laporan pratikum verteb identifikasi dan

  I. PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari tujuh negara mega biodiversitas yang dikenal sebagai pusat konsentrasi keanekaragaman hayati dunia. Salah satu keanekaragaman spesies Indonesia adalah keanekaragaman mamalia dengan jumlah total sebanyak 436 spesies dan 51% diantaranya merupakan satwa endemik. Keanekaragaman jenis mamalia pada pulau-pulau besar seperti Kalimantan dan Papua akan lebih banyak dibandingkan dengan pulau-pulau yang lebih kecil. Hal ini didasarkan pada teori biogeografi pulau yang menyatakan bahwa jumlah spesies yang terdapat pada suatu pulau atau ditentukan oleh luas pulau. Pada saat ini Kalimantan memiliki ± 222 jenis mamalia dan 44 jenis diantaranya merupakan satwa endemik (BAPPENAS, 2003).

  Mamologi adalah bagian dari ilmu zoologi yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan hewan mamalia. Hewan mamalia merupakan kelompok yang hewan yang memiliki rambut dan kelenjar susu aktif menghasilkan susu pada saat menyusui anaknya. Karakter inilah yang merupakan pembeda antara kelas Mamalia dengan kelas lainnya (Jenkins, 2002).

  Banyak dari daratan di Indonesia yang sekarang atau pun yang dahulu ditutupi oleh hutan,di mana hal ini sangat menguntungkan bagi jenis-jenis mamalia yang hidup di pohon. Sementara itu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan proses evolusi mereka mempunyai jari-jari untuk menggenggam, kaki yang dapat menjepit, ekor yang dapat membelit dahan atau tapak yang dapat melekatkan jari-jarinya untuk bantuan memanjat, atau pun selaput untuk melayang yang menjadikannya dapat berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya tanpa meyentuh tanah (Payne dkk, 2000).

  Di dalam mamalia terdapat dua subkelas yaitu Prothoteria yang terbagi dalam satu ordo saja yaitu Monotremata dan dan subkelas yang kedua yaitu Theria yang mempunyai 17 ordo di antaranya: Rodentia, Marsupalia, Primata, Lagomorpha, Insectivora dan lain -lain. Secara umum ciri-ciri dari hewan mamalia adalah mempunyai banyak kelenjar (Kelejar keringat, bau dan kelenjar mamae), memiliki rambut (ada yang hanya pada fase embrio contohnya Paus), melahirkan anak kecuali pada dalam

  2 set gigi (gigi susu dan permanen), mempunyai telinga, rangkanya mengalami penyederhanaan, mempunyai cerebre corteks yang mengalami diferensiasi (Kant, 2001).

  Mamalia merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan .termasuk dalam kelas ini adalah : tikus, kelelawar, kucing kera, ikan paus, kuda, kijang, manusia dan lain-lain. Hampir semua tubuhnya tertutup dengan kulit yang berambut banyak atau sedikit dan berdarah panas (homoiotherm). Sebutan mamalia berdasarkan adanya kelenjar mamae pada hewan betina untuk menyusui anaknya yang masih muda. Pengasuhan terhadap anaknya berkembang dengan baik sekali dan puncaknya terdapat pada manusia. Mamalia hidup diberbagai habitat mulai dari kutub hingga ekuator, dari dasar laut sampai hutan lebat dan gurun pasir. Banyak yang hidup secara nocturnal dan banyak juga hidup secara diurnal.Spesies tertentu sebagai hewan buas yang diburu, spesies lainnya jinak. Beberapa pemakan daging dan buah-buahan, dan beberapa sebagai sumber penyakit. Hewan ternak mamalia adalah penting sekali bagi manusia sebagai bahan makanan, bahan pakaian, dan alat transportasi (Jasin, 1992 ).

  Sebutan mamalia berasal dari keberadaan glandula (kelenjar) mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut.Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae.Semua mamalia memilikii kelenjar mamae, tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidak berfungsi sebagaimana pada mamalia betina (Jafnir, 2004).

  Adapun yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini adalah mengingat pentingnya membuat suatu pengklasifikasian dengan melihat morfologi dan dilakukan pengukuran pada parameter yang telah ditentukan, sehingga dari parameter tersebut dapat dilakukan pengklasifikasian dan kemudian membuat kunci determinasinya, khususnya pada hewan yang akan dipraktikumkan.

  Menurut Brotowidjoyo (1990), mamalia memiliki manfaat bagi kepentingan ekonomi, sebagian dari mereka dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan dan hewan ternak yang mana dapat diperdangangkan, mamalia ini juga dapat dijadikan sumber bahan makanan karena mengandung protein yang tinggi. Selain bernilai ekonomi yang indikator lingkungan, dan bahan penelitian ilmiah. Selain itu, mamalia juga bermanfaat sebagai penyebar biji tanaman, sebagai bahan pembuatan parfum karena adanya kelenjar sebaceum, sebagai kontrol ekosistem. Dengan demikian, praktikum tentang mamalia ini kita tidak hanya mempelajarinya saja namun kita juga dapat mengetahui manfaat dari mamalia itu sendiri.

  1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengenal karakteristik atau ciri-ciri morfologi dari beberapa jenis mamalia, mampu untuk mengidentifikasinya dan dapat membuat kunci determinasi dari kelas mamalia.

  Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke dalam Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non-mamalia, seperti pada pendengaran dalam setiap telinga dan 1 tulang (dentari) di setiap sisilain yang memiliki telinga hanya memiliki 1 tulang pendengaran dalam setiap telinga dan paling tidak 3 tulang lain di setiap sisi rahang. Mamalia memliki dan paling dalam adalah Epidermis biasanya terdiri atas 30 lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas, epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan 15-40 kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis tersusun atas Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies (Carleton,1984). gigi mamalia mengalami spesialisasi untuk memotong (gigi seri), menyobek

  (gigi taring), dan menggiling (gigi geraham) makanannya. Gigi mamalia umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, taring, premolar, dan molar. Ada 3 buah osikel auditori, yaitu malleus, inkus, dan stapes. Akhir organ pendengaran (koklea) berstruktur sangat kompleks dan sedikit banyak bergelung. Pada telinga terdapat suatu auditori eksternal dan pinna (teling luar) pada tiap sisi lateral kepala. Dibanding dengan kondisi vertebrata lainnya, jumlah tengkorak mammalia banyak yang tereduksi. Ada 2 kondil oksipital. Vertebrae servikal biasnaya 7 buah. Dalam sabuk pektoral tidak terdapat tulang korakoid, dan klavikula vestigial atau tidak ada sama sekali. Ekor jika ada, panjang dan dapat digerakkan (Brotowidjoyo, 1990 ).

  Anggota gerak mammalia sangat teradaptasi dengan bentuk kehidupan dan habitatnya masing-masing. Sehingga tipe gerak hewan mammalia dapat dibedakan menjadi plantigrade (berjalan di atas tanah seperti beruang), cursorial (pelari cepat seperti rusa), swimming (aquatic), saltorial (pelompat seperti kanguru), fossorial (hidup pada lubang) serta aerial (terbang seperti kelelawar). Mamalia yang dapat terbang menjadi sayap. Ketika terbang mengeluarkan suara yang sangat tinggi. Gema suara ini dipantulkan sehingga kelelawar dapat mengatur terbangnya melalui pantulan sonar suara tadi. Ekstremitas yang dimiliki oleh kelelawar sangat tidak cocok digunakan untuk berjalan dan berarti juga tidak dapat berdiri dengan baik,oleh karena itu jenis ini harus menggantung atau bertengger. Anak-anaknya lahir dalam keadaaan hidup dan minum susu dari induknya. Merupakan hewan yang nocturnal (Nowak, 1999).

  Lagomorha mempunyai dua famili yang masih hidup 11 genera dan 65 spesies. Lagomorpha mempunyai tiga pasang gigi seri atas waktu lahir, namun pasang terluar segera menghilang. Pada dewasa pasangan kedua gigi seri atas yang lebih kecil terletak tepat dibelakang pasang gigi pertama. Ekornya sangat pendek. Bulunya bergaris jelas, yang kebanyakan berwarna hitam dari tengkuk ke pipinya, sekeliling kaki belakang dan pada bagian luar, yang kelihatannya seperti pita-pita hitam. Hewan ini jarang kelihatan pada siang hari (Jenkins, 2002).

  Kelinci liar berasal dari Eropa dan Afrika, dari merekalah kita dapati kelinci sebagai pet saat ini. Manusia mulai mendomestikasi kelinci pada abad pertengahan. Tapi mereka mulai dikenal sebagai pet di USA pada awal 1700an. Jenis Angora adalah salah satu breed yang awal-awal dikenal

  . Pada 1800an, Polish dan generasi awal Dutch, mulai dikembangkan dengan baik di USA. Pada abad 20an, 1950an banyak ras baru yang bermunculan di USA yang kemudian berkembang hingga sekarang. Kalau di Indonesia sendiri, kemungkinan kelinci masuk bersamaan dengan masa penjajahan Belanda. Walaupun sebenarnya Indonesia memiliki juga kelinci asli Indonesia (Nesolagus netscheri dan Lepus negricollis) (Jasin, 1992).

  Kucing juga dikenal sebagai kucing domestik atau Housecat, untuk membedakannya dari kucing lain mempunyai bulu kecil, merupakan mamalia karnivora, peliharaannya yang dihargai oleh manusia untuk persahabatan dan kemampuannya untuk berburu tikus yang merupakan hama bagi rumah-rumah. Kucing telah dikaitkan dengan manusia selama setidaknya 9.500 tahun, dan saat ini merupakan hewan peliharaan paling populer di dunia. Karena hubungan erat mereka dengan manusia, kucing kini ditemukan hampir di mana-mana di dunia (Jenkins, 2002).

  III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

  3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Taksonomi Hewan Vertebrata ini dilaksanakan pada hari Senin, 05Mei 2014 di Laboratorium Pendidikan I, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

  3.2 Alat dan Bahan Pada praktikum kali ini alat yang digunakan adalah kamera penggaris, alat tulis, buku catatan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Felis domestica,

  

Oryctolagus cuniculus, Maxomys whiteheadi, lariscus insignis, Chiropadomys cf.

major, Niviventer cremoniventes, Crodicura sp..

  3.3 Cara Kerja Objek yang akan diamati diletakkan pada bak bedah dengan posisi kepala di sebelah kiri dan ekor di sebelah kanan, lalu di foto untuk dokumentasi. Kemudian diamati dan dilakukan pengukuran terhadap objek tersebut dengan menggunakan alat ukur yaitu penggaris. Adapun parameter yang diukur adalah panjang tubuh (PT), panjang badan (PB), panjang telinga (PTEL), panjang ekor (PE), panjang kaki belakang (PKB), jenis kelamin, rumus gigi dan warna tubuh. Setelah itu, dibuat kunci determinasi.

  IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

  4.1 Hasil dan Pembahasan

  4.1.1 Felis domestica

  Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mammalia Ordo : Omnivora Gambar 1. Felis domestica Famili : Felidae Genus : Felis Species : Felis domestica, Miller 1900 Sumber : Aplin et al., 2008 (IUCN 2012)

  Felis domestica adalah sejenis Kucing telah berbaur dengan

  kehidupan

  

yang manyimpan hasil panen. Saat ini,

  kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung (Van Derlzon, 1979).

  Kucing dianggap sebagai karnivora yang sempurna dengan gigi dan saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat pada familitapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing. Dalam penangkaran, kucing tidak dapat diadaptasikan dengan diet vegetarian karena mereka tidak dapat mensintesis semua asam-asam amino yang mereka butuhkan hanya dengan memakan tumbuhan berbeda dengan anjing peliharaan, yang sering diberi makan produk campuran daging dan sayuran dan kadang dapat beradaptasi dengan diet vegetarian secara total (Corbet & Hill, 1992).

  4.1.2 Oryctolagus cuniculus Klasifikasi Kingdom : Animalia

  Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mammalia Ordo : Legomorpha Famili : Leporidae Genus : Oryctolagus Gambar 2. Oryctolagus cuniculus Species : Oryctolagus cuniculus (Miller 1900) Sumber : Aplin et al., 2008 (IUCN 2012) Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil dan data sebagai berikut

  

Oryctolagus cuniculus jantanmemiliki panjang total (PT) 290 mm, panjang badan (PB)

  250 mm, panjang ekor (PE) 40 mm, panjang telinga (Ptel) 52 mm, panjang kaki belakang (PKB) 140 mm, tipe gigi seri sepasang, warna putih.

  Sedangkan betina memiliki panjang total (PT) 290 mm, panjang badan (PB) 240 mm, panjang ekor (PE) 50 mm, panjang telinga (Ptel) 80 mm, panjang kaki belakang (PKB) 85 mm, tipe gigi heterodon, warna hitam keputihan.

  Kelinci adalah hewan crepuscular yang dapat diartikan sebagai hewan yang paling banyak aktif saat menjelang fajar atau menjelang malam. Peralihan antara waktu aktif hewan yang nocturnal dan diurnal. Makanya sangat wajar sekali bila kita banyak memberi makan kelinci kita pada saat-saat itu. Dan kelinci kita akan selalu ingin bermain dan beraktifitas, lebih pada saat fajar subuh dan senja. Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu (Jenkins, 2002).

  Menurut literatur kelinci mempunyai telinga yang panjang dengan ekor yang berukuran pendek, kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan, mempunyai rambut putih, gigi taring tereduksi dengan gigi depan berkembang dengan baik. Iris berwarna merah, mempunyai rambut yang halus. Daun telinga tidak ditumbuhi oleh rambut dan terlihat kapiler darah berwarna agak kemerahan di daun telinga yang transparan (Suyanto, 2002).

  4.1.3Maxomys whiteheadi Klasifikasi Kingdom : Animalia

  Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Famili : Muridae Genus : Maxomys Gambar 3. Maxomys whiteheadi Species : Maxomys whiteheadi, Miller 1900 Sumber : Aplin et al., 2008 (IUCN 2012) Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil dan data sebagai berikut:

  

Maxomys whiteheadi, memiliki panjang total (PT) 270 mm, panjang badan (PB) 97

  mm, panjang ekor (PE) 110 mm, panjang telinga (Ptel) 10 mm, panjang kaki belakang (PKB) 27 mm, warna tubuh kuning kecoklatan.

  Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan literatur. Menurut (Van, 1979)Maxomys whiteheadimemiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 400-580 mm, ekor 160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm. Warna rambut badan atas dan rambut bagian perut putih kecoklatan.Tikus jenis ini banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang, dan kadang-kadang di kebun sekitar rumah. Pandai mengorek lubang dan ada lorong atau bagian di dalam lubang itu digunakan untuk menyimpan makanan. Sedangkan hasil praktikum yang didapatkan Maxomys whiteheadi, memiliki panjang total 270 mm, panjang badan 97 mm, panjang ekor 110 mm, panjang telinga (Ptel) 10 mm, panjang kaki belakang 27 mm dengan warna tubuh kuning kecoklatan.

  Maxomys suriferadalah binatang malam nokturnalsehingga memerlukan

  kepandaian khusus untuk mencari makanan, dan menghindari musuh tanpa menggunakan indera mata. Oleh karena itu, tikus mempunyai alat penciuman yang tajam. Alat peraba tikus sangat sensitif karena pada waktu melakukan aktivitas di malam hari (nokturnal) sehingga alat peraba tersebut sangat penting, yaitu berupa kumis (misae) dan bulu yang panjang diantara rambut pada badannya. Maxomys whiteheadi mempunyai alat penglihatan yang sangat tajam. Mereka dapat melihat bentuk sederhana di dalam kegelapan sejauh kira-kira 10 m (Aplinet all., 2008).

  4.1.4Crocidura sp. (Dobson, 1887)

  Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Eulipotyphla Famili : Soricidae Gambar 4. Crocidura sp Genus : Crocidura Spesies : Crocidura sp (Dobson, 1887) Sumber : Aplin et al., 2008. (IUCN 2012) Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil dan data sebagai berikut:

  

Crocidura sp.memiliki panjang total (PT) 143 mm, panjang badan (PB) 87 mm, panjang

  kaki belakang (PKB) 22 mm, panjang ekor 55 mm, panjang telinga (Ptel) 4 mm, warna tubuh hitam, jenis kelamin betina.

  Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yang sesuai dengan literatur. Menurut (Van, 1979)Crocidura sp.memiliki ciri-ciri panjang total 140 mm, panjang badan 70 mm, panjang ekor 70 mm, panjang telinga 5 mm, panjang kaki belakang 10 mm Sedangkan hasil praktikum yang didapatkan Crocidura sp.total 143 mm, panjang badan 87 mm, panjang kaki belakang 22 mm, panjang ekor 55 mm, panjang telinga 4 mm, warna tubuh hitam, jenis kelamin betina. Ekornya lebih pendek dibandingkan dengan ekor tikus lainnya.

  Menurut Payneet all. (2000) menyatakan bahwa Crocidura sp.terdaftar sebagai spesies yang hampir terancam karena jenis ini bergantung pada hutan mungkin penurunan signifikan (pada tingkat yang hampir 30% selama sepuluh tahun ke depan) karena hilangnya habitat luas melalui banyak jangkauan. Di Filipina, telah ditemukan di hutan hujan pegunungan di daerah dekat dengan daerah yang terganggu. Selain itu

  

Crocidura sp. juga sering ditemukan atau tertangkap di hutan sekunder di dalam

  kelompok kecil. Di Indonesia, sering ditemukan yaitu hutan pegunungan regenerasi yang telah ditebangi dengan buasnya selama tahun 1970. Di Kalimantan, karena banyak yang bertengger di pohon berlubang dan gua-gua.

  4.1.5 Niviventer cremoniventes

  Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Famili : Muridae Genus : Niviventer Gambar 5. Niviventer cremoniventes Species : Niviventer cremoniventes(Bonhote, 1903) Sumber : IUCN, 2013 Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil dan data sebagai berikut:

  

Niviventer sp.memiliki panjang total (PB) 270 mm, panjang badan (PB) 113 mm,

  panjang ekor (PE) 157, Panjang telinga (PT) 12 mm, panjang kaki belakang (PKB) 21 mm, tipe gigi pengerat, warna rambut coklat pirang sedangkan bagian perut bewarna krem.

  Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan, Niviventer sp.memiliki panjang total 270 mm, panjang badan 113 mm, panjang ekor 157, Panjang telinga 12 mm, panjang kaki belakang 21 mm dengan warna rambut coklat pirang sedangkan bagian perut bewarna krem.Hal ini sesuai dengan pendapat Carters (1978) bahwa Niviventer sp.memiliki panjang ujung kepala sampai ekor 187–370 mm, ekor 100–210 mm, kaki belakang 18– 33 mm, telinga 16–32 mm. Berambut kaku dan warna rambut badan atas kuning coklat kemerahan, rambut bagian perut putih. Ekor bagian atas berwarna coklat dan bagian bawah berwarna putih. Terdapat di daerah pegunungan, semak-semak, rumpun bambu dan hutan. 4.1.6 lariscus insignis(Cuvier, 1821) Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Genus : Niviventer Gambar 6. Lariscus insignis Species : Lariscus insignis(Cuvier, 1821) Sumber : IUCN, 2013 Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil dan data sebagai berikutlariscus insignismemiliki panjang total (PB) 284 mm, panjang badan (PB) 185 mm, panjang ekor (PE) 115, Panjang telinga (PT) 7 mm, panjang kaki belakang (PKB) 50 mm, warna rambut coklat belang kehitaman.

  Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan sesuai dengan pendapat Payne et

  

al. (2000) bahwa Lariscus insignismemiliki panjang total 250-300 mm, panjang badan

  190 mm, panjang ekor 97-118 mm, Panjang telinga 7 mm, panjang kaki belakang 21 mm. Sedangkan hasil praktikum didapatkan panjang total 284 mm, panjang badan 185 mm, panjang ekor 115, Panjang telinga 7 mm, panjang kaki belakang 50 mm, warna rambut coklat belang kehitaman.

  Secara morfologi, Lariscus insigniswarna rambut coklat belang kehitaman. Pada bagian punggungnya terdapat tiga corak warna yaitu coklat, hitam. Hal ini sesuai dengan pendapat Payne et al. (2000) bahwa tubuh bagian atas coklat dengan tiga garis hitam di sepanjang punggung, bagian bawah putih atau bungalan (berubah menjadi kuning tua pada kulit yang tua), kadang berulas merah samar. Jenis ini hidup diurnal dan teresterial.Makanan berupa buah-buahan dan serangga.Terdapat di hutan yang tinggi dan hutan sekunder. Jenis ini dapat ditemui di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau di dekatnya.

  Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mammalia Gambar 7. Chiropadomys cf. major Ordo : Rodentia Famili : Muridae Genus : Niviventer

  Sumber : IUCN, 2013 Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil dan data sebagai berikut

  

Chiropadomys cf. majormemiliki panjang total (PB) 233 mm, panjang badan (PB) 85

  mm, panjang ekor (PE) 147, Panjang telinga (PT) 12 mm, panjang kaki belakang (PKB) 20 mm, warna rambut coklat kekuningan.

  Menurut pendapat Payne et al. (2000) Individu sedikit lebih besar dari tikus Mus musculus. Ekor yang sangat panjang dan monokrom, ekor berbulu seperti pena, mudah dan Mus musculus perbedaan fasa. Mus musculus bodoh daripada ciuman, mulut akan sangat panjang, hingga 50mm atau lebih. Ekor lebih panjang dari panjang tubuhnya. Depan dan kaki belakang dari kaki cakar dan A datar, dan dengan empat jari kaki relatif, telapak kaki berkembang dengan baik. Lembut dan halus rambut tubuh dari moncong ke mata rambut hitam, hitam mata oker, coklat kemerahan punggung, kepala ke tubuh, dasar rambut cokelat, bibir atas kembali ke saat, tenggorokan, dada, perut rambut semua putih. Ekor atas dan bawah berwarna coklat gelap. Depan dan belakang punggung lapisan bawah putih jarang.

  5.1 Kesimpulan

  1. Felis domestica jantan memiliki tipe gigi heterodon, warna putih, sedangkan betinawarna putih, hitam, dan kuning.

  2. Oryctolagus cuniculus memiliki tipe gigi seri sepasang, warna putih.

  3. Maxomys whiteheadiMemiliki warna tubuh kuning kecoklatan.

  4. Crocidura sp. memiliki warna tubuh hitam, jenis kelamin betina.

  5. Niviventer cremoniventestipe gigi pengerat, warna rambut coklat pirang sedangkan bagian perut bewarna krem.

  6. lariscus insignis warna rambut coklat belang kehitaman.

  7. Chiropadomys cf. major warna rambut coklat kekuningan

  5.2 Saran Dalam melaksanakan praktikum ini ketelitian sangat diperlukan, baik itu dalam melakukan pengamatan ataupun pengukuran morfologi dari kelas amphibiaa tersebut.Lakukan pembagian tugas untuk lebih mengefisiensikan waktu.Setelah selesai melakukan praktikum, seluruh perlengkapan praktikum di cuci dan di bersihkan.

  BAPPENAS. 2003. Dokumen Perpustakaan BAPPENAS dari studi keanekaragaman mamalia pada beberapa tipe habitat Di stasiun penelitian pondok ambung Taman nasional tanjung puting kalimantan tengah. Brotowidjoyo.1990. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. 233 Carleton, M. D. 1984. Introduction to rodents. Pp. 255-265 in Anderson, S. and J. K.

  Jones, Jr. (eds). Orders and Families of Recent Mammals of the World. John Wiley and Sons, N.Y. Corbet, G.B. dan Hill, J.E. 1992. The Mammals of the Indomalayan Region: A Systematic Review. Oxford University Press, Oxford. Jafnir. 2004. Struktur Perkembangan Hewan I. Universitas Andalas: Padang Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Surabaya.

  Jenkins, B. 2002. Learning Mamalia. Dominant Publisher and Distributors. New Delhi Kant, G. C., R. K. Carr.2001. Comparative of the Anatomy Vertebrates Ninth Edition.

  New York: Mc Graw Hill Companies Inc Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan

  Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah

  Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia.

  Nowak, R. 1999. Walkeis Mammal of the World vol 2. The Johns Hopkins University Pres. Baltimore dan London. Suyanto, Agustinus. 2002. Mammalia di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat.

  Biodiversity Conservation Project. Bogor. Van, Derlzon, A.P.M. 1979. Mamalia of Indonesia. Draft version UNDP/FAO National Park Development Project: Bogor –Indonesia.

  Veevers dan Carter. 1978. Mamalia Darat Indonesia Eisi Bahasa Indonesia. PT Intermas : Jakarta.