PENGARUH UMUR TELUR TETAS ITIK MOJOSARI DENGAN PENETASAN KOMBINASI TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS
ABSTRAK
PENGARUH UMUR TELUR TETAS ITIK MOJOSARI DENGAN PENETASAN KOMBINASI TERHADAP
FERTILITAS DAN DAYA TETAS Oleh
Neka Meliyati
Penetasan dapat dilakukan secara alami dan buatan atau dengan cara
mengkombinasikannya. Berdasarkan pengalaman Kelompok Tani Ternak Rahayu di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran yang telah
melakukan cara kombinasi yaitu melalui penetasan alami pada entok selama 10 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas menghasilkan fertilitas dan daya tetas yang lebih tinggi. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi fertilitas, daya tetas, susut tetas (weight loss), dan bobot tetas adalah umur telur tetas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur telur tetas itik Mojosari dengan penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas serta mengetahui pengaruh umur telur tetas terbaik dari telur itik Mojosari dengan penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari tiga perlakuan dengan ulangan sebanyak enam kali, yaitu P1 (1 hari), P2 (4 hari), dan P3 (7 hari). Setiap perlakuan umur telur tetas itik Mojosari tersebut ditetaskan pada entok selama 10 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas. Telur itik Mojosari yang ditetaskan sebanyak 144 butir. Rata-rata bobot awal berkisar antara 65,65--68,41 g dengan koefisien keragaman + 1,40%. Data yang
dihasilkan dianalisis sesuai dengan asumsi sidik ragam pada taraf nyata 5 %. Jika perlakuan berpengaruh nyata pada peubah tertentu (P < 0, 05), maka analisis dilanjutkan dengan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) umur telur tetas (1, 4, dan 7 hari) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap fertilitas dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas telur itik Mojosari, (2) umur telur tetas 1 hari menghasilkan fertilitas terbaik (91,67%) dibandingkan dengan umur telur tetas 4 hari (83,33%), dan 7 hari (72,92%).
(2)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan
permintaan terhadap produk hasil ternak. Produk hasil unggas merupakan produk
yang lebih diminati dibandingkan dengan ternak besar (sapi, kerbau, kambing,
dan domba) karena harganya yang terjangkau. Produk hasil unggas adalah telur
dan daging.
Itik merupakan salah satu jenis unggas yang menghasilkan telur dan daging.
Kebutuhan telur masyarakat di Indonesia dipenuhi dari telur itik sebanyak 16%
dan 3% dari dagingnya (Ditjennak, 2005).
Sarwono (1994) menyatakan bahwa dibandingkan dengan telur ayam, telur itik
mengandung protein, kalori, lemak yang lebih tinggi, dan dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan pembuatan bahan makanan, hanya saja penggunaannya
tidak seluas penggunaan telur ayam. Hal tersebut disebabkan oleh telur itik
memiliki bau yang kuat dan menyengat. Selain itu, telur itik mempunyai daya
simpan sekitar 20% lebih lama dari telur ayam ras yaitu sekitar 2 minggu jika
disimpan dalam kondisi lingkungan yang sama (Srigandono, 1997).
Telur itik yang sering dijumpai adalah telur yang berasal dari itik Mojosari. Itik
(3)
2
Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Itik Mojosari tergolong itik yang
produktif. Namun, pengembangan populasi itik Mojosari di beberapa daerah di
Indonesia belum tersebar merata. Hal ini berdampak pada penurunan
ketersediaan produk hasil itik tersebut. Untuk mengatasi penurunan ketersediaan
produk hasil itik perlu dilakukan pengembangan populasi.
Penetasan merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk pengembangan populasi
itik Mojosari sehingga permintaan konsumen terhadap produk hasil itik Mojosari
dapat terpenuhi. Tujuan penetasan adalah untuk menghasilkan bibit. Telur yang
akan ditetaskan pada penetasan merupakan telur fertil yang dihasilkan dari
peternakan ayam pembibit bukan dari peternakan ayam petelur untuk perdagangan
yang digunakan untuk ditetaskan (Suprijatna, et al., 2008).
Keberhasilan usaha penetasan sebagian besar dapat dilihat dari fertilitas dan daya
tetasnya. North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semakin tinggi fertilitas,
maka daya tetas cenderung semakin tinggi. Fertilitas dapat diketahui dengan
peneropongan (candling) sedangkan daya tetas dapat diketahui dengan melihat
banyaknya telur yang menetas dari telur fertil.
Salah satu faktor yang memengaruhi fertilitas dan daya tetas adalah umur telur
tetas. Menurut Winarno dan Koswara (2002), umur telur tetas yang semakin
meningkat akan menurunkan kualitas telur karena penguapan CO2 dan H2O.
Menurunnya kualitas telur akan memengaruhi fertilitas dan daya tetas.
Umur telur tetas juga akan memengaruhi bobot tetas. Telur yang disimpan terlalu
(4)
disitasi Iskandar, 2003). Penguraian zat organik tersebut menyebabkan
penurunan bobot telur yang berdampak pada penurunan bobot tetas. Selain itu,
selama proses penetasan akan terjadi susut tetas (weight loss) yang disebabkan
oleh adanya pengaruh suhu dan kelembapan saat penetasan yang berdampak pada
penurunan bobot tetas.
Usaha penetasan telur tetas dapat dilakukan secara alami dan buatan. Secara
alami dengan penetasan pada entok sedangkan secara buatan dengan
menggunakan mesin tetas. Menurut Lasmini, et al. (1992), cara penetasan alami
dengan menggunakan entok mendapatkan hasil yang lebih baik daripada
penetasan buatan. Hal ini sesuai dengan kondisi alamiah entok yang dapat
mengatur sendiri kebutuhan suhu, kelembapan, pemutaran telur, dan sebagainya
melalui tingkah laku entok selama penetasan.
Berdasarkan pengalaman Kelompok Tani Ternak Rayahu di Desa Sidodadi,
Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran yang telah memulai usaha
penetasan sejak 2011 dengan menggunakan entok sebagai penetasan alami
sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas, tingkat keberhasilannya mencapai
90% bahkan lebih. Penetasan alami dengan bantuan entok disebabkan oleh
bangsa itik domestik yang dikenal sekarang tidak lagi memiliki sifat mengeram.
Menurut Hetzell (1985), hilangnya sifat mengeram ini disebabkan oleh proses
domestikasi dan terjadinya mutasi-mutasi alamiah dari sifat-sifat mengeram.
Kelompok Tani Ternak Rahayu telah memulai usaha penetasan sejak 2010.
Awalnya Kelompok Tani Ternak Rahayu memulai usaha penetasan dengan
(5)
4
30--50%. Tingkat keberhasilan yang rendah tersebut mendorong peternak untuk
menemukan alternatif lain dalam meningkatkan usaha penetasannya. Bapak Yasri
yang merupakan Ketua Kelompok Tani Ternak Rahayu mencoba menetaskan
telur-telur itik dengan menggunakan entok sejak 2011. Telur-telur tersebut
ditetaskan selama 7 hari dan 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
mesin tetas sampai dengan menetas.
Penetasan telur tetas itik selama 10 hari pada entok sebelum dimasukkan ke dalam
mesin tetas merupakan cara pertama yang dilakukan oleh Bapak Yasri. Ternyata,
cara tersebut mendapatkan keberhasilan lebih dari 90%. Untuk efisiensi waktu,
Bapak Yasri mencoba melakukan penetasan selama 7 hari sebelum dimasukkan
ke dalam mesin tetas. Akan tetapi, tingkat keberhasilannya lebih rendah
dibandingkan dengan yang ditetaskan selama 10 hari sebelum dimasukkan ke
dalam mesin tetas. Akhirnya, hingga saat ini Kelompok Tani Ternak Rahayu
menetaskan telur-telur tetas di kelompoknya selama 10 hari pada entok sebelum
dimasukkan ke dalam mesin tetas.
Telur-telur yang akan ditetaskan Kelompok Tani Ternak Rahayu memiliki umur
telur tetas yang berbeda karena telur tetas yang berumur 1 hari (baru keluar dari
kloaka induk) tidak langsung ditetaskan melainkan dikumpulkan sampai dengan
jumlah yang cukup untuk ditetaskan. Sampai saat ini, belum didapatkan umur
telur tetas yang ideal yang dapat menghasilkan fertilitas dan daya tetas terbaik
untuk telur yang ditetaskan selama 10 hari menggunakan entok sebelum
(6)
Pengalaman dari Kelompok Tani Ternak Rayahu di Desa Sidodadi tersebut yang
mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh umur telur
tetas itik Mojosari dengan penetasan kombinasi yaitu dengan melakuakan
penetasan alami pada entok selama 10 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin
tetas terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini :
(1) mengetahui pengaruh umur telur tetas itik Mojosari dengan penetasan
kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot
tetas;
(2) mengetahui pengaruh umur telur tetas terbaik dari telur itik Mojosari
dengan penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya
tetas, dan bobot tetas.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak
mengenai pengaruh umur telur tetas terbaik dari telur itik Mojosari dengan
penetasan kombinasi terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan
bobot tetas.
D. Kerangka Pemikiran
Itik Mojosari merupakan itik yang berasal dari Desa Motopuro, Kecamatan
(7)
6
produktif. Ranto dan Moloedyn (2007) menyatakan bahwa daya bertelur itik
Mojosari dapat mencapai 270 butir/ekor/tahun. Menurut Rasyaf (1991), sifat
produksi induk sangat memengaruhi fertilitas karena semakin tinggi produksi
telur, fertilitas semakin tinggi. Selain memiliki kemampuan produksi yang tinggi,
itik Mojosari juga memiliki berat telur tetas yang baik. Berat telur tetas yang baik
untuk telur itik antara 65--75 g (Srigandono, 1997).
Telur-telur itik Mojosari banyak digemari konsumen karena rasa telurnya lebih
enak dan memiliki kerabang yang menarik yaitu berwarna biru kehijau-hijauan
(Suharno dan Amri, 2002). Selain menghasilkan fertilitas dan daya tetas yang
tinggi, itik Mojosari mudah beradaptasi dengan lingkungan pedesaan sehingga itik
ini banyak dibudidayakan di pedesaan. Untuk membudidayakan itik Mojosari,
banyak peternak yang melakukan penetasan. Penetasan merupakan suatu proses
biologis yang kompleks yang berlangsung secara kontinyu pada berbagai spesies
unggas (Setiadi, et al., 1992).
Penetasan dengan mesin tetas merupakan cara yang biasa dilakukan peternak
untuk mengembangkan populasi unggas. Penetasan dengan cara ini biasanya
bertujuan untuk mencari keuntungan karena mesin tetas dapat menetaskan telur
dalam jumlah banyak tergantung dari kapasitas mesin tetas yang digunakan.
Namun, keberhasilan penetasan dengan cara ini dianggap kurang memuaskan
karena tidak akan melebihi keberhasilan yang dilakukan secara alami. Hal ini
disebabkan oleh banyak terjadinya kesalahan dalam pengelolaan penetasan.
Rasyaf (1991) menyatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan tentang
(8)
Penetasan secara alami dapat dilakukan dengan bantuan itik Manila (entok) atau
ayam Kampung. Keuntungan cara alami ini yaitu mudah dilakukan petani kecil,
daya tetas cukup tinggi, tidak memerlukan pengawasan yang intensif seperti
pengaturan suhu, kelembapan, dan pemutaran telur sedangkan kerugiannya yaitu
kapasitas yang sangat terbatas, memerlukan biaya untuk memelihara entok, dan
resiko kematian entok akibat terlalu lama menetaskan atau penyakit lainnya
(Setioko, 1998). Penetasan pada entok sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas
memiliki keuntungan yaitu tingkat keberhasilan penetasan berkisar 80--90 %
(Suharno dan Amri, 2002).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menetaskan telur tetas dengan jumlah
yang banyak dan menghasilkan fertilitas serta daya tetas yang tinggi yaitu dengan
mengkombinasikan kedua metode penetasan tersebut. Penetasan secara
kombinasi telah dilakukan oleh Kelompok Tani Ternak Rahayu di Desa Sidodadi
yaitu dengan melakukan penetasan alami pada entok selama10 hari sebelum
dimasukkan ke dalam mesin tetas. Cara tersebut ternyata mendapatkan
keberhasilan penetasan lebih dari 90 %. Tingginya tingkat keberhasilan setelah
telur tetas itik ditetaskan selama 10 hari pada entok sebelum dimasukkan ke dalam
mesin tetas disebabkan pertumbuhan embrio yang telah sempurna karena umur
1--10 hari merupakan proses pembentukan organ dalam dan jaringan luar,
sehingga pada waktu embrio dimasukkan ke dalam mesin tetas embrio tidak
rentan lagi terhadap kematian.
Tingkat keberhasilan suatu usaha penetasan ditentukan oleh tingginya fertilitas
(9)
8
peranan penting dalam menjaga kualitas telur. Rasyaf (1991) menyatakan bahwa
semakin lama umur telur terhitung sejak ditelurkan akan semakin buruk kualitas
kerabangnya, pori-pori akan bertambah banyak dan semakin labil pengaruhnya
terhadap suhu. Menurunnya kualitas telur akan menghambat perkembangan
embrio sehingga dapat menurunkan fertilitas dan daya tetas.
Umur telur tetas juga akan berpengaruh pada bobot tetas. Menurut Murtidjo
(1988), makin lama disimpan kesempatan pertukaran gas dan udara makin besar
dan penguapan makin cepat sehingga terjadi penyusutan bobot telur dan kantong
udara makin besar. Terjadinya penyusutan bobot telur akan berdampak pada
penurunan bobot tetas karena bobot tetas berkorelasi positif terhadap bobot telur.
Menurut Gunawan (2001), bobot tetas itik memiliki hubungan erat dengan bobot
telurnya, semakin besar berat telur maka anak itik yang menetas semakin besar.
Selama proses penetasan baik menggunakan entok ataupun mesin tetas akan
terjadi susut tetas (weight loss). Menurut Tullet dan Burton (1982), penyusutan
bobot telur diakibatkan oleh pengaruh suhu dan kelembapan selama masa
penetasan yang dapat memengaruhi daya tetas dan kualitas anak ayam yang
dihasilkan.
Daulay, et al.(2008) menyatakan bahwa umur telur tetas 1, 3, 5, dan 7 hari pada
penetasan ayam arab menghasilkan daya tetas berturut-turut 83,33; 68,75; 43,75;
dan 27,00 %. Sinabutar (2009) menyatakan bahwa umur telur tetas 3, 5, dan
7 hari pada penetasan itik menghasilkan daya tetas berturut-turut 87,4; 66,8; dan
(10)
Telur tetas dapat disimpan selama 7 hari tanpa kehilangan daya tetasnya (Paimin,
2003 ). Nuryati, et al. (2000) menyatakan bahwa telur tetas baik untuk ditetaskan
harus yang masih segar, sebaiknya berumur kurang dari 7 hari. Selanjutnya,
North dan Bell (1990) menyatakan bahwa daya tetas paling baik akan diperoleh
bila telur berumur 1--4 hari. Umur tetas telur yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah 1, 4, dan 7 hari.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini :
(1) adanya pengaruh umur telur tetas itik Mojosari dengan penetasan kombinasi
terhadap fertilitas, susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas;
(2) umur telur tetas itik Mojosari yang akan menghasilkan fertilitas, susut tetas
(11)
III. BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu pada Mei--Juni 2012, bertempat di
rumah Kelompok Tani Ternak Rayahu di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima,
Kabupaten Pesawaran.
B. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini:
(1) induk entok dengan umur + 1 tahun dengan bobot badan berkisar antara
2--3 kg sebagai penetasan alami sebanyak 8 ekor. Setiap entok menetaskan
telur tetas sebanyak 20 butir;
(2) telur tetas itik Mojosari yang ditetaskan sebanyak 144 butir dan 15%
cadangan per perlakuan. Rata-rata bobot awal berkisar antara 65,65--
68,41 g/butir dengan koefisien keragaman sebesar + 1,40 % yang dihasilkan
dari perkawinan jantan dan betina yang dipelihara secara intensif. Jantan
dengan umur + 15 bulan sedangkan betina + 12 bulan dengan perbandingan
1:23. Umur induk pertama kali bertelur yaitu umur 6 bulan. Ransum yang
diberikan terdiri dari dedak, konsentrat, dan keong dengan pemberian sekitar
270 g/ekor/hari;
(12)
(4) air untuk mengatur kelembapan di dalam mesin tetas.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini :
(1) satu buah mesin tetas semi otomatis yang tersusun 3 tingkat berkapasitas
1.000 butir dengan sumber pemanas lampu listrik berdaya 150 watt. Mesin
tetas memiliki 4 buah rak pada masing-masing tingkat ukuran 70 x 40 cm
dengan kapasitas 87 butir telur. Pada penelitian ini menggunakan 2 buah rak.
Mesin tetas yang digunakan Kelompok Tani Ternak Rahayu dapat dilihat
pada Gambar 3;
(2) timbangan digital kapasitas 3.000 g dengan ketelitian 0,001 g;
(3) egg tray untuk meletakkan telur tetas ;
(4) keranjang telur dan serutan bambu untuk menyimpan telur tetas;
(5) thermohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembapan di dalam mesin
tetas;
(6) candler untuk meneropong telur tetas;
(7) tray hatcher (rak telur) untuk tempat menetaskan telur;
(8) busa untuk membersihkan telur;
(9) sarang yang terbuat dari serutan bambu untuk pengeraman;
(10) nampan sebagai wadah air;
(11) kawat kasa;
(12) alat tulis.
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
(13)
35
(7 hari). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali, setiap satu satuan
percobaan terdiri dari 8 butir telur itik Mojosari. Ke-3 perlakuan umur telur itik
Mojosari tersebut ditetaskan pada entok selama 10 hari sebelum dimasukkan ke
dalam mesin tetas.
Seluruh data yang diperoleh dari percobaan ini dianalisis sesuai dengan asumsi
sidik ragam pada taraf nyata 5%. Jika suatu perlakuan berpengaruh nyata pada
suatu peubah tertentu (P < 0, 05), maka analisis dilanjutkan dengan uji Duncan
pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1991). Untuk data persentase jika hasil
yang diperoleh < 30 atau > 70 ditransformasi dengan Archin. Tata letak telur
tetas penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
D. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan
a. Seleksi telur tetas. Seleksi dilakukan terhadap ukuran, bobot telur (60--75 g),
keutuhan, dan kualitas telur sedangkan dari segi kualitas telur dinilai dari segi
kebersihan, warna, ketebalan kerabang, dan bentuk telur (oval).
b. Pengumpulan telur tetas. Pengumpulan telur tetas terdiri dari 3 tahap.
Pengumpulan pertama untuk umur telur tetas 7 hari, pengumpulan kedua untuk
umur telur tetas 4 hari, dan pengumpulan ketiga untuk umur telur tetas 1 hari.
Setiap perlakuan disimpan di dalam keranjang telur yang dilapisi dengan
serutan bambu pada suhu ruang 30--320C. Setiap pengumpulan telur ada penambahan sebanyak 15% dari jumlah total per perlakuan sebagai cadangan.
c. Membersihkan telur. Telur dibersihkan dengan menggunakan air hangat yang
(14)
d. Menimbang dan menandai telur. Penimbangan dilakukan untuk mendapatkan
data bobot awal telur dan penandaan bertujuan agar jelas masing-masing
perlakuan.
e. Membuat sekat-sekat menggunakan kawat kasa untuk tiap perlakuan pada
mesin tetas.
f. Menyiapkan mesin tetas. Mesin tetas yang digunakan dicek kebersihan, suhu,
dan kelembapannya. Selain itu, mesin tetas juga disterilkan menggunakan
glutacap®3 hari sebelum digunakan. Mesin tetas dinyalakan dan diatur suhu
dan kelembapannya 24 jam sebelum telur masuk ke mesin tetas dengan
menggunakan thermohygrometer.
g. Memilih dan menandai entok yang digunakan untuk proses penetasan alami.
Induk entok yang akan digunakan pada proses penetasan alami ini adalah
induk entok yang memiliki bobot tubuh dengan kisaran 2 --3 kg sebanyak
8 ekor.
2. Pelaksanaan Penetasan
a. Menetaskan telur pada induk entok. Setiap induk menetaskan 20 butir telur
tetas itik. Penetasan dilakukan selama 10 hari sebelum dimasukkan ke dalam
mesin tetas.
b. Memasukkan telur ke mesin tetas dengan posisi horizontal untuk
mempermudah pembalikkan telur tetas. Hal ini dilakukan karena pembalikan
(15)
37
c. Candling. Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas, terlebih dahulu di
candling untuk melihat telur yang fertil dan yang infertil. Candling dilakukan
sekali lagi pada saat telur masing-masing perlakuan berumur 20 hari, untuk
mendapatkan data fertilitas. Candling dilakukan dengan menggunakan candler
dan dilakukan pada malam hari agar lebih jelas.
d. Pengontrolan harian. Pengontrolan harian dilakukan terhadap suhu,
kelembapan, dan pemutaran telur. Suhu mesin tetas pada hari ke-10 sampai
dengan telur menetas berkisar antara 38--39 0C dengan kelembapan berkisar antara 60--70%. Pemutaran telur dilakukan 3 kali sehari pada pukul
08.00 WIB, 13.00 WIB, dan 18.00 WIB sampai dengan hari ke-25 proses
penetasan.
e. Menimbang telur. Pada umur 20 hari bersamaan dengan waktu candling telur
ditimbang untuk mendapatkan data susut tetas selama proses penetasan.
f. Menimbang DOD. Setelah telur-telur menetas dilakukan penimbangan DOD
untuk mendapatkan data bobot tetas. Penimbangan dilakukan ketika bulu-bulu
DOD telah mengering.
E. Parameter Penelitian 1. Fertilitas
Fertilitas adalah persentase telur fertil dari sejumlah telur yang digunakan dalam
suatu penetasan (Suprijatna, et al., 2008).
(16)
Jumlah telur fertil
Fertilitas = X 100% Jumlah telur yang ditetaskan
2. Susut tetas (weight loss)
Susut tetas (weight loss) adalah bobot telur yang hilang selama penetasan
berlangsung sampai telur menetas (Rusandih, 2001).
Susut tetas = bobot awal telur– bobot akhir telur (didapat dari penimbangan hari ke-20)
bobot awal telur – bobot akhir telur
(%) Susut tetas = X 100%
bobot awal telur
3. Daya tetas
Daya tetas diartikan sebagai persentase telur yang menetas dari telur yang fertil
(Suprijatna, et al., 2008).
Jumlah telur yang menetas
Daya tetas = X 100% Jumlah telur yang fertil
4. Bobot tetas
Bobot tetas yaitu bobot DOD dihitung setelah itik menetas 1 hari dengan bulu
(17)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Umur telur tetas (1, 4, dan 7 hari) memberikan pengaruh yang nyata
(P < 0,05) terhadap fertilitas, tetapi tidak nyata (P > 0,05) terhadap susut tetas
(weight loss), daya tetas, dan bobot tetas telur itik Mojosari.
2. Umur telur tetas 1 hari memberikan pengaruh terbaik terhadap fertilitas,
tetapi umur telur tetas (1, 4, dan 7 hari) memberikan pengaruh yang sama
baiknya terhadap susut tetas (weight loss), daya tetas, dan bobot tetas telur
itik Mojosari.
B. Saran
1. Secara teknis, umur telur tetas (1,4, dan 7 hari) berpengaruh tidak nyata
terhadap susut tetas, daya tetas, dan bobot tetas telur itik Mojosari sehingga
peternak masih dapat menggunakan umur telur tetas 7 hari dalam penetasan
telur itik Mojosari.
2. Agar keberhasilan penetasan dapat optimal, sebaiknya peternak lebih
memperhatikan kebutuhan suhu dan kelembapan telur tetas pada mesin tetas
(18)
3. Peternak perlu memperhatikan kebersihan sarang penetasan, telur tetas, dan
induk entok yang akan digunakan sebagai penetasan alami.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut umur telur itik Mojosari dengan
perlakuan kombinasi untuk umur telur tetas yang berbeda sehingga diketahui
pengaruh umur telur tetas terbaik pada susut tetas (weight loss), daya tetas,
(19)
PENGARUH UMUR TELUR TETAS ITIK MOJOSARI DENGAN PENETASAN KOMBINASI TERHADAP
FERTILITAS DAN DAYA TETAS Oleh :
Neka Meliyati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Peternakan
pada
Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(20)
PENGARUH UMUR TELUR TETAS ITIK MOJOSARI DENGAN PENETASAN KOMBINASI TERHADAP
FERTILITAS DAN DAYA TETAS (Skripsi)
Oleh Neka Meliyati
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(21)
75
Gambar 2. Tata letak telur tetas penelitian
Keterangan : P1 = umur telur tetas 1 hari P2 = umur telur tetas 4 hari P3 = umur telur tetas 7 hari U1 -- U6 = ulangan 1--6
P1U1 P2U1 P1U2
P2U2 P1U4 P3U1 P2U3 P1U3 P2U4
P3U6 P3U4 P1U6
(22)
Gambar 3. Mesin tetas yang digunakan Kelompok Tani Ternak Rahayu
(23)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang dan Masalah ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 5
C. Kegunaan Penelitian ... 5
D. Kerangka Pemikiran ... 5
E. Hipotesis ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Deskripsi Itik Mojosari... 10
B. Umur Telur Tetas ... 12
C. Manajemen Penetasan ... 14
a. Penetasan alami dengan entok ... 15
b. Penetasan dengan mesin tetas ... 18
1. Suhu ... 18
2. Kelembapan... 19
3. Sirkulasi udara ... 20
4. Pemutaran telur (turning) ... 21
5. Posisi telur ... 22
6. Peneropongan telur (candling) ... 22
(24)
G. Bobot Tetas ... 31
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 33
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33
B. Bahan dan Alat Penelitian ... 33
C. Rancangan Percobaan ... 34
D. Pelaksanaan Penelitian ... 35
1. Tahap persiapan ... 35
2. Pelaksanaan penetasan ... 36
E. Parameter Penelitian ... 37
1. Fertilitas ... 37
2. Susut tetas (weight loss) ... 38
3. Daya tetas ... 38
4. Bobot tetas ... 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Gambaran Umum Kelompok Ternak Rahayu ... 39
B. Pengaruh Umur Telur Tetas terhadap Fertilitas ... 41
C. Pengaruh Umur Telur Tetas terhadap Susut Tetas ... 47
D. Pengaruh Umur Telur Tetas terhadap Daya Tetas ... 51
E. Pengaruh Umur Telur Tetas terhadap Bobot Tetas ... 55
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Simpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN
(25)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengaruh umur telur tetas terhadap daya tetas pada telur ayam ... 13
2. Pengaruh umur telur tetas terhadap daya tetas pada telur itik ... 14
3. Penyusutan bobot telur selama penetasan ... 27
4. Pengaruh kondisi telur terhadap fertilitas dan daya tetas ... 29
5. Rata-rata fertilitas telur itik Mojosari ... 42
6. Rata-rata susut tetas telur itik Mojosari ... 48
7. Rata-rata persentase daya tetas telur itik Mojosari ... 51
8. Rata-rata persentase bobot tetas telur itik Mojosari ... 55
9. Data transformasi arcsin pengaruh umur telur tetas terhadap fertilitas telur itik Mojosari ... 66
10. Analisis ragam pengaruh umur telur tetas terhadap fertilitas telur itik Mojosari ... 66
11. Uji lanjut jarak berganda duncan fertilitas telur itik Mojosari ... 66
12. Data transformasi arcsin pengaruh umur telur tetas terhadap susut tetas telur itik Mojosari ... 67
13. Analisis ragam pengaruh umur telur tetas terhadap susut tetas telur itik Mojosari ... 67
14. Data transformasi arcsin pengaruh umur telur tetas terhadap daya tetas telur itik Mojosari ... 68
15. Analisis ragam pengaruh umur telur tetas terhadap daya tetas telur itik Mojosari ... 68
(26)
17. Suhu dan kelembapan mesin tetas... 69
18. Data fertilitas, weight loss, dan daya tetas telur itik Mojosari (P1) .. 70
19. Data fertilitas, weight loss, dan daya tetas telur itik Mojosari (P2).. 70
20. Data fertilitas, weight loss, dan daya tetas telur itik Mojosari (P3).. 70
21. Data bobot awal, bobot setelah penyimpanan, bobot umur 20 hari, dan bobot tetas telur itik Mojosari untuk umur tetas 1 hari (P1) ... 71
22. Data bobot awal, bobot setelah penyimpanan, bobot umur 20 hari, dan bobot tetas telur itik Mojosari untuk umur tetas 1 hari (P2) ... 72
23. Data bobot awal, bobot setelah penyimpanan, bobot umur 20 hari, dan bobot tetas telur itik Mojosari untuk umur tetas 1 hari (P3) ... 73
(27)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kondisi embrio saat peneropongan telur... 23
2. Tata letak telur tetas penelitian ... 75
(28)
DAFTAR PUSTAKA
Antawidjaja, T., B. Wibowo, S. Iskandar, E. Juarini, dan E. Masbulan. 1995. Pengaruh Pencabutan Bulu Sayap terhadap Produktivitas Entok(Cairina moschata)di Pedesaan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.
Ardhie. 2011. Manajemen Penetasan. http//www. image manajemen multiplycontent. Com. (28 Januari 2011).
Basran. 2002. Fertilitas, Daya Tetas, dan Nisbah Kelamin Anak Entok(Cairina moschata)yang Diperoleh dari Penetasan Alami. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Blakely, J. dan H.B. David. 1998. Ilmu Peternakan. Cetakan ke-4. Terjemahan : Bandung, Srigandono. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Bogenfurst, F. 1995. The Current State of Incubation in Waterfowl. Proceedings 10th European Symposium on Waterfowl. World's Poultry Science
Association, Halle (Saale) Germany.
Brahmantio, B. dan L.H Prasetyo. 2001. Pengaruh Bangsa Itik Alabio dan Mojosari terhadap Performans Reproduksi. Makalah Lokakarya Nasional Unggas Air. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Buckle, K. A., R. A. Edward, G.H. Fleet, dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Indonesia University Press, Jakarta.
Buhr, R. J. dan J. L. Wilson. 1991. Incubation Relative Humidity Effect on Allantoic Fluid Volume and Hatchability. Poultry Sci. 70 : 1--188.
Card, L.E. dan M.C. Nesheim. 1979. Poultry Production. 12th Edition. Lea and Febriger, Philadelphia.
Christensen, V. L. 2001. Factors Associated with Early Embryonic Mortality.
World’s Poultry. Sci. 57: 359--372.
Daulay, A.H., S. Aris, dan A. Salim. 2008. Pengaruh Umur dan Frekuensi Pemutaran terhadap Daya Tetas dan Mortilitas Telur Ayam Arab (Gallus turticus). Skripsi. Departemen Peternakan Fakultas Pertanian- USU, Medan.
(29)
61
Ditjennak. 2005. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Gunawan, H. 2001. Pengaruh Bobot Telur terhadap Daya Tetas serta Hubungan Antara Bobot Telur dan Bobot Tetas Itik Mojosari. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hardjosworo, P. S. dan Rukmiasih. 2001. Itik, Permasalahan dan Pemecahan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Harianto. A. 2010. Manajemen Penetasan Telur Itik. http://Itik Mojosari. Cara- mudah menetaskan telur-itik. html.(22 Juli 2010).
Hetzell, D. J. S . 1985. Domestic ducks : An Historical Perspective. in : Duck Production Science and World Practice. Farrell, D.J . and Stapleton, p . (ed), University of New England.
Hodgetts. B. 2000. Incubation - The Physical Requierments. Abor Acress Service Bulletin No. 15, August 1.
Imai, C., A. Mowlah, dan J. Satto. 1986. Storage Stability of Japanese Quail (Cortunix-cortunix Japonica) Eggs at Room Temperature.
Iskandar. R. 2003. Pengaruh Lama Penyimpanan Telur dan Frekuensi Pemutaran Telur terhadap Daya Tetas dan Mortalitas Telur Puyuh. Skripsi. FP- USU, Medan.
Jasa, L. 2006. Pemanfaatan Mikrokontroler Atmega 163 pada Prototipe Mesin Penetasan Telur Ayam. FTE-Udayana, Bali.
Jassim, E. W., M. Grossman, W.J. Koops, and R. Luykx. 1996. Multiphasic Analysis of Embrionic Mortality in Chickens. Poultry Sci. 75 : 464--471.
Jayasamudera D.J. dan B. Cahyono. 2005. Pembibitan Itik. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Karnama, I. K. 1996. Studi Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Daya Tetas Telur Itik Bali pada Penetasan Tradisional dengan Gabah. Tesis. Program Studi Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kartasudjana. R. dan Suprijatna. E. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Cetakan ke-1. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kortlang, C. F. H. F. 1985. The Incubation of Duck Egg. in : Duck Production Science and World Practice. Farrell, D.J . and Stapleton, p. (ed), University of New England.
(30)
Koswara, S. 1997. Teknik Pengawetan Telur Segar. Poultry Indonesia 113: 18--19.
Kurtini, T. 1988. Pengaruh Bentuk dan Warna Kulit Telur terhadap Daya Tetas dan Sex Ratio Itik Tegal. Tesis. Fakultas Pascasarjana. Unpad, Bandung.
Kusmidi, I. 2000. Produktivitas Itik Manila (Cairina moschata) di Desa yang Berbeda Topografinya di Kabupaten Cianjur. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lasmini, A., R. Abdelsamie, dan N.M. Parwati. 1992. Pengaruh Cara Penetasan terhadap Telur Itik Tegal dan Alabio. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.
Leeson, S. 2000. Egg Numbers and Size Both Influence Broiler Yields. Service Bull, University of Georgia.
Lukman, H. 2008. Alternatif Penggunaan Alat Peneropong Telur (Candler) Sederhana untuk Mengetahui Kualitas Internak dan Kerabang Telur Bagi Para Pembuat Telur Asin. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. N0. 45 : 1410--0770.
Lyons, J. 1998. Incubation of Poultry. Agricultural Publications, University of Missouri.
Murtidjo, B.A. 1988. Mengelola Itik. Cetakan ke-17. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Najib, C. 2004. Tiktok. www.sentral ternak.com. Liptan BPTP Jakarta, No: 03/ Hn/Liptan/BPTP Jakarta, Jakarta. (28 Juli 2007)
North, M.O. dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. By Van Nestrod Rainhold, New York.
Nurcahyo, E. M. dan Y. E. Widyastuti. 2001. Usaha Pembesaran Ayam Kampung Pedaging. Cetakan ke-5. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nuryati, T., Sutarto, M. Khamim, dan P. S. Hardjosworo. 2000. Sukses Menetaskan Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Oluyemi, J. A. dan F. A Roberts. 1980. Poultry Production in Warm Wet
Climates. Macmillan Tropical Agriculture, Horticulture and Aplied Ecology Series. The Macmillan Press Ltd, London and Basingstoke.
Paimin, F.B. 2003. Membuat dan Mengelola Mesin Tetas. Penebar Swadaya, Jakarta.
(31)
63
Pattison, M. 1993. The Health of Poultry. Longman Scientific and Technical.
Peebles, E. D. dan J. Brake. 1985. Relationship of Egg Shell Porosity of Stage of Embrionic Development in Broiler Breeders. Poult. Sci. 64(12): 2388.
Prasetyo, L.H. dan T. Susanti. 2000. Persilangan Timbal Balik Antara Itik Alabio dan Mojosari Periode Awal Bertelur. Jurnal Imu Ternak dan Veteriner, Vol. 5, No. 4 : 210--213.
Rahn, H., C.V. Paganelli, and A. R. Amos. 1987. Pores and Gas Exchange of Avian Eggs: A review. The Journal of Experimental Zoology Supplement. Sci. 1: 165--172.
Ramanoff, A.L. dan A.J. Ramanoff. 1963. The Avian Egg. 3th Edition. John Willey and Sons, Inc., J, New York.
Ranto. dan S. Moloedyn. 2007. Panduan Lengkap Beternak Itik. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rasyaf, M. 1991. Pengelolaan Penetasan. Cetakan ke-2. Kanisius, Yogyakarta.
Rose. 1997. Principles of Poultry Science. Cab. International, United Kingdom.
Rusandih. 2001. Susut Tetas dan Jenis Kelamin Itik Mojosari Berdasarkan Klasifikasi Bobot dan Nisbah Kelamin. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sainsbury, D. 1984. Poultry Health of Management. 2th Edition, Granada Publishing.
Sakti, S.W. 2000. Beternak Itik Tanpa Air. Cetakan ke-20. Penebar Swadaya, Jakarta.
Samosir, D.J. 1983. Ilmu Ternak Unggas. Cetakan ke-1. Gramedia, Jakarta.
Sarwono, B. 1994. Ayam Arab Petelur Unggul. Cetakan ke-1. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiadi, P., A. Lasmini, A. R. Setioko, dan P. Sinosat. 1992. Pengujian Metode Penetasan Telur Itik Tegal di Pedesaan. Prosiding Pengolahan dan
Komunikasi Hasil-hasil Penelitian. Unggas dan Aneka Ternak. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.
Setioko, A.R., A.P. Sinurat, P. Setiadi, dan A. Lasmini. 1994. Budidaya Ternak Itik. Publikasi Teknis. Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi
(32)
Setioko, A.R. 1998. Penetasan Telur Itik di Indonesia. Wartazoa 7(2): 40--46. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.
Shanawany, M. M. 1987. Hatching Weight in Relation to Egg Weight in Domestic Birds. World’s Poultry. Sci. 43 (2): 107--114.
Simanjuntak, L. 2002. Tiktok Unggas Pedaging Hasil Persilangan Itik dan Entok. Agromedia, Jakarta.
Sinabutar. 2009. Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Semen Entok. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumuatera Utara, Medan.
Srigandono, B. 1996. Kamus Istilah Peternakan. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Cetakan ke-3. Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.
Stanhope, W. C. 1973. Diversification with Other Species Turkey, Ducks, and Geese. in: Poultry Officers' Refresher Course, Healesville.
Steel, R.G.D. dan J. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik. Alih Bahasa B. Sumantri. Gramedia, Jakarta.
Suarez, M. E., H. R.Wilson, B. N. Mcpherson, F. B.Mather, and C. J. Wilcox. 1996. Low temperature Effect on Embrionic Development and Hatch Time. Poultry Sci. 75: 1321--1331.
Sudaryani, T. H. 1996. Kualitas Telur. Cetakan ke-1. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudaryani, T. H. dan Santoso. 1999. Pembibitan Ayam Ras. Cetakan ke-4. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suharno, B. dan Amri. 2002. Beternak Itik Secara Intensif. Cetakan ke-10. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprijatna, E.,U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan ke-2. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tai, C. 1985. Duck Breeding and Artificial Insemination in Taiwan. In : Duck Production Science and World Practice. Farrell, D.J . and Stapleton, p. (ed), University of New England.
Tona, K., F. Barnelis, B. De Ketelaere, V. Bruggeman, dan E. Decuypere. 2002. Education and Production: Effect of Induce Molting on Albumen Quality,
(33)
65
Hatchability, and Chick Body Wieght from Broiler Breeders. J. Poultry Sci. 81:327--332.
Tullet, S. G. dan F. G. Burton. 1982. Factor Affecting the Weight and Water Status of Chick and Hatch. British Poult. Sci. 32: 361--369.
Whendrato, I. dan I.M. Madyana. 1986. Beternak Itik Tegal. Eka Offset, Semarang.
Wibowo, B., T. Antawidjaja, E. Basuno, I. A. K. Bintang, dan S. Iskandar. 1995. Pengaruh Suplementasi pada Dedak dengan Pemisahan dan Tanpa Pemisahan DOD Secara Dini terhadap Produktivitas Entok di Pedesaan. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian APBN 1994/1995 Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.
Winarno, F.G. dan S. Koswara. 2002. Telur : Komposisi, Penanganan, dan Pengolahannya. M-Brio Press, Bogor.
(34)
“
Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu al-kitab
(al-quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa
yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk
dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya
dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan
kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggungjawab
terhadap mereka
”
(Q.S. Az-Zumar ayat 41).
“
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungjawabannya
”
(Q.S. Al-
Isra’
ayat
36).
“
Bahkan dengan menempuh pendidikan yang tinggi pun
belum menjamin seseorang dapat dikatakan cerdas, karena di
dalam kecerdasan sendiri mengandung tiga unsur yaitu
cerdas intelektual, emosional, dan spiritual, dimana
ketiganya tidak cukup hanya dipelajari dalam satu bidang
ilmu (Neka Meliyati).
(35)
Judul Penelitian : PENGARUH UMUR TELUR TETAS ITIK MOJOSARI DENGAN PENETASAN
KOMBINASI TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS
Nama Mahasiswa : Neka Meliyati
Nomor Pokok Mahasiswa : 0814061045
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Khaira Nova, M.P. Dian Septinova, S.Pt., M.T.A. NIP 196110181986032001 NIP 197109141997022001
2. Ketua Jurusan Peternakan
Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S. NIP 196103071985031006
(36)
MENSAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Khaira Nova, M.P. ...
Sekretaris : Dian Septinova, S.Pt., M.T.A. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Ir. Tintin Kurtini, M.S. ...
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.
NIP 19610826 198702 1 001
(37)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada 9 Agustus 1989. Anak pertama dari tiga
bersaudara keluarga Bapak Rudi Riyanto dan Ibu Susanna. Penulis
menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri 1 Sukabanjar pada 2001, Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Talang Padang pada 2004, dan Sekolah Menengah Atas Negeri
1 Talang Padang 2007. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung pada
2008 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Mekar Sari, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji pada
2011 dan Praktik Umum (PU) di PT. Sumber Jaya Farm Dusun 4 Blitar Rejo,
Desa Kibang, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur pada 2012.
Penulis juga pernah menjadi asisten dosen Ilmu Nutrisi Bahan Pakan.
Penulis aktif di beberapa organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa Peternakan
(HIMAPET) FP UNILA periode 2010--2011 sebagai Ketua Bidang IV Dana dan
Usaha, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian periode
2011--2012 sebagai Wakil Gubernur BEM FP, Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa
(UKPM) TEKNOKRA periode 2010-2011 sebagai Staf Unit Iklan, dan Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Periode 2011--2012 sebagai Sekretaris Bidang
(38)
Alhamdulillahi Rabbil’alamin..
Puji syukur kuhaturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan nikmat-Nya yang senantiasa tercurah
pada hamba-Nya,
Serta shalawat kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah
menuntun umat-Nya dari zaman jahiliyah kepada zaman yang
penuh ilmu pengetahuan ini,
Hanya sebuah karya kecil atas hasil pembelajaranku selama ini yang
bisa kupersembahkan kepada orang-orang yang selalu menyayangiku
dalam suka maupun duka,
Ibu, bapak , dan kedua adikku yang tercinta, serta
saudara-saudaraku semua yang telah lama menanti keberhasilanku, serta
(39)
[
SANWACANA
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi ini.
Ucapan terimakasih dengan setulus hati penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Ir. Khaira Nova, M.P.--selaku pembimbing utama--atas bimbingan,
saran, dan motivasinya;
2. Ibu Dian Septinova, S.Pt., M.T.A.--selaku pembimbing anggota--atas
bimbingan, saran, dan arahannya;
3. Ibu Ir. Tintin Kurtini, M.S.--selaku pembahas sekaligus pembimbing
akademik--atas bimbingan, saran, nasihat, dan bantuannya;
4. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P.--selaku Sekretaris Jurusan Peternakan--atas
izin, bimbingan, saran, dan koreksi dalam penulisan skripsi;
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.--selaku Ketua Jurusan
Peternakan--atas izin dan bimbingannya;
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.--selaku Dekan Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung--atas izin yang telah diberikan;
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan Peternakan--atas bimbingan, saran,
motivasi, dan kesabarannya dalam mendidik;
(40)
--atas izin dan bantuan yang telah diberikan selama penelitian;
10. Ibu, Bapak, dan kedua adikku tersayang beserta keluarga besar ku--atas
kasih sayang yang tidak pernah terputus, nasihat, dukungan, dan do’a
yang tulus senantiasa tercurah tiada henti bagi penulis;
11. Sahabat-sahabatku tercinta Trisna, Yuni, Wira, Yuza, Desi, dan
Almunizar --atas bantuan, saran, semangat, dan nasihatnya;
12.Teman-teman seperjuangan saat penelitian Elda, Dimas, Ana, Ari--atas
kerjasama dan motivasinya;
13.Teman-teman mahasiswa Jurusan Peternakan angkatan 2007, 2008, 2009,
2010, dan 2011--atas bantuan, kebersamaan, kerjasama, motivasi, dan
kasih sayang yang diberikan;
14. Teman-teman di Asrama Dewi: Mbak Santi, Mbak Sri, Meta, Wanti, dan
Tory--atas motivasinya;
Semoga semua yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan
dan rahmat dari Allah SWT, serta penulis berharap karya ini bisa
bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung,
Penulis
(1)
Judul Penelitian : PENGARUH UMUR TELUR TETAS ITIK MOJOSARI DENGAN PENETASAN
KOMBINASI TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS
Nama Mahasiswa : Neka Meliyati Nomor Pokok Mahasiswa : 0814061045
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Khaira Nova, M.P. Dian Septinova, S.Pt., M.T.A. NIP 196110181986032001 NIP 197109141997022001
2. Ketua Jurusan Peternakan
Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S. NIP 196103071985031006
(2)
MENSAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Khaira Nova, M.P. ...
Sekretaris : Dian Septinova, S.Pt., M.T.A. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Ir. Tintin Kurtini, M.S. ...
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.
NIP 19610826 198702 1 001
(3)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada 9 Agustus 1989. Anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Bapak Rudi Riyanto dan Ibu Susanna. Penulis
menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri 1 Sukabanjar pada 2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Talang Padang pada 2004, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Talang Padang 2007. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung pada 2008 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Mekar Sari, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji pada 2011 dan Praktik Umum (PU) di PT. Sumber Jaya Farm Dusun 4 Blitar Rejo, Desa Kibang, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur pada 2012. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen Ilmu Nutrisi Bahan Pakan.
Penulis aktif di beberapa organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET) FP UNILA periode 2010--2011 sebagai Ketua Bidang IV Dana dan Usaha, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian periode 2011--2012 sebagai Wakil Gubernur BEM FP, Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA periode 2010-2011 sebagai Staf Unit Iklan, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Periode 2011--2012 sebagai Sekretaris Bidang
(4)
Alhamdulillahi Rabbil’alamin..
Puji syukur kuhaturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan nikmat-Nya yang senantiasa tercurah
pada hamba-Nya,
Serta shalawat kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah
menuntun umat-Nya dari zaman jahiliyah kepada zaman yang
penuh ilmu pengetahuan ini,
Hanya sebuah karya kecil atas hasil pembelajaranku selama ini yang
bisa kupersembahkan kepada orang-orang yang selalu menyayangiku
dalam suka maupun duka,
Ibu, bapak , dan kedua adikku yang tercinta, serta
saudara-saudaraku semua yang telah lama menanti keberhasilanku, serta
(5)
[
SANWACANA
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
Ucapan terimakasih dengan setulus hati penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Ir. Khaira Nova, M.P.--selaku pembimbing utama--atas bimbingan, saran, dan motivasinya;
2. Ibu Dian Septinova, S.Pt., M.T.A.--selaku pembimbing anggota--atas bimbingan, saran, dan arahannya;
3. Ibu Ir. Tintin Kurtini, M.S.--selaku pembahas sekaligus pembimbing akademik--atas bimbingan, saran, nasihat, dan bantuannya;
4. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P.--selaku Sekretaris Jurusan Peternakan--atas izin, bimbingan, saran, dan koreksi dalam penulisan skripsi;
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.--selaku Ketua Jurusan Peternakan--atas izin dan bimbingannya;
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.--selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung--atas izin yang telah diberikan; 7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan Peternakan--atas bimbingan, saran,
motivasi, dan kesabarannya dalam mendidik;
(6)
9. Keluarga Bapak M. Yasri, keluarga Mas Amrul, dan Kelompok Tani Ternak di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran --atas izin dan bantuan yang telah diberikan selama penelitian;
10. Ibu, Bapak, dan kedua adikku tersayang beserta keluarga besar ku--atas
kasih sayang yang tidak pernah terputus, nasihat, dukungan, dan do’a yang tulus senantiasa tercurah tiada henti bagi penulis;
11. Sahabat-sahabatku tercinta Trisna, Yuni, Wira, Yuza, Desi, dan Almunizar --atas bantuan, saran, semangat, dan nasihatnya;
12.Teman-teman seperjuangan saat penelitian Elda, Dimas, Ana, Ari--atas kerjasama dan motivasinya;
13.Teman-teman mahasiswa Jurusan Peternakan angkatan 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011--atas bantuan, kebersamaan, kerjasama, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan;
14. Teman-teman di Asrama Dewi: Mbak Santi, Mbak Sri, Meta, Wanti, dan Tory--atas motivasinya;
Semoga semua yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dan rahmat dari Allah SWT, serta penulis berharap karya ini bisa
bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Penulis