Cash Flow dalam Kondisi Ketidakpastian

2.1.5 Cash Flow dalam Kondisi Ketidakpastian

Kelancaran arus kas akan membuat seorang manajer suatu perusahaan dapat memprediksi kebutuhan dana secara sistematis. Pergerakan nilai penjualan secara otomatis akan mempengaruhi arus kas suatu perusahaan, hal ini dikarenakan arus kas menjadi dasar dalam memutuskan pembelian bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Pembelian tepat waktu akan mempengaruhi kelangsungan aktivitas pabrik secara baik, begitu pula sebaliknya keterlambatan pembelian akan membuat pekerjaan di pabrik menjadi terhambat. Tingkat ketidakpastian proyek dalam investasi menjadikan semakin sulit seorang manajer memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan lain- lain, oleh karena itu manajer akan berhati – hati dalam melakukan studi kelayakan. Untuk proyek-proyek yang menghasilkan produk baru, umumnya cukup sulit dalam memperkirakan proyeksi penjualan.berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini, dengan analisa sensitifitas, dengan taksiran konservatif dan sebagainya. Setiap investasi memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, perusahaan memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan. Studi kelayakan merupakan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau tidak. Beberapa metode dalam capital budgeting digunakan sebagai parameter untuk menentukan suatu investasi layak atau tidak layak untuk dilakukan. Setiap metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, namun metode- metode tersebut bersifat deterministik dan tidak dapat mengakomodasi faktor ketidakpastian. Padahal pada kenyataannya banyak faktor-faktor yang menjadi cash flow dalam sebuah analisa investasi bersifat tidak pasti stokastik atau probabilistik.

2.1.6 Cash Flow dalam Kondisi Risiko