dan B. oralis . Penelitian Taiwo cit Yeap 2010, ekstrak air dari akar tanaman Vernonia
Amygdalina juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus gordoni,
Porphyromonas nigrescens, Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum dan P. aeruginosa
dengan kadar hambat minimum 100mgml.
29
Daun Afrika Vernonia amygdalina memiliki aktivitas antibakteri yang lebih tinggi dibandingkan dengan batang dan akar. Ekstrak daun Afrika Vernonia amygdalina memiliki
aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Pada penelitian Oboh dan Masodje 2009 menunjukkan ekstrak air daun Afrika Vernonia amygdalina dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan zona penghambatan 0.8 cm.
33
Pada penelitian terdahulu menyatakan bahwa ekstrak etanol lebih menunjukkan efektivitas daripada ekstrak air. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sule dan Agbabiaka
terhadap bakteri Escherichia coli, Klebsiella sp., Salmonella sp. dan Shigella sp menunjukkan bahwa ekstrak air memiliki daya hambat yang lebih kecil dibandingkan ekstrak etanol.
34, 35
2.3.1 Analisis Fitokimia Daun Afrika Vernonia Amygdalina
Analisisfitokimia daun Afrika Vernonia amygdalina menunjukkan bahwa tanaman tersebut mengandung anthraquinone, saponin, soluble tannin,condensed tannin, terpenoid,
glykoside, cyanogenic glycoside alkaloid, indole alkaloid, dan steroidal alkaloid. Flavonoid juga
ditemukan pada tanaman ini dan 3 jenisnya luteolin, luteolin 7-0-beta-glukuronosid, dan luteolin 7- 0-beta glukosid memiliki aktivitas antioksidan dan berguna untuk mencegah kanker, serta dapat
melindungi dari diabetes dan aterosklerosis. Selain itu, ditemukan pula kandungan antioksidan vitamin C yang tinggi pada Vernonia amygdalina.
13
Dengan banyaknya kandungan-kandungan metabolit pada Vernonia amygdalina membuat tanaman tersebut terutama dari ekstrak daunnya jika dimanfaatkan sebagai medikamen mempunyai
aktivitas antimalaria, antimikroba, antifungal, antiprotozoa, laksatif, antitrombotik, antikanker, antidiabetes dan efek hipoglikemia dan hipolipidemia.
13,36
Penelitian yang dilakukan oleh Ilondu dkk menunjukkan bahwa ekstrak cairan dari daun Afrika Vernonia amygdalina dengan
konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 dapat mengurangi pertumbuhan jamur fungi pathogen
Universitas Sumatera Utara
pada kulit ikan yang diujicoba. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka potensial inhibisi semakin besar.
37
Dalam jurnal yang ditulis oleh Nwangwu et al. 2011 menyatakan adanya laporan Aregheore 1998 bahwa terdapat kandungan fitokimia yang mempunyai toksin atau beracun serta
penelitian yang menunjukkan terjadinya hepatotoksisitas pada tikus.
28
Namun Ojiako dan Nwanjo 2006 melaporkan bahwa daun Afrika Vernonia amygdalina mungkin mengandung toksin sama
halnya dengan sayuran lainnya jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat banyak tetapi bahaya yang ditimbulkan tidak lebih parah dari apa yang telah diamati dari sayuran umum lainnya yang
dikonsumsi secara rutin di Afrika dalam jumlah yang bahkan lebih besar.
38
Penelitian yang dilakukan oleh Nwangwu dkk juga menunjukkan tidak adanya kerusakan yang signifikan pada
struktur sel perut, liver, dan ginjal bahkan menjadi lebih terorganisir dengan baik pada hewan yang diteliti dibandingkan dengan hewan kontrol.
28
Kandungan flavonoid, tannin, dan saponinsebagai metabolit sekunder dari ekstrak daun Afrika Vernonia Amygdalina serta anthraquinone memiliki aktivitas biologis dan diduga memiliki
peran sebagai antibakteri.
29,39
a. Saponin
Saponin merupakan zat yang mempunyai sifat seperti sabun yang dapat melarutkan kotoran. Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah dengan membentuk senyawa kompleks dengan
membran sel bakteri melalui ikatan hidrogen yang kemudian dapat menghancurkan permeabilitas dinding sel bakteri yang mengakibatkan kematian sel.
39
b.Flavonoid Flavonoid yang mengandung sekelompok karbonil. Flavonoid merupakan hasil sintesis
tanaman sebagai respon terhadap infeksi mikroba, sehingga secara in vitro merupakan substansi antimikroba yang efektif terhadap mikroorganisme secara luas.Mekanisme kerja flavonoid sebagai
antibakteri adalah membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membrane sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler.
39
c. Tannin
Tannin merupakan senyawa polifenol yang larut dalam air, gliserol, metanol, hidroalkoholik, dan propilena glikol, tetapi tidak dapat larut dalam benzene, kloroform, eter, petroleum eter, dan
karbon disulfida.Tannin mempunyai rasa sepat dan juga bersifat sebagai antibakteri dan astringent atau menciutkan dinding usus yang rusak karena asam atau bakteri. Mekanisme penghambatan
Universitas Sumatera Utara
bakteri pada tannin adalah dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim-enzim essensial dan destruksi fungsi material.
40
d. Anthraquinone Golongan quinone merupakan rantai aromatik dengan dua substitusi keton.Dengan
kemampuannya untuk menyediakan sumber radikal bebas yang stabil, quinone diketahui dapat melengkapi asam amino nukleofil dalam protein secara irreversibel, yang dapat menon-aktifkan
protein dan menyebabkan kehilangan fungsi.Oleh karena itu, quinone memiliki potensi yang tinggi sebagai antimikroba.Sasaran yang terdapat pada sel mikroba adalah adhesin yang terdapat pada
permukaan, polipeptida dinding sel, dan enzim yang berikatan dengan membran.Quinone juga dapat menyebabkan substrat menjadi tidak dapat digunakan oleh mikroorganisme.
39
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori