KONTRIBUSI OBJEK WISATA BAHARI DI PEKON TANJUNG SETIA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(1)

ABSRACT

THE CONTRIBUTION OF MARITIME TOURISM OBJECT IN PEKON TANJUNG SETIA TOWARDS THE LOCAL REVENUE (PAD) OF WEST

LAMPUNG REGENCY

By

Meidiana Fransisca

Tourism is one of the sectors that plays an important role in the acceptance of the state treasury in general and the local treasury in particular. One of the development forms in the tourism field is the development of maritime tourism object in Pekon Tanjung Setia that is expected to contribute to the revenue of West Lampung Regency. The problem formulation in this research is “How is the actual contribution of the tourism sector of maritime tourism object in Pekon Tanjung Setia for the local revenue of West Lampung Regency”.

The purpose of this research is to find out how the actual contribution of the tourism sector of maritime tourism object in Tanjung Setia to the local revenue of West Lampung Regency. The method used in this research is descriptive research method by using a qualitative approach. The data collection technique is done through interviews, documentations and observations. The data analysis technique


(2)

used is the data reduction (screening / data selection), display data (presentation of data) and data verification (testing the validity / the accuracy of data).

The results of this research indicates that the contribution of maritime tourism object in Pekon Tanjung Setia can be measured through the acceptance of hotel/cottage tax and the restaurant tax. The charges type set by the government of West Lampung Regency on maritime tourism object in Pekon Tanjung Setia is a local tax of Rp. 75,000 per month each cottage. The contribution of maritime tourism object in Pekon Tanjung Setia is low due to several factors such as there is no government interference in the development of maritime tourism object in Pekon Tanjung Setia and local government provides the chance as wide as possible to the local communities in the management of maritime tourism object in Pekon Tanjung Setia thus leading the contribution to the revenue is really minimum.


(3)

ABSTRAK

KONTRIBUSI OBJEK WISATA BAHARI DI PEKON TANJUNG SETIA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN

LAMPUNG BARAT Oleh

Meidiana Fransisca

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam penerimaan kas negara pada umumnya dan kas daerah pada khususnya. Salah satu bentuk pembangunan di bidang pariwisata adalah pembangunan objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia untuk PAD Kabupaten Lampung Barat ?”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data (penyaringan/ pemilihan data), display data (penyajian data) dan verifikasi data (pengujian keabsahan/ kebenaran data).


(4)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia dapat diukur melalui penerimaan pajak hotel/ cottage dan pajak restoran. Jenis pungutan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat terhadap objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia berupa pajak daerah sebesar Rp. 75.000 per bulan setiap cottage. Kontribusi objek wisata Bahari di pekon Tanjung Setia rendah disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tidak ada campur tangan pemerintah dalam hal pengembangan objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia dan pemerintah daerah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat setempat dalam pengelolaan objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia sehingga menyebabkan kontribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat minim.


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan sebagai penghasil devisa utama dan berperan dalam pengembangan wilayah. Selain itu juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan daerah, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alami, fisik, sosial dan budaya. Perkembangan pariwisata di Indonesia merupakan suatu hal yang harus diperhatikan dan ditingkatkan, hal ini bisa kita lihat dengan semakin banyaknya sarana dan prasarana yang dikembangkan oleh pihak swasta dan pemerintah. Pariwisata sebagai salah satu sektor bisnis Hospitality Industry

merupakan suatu bisnis besar dalam penyediaan barang dan jasa untuk wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh wisatawan dalam perjalanannya.

Pengembangan pariwisata Indonesia menggunakan konsepsi pariwisata budaya yang dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa kepariwisataan mempunyai peranan penting untuk memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan


(6)

nasional dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Pembangunan sebagai suatu kebijakan pengembangan kepariwisataan di Indonesia menekankan pada penampilan keindahan alam unsur-unsur budaya pada suatu daerah sebagai aset utama untuk menarik wisatawan berkunjung ke objek wisata yang ada di suatu daerah. Hal ini yang perlu ditekankan adalah aspek-aspek dari suatu kondisi alam seperti keindahan alam, pantai dan pemandangan, flora dan fauna termasuk kehidupan bawah laut, olah raga, serta jenis hiburan lainnya. Unsur-unsur tersebut memiliki manfaat yang amat penting antara lain: untuk mempromosikan kepariwisataan secara umum baik dalam maupun luar negeri, produk yang disediakan akan menyiapkan lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat, selain menarik perhatian wisatawan juga meningkatkan pemberdayaan lingkungan. Salah satu resiko yang dihadapi oleh industri pariwisata adalah perubahan budaya masyarakat sekitar objek wisata akibat pengaruh kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat pendatang maupun wisatawan.

Masyarakat tidak lepas dari keikutsertaan dalam mengadakan pertumbuhan perekonomian di suatu daerah. Masyarakat sebagai pelaku yang menyediakan semua fasilitas berupa barang atau jasa yang dapat memenuhi permintaan konsumen dengan adanya fasilitas yang disediakan. Adapun yang harus dipenuhi demi memenuhi suatu kepuasan yang diperoleh oleh konsumen tanpa harus membelinya; ketersediaan potensi alam yang menjadi daya tarik yang disebut demand (permintaan). Menurut Oka A Yoeti (1996: 76),


(7)

demand dalam kepariwisataan dapat berupa benda bebas (free goods), diperoleh tanpa harus membelinya, namun menjadi daya tarik bagi wisatawan, misalnya pemandangan alam yang indah, udara yang segar, cahaya matahari, laut danau, sungai, dan sebagainya.

Penyediaan sarana prasarana dan pelayanan terhadap konsumen atau pengunjung merupakan suatu prioritas utama yang dilakukan menyangkut kepuasan dari pelanggan. Sebagaimana dikemukakan oleh Lothar A. Kreck dalam bukunya International Tourism (Oka A. Yoety, 1996 : 186- 192), yang membagi Prasarana Kepariwisataan atas dua bagian yang penting, yaitu : 1. Prasarana Perekonomian (Economic Infrastructure), yang dapat dibagi

atas :

a) Pengangkutan (Transportation)

Yang dimaksud dengan pengangkutan disini ialah pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari negara dimana ia biasanya tinggal, ketempat atau negara yang merupakan daerah tujuan wisata.

b) Prasarana Komunikasi (Communication Infrastructure)

Termasuk dalam kelompok ini adalah telpon, telegraf, radio dan TV, surat kabar, dan pelayanan kantor pos. Dengan tersedianya prasarana komunikasi akan dapat mendorong para pariwisatawan untuk mengadakan perjalanan jarak jauh.

c) Kelompok yang termasuk Utilities

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah penerangan listrik, persediaan air minum, sistem irigasi dan sumber energi.

d) Sistem Perbankan

Adanya pelayanan Bank bagi para wisatawan berarti bahwa wisatawan mendapat jaminan untuk dengan mudah menerima atau mengirim uangnya dari dan negeri asalnya tanpa mengalami birokrasi pelayanan. 2. Prasarana Sosial (Social Infrastructure)

Prasarana Sosial adalah semua faktor yang menunjang kemajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian yang ada. Termasuk dalam kelompok ini adalah :

a) Sistem Pendidikan (School System)

Adanya lembaga-lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri dalam pendidikan kepariwisataan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan tidak hanya pelayanan bagi para wisatawan, tetapi juga untuk memelihara dan mengawasi suatu badan usaha yang bergerak dalam kepariwisataan.


(8)

b) Pelayanan Kesehatan ( Health Service Facilities)

Daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan hendaknya menyediakan pelayanan kesehatan untuk kenyamana para wisatawan lokal maupun luar. Dinas pariwisata setempat perlu mengkoordinasikan pelayanan kesehatan bagi wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti apa yang telah dilakukan oleh Tourist Organisation of Thailand (TOT) di Bangkok, dimana bila ada wisatawan sakit dapat dilayani dengan cuma- cuma. c) Faktor Keamanan (Safety)

Keamanan suatu daerah tujuan wisata itu sangat penting untuk dipikirkan, karena itu salah satu hal yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata tersebut.

d). Petugas yang langsung melayani wisatawan (government apparatus)

Termasuk kedalam kelompok ini adalah petugas imigrasi, petugas bea dan cukai, petugas kesehatan, polisi dan pejabat- pejabat lainnya yang berkaitan dengan pelayanan kepariwisataan.

Berdasarkan penjabaran di atas, pembangunan prasarana merupakan salah satu aspek yang penting dalam mengadakan suatu pembangunan. Adanya sarana prasarana menjadi suatu landasan dalam memudahkan bagi masyarakat untuk menjalankan aktivitas mereka dalam memenuhi kebutuhannya.

Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dalam kebijakan pembangunan daerah, menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan yang mendorong pembangunan di Lampung Barat. Kontribusi yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi pada sektor pariwisata di antaranya adalah industri pariwisata dan jasa-jasa, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang secara langsung dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (selanjutnya disingkat PAD). Kabupaten Lampung Barat banyak menyimpan potensi wisata alam yang menjadi objek wisata, diantaranya adalah Pusri, Danau Ranau, Air Terjun Kubu Perahu, Lombok Resort, Air Panas Way Tenong, Arum Jeram Way Besai, Labuhan Jukung


(9)

dan objek wisata Bahari (Pantai Karang Nyimbor) di Pekon Tanjung Setia. Keberadaan objek wisata tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dengan mekanisme yang lebih baik demi kelancaran suatu implementasi dari objek wisata tersebut. (sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat, tahun 2012)

Pembangunan objek wisata khususnya objek wisata Bahari yang ada di Lampung Barat memang cukup menjanjikan untuk masa depan Lampung Barat. Keindahan alam serta pantai yang disuguhkan memang memposisikan pantai ini sebagai Bali kedua bagi para wisatawan mancanegara. Adanya pembangunan objek wisata Bahari ini diharapkan dapat mempertinggi minat wisatawan asing untuk menjadikan daerah ini sebagai daerah tujuan wisata, sehingga dengan demikian dengan adanya pengembangan objek wisata Bahari khususnya yang ada di Pekon Tanjung Setia diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Lampung Barat, tidak menutup kemungkinan juga pembangunan objek wisata juga dapat merugikan masyarakat sekitar, karena banyak faktor yang bisa menimbulkan kesenjangan-kesenjangan terhadap masyarakat, misalnya penggusuran, pengambil alih lahan dan aturan-aturan yang diterapkan. Beberapa poin di atas yang bisa menimbulkan kesenjangan terhadap masyarakat, karena adanya pembangunan tersebut bisa membatasi ruang gerak atau aktivitas pada masyarakat setempat, sehingga masyarakat merasa dirugikan. Pariwisata mempunyai dampak ekonomi, wisatawan memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan, penerimaan pajak dan penghasilan disuatu daerah. Efek yang langsung dirasakan terjadi dalam


(10)

sektor-sektor pariwisata yang utama seperti penginapan, restoran, transportasi, hiburan dan perdagangan retail lainnya.

Sumber pembiayaan pembangunan daerah dalam rangka perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dilaksanakan atas dasar desentralisasi dan tugas pembantuan. Sumber-sumber pembiayaan dilaksanakan desentralisasi terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan pendapatan yang sah. Sumber pendapatan asli daerah merupakan sumber keuangan daerah dan dapat digali dari dalam wilayah daerah, hasil pengelola kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Berikut laporan realisasi Pajak derah Kabupaten Lampung Barat, sebagai mana dapat dilihat di Tabel 1 yaitu:

Tabel 1. Laporan Realisasi Pajak Daerah Kabupaten Lampung Barat No. Tahun Jenis Penerimaan Target Realisasi % 1. 2006 1. Pajak Hotel 14.190.000,00 14.224.000,00 100.24

2. Pajak Restoran 43.569.600,00 41.225.400,00 94.62 3. Pajak Hiburan 5.380.000 3.990.000,00 74.16 4. Pajak Reklame 19.309.800 22.398.800 116.00 5. Pajak Penerangan

Jalan

780.000.000,00 11.154.789.405,00 0

148.05

6. Pajak

Pengambilan BG gol. C

365.415.000,00 561.983.425.00 153.79

2. 2007 1. Pajak Hotel 14.694.000,00 22.007.950,00 149.78 2. Pajak Restoran 41.566.800,00 40.489.300,00 97.41 3. Pajak Hiburan 2.580.000,00 4.430.000,00 171.71 4. Pajak Reklame 24.799.800,00 25.546.750,00 103.01 5. Pajak Penerangan

Jalan


(11)

6. Pajak

Pengambilan BG gol. C

418.135.250,00 420.368.036,00 100.53

3. 2008 1. Pajak Hotel 14.694.000,00 22.644.000,00 154.10 2. Pajak Restoran 41.566.800,00 40.799.000,00 98.15 3. Pajak Hiburan 2.580.000,00 3.510.000,00 136.05 4. Pajak Reklame 31.549.800,00 33.966.500,00 107.66 5. Pajak Penerangan

Jalan

1.200.000.000,00 1.665.746.420,00 138.81

6. Pajak

Pengambilan BG gol. C

480.855.538,00 327.710.408,00 68.15

4. 2009 1. Pajak Hotel 25.542.000,00 24.235.000,00 94.88 2. Pajak Restoran 46.513.200,00 46.881.400,00 100.79 3. Pajak Hiburan 1.860.000,00 2.360.000,00 126.88 4. Pajak Reklame 34.934.200,00 43.094.250,00 123.36 5. Pajak Penerangan

Jalan

1.400.000.000,00 1.783.784.775,00 127.41

6. Pajak

Pengambilan BG gol. C

552.983.862,00 485.231.106,00 87.75

5. 2010 1. Pajak Hotel 25.542.000,00 25.729.000,00 100.73 2. Pajak Restoran 170.213.200,00 299.084.224,00 175.71 3. Pajak Hiburan 2.900.000,00 5.600.000,00 193.10 4. Pajak Reklame 34.934.200,00 37.154.840,00 106.36 5. Pajak Penerangan

Jalan

1.860.000.000,00 2.464.113.749,00 132.48

6. Pajak

Pengambilan BG gol. C

552.983.862,00 454.617.955,00 82.21

6. 2011 1. Pajak Hotel 27.372.000,00 83.581.500,00 305.35 2. Pajak Restoran 336.676.000,00 669.825.580,00 198.95 3. Pajak Hiburan 2.500.000,00 3.000.000,00 120.00 4. Pajak Reklame 45.009.200,00 49.114.290,00 109.12


(12)

5. Pajak Penerangan Jalan

1.860.000.000,00 2.550.596.894,00 137.13

6. Pajak

Pengambilan BG gol. C

555.000.000,00 437.173.747,00 78.77

7. BPHTB 9.240.000,00 29.517.000,00 319.45 8. Pajak Air Tanah 0,00 429.811.20 #DIV/0! 7. 2012 1. Pajak Hotel 61.056.000,00 2.876.500,00 4.71

2. Pajak Restoran 341.226.400,00 103.960.156,00 30.47 3. Pajak Hiburan 2.500.000,00 0,00 0,00 4. Pajak Reklame 61.231.840,00 0,00 0,00 5. Pajak Penerangan

Jalan

2.160.000.000,00 506.728.745,00 23.46

6. Pajak

Pengambilan BG gol. C

555.000.000,00 71.485.110,00 12.88

7. BPHTB 9.240.000,00 5.250.000,00 56.82 8. Pajak Air Tanah 1.600.000,00 0,00 0,00 Sumber : Data Prariset 15 Maret 2012 di Dinas PPKAD

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sumber PAD dapat diperoleh melalui pajak daerah seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C, BPHTB dan pajak air tanah. Objek wisata Bahari yang berlokasi di Pekon Tanjung Setia setidaknya diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lampung Barat dalam bidang pemungutan pajak restoran maupun pajak hotel yang ada di Pekon Tanjung Setia. Adanya wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung ke objek wisata Bahari ini bukan hanya PAD yang mendapatkan pemasukan tetapi juga masyarakat yang berada disekitar objek wisata Bahari tersebut


(13)

dapat meningkatkan pendapatan mereka yang diperoleh dari berbagai peluang usaha dan lapangan pekerjaan.

Objek wisata Bahari yang ada di Pekon Tanjung Setia adalah satu industri pariwisata yang ada di Lampung Barat. Keutamaan objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia ini adalah tersedianya pemandangan disekitar pantai dan laut yang indah, serta hamparan pasih putih dan memiliki ombak besar yang menjadi kegemaran wisatawan mancanegara untuk melakukan Surfing,

dengan kondisi tersebut menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung, untuk melihat besarnya pengunjung di objek wisata Bahari Pekon Tanjung Setia dapat dilihatsebagaimana pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Jumlah Wisatawan Objek Wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia No Nama Penginapan Jumlah Wisatawan

Per Tahun

Asal

1. Karang Nyimbor 400 - 500 Mancanegara

2. Ombak Indah 350 - 450 Mancanegara

3. Kahuna Bungalow 50 - 100 Mancanegara

4. Paradise Beach Bungalow

100 - 180 Mancanegara

5. Tapokan Indah 150 - 250 Mancanegara

6. Family 150 - 200 Mancanegara

7. Villa Desa 50 - 100 Mancanegara

8. Damai Bungalow 70 - 100 Mancanegara

9. Kepalas 50 - 70 Mancanegara

10. Utopia 150- 200 Mancanegara

Sumber: Data Prariset 29 Maret 2012

Berdasarkan tabel di atas maka dalam pembangunan objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia sudah cukup maju, buktinya dengan adanya penginapan

(cottage) dengan jumlah pengunjung yang relatif banyak dan berasal dari macanegara. Objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia merupakan tempat


(14)

wisata yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara di Lampung. Tujuan utama mereka adalah berselancar (surfing) dan pada saat ini objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia ini tersedia sepuluh buah penginapan yang sudah mempunyai logo izin usaha dari pemerintah dan ada beberapa penginapan yang masih dalam tahap pembangunan. Penginapan yang telah ada baik sudah siap pakai maupun belum, dimiliki oleh warga negara asing dan warga negara Indonesia.

Penginapan tersebut ditawarkan oleh pihak penginapan khusus untuk wisatawan mancanegara, dengan berbagai fasilitas yang cukup bervariasi dan harganya pun bervariasi pula, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Fasilitas dan Tarif Penginapan pada objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia.

No Nama

Penginapan

Nama Pemilik Fasilitas Tarif

(Rp) 1. Karang

Nyimbor (1999)

Mr. Andy (WNA) AC, double bed, ruang baca, tempat olahraga, tv, dll

250.000-350.000

2. Ombak Indah (1999)

Mr. Nivf (WNA), Ani Maruli (WNI)

AC, double bed, ruang baca, tempat olahraga, dll

250.000-350.000

3. Kahuna Bungalow (2010)

Irma Wulandari (WNI)

AC, double bed, tv, dll

300.000

4. Paradise Beach Bungalow (2009)

Widia Astuti (WNI)

Double bed, tv, dll 200.000

5. Tapokan Indah (2008)

Tahrim Mahmud (WNI)

Double bed, tv, dll 140.000


(15)

7.

Villa Desa

(2006) Surta Jaya (WNI) Double bed, dll 150.000 8. Damai

Bungalow (2010)

Kadek Ayu Sriwati (WNI)

AC, double bed, tv, dll

240.000

9. Kepalas (2009) Hamzah (WNI) Double bed, dll 150.000 10. Utopia (2009) Dewi Sri Ekawati

(WNI)

Double bed, kipas angin, dll

175.000

Sumber: Data Prariset 29 Maret 2012.

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa fasilitas dan tarif pada setiap penginapan berbeda-beda sehingga para wisatawan dapat memilih sesuai dengan keinginannya. Berbagai penginapan yang ada di objek wisata tersebut dikelola secara pribadi dan milik pribadi (warga setempat dan orang asing), dengan kata lain bukan objek wisatanya yang dikelola secara pribadi, tetapi warga setempat yang mengelola dan modalnya dari warga negara asing (joint). Penginapan yang kepemilikannya adalah bersama maka keuntungannya dibagi antara pengelola dengan pemilik modal. Adanya objek wisata tersebut pada awalnya dikarenakan adanya suatu penginapan milik orang asing yang menyediakan penginapan hanya untuk orang asing yang ingin berkunjung dan lambat laun semakin banyak orang yang berminat untuk membangun penginapan-penginapan yang pada akhirnya daerah tersebut menjadi objek wisata bagi masyarakat sekitar dan juga bagi warga negara asing.


(16)

Objek wisata Bahari yang ada di Pekon Tanjung Setia ini memang cukup memberikan daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Diperkirakan setiap bulan Mei hingga bulan Juli penginapan yang ada di objek wisata ini mengalami kenaikan dalam jumlah pengunjung wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan pada setiap bulan Juli rutin diadakan festival surfing bagi wisatawan asing yang ingin menyalurkan hobinya. Setiap pengunjung biasanya meluangkan waktu untuk menginap dan berwisata di pantai ini rata- rata 1 hingga 2 bulan. Fasilitas penginapan yang ada di objek wisata Bahari ini memang cukup sederhana. Hal ini dikarenakan atas permintaan para pengunjung khususnya wisatawan asing dengan alasan mereka ingin kembali ke alam tanpa adanya sentuhan tekhnologi yang modern .

Penginapan yang ada di objek wisata ini memang belum mencukupi standar hotel, tetapi fasilitas penginapan yang ada disini sudah cukup memberikan kenyamanan kepada tamu yang datang khususnya wisatawan mancanegara. Penginapan yang ada di objek wisata Bahari ini biasanya disebut dengan

cottage. Pengunjung cottage baik lokal maupun mancanegara yang menginap di setiap cottage yang ada diberikan pelayanan berupa fasilitas penginapan, hiburan, serta biaya konsumsi yang berbeda dari setiap cottage lainnya. Setiap cottage yang ada di objek wisata ini dipungut bayaran oleh pemerintah daerah yang dikenakan kepada setiap pemilik cottage sebesar Rp. 75.000 setiap bulannya. Berdasarkan hal tersebut dengan adannya cottage- cottage

dan jumlah wisatawan yang terus meningkat dapat menjadi sumber PAD yang potensial bagi Kabupaten Lampung Barat.


(17)

Berkaitan dengan pariwisata di Kabupaten Lampung Barat khusunya objek wisata Bahari, kontribusi terhadap PAD dapat diketahui melalui penerimaan pajak hotel dan pajak restoran yang penyerahan pemungutan pajak tersebut sebagaimana tertuang dalam Perda Kabupaten Lampung Barat Nomor 8, Pasal 7 Tahun 2002 tentang Pajak hotel yang menyatakan bahwa pajak yang terhutang dipungut di wilayah Daerah dan Perda Kabupaten Lampung Barat Nomor 9, Pasal 6 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran yang menyatakan bahwa pajak yang terhutang dipungut di wilayah Daerah.

Berdasarkan hasil pra riset yang penulis lakukan pada tanggal 15 Maret 2012 di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mendapatkan data mengenai kontribusi objek wisata Bahari yang berada di Pekon Tanjung Setia, menyatakan bahwa pemasukkan ke kas daerah atau PAD masih sangat minim.

(Sumber: Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat, bapak Guntur Saputra, tanggal 15 Maret 2012).

Hal ini berbeda dengan pernyataan yang dikemukaan oleh informan di objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia, salah satu pemilik cottage menyatakan bahwa setiap penginapan yang mereka miliki dipungut bayaran oleh pemerintah daerah sebesar Rp. 75.000,00 per bulan.

(Sumber: Salah satu pemilik cottage di Pekon Tanjung Setia, ibu Dewi Sri Ekawati, tanggal 29 Maret 2012).

Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis di lapangan terdapat kejanggalan dalam pemungutan pajak di objek wisata ini. Bahwa Pajak yang seharusnya dipungut satu tahun sekali oleh Direktorat Jendral Pajak melalui


(18)

kantor pelayanan pajak (KPP) setempat, tetapi di objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia dipungut dalam kurun waktu satu bulan sekali.

Pernyataan yang telah dikemukakan oleh kedua informan diatas terdapat ketidak seimbangan informasi antara Pemerintah Daerah dengan Pemilik

cottage mengenai pemasukkan yang diperoleh dari objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia yang diberikan ke kas daerah Kabupaten Lampung Barat.

Berdasarkan kenyataan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui Bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari untuk PAD Kabupaten Lampung Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia untuk PAD Kabupaten Lampung Barat?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia untuk PAD Kabupaten Lampung Barat


(19)

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini terdiri dari: 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan akademis yang berkaitan dengan mata kuliah Keuangan Daerah khususnya pada pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Kegunaan praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintahan Kabupaten Lampung Barat dalam menetapkan kebijakan pengembangan pariwisata yang berorientasi pada PAD, khususnya dalam hal kontribusi objek wisata bahari terhadap pendapatan asli daerah. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi dan referensi untuk melakukan penelitian dengan kajian mengenai kontribusi objek wisata Bahari di pekon Tanjung Setia terhadap PAD Kabupaten Lampung Barat.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama.

(Sumber: Wikipedia. 2011. Kontribusi. Diakses dari http://id.wikipedia.org.pada tanggal 23 maret 2012, pukul 13.49 WIB).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan menurut Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama- sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh bidang pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

( Sumber : dspace.widyatama.ac.id, diakses pada tanggal 23 maret 2012, pukul 11.00 WIB).


(21)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kontribusi merupakan suatu keterlibatan yang diberikan oleh individu atau badan tertentu yang kemudian memposisikan perannya sehingga menimbulkan dampak tertentu yang dapat dinilai dari aspek sosial maupun aspek ekonomi.

B. Tinjauan Tentang Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata

Menurut Oka A. Yoeti (1996: 112), kata pariwisata sesungguhnya baru dipopulerkan di Indonesia setelah diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourisme ke II di Trates, Jawa Timur pada tanggal 12 s/ d 14 Juni 1958. Sebelumnya, kata pariwisata digunakan kata “tourisme” (bahasa Belanda) yang sering di Indonesiakan menjadi “turisme”.

Secara Etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terbagi atas dua suku kata yaitu Pari, berarti banyak, berkali- kali, berputar- putar dan Wisata, berarti perjalanan, berpergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali- kali atau berputar- putar, dari suatu tempat ke tempat lain.

Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut :

a. E. Guyer Freuler, Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan akan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan rasa damai terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa


(22)

dan kelas masyarakat sebagai hasil dari perkembangan bisnis, industri, transportasi, dll

b. Menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf, pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara.

c. Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik, pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara atau dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja serta kegiatan-kegiatan mereka hanya sementara selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang ke suatu daerah dalam jangka waktu yang pendek yang ditujukan bukan untuk berusaha, mencari uang, tetapi untuk menikmati suasana baru yang tidak didapat dari daerah asalnya.

2. Jenis dan Macam Pariwisata

Menurut Oka A.Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1996: 120) membagi jenis pariwisata dan macam pariwisata kedalam lima bagian. Yaitu :

1. Menurut letak geografis, dimana kegiatan pariwisata berkembang : a. Pariwisata Lokal (Local Tourism), adalah pariwisata setempat yang

mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat- tempat tertentu saja.

b. Pariwisata Regional (Regional Tourism), adalah kegiatan kepariwisataan yang berkembang disuatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan local tourism, tetapi lebih sempit bila dibandingkan dengan kepariwisataan nasional (national tourism).

c. Kepariwisataan Nasional (National Tourism)

- Kepariwisataan nasional dalam arti sempit, yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu negara.


(23)

- Kepariwisataan nasional dalam arti luas, yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu negara. d. Regional- International Tourism, yaitu kegiatan kepariwisataan yang

berkembang disuatu wilayah internasional yang terbatas, tetapi melewati batas- batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut.

e. International Tourism, yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang diseluruh negara didunia.

2. Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran :

a. Pariwisata aktif, adalah kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing kesuatu negara tertentu. b. Pariwisata pasif, adalah kegiatan kepariwisataan yang ditandai

dengan gejala keluarnya warga negara sendiri berpergian ke luar negeri sebagai wisatawan.

3. Menurut alasan/ tujuan perjalanan :

a. Business Tourism, adalah jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan dina, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar, simposium, musyawarah kerja.

b. Vocational Tourism, adalah jenis pariwisata dimana orang- orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang- orang yang sedang berlibur, cuti atau pakansi.

c. Educational Tourism, adalah jenis pariwisata dimana pengunjung atau orang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari sesuatu bidang ilmu pengetahuan.

4. Menurut saat atau waktu berkunjung :

a. Seasional Tourism, adalah jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim- musim tertentu.

b. Occasional Tourism, adalah jenis pariwisata dimana perjalanan wisatanya dihubungkan dengan kejadian maupun suatu events. 5. Pembagian menurut obyeknya :

a. Cultural Tourism, adalah jenis pariwisata dimana motivasi orang- orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah.

b. Recuperational Tourism, adalah suatu pariwisata kesehatan yang bertujuan untuk menyembuhkan sesuatu penyakit, misalnya: pariwisata pemandian air panas.

c. Commercial Tourism, adalah pariwisata perdagangan, karena perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiataan perdagangan nasional atau internasional.

d. Sport Tourism, adalah jenis pariwisata olahraga yang bertujuan untuk menyaksikan suatu pesta olahraga disuatu tempat atau negara tertentu.


(24)

e. Political Tourism, adalah jenis pariwisata politik yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.

f. Social Tourism, adalah jenis pariwisata yang berkaitan dengan remaja, dimana pengertian ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan untuk mencari keuntungan.

g. Religion Tourism, adalah jenis pariwisata agama yang dilakukan untuk menyaksikan upacara- upacara keagamaan.

Prof. Wahab, dalam bukunya Tourism Management (Oka A. Yoeti 1996), membagi bentuk pariwisata sesuai dengan motivasi perjalanan yang dilakukan serta objek yang dikunjungi, yakni sebagai berikut :

a. Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan, dapat dibedakan dengan dua bagian penting, yaitu :

1. Individual Tourism

2. Group Tourism

b. Menurut maksud dari perjalanan yang dilakukan, yang dapat dibagi sebagai berikut :

1. Recreational Tourism

2. Cultural Tourism

3. Health Tourism

4. Sport Tourism

5. Conference Tourism

c. Menurut alat pengangkutan yang digunakan : 1. Land Tourism

2. Sea River Tourism

3. Air Tourism

d. Menurut letak geografisnya : 1. National Domestic Tourism

2. Regional Tourism

3. International Tourism

e. Menurut umur yang melakukan perjalanan : 1. Youth Tourism

2. Abdulr Tourim

f. Menurut jenis kelamin : 1. Masculine Tourism

2. Feminine Tourism

g. Menurut harga dan tingkat sosial : 1. Deluxe Tourism

2. Middle Class Tourism


(25)

3. Komponen-Komponen Pariwisata

Menurut Inskeep dalam Buku Pengantar Ilmu Pariwisata (Oka A. Yoeti 1996) , ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan merupakan komponen dasar dari wisata. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain.

Komponen-komponen wisata tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Atraksi dan kegiatan-kegiatan wisata

Kegiatan-kegiatan wisata dapat berupa semua hal yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah objek wisata.

b. Akomodasi

Akomodasi yang dimaksud adalah berbagai macam hotel dan berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata yang mereka lakukan.

c. Fasilitas dan pelayanan wisata

Fasilitas dan pelayanan wisata yang dimaksud adalah semua fasilitas yang dibutuhkan dalam perencanaan kawasan wisata. Fasilitas tersebut termasuk tour and travel operations (disebut juga pelayanan penyambutan). Fasilitas tersebut misalnya : restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko kelontong, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi wisata, pelayanan pribadi (seperti salon kecantikan), fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai).

d.Fasilitas dan pelayanan transportasi

Meliputi transportasi akses dari dan menuju kawasan wisata, transportasi internal yang menghubungkan atraksi utama kawasan wisata dan kawasan pembangunan, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara.


(26)

e. Infrastruktur lain

Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air bersih, listrik,

drainase, saluran air kotor, telekomunikasi (seperti telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio).

f. Elemen kelembagaan

Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan yang diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan; menyusun strategi marketing dan program promosi; menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum dan swasta; peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan wisata; menentukan kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; mengendalikan program ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudayaan.

4. Konsep Pengertian Industri Pariwisata

Menurut Oka A. Yoeti (1996: 145) ada beberapa konsep mengenai industri pariwisata, yaitu sebagai berikut :

a. Pemakaian istilah Industri Pariwisata. Dalam literatur kepariwisataan luar negeri kata industri pariwisata disebut dengan istilah tourist industry atau ada yang menyebutnya dengan travel industry yang berarti perjalanan wisata.

Produk pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima oleh wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat kediaman dimana ia biasa tinggal, sampai ditempat tujuan (daerah tujuan wisata) dan kembali kerumah dimana ia berangkat semula.

b. Pengertian pariwisata sebagai suatu industri

Menurut G. Janata, pariwisata dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu dynamic sector dan state sector. Yang dimaksud dengan

dynamic sector yaitu kegiatan yang berhubungan denga travel agent operator, angkutan wisata dan pelayanan lain yang berkaitan. Sedangkan yang dimaksud dengan state sector yaitu perusahaan akomodasi perhotelan, catering service, transportasi, dsb.

Menurut A.G.B. Fisher, industri pada umumnya dapat diklasifikasikan atas tiga golongan yaitu :

1. Primari Industry, yang termasuk kedalam kelompok ini adalah pertanian, pertambangan, peternakan, dan industri lainnya. 2. Secondary Industry, yang termasuk kedalam kelompok ini

adalah manufacturing, countructions (seperti pembuatan jembatan, gedung- gedung dan perumahan)


(27)

3. Tertiary Industry, yang termasuk dalam kelompok ini adalah perdagangan, transportasi, akomodasi, komunitas dan fasilitas. c. Pengertian dan Definisi Industri Pariwisata

Industri Pariwisata adalah kumpulan dari macam- macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya selama dalam perjalanannya.

Menurut R.S. Damarjadi (Oka A. Yoeti 1996), yang dimaksud dengan industri pariwisata adalah merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama- sama menghasilkan produk- produk maupun jasa- jasa yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perawatannya.

5. Konsep Pengertian Produk Industri Pariwisata

Produk industri pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan, dimana tiap unsur dipersiapkan oleh masing- masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.

Ciri- ciri produk industri pariwisata yaitu :

a. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak dapat dipindahkan. b. Pada umumnya peranan perantara tidak diperlukan, karena proses

produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi.

c. Hasil atau produk industri pariwisata tidak dapat ditimbun, seperti halnya terjadi pada industri barang lainnya, dimana penimbunan hanya merupakan kebiasaaan untuk meningkatkan permintaan.


(28)

d. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif.

e. Permintaan (demand) terhadap hasil atau produk industri pariwisata tidak tepat dan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor non ekonomis. f. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang

akan dibelinya.

g. Hasil atau produk industri pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.

h. Dari segi pemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar, mempunyai tingkat resiko yang tinggi, karena perubahan elastisitas permintaan.

6. Penawaran Pariwisata

Menurut Salah Wahab dalam bukunya Manajemen Kepariwisataan (1992: 109), penawaran pariwisata ditandai oleh 3 ciri khas utama yaitu :

1. Penawaran jasa- jasa

2. Penawaran bersifat rigid (kaku)

3. Penawaran pariwisata belum menjadi kebutuhan pokok manusia Adapun unsur- unsur penawaran dalam pariwisata adalah :

Sumber- sumber alam : 1. Iklim

2. Tata letak tanah dan pemandangan alam 3. Unsur rimba

4. Flora dan fauna 5. Pusat- pusat kesehatan


(29)

Hasil karya buatan manusia:

1. Yang berciri sejarah, budaya dan agama:

a. Monumen- monumen dan peninggalan- peninggalan bersejarah dari peradaban masa lalu

b. Tempat- tempat budaya seperti musium, gedung kesenian, tugu peringatan, dll.

c. Perayaan- perayaan tradisional

d. Bangunan- bangunan raksasa dan biara- biara keagamaan 2. Prasarana- prasarana

a. Prasarana umum

b. Kebutuhan pokok pola hidup modern c. Prasarana wisata

3. Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang, meliputi pelabuhan udara, kapal- kapal, dll.

4. Sarana pelengkap, misalnya bioskop, kedai- kedai, warung- warung kopi.

5. Pola hidup masyarakat yang sudah menjadi salah satu khasanah wisata yang sangat penting.

7. Manfaat Pariwisata

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan sekitarnya. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai aspeknya.

Kusno Abi (1998 : 124) mengemukakan bahwa Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat bahkan bagi negara sekalipun, manfaat pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek/segi yaitu manfaat pariwisata dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, nilai pergaulan dan ilmu pengetahuan, peluang dan kesempatan kerja.


(30)

Menurut Kusno Abi (1998 : 125) ada beberapa manfaat pariwisata yakni: a. Manfaat pariwisata dari segi ekonomi

Manfaat pariwisata dari segi ekonomi adalah pariwisata menghasilkan devisa yang besar bagi daerah sehingga meningkatkan perekonomian daerah. Kontribusi pariwisata menunjukkan trend yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari peningkatan target dan realisasi dari pendapatan retribusi obyek wisata. Selain menghasilkan devisa pariwisata juga memberikan dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat sekitar.

b. Manfaat pariwisata dari segi budaya

Manfaat lain yang muncul dari industri pariwisata ini antara lain dapat terlihat pula dari segi budaya. Dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Dari interaksi inilah para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga memahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.

c. Manfaat pariwisata dari segi lingkungan hidup

Pariwisata juga mendatangkan manfaat bagi lingkungan hidup karena sebuah objek wisata apabila ingin banyak mendapatkan kunjungan dari wisataan haruslah terjaga kebersihannya sehingga kita menjadi terbiasa untuk merawat dan menjaga lingkungan kita agar selalu terjaga kebersihannya. Pembangunan pariwisata tidak mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan penurunan kualitas tanah atau lahan pertanian baik lahan perladangan maupun persawahan. Kelestarian hutannya masih tetap terjaga dengan baik. Masyarakat secara bersama-sama dan sepakat untuk melestarikan hutannnya dan tanpa harus ketergantungan terhadap hutan tersebut. Pada dasarnya masyarakat lokal telah sadar terhadap perlunya pelestarian hutan, karena kawasan hutan yang dimaksud merupakan daerah resapan air yang bisa dipergunakan untuk kepentingan hidupnya maupun mahluk hidup yang lainnya serta untuk keperluan persawahan.

d. Manfaat pariwisata dari segi nilai pergaulan dan ilmu pengetahuan Manfaat pariwisata yang kita dapat dari segi nilai pergaulan adalah kita menjadi lebih banyak mempunyai teman dari berbagai daerah bahkan negara lain dan kita bisa mengetahui kebiasaan orang yang dari masing-masing daerah tersebut sehingga kita bisa mempelajari bagaimana kebiasaan yang baik di masing-masing daerah. Selain itu kita juga mendapat manfaat ilmu pengetahuan dari pariwisata karena dengan mempelajari pariwisata kita juga bisa tahu dimana letak dan keunggulan sebuah objek wisata sehingga bisa mempelajari mengapa sebuah objek wisata tersebut bisa maju dan bisa


(31)

menerapkan di objek wisata daerah kita yang belum berkembang dengan baik.

e. Manfaat pariwisata dari segi peluang dan kesempatan kerja

Pariwisata juga menciptakan kesempatan kerja. Sarana-sarana pariwisata seperti hotel dan perjalanan adalah usaha yang ”padat karya”. Menurut perbandingan jauh lebih banyak untuk hotel dan restoran daripada untuk usaha-usaha lainnya. Untuk setiap tempat tidur dibutuhkan kira-kira 2 orang tenaga. Pariwisata juga menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung dengan pariwisata, seperti di bidang kontruksi bangunan dan jalan. Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel, restoran, toko artshop, dll. Wisatawan juga memerlukan makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian. Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.

C. Tinjauan Tentang Pendapatan Asli Daerah a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Ahmad Yani (2009: 51), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Menurut Undang- Undang No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan asli daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan azas desentralisasi.


(32)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber- sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintahan daerah. Pendapatan daerah juga merupakan pendapatan yang diperoleh oleh pemerintah daerah dan digali dari potensi pendapatan yang ada di daerah. Pendapatan asli daerah juga dapat diartikan bahwa merupakan pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah atas segala sumber-sumber atau potensi yang ada pada daerah yang harus diolah oleh pemerintah daerah didalam memperoleh pendapatan daerah.

b. Dasar Hukum

Dasar hukum pendapatan asli daerah menurut Ahmad Yani (2009: 51) yaitu :

a. Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Undang- Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. d. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi

Daerah.

c. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Ahmad Yani (2009: 52) yaitu : 1. Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.


(33)

a. Jenis- jenis Pajak Daerah

Jenis pajak Provinsi terdiri dari sebagai berikut : 1. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.

2. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air. 3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.

Jenis pajak Kabupaten/ Kota terdiri dari sebagai berikut : 1. Pajak hotel

2. Pajak restoran 3. Pajak hiburan 4. Pajak reklame

5. Pajak penerangan jalan

6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C 7. Pajak parki

b. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Daerah

1. Subjek pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/ atau menguasai kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.

2. Subjek pajak bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.

3. Subjek pajak bahan bakar kendaraan bermotor adalah konsumen bahan bakar kendaraaan bermotor. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan kendaraan bermotor.

4. Subjek pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan adalah orang pribadi atu badan yang mengambil, atau memanfaatkan atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah atau air permukaan. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau memanfaatkan, atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah/ air permukaan.

5. Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada hotel. Wajib pajaknya adalah pengusaha hotel.

6. Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran. Wajib pajaknya adalah pengusaha restoran.


(34)

7. Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton/ atau menikmati hiburan. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. 8. Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame.

9. Subjek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pengguna/ pelanggan tenaga listrik.

10.Subjek pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah orang pribadi atau badan yang mengambil bahan galian golongan C. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan pengambilan bahan galian golongan C.

11.Subjek pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas tempat parkir. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir.

c. Objek Pajak Daerah

1. Objek pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air adalah kepemilikan dan/ atau penguasaan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.

2. Objek pajak bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air adalah penyerahan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air.

3. Objek pajak bahan bakar kendaraan bermotor adalah bahan bakar kendaraan bermotor yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan diatas air.

4. Objek pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan adalah pengambilan air bawah tanah dan/ atau air permukaan, pemanfaatan air bawah tanah dan/ atau air permukaan, pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/ atau air permukaan.

5. Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan pembayaran termasuk :

- Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek. - Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas

penginapan atau tinggal jangka pendek dan sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.

- Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan dihotel.

6. Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran.


(35)

7. Objek pajak hiburan adalah penyelengaraan hiburan dengan dipungut bayaran.

8. Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame

9. Objek pajak penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik, diwilayah daerah yang tersedia penerangan jalan dan rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.

10. Objek pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah kegiatan pengambilan bahan galian golongan C.

11. Objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan.

d. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Daerah

a. Dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok yaitu :

1) Nilai jual kendaraan bermotor

2) Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat pengguna kendaraan bermotor.

b. Dasar pengguna bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air adalah nilai jual kendaraan bermotor. e. Perhitungan Besarnya Pajak Daerah Terutang

Besarnya Pokok Pajak Daerah yang terutang untuk masing- masing jenis pajak daerah dihitung dengan cara mengkalikan tarif dengan dasar pengenaan pajaknya.

f. Bagi Hasil Pajak Daerah

a. Bagi hasil pajak Provinsi kepada daerah Kabupaten/ kota 1) Hasil penerimaan pajak kendaraan bermotor dan

kendaraan diatas air, dan bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air diserahkan kepada daerah kabupaten/ kota di provinsi yang bersangkutan paling sedikit 30%.

2) Hasil penerimaan pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan diserahkan kepada daerah kabupaten/ kota di provinsi yang bersangkutan paling sedikit 70%.

3) Penggunaan bagian daerah kabupaten/ kota ditetapkan sepenuhnya oleh daerah kabupaten/ kota yang bersangkutan.

b. Bagi hasil pajak Kabupaten kepada Desa

1) Hasil penerimaan pajak kabupaten diperuntukkan paling sedikit 10% bagi desa diwilayah kabupaten yang bersangkutan.


(36)

2) Bagian desa ini ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten denga memerhatikan aspek pemerataan dan potensi antar desa.

3) Penggunaan bagian desa ditetapkan sepenuhnya oleh desa yang bersangkutan.

2. Retribusi Daerah

Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

a. Subjek Retribusi dan Wajib Retribusi Daerah 1) Subjek retribusi umum

2) Subjek retrubusi jasa usaha 3) Subjek retribusi perizinan tertentu b. Objek Retribusi Daerah

Objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. Tidak semua yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis- jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi. Jasa tersebut dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu.

1. Retribusi Jasa Umum

Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan pe,erintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Jenis- jenis retribusi umum adalah sebagai berikut : a. Retribusi pelayanan kesehatan

b. Retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan

c. Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk (KTP) dan akta catatan sipil.

d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat e. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

f. Retribusi pelayanan pasar

g. Retribusi pengujian kendaraan bermotor

h. Retribusi pemeriksaan alat pemadaman kebakaran i. Retribusi penggantian biaya cetak peta


(37)

2. Retribusi Jasa Usaha

Retribusi jasa usaha adalah retribusi atau jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.

Jenis- jenis retribusi jasa usaha adalah sebagai berikut : a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah

b. Retribusi pasar grosir dan/ atau pertokoan c. Retribusi tempat pelelangan

d. Retribusi terminal

e. Retribusi tempat khusus parkir

f. Retribusi tempat penginapan/ pesanggrahan/ villa g. Retribusi penyedotan kakus

h. Retribusi rumah potong hewan i. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal j. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga k. Retribusi penyeberangan diatas air l. Retribusi pengolahan limbah cair

m. Retribusi penjualan produksi usaha daerah 3. Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Objeknya adalah kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberi izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis- jenis retribusi perizinan tertentu adalah sebagai berikut:

a. Retribusi izin mendirikan bangunan

b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol c. Retribusi izin gangguan


(38)

c. Besarnya Retribusi yang Terutang dan Tarif Retribusi Daerah

Besarnya retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara mengkalikan tarif retribusi dengan tingkat penggunaan jasa. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa umum didasarkan pada kebijaksanaan daerah dengan memerhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.

d. Bagi Hasil Retribusi Kabupaten kepada Desa

Hasil penerimaan jenis retribusi tertentu sebagian diperuntukkan kepada desa yang terlibat langsung dalam pemberian pelayanan, seperti retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan

Hasil pengelolaan alam yang dipisahkan merupakan hasil yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan APBD. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ini mencakup :

a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/ Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/ Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

4. Lain- lain PAD yang Sah

Lain- lain PAD yang sah merupakan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Jenis- jenis lain- lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari : a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

b. Jasa giro

c. Pendapatan bunga

d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah

e. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ atau pengadaan barang dan/ atau jasa oleh daerah.

f. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan h. Pendapatan denda pajak

i. Pendapatan denda retribusi

j. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan k. Pendapatan dari pengembalian


(39)

m.Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Pendapatan dari angsuran/ cicilan penjualan

D. Tinjauan Tentang Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Lampung Barat

a. Profil Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam mengantisipasi dan menyikapi perubahan paradigma pembangunan melalui semangat otonomi daerah, maka Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Lampung Barat harus mempunyai arahan yang jelas, terarah dan berkesinambungan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah, dengan tetap mengacu pada Pola Dasar Pembangunan dan Rencana Strategis Kabupaten Lampung Barat.

Berkaitan dengan hal di atas, Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai arahan kinerja untuk kurun waktu lima tahun yakni tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebagaimana masa Renstra Kabupaten Lampung Barat.


(40)

b. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Lampung Barat

a. Tugas Pokok

Tugas Pokok Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

b. Fungsi

untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaaan

keuangan dan aset daerah

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan,

pengelolaaan keuangan dan aset daerah

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang pendapatan, pengelolaaan keuangan dan aset daerah

5. Pelayanan Administratif


(41)

c. Visi, Misi dan Tujuan Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat a. Visi

Visi adalah cara pandang jauh ke depan ke arah mana Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat harus di bawa, agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Visi juga dapat digambarkan sebagai suatu keadaan yang menantang tentang masa depan yang diinginkan oleh Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat, dengan mempertimbangkan inisiasi-inisiasi, idealisme, informasi, identifikasi, insepsi dan forecasting, yakni pemikiran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang serta memperhatikan keinginan Stake Holders, maka visi Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat adalah “

Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah yang Profesional”

b. Misi

Misi merupakan pokok-pokok kegiatan yang harus dilaksanakan oleh SKPD dalam rangka mencapai suatu visi, yang selanjutnya dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan tujuan, sasaran dan strategi, dengan kata lain misi merupakan tujuan utama ke arah mana perencanaan SKPD ingin dicapai.

Adapun Misi Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat adalah : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan aparatur

2. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah 3. Meningkatkan kualitas pengelolaan aset daerah


(42)

c. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran Visi dan Misi serta merupakan keadaan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat. Tujuan Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat adalah:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur

2. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang optimal. 3. Meningkatkan kualitas pengelolaan aset daerah yang optimal

E. Kerangka Pikir

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai denga peraturan perundang- undangan. Keberhasilan pemerintah dalam kepemerintahannya dapat diukur dengan tingkat pendapatan daerah yang dikelola. Pembangunan merupakan salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, karena dengan adanya pembangunan yang merata disetiap daerah maka pendapatan daerah akan meningkat, seperti misalnya pembangunan pariwisata didaerah yang berpotensi.

Pariwisata merupakan potensi besar bagi pemerintah dan masyarakat apabila dikelola serta diberdayakan dengan baik, untuk itu perlu adanya perencanaan yang matang bagi pemerintah dalam pengembangan industri pariwisata. Adanya pembangunan pariwisata didaerah yang berpotensi maka akan meningkatkan PAD. Berdasarkan hal ini yang dimaksud dengan peningkatan PAD yaitu dengan adanya pembangunan serta pengembangan objek wisata


(43)

Bahari di Pekon Tanjung Setia diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Kontribusi yang diberikan oleh objek wisata Bahari yang berlokasi di Pekon Tanjung Setia dapat diukur melaui pajak hotel/ cottage dan pajak restoran.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia untuk PAD Kabupaten Lampung Barat. Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini, berikut adalah bagan kerangka pikir penelitian:


(44)

Gambar 1. Kerangka Pikir Objek Wisata Bahari di

Pekon Tanjung Setia

Industri Pariwisata : 1. Hotel/ akomodasi:

-Tarif/ biaya -Fasilitas -Keamanan 2. Transportasi :

-Kendaraan roda 2 (motor)

-Kendaraan roda 4 (mobil)

3. Cendramata : -Proses -Hasil 4. Atraksi:

-Atraksi perlombaan

surfing

5. Restoran / kantin : -Pelayanan

-Tarif/ biaya

Manfaat Ekonomi

Jenis Pungutan dan Kontribusi


(45)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2001 : 63), Penelitian deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang nampak sebagaimana adanya, yang tidak terbatas, pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi melihat analisa dan interpretasi tentang arti data itu.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor dalam bukunya Moleong (2002: 3) mengemukakan bahwa :

” Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk mengkaji atau membuktikan kebenaran suatu teori tetapi teori yang sudah ada dikembangkan dengan menggunakan data yang dikumpulkan”.

Berdasarkan penelitian ini, setelah peneliti mengumpulkan data dalam bentuk hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi maka untuk selanjutnya data tersebut akan dianalisis lebih mendalam lagi sehingga membentuk suatu kesimpulan ilmiah-alamiah yang dapat diterima oleh berbagai kalangan,


(46)

terutama dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu sendiri sebagai objek penelitian dalam skripsi ini dan kalangan masyarakat sebagai pihak yang menerima layanan dari pemerintah sebagai pengelola objek wisata bahari di Pekon Tanjung Setia.

Alasan memilih metode kualitatif yaitu : pertama, menyesuaikan metode ini lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak (kompleks/heterogen). Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Alasan lain dari dipilihnya metode ini dikarenakan pemahaman terhadap permasalahan lebih bersifat kualitatif yang didasarkan pada persepsi, eksplorasi pemikiran, dan pengembangan konsep.

Berbicara metode penelitian kualitatif berarti berbicara proses dalam pencapaian suatu tujuan yang diinginkan, bukan berbicara pada output (keluaran/hasil akhir), membatasi studi dengan fokus yang jelas, dan hasilnya dapat disepakati oleh kedua belah pihak (peneliti dan subyek penelitian).

B. Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus. Penetapan fokus dalam penelitian kualitatif sangat penting karena untuk membatasi studi dan mengarahkan pelaksanaan suatu pengamatan. Fokus dalam penelitian kualitatif sifatnya abstrak, artinya dapat berubah sesuai dengan latar belakang


(47)

penelitian. Memfokuskan dan membatasi pengumpulan data dapat dipandang kemanfaatannya sebagai reduksi data yang sudah diantisipasi sebelumnya dan merupakan pra-analisis yang mengesampingkan variabel-variabel yang berkaitan untuk menghindari pengumpulan data yang berlimpah. Penentuan fokus suatu penelitian memiliki dua tujuan. Pertama penetapan fokus dapat membatasi studi, jadi dalam hal ini fokus akan membatasi bidang inquiry. Kedua penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau memasukan mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan. (Moleong, 2002 : 62)

Fokus penelitian dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu menjelaskan bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia untuk PAD Kabupaten Lampung Barat.

Jenis-jenis pungutan yang terdapat pada objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia dan kontribusinya Terhadap PAD adalah sebagai berikut : 1. Pungutan untuk penginapan/ cottage

Setiap penginapan/ cottage yang berada di objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia dikenakan pungutan oleh Pemerintah setiap bulan sebesar Rp. 75.000 per cottage.

2. Pungutan untuk restoran/ kantin

Pungutan yang dikenakan Pemerintah kepada setiap pemilik kantin yang berada di objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia sudah termasuk


(48)

kedalam pungutan cottage yang dipungut setiap bulannya sebesar Rp. 75.000.

3. Pungutan untuk alat transportasi

Objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia memang mempunyai daya tarik bagi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Untuk menjangkau objek wisata tersebut diperlukan transportasi yang memadai, adapun jenis transportasi yang terdapat pada objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia adalah sebagai berikut :

a. Penyewaan transportasi motor b. Penyewaan transportasi mobil 4. Pungutan untuk Cendramata

Setiap wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tertentu mempunyai rasa keingintahuan produk/ cendramata apa yang dihasilkan oleh objek wisata tersebut, seperti misalnya pada objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia tersebut mempunyai cendramata berupa kain tapis dan anyaman bambu/ rotan

5. Pungutan untuk Atraksi wisata

Suatu daerah tujuan wisata terdapat berbagai macam atraksi yang disuguhkan guna menarik minat wisatawan. Seperti misalnya atraksi yang sering diadakan pada objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia ini adalah Festival teluk stabas maupun atraksi perlombaan surfing yang diadakan setiap tahunnya


(49)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) dan objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia.

D. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Data Primer

Data primer menurut Iqbal Hasan (2002:82) adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara yaitu berupa pertanyaan mengenai bagaimana kontribusi yang sebenarnya dari sektor pariwisata objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia untuk PAD Kabupaten Lampung Barat berdasarkan panduan wawancara (interview guide) yang dilakukan oleh peneliti kepada informan serta data yang dari hasil observasi di lapangan.

2. Data Sekunder

Menurut Iqbal Hasan (2002:82), Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku- buku, jurnal- jurnal arsip- arsip yaitu berupa data laporan realisasi


(50)

PAD Kabupaten Lampung Barat pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) serta data- data yang berkaitan dengan pariwisata di Pekon Tanjung Setia.

E. Penentuan Informan

Informan dalam penelitian ini adalah pejabat di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Barat, dan masyarakat disekitar objek pariwisata di Pekon Tanjung Setia. Dari beberapa informan diharapkan dapat terungkap kata-kata dan tindakan yang diharapkan. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama (Moleong, : 2002 : 112).

Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling. Menurut Sanapiah Faisal (1997 :63), teknik pengambilan sampel purposive adalah sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti, dalam hubungan ini lazimnya dinyatakan atas kriteria-kriteria atau pertimbangan-pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random.

Menurut Spreadley dan Faisal (1990 : 60), agar memperoleh informasi yang lebih terbukti, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan yakni : 1. Subyek yang lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau aktivitas yang

menjadi sasaran atau perhatian penelitian;

2. Subyek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian;

3. Subyek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan;


(1)

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’alamin....

Dengan penuh rasa syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikut-Nya yang terus menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini.

Skripsi dengan judul “Kontribusi Objek Wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Barat” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa apa yang tersaji dalam skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga membawa ke arah pemikiran yang lebih maju. Tidak akan terselesaikan skripsi ini tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:


(2)

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta selaku Pembimbing Akademik;

2. Bapak Drs. H. Aman Toto Dwijono, MH selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan sekaligus sebagai Dosen pembahas yang telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik, saran dam masukkan untuk kesempurnaan skripsi ini;

3. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Sekretaris Jurusan dan selaku Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah memberikan banyak waktu untuk memberikan saran serta masukkan kepada Penulis;

4. Bapak Drs. Ismono Hadi,M.Si selaku pembimbing Utama sekaligus penguji penulis, terima kasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan kesabarannya dalam proses skripsi ini sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, MIP, terimakasih atas diskusi dan bimbingannya serta pengetahuan berharga yang telah bapak berikan; 6. Seluruh Dosen FISIP Unila yang telah membekali penulis dengan ilmu

dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;

7. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan TU FISIP Unila yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan;

8. Staf pengelola Perpustakaan Fisip, terimakasih atas pinjaman buku-bukunya selama ini;


(3)

9. Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Barat, terimakasih atas bantuan dan informasi yang diberikan;

10.Peratin Pekon Tanjung Setia, terimakasih telah memberikan bantuan serta informasi kepada Penulis;

11.Masyarakat dan Pengelola cottage di objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia, terimakasih telah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada Penulis;

12.Kedua orang tuaku, ayah dan ibu, terimakasih atas segala pengorbanan, kasih sayang serta do’a disetiap sujudmu sehingga saya bisa meraih gelar Sarjana ini. Untuk ayah, engkau adalah panutan terbesar dalam hidupku terimakasih telah memberikan segenap jiwa dan ragamu untuk keberhasilanku. Untuk ibu, engkau adalah wanita terhebat yang pernah kukenal, wanita bermental baja yang tidak pernah mengeluh dalam keadaan apapun, terimakasih atas do’a mu sehingga aku bisa seperti sekarang ini.

13.Sistha- sistha ku (Melati Arie Sandy, Rita Aprilia, Winda Firsonalia), hanya dengan kalian tempatku berbagi, tempatku merasakan apa yang kalian rasakan. Terimakasih atas semuanya, kalianlah saudara terbaikku; 14.Seluruh keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi


(4)

15.My Beboo, yang selama ini telah hadir dalam hari- hariku, memberikan warna dalam hidupku, tempatku bersandar disaat aku lelah menghadapi semuanya.Terimakasih atas semua perhatian, kasih sayang serta pengorbananmu selama ini, semoga kelak kita dipersatukan pada saatnya nanti. Amieenn...

16.Sahabat- sahabat terbaikku: Reni Elfina (nuth), yg identik dengan Miss leletttttt...hahahaha (peacee) , kemana-kemana selalu berdua hingga maraih predikat pasangan serasi dari pak ma’ul, yang selalu memberikan informasi dengan mimik muka yang meyakinkan tapi ujung-ujungnya nyasar, kejebak lif bareng-bareng..., tengkiyuuhhhhhh nying atas semua kisah yang pernah kita lakukan bersama, semuanya tidak akan pernah terlupa dan terbayarkan dengan apapun. Shelly Novilta (Unyil), seseorang yang bisa membuatku terbangun lagi dari keterpurukkan, kita mempunyai kisah hidup yang hampir sama nyil, kita pernah nangis bareng karena apa yang kamu rasakan itu aku rasakan juga... makasihhh atas semua dukungan serta masukkannya. Putri Amalia (Mpoet), sahabat yang selalu ternyum walaupun hatinya menangis, gua salut sama lo mpoet.. karena apapun keadaan kamu tanpa orang lain tau, kamu berusaha untuk tersenyum buat yang lain... Buat semua sahabat kuu, tidak ada kata yang mampu saya ucapkan selain kata terimakasih, semoga persahabatan kita terjalin sampai kapanpun dan dalam kondisi apapun.. amiennn


(5)

17.Teman- teman Ilmu Pemerintahan 2008, Redho Adha (teman seperjuangan dari SMA hingga Kuliah sampai dengan Bimbingan Bareng, terimakasih atas pertemanan yang kita bina selama ini ), Yunita Ardah Ritonga ( sie wak geng cwe pemerintahan, sory mbak bro atas segala khilap dan lalai ane terhadap ente. Niat hati sie pengen ngerjain, eee.. ga tawunya dikerjain balik gue.. apessssss-apessss), Nindiana Lestary (sabar ya cuy, semua akan indah pada waktunya), Christella Hotria Simanjorang (yang punya sebutan namboru dari gue, tengkiyuu yaa hot atas semuanya, semoga cepet dapet kerja), Eva Yuliani Sihaloho (sie Neci, nenek centil.. yang sekarang udah dapet ngerasaain gaji sendiri, kapan-kapan boleh dong nyicip, hehehe), Sri Dona Fita (yang dapet gelar pembahas kondang dari kita semua, makasih banyak tehh udah jadi pembahas gw mulai dari seminar proposal sampai dengan seminar hasil), Hariansya ( tengkiyuu mas bro atas bahasannya di sminar hasil gw, hehehehe), Hidayanti (maaf yaa da, udah sering ngerepotin, temen yang sering gw mintaain pulsa nya.. tapi beli yaaa), Nadya Kirana (temen terkalem yang pernah gw kenal, sekali-sekali gw pengen liat lo marah nad, kyak mana sie kalo lagi marah.. hehhee), Dwi Arum Setiawati (sie jeng wati’, kalo jalan kacamatanya dipake ya rum ), Wisnu Dwi Kusuma (makasih ya nu, cwo menel yg pernah gw kenal..hehhhe), Noralia Priyanti (makasih ya minan atas tumpangannya selama di Liwa kemaren), Alvindra, Ayu Alqarana, Nanda Saban Hari, Andri Marta, M.Ikhsan Haqiqi, Eko Nuryanto, Hury Rahmanto, mas amad, Andri Rifkiansyah, Andriyanto, Habrianda Bukit, Hendra Tirta, Joshua Tampubolon, Trio Nugroho, Agustoni, Abror, Syahridi, Risca


(6)

Apriana, Tomy Abdu Roni, Baretha Rizka Tantya, Fadhly Herdiansyah, Dedi Kurniawan, dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

18.Teman-teman di kosn Varigi, buat Utariana.. makasih ya sayy atas semuanya, semoga pertemanan kita langgeng sampai kapanpun.

19.Semua senior dan junior Jurusan Ilmu Pemerintahan, terimakasih atas semua pengalaman yang diberikan.

Akhir kata, seperti kata pepatah ”Tak ada gading yang tak retak”. Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, begitu juga dalam skripsi ini pasti masih banyak kekurangan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 03 November 2012 Penulis