Sistem Koordinat LANDASAN TEORI

Pemilihan macam proyeksi tergantung pada: a. Ciri-ciri tertentu, ciri-ciri asli yang harus dipertahankan, berhubungan dengan tujuan peta. b. Besar dan bentuk daerah yang dipetakan. c. Letak daerah di atas permukaan bumi.

2.3 Sistem Koordinat

Menurut Subagio 2003 posisi suatu titik di permukaan bumi pada prinsipnya dinyatakan dalam suatu sistem koordinat tertentu, baik yang berdimensi bidang datar dua dimensi, 2D maupun berdimensi ruang tiga dimensi, 3D. Sistem koordinat suatu titik tergantung kepada beberapa hal, antara lain: a. Titik asal titik nol Sistem Koordinat. b. Orientasi dari Sistem Salib Sumbu. c. Parameter posisi dari Sistem Koordinat. Sistem koordinat merupakan suatu parameter yang menunjukkan bagaimana suatu objek diletakkan dalam koordinat. Ada tiga sistem koordinat yang digunakan pada pemetaan yakni : 1. Sistem Koordinat Siku-Siku Ruang Sistem koordinat siku-siku ruang secara umum dikenal sebagai sistem koordinat Cartesius tiga dimensi 3D. Koordinat ini termasuk kedalam sistem koordinat geosentrik, artinya titik asal 0 dari sistem koordinat tersebut terletak dipusat massa bumi. Besaran koordinat dari sistem ini ditentukan terhadap salib sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z. Sebagai sumbu Z adalah garis yang berhimpit dengan sumbu putar bumi, sumbu X positif adalah garis potong antara bidang ekuator dengan bidang meridian Greenwich, sedangkan sebagai sumbu Y adalah garis yang melalui titik 0 serta tegak lurus sumbu X dan sumbu Z. Dengan demikian orientasi dari ketiga salib sumbu tersebut sudah ditentukan. Universitas Sumatera Utara Faktor ketiga yang menentukan sistem koordinat ini adalah parameter posisi. Dalam sistem ini, koordinat suatu titik dibangun oleh tiga parameter posisi, yaitu parameter X, parameter Y dan parameter Z. Untuk lebih jelasnya, sistem koordinat siku-siku ruang ini disajikan pada gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1. Sistem koordinat siku-siku ruang 2. Sistem Koordinat Siku-Siku Planimetris Berbeda dengan sistem koordinat di atas yang mempunyai dimensi ruang, sistem koordinat ini dibangun oleh dua parameter yang membentuk dua dimensi 2D sehingga disebut sistem koordinat siku-siku planimetris. Kedua parameter dimaksud adalah parameter X dan parameter Y. Parameter X disebut pula sebagai absis, yaitu jarak dari suatu titik terhadap sumbu Y, sedangkan parameter Y disebut sebagai ordinat, yaitu jarak dari suatu titik terhadap sumbu X. Sebagai titik asal titik nol dari sistem koordinat ini adalah titik potong dari sumbu X dengan sumbu Y. Orientasi salib sumbu dari sistem koordinat ini adalah sebagai berikut: a. Sumbu X mempunyai arah Barat-Timur b. Sumbu Y mempunyai arah Utara-Selatan Universitas Sumatera Utara Dalam sistem salib sumbu ini, diterapkan bahwa nilai absis akan positif bila titik yang bersangkutan terletak di sebelah timur titik nol dan akan negatif bila terletak di sebelah barat titik nol. Ketentuan lain adalah nilai ordinat akan positif bila titik bersangkutan terletak di sebelah utara titik nol dan akan negatif bila terletak di sebelah selatan titik nol. Sistem koordinat siku-siku planimetris ini dapat disajikan pada gambar 2.2 berikut. Gambar 2.2. Sistem koordinat siku-siku planimetris Berhubung sistem koordinat ini terletak dalam suatu bidang datar bidang planimetris, maka kedua salib sumbu X,Y dan titik nol di atas tidak dapat diasumsikan dengan unsur-unsur bumi seperti titik pusat bumi, sumbu putar bumi, dll yang berdimensi ruang. Walaupun demikian, sistem koordinat ini dapat dihubungkan dengan bumi, khususnya yang berhubungan dengan bidang proyeksi bumi peta. Oleh karena itu dalam bidang geodesi sistem koordinat ini disebut pula sebagai sistem koordinat proyeksi peta. Karena merupakan sistem koordinat proyeksi peta, ketiga parameter yang membentuk sistem ini yaitu salib sumbu, titik nol, dan parameter koordinat sangat tergantung kepada jenis sistem proyeksi peta yang digunakan. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Perbandingan ketiga parameter pembentuk sistem koordinat menurut jenis sistem proyeksi peta. Parameter Sistem proyeksi peta Polyeder Mercator UTM Titik nol Perpotongan proyeksi meridian tengah dengan proyeksi paralel tengah Perppotongan proyeksi meridian Jakarta dengan proyeksi garis ekuator Perpotongan proyeksi meridian tengah denngan proyeksi garis ekuator Sumbu Y Garis proyeksi meridian tengah setiap bagian derajat Garis proyeksi meridian Jakarta Garis proyeksi meridian tengah setiap zone UTM Sumbu X Garis tengak lurus sumbu Y di titik nol Garis proyeksi lingkaran ekuator Garis proyeksi lingkaran ekuator 3. Sistem Koordinat Polar Pada perinsipnya, sistem koordinat ini termasuk ke dalam sistem koordinat ruang, karena posisi titik menunjukkan posisi ruang tiga dimensi, yaitu posisi titik pada bidang lengkung elipsoid. Pada umumnya, koordinat dari sistem ini bersifat lokal, yaitu mempunyai nilai relatif terhadap titik nol yang terletak di titik datum lokal. Parameter dari sistem koordinat ini adalah jarak dari titik nol ke suatu titiks, dan azimut dari titik nol ke arah titik yang bersangkut an α. Pengertian jarak disini adalah Universitas Sumatera Utara jarak busur sepanjang garis geodetis sehingga mempunyai satuan sudut derajat atau radian. Yang dimaksud dengan garis geodetis adalah garis penghubung terpendek dan terletak pada bidang lengkung elipsoid, sedangkan pengertian azimut adalah sudut yang dihitung dari arah utara geodetis utara sebenarnya ke arah titik yang bersangkutan, dan diukur searah jarum jam. Sistem koordinat polar ini dapat disajikan pada gambar 2.3 berikut. Gambar 2.3. Sistem Koordinat polar Sumber: Subagio, 2003 4. Sistem Koordinat Geodetis Sistem koordinat geodetis disebut pula sistem koordinat geografi merupakan sistem koordinat ruang, karena menunjukkan kedudukan suatu titik dalam ruang. Sistem koordinat ini dibangun oleh dua buah parameter geodetis, yaitu lintang dan bujur. Yang dimaksud dengan lintang suatu titik adalah sudut yang dibentuk oleh garis normal yang melalui titik tersebut dengan bidang ekuator. Garis normal adalah garis yang ditarik melalui suatu titik dan tegak lurus terhadap bidang elipsoid. Sedangkan yang dimaksud dengan bujur adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh bidang meridian Greenwich dengan bidang meridian melalui titik termaksud. Nilai lintang dihitung dari ekuator, dan besarnya berkisar dari hingga ke arah utara dan dari hingga ke arah selatan. Tanda positif berarti titik tersebut berada dibelahan bumi utara, sehingga tanda tersebut dapat diganti dengan LU Universitas Sumatera Utara lintang utara. Sedangkan tanda negatif berarti titik tersebut berada di belahan bumi selatan, sehingga tanda tersebut dapat diganti dengan LS lintang selatan. Nilai bujur dihitung dari lengkung meridian Greenwich, dan besarnya berkisar dari hingga ke arah timur, sehingga dibelakang nilai tersebut diberi simbol BT bujur timur dan besarnya berkisar dari hingga hingga ke arah barat, sehingga dibelakang nilai tersebut diberi simbol BB Bujur Barat. Sistem koordinat geodetis ini dapat disajikan pada gambar 2.4 berikut. Gambar 2.4. Sistem koordinat geodetis Sumber: Subagio, 2003

2.4 Google Map