STUDI PERILAKU MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI PULAU UMANG KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

ABSTRAK
STUDI PERILAKU MAKAN MONYET EKOR PANJANG
(Macaca fascicularis) DI PULAU UMANG KABUPATEN PESAWARAN
PROVINSI LAMPUNG
Oleh
IBNU MUSLIM
Pulau Umang merupakan salah satu habitat monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis) di Provinsi Lampung. Pulau Umang sejak tahun 1995 menjadi
tempat penangkaran dan monyet ekorpanjang didistribusikan secara komersil.
Seiring waktu dan beberapa faktor penghambat, monyet ekor panjang di Pulau
Umang sejak tahun 2006 tidak terlalu dikomersilkan sehingga pengelolaannya
terutama pakan yang tadi berlimpah menjadi terbatas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perilaku makan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)
berdasarkan penggolongan umur yaitu jantan dewasa, betina dewasa, remaja, dan
anakan. Metode pengamatan menggunakan metode Ad-libitum Sampling
berfungsi untuk mengetahui perilaku makan meliputi waktu makan, jenis pakan,
bagian yang dimakan dan cara memakan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa monyet ekor panjang di Pulau Umang
diberikan pakan berupa Jagung pada pagi hari pukul 06.00 wib dan sore hari pada
pukul 16.00 wib. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi pakan
perhari jantan dewasa adalah 188 menit; betina dewasa 175 menit; remaja 193

menit; dan anakan 108 menit. Jenis pakan yang dikonsumsi meliputi Jagung,
Ketapang, Kelapa, Pucuk Kelapa, Kepiting, Ikan, Bayam, Kangkung, Sawi,
Jambu, dan Rambutan. Bagian yang dikonsumsi meliputi Buah (Jagung,
Ketapang, Kelapa, Jambu, dan Rambutan); Daun (Bayam, Pucuk Kelapa, Sawi,
dan Kangkung); dan Daging (Kepiting dan Ikan). Monyet ekor panjang (jantan
dewasa, betina dewasa, remaja, dan anakan) di Pulau Umang mengkonsumsi
pakan dengan cara memasukan makanan kedalam mulutnya sebanyak mungkin
hingga kantong pipi terlihat kembung sambil mengunyah dan menelan pakannya.
Kata Kunci: Perilaku makan, Monyet ekor panjang, Penangkaran, Pulau Umang,
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

ABSTRACT
STUDY OF FEEDING BEHAVIOUR LONG TAIL MONKEY
(Macaca fascicularis) IN THE UMANG ISLAND PESAWARAN DISTRICT
LAMPUNG PROVINCE
By
IBNU MUSLIM
Umang island is one of the habitat of long-tailed monkey (Macaca fascicularis) in
Lampung Province. Umang Island since 1995 became the captive area and it was
distributed commercially. Because of inhibiting some factors specific, long-tail

monkey in the Umang Island since 2006 was not commercialized, that’s why the
wild life management especially food’s were abundant to be limited. This study
aimed to determine the feeding behavior of long-tail monkey (Macaca
fascicularis) based on age classification of adult male, adult female, juvenile, and
infant. Observation method had been using Ad-libitum sampling to observe the
feeding behavior include feeding time, types of feed, parts of food and how to eat.
The results showed that long-tail monkey given Umang Island corn in the
morning at 06.00 a.m and the evening at 16.00 p.m. The average time required to
consume daily feed adult male are 188 minutes; adult female 175 minutes;
juvenile 193 minutes; and infant 108 minutes. Type of feed consumed are Corn,
Terminalia catappa, Coconut, Coconut leaf bud, Crab, Fish, Spinach, Swamp
Cabbage, Mustard, Guava, and Rambutan. The part of food consumed are Fruit
(Corn, Terminalia catappa, Coconut, Guava, and Rambutan); Leaf (Spinach,
Coconut leaf bud, Mustard, and Spinach); and Meat (Crab and Fish). Long-tail
monkey (adult male, adult female, juvenile, and infant) in Umang Island had been
consumed food by entering the food into their mouth as much as possible until
seems bloated cheeks then chewing and swallowing its feed.
Key Words: Feeding-behaviour, Long tail-monkey, Captivity, Umang Island,
Pesawaran District Lampung Province


VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Monyet ekor panjang di Pulau Umang diberikan pakan tambahan berupa
jagung pada pagi hari pukul 06.00 wib dan sore hari pada pukul 16.00 wib,
Karena monyet ekor panjang di Pulau Umang hidup secara bebas di alam
terbuka sehingga monyet ekor panjang mengkonsumsi pakan yang ada di
sekitar Pulau Umang. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonsumsi pakan perhari jantan dewasa adalah 188 menit, betina
dewasa 175 menit, remaja 193 menit, dan anakan 108 menit.
2. Jenis pakan yang dikonsumsi monyet ekor panjang (jantan dewasa, betina
dewasa, remaja, dan anakan) di Pulau Umang adalah Jagung, Ketapang,
Kelapa, Pucuk Kelapa, Kepiting, Ikan, Bayam, Kangkung, Sawi, Jambu,
Rambutan. Asal pakan dari luar Pulau Umang (jagung), Pepohonan di
Pulau Umang (Ketapang, Kelapa, Pucuk Kelapa), Pinggiran laut Pulau
Umang (Kepiting), dan Sisa makanan Penghuni Pulau Umang (Bayam,
Sawi, Jambu , Rambutan, Ikan, dan Kangkung).
3. Bagian yang dikonsumsi monyet ekor panjang (jantan dewasa, betina

dewasa, remaja, dan anakan) di Pulau Umang meliputi Buah, Daun, dan
Daging. Bagian yang dikonsumsi berupa buah yaitu Jagung, Ketapang,

40

Kelapa, Jambu, dan Rambutan. Daun yaitu Bayam, Pucuk Kelapa, Sawi,
dan Kangkung. Daging yaitu Kepiting dan Ikan.
4. Monyet ekor panjang (jantan dewasa, betina dewasa, remaja, dan anakan)
di Pulau Umang secara keseluruhan mengkonsumsi pakan dengan cara
memasukan makanan ke dalam mulutnya sebanyak mungkin hingga
kantong pipi terlihat kembung sambil mengunyah dan menelan pakannya.

B. Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut tentang studi ketersediaan jenis pakan sebagai
penunjang makanan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pulau
Umang.
2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kebutuhan pakan monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) di Pulau Umang agar diketahui proporsi kualitas
dan kuantitas pakan.


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Primata merupakan satwa liar yang sering mengalami ganguan oleh manusia,
baik terhadap habitat maupun populasinya dengan tujuan eksploitasi usaha
(Djuwantoko dan Soewarno, 1983). Kenyataan saat ini, satwa liar banyak
dimanfaatkan untuk penelitian, hiburan, maupun ilmu kedokteran ataupun
biomedis.

Jenis primata yang sangat populer di kalangan masyarakat adalah monyet ekor
panjang (Macaca fascicularis). Menurut Rakatama (2004), populasi monyet
ekor panjang (Macaca fascicularis) banyak tersebar di Asia Tenggara, mulai
dari Semenanjung Myanmar, Thailand, Malaysia, Filipina, Indonesia dan
pulau-pulau yang berdekatan. Penyebaran di Indonesia mulai dari Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan Flores. Tekanan terhadap
populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) saat ini kian hari kian
menunjukan gejala yang mengkhawatirkan dan terus mengalami penurunan.


Menurut Wildlife Crime Units (WCU) Lampung (2004) dikutip oleh Triadi
(2007), sumatera adalah pemasok primata terbesar dalam perdagangan ke
Jakarta. Hasil penangkapan dari para penyelundup satwa, menunjukan bahwa
60% primata yang diselundupkan adalah monyet ekor panjang (Macaca

2

fascicularis), 23% Kukang (Nycticebus coucang), 12% Beruk (Macaca
nemestrina), dan 3% Simpai (Presbytis melalopos).

Pulau Umang yang berada di Kabupaten Pesawaran adalah salah satu habitat
bagi primata monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang ada di Provinsi
Lampung. Keberadaan populasi monyet ekor panjang di Pulau Umang adalah
sejak tahun 1995, Pulau Umang saat itu menjadi tempat penangkaran dan
monyet ekor panjang didistribusikan secara komersil. Seiring waktu berjalan
dan beberapa faktor penghambat tertentu, monyet ekor panjang di Pulau
Umang sejak tahun 2006 tidak dikomersilkan sehingga pengelolaannya
terutama pakan yang tadinya melimpah menjadi terbatas. Keterbatasan pakan
dengan populasi yang semakin lama terus meningkat menjadi dasar bahwa
perlu dilakukan penelitian tentang studi perilaku makan monyet ekor panjang

(Macaca fascicularis) di Pulau Umang.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku makan monyet ekor
panjang (Macaca fascicularis) berdasarkan penggolongan umur yaitu jantan
dewasa, betina dewasa, remaja, dan anakan.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi dan rekomendasi ilmiah bagi multi stake holders
dalam upaya pelestarian monyet ekor panjang di Pulau Umang mengenai
perilaku makan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).

3

2. Sebagai dasar dalam merencanakan manajemen populasi monyet ekor
panjang (Macaca fascicularis) berdasarkan perilaku makan.


D. Kerangka Penelitian

Makanan merupakan nutrisi dan gizi bagi Macaca fascicularis untuk
menjalankan aktivitas rutin. Pulau Umang adalah salah satu habitat bagi
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang ada di Provinsi Lampung.
Populasi Macaca fascicularis di Pulau Umang yang semakin lama terus
bertambah dan terbatasnya pakan yang tersedia, menjadi dasar bahwa perlu
dilakukan penelitian mengenai studi perilaku makan monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) di Pulau Umang, Kabupaten Pesawaran.

Metode Ad-libitum Sampling digunakan untuk mengetahui prilaku makan
Meliputi waktu makan, jenis pakan dan bagian yang dimakan, serta cara
memakan berdasarkan penggolongan umur monyet ekor panjang yaitu jantan
dewasa, betina dewasa, remaja, dan anakan.

Data pengamatan yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif, sehingga didapatkan dasar informasi dan
rekomendasi ilmiah bagi multi stake holders dalam upaya konservasi satwa
liar sesuai perilaku makan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di
Pulau Umang, Kabupaten Pesawaran.