BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kaum muda, baik mahasiswa maupun bukan, dalam sejarah kehidupan politik bangsa Indonesia memiliki tempat tersendiri sebagai salah satu
komponen strategis yang senantiasa tampil di depan. Sejak masa reformasi bergulir, peran kaum muda begitu menentukan seiring dengan geliat
demokrasi yang semakin bergerak cepat bahkan meninggalkan kesiapan masyarakat dalam menyambutnya.
Mahasiswa adalah aset bangsa, agenda yang mereka perjuangkan sangat populis dan realistis. Mahasiswalah yang bisa membangkitkan
semangat perlawanan rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswalah yang bisa mengawal reformasi hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas
kekuatan intelektual dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki. Amien Rais 1997:100 dalam bukunya Suksesi dan Keajaiban
Kekuasaan, mengomentari para pemuda sebagai berikut; ” Pesan itu adalah bahwa mereka ingin melihat perubahan dan
penyegaran kehidupan bangsa. Mereka anak muda bangsa itu, ingin mengatakan bahwa mereka menolak kemapanan atau status-quo yang
mereka nilai sudah karatan di sana sini. Ada karat korupsi-kolusi, ada karat pelecehan penegakan hukum, ada karat kesenjangan sosial yang
makin tajam, dan sejumlah karat lain yang bagi mereka sudah cukup membuat pengap kehidupan.”
Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi
1
wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran,
yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku-buku yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-
tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya.
Selain kekuatan intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan
sosial politiknya. Disebut kepekaan sosial karena mahasiswa pada dasarnya adalah
bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya. Kenaikan harga BBM, harga bahan pokok, listrik,
dan air misalnya akan memberi ekses terhadap aktivitas kuliah. Disebut kepekaan politik, karena gejolak sosial yang terjadi umumnya selalu
merupakan hasil efek samping dari aktivitas politik, semisal disahkannya suatu Undang-Undang. Undang-Undang Ketenagakerjaan misalnya akan
mempengaruhi kesejahteraan dan taraf hidup para buruh. Setelah cerdas secara profesi keilmuan dan cerdas sosial politik, maka
sebagai gerakan ekstraparlementer, mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam bentuk pengabdian
kepada masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan kepentingan kebenaran dan rakyat.
Berbagai metode dapat dilakukan. Dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga
aksi demonstrasi. Demonstrasi adalah alternatif metode dalam menyuarakan pendapat, khususnya jika dilaksanakan pada rezim yang anti demokratis dan
tiran. Aksi demonstrasi menjadi sarana yang paling sering digunakan pada
masa sekarang ini. Namun dengan maraknya aksi demonstrasi yang hampir setiap hari dapat kita jumpai membuat masyarakat seakan mulai jenuh
karena tidak melihat hasil riil dari aksi tersebut. Hingga terkadang bermunculan stigma negatif dari masyarakat yang menilai aksi demonstrasi
percuma dilakukan, bahkan dinilai aksi demonstrasi hanya untuk kepentingan politik praktis hingga aksi demonstrasi bayaran pun kerap
dilontarkan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian oleh Martien Herna Susanti dan AT
Sugeng Priyanto 2006: 24 menyimpulkan bahwa para mahasiswa yang terlibat aktif dalam aksi demonstrasi memiliki ciri-ciri antara lain; 1 aktif
dalam organisasi kemahasiswaan atau kepemudaan; 2 mempunyai keberanian menyampaikan pendapat; 3 cukup mempunyai pengetahuan,
sikap, nilai-nilai, pengalaman dan kepribadian untuk berpendapat; dan 4 mempunyai empati terhadap persoalan yang berkembang.
Mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan atau kepemudaan baik organisasi kemahasiswaan intra kampus maupun
organisasi kemahasiswaan ekstra kampus cenderung memiliki keberanian
yang lebih dalam menyampaikan pendapat, begitu pula lebih mempunyai pengetahuan, sikap, nilai-nilai, pengalaman dan kepribadian untuk
berpendapat, disamping itu lebih memiliki empati terhadap persoalan yang muncul di masyarakat serta tergerak untuk bertindak dibanding mahasiswa
pada umumnya. Aksi demonstrasi kerap kali dilakukan oleh para aktivis mahasiswa.
Hampir setiap issu yang berkembang bisa menjadi bahan issu untuk melakukan aksi demonstrasi. Namun apakah di antara aksi demonstrasi yang
dilakukan oleh para aktivis memiliki karakteristik yang sama? Apalagi terjadi kecenderungan tidak ada kerjasama, koordinasi maupun koalisi
dalam mengusung sebuah issu bersama dalam aksi demonstrasi terutama terlihat perbedaan antara aktivis mahasiswa organisasi kemahasiswaan intra
kampus dengan aktivis mahasiswa organisasi kemahasiswaan ekstra kampus. Sehingga yang terjadi adalah mereka seakan-akan menjadi
terkotak-kotak dan mengurusi kepentingannya masing-masing. Dalam kesempatan ini penulis akan berusaha mengungkapkan
bagaimana karakteristik aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para aktivis mahasiswa, yaitu mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang aktif di
organisasi kemahasiswaan intra kampus Unnes dan mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan ekstra kampus di lingkungan kampus Unnes.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimanakah karakteristik aksi demonstrasi aktivis
Ormawa intra dan ekstra kampus Unnes? Dengan penekanan yang lebih khusus pada fokus perhatian para aktivis terhadap isu yang diusung melalui
aksi demonstrasi dan tingkat partisipasi keikutsertaannya dalam aksi demonstrasi.
1.3. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui karakteristik aksi demonstrasi aktivis Ormawa intra dan ekstra kampus Unnes,
lebih khusus pada fokus perhatian para aktivis terhadap isu yang diusung melalui aksi demonstrasi dan tingkat partisipasi keikutsertaannya dalam aksi
demonstrasi.
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
bagi mahasiswa yang ingin terjun dalam dunia aktivis mahasiswa, memberikan pencerahan tentang partisipasi politik mahasiswa, serta
semangat perjuangan aktivis mahasiswa dalam memperjuangkan suara dan hak masyarakat.
1.4.2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman kepada masyarakat bahwa aktivis mahasiswa memiliki kepedulian terhadap kondisi masyarakat di sekitarnya, sehingga
membutuhkan bantuan dan dukungan yang positif dari berbagai pihak.
1.5. Penegasan Istilah
Judul dalam penelitian ini adalah “Karakteristik Aksi Demonstrasi Yang Dilakukan Oleh Aktivis Organisasi Kemahasiswaan Intra Dan Ekstra
Kampus Universitas Negeri Semarang”. Untuk menjelaskan jalannya penelitian maka perlu ada batasan operasional agar orang lain yang
berkepentingan dalam penelitian ini mempunyai persepsi yang sama dengan peneliti. Batasan operasional yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:
1.5.1. Aktivis Mahasiswa Unnes adalah mahasiswa yang berstatus sebagai
mahasiswa Unnes yang berkecimpung di dalam organisasi kemahasiswaan atau menjadi fungsionaris atau pengurus organisasi kemahasiswaan, baik
organisasi kemahasiswaan intra kampus maupun organisasi kemahasiswaan ekstra kampus di lingkungan Unnes.
1.5.2. Aksi demonstrasi atau unjuk rasa adalah suatu model pernyataan
sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa tertentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian
dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional birokrasi.
1.6. Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan skripsi, bagian isi skripsi dan bagian akhir skripsi.
Bagian pendahuluan skripsi meliputi halaman judul, sari, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, prakata, daftar isi, daftar table, daftar
gambar dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab. Bab I Pendahuluan menjelaskan
tentang latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
skripsi. Bab II Landasan Teori dan hipotesis yang berisi teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan. Bab III Metode Penelitian
yang berisi metode pendekatan, metode penentuan objek yang berisi populasi dan sampel, fokus penelitian, variabel penelitian, metode
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas dan teknik analisis data serta prosedur penelitian. Bab IV Hasil dan Pembahasan yang merupakan capaian
yang diinginkan dalam penelitian ini, dan Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran.
Bagian akhir skripsi yang berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran
yang mendukung skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR