DESKRIPSI SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN PENGUNGKAPAN NILAI (Values Clarification Approach) PADA KELAS VII MTs. GUPPI NATAR

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Atmakusumah, M. Iskandar, dan W. D. Basorie. 1996. Mengangkat Masalah

Lingkungan ke Media Massa. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Duati, S.A. 2004. Studi Apresiasi Siswa Tentang Tayangan Televisi yang Bersifat Akademis pada Siswa SMUN se-Kota Metro Tahun Pelajaran 2003/2004. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dwidjoseputro, D. 1990. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT. RajaGrafindo. Jakarta.

Huitt, W. 2004. Values. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University. Retrieved [09 Februari 2009], from

http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/affsys/values.html.

Husein, H. 1992. Lingkungan Hidup. Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya. Bumi Aksara. Jakarta.

Ibrahim, S. 2006. Penerapan Pendekatan Pengungkapan Nilai dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Pengembangan Nilai Afektif Siswa Melalui Pengajaran Biologi : Studi Eksperimen dalam Mengajar Topik Lingkungan di Kelas I SMU Negeri I Banda Aceh. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Mulyadi. 2003. Jurnal Pembangunan Manusia. (Jurnal).

http://gropes.multiply.com/journal/item/6. [20 November 2008]

Muslich, M. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Bumi Aksara. Jakarta.


(2)

47

Prasetijo, R. dan Ihlauw. 2005. Perilaku Konsumen. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Simon, S. dan L. Howe. 1972. The Values Clarification Approach. In Simon, S., Howe. L., & Kirschenbaeum, H. (Ed.), Values Clarification : A Handbook of Practical Strategies for Teachers and Students. Retrieved [14 Februari 2009], from http://www.sntp.net/education/values_clar.htm.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. RajaGrafindo. Jakarta. _______ . 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. PT. RajaGrafindo. Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.

Sudrajat, A. 2008. a) Model Pembelajaran Afektif (Sikap). Kurikulum dan Pembelajaran.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/08/model_pembelajaran_af ektif. [09 Februari 2009].

_______ . 2008. b) Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/09/pendekatan_pembelajar an. [14 Februari 2009].

Sunarto dan Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Suwiyadi. 2005. Penggunaan Metode Value Clarification Teaching dengan Kartu Keyakinan terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Jurnal Pendidikan). http://jurnaljpi.wordpress.com/2007/10/01/suwiyadi/. [09 Februari 2009]. Topan, M. 2008. Global Warming. Mengurangi Dampak Pemanasan Global.

http://mtopan.wordpress.com/2008/12/01/global_warming. [09 Januari 2010].

Zakaria, T. R. 2001. Pendekatan-pendekatan Pendidikan Nilai dan Implementasi dalam Pendidikan Budi Pekerti. (Jurnal Pendidikan)

http://www.pdk.go.id/balitbang/publikasi/jurnal/No.026/pendekatan_pendi dikan_teuku_ramli.htm. [09 Februari 2009]

Zoera’aini, I. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta.


(3)

DESKRIPSI SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN PENGUNGKAPAN NILAI

(Values Clarification Approach) PADA KELAS VII MTs. GUPPI NATAR

Oleh

SUSILOWATI PUJI RAHAYU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(4)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1) Hasil pengamatan sikap siswa terhadap lingkungan

Setelah dilakukan observasi selama kegiatan pembelajaran melalui pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach) dengan berpedoman pada lembar observasi yang dilakukan oleh observer, dilakukan perhitungan dan diperoleh data persentase sikap siswa terhadap lingkungan pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil observasi sikap siswa terhadap lingkungan

No. Kriteria sikap Pertemuan pertama Pertemuan kedua

1. Sangat tinggi 4,5% 6,3%

2. Tinggi 19% 25%

3. Sedang 36% 53%

4. Rendah 41% 16%

5. Sangat rendah 0% 0%

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 8 diketahui bahwa dengan pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach), sikap


(5)

siswa terhadap lingkungan dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, dan sedang meningkat pada pertemuan kedua. Dengan kriteria sikap sedang adalah kriteria sikap yamg paling banyak meningkat dibanding kriteria sangat tinggi dan tinggi yaitu 17%. Sedangkan kriteria sikap rendah menurun 25%.

2) Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan

Angket diberikan kepada siswa setelah akhir pembelajaran. Hasil pengolahan data menunjukkan perbedaan kecenderungan siswa dalam memilih jawaban tiap pertanyaan dalam angket. Setelah dihitung, persentase sikap siswa terhadap lingkungan disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan No. Kriteria sikap Persentase banyak siswa 1. Sangat tinggi 18,75%

2. Tinggi 76,79%

3. Sedang 4,46%

4. Rendah 0%

5. Sangat rendah 0%

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 9 diketahui bahwa sikap siswa terhadap lingkungan dengan kriteria tinggi lebih tinggi dibanding kriteria lainnya.


(6)

35

Kemudian data hasil angket dirinci lagi ke lima jenjang sikap yang menunjukkan sikap siswa terhadap lingkungan pada tiap jenjang. Hasil disajikan pada tabel 10.

Tabel 10. Persentase sikap siswa terhadap lingkungan pada tiap jenjang ranah sikap

Jenjang skala skala persentase

No. sikap tertinggi jawaban

4 3 2 1 0 tertinggi 1. Receiving 30 36 21 20 5 3 40,1% 2. Responding 42 30 10 8 22 4 47,04% 3. Valuing 45 41 17 7 2 4 50,4% 4. Organization 52 43 10 6 1 4 58,24% 5. Characterization 47 50 10 4 1 3 56%

Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket mewakili ke lima jenjang ranah sikap yaitu receiving, responding, valuing, organization, dan characterization. Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 10 diketahui bahwa sikap siswa terhadap lingkungan pada jenjang organization lebih tinggi dibanding jenjang lainnya. Meskipun

perbedaan persentase pada masing-masing jenjang tidak terlalu mencolok.

B. Pembahasan

1) Hasil pengamatan sikap siswa terhadap lingkungan

Dari analisis terhadap hasil observasi (tabel 8) diketahui bahwa sikap siswa terhadap lingkungan dengan kriteria rendah menjadi kriteria sikap


(7)

yang paling banyak dimiliki siswa pada pertemuan pertama (41%) sedangkan pada pertemuan kedua kriteria sikap sedang menjadi kriteria sikap yang paling banyak dimiliki siswa (53%).

Kriteria sikap rendah lebih tinggi dibanding kriteria sikap lainnya pada pertemuan pertama karena berdasarkan observasi pada jawaban siswa saat kegiatan pembelajaran, ternyata 41% siswa kurang paham mengenai pencemaran lingkungan baik mengenai penyebabnya, akibatnya, ataupun siswa yang kurang bisa membedakan antara lingkungan bersih dan lingkungan tercemar, kurang mendukung kegiatan-kegiatan peduli lingkungan, dan kurang menerapkan pola hidup peduli lingkungan. Dari total skor 24, 41% siswa hanya mencapai skor 7 hingga 9 yang setelah ditafsirkan menurut tabel 6, kriteria sikap tersebut adalah sikap rendah terhadap lingkungan.

Pada pertemuan kedua sikap siswa dengan kriteria sikap sedang terhadap lingkungan lebih tinggi dibanding kriteria lainnya karena berdasarkan observasi pada jawaban siswa saat kegiatan pembelajaran, ternyata pada pertemuan kedua siswa sudah lebih paham mengenai pencemaran lingkungan baik mengenai penyebabnya, akibatnya, sudah bisa

membedakan antara lingkungan bersih dan lingkungan tercemar, mulai mendukung kegiatan-kegiatan peduli lingkungan, dan sudah mulai menerapkan pola hidup peduli lingkungan. Dari total skor maksimal 26 pada lembar observasi pertemuan kedua, 53% siswa mencapai skor 11


(8)

37

hingga 14 yang setelah ditafsirkan menurut tabel 6, kriteria sikap tersebut adalah sikap sedang terhadap lingkungan.

Adanya perbedaan sikap yang dimiliki siswa berarti bahwa siswa bereaksi terhadap lingkungan setelah proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Sunarto dan Hartono (2002:181) menyatakan bahwa sikap adalah kesediaan seseorang untuk bereaksi terhadap sesuatu hal. Seseorang dapat merespon positif atau pun negatif terhadap sesuatu hal tersebut. Dalam penelitian ini respon yang diharapkan muncul adalah respon positif terhadap lingkungan sehingga siswa akan memiliki sikap kepedulian dan sensitivitas terhadap lingkungan serta permasalahan didalamnya.

Dari analisis terhadap hasil observasi (tabel 8) juga diketahui bahwa sikap siswa terhadap lingkungan dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, dan sedang meningkat pada pertemuan kedua dan kriteria sikap rendah

menurun. Peningkatan ini karena melalui pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach) kemampuan afektif siswa, diantaranya sikap siswa akan berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudrajat (2008:3) yang menyatakan bahwa untuk mengembangkan kemampuan afektif siswa dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang secara khusus mengembangkan kemampuan afektif siswa. Pendekatan

pengungkapan nilai (values clarification approach) merupakan salah satu pendekatan yang secara khusus mengembangkan kemampuan afektif siswa (Huitt, 2004:1) karena pendekatan ini memberi penekanan pada


(9)

usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri (Zakaria, 2001:7). Gambar 3 berikut ini menunjukkan

peningkatan maupun penurunan pada masing-masing kriteria sikap.

Gambar 3. Persentase sikap siswa berdasarkan lembar observasi pada pertemuan 1 dan 2

2) Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan

Berdasarkan analisis hasil angket (tabel 9) diketahui bahwa sikap siswa terhadap lingkungan dengan kriteria tinggi lebih tinggi dibanding kriteria lainnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4 berikut.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

sangat tinggi tinggi sedang rendah 4,5%

19%

36% 41%

6,3%

25%

53%

16%


(10)

39

Gambar 4. Persentase sikap siswa berdasarkan jawaban dalam angket

Dari gambar 4 di atas terlihat bahwa sikap siswa terhadap lingkungan dengan kriteria tinggi lebih tinggi dibanding kriteria lainnya. Dari skor maksimal 80 pada angket, 76,79% siswa mencapai skor 49 hingga 64 yang setelah ditafsirkan menurut table 6 maka kriteria sikap tersebut adalah sikap tinggi terhadap lingkungan. Sesuai indikator pada angket maka hasil ini menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengidentifikasi penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan, mengetahui akibat pencemaran lingkungan, sudah dapat menilai atau membedakan

lingkungan bersih dengan yang tercemar, mendukung kegiatan-kegiatan peduli lingkungan, dan sudah menerapkan pola hidup peduli lingkungan serta mempengaruhi orang di sekitarnya agar selalu memperhatikan lingkungan.

Kemudian berdasarkan analisis hasil angket pada tiap jenjang (tabel 10) diketahui bahwa sikap siswa terhadap lingkungan pada jenjang

organization lebih tinggi dibanding jenjang lainnya. Hal ini karena dari

0% 20% 40% 60% 80%

jumlah 18,75%

76,79%

4,46% 0%

0%


(11)

item-item yang menunjukkan masing-masing jenjang sikap, siswa yang menjawab dengan skor 4 dan skor 3 pada jenjang organization lebih banyak jika dibanding dengan jenjang lainnya sehingga setelah dirata-rata hasil pada jenjang ini lebih tinggi dibanding jenjang lainnya.

Dalam Depdiknas (2008 : 3) dan Sudijono (2007 : 56) disebutkan bahwa jenjang organization merupakan pemantapan dari nilai yang telah dimiliki seseorang. Karena sikap siswa pada jenjang ini lebih tinggi dibanding jenjang lainnya, berarti siswa sudah memantapkan nilai yang mereka miliki terhadap lingkungan. Selanjutnya jika dikaitkan dengan indikator angket pada jenjang ini berarti siswa sudah memantapkan nilai yang mereka miliki terhadap lingkungan dengan mendukung kegiatan-kegiatan peduli lingkungan.

Gambar 5 berikut menunjukkan seberapa tinggi persentase pada jenjang organization dibanding jenjang lainnya.

Gambar 5. Persentase sikap siswa terhadap lingkungan pada tiap jenjang sikap

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

jumlah 40,10%

47,04% 50,40%

58,24% 56%


(12)

41

Berdasarkan gambar 5 di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada masing-masing jenjang sikap atau dapat dikatakan cukup merata. Sesuai dengan indikator angket pada masing-masing jenjang sikap maka hasil ini menunjukkan bahwa siswa sudah cukup mengetahui penyebab pencemaran lingkungan, akibat pencemaran lingkungan, mampu menilai atau membedakan lingkungan bersih dan tercemar, mendukung kegiatan-kegiatan peduli lingkungan, dan sudah cukup menerapkan pola hidup peduli lingkungan dan mempengaruhi orang di sekitarnya agar selalu memperhatikan lingkungan.

Kemudian jika dilihat dari analisis hasil observasi dan angket diketahui bahwa ada perbedaan kriteria sikap tertinggi yang dimiliki siswa. Pernyataan tersebut menunjukkan keberhasilan penggunaan pendekatan pengungkapan nilai dalam meningkatkan sikap siswa terhadap

lingkungan karena pada pertemuan pertama kriteria sikap rendah lebih tinggi dibanding kriteria lainnya, pada pertemuan kedua kriteria sikap sedang lebih tinggi dibanding kriteria lainnya, dan pada akhir

pembelajaran (pertemuan terakhir) sikap dengan kriteria tinggi menjadi lebih tinggi dibanding kriteria lainnya.

Dalam proses pembelajaran melalui pendekatan pengungkapan nilai, pertama-tama siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dalam LKS mengenai pencemaran lingkungan yang berkaitan dengan sikap mereka terhadap lingkungan bersama kelompoknya kemudian


(13)

hasil diskusi kelompoknya, kemudian siswa diberi beberapa pertanyaan mengenai sikap mereka terhadap lingkungan. Setelah salah seorang siswa mengungkapkan sikap mereka tersebut dengan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa yang lain diminta untuk

mengungkapkan pendapat mengenai jawaban siswa pertama kemudian guru memberikan penguatan jika sikap siswa tersebut benar. Namun, jika sikap yang dipilih siswa salah, guru akan menasehati agar siswa

mengubah sikap mereka.

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan Raths, Hermin, dan Simon dalam (Zakaria 2001:7) yang menyatakan bahwa ada tiga proses pengungkapan nilai menurut pendekatan

pengungkapan nilai. Dalam tiga proses tersebut terdapat tujuh subproses sebagai berikut. Proses pertama, memilih : (1) dengan bebas (2) dari berbagai alternatif (3) setelah mengadakan pertimbangan tentang berbagai akibatnya, dilakukan siswa pada saat berdiskusi dalam kelompoknya. Proses kedua, menghargai : (4) merasa bahagia atau gembira dengan pilihannya (5) mau mengakui pilihannya itu di depan umum, dilakukan siswa pada saat persentasi dan pada saat sesi tanya jawab. Proses ketiga, bertindak: (6) berbuat sesuatu sesuai dengan pilihannya (7) diulang-ulang sebagai suatu pola tingkah laku dalam hidup.

Hasil untuk untuk proses yang ketiga ini sulit untuk diamati. Akan tetapi diharapkan bahwa siswa akan melakukan seperti jawaban-jawaban


(14)

43

kehidupan sehari-hari mereka. Karena pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatan mereka kemudian meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka terhadap lingkungan . Hal ini sesuai dengan Zakaria (2001:7) yang menyatakan bahwa pendekatan ini memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri sehingga penilaian siswa terhadap lingkungan meningkat dan membawa diri siswa sesuai dengan penilaiannya.

Adanya penilaian terhadap sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap positif atau sikap negatif. Akibat dari sikap positif adalah siswa akan memiliki kepedulian sensitivitas terhadap lingkungan serta permasalahan di dalamnya sehingga senantiasa memperhatikan lingkungan agar terjaga kelestariannya. Sikap positif terhadap lingkungan ini diharapkan akan tetap dalam jangka waktu yang lama sesuai dengan Prasetijo dan Ihlauw (2005:104) yang menyatakan bahwa sikap adalah pola perasaan,

keyakinan dan kecenderungan perilaku terhadap orang, ide, atau obyek yang tetap dalam jangka waktu yang lama. Dinyatakan juga bahwa sikap adalah predisposisi atau kecenderungan umum dalam merespon suatu obyek secara konsisten dalam bentuk suka atau tidak suka.

Setelah pembelajaran ini diharapkan siswa lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar mereka dan mau mengajak orang-orang di sekitar mereka untuk selalu memperhatikan lingkungan, dimulai dari hal-hal


(15)

kecil yang bermakna besar bagi lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak boros kertas, menanam pohon di halaman rumah, tidak boros air, mematikan lampu jika tidak digunakan, tidak membiarkan televisi atau alat elektronik lainnya stand-by sekian jam setiap hari, melepaskan kabel alat elektronik dari stop kontak ketika sedang tidak dimanfaatkan, dan lain-lain (Topan, 2008:1).


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan adalah tempat, wadah atau ruang yang ditempati oleh makhluk hidup sebagai komponen biotik dan makhluk tak hidup sebagai komponen abiotik yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain, baik antara makhluk-makhluk itu sendiri maupun antara makhluk tersebut dengan lingkungannya (Husein, 1992:6). Semua komponen tersebut berinteraksi dan berperan sesuai dengan fungsinya untuk membentuk

keseimbangan. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak yang artinya lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan tersebut dapat terjadi karena faktor alam, maupun karena perbuatan manusia. Namun, manusia sebagai faktor dominan merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan.

Kompetensi dasar dari materi pokok pencemaran lingkungan pada semester genap kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kompetensi dasar ini merupakan bentuk


(17)

pokok yang diajarkan di pendidikan formal. Dengan diajarkannya materi pokok tersebut diharapkan siswa dapat mengaplikasikan apa yang telah mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari dengan bersikap baik dan peduli terhadap kelestarian lingkungan. Kepedulian lingkungan adalah aspek penting dalam pengelolaan lingkungan. Kepedulian menurut Lane dan Sears

(Mulyadi, 2003:61) merupakan pencapaian terhadap sesuatu yang dikehendaki dan disenangi yang berorientasi ke depan. Seseorang dikatakan peduli

terhadap lingkungan, indikatornya adalah mereka akan memiliki sikap membela apa yang mereka senangi tersebut, sehingga jika seseorang peduli terhadap lingkungan, maka ia akan memiliki sikap untuk membela dan menjaga lingkungan.

Sikap merupakan salah satu karakteristik afektif yang penting (Depdiknas, 2008:4). Dalam Sunarto dan Hartono (2002:181) disebutkan bahwa sikap adalah kesediaan seseorang untuk bereaksi terhadap sesuatu. Seseorang dapat merespon positif atau pun negatif terhadap sesuatu tersebut. Dalam penelitian ini, sikap yang diharapkan akan terbentuk adalah sikap positif siswa terhadap lingkungan yang akan membawa siswa untuk peduli terhadap lingkungan dan senantiasa memperhatikan lingkungan agar kelestarian lingkungan dapat terjaga.

Berdasarkan observasi di MTs. GUPPI Natar belum nampak bahwa siswa memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Hal ini terlihat dari kurangnya kepedulian siswa terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa siswa belum


(18)

3

mengaplikasikan apa yang mereka peroleh dari materi Pencemaran

Lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai sikap siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar untuk mengetahui seberapa tinggi sikap mereka terhadap lingkungan.

Untuk mengetahui sikap siswa tersebut, peneliti akan menggunakan pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach) dengan metode diskusi dan tanya jawab. Pendekatan pengungkapan nilai merupakan salah satu dari lima pendekatan pembelajaran afektif yaitu pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses menilai (valuing process) yang bertujuan agar para siswa menyadari nilai-nilai yang mereka miliki, memunculkannya dan merefleksikannya (Sudrajat, 2008:3:a). Yang dimaksud dengan nilai disini adalah suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Target nilai tersebut cenderung menjadi ide dari sikap dan perilaku seseorang

(Depdiknas, 2008:5), atau dengan kata lain, sikap merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang dimiliki seseorang.

Dalam Sudijono (2007:76) disebutkan bahwa penilaian hasil belajar siswa dari ranah sikap (affective domain) dapat dilakukan dengan pengamatan

(observation), wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen (documentary analysis). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan lembar observasi dan angket untuk mengetahui sikap siswa terhadap lingkungan.


(19)

Penelitian tentang penerapan pendekatan pengungkapan nilai sebelumnya telah dilakukan oleh Ibrahim (2006:1) di SMUN I Banda Aceh. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa yang belajar topik lingkungan melalui pendekatan pengungkapan nilai menunjukkan perbedaan hasil belajar kognitif dan perubahan atau perkembangan nilai afektif terhadap masalah lingkungan daripada siswa yang belajar melalui pendekatan biasa.

Penelitian lain tentang penerapan pendekatan pengungkapan nilai adalah penelitian yang dilakukan oleh Suwiyadi (2005:5) di SMP Negeri 4

Balikpapan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pokok bahasan Kepedulian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perbedaan prestasi belajar siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol cukup signifikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana sikap siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar terhadap lingkungan melalui pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach) ?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian yakni untuk mengetahui sikap siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar terhadap lingkungan melalui pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach).


(20)

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa

a. Dapat menyadari nilai-nilai yang mereka miliki, memunculkannya, dan merefleksikannya (berupa sikap) dalam kehidupan.

b. Mengetahui apakah mereka peduli terhadap lingkungan dan mempertinggi kesadaran tentang kelestarian lingkungan.

2. Guru, dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang secara khusus mengembangkan kemampuan afektif siswa.

3. Sekolah, dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap positif terhadap diri dan lingkungan.

4. Peneliti

a. Memberikan wawasan dan pengalaman mengenai pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada pencapaian aspek kognitif dan

psikomotor saja melainkan aspek afektifnya juga.

b. Memberikan informasi bagi peneliti lain contoh pendekatan

pembelajaran yang secara khusus mengembangkan kemampuan afektif siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti, perlu diberikan penjelasan terhadap beberapa istilah sebagai berikut:

1. Pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach)


(21)

mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses menilai (valuing process) yang penggunaannya bertujuan agar para siswa menyadari nilai-nilai yang mereka miliki, memunculkannya dan merefleksikannya dalam kehidupan.

2. Sikap merupakan salah satu karakteristik afektif yang penting yang merupakan refleksi dari nilai yang yang dimiliki seseorang.

3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar semester genap tahun pelajaran 2009-2010.

4. Instrumen pembelajaran berupa Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang dibagikan kepada siswa dalam kelompok sebagai bahan diskusi.

5. Instrumen penilaian sikap siswa terdiri dari lembar observasi dan angket untuk mengetahui sikap siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar terhadap lingkungan.

6. Sikap siswa dinilai berdasarkan lima jenjang aspek afektif, yaitureceiving (menerima atau memperhatikan), responding (menanggapi), valuing (menilai atau menghargai), organization (mengatur atau mengorganisasi), dan characterization (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai).

F. Kerangka Pikir

Masalah lingkungan merupakan masalah yang semakin penting untuk

diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Menyelamatkan masa depan bumi bisa dilakukan oleh setiap orang.

Kesadaran untuk peduli, memikirkan, dan ikut ambil bagian dalam upaya menjaga alam dan lingkungan semestinya ditanamkan sejak dini. Isu-isu


(22)

7

lingkungan baik jika diperkenalkan sejak dini melalui jalur pendidikan formal atau sekolah.

Kompetensi dasar materi pencemaran lingkungan di kelas VII semester genap Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalahmengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sehingga diharapkan setelah mempelajari materi ini siswa dapat mengaplikasikan apa yang telah mereka peroleh dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan memberikan sikap yang baik terhadap lingkungan.

Di MTs. GUPPI Natar telah diajarkan materi pencemaran lingkungan di kelas VII pada semester genap sesuai dengan standar kompetensi yang telah

ditentukan. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan terlihat bahwa siswa kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, yang terlihat dari kondisi lingkungan kelas dan lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa siswa belum mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam materi pencemaran lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal-hal tersebut di atas mendorong peneliti berkeinginan untuk mendeskripsikan sikap siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar terhadap lingkungan melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (values clarification approach). Pendekatan Pengungkapan Nilai merupakan salah satu pendekatan yang diharapkan mampu membantu memunculkan nilai afektif siswa terhadap lingkungan sehingga peneliti dapat mendeskripsikan sikap mereka tersebut. Nilai disini adalah values yang merupakan ide dalam bersikap atau berperilaku pada seseorang.


(23)

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode diskusi dan tanya jawab. Siswa akan diberikan LKK yang berisi permasalahan mengenai lingkungan yang harus didiskusikan dengan kelompoknya. Setelah selesai diskusi, wakil dari masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi mereka lalu guru akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sikap siswa terhadap lingkungan (tercantum dalam RPP) kepada kelompok lain.

Sikap-sikap siswa yang muncul pada saat pembelajaran akan dicatat ke dalam lembar observasi oleh observer. Setelah pembelajaran selesai, siswa akan diminta untuk mengisi angket yang berisi pernyataan-pernyataan sikap siswa terhadap lingkungan. Jadi, dengan diskusi dan tanya jawab, guru mencoba mengungkapkan nilai-nilai yang dimiliki siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar terhadap lingkungan dan kemudian membenahinya jika ada yang

menyimpang.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

Keterangan: X : variabel bebas (Pendekatan Pengungkapan Nilai atau values clarification approach) ; Y: variabel terikat (sikap siswa terhadap lingkungan).


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan

Lingkungan hidup ialah tempat, wadah, atau ruang yang ditempati oleh mahluk hidup dan tak hidup yang saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain, baik antara mahluk-mahluk itu sendiri maupun antara mahluk tersebut dengan lingkungannya (Husein, 1992:6). Dashefsky (dalam Atmakusumah, Iskandar, dan Basorie, 1996:4) berkata bahwa lingkungan menyangkut semua komponen hidup dan tak hidup serta semua faktor yang ada, seperti iklim, tempat sebuah organisme hidup. Tumbuh-tumbuhan dan binatang, gunung dan laut, suhu dan turunnya hujan atau salju, itu semua membentuk lingkungan sebuah organisme.

Semua komponen tersebut berinteraksi dan berperan sesuai dengan fungsinya untuk membentuk keseimbangan. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak yang artinya lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan lingkungan yang melebihi daya dukung dan daya lenting lingkungan.

Perubahan lingkungan tersebut dapat terjadi karena faktor alam, maupun karena perbuatan manusia. Namun, manusia sebagai faktor dominan merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan.


(25)

Sejak sekolah dasar siswa telah dibekali pengetahuan mengenai lingkungan. Pengetahuan mengenai lingkungan tersebut mereka dapatkan lagi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) tapi dengan pokok bahasan yang lebih luas lagi. Pada materi ini akan dipelajari mengenai akibat penebangan hutan, penyebab dan pengaruh pencemaran lingkungan (pencemaran air, udara, tanah dan suara), dan cara penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Apa yang dipelajari ini sesuai dengan kompetensi dasar materi ini yakni

mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sehingga setelah pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mengaplikasikan apa yang telah mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari dengan bersikap baik dan peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Menyelamatkan masa depan bumi bisa dilakukan oleh setiap orang. Upaya pelestarian lingkungan dapat dilakukan dari hal yang paling sederhana, dari hal-hal yang kecil. Penangkapan para pembabat hutan mungkin merupakan salah satu contoh yang bisa jadi terasa jauh dan terlalu “besar” dari sudut pandang kehidupan sehari-hari anak didik. Sebaliknya, mengurangi

penggunaan kantong plastik atas dasar kesadaran betapa merusaknya sampah plastik bagi kelestarian alam dapat dilakukan dari sekolah dan juga dari rumah langsung oleh anak didik.

Dengan memunculkan dan mendeskripsikan sikap siswa terhadap lingkungan, diharapkan perilaku siswa akan lebih bersahabat dengan lingkungan dan kesadaran mereka tentang menjaga dan melestarikan lingkungan akan


(26)

11

meningkat. Sehingga perilaku-perilaku yang akan mengganggu keseimbangan lingkungan akan berkurang. Dalam Zoer’aini (1992:108-109) dikatakan bahwa lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Antara organisme dan lingkungan terjalin hubungan yang erat dan bersifat timbal balik. Tanpa lingkungan organisme tidak mungkin ada sebaliknya lingkungan tanpa organisme, tidak berarti apa-apa.

B. Ranah Sikap (Affectif Domain)

Benjamin S. Bloom, dkk. (dalam Sudijono, 2007:49) berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (=daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik , yaitu: (1) ranah proses berpikir (cognitif domain) (2) ranah sikap (affectif domain), dan (3) ranah keterampilan (psychomotor domain).

Sikap merupakan salah satu karakteristik afektif yang penting (Depdiknas, 2008:4). Sikap sebagai ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl (dalam Depdiknas, 2008:2-3 dan Sudijono, 2007:54-57) dirinci menjadi lima jenjang (tingkat), yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization, dan characterization.

1. Tingkat receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan untuk menerima stimulus berupa masalah, situasi, gejala , atau yang lainnya. Receiving atau attending juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan, obyek, fenomena khusus


(27)

atau stimulus. Tugas pendidik membina agar peserta didik bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mengidentikkan diri dengan nilai itu atau mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positif.

2. Tingkat responding (menanggapi)

Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik dalam fenomena tertentu dan bereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons. Pada tingkat ini misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

3. Tingkat valuing (menilai atau menghargai)

Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang

menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk.


(28)

13

4. Tingkat organization (mengatur atau mengorganisasikan)

Pada tingkat organization, peserta didik melakukan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain, dan pemantapan nilai yang telah dimilikinya.

5. Tingkat characterization (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai)

Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai, yakni keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial (Depdiknas, 2008 : 2-3 dan Sudijono, 2007 : 54-56) .

Kata-kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) yang mengukur jenjang kemampuan dalam ranah afektif adalah: 1. Menerima (receiving) : menanyakan, menjawab, menyebutkan, memilih,

mengidentifikasikan, memberikan, mencandrakan, mengikuti, menyeleksi, menggunakan, dan sebagainya.

2. Menjawab (responding) : menjawab, melakukan, menulis, berbuat,

menceritakan, membantu, mendiskusikan, melaksanakan, mengemukakan, melaporkan, dan sebagainya.


(29)

3. Menilai (valuing) : menerangkan, membedakan, memilih, mempelajari, mengusulkan, menggambarkan, menggabung, mempelajari, menyeleksi, membaca, dan sebagainya.

4. Organisasi (organization) : mengorganisasi, menyiapkan, mengatur, mengubah, membandingkan, mengitegrasikan, memodifikasi, menghubungkan, menyusun, memadukan, menyelesaikan, mempertahankan, menjelaskan, dan sebagainya.

5. Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization by a value or value complex) : mempengaruhi, memodifikasi, mengusulkan, menerapkan, memecahkan, merevisi, bertindak, mendengarkan,

mengusulkan, menyuruh, membenarkan, dan sebagainya (Daryanto, 1999:118-120).

Sikap adalah kesediaan seseorang untuk bereaksi terhadap sesuatu. Seseorang dapat merespon positif atau pun negatif terhadap sesuatu tersebut (Sunarto dan Hartono, 2002:181). Dalam Duati (2004:8) dijelaskan bahwa sikap

merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu

mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.

Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki seseorang. Dalam

Depdiknas (2008:5) di sebutkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Target nilai tersebut cenderung menjadi ide dari sikap dan perilaku seseorang


(30)

15

Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler yaitu nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat (Depdiknas, 2008:5-6).

Dalam Sudijono (2007:76) disebutkan bahwa penilaian hasil belajar siswa dari ranah sikap (affective domain) dapat dilakukan dengan melakukan

pengamatan (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen (documentary analysis). Sedangkan Andersen (dalam Depdiknas, 2008:7) menyebutkan bahwa ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah sikap yaitu metode observasi melalui lembar observasi dan metode laporan diri melalui kuesioner. Ditambahkan dalam Depdiknas (2008:9) bahwa cara yang mudah untuk mengetahui sikap siswa adalah melalui kuesioner.

C. Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu (Sudrajat, 2008:1:b).


(31)

Pendekatan pengungkapan nilai merupakan satu dari lima pendekatan pendidikan nilai yang dirumuskan oleh Superka, Ahrens, dan Hedstrom (dalam Huitt, 2004:1), yaitu: penanaman nilai (inculcation), perkembangan moral (moral development), analisis (analysis), pengungkapan nilai (values clarification), dan belajar berbuat (action learning).

Dalam Zakaria (2001:7) dinyatakan bahwa pendekatan pengungkapan nilai dikembangkan oleh Raths, Hermin, dan Simon. Pendekatan ini memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri.

Pendekatan pengungkapan nilai adalah salah satu pendekatan yang secara khusus mengembangkan kemampuan afektif siswa. Pendekatan

pengungkapan nilai merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses menilai (valuing process) dan membantu siswa menguasai keterampilan menilai dalam bidang kehidupan yang kaya nilai. Penggunaannya bertujuan agar para siswa menyadari nilai-nilai yang mereka miliki, memunculkannya dan merefleksikannya sehingga para siswa memiliki keterampilan proses menilai (Sudrajat, 2008:3).

Huitt (2004:4) mengatakan bahwa tujuan utama pendekatan ini adalah membantu siswa supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan berpikir rasional dan kesadaran emosional untuk memahami perasaan, nilai-nilai, dan pola tingkah laku mereka sendiri.


(32)

17

Sedangkan menurut Superka, dkk. (dalam Zakaria, 2001:7), tujuan pendekatan ini ada tiga, yaitu: (1) membantu siswa untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain. (2) membantu siswa supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri. (3) membantu siswa supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan berpikir rasional dan kesadaran emosional, untuk memahami perasaan, nilai-nilai, dan pola tingkah laku mereka sendiri.

Menurut Raths, Hermin, dan Simon (dalam Zakaria, 2001:7), dalam proses pengajarannya, pendekatan ini menggunakan metode dialog, menulis, diskusi dalam kelompok besar atau kecil, dan lain-lain. Huitt (2004:4) juga

menyebutkan beberapa metode yang dapat digunakan dalam pendekatan ini yaitu:

“ Methods used in the values clarification approach include large- and small-group discussion; individual and group work; hypothetical,

contrived, and real dilemmas; rank orders and forced choices; sensitivity and listening techniques; songs and artwork; games and simulations; and personal journals and interviews; self-analysis worksheet”.

Dalam Simon dan Howe, (1972:5) dinyatakan bahwa Raths tidak terlalu mementingkan isi nilai, tetapi keterampilan dalam proses menilai. Sejalan dengan pandangan tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Elias, bahwa bagi penganut pendekatan ini, guru bukan sebagai pengajar nilai, melainkan sebagai role model dan pendorong. Peranan guru adalah mendorong siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan proses menilai (Zakaria, 2001:7).


(33)

Ada tiga proses pengungkapan nilai menurut pendekatan ini. Dalam tiga proses tersebut terdapat tujuh subproses sebagai berikut:

Pertama, memilih : (1) dengan bebas

(2) dari berbagai alternatif

(3) setelah mengadakan pertimbangan tentang berbagai akibatnya

Kedua, menghargai : (4) merasa bahagia atau gembira dengan pilihannya (5) mau mengakui pilihannya itu di depan umum Ketiga, bertindak: (6) berbuat sesuatu sesuai dengan pilihannya

(7) diulang-ulang sebagai suatu pola tingkah laku dalam hidup (Raths, Hermin, dan Simon dalam (Zakaria 2001:7)).

D. Hubungan Pendekatan Pengungkapan Nilai (values clarification) dengan Sikap, Afektif, dan Nilai

Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan penerapan kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga ranah, yaitu kemampuan berpikir (kognitif), keterampilan melakukan pekerjaan (psikomotor), dan sikap atau perilaku (afektif) (Depdiknas, 2008:1).

Ada beberapa pendekatan pembelajaran afektif yang populer dan banyak digunakan, merajuk pada pemikiran Sukmadinata, yaitu konsiderasi,

pembentukkan rasional, pengungkapan nilai, pengembangan moral kognitif, dan nondirectif (Sudrajat, 2008:1). Sedangkan menurut Superka, Ahrens, dan Hedstrom (dalam Huitt, 2004:1), yaitu: penanaman nilai (inculcation),

perkembangan moral (moral development), analisis (analysis), pengungkapan nilai (values clarification), dan belajar berbuat (action learning).

Jadi, hubungan antara Pendekatan Pengungkapan Nilai dengan sikap, afektif, dan nilai adalah pendekatan pengungkapan nilai merupakan salah satu


(34)

19

pendekatan pembelajaran afektif dan sikap adalah salah satu karakteristik afektif yang penting. Sedangkan nilai adalah yang menjadi ide seseorang untuk bersikap, apakah harus bersikap positif atau negatif terhadap sesuatu.


(35)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga 23 Februari tahun pelajaran 2009/2010 di kelas VII MTs. GUPPI Natar.

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang juga merupakan sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar yang berjumlah 112 siswa yang terdapat pada tiga kelas yang berbeda, yaitu kelas VIIA, VIIB, dan VIIC. Teknik sampling

yang digunakan adalah teknik purposive sampling atau teknik pengambilan sampel bertujuan.

C. Faktor yang diteliti

Adapun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap lingkungan, pada materi pokok Pencemaran Lingkunganyang dilihat dari skor lembar observasi dan angket siswa. Sikap siswa diindikasikan dengan

receiving (menerima atau memperhatikan), responding (menanggapi), valuing (menilai atau menghargai), organization (mengatur atau mengorganisasikan), dan characterization (karakterisasi dengan suatu nilai).


(36)

21

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau quasi experimental design, yaitu peneliti memilih dua kelompok subyek yang sudah ada

kemudian memberikan perlakuan. Peneliti memberikan perlakuan

eksperimental yang sama, yaitu penerapan pendekatan pengungkapan nilai pada semua kelompok. Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen perlakuan tunggal.

Gambar 2. Desain eksperimen perlakuan tunggal

Keterangan: I dan II : kelompok perlakuan; X : Perlakuan pendekatan pengungkapan nilai; dan O : Observasi sikap positif siswa terhadap lingkungan (modifikasi dari Hadjar, 1999:342).

E. Pelaksanaan Penelitian 1. Prapenelitian

a) Membuat surat izin penelitian b) Observasi ke sekolah

c) Menentukan kelas sampel penelitian

d) Membuat perangkat pembelajaran, Silabus, RPP, Lembar Kerja Kelompok (LKK)

e) Membuat instrumen penilaian berupa lembar observasi dan angket bentuk Skala Likert

f) Uji validitas dan reliabilitas instrument

I X O


(37)

g) Membentuk kelompok belajar yang setiap kelompoknya terdiri atas 6 anggota kelompok yang dipilih berdasarkan tingkat prestasi yang berbeda.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen Pertemuan Pertama

Kegiatan awal

a) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya :

Mengapa sungai di perkotaan airnya berubah warna, berbau busuk dan penuh dengan sampah?

b) Guru memotivasi siswa dengan bertanya :

Mengapa limbah industri tidak boleh langsung dibuang ke sungai? c) Guru mengobservasi sikap siswa yang muncul.

Kegiatan inti

a) Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada setiap kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

b) Guru meminta siswa mendiskusikan pertanyaan yang tercantum pada LKK tersebut.

Kelompok 1 dan 2 : Pencemaran Air Kelompok 3 dan 4 : Pencemaran Tanah Kelompok 5 dan 6 : Pencemaran Udara

c) Guru meminta kelompok 1 dan 2 bergabung dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, yaitu tentang Pencemaran Air.


(38)

23

d) Guru menanyakan beberapa pertanyaan (tercantum dalam RPP) kepada kelompok lain mengenai hasil diskusi kelompok 1 dan 2. e) Guru meminta kelompok 3 dan 4 bergabung dan mempresentasikan

hasil diskusi kelompok, yaitu tentang Pencemaran Tanah. f) Guru menanyakan beberapa pertanyaan (tercantum dalam RPP)

kepada kelompok lain mengenai hasil diskusi kelompok 3 dan 4. g) Guru meminta kelompok 5 dan 6 bergabung dan mempresentasikan

hasil diskusi kelompok, yaitu tentang Pencemaran Udara. h) Guru menanyakan beberapa pertanyaan (tercantum dalam RPP)

kepada kelompok lain mengenai hasil diskusi kelompok 5 dan 6. i) Guru mengobservasi sikap siswa yang muncul.

Kegiatan akhir

Guru meminta siswa mempelajari kembali mengenai pencemaran lingkungan

Pertemuan Kedua Kegiatan awal

a) Melakukan apersepsi dengan bertanya :

Tahukah kalian mengapa kita diminta untuk memisahkan sampah organik dengan non-organik ?

Bolehkah kita melakukan penebangan hutan secara liar? b) Memotivasi siswa dengan bertanya :

Tahukah kalian berapa lama waktu penguraian sampah plastik? Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca? d) Guru mengobservasi sikap siswa yang muncul.


(39)

Kegiatan inti

a) Meminta siswa mengambil sampah yang ada di kelas atau di lapangan lalu mengelompokkan sampah-sampah tersebut berdasarkan jenisnya. b) Guru menyajikan informasi mengenai waktu penguraian beberapa

macam sampah.

c) Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada setiap kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

d) Guru meminta siswa mendiskusikan pertanyaan yang tercantum pada LKK tersebut.

Kelompok 1, 2 dan 3 : Penebangan Hutan Kelompok 4, 5 dan 6 : Pemanasan Global

e) Guru meminta kelompok 1, 2 dan 3 bergabung kemudian

mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang Penebangan Hutan. f) Guru menanyakan beberapa pertanyaan (tercantum dalam RPP)

kepada kelompok lain mengenai hasil diskusi kelompok 1, 2 dan 3. g) Guru meminta kelompok 4, 5 dan 6 bergabung kemudian.

mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang Pemanasan Global. h) Guru menanyakan beberapa pertanyaan (tercantum dalam RPP)

kepada kelompok lain mengenai hasil diskusi kelompok 3 dan 4. i) Guru memberikan informasi mengenai pemanasan global, penipisan

lubang ozon, dan hujan asam.

j) Guru mengobservasi sikap siswa yang muncul. Kegiatan akhir


(40)

25

F. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

Data yang diambil pada penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data tentang sikap siswa terhadap lingkungan yang diperoleh melalui hasil observasi dan angket.

2. Teknik Pengambilan Data

Data yang diambil sebagai pengukuran sikap siswa adalah skor lembar observasi dan skor angket siswa yang diambil setelah pembelajaran berlangsung.

G. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk memperoleh kesimpulan yang baik dan benar di dalam mengukur dan menggunakan angket, maka harus diketahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya. Instrumen diujicobakan kepada siswa dalam sampel. Uji persyaratan instrumen dilakukan sebelum mengadakan penelitian, yaitu pada bulan Januari 2010.

1. Validitas Instrumen

Suatu alat ukur dinyatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat kevalidan dapat diukur dengan

menggunakan rumus Pearson product moment:

r hit =

   

 

 

   2 2 2 2 y y N x x N y x xy N


(41)

Keterangan :

r hit = Koefisien Korelasi Product Moment

x = Jumlah skor item

y = Jumlah skor total (seluruh item) N = Jumlah responden (Sudijono, 2002:81)

Untuk distribusi (r tabel) pada α = 0,05 dan derajat kebebasan

(db= N-2), selanjutnya besarnya korelasi (r Hitung) tersebut dibandingkan dengan r tabel (nilai r tabel Product Moment terlampir), kaidah keputusan jika :

(r hit > r tabel ) berarti valid

(r hit < r tabel ) berarti tidak valid

2. Reliabilitas Instrumen

Suatu tes dikatakan reliabel jika digunakan untuk mengukur akan menunjukkan hasil yang sama walaupun berlainan. Untuk mengukur tingkat reliabelitas digunakan Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

r11 =

    1 n n        

2 2 1

St St

Keterangan :

r 11 = Nilai reliabilitas

St 2

= Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item St2 = Varians total

n = Jumlah item

1 = Bilangan Konstan (Sudijono, 2002:208).

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) digunakan patokan sebagai berikut:


(42)

27

1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil

belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (=reliable).

2. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang

sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Sudijono, 2002-209).

H. Analisis Data

1) Menghitung skor jawaban siswa a. Lembar observasi

Tabel 1. Skor lembar observasi pertemuan pertama No Keg.

PBL

Indikator Jenjang sikap Skor maks 1. Awal Siswa menjawab pertanyaan

guru (tercantum dalam RPP)

Responding (menanggapi)

2 2. Inti Siswa memperhatikan Receiving

(menerima atau memperhatikan

3 Siswa menjawab item no. 1

dalam LKK

1 Siswa menjawab item no. 2

dalam LKK Responding

(menanggapi) 1 Siswa menjawab pertanyaan

guru (tercantum dalam RPP)

4

Siswa menjawab item no. 3

dalam LKK Valuing

(menilai atau menghargai)

1

Siswa menjawab pertanyaan guru (tercantum dalam RPP)

3

Siswa menjawab item no. 4 dalam LKK Organization (mengatur atau mengorganisasi kan) 1 Siswa menjawab pertanyaan

guru (tercantum dalam RPP)

3 Siswa menjawab item no. 5

dalam LKK

Characterization

(karakterisasi dengan suatu


(43)

Siswa menjawab pertanyaan guru (tercantum dalam RPP)

nilai) 3

3. Akhir Siswa memberi tanggapan Responding (menanggapi)

1

Skor maksimal 24

Modifikasi dari Sudijono (2007:78-79)

Tabel 2. Skor lembar observasi pertemuan kedua No Keg.

PBL

Indikator Jenjang sikap Skor maks 1. Awal Siswa menjawab pertanyaan

guru (tercantum dalam RPP) atau melaksanakan perintah guru

Responding (menanggapi)

5

2. Inti Siswa memperhatikan Receiving (menerima atau memperhatikan

4 Siswa menjawab item no. 1

dalam LKK

1 Siswa menjawab item no. 2

dalam LKK

Responding (menanggapi)

1

Siswa menjawab pertanyaan guru (tercantum dalam RPP)

5 Siswa menjawab item no. 3

dalam LKK

Valuing (menilai atau

menghargai) 1

Siswa menjawab pertanyaan guru (tercantum dalam RPP)

2

Siswa menjawab item no. 4 dalam LKK Organization (mengatur atau mengorganisasi kan) 1 Siswa menjawab pertanyaan

guru (tercantum dalam RPP)

2

Siswa menjawab item no. 5 dalam LKK Characterization (karakterisasi dengan suatu nilai) 1

Siswa menjawab pertanyaan guru (tercantum dalam RPP)

2 Akhir Siswa merespon perintah

guru

Responding (menanggapi)

1

Skor maksimal 26


(44)

29

Tabel 3. Penskoran pada lembar observasi

No Nama siswa Kegiatan pembelajaran Jml

Awal Inti Akhir

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1.

2. 3. ...

Keterangan:

1. Receiving (menerima atau memperhatikan), 2. Responding

(menanggapi), 3. Valuing (menilai atau menghargai), 4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), dan 5. Characterization

(karakterisasi dengan suatu nilai).

b. Skor angket

Tabel 4. Skor per item angket

Nomor soal

Skor per item angket

4 3 2 1 0

1. SS S RR TS STS

2. SS S RR TS STS

…. Dst.

… … …

Keterangan:

SS = sangat setuju, S = setuju, RR = ragu-ragu, TS = tidak setuju, dan STS = sangat tidak setuju

Table 5. Penskoran angket sikap siswa terhadap lingkungan

No. Nama

Skor siswa per item angket Skor total

1 2 3 Dst.

1. Siswa A 2. Siswa B Dst. …

2) Menghitung persentase skor pada lembar observasi dan angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(45)

% 100 % 

maks in S S X

Dengan %Xin = Persentase jawaban siswa

S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana,

2002:69)

3) Menafsirkan persentase lembar observasi dan angket untuk mengetahui sikap siswa pada materi pokok lingkungan sehat dan tidak sehat.

Tabel 6. Tafsiran persentase jawaban

Arikunto (1997:155)

4) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket.

Tabel 7. Tabulasi data temuan angket sikap siswa terhadap lingkungan No.

pertanyaan Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa) Ket Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.

SS

S

1. RR

TS

STS

SS

S

2. RR

TS

STS

Persentase Kriteria 80,1%-100% 60,1%-80% 40,1%-60% 20,1%-40% 0,0%-20% Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah


(46)

31

SS

… S

dst. RR

TS

STS

5) Menghitung frekuensi jawaban untuk mengetahui kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dalam setiap pertanyaan angket. 6) Menghitung persentase jawaban siswa untuk melihat besarnya

persentase setiap jawaban dari pertanyaan dengan rumus sebagai berikut:

% 100

% 

N J Jin i

Dengan %Jin = Persentase jawaban-i pada angket

Ji = Jumlah siswa yang memilih jawaban-i N = Jumlah seluruh siswa (Sudjana, 2002:64) 7) Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data

temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu dengan cara membaca tabel dan grafik.

8) Menafsirkan hasil persentase setiap jawaban pertanyaan dalam angket sesuai dengan indikator pada masing-masing jenjang sikap (afektif) yaitu receiving (menerima), responding (menanggapi), valuing (menilai atau menghargai), organization (mengatur atau

mengorganisasikan), dan characterization (karakterisasi dengan suatu nilai) dengan menggunakan tafsiran pada tabel 6.


(47)

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa berdasarkan hasil observasi dan hasil angket, sikap positif siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar terhadap lingkungan meningkat melalui Pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach).

B. Saran

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach) dengan metode diskusi dan tanya jawab, sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu pada saat pembelajaran sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat dapat terlaksana dengan baik.


(48)

ABSTRAK

DESKRIPSI SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN PENGUNGKAPAN NILAI (Values Clarification

Approach) PADA KELAS VII MTs. GUPPI NATAR

Oleh

SUSILOWATI PUJI RAHAYU

Berdasarkan observasi di MTs. GUPPI Natar belum tampak bahwa siswa memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Hal ini terlihat dari kurangnya kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. Keadaan ini mendorong untuk dilakukannya penelitian mengenai sikap siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar terhadap lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap siswa terhadap lingkungan melalui pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach). Populasi sekaligus sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs. GUPPI Natar. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen perlakuan tunggal.

Data penelitian adalah data kualitatif yaitu data tentang sikap siswa terhadap lingkungan yang diperoleh melalui hasil observasi dan angket. Data dianalisis persentasenya dan diulas secara deskriptif.


(49)

ii Hasil penelitian menunjukkan : (1) Sikap siswa terhadap lingkungan meningkat pada pertemuan kedua dengan kriteria sikap tertinggi dari rendah pada pertemuan pertama menjadi sedang pada pertemuan kedua ; (2) Sikap siswa terhadap lingkungan dengan kriteria tinggi lebih tinggi dibanding kriteria lainnya.

Kata kunci : deskripsi sikap, lingkungan, pendekatan pengungkapan nilai (values clarification approach)


(50)

DESKRIPSI SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN PENGUNGKAPAN NILAI (Values Clarification

Approach) PADA KELAS VII MTs. GUPPI NATAR

Oleh

SUSILOWATI PUJI RAHAYU Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(51)

Judul Skripsi : DESKRIPSI SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN PENGUNGKAPAN NILAI (Values

Clarification Approach) PADA KELAS VII MTs. GUPPI NATAR

Nama Mahasiswa : Susilowati Puji Rahayu Nomor Pokok Mahasiswa : 0513024051

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pramudiyanti, S.Si., M.Si. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19730310 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP 19570803 198603 1 004


(52)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs.

Arwin Achmad, M.Si.

______________

Sekretaris :

Pramudiyanti, S. Si., M. Si.

____________

Penguji

Bukan Pembimbing:

Dra. Dewi Lengkana, M.Sc.

____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

NIP 195305281981031002


(53)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 05 Agustus 1986, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Arie Bhawono dan Ibu Alfiah.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 4 Candimas pada tahun 1991 yang diselesaikan pada tahun 1998. Tahun 1998 diterima di MTs. GUPPI Natar yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima SMA Negeri 1 Natar yang diselesaikan tahun 2004 dan pada tahun 2005 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur SPMB.

Dalam bidang akademik, penulis pernah menjadi Asisten Dosen pada praktikum Mikrobiologi dan Botani Tumbuhan Tinggi (BTT). Selama menjadi mahasiswa penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu sebagai GEMA (Generasi Muda) FPPI dan anggota Bidang Keputrian FPPI.


(54)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya terbesarku ini kepada:

 Bapa’ku Arie Bhawono dan Mama’ku Alfiah tersayang yang telah membesarkanku, mendidik, dan

mendoakanku. Mohon maaf jika sejauh ini aku belum membuat kalian bangga. Doaku, semoga Allah SWT membalas jasa kalian yang takkan mungkin dapat ku balas walau sampai akhir hayatku dengan surga-Nya dan mudah-mudahan kelak aku dapat

membahagiakan dan dapat membuat kalian bangga telah melahirkanku.

 Adikku Joko Setyo Puji Santoso terima kasih atas

bantuan dan doamu untukku.


(55)

MOTTO

Do The Best To Be The Best And To Get The Best

”.

(Ayu)

Tugas kita adalah bukan untuk menduga takdir baik yang Allah

tetapkan buat kita tapi untuk berupaya agar diri pantas

menerim

a takdir yang baik dari Allah”.


(56)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs. GUPPI Natar”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila dan selaku dosen Pembimbing I atas keikhlasan dan kesabarannya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

3. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Unila.

4. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Pembimbing II dan dosen Pembimbing Akademik atas kasih sayang tulus, nasehat serta bimbingannya untuk membantu penulis dalam mengatasi setiap masalah perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku Pembahas atas segala kritik, saran dan bimbingan yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini. 6. Seluruh dosen dan staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila.


(57)

x 8. Kasim Bakri, S.Pd.I., selaku kepala sekolah MTs. GUPPI Natar, Ibu Juairiah,

A.Md. selaku guru mitra, siswa-siswi kelas VII, serta semua pihak di MTs. GUPPI Natar atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Sahabat-sahabatku : DeAP NiCCAN (Dewi Safitri, S.Pd., Amrina, S.Pd., Purwanti, S.Pd., Khudrotinnisa’, Candra Diana.L., Cut Meilia., Nunung H.) terimakasih atas bantuan, semangat, keceriaan dan canda tawa kalian. Ari Susanti, S.Pd., Diah Respati.A.Md., Lina Riana.A.Md., terimakasih atas dukungan semangat dan doanya... Selalu Jadi SahabatKu Ya...!!

10.Teman-temanku di Pendidikan Biologi ’05, terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Meskipun kita kadang-kadang kurang kompak, tapi.. tetep,, kenangan bersama kalian TERLALU INDAH UNTUK DILUPAKAN... 11.Kakak-kakakku di Pendidikan Biologi ’03 dan Biologi ’04, serta adik-adik

tingkatku terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

12.Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di tuliskan satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Februari 2010


(58)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Lingkungan ... 9

B. Ranah Sikap (Affectif Domain) ... 11

C. Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) 15

D. Hubungan Pendekatan Pengungkapan Nilai dengan sikap, afektif, dan nilai ... 18

III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

C. Faktor Yang Diteliti ... 20

D. Desain Penelitian ... 21

E. Pelaksanaan Penelitian ... 21

1. Prapenelitian ... 21

2. Pelaksanaan ... 22

F. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 25

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 25


(59)

xii

1. Hasil pengamatan sikap siswa terhadap lingkungan ... 33

2. Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan ... 34

B. Pembahasan ... 35

1. Hasil pengamatan sikap siswa terhadap lingkungan ... 35

2. Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan ... 38

V. KESIMPULAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN 1. Silabus ... 50

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 52

3. Kisi-kisi Lembar Observasi ... 60

4. Lembar Observasi ... 61

5. Kisi-kisi Angket Sikap Siswa Terhadap Lingkungan ... 67

6. Angket Sikap Siswa Terhadap Lingkungan ... 68

7. Kisi-kisi LKS ... 71

8. LKS ... 74

9. Analisis Data Lembar Observasi ... 84

10.Analisis Data Angket ... 88

11.Hasil Uji Validitas Angket ... 96

12.Nilai-nilai r Product Moment ... 99

13.Dokumentasi Penelitian ... 100


(60)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variable bebas dengan variabel terikat ... 8 2. Desain penelitian ... 21 3. Persentase sikap siswa berdasarkan lembar observasi pada pertemuan 1

dan pertemuan 2 ... 38 4. Persentase sikap siswa berdasarkan jawaban angket ... 38 5. Persentase sikap siswa terhadap lingkungan pada tiap jenjang sikap ... 40


(61)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Skor lembar observasi pertemuan pertama ... 27

2. Skor lembar observasi pertemuan kedua ... 28

3. Penskoran pada lembar observasi ... 29

4. Skor per item angket ... 29

5. Penskoran angket siswa ... 30

6. Tafsiran persentase lembar observasi dan angket ... 30

7. Tabulasi data temuan angket ... 31

8. Hasil observasi sikap siswa terhadap lingkungan ... 33

9. Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan ... 34

10.Persentase angket sikap siswa terhadap lingkungan pada tiap jenjang sikap ... 35

11.Persentase lembar observasi pertemuan pertama ... 74

12.Persentase lembar observasi pertemuan kedua ... 76

13.Persentase skor angket ... 79

14.Tabulasi data temuan angket ... 80

15.Hasil uji validitas dan reliabilitas angket ... 89


(62)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandarlampung 35145 Telepon (0721) 704 624 Faximile (0721) 704 624

KARTU KONSULTASI Nama : Susilowati Puji Rahayu

NPM : 0513024051 Jurusan : Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi Dosen PA : Pramudiyanti, S.Si, M.Si. Pembimbing I : Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pembimbing II: Pramudiyanti, S.Si, M.Si.

Judul : DESKRIPSI SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN PENGUNGKAPAN NILAI (Values Clarification Approach) PADA KELAS VII MTs. GUPPI NATAR

No

Kegiatan Penyusunan

Skripsi

Tanggal

Materi Konsultasi Tanda

Tangan

1. Konsultasi 1

2. Konsultasi 2

3. Konsultasi 3


(63)

6. Konsultasi 6

7. Konsultasi 7

8. Konsultasi 8

9. Konsultasi 9

10. Konsultasi 10

11. Konsultasi 11

12. Konsultasi 12

13. Konsultasi 13

14. Konsultasi 14


(64)

16. Konsultasi 16

17. Konsultasi 17

18. Konsultasi 18

19. Konsultasi 19

20. Konsultasi 20

21. Konsultasi 21

22. Konsultasi 22

23. Konsultasi 23

24. Konsultasi 24

25. Konsultasi 25

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si NIP. 131604525


(1)

xii

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil pengamatan sikap siswa terhadap lingkungan ... 33

2. Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan ... 34

B. Pembahasan ... 35

1. Hasil pengamatan sikap siswa terhadap lingkungan ... 35

2. Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan ... 38

V. KESIMPULAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN 1. Silabus ... 50

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 52

3. Kisi-kisi Lembar Observasi ... 60

4. Lembar Observasi ... 61

5. Kisi-kisi Angket Sikap Siswa Terhadap Lingkungan ... 67

6. Angket Sikap Siswa Terhadap Lingkungan ... 68

7. Kisi-kisi LKS ... 71

8. LKS ... 74

9. Analisis Data Lembar Observasi ... 84

10.Analisis Data Angket ... 88

11.Hasil Uji Validitas Angket ... 96

12.Nilai-nilai r Product Moment ... 99

13.Dokumentasi Penelitian ... 100


(2)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variable bebas dengan variabel terikat ... 8 2. Desain penelitian ... 21 3. Persentase sikap siswa berdasarkan lembar observasi pada pertemuan 1

dan pertemuan 2 ... 38 4. Persentase sikap siswa berdasarkan jawaban angket ... 38 5. Persentase sikap siswa terhadap lingkungan pada tiap jenjang sikap ... 40


(3)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Skor lembar observasi pertemuan pertama ... 27

2. Skor lembar observasi pertemuan kedua ... 28

3. Penskoran pada lembar observasi ... 29

4. Skor per item angket ... 29

5. Penskoran angket siswa ... 30

6. Tafsiran persentase lembar observasi dan angket ... 30

7. Tabulasi data temuan angket ... 31

8. Hasil observasi sikap siswa terhadap lingkungan ... 33

9. Hasil angket sikap siswa terhadap lingkungan ... 34

10.Persentase angket sikap siswa terhadap lingkungan pada tiap jenjang sikap ... 35

11.Persentase lembar observasi pertemuan pertama ... 74

12.Persentase lembar observasi pertemuan kedua ... 76

13.Persentase skor angket ... 79

14.Tabulasi data temuan angket ... 80

15.Hasil uji validitas dan reliabilitas angket ... 89


(4)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandarlampung 35145

Telepon (0721) 704 624 Faximile (0721) 704 624

KARTU KONSULTASI

Nama : Susilowati Puji Rahayu

NPM : 0513024051

Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Biologi Dosen PA : Pramudiyanti, S.Si, M.Si. Pembimbing I : Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pembimbing II: Pramudiyanti, S.Si, M.Si.

Judul : DESKRIPSI SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN PENGUNGKAPAN NILAI (Values Clarification Approach) PADA KELAS VII MTs. GUPPI NATAR

No

Kegiatan Penyusunan

Skripsi

Tanggal

Materi Konsultasi Tanda

Tangan

1. Konsultasi 1

2. Konsultasi 2

3. Konsultasi 3


(5)

5. Konsultasi 5

6. Konsultasi 6

7. Konsultasi 7

8. Konsultasi 8

9. Konsultasi 9

10. Konsultasi 10

11. Konsultasi 11

12. Konsultasi 12

13. Konsultasi 13

14. Konsultasi 14


(6)

16. Konsultasi 16

17. Konsultasi 17

18. Konsultasi 18

19. Konsultasi 19

20. Konsultasi 20

21. Konsultasi 21

22. Konsultasi 22

23. Konsultasi 23

24. Konsultasi 24

25. Konsultasi 25

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si NIP. 131604525