16
2.2.3 Proses Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi 2001:418, proses pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama, yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian.
Tahap persiapan terdiri dari :. 1.
Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab,
Penilaian kinerja harus diawali dengan penetapan garis batas tanggung- jawab yang jelas bagi manajer yang akan dinilai kinerjanya.
Batas tanggung-jawab yang jelas ini dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sasaran atau standar yang harus dicapai oleh manajer yang akan
diukur kinerjanya. Dengan tiga hal yang berkaitan dengan penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab antara lain:
a. Kriteria penetapan tanggungjawab.
Untuk memotivasi manajer secara efektif tanggungjawab yang dibebankan kepada manajer harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1 Tanggungjawab harus konsisten dengan wewenang yang dimiliki
oleh manajer atas pendapatan dan biaya. 2
Batas lingkup tanggungjawab harus teliti dan adil. 3
Untuk mengembangkan pengendalian operasional, daerah pertanggungjawaban yang dibebankan kepada seorang manajer
harus dapat diukur efisiensi dan efektifitasnya akan penentuan tugas khusus tertentu.
17
4 Kriteria evaluasi kinerja yang dipilih harus sesuai ruang lingkup
tanggungjawab yang dibebankan kepada manajer. b.
Tipe pusat pertanggungjawaban. Dalam organisasi perusahaan, penentuan daerah
pertanggungjawaban dan manajer bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertanggungjawaban dan tolak ukur
kinerjanya. c.
Karakteristik pusat pertanggungjawaban. Berdasarkan karakteristik hubungan antara masukan dan
keluarannya perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Dengan melihat pada organisasi
perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban akan dapat diketahui besarnya tanggungjawab para manajer yang diwujudkan dalam bentuk
prestasi kerja. 2.
Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja, Penetapan kriteria kinerja manajer perlu dipertimbangkan beberapa
faktor antara lain: a.
Dapat diukur atau tidaknya kriteria, b.
Rentang waktu sumber daya dan biaya, c.
Bobot yang diperhitungkan atas kriteria, d.
Tipe kriteria yang digunakan dan aspek yang ditimbulkan. 3.
Pengukuran kinerja sesungguhnya,
18
Langkah berikutnya dalam pengukuran kinerja adalah melakukan pengukuran kinerja bagian atau aktivitas sesungguhnya, yang menjadi
daerah daerah wewenang manajer tersebut. Pengukuran kinerja tampak obyektif dan merupakan kegiatan yang rutin, namun seringkali memicu
timbulnya perilaku yang tidak semestimya ataupun menyimpang yaitu perataan smooting, pencondongan biasing, permainan gaming,
penonjolan dan pelanggaran aturan focusing and illegal act. Tahap Penilaian terdiri dari tiga tahap rinci Mulyadi, 2001:424:
1. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya, Penilaian kinerja tersebut dijelaskan, hasil pengukuran
kinerja secara periodik kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya
dari yang ditetapkan dengan standar, Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang
ditetapkan perlu dianalisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan, sehingga dapat direncanakan tindakan untuk
mengatasinya. 3.
Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan,
Tahap terakhir dalam pengukuran kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku yang diinginkan dan mencegah
19
terulangnya perilaku yang tidak diinginkan. Penilaian kinerja ditujukan untuk menegakkan perilaku tertentu dalam pencapaian yang
telah ditetapkan.
2.2.4 Pentingnya Pengukuran Kinerja Koperasi