28
B. Sistem Pemeliharaan Sapi Potong
1. Bangsa Sapi
Di atas segala nilai ekonomis seekor sapi, pada akhirnya sapi akan menjadi penghasil daging. Sapi-sapi yang dipekerjakan sebagai pembajak
sawah atau ternak-ternak perah yang tidak produktif lagi biasanya akan menjadi ternak potong. Umumnya, mutu daging yang berasal dari sapi-
sapi afkiran ini tidak terlalu baik. Meskipun demikian, ada beberapa jenis sapi yang memang khusus dipelihara untuk digemukkan karena
karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi inilah yang umumnya dijadikan
sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertambahan berat badan yang ideal untuk
dipotong Abidin, 2002. Menurut Soeprapto dan Abidin 2006 ada beberapa jenis sapi potong yang menyebar di wilayah Indonesia. Di
antaranya Sapi Bali, Ongole, peranakan Ongole, dan Sapi Madura. Pada perusahaan CV. Plesungan Raya memiliki berbagai macam
jenis sapi baik lokal maupun hasil persilangan seperti sapi PO, Limousin, Simmetal, Brahman, Angus, dan Brangus.
Ciri-ciri sapi brahman adalah warnanya bervariasi mulai dari abu- abu muda, belang-belang, hingga hitam. Sapi Brahman memiliki punuk
dibelakang kepala, memiliki telinga yang berpendulous panjang serta adanya pendulous yang longgar sepanjang leher. Kelebihan sapi Brahman
adalah memiliki ketahanan terhadap kondisi tata laksana yang minimal, toleransi terhadap panas, dan memiliki kemampuan untuk mengasuh anak,
memiliki daya tahan terhadap penyakit dan parasit. Kelemahan dari sapi Brahman adalah memiliki toleransi yang rendah terhadap suhu udara yang
rendah dan memiliki fertilitas yang rendah Blakely dan Bade, 1991. Sapi Angus memiliki ciri-ciri antara lain berwarna hitam, tidak
betanduk, mempunyai bulu yang halus, dan ukuran badannya relative kecil. Kelebihan dari Sapi Angus adalah mempunyai ketahanan terhadap
hawa dingin, mempunyai kemampuan memelihara anak dan menyusui
29 yang baik, tidak mengalami kesulitan pada waktu melahirkan, memiliki
fertilitas yang tinggi, memiliki kualitas karkas yang baik dengan tulang yang kecil, perdagingan baik dan persentase lemak yang rendah.
Kekurangan dari sapi Angus adalah ukuran badannya yang kecil, dan pada padang
pengembalaan jantan
tidak suka
membuntuti betina
Blakely dan Bade, 1991. Sapi Brangus merupakan tipe sapi yang menghasilkan daging yang
baik. Karkas sapi Brangus di Kabupaten Sragen dapat mencapai ± 53 dengan kualitas daging protein 11,5 dan lemak 8,8 dan menurut hasil
uji laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner BPPV Yogyakarta dinyatakan sebagai daging yang baik.
2. Kandang