oxford: IRL Press.

World Health Organization. 2013. Cancer. (Internet). Diunduh dari http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs297/en/. Diakses pada tanggal 15 September 2014.

Yoshikawa, T, and Y. Naito. 2002. What is oxidative stress ? . 45: 271—27. Yu M, Jones ML, Gong M, Sinha R, Schut HAJ, Synderwine EG, 2004.

Mutagenucity of 2-amino-1-methyl-6-phenylimidiazo [4,5-b] pyridin (PhIp) in the mammary gland of Big Blue rats on high and low fat diets, Carcinogenesis 23 (5): 877-884.

Yunus M. 2001. PengaruhAntioksidan Vitamin C Terhadap MDA Eritrosit Tikus Wistar Akibat Latihan Anaerobik. Jurnal Pendidikan Jasmani. (1): 9-16. Zuhud E. 2011. Bukti Kedasyatan Sirsak Menumpas Kanker. Agromedia Pustaka:


(1)

35

3.9Etika Penelitian

Penggunaan hewan coba di dalam penelitian perlu dijamin kesejahteraannya, sehingga dalam penelitian kesehatan yang memanfaatkan hewan coba harus diterapkan prinsip 3R dalam kontrol penelitian, yaitu replacement, reduction,

dan refinement. Sebelum penelitian, penelititelah mengajukan ethical approval

ke Komisi Etika Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dapat menurunkan kadar malondialdehid (MDA) jaringan payudara tikus putih betina yang diinduksi senyawa 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA).

5.2Saran

Peneliti lain disarankan untuk:

1. Meneliti lebih lanjut terhadap efek toksik dari ekstrak etanol daun sirsak. 2. Meneliti kandungan antioksidan pada ekstrak daun sirsak.

3. Meneliti lebih lanjut dengan jangka waktu yang lebih lama agar hewan coba yang diinduksi DMBA sampai ke tahap karsinoma.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medica. Palembang.

Al-Attar AM. 2004. The influence of dietary grape seed oil on DMBA-induced liver enzymes disturbance in the frog, Rana ridibunda. Pakistan J Nutr 3 (5): 304-309.

Amelia F, Ellsya A, Kurnianto W, Galih NA. 2012. Tablet salut enterik ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) sebagai anti kanker kolon yang potensial. Scientific Journal of Indonesian Pharmateucal Students. 1(1):51–60.

Androutsopoulos VP, Tsatsakis AM, Spandidos DA. 2009. Cytochrome P450 CYP1A1: Wider Roles in Cancer Progression and Prevention. BMC Cancer. 9:187.

Asni E, dkk. 2009. Pengaruh Hipoksia Berkelanjutan Terhadap Kadar Malondialdehid, Glutation Tereduksi, dan Aktivitas Katalase Ginjal Tikus. MajKedoktIndon.59(12): 595-600.

Baskar R, Rajeswari V, Kumar TS. 2007. In Vitro Antioxidant Studies in Leaves of Annona Species. Indian Journal of Experimental Biology. 45:480-485. Bilqistiputri F, Susantiningsih T, Mustofa S, Windarti I. 2014. Chemopreventive

Effects of Soursoup Leaves (Annona muricata L.) Infusion in Ductal Epithelial Breast Tissue in Female Sprague dawley Rats Induced by 7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA). Medical Journal of Lampung University. 3(2):64-82.

Brennan C. 2010. Use of DMBA in Animal. USA. Sigma-Aldrich.

Chiu HF, Chih TT, Hsian YM, Tseng CH, Wu MJ, Wu YC. 2003. Bullatacin, a potent antitumor Annonaceous acetogenin, induces apoptosis through a reduction of intracellular cAMP and cGMP levels in human hepatoma 2.2.15 cells. Biochemical Pharmacology. 65(3):319-327.

Clarkson PM, Thompson HS. 2000. Antioxidant: what role do they play in physical activity and health?.Am J Clin Nutr.72:637S- 646S.

Dawn B, Mark, Allan D, Collen M. Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC

Depkes. 2011. Laporan PTM Berdasarkan Rumah Sakit dan Puskesmas Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo: Depkes.


(4)

Devita V, Rosenberg S. 2005. Cancer Principal and Practice of Oncology. Book 1 Lippicont Williams and Wilkins.

Djamaloedin. 2008. Kelainan pada Mamma (Payudara). Dalam: Wiknjosastro, Hanifa, Ed. Ilmu Kandungan, Ed 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Federer WT. 1977. Experimental Design Theory And Application, Ed. 3. New Delhi Bombay Calcuta: Oxford and IBH Publishing Co.

Hakkak. 2005. Obesity Promotes 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene induced Mammary Tumor Development in Female Zucker Rats. Breast Canc Res. 7:627-633.

Hartono IA, Indra MR, Rahayu P. 2013. Pengaruh pemberian ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera) terhadap jumlah CSCs (cancer stem cells) pada tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi DMBA(7,12 dimetilbenz[α]anthrancene). [Skripsi]. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Hatim, NB. 2012. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona sinensis) pada Tikus Betina Sprague Dawley yang Diinduksi 7,12-dimetilbenz(a)antrasena. [Skripsi]. Departemen Biokimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Herliana E, Rifai N. 2011. Khasiat dan Manfaat Daun Sirsak Menumpas Kanker.

Jakarta: Mata Elang Media. hlm. 12-16.

International Agency for Research on Cancer (IARC), 2013. Cancer. Diunduh dari http://www.iarc.fr/en/cancertopics/index.php. Diakses pada 2 September 2014.

Jannah RN. 2010. Uji Efektifitas Daun Sirsak (Annona muricata L.) Sebagai Peptisida Nabati Terhadap Pengendalian Hama Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). [Skripsi]. Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Junqueira LC, Carneiro J. 2007. Basic Histology Text and Atlas: Female Reproductive System. Ed 11. United States of America: McGraw Hill. pp. 447-450.

Kumar V, Robbins SL, Cotran RS. 2007. Buku Ajar Patologi Anatomi. Vol 2 Ed 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. hlm. 788-802.

Mangan Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. Agromedia Manoharan S, Selvan MV. 2012. Chemopreventive Potential of geraniol in

7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA) Induced Skin Carcinogenesis in Swiss albino mice. J. Environ Biol. 33(2):55-60.

McLaughlin, Jerry L, Gina B. Beanson, and James WF. 2003. A Novel Mechanism for the control of clinical cancer: Inhibitation of the Production of Adenosine Triphosphate (ATP) with Standardized Extract of Paw Paw (Asimincz reiloba, Annonaceae).


(5)

Meiyanto E, Susilowati S, Taminatun S, Murwanti R, Sugiyanto. 2007. Efek kemopreventif ekstrak Gynura procumbens (Lour), Merr pada karsinogenesis kanker.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, dan Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC.

Osborne C, Wilson P, Tripathy D. 2004. Oncogenes and tumor suppressor genes in breast cancer: potential diagnostic and therapeutic applications. The Oncologist. 9(4):361-77.

Palapattu GS, Sutcliffe S, Bastian PJ, Platz EA, Marzo AMD, Isaacs WB, Nelson WG. 2004. Prostate Carsinogen and Inflamation: Emerging Insights. Carcinogenesis. 26 (7):1170-1181.

Permana AW. 2010. Kulit Buah Manggis dapat Menjadi Minuman Instan Kaya Antioksidan. Warta Litbang Deptan. 32(2):3.

Permatasari FR, Mahendra APW, Aulanni’am. 2014. Studi Terapi Ekstrak Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Penurunan Kadar Malondialdehyde (MDA) Pada Organ Testis dan Jumlah Spermatozoa Tikus (Rattus novergicus) Hasil Induksi Paparan Asap Rokok. Jurnal Unbraw.

Ratya A. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Kadar Malondialdehid pada Jaringan Hati Tikus Putih yang Diinduksi DMBA. [Skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Ren W, Qiao Z, Wang H, Zhu, L, Zhang, L. 2003. Flavonoids: Promising Anticancer Agents. Medicinal Research Review. 23(4):519-534.

Retnani V. 2011. Pengaruh Suplementasi Ekstrak Daun Annona muricata terhadap Kejadian Displasia Epitel Kelenjar Payudara Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi 7, 12 Dimethylbenz[a]anthracene. [Skripsi]. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Rio DD, Stewart AJ, Pellegini N. 2005. A Review of Recent Studies on Malondialdehyde as Toxic Molecule and Biological Marker of Oxidative Stress. Nutr Metab Cardio Dis. 15(3):16-28.

Setiyadi B, Susantiningsih T, Apriliana E, Windarti I. 2014. The Chemopreventive Effects of Extracts Compare with Infuse of Soursop Leaves (Annona muricata L.) in Breast Tissue of Female Sprague dawley Rats Induced by (DMBA). Medical Journal of Lampung University. 3(2):39-47.

Sjahid LR. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.). [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. hlm 367-374.


(6)

Sugianto SB, Meiyanto E, Nugroho AE, Jenie UA. 2003. Aktivitas Antikarsinogenik Senyawa yang Berasal dari Tumbuhan. Majalah Farmasi Indonesia. 14(4): 216-225.

Suranto A. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda. hlm. 4-15.

Susantiningsih T, Jaelani AY, Mustofa S, Zulfian. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Kadar Hemoglobin Darah Tikus Putih

yang Diinduksi Karsinogen 7,12dimethylbenz[α]anthrancene (DMBA).

Medical Journal of Lampung University. 3(6):188-194.

Van De Graaff K. 2002. Human Anatomy. Ed 6. United States Of America: McGraw-Hill. pp. 720-730.

Wibowo EA, Sriningsih, Wuyung PE, Ranasasmita R. 2010. The Influence of DMBA (7,12-dimethylbenz(a)anthracene) Regimen In The Development of Mammae Carcinogenesis on Sparague Dawley Female Rat. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention. I (1):60-66.

Wientarsih I, Rini, Bayu, Dian. 2012. The Profil Of Serum, Ureum And Creatinine Of Aethyl Acetate Fraction Avocado Leaves In White Rats.Journal Veteriner.13 (1):57-62.

Wills ED. 1987. Evaluation of Lipid Peroxidation on lipid and Biological Membranes. Biochemical Toxicology: A Practical approach. Oxford: IRL Press.

World Health Organization. 2013. Cancer. (Internet). Diunduh dari http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs297/en/. Diakses pada tanggal 15 September 2014.

Yoshikawa, T, and Y. Naito. 2002. What is oxidative stress ? . 45: 271—27. Yu M, Jones ML, Gong M, Sinha R, Schut HAJ, Synderwine EG, 2004.

Mutagenucity of 2-amino-1-methyl-6-phenylimidiazo [4,5-b] pyridin (PhIp) in the mammary gland of Big Blue rats on high and low fat diets, Carcinogenesis 23 (5): 877-884.

Yunus M. 2001. PengaruhAntioksidan Vitamin C Terhadap MDA Eritrosit Tikus Wistar Akibat Latihan Anaerobik. Jurnal Pendidikan Jasmani. (1): 9-16. Zuhud E. 2011. Bukti Kedasyatan Sirsak Menumpas Kanker. Agromedia Pustaka:


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona reticulata L.) Menggunakan Matriks Nata De Coco Dan Gel Dalam Penyembuhan Luka Sayat

2 44 98

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL BROKOLI (Brassica oleracea L. var. italica) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HEPAR TIKUS PUTIH GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DMBA (7,12-Dimethylbenz(α)antracene)

6 21 57

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DMBA

5 36 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN PARU TIKUS PUTIH BETINA YANG DIINDUKSI KARSINOGEN 7,12 DIMETHYLBENZ[α]ANTHRANCENE (DMBA)

0 7 43

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID PADA JARINGAN HATI TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI DMBA

1 10 71

PERBANDINGAN EFEK KEMOPREVENTIF PEMBERIAN EKSTRAK DAN INFUSA DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS JARINGAN PAYUDARA TIKUS BETINA GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI DMBA

0 12 53

EFEK KEMOPREVENTIF PEMBERIAN INFUSA DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) PADA EPITEL DUKTUS JARINGAN PAYUDARA TIKUS BETINA GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)

1 60 56

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP KADAR GLUTATION JARINGAN HEPAR TIKUS (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI 7,12 DIMETHYLBENZ(A)ANTHRACENE (DMBA)

6 41 63

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PAYUDARA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) BETINA GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DMBA

0 8 49

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)

1 4 67