Alur Perencanaan Motor Penggerak

commit to user 11

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

3.1. Alur Perencanaan

Perencanaan pembuatan sepeda listrik akan dijelaskan di bawah ini: Gambar 3.1. Flow Proses Perencanaan Pembuatan Sepeda Listrik PERAKIT AN commit to user 12

3.2. Sistem Keseluruhan

Gambar 3.2. Diagram Sistem Keseluruhan

3.2.1. Rangkaian Kelistrikan

Gambar 3.3 Skema Rangkaian Listrik Sepeda Listrik commit to user 13

3.3 Rangka

3.3.1. Rangka Utama

Rangka sepeda listrik yang akan dibuat seperti gambar 3.3 dengan model suspensi belakang untuk menamambah kenyamanan pengunanya : Gambar 3.4. Rangka Utama Sepeda Listrik Rangka dibuat dari pipa ST 37 dengan bentuk hollow oval dengan ukuran Diameter 5mm dengan tebal 3mm. Besi hollow ST 37 dipilih sebagai rangka dikarenakan struktur bahanya yang kuat untuk menopang beban desain maksimum, selain itu juga harganya terjangkau dan mudah untuk didapatkan.

3.3.2 Lengan Ayun

Rangka lengan ayun pada sepeda listrik ini menngunakan besi kotak 20 x 40 seperti gambar 3.4 dibawah ini : Gambar 3.5. Lengan Ayun Sepeda Listrik commit to user 14 Rangka lengan ayun akan dibuat dengan bahan pipa balok ST 37 dengan ukuran 40 x 20 mm dengan tebal 3mm. Untuk perakitan rangka dan lengan ayun didesain seperti gambar 3.5 di bawah ini: Gambar 3.6. Rangka Sepeda Listrik

3.4. Motor Penggerak

Roda yang direncanakan adalah roda dengan diameter 26 inch dengan penggerak belakang berupa kit motor DC dengan spesifikasi 250W36V seperti gambar 3.6. Gambar 3.7. Roda Kit sepeda listrik dipilih sebagai motor penggerak karena kit adalah jenis motor DC yang menggunakan magnet permanen sehingga tidak membutuhkan daya listrik untuk membangkitkan medan stator. Perubahan kecepatan motor dapat mudah diubah dengan mengatur tegangan DC yang diberikan pada motor. commit to user 15 Selain itu desain kit menyerupai tromol sepeda sehingga langsung dapat dipasang ke roda. Data pada sepeda listrik sebagai berikut : Parameter Besar Daya 250 W Tegangan 36 Volt Jari jari 0,31 m Putaran 330 rpm Massa 5 kg Torsi 11 Nm Langkah Perhitungan a. Menghitung kecepatan maksimal V maks = ĆǴŽs . ¬ ¬ 6Ǵ V maks = 34.56 ¬Ǵ6 s 0,31 Ć V maks = 10,7 Ć s ⁄ V maks = 38,5 ŽĆ ǴĆ b. Menghitung momen inersia pada roda I r = . Ć + ¬ I r = . 5 0,31 + 0,28 I r = 2,5 0,384 + 0,313 I r = 0,436 Ž Ć c. Percepatan sudut roda = = 11 0,436 = 25,2 ¬Ǵ6 s commit to user 16 d. Percepatan maksimal Ǵ = . ¬ 6Ǵ Ǵ = 25,2 . 0,31 Ǵ = 7,81 Ć s e. Waktu mencapai kecepatan maksimal ΂ĆǴŽs = ĆǴŽ Ǵ ΂ĆǴŽs = 38,5 5,14 ΂ĆǴŽs = 5,14 s Beban total kendaraan dapat diperoleh dari daya motor pada ban kendaraan Nb dalam bentuk HP dikalikan dengan 75 kemudian dibagi kecepatan dalam ms kemudian didapatkan tahanan gelinding roda. Kemudian dari tahanan gelinding dapat dicari beban total kendaraan dari pembagian dengan koefisien rolling resistance yang didapatkan dari gambar 3.8 dengan pengaruh kecepatan pada hambatan rolling. Gambar 3.8 pengaruh kecepatan pada koefisien hambatan rolling Sutantra, 2001 7= ¬ . ĆǴŽs 75 5 7= . . ĆǴŽs 75 5 commit to user 17 7= . 0,01 . 38,5 75 = 0,3 . 75 0,01 . 10,7 = 22,5 0.107 = 210,28 Ž Jadi berat total kendaraan yang bisa digerakkan dengan daya 0,3 HP adalah 210,28 kg.

3.5. Baterai