Harmonisasi pembangunan pertanian berbasis DAS pada lanskap desa–kota Kawasan Bogor–Puncak–Cianjur (Bopunjur)

Harmonisasi Pembangunan Pertanian Berbasis DAS pada Lanskap
Desa – Kota Kawasan Bogor – Puncak – Cianjur (Bopunjur)
Hadi Susilo Arifin1), Aris Munandar1), Nurhayati H.S. Arifin1), Kaswanto1)
Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap FAPERTA – IPB

1)

Abstrak
Dikotomi hulu-hilir, perdesaan-perkotaan telah mengakibatkan gap, khususnya
dalam pembangunan sektor pertanian. Perubahan lanskap akibat berubahnya
kegiatan pertanian ke arah industrialisasi, urbanisasi dan pertanian komersial
merupakan masalah yang serius di Pulau Jawa. Karena itu manajemen lanskap
antara perdesaan-perkotaan harus terintegrasi pada skala lanskap wilayah yang
berbasis daerah aliran sungai. DAS Ciliwung dan DAS Cianjur dipilih karena
memiliki hubungan hulu-hilirnya yang berupa perdesaan dan perkotaan. Penelitian
bertujuan menganalisis penggunaan sumberdaya biologi pada sistem produksi
pertanian dengan praktek agroforestri, menilai kondisi ekologis, sosial ekonomis
dan spiritual yang mempengaruhi penggunaan sumberdaya alam oleh masyarakat
perdesaan, mengevaluasi kesesuaian lenskap pertanian sebagai obyek agrowisata.
Rekonstruksi dan revitalisasi sistem pertanian dengan pengetahuan ekologis
setempat terhadap praktek agroforestri, implementasi konsep eco-village dan

pengembangan lanskap pertanian sebagai tujuan kegiatan agrowisata perlu
dipertimbangkan untuk mencapai keberlanjutan sistem manajemen sumberdaya
biologi di DAS Ciliwung dan Cianjur. Penelitian pada skala mikro, dikethui
hubungan sistem agroforestri tradisional di pekarangan, kebun campuran dan talun
dari hulu ke hilur. Pada skala meso, struktur dan fungsi perdesaan dan masyarakat
dinilai untuk mengetahui tingkat keberlanjutannya. Penelitian pada skala makro di
tingkat wilayah dilakukan evaluasi kesesuaian lahan untuk agrowisata. Untuk
mencapai keberlanjutan lingkungan dan pembangunan pertanian di perdesaanperkotaan maka praktek agroforestri dan agrowisata harus sejalan dipromosikan
pada masyarakat.
Kata Kunci: agroforestri, daerah aliran sungai, manajemen berkelanjutan, sumberdaya biologi, tataguna lahan

Abstrak Hasil – Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2008

23

ar Nasional "Agroforestri sebagai Pemanlaatan Lahan Berkelanjutan di Masa Oepan" (Agrofurestry as the Future Sus/Jinao/e '-antiUst!i
r lampung. 7Mei 2009

..


HARMONISASI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERBASIS DAS PADA
LANSKAP DESA-KOTA KAWASAN BOGOR- PUNCAK- CIANJUR
(BOPUNJUR)*
Hadi Susilo Arifin**, Aris Munandar**, Nurbayati H.S. Arifin** dan Kaswanto**
hsarifin@ ipb.ac.id dan dedhsa@yahoo.com
• Dipresentasikan pada Seminar Hasil-hasil Penelitian LPPM IPB, Bogor padalO Februari 2009 dan pada Seminar
Nasional Indonesian Network for Agroforestry Education (lNAFE) di UNJLA Bandar Lampung pada 7 Mei 2009.
•• Staf pengajar di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB

ABSTRACT
Dichotomy between the upper stream in n1ral area and the down stream in urban area caused
development gap, especially in agricultural sectors activity. land
ᆪオ」。セ

Qーヲャl@

s..ᄋ Qエセュ。@
ュ。」イッーセᄋャO@

Pohon buah-buahan セ@


Pohon buah-buahan

I

( ·1nonwm11n1

c

,,,,,us mt•rl..11.su

3

.lftNSUf1.1/.\

I

hurmon11

dtg/"f'IO,


0

WiLn ah DAS C"iliwuae.
Zona("
Zon>1 8
At:mforcsln
.\ ァNイッヲ」セャョ@
,...'()crhana
kumplcls

King
Psu1rum JtllajtrlYl l

I

Ntphtluun
I Stplttlium
lappaetum L
lappac:tum I.

2. Mangiftra 11td1ca 2 Manl(i/rra md1ca
I.
L.
) Manilkara :apta 3 .Woni/Aara
4. Anana mur1catu
=apota.
セ@
N セョ。ッ@
muricata
5 P11htcollal"um
P1tltecolloh111m
11r111ga
セ@
6 ャエオ」。セョ@
pringa
ltw:ophala de
b l.rucatna
Wit
ltw:noltala de Wtt


"5

;

Nセ@ t /(ln1ur11

N セャゥ

I

1'11rmn1111

;

n1t•rl..1L'''

1

-' ,.,,,u.,


t·m1n11

aLQNZオエィ

I '11ramom11n1

" ''""''"11"'"'
t.'n11n11

」キNヲQOョエjイ@

-1

'

セOィ・ュ@

fiJc:a/tJrt•I

" ""'"'


u:,,•dur,"h

セ ᄋ BG@

111>1:1.1

1"'' '"'"

i

mt•rl..wru !
!
\lne-'"'f'H·"

1
/ 1111Lt

..·nr1n11


,J,1me1r,1

'

!

!

I

I

I
I

I

i

I


I

Berdasarkan hasil identifikasi dan pengamatan di kedua DAS. ditcmukan bahwa pada
umumnya petani belum memanfaatkan data iklim untuk pcnentuan pola tanam tanaman scrnusim.
sehingga pertumbuhan tanaman kurang optimal (Bahrun. Chozin. Ari lin dan Darusman. 2007).
Kondisi ini juga menyebabkan jenis tanaman semusim yang ditanam kurang beragam dan
cenderung jenis yang sama pada setiap musim tanan (bahkan setiap tahun). Akibat dcngan
penanaman jenis yang sama secara terus-menerus ini akan terjadi ketidakseimbangan konsentrasi
hara tanah dan ini akan berdampak negatif bagi pertumbuhan tanaman.
Pemanfaatan data iklim dapat mengurangi resiko pcnurunan produksi tanaman dan dapat
tumbuh secara optimal. Di samping itu sistem konservasi lahan dapat ditingkatkan. sehingga crosi
tanah dan pencucian unsur-unsur hara dapat dikurangi. Oleh karena itu pcrlu dibuat pedoman atau
rekomendasi budidaya agroforestri di wilayah DAS Cianjur dan Ciliwung dalam satu tahun.
khususnya untuk tanaman semusim. Sistem pola tanam ini dipcrlukan bebcrapa skcnario. baik
secara tanam tunggal dan tumpangsari. begitu pula dalam masa tanam dan a.-;pck pcrgiliran tanaman.
Berdasarkan identifikasi dan kajian-kajian pola tanam tanaman semusim pada praktck agroforestri
di DAS Cianjur dan DAS Ciliwung maka rekomendasi untuk pola tanam sclama satu tahun
disajikan pada Gambar 2.


I

Bulan
M a セ ャ M m MNQ

I
MoNndャjセfim

Zona

Hulu I /
Hulu 2

,_____. /

Fl/
セ@

Jew d。オセN⦅z@

Wortel

Bw Daun

tッュセ@

セMキッ⦅イエ・ャ@

Cabe

aMjZeN

ウ Mセ@

Cahc

/

7.._f/___Jag_
1

...J£

Jagung

Nj MLNi

___J_agu_ng_'___,/
セO@

'-/
_____J_ag_u_n_g___
Hilir

Nj MN

u_ng_dan_"_
·o_rtc_I___,/

Cabe Keri ting ·Cahc /

/ ' -______
/
t⦅。ャセ
/

Jagung

_._J/

ウ@ _ _ _

/

Contoh Skenario Pengaturan Pola Tanam Agroforcstri di D.'\S Cian_iur
190

.



Seminar Hasianal •Agrufarestri sebagai Pemanfaatan lahan Berielanjutan di Masa Oepan• (Agrufurestry as tlTe future Susli1inable land Ust?,
Bandar lampung. 7 Mei 2009

Iwna I 0
Hulu 1
Hulu 2

/
/

tj//
Hilir 1
Hilirl

/

I

Bulan

J

IN I D
Wortel

Z

Wortel

セ@

Talas

//

Cabe

Ubi JaJar dan Talas

II

Ubi Jalar
Jagung

IMIAIMIJ I J A s

/ / Sawi

BwDaun//
Tomat

F

p

Tomat

Ubi Kayu

7
/
/

Cabe Keriting /Cabe /

//

z

Talas

/

Cabe

I

Contoh Skenario Pengaturan Pola Tanam Agroforestri di DAS Ciliwung
Gambar 2. Skenario Pengaturan Pola Tanam AgroforestTi di DAS Cianjur dan Ciliwung

Di hulu praktek agroforestri dilaksanakan di areal kehutanan yang merupakan daerah
penyangga Gunung Gede Pangrango, dengan tingkat kemiringan lereng yang curam. Praktek
agroforesti berlangsung sepanjang tahun. Tanaman semusim berupa tomat, jagung. cabe. wortel.
kubis, bawang prei dan sawi. Pengolahan tanah sangat intensif. penyediaan benih/bibit dan
pemeliharaan tanaman, pemupukan. pengendalian hama penyakit dan gulma dilakukan oleh petani.
Hampir sama dengan di tengah, tanaman semusim ditanam dalam bentuk baris-baris dan blok-blok
dalam bedengan baik secara tunggal maupun tumpang sari (inter-cropping) terutama untuk wortelsawi. cabe-bawang prei, jagung-cabe. cabe-kubis. Produlctivitas praktek agroforestri di daerah ini
juga ャセ「ゥィ@
tinggi dibanding di tengah dan di atas (Pranoto. Chozin. Arifin. Santosa, 2008). Untuk
memperoleh sinar yang cukup maka pada tanaman pohon dilakukan pemangkasan tajuk secara
teratur.
2. Penilaian Keberlanjutan Masyarakat dalam Permukiman
ldentifikasi karakter suatu kawasan atau tapak sangat diperlukan untuk dapat menentukan
arah pengembangan dan program pengelolaan yang sesuai dengan kondisibiofisik serta sosial
budaya sctempat secara tepat. Dalam pene litian ini. karakter perkampungan tradisional dibagi ke
dalam 3 (tiga) karakter yaitu karakter lanskar (bio- fi sik-ekolog is). karakter sosial. dan karakter
spiritual.
Berdasarkan hasil pcnilaian. secara umum ketiga perkampungan di DAS Cianjur berada
pada kondisi suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan. di mana kampung Burangkeng (bagian
tengah) menunjukkan bobot yang lebih baik dari pada lokasi lainnya (Tabel 2). Bebcrapa potensi
yang mendukung antara lain: renggunaan bahan alami pada infrastruktur bangunan. sistern
polikultur dalam pertanian. kelimpahan air. dan penggunaan sumbcr energi yang dapat diperbaharui .
Hal ini ditunjang pula dengan kehidupan sosial dan spiritual yang baik. Kendala utama yang
dihadapi pada daerah ini adalah belum tersed ianya sistem pengelolaan limbah cair. serta
keberlanjutan budaya yang terkait dengan aktivitas kesenian. Selain itu masyarakat yang sehagian
besar buruh tani serta upah yang relatif rendah merupakan ancaman terhadap keberlanjutan
ekonorni. Sementara itu. ditinjau dari aspeknya. aspek spi ritual mcnunjukkan bobot yang paling
baik pada semua lokasi seda ngkan aspek ckologis menun.iukkan hal yang scbaliknya (Nurlaelih.
19 1

Seminar Nasional "Agroforestri sebagai Pemanlaatan lahan Berblanjulan di Masa Oepan" (Agrofof'f!stry as the future Sustaina/JlefantlUse)

Bandar lampoog. 7 Mei 2009

2006; Arifin dan Ari fin, 2007).
Kampung bagian atas/hulu menunjukkan bobot paling rendah pada hampir semua aspek
ekologis yang dinilai. Hal ini terkait dengan tingginya penggunaan pestisida serta sistem pertanian
monokultur, serta belum tersedianya sistem pengelolaan limbah baik padat maupun cair. Sistem
pertanian monokultur dalam skala luas dapat mengakibatkan berkurangnya kcanekaragaman hayati
(Soemarwoto, 200 I). Se lain itu penggunaan lahan secara terus-mcncrus dengan komoditi yang
sama dapat menurunkan kandungan hara tertentu pada tanah. serta meningkatkan tingkat erosi
karena tanaman semusim yang dibudidayakan sangat memungkinkan lahan menjadi terbuka secara
periodik. Pada aspek sosial dan spiritual daerah hulu menunjukkan bobot yang cukup baik. Hal ini
terutama didukung oleh kondisi sosial dan aktivitas masyarakat yang religius serta kondisi ekonomi
yang cukup baik.
Kampung bagian bawah/hilir menunjukkan bobot yang cukup merata pada hampir semua
aspek yang dinilai. Salah satu potensi daerah ini adalah dalam hal kecukupan pangan. di mana
menurut Harashina et al. (2000) tingkat kecukupan pangan kampung ini diduga mencapai 242. :!%.
sedangkan daerah tengah hanya mencapai 11,9%, sedangkan daerah hulu mcncapai 60.7% . Hal ini
berkaitan dengan luasnya lahan pertanian dan komoditi padi sebagai bahan pangan utama yang
dibudidayakan. Keanekaragam hayati pada daerah ini khususnya tanaman dalam pekarangan
menunjukkan nilai paling tinggi yaitu rata-rata 44.0 species. sedangkan pada dacrah hulu sebanyak
26, 7 dan daerah tengah 40.4 species (Ari fin et al. 200 I). Adapun kcndala yang dihadapi pada
daerah ini adalah keterbatasan air pada musim kemarau dan tcrjadinya banjir pada musim hujan.
Selain itu kualitas elemen air pada zona atas hingga bawah. semakin mcnurun yang disebabkan olch
proses akumulasi elemen indikator dari hulu ke hilir dan akibat kondisi zona agro-bioklimat yang
berbeda (Kaswanto et al. 2003 ).
Pada DAS Ciliwung Hulu. penilaian keberlanjutan masyarakat pada ketiga kampung
penelitian berdasarkan nilai total aspek ekologis. sosial dan spiritual juga mcnunjukkan suatu awal
yang baik ke arah keberlanjutan (Tabel 2). Perkampungan bagian atas mcnunjukkan nilai tertinggi.
diikuti bagian tengah kemudian bagian bawah. Nilai tertinggi pada pcrkampungan bagian atas
(Pondok Caringin) mencakup pada semua aspek. Hal ini karcna kondisi Jingkungan yang cukup
baik, keberadaan desa sudah cukup lama dengan masyarakat yang rclatif homogen secara turun
temurun sehingga hubungan sosial cukup baik. serta tcrdapat tokoh masyarakat yang menggcrakan
aktivitas menjaga lingkungan seperti mengolah sampah dan mcmhuat sumur rcsapan. Masyarakat
kampung bagian atas ini juga aktif menggerakkan pcrckonomian lokal (Palupi. 1007: J\rilin dan
Arifin, 2007).

192

.

'



Seminar Nasional •Agroforestri sebagai Pemanfaatan lahan Beri:elanjutan di Masa Oepan" (Agrolorestry as tlte Future Sustaina/Jle landUsei
Bandar lampung. 7 Mei 2009

Tabet 2. Tingkat keberlanjutan masyarakat perkampungan di DAS Cianjur dan DAS Ciliwung

Hutu
Aspek

No

Atas
(Galudra 2)

Teogah

Bawah

Bawah

( Cibakung
Kulon)

Atas
(Pondok
Carirurin)

Tengah

(Bunngkeng)

(Kuta)

(Cilcmber)

20/C•
34/B*

JOIB•
28/B•

23/C•
40/B•

39/B•
37/B•

25/B•
32/B•

22JC•

37/B•

4618•

39/B•

26/B•

19/C•

16/C•

16/C*

20/C*

IJIC•

32/B•

JOIB•

18/C•

34/B•

38/B•

37/B•

36/B•

27/B•

30/B•

2/C•

121c•

tote•

25/B•

15/C•

22/C•

40/B•

4t/B•
215/B ..

39/B•

183/B..

19818••

23418••

35/B•
183/B""

28/B•
146/C""

45/B•

48/B•

45/B•

38/B•

40/B•

36/B•

26/B•

26/B•

26/B•

42/B•

28/B•

39/B•

37/B•
51/A•
27/B•
38/B•
36/B•

37/B•
51/A•
25/B•
43/B•
221c•

37/B•
51fA•
27/B•

43/B•
61/A•
3t/B•
44/B•
2S/B•

211c•
52/A•
28/B•
38/B•
6/C•

14/C•
57/A•
26/B•
39/B•
8/C•

260/B..

250/B ..

26018••

213/B"*

219/B**

32/B•
9/C•
S61A•
55/A•
42/B•
53/A•
49/B•
29618..
735/B ...

32/B*
121c•
S61A•
SS/A•
42/B•
53/A•
49/B•
301/B••
76618 •••

32/B•
121c•
S61A•
55/A•
42/B•
S3/A•
49/B•
299/B..
753/B •••

3S/B•
23/C•
47/B•
47/B•
25/B•
35/B•
33/B•
24518..
641/B***

32/B•
23/C•
45/B•
47/B•
25/B•
27/B•

Ekol02is
I.
2.
3.
4

5.
6.

7.

I

2.
)

4.
S.
6.
7.

I.
2.
J.
4

s.

6.
1.

Se111eloerasaan lerhadap tempat

Ketersediaan. produksi dan
distribusi makanan
In frastruktur, bengunan dan
transoonasi
Pola konsumsi dan pengelolaan
limbah pa(!at
Air - sumber, mutu dan pola
oen "lfUf\ll3Jl
Limbah cairdan pengelolaan polusi
air
Sumber dan penl!.2WWll! energi
Tobi I
Soslal
Keterbukaan. kepercayaan,
keselamatan
Komunikasi - aliran gagasan dan
mformasi
j。イゥョセ@
pencapaian dan jasa
Keberlaniutan sosial
Pendidikan
Pelavanan kesehatan
Keberlanjutan ekonomi lokaJ yang
sehat
Total
Solritual
Keberlaniutan budava
Scni dan kesenannn
Kcberlanjutan spiritual
Kcterikatan masvar.ikat
Gava ""o•< masyarakat
Holol!nohic baru, oandangan dunia
Pcrdamaian dan kcsadaran global
Total
TOTAL

J61B•

46/B•
28/B•
Rセᄋ@

37/B•
29/B•
43/B•
SO/A•
25/B•
35/B•
58/A•
280/B**
79818***

10/C•

461B•
245/B**
610/B***

Keteraogan:
*A/50+
B/25-49
C/0-24

Menunjukkan kemajuan sempuma ke arah keberlanjutan
Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan

**A/333+
8 / 166-332
C/0- 165

Menunjukkan kemajuan sempuma ke arah keberlanjutan
Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan

••• A/999+
B/500-998
C/0-449

Mcnunjukkan kemajuan sempuma ke arah keberlanjutan
Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan

Mcskipun secara total seluruh aspek menunjukkan suatu awal yang baik menuju
kcberlanjutan. namun berdasarkan penilaian aspek ekologis. kampung Babakan Cilember (bagian
bawah) mempunyai nilai cukup rendah yang mcnunjukkan perlunya suatu tindakan untuk mencapai
keberlanj utan . Rendahnya nilai ini disebabkan oleh kondisi masyarakat yang heterogen (banyak
pendatang) schingga kurang sense tcrhadap tinggalnya infrastruktur serta pengolahan limbah yang
kurang memadai.
Berdasarkan nilai dari aspck sos ial. ketiga perkampungan penelitian menunjukkan suatu
awal )ang baik menuju ォ・ィイャ。ョNゥオエセ@
Pada parameter keberlanjutan sosial kctiga kampung
menunjukkan kemajuan sempurna kc arah keberlanjutan . Masalah yang ada terdapat pada ー。イュ
セ セ@
セNL

193
セNL@

, .,
セM

QG ッエオL

N LN@

•' "T.- セLMZ@

'••セᄋエN@....,
セ R@

. セ ,M
'

-

..

o

..

,,.....,
セZ@

セ@

00
0:

..

Seminar Nasional "AgrofurEstri sebagai Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan di Masa Oepan"_(Agrofol'f!s/ry as the future Sustainable land Use)
Bandar lampung. 7 Mei 2009

....,.
AcャMセ

L@
QG Qnャセ

ャ Mセ

..,,.,,,,..1"[.,

..

010ot