Ekonomi kota

  kota adalah suatu system jaringan kehidupan manusia yang

ditandai dengan kepadatan penduduk yang memiliki tingkat strata

social ekonomi yang heterogen dan kehidupan materialistis.

  Adapun yang mengatakan bahwa kota adalah kelompok

penduduk yang bertempat tinggal bersama-sama dalam suatu

wilayah menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Kota

adalah suatu wilayah yang didalamnya memiliki aksesbilitas

seperti pusat pemukiman penduduk, pusat kegiatan ekonomi,

pusat kegiatan politik, pusat hiburan, dan pusat kegiatan social

budaya.

  Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik

ditujukan oleh kompulan rumah yang mendominasi tata ruangnya

dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan

warganya secara mandiri. Kota juga merupakan sebuah area

urban yang berbeda dari desa atau kampong berdasarkan

ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, kegiatan, atau

status hukum. Adapun cirri-ciri kehidupan kota sebagai berikut:

  • - Kehidupan social dimana adanya jarak social dan kurangnya

    toleransi social antar warga,
  • Adanya perbedaan tingkat penghasilan,

  • Memiliki sifat individual. Ciri Masyarakat Kota - Adanya keanekaragaman penduduk
  • Sikap penduduk bersifat individualistik
  • Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)
  • - Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk komplek-

    komplek tertentu
  • Norma agama tidak ketat
  • Pandangan hidup kota lebih rasional KLASIFIKASI KOTA

A. Menurut Jumlah Penduduk

  1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa

  2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa

  3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa

  4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa

  5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa

B. Menurut tingkat perkembangan

  

1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah

teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola

kehidupan desa kea rah kehidupan kota.

2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian

  

3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh

penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke

sector industri.

  

4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri

dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga

membentuk jalur perkotaan.

  

5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan

adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas,

tingkat kriminalitas tinggi.

  

6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai

ditinggalkan penduduknya Terbentuknya kota juga bisa dikatakan dengan diawali

sebuah tempat pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan

penduduk di sekitar desa itu baik untuk transaksi keperluan hidup,

tempat pengumpulan barang, atau tukar menukar barang. Lama-

kelamaan ada yang bermukim di sekitar tempat itu dan kemudian

pemukiman itu menjadi semakin besar. Berdatangan pula

penduduk dari daerah sekitar ke tempat itu yang kemudian

membentuk sebuah kota atau bahkan menjadi kota besar.

  

Perubahan ini kemudian membentuk beberapa aspek untuk

kehidupan kota yang lain dengan suatu perencanaan pada lahan

  

seperti untuk membangun kota industri, kota sebagai pusat

pemerintahan, atau kota dagang. Kota merupakan hasil

peradaban manusia dimana peradaban ini mengalami sejarah

pertumbuhan, perkembangan kemudian menjadi kota besar

kemudian kota ini yang menunjukkan pula dinamika

masyarakat/manusia. Sebagai gambaran, di Indonesia dahulu

pernah terdapat kerajaan seperti Kerajaan Majapahit serta

Kerajaan Sriwijaya, kerajaan ini dahulunya memiliki pusat

pemerintahan yang sekaligus sebagai kota/kota besar. Setelah

masa kejayaan itu berangsur surut, memudar atau bahkan ada

yang secara tiba-tiba hancur atau runtuh oleh peristiwa sejarah

seperti perang atau bencana alam sehingga menyebabkan suatu

kota yang terbentuk dari masa kerajaan itu menjadi hilang.

  Kota dapat terbentuk sejak terjadinya kerumunan tempat

tinggal manusia yang relatif padat pada suatu kawasan tertentu

dibanding dengan kawasan disekitarnya. Kawasan yang disebut

kota penduduknya bukan bermata pencaharian yang berkaitan

langsung dengan alam, melainkan di bidang pemerintahan,

industri, dan jasa sehingga lebih menunjukkan bahwa kota

terbentuk melalui suatu proses. Tipe kota terbagi atas kota kuno,

kota pra-industri, kota industri, kota modern, kota post-modern,

kota global, dan kosmopolitan. Kota Kuno merupakan pengertian

  

gua, di lembah-lembah atau tempat berlindung, beberapa jalur

tepi sungai yang letaknya strategis dimana menjadi cikal bakal

terbentuknya kota. Ciri utama kota ini adalah mata pencaharian

penduduknya non-agraris dan penduduknya memiliki pekerjaan

dan kebutuhan yang relatif heterogen. Di kawasan kota kuno ini

juga dapat ditemui prasarana dan sarana umum serta beberapa

pusat pemerintahan yang hidup dengan nilai-nilai tertentu. Pada

kota kuno ini, kotanya mulai terbentuk pada tahap pastoral/tahap

menetap. Tahap-tahap perkembangan manusia sendiri dimulai

dari hunting and fishing, pastoral, agricultural, handicraft, dan

industria.

  Sebab-sebab Urbanisasi

1.) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk

meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)

2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa

untuk pindah dan menetap dikota (pull factors) · Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :

a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan

persediaan lahan pertanian,

  

c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh

oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara

hidup yang monoton.

  

d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu

pengetahuan.

  

e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal,

seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga

memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

· Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :

  

a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota

banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan

penghasilan

  

b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan

usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.

  

c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak

dikota dan lebih mudah didapat.

  

d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih

tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam

kultur manusianya.

  

e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari

kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi

sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).

  Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalah- masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli dan eksternalitas yang memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup ekonomi makro yang memerlukan kebijakan pemerintah. Permasalahan ekonomi makro Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri merupakan beberapa masalah pemerintah dalam bidang ekonomi makro.

  1. Masalah Kemiskinan Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya Program Inpres Data Tertinggal (IDT), pemberian kredit untuk para petani dan pengusaha kecil berupa Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program bapak Angkat, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) dan program wajib belajar.

  Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara berkembang. Ciri lain negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendah tingkat keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurang modal, kurangnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha. Untuk mengatasi keterbelakangan ini, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju.

  3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja masalah lain yang dihadapi Indonesia dalan pembangunan di bidang eknomi adalah masalah lapangan kerja dan pengangguran. Masalah ini saling berhubungan satu sama lain.

  Masalah pengangguran timbul karena terjadi ketimpangan antara jumlah angkatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah pengangguran dan terbatasnya kesempatan kerja, pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, terutama bersifat padat karya(labour intensive), pemberian penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan kerja.

  4. Masalah Kekurangan Modal Kekurangan Modal adalah satu ciri penting setiap negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan ini bukan saja menghambat kecepatan pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut untuk lepas dari kemiskinan.masalah kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran dan kekurangan modal yang terjadi disuatu negara berkembang disebabkan oleh lingkaran yang sulit diputuskan. Lingkaran keterbelakangan dan kemiskinan tersebut adalah pendapatan rendah menyebabkan kemampuan investasi rendah, investasi rendah menyebabkan pemupukan modal rendah, modal rendah menyebabkan produktivitas rendah, produktivitas rendah menyebabkan pendapatan rendah dan seterusnya berputar tanpa terputus. Untuk mengatsi masalah- masalah tersebut, pemeritah harus melakukan suatu program besar sehingga dapat memutuskan lingkaran setan, misalnya melalui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.

  Masalah lain yang dihadapi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan pembangunan. Pembangunan ekonomi Indonesia terkonsentrasi hanya di kota-kota besar terutama di Pulau Jawa dan didominasi oleh kelomok tertentu. Pada hakikatnya, pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sehingga keberhasilan pembangunan nasional tidak hanya diukur dengan keberhasilan dibidang ekonomi (secara materi).

  6. Inflasi dan Tingkat Pengangguan yang Terus Meningkat Inflasi atau kenaikan tngkat harga secara umum dan terus menurus bagi sebuah negara sebenarnya merupakan hal yag wajar, selama tidak melebihi batas normal, berlangsung singkat dan masih dapat terkendalikan oleh pemerintah. Inflasi ini dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan dampak negatif seperti menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan dan mengganggu stabilitas ekonomi. Seperti halnya inflasi, pengangguran yang terus meningkat merupakan masalah bagi pebangunan ekonomi. Pengangguran yang terus meningkat biasanya berdampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan stabilitas nasional.

  Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintahdan sektor swasta terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi jelas akan mengurangi cadangan devisa negara. Jika cadangan devisa negara berkurang, stabilitas ekonomi nasional akan lemah. Utang luar negeri masalah yang muncul adalah menyangkut beban utangnya, yaitu pembayaran bunga utang setiap tahun dan pelunasan pokok utang luar negeri.

  Konsep Aglomerasi Aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi

di kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi yang

berdekatan (economies of proximity )yang diasosiasikan dengan

kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan konsumen

(Kuncoro, 2002). Keuntungan-keuntungan dari konsentrasi

spasial sebagai akibat dari ekonomi skala (scale economies )

disebut dengan ekonomi aglomerasi (agglomeration economies ).

  

(Mills dan Hamilton, 1989).Pengertian ekonomi aglomerasi juga

  

bentuk dari eksternalitas positif dalam produksi yang merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan

kota.(Bradley and Gans,1996).Ekonomi aglomerasi diartikan

sebagai penurunan biaya produksi karena kegiatan-kegiatan

ekonomi berlokasi pada tempat yang sama. Terbentuknya Aglomerasi Adanya aglomerasi ditandai oleh beberapa hal berikut :

a) Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak

  

b) Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan

industry c) Peningkatan produktivitas hasil industry dan mutu produksi

  d) Pemberian kemudahan bagi kegiatan industry

  e) Kemudahan control dalam hubungan tenaga kerja

  

f) Pemerataan lokasi industry sesuai dengan jumlah secara

tepat dan berdaya guna serta menyediakan industry yang

berwawasan lingkungan Terbentuknya aglomerasi membutuhkan adanya teknologi,

modal dan ketersediaan infrastruktur. Teori pertumbuhan

endogeneous model menjelaskan bahwa pertumbuhan suatu

wilayah diperlukan adanya kemajuan teknologi. Kemajuan

teknologi dan lokasi tumbuhnya skala ekonomi akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Kekuatan

  

dalam jangka panjang akan mengarah terbentuknya aglomerasi

(Orlando Gomes, 2007).