Larutan Glukosa HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Perubahan Medan Magnet Terhadap

2 polarisator, analisator dan sumber cahaya. Peneliti menggunakan alat tersebut untuk menentukan konstanta Verdet pada larutan gula murni glukosa dan fruktosa, larutan gula sintetis sodium siklamat dan larutan sirup. Selanjutnya konstanta Verdet tersebut digunakan untuk menentukan konsentrasi gula di dalam larutan sirup. II.METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret mulai dari bulan April 2008 sampai dengan bulan September 2008. Gambar 2.1. Diagram alir penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Perubahan Medan Magnet Terhadap

Variasi Arus Listrik Penentuan perubahan medan magnet terhadap variasi arus listrik dilakukan melalui 2 tahap. Tahapan pertama menentukan kerapatan medan magnet yang terdistribusi diantara kutub kumparan dengan cara mengalirkan arus listrik pada kumparan dengan jarak antar kutub 1 cm. Arus listrik yang digunakan hanya sampai 4 A karena batas maksimum arus listrik yang masuk pada kumparan adalah 4 A sehingga apabila melebihi batas dapat menyebabkan kumparan menjadi panas dan menyebabkan kumparan rusak. Tahap kedua yaitu nilai dari kerapatan medan magnet untuk jarak antar kutub 1 cm dirata-rata dan ditunjukkan Gambar 3.2. Gambar 3.2 menunjukkan semakin besar arus listrik maka rata-rata medan magnet akan semakin besar.

3.2 Larutan Glukosa

Persiapan alat Pembuatan larutan Pengambilan data Analisis data Kesimpulan Pengolahan data 0,24 0,34 0,44 0,54 0,64 0,74 0,84 1 2 3 4 5 Arus listrik A R at a -rat a m e d a n ma g net mT Gambar 3.2. Grafik rata-rata medan magnet terhadap variasi arus listrik pada jarak antar kutub L=1 cm 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 0,25 0,5 0,75 1 1,25 Jarak cm K e ra pat a n meda n magnet mT I=1A I=2A I=3A I=4A Gambar 3.1. Grafik kerapatan medan magnet terhadap jarak λ pada jarak antar kutub L=1 cm dengan variasi arus listrik Grafik perputaran sudut vs rata-rata medan magnet panjang larutan L1 1 cm sebelum polaritas arus diubah 78,00 79,00 80,00 81,00 82,00 83,00 84,00 85,00 86,00 87,00 88,00 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 Rata-rata medan magnet mT P erputa ran sudut dera ja t kons entrasi 50 kons entrasi 40 kons entrasi 30 kons entrasi 20 kons entrasi 10 Grafik perputaran sudut vs rata-rata medan magnet panjang larutan L1 1 cm sesudah polaritas arus diubah 79,00 80,00 81,00 82,00 83,00 84,00 85,00 86,00 87,00 88,00 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 Rata-rata medan magnet mT Per p u taran su d u t de raj a t konsentrasi 50 konsentrasi 40 konsentrasi 30 konsentrasi 20 konsentrasi 10 Grafik 3.3. Grafik perputaran sudut dengan rata-rata medan magnet pada glukosa dengan menggunakan cahaya tanpa filter 3 Nilai perputaran sudut untuk konsentrasi glukosa 10 sampai 50 pada L 1 panjang larutan 1 cm dengan dua keadaan yaitu sebelum polaritas arus listrik diubah dan sesudah polaritas arus listrik diubah dapat diukur sebelum menentukan konstanta Verdet. Pada masing-masing panjang larutan untuk keadaan yang terjadi sesudah polaritas arus diubah hampir sama dengan keadaan sebelum polaritas arus diubah yaitu semakin besar rata-rata medan magnet yang diberikan semakin kecil nilai perputaran sudutnya. Hal ini disebabkan karena tidak ada perubahan nilai medan magnetnya untuk tiap keadaan. Ditinjau pada panjang larutannya yaitu semakin besar panjang larutan maka nilai perputaran sudut semakin kecil. Hal ini disebabkan karena pengaruh medan magnetnya tidak kuat bila panjang larutan semakin besar. Pada eksperimen ini nilai konstanta Verdet pada masing-masing panjang larutan berbeda karena nilai dari medan magnet untuk tiap panjang larutan berbeda. Pada L 1 menunjukkan nilai konstanta Verdet berbeda pada tiap-tiap konsentrasi. Hal tersebut dikarenakan kerapatan partikel gula untuk masing-masing konsentrasi berbeda. Perbedaan nilai konstanta Verdet tersebut dapat juga disebabkan oleh perputaran sudut untuk masing- masing konsentrasi berbeda. Hal tersebut terjadi juga pada L 2 dan L 3. Pada pengukuran sudut perputaran dengan cahaya tanpa filter dan filter ini terdapat perbedaan nilai yaitu nilai perputaran sudut pada cahaya filter lebih kecil daripada cahaya 800,00 1000,00 1200,00 1400,00 1600,00 1800,00 2000,00 2200,00 2400,00 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi larutan Ko n s ta n ta ve rd et °m T .m Sebelum polaritas arus diubah Sesudah polaritas arus diubah Grafik perputaran sudut vs rata-rata medan magnet panjang larutan L1 1 cm sebelum polaritas arus diubah 73,00 74,00 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 Rata-rata medan magnet mT P erp uta ran sud u t dera ja t Konsentrasi 50 Konsentrasi 40 Konsentrasi 30 Konsentrasi 20 Konsentrasi 10 Gra fik perputaran sudut vs rata -rata medan magne t panja ng laruta n L1 1 cm sesudah polaritas arus diubah 73,00 74,00 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 Rata-rata m eda n magnet mT P erputa ran s udut dera jat kons entras i 50 kons entras i 40 kons entras i 30 kons entras i 20 kons entras i 10 Grafik 3.4. Grafik perputaran sudut dengan rata-rata medan magnet pada glukosa dengan menggunakan cahaya yang difilter 520 nm Gambar 3.8 Grafik hubungan konstanta Verdet dengan konsentrasi larutan pada glukosa dengan menggunakan cahaya yang difilter 520 nm R 2 =0,1306 R 2 =0,6251 R 2 =0,4040 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi larutan Kon st ant a ve rd et °mT. m Sebelum polaritas arus diubah Sesudah polaritas arus Grafik perputaran su panjang larutan L1 1 76,00 78,00 80,00 82,00 84,00 86,00 0,30 0,40 0,50 Rata-rata medan P e rp uta ran su du t dera jat Grafik 3.9. Grafik perputara pada fruktosa denga Gra fi se be l um po la rita s 300 ,00 400 ,00 500 ,00 600 ,00 700 ,00 800 ,00 900 ,00 1000 ,00 1100 ,00 1200 ,00 1 0 Ko nst ant a Ver det ° m T .m se sud a h p o la 3 0 0 ,0 0 4 0 0 ,0 0 5 0 0 ,0 0 6 0 0 ,0 0 7 0 0 ,0 0 8 0 0 ,0 0 9 0 0 ,0 0 10 0 0 ,0 0 11 0 0 ,0 0 12 0 0 ,0 0 13 0 0 ,0 0 1 0 Kons tant a V er de t ° m T. m Gambar 3.10 Gra konsentrasi larutan p 4 tanpa filter. Hal ini dapat dikarenakan cahaya yang melewati larutan berbeda panjang gelombang.

3.3 Larutan Fruktosa