Rehabilitasi Ekonomi Orde Baru
Sejarah Indonesia 127
pada tahun 1958. Begitu pula dengan Inggris telah dicapai suatu kesepakatan untuk membayar ganti rugi kepada perusahaan Inggris yang kekayaannya
disita oleh pemerintah RI semasa era konfrontasi pada tahun 1965.
Sejalan dengan upaya diplomasi ekonomi, pada 10 Januari 1967 pemerintah Orde Baru memberlakukan UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing PMA . Dengan UU PMA, pemerintah ingin menunjukan kepada dunia internasional bahwa arah kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah Orde
Baru, berbeda dengan Orde Lama. Orde Baru tidak memusuhi investor asing dengan menuduh sebagai kaki tangan imperialisme. Sebaliknya, aktivitas
mereka dipandang sebagai prasyarat yang dibutuhkan oleh sebuah negara yang ingin membangun perekonomiannya. Dengan bantuan modal mereka,
selayaknya mereka didorong dan dikembangkan untuk memperbanyak investasi dalam berbagai bidang ekonomi. Sebab dengan investasi mereka,
lapangan kerja akan segera tercipta dengan cepat tanpa menunggu pemerintah memiliki uang terlebih dahulu untuk menggerakan roda pembangunan
nasional.
Upaya diplomasi ekonomi ke negara-negara Barat dan Jepang itu, tidak hanya berhasil mengatur penjadwalan kembali pembayaran hutang negara
dan swasta yang jatuh tempo, melainkan juga mampu meyakinkan dan menggugah negara-negara tersebut untuk membantu Indonesia yang sedang
terpuruk ekonominya. Hal ini terbukti antara lain dengan dibentuknya lembaga konsorsium yang bernama Inter Governmental Group on Indonesia IGGI .
Proses pembentukan IGGI diawali oleh suatu pertemuan antara para negara yang memiliki komitmen untuk membantu Indonesia pada bulan Februari
1967, di Amsterdam. Inisiatif itu datang dari pemerintah Belanda. Pertemuan ini juga dihadiri oleh delegasi Indonesia dan lembaga-lembaga bantuan
internasional. Dalam pertemuan itu disepakati untuk membentuk IGGI dan Belanda ditunjuk sebagai ketuanya.
Selain mengupayakan masuknya dana bantuan luar negeri, pemerintah Orde Baru juga berupaya menggalang dana dari dalam negeri yaitu dana
masyarakat. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah bersama– sama Bank Indonesia dan bank-bank milik negara lainnya adalah berupaya
agar masyarakat mau menabung.
Upaya lain adalah menerbitkan UU Penanaman Modal Dalam Negeri UUPMDN No.6 1968. Satu hal dari UUPMDN adalah adanya klausal yang
menarik yang menyebutkan bahwa dalam penanaman modal dalam negeri, perusahaan-perusahaan Indonesia harus menguasai 51 sahamnya. Untuk
menindaklanjuti dan mengefektifkan UUPMA dan UUPMDN pada tatanan pelaksanaannya, pemerintah membentuk lembaga-lembaga yang bertugas
128 Kelas XII SMAMA
menanganinya. Pada 19 Januari 1967, pemerintah membentuk Badan Pertimbangan Penanaman Modal BPPM. Berdasarkan Keppres no.2861968
badan itu berubah menjadi Team Teknis Penanaman Modal TTPM. Pada Tahun 1973, TTPM digantikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal
BKPM hingga saat ini.
Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah pada awal Orde Baru mulai PHQXQMXNDQKDVLOSRVLWLI+LSHULQÀDVLPXODLGDSDWGLNHQGDOLNDQGDUL
menjadi 120 1967, dan 80 1968, sehingga pada tahun itu diputuskan bahwa Rencana Pembangunan Lima Tahun Repelita pertama akan dimulai
SDGDWDKXQEHULNXWQ\D6HWHODKLWXSDGDWDKXQWDKXQEHULNXWQ\DLQÀDVL terus menurun menjadi 25 1969, 12 1970, dan 10 bahkan sampai
8.88 pada tahun 1971.
TUGAS Buatlah rangkuman mengenai “Kebijakan Pembangunan Orde Baru”.
Rangkuman kalian akan dibahas pada pertemuan berikutnya.