Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data

48 Tabel 2. Norma Kekuatan Otot Tungkai No Interval Klasifikasi 1. - Sempurna 2. 283 Baik Sekali 3. 215-282 Baik 4. 146-214 Cukup 5. 77-145 Kurang Sumber : Depdiknas 2000: 23 b. Power Tungkai 1 Tujuan : untuk mengukur power otot tungkai 2 Alat dan fasilitas : a Papan berskala cm, warna gelap, berukuran 30x150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka 0 nol pada skala yaitu 150 cm. b Serbuk kapur. c Alat penghapusan papan tulis. d Alat tulis. 3 Petugas tes : pengamat dan pencatat hasil. 4 Pelaksanaan : a Sikap permulaan : 1. Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur. 2. Pesreta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan ditempelkan paada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. 49 b Gerakan : 1. Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian pesertameloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. 2. Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain. 5 Pencatatan hasil : a Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak. b Ketiga selisih raihan dicatat. Gambar 4. Pelaksanaan Tes Vertikal Jump Sumber : https:physioandrehab.files.wordpress.com201209how- to-increase-your-vertical-jump.jpg 50 Tabel 3. Norma Power Otot Tungkai No Interval Klasifikasi 1. 66 keatas Baik Sekali 2. 53-65 Baik 3. 42-52 Sedang 4. 31-41 Kurang 5. s.d 30 Kurang Sekali Sumber : Depdiknas 2000:25

c. Kecepatan

1 Tujuan : untuk mengukur kecepatan. 2 Alat dan fasilitas : a Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 60 meter, dan masih mempunyai lintasan lanjutan. b Bendera start. c Peluit. d Tiang pancang. e Stopwatch. f Serbuk kapur. g Formulir. h Alat tulis. 3 Petugas tes : a Juru keberangkatan. b Pengukur waktu merangkap pencatat hasil. 4 Pelaksanaan a Sikap awal : 1. Peserta berdiri di belakang garis start. 51 b Gerakan : 1. Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. 2. Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 60 meter. 5 Lari masih bisa diulang apabila : a Pelari mencuri start. b Pelari tidak melewati garis finish. c Pelari terganggu dengan pelari yang lain. 6 Pengukur Waktu Pengukur waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari melintas garis finish. Gambar 5. Pelaksanaan Tes kecepatan Sumber : http:3.bp.blogspot.com-kS-pXm- 9TtUVC44zkt6DLIAAAAAAAABlEY0EazdGVDtcs1600lari.JPG 52 Tabel 4. Norma Lari 60 Meter No Interval Klasifikasi 1. s.d-7,2” Baik Sekali 2. 7,3”-8,3” Baik 3. 8,4”-9,6” Sedang 4. 9,7”-11,0” Kurang 5. 11,1” dst Kurang Sekali Sumber : Depdiknas 2000:25 d. Daya tahan kardiorespirasi 1 Alat dan fasilitas : a Lapangan selebar 22 meter, dengan lintasan sepanjang 20 meter. b Kaset rekaman multi stage test dan tape recorder. c Meteran. d Alat pencatat. Langkah pengukuran multi stage test menurut Ismaryati, 2008:80, adalah sbagai berikut: 1. Testi berlari secara bolak-balik sepanjang jalur atau lintasan yang telah diukur sebelumnya sambil serangkaian tanda yang berbunyi “ TUT ” yang terekam dalam kaset. 2. Waktu tanda “ TUT “ mulanya berdurasi sangat lambat, tetapi secar abertahap menjadi lebih cepat sehingga semakin sulit untuk menyamakan kecepatan langkahnya dengan kecepatan yang diberikan oleh tanda tersebut. 3. Testi berhenti apabila ia tidak mampu lagi memeprtahankan langkahnya dan tahap ini menunjukkan tingkat konsumsi oksigen maksimal testi tersebut. 53 4. Score diperoleh dari kemampuan testi mampu menjalankan tes lari dengan maksimal pada setiap tahap yang kemudian dikonversikan dalam tabel. Gambar 6. Pelaksanaan Tes Daya tahan Sumber : http:www.tpfp.orga_shuttle_clip_image002.jpg Tabel 5. Standar Lari Multistage Fitness Test Sumber : http:brianmac.co.ukbeep.htm.download Desember 2010

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran realita yang ada tentang tingkat kondisi fisik peserta ekstrakurikuler futsal Kelas Khusus Olahraga di SMA N 2 ngaglik dan SMA N 1 Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif. Statistik ini bertujuan untuk mengumpulkan data, menyajikan data, dan menentukan 54 nilai. Selanjutnya dapat dilakukan pemaknaan sebagai pembahas atas permasalahan yang diajukan dengan mengacu pada standar kondisi fisik yang telah baku untuk mendapatkan status tingkat kondisi fisik peserta ekstrakurikuler futsal Kelas Khusus Olahraga di SMA N 2 Ngaglik dan SMA N 1 Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY. Data yang diperoleh tiap-tiap item tes merupakan data kasar dari hasil tiap tes yang dicapai siswa, selanjutnya hasil kasar tersebut diubah menjadi nilai Skor-T dengan rumus Skor-T sebagai berikut : a. Rumus untuk data Inversi b. Rumus data Reguler Sumber : Sutrisno Hadi 2001:295 Keterangan : Setelah data sudah dirubah ke dalam T-Score, dari keempat item tes dan dua sekolah tersebut dijumlahkan, hasil dari penjumlahan tersebut dijadikan dasar untuk menentukan tingkat kondisi fisik peserta ekstrakurikuler futsal Kelas Khusus Olahrag di SMA N 2 Ngaglik dan SMA N 1 Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY. Tingkat kondisi fisik peserta 55 ekstrakurikuler futsal Kelas Khusus Olahraga di SMA N 2 Ngaglik dan SMA N 1 Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY dikategorikan menjadi lima 5 kategori, yaitu: Baik Sekali, Baik, Sedang, Kurang, dan Kurang Sekali. Pengkategorian kondisi fisik tersebut, menggunakan rumus pengkategorian dari Anas Sudijono 2014:175, sebagai berikut: Tabel 6. Kategori Kondisi Fisik No Interval Skor Kondisi Fisik Kategori 1 X ≥ M + 1,5 SD Baik sekali 2 M + 0,5 SD ≤ X M + 1,5 SD Baik 3 M - 0,5 SD ≤ X M + 0,5 SD Sedang 4 M - 1,5 SD ≤ X M - 0,5 SD Kurang 5 X M - 1,5 SD Kurang sekali Keterangan: X : Skor yang diperoleh. SD : Standar Deviasi. M : Mean rata-rata. Untuk mengetahui jumlah masing-masing kategori tingkat kondisi fisik peserta ekstrakurikuler futsal Kelas Khusus Di SMA N 2 Ngaglik dan SMA 1 Seyegan, Kabupaten Sleman, DIYmenggunakan rumus presntase dari Suharsimi Arikunto 2003:245-246, yaitu sebagai berikut: Keterangan : P : presentase yang dicari F : frekuensi N : jumlah responden 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kondisi fisik peserta ektrakurikuler futsal Kelas Khusus Olahraga di SMA N 2 Ngaglik dan SMA N 1 Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY. Kondisi fisik peserta ekstrakurikuler futsal diamati dari serangkaian tes yang meliputi kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Deskripsi data penelitian ini, didasarkan pada data hasil pengukuran yang diperoleh dari lapangan. Pada deskripsi data berikut ini disajikan informasi data meliputi skor maskimal, skor minimal, mean rata- rata, dan standar deviasi masing-masing data penelitian. Deskripsi masing- masing data penelitian secara rinci sebagai berikut ini:

1. Hasil Tes Kondisi Fisik

a. Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan otot tungkai diukur dengan menggunakan leg and back dynamometer dengan satuan kg. Tes dilakukan sebanyak 2 kali dan hasil yang terbaik adalah yang digunakan dalam analisis penelitian. Adapun hasil secara terinci pada tabel berikut: Tabel 7. Hasil Tes Kekuatan Otot Tungkai Hasil SMA N 2 Ngaglik SMA N 1 Seyegan Skor Maksimal 65,03 63,50 Skor Minimal 29,29 30,32 Mean 50 50 Standar Deviasi 10 10