28
2.1.1.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Menopause
Saat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak sama menopausenya dengan wanita di Asia. Faktor genetik
kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Baik usia pertama haid menars, melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti
mempercepat datangnya menopause. Wanita kembat dizigot atau wanita dengan siklus haid memendek memasuki menopause lebih awal jika dibandingkan dengan
wanita yang memiliki siklus haid normal. Memasuki usia menopause lebih awal dijumpai juga pada wanita nulipara, wanita dengan diabetes mellitus NIDDM,
perokok berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan sosio ekonomi rendah, dan pada wanita yang hidup dengan ketinggian 4000 m. Wanita
multipara dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami menopause lebih lambat Ali Baziad, 2003: 5.
2.1.2 Konsep Pengetahuan 2.1.2.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Mundiri 2001 yang dikutip oleh Maman Rachman, dkk 2004: 77 pengetahuan adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersinggkapnya
suatu kenyataan kedalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. Untuk mendapat pengetahuan yang benar pada dasarnya terdapat dua cara
pokok yang dapat dilakukan oleh manusia. Pertama adalah mendasarkan diri pada rasio dan kedua mendasarkan pada pengalaman Maman Rachman dkk, 2004: 77.
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
29
melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior Soekidjo Notoatmodjo, 2003:
127.
2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 128
1. Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu ”tahu” merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, menyatakan.
2. Memahami Comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi obyek yang
diketahui secara benar. Orang yang telah paham terhadap suatu obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutukan.
3. Aplikasi Application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi disini dapat
30
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis Analysis
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan membuat bagian,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5.
Sintesis Synthesis Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. 6.
Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilain itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
Kecendrungan seseorang untuk memiliki motivasi berperilaku kesehatan yang baik dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Hal
31
ini didukung juga oleh intensif yang diperoleh dari masyarakat lingkungan agar perilaku tersebut berlanjut atau hilang Ova Emilia, 2008: 31.
Perubahan pengetahuan menjadi tindakan dan perilaku dapat pada faktor internal dan faktor eksternal yang meliputi nilai, sikap, dan kepercayaan Ova
Emilia, 2008: 33.
2.1.3 Persepsi 2.1.3.1 Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu proses psikologi yang mendasar yang besar pengaruhnya pada proses terbentuknya ingatan memory, pikiran thingking dan
proses belajar learning Budiono B. 2002: 37. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun
mengamati terhadap objek yang sama Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 138. Menurut Branca, 1964 ; Woodwort dan Marquis, 1957 yang dikutip oleh
Bimo Walgito 2004: 87, mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Menurut Davidoff, 1981 yang dikutip oleh Bimo Walgito 2004: 88,
stimulus yang mengenai individu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu tersebut menyadari, mengerti tentang apa yang di inderanya dan
proses tersebut disebut persepsi. Jadi stimulus diterima oleh alat indera, kemudian
32
melalui proses persepsi sesuatu yang diindera tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan.
Menurut Moskowitz dan Orgel, 1969 yang dikutip oleh Bimo Walgito 2004: 88 persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu
terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, dan penginterpretasian terhadap
stimulus yang diterima oleh individu, sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu.
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya, dan juga keadaan diri individu yang
bersangkutan Davidoff, 1981. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai obyek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri self-perception.
Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir,
kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat
dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak
sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu
33
memang bersifat individual Davidoff, 1981 yang dikutip oleh Bimo Walgito, 2002: 54.
Kesiapan untuk melakukan tindakan kesehatan berasal dari persepsi individu akan kerentanan terhadap penyakit Ova Emilia, 2008: 36.
Selama ini persepsi masyarakat tentang menopause sangat bervariasi, baik dalam pengertian semantik, keilmuan, maupun dalam dampaknya terhadap nilai
kehidupan. Perbedaan persepsi inilah yang sering menimbulkan mitos-mitos yang kadang-kadang membinggungkan Djamhoer Martaadisoebrata, dkk, 2005: 332.
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Keluhan Menopause 2.1.3.3.1 Faktor Internal