T BP 1007126 Chapter4
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bagian ini dideskripsikan tentang hasil penelitian program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa program studi pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014. Hasil penelitian yang diungkap yaitu: (1) profil identitas karier mahasiswa secara umum dan dilihat dari aspek dan indikator identitas karier, setiap profil identitas karier dikategorikan menjadi empat kategori status identitas yaitu diffusion, foreclosure, moratorium dan achievement; (2) rumusan hipotetik program bimbingan karier didasarkan pada pendekatan ego identity Marcia yang ditimbang oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling dan; (3) hasil efektifitas program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
1. Profil Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014
Berikut diuraikan profil identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi secara umum, aspek dan indikator.
a. Profil Umum Identitas Karier Mahasiswa
Gambaran umum mengenai identitas karier mahasiswa diketahui dengan menggunakan angket yang sebelumnya telah disebarkan. Hasil penyebaran inventori tersebut kemudian disusun dan diolah untuk memperoleh kriteria pada tabel 4.1 berikut ini.
(2)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Tabel 4.1
Profil Ketercapaian Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
STATUS IDENTITAS
Komitmen
Rendah Tinggi
Eksplorasi
Rendah Diffusion 6 (6,3%)
Moratorium 16 (16,8%) Tinggi Foreclosure
10 (10,5%)
Achievement 63 (66,3%)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa data yang didapatkan dari 95 orang mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 adalah 6 (6,3%) orang mahasiswa dengan status identitas diffusion, 10 (10,5%) orang mahasiswa dengan status identitas foreclosure, 16 (16,8%) orang mahasiswa dengan status identitas moratorium dan 63 (66,3%) orang mahasiswa dengan status identitas achievement. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 4.1
Profil Umum Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
Grafik 4.1 menggambarkan profil identitas karier secara umum, terlihat sangat jelas bahwa mahasiswa pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 sebagian besar berada di status identitas achievement.
6 10
16
63
(3)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
b. Profil Eksplorasi dan Komitmen
Berdasarkan data yang diperoleh selain profil secara umum, dalam penelitian ini aspek identitas karier terbagi menjadi dua aspek yakni eksplorasi dan komitmen.berikut
Tabel 4.2
Ketercapaian Eksplorasi Dan Komitmen Status
Identitas Eksplorasi Komitmen
Diffusion 5.0 5.1
Foreclosure 8.7 10.4
Moratorium 16.5 14.1
Achievement 69.8 70.3
Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat ketercapaian dalam aspek eksplorasi dan komitmen dari status identitas diffusion tidak berbeda jauh hanya 5% dan 5,1%, status identitas foreclosure aspek komitmen 10,4% dimana lebih tinggi jika dibandingkan dengan aspek eksplorasi hanya sekitar 8,7%, status identitas moratorium aspek eksplorasi 16,5% dimana lebih tinggi jika dibandingkan dengan aspek komitmen sebesar 14,1%, sedangkan untuk achievement aspek eksplorasi tidak berbeda jauh dengan aspek komitmen yakni 69,8% dan 70,3%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut.
(4)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Grafik 4.2
Profil Ketercapaian Eksplorasi Dan Komitmen Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
Berdasarkan grafik 4.2 di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa pada status identitas diffusion dan achievement aspek eksplorasi dan komitmen hampir sama sedangkan pada status identitas foreclosure aspek komitmen lebih tinggi jika dibandingkan dengan eksplorasi dan pada status identitas moratorium aspek eksplorasi lebih tinggi dibandingkan dengan komitmen.
c. Profil identitas Karier Mahasiswa Perindikator
Lebih lanjut, untuk melihat secara jelas mengenai persentase dari tiap indikator dalam aspek eksplorasi identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Persentase Tiap Indikator Dari Aspek Eksplorasi
Indikator Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement Mean
Pengetahuan diri (E1) 1,5 2,6 5,0 20,6 7,42
Aktifitas untuk
mendapatkan informasi 1,2 2,0 3,9 17,0 6,02
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement
Eksplorasi Komitmen
(5)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
mengenai karier (E2) Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial (E3)
1,0 1,8 3,4 14,6 5,2
Keinginan untuk
membuat keputusan lebih awal (E4)
1,3 2,2 4,2 17,8 6,37
Jumlah 5 8,7 16,5 69,8 25
Pada tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa persentase terbesar secara keseluruhan terdapat pada status identitas achievement 69,8% dikarenakan jumlahnya memang lebih banyak dibandingkan status identitas lainnya seperti status identitas diffusion5%, foreclosure 8,7% dan moratorium 16,5%. Pada setiap indikatornya juga tidak jauh berbeda, seperti indikator pengetahuan diri dapat dilihat bahwa status identitas diffusion1,5%, foreclosure 2,6%, moratorium 5% dan achievement 20,6%. Aktifitas untuk mendapatkan informasi status identitas diffusion1,2%, foreclosure 2%, moratorium 3,9% dan achievement 17%. Indikator mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial status identitas diffusionsebesar 1%, foreclosure 1,8%, moratorium 3,4% dan achievement 14,6%, jika dibandingkan dengan indikator yang lainnya indikator ini adalah indikator yang rata-ratanya paling rendah dengan asumsi bahwa banyak diantara mahasiswa yang tidak mengetahui berbagai alternative pilihan karier lainnya yang potensial bagi mahasiswa. Untuk indikator keinginan untuk membuat keputusan lebih awal status identitas diffusion sebesar 1,3%, foreclosure 2,2%, moratorium 4,2% dan achievement 17,8%. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut.
(6)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Grafik 4.3
Grafik Ketercapaian Tiap Indikator Dari Aspek Eksplorasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
Selain aspek eksplorasi berikut akan ditampilkan ketercapaian mahasiswa dalam aspek komitmen yang terbagi menjadi lima aspek, lebih jelas dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Persentase Tiap Indikator Dari Aspek Komitmen
Indikator Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement Mean
Aktifitas untuk
mengimplementasikan karier yang telah dipilih (K1)
1,2 2,4 3,6 15,8 5,75
Tingkat Emosi (K2) 1,2 2,4 3,2 15,8 5,65
Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya (K3)
0,5 1,2 1,6 8,8 3,28
Proyeksi masa depan
(K4) 1,1 2,2 2,8 14,8 5,23
Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah
dipilihnya (K5)
1,1 2,2 2,9 15,1 5,33
Total 5,1 10,4 14,1 70,3 25,23
0 5 10 15 20 25
E1 E2 E3 E4
Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement
(7)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Berdasarkan tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa hasilnya tidak jauh berbeda bahwa yang paling besar dalam persentase yakni pada status identitas achievement 70,3%, moratorium 14,1%, foreclosure 10,4% dan yang paling kecil adalah 5,1%. Selanjutnya dapat dilihat dari tiap indikator, indikator aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih dari status identitas diffusion1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,6% dan status identitas achievement 15,8%. Indikator tingkat emosi status identitas diffusion1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,2% dan achievement 15,8%. Indikator identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya status identitas diffusion 0,5%, foreclosure 1,2%, moratorium 1,6% dan achievement 8,8%, jika dibandingkan dengan indikator-indikator lainnya dalam aspek komitmen aspek ini adalah aspek terendah karena yang lainnya hampir sama secara rata-rata. Indikator proyeksi masa depan status identitas diffusion 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,8% dan achievement 14,8%. indikator daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya status identitas diffusion sebesar 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,9% dan achievement 15,1%. Selanjutnya dapat dilihat lebih jelas dalam grafik 4.4 di bawah ini.
Grafik 4.4
Ketercapaian Identitas Karier Dalam Tiap Indikator Komitmen
0 2 4 6 8 10 12 14 16
K1 K2 K3 K4 K5
Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement
(8)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
2. Rumusan Program Hipotetik Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi tahun
akademik 2013/2014
Program bimbingan karier dalam penelitian ini secara teoritik dirancang berdasarkan pendekatan identitas dari Marcia yang terdiri dari eksplorasi dan komitmen, dan secara praktis didasarkan pada profil identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014.
Program bimbingan karier didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang direncanakan secara sistematis, terarah dan terpadu untuk memahami dan mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang dimasuki. Untuk mendapatkan program bimbingan karier yang efektif maka dilakukan uji kelayakan program secara rasional yang dilakukan kepada pakar bimbingan dan konseling. Deskripsi hasil uji kelayakan pakar terhadap program sebagai berikut.
a. Rasional Program
Bagian menjelaskan secara rasional dasar penyusunan program bimbingan karier, serta pentingnya program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
b. Deskripsi kebutuhan
Bagian ini kebutuhan dideskripsikan berdasarkan hasil pretest yang dijadikan dasar penyusunan layanan dalam program bimbingan karier. Deskripsi kebutuhan menurut penimbang cukup dijelaskan secara singkat dan dalam bentuk deskriptif.
c. Tujuan
Bagian ini menjelaskan mengenai hal-hal yang menjadi tujuan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Tujuan program harus berdasarkan temuan-temuan di lapangan, seperti
(9)
kelemahan-Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
kelemahan yang ditemukan dan tujuan program adalah untuk mengembangkan kelemahan tersebut.
d. Sasaran
Bagian ini menjelaskan tentang objek dari program bimbingan karier yang dilaksanakan. Menurut penimbang, sasaran program sudah memadai dan tidak perlu ditambahkan.
e. Peran konselor
Peran dan fungsi konselor adalah kemampuan dasar yang perlu dimiliki konselor untuk melaksanakan layanan. Berdasarkan hasil penimbangan pakar diketahui sangat memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu dijelaskan dengan bahasa yang lebih deskriptif dan operasional. Terhadap masukan tersebut dilakukan revisi yang sesuai.
f. Kompetensi konselor
Kemampuan konselor dalam melaksanakan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Menurut penimbang dianggap sudah memadai. Masukan yang diberikan adalah kompetensi bimbingan seharusnya memang wajib untuk dimiliki oleh para pendidik.
g. Struktur dan tahapan program
Struktur dan tahapan berisi gambaran singkat langkah kerja dan aktivitas yang ada dalam setiap layanan. Menurut penimbang, struktur dan tahapan dianggap sudah memadai. Setiap tahapan dalam dianggap sudah mengakomodir dalam pencapaian tujuan program. Masukan yang diberikan adalah perlu ditambah pengembangan tema dan materi program pada setiap tahapan.
h. Evaluasi program bimbingan karier.
Bagian ini menjelaskan mengenai indikator keberhasilan dari program yang dilaksanakan. Evaluasi dan indikator kegiatan dinilai oleh pakar sudah sangat memadai. Masukan yang diberikan adalah penjelasan lebih kongkrit mengenai tindak lanjut yang dilakukan.
(10)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
3. Proses pelaksanaan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa
Program bimbingan karier yang dilaksanakan dalam penelitian ini terbagi menjadi enam tahapan yakni tahap pertama pengetahuan diri, tahap kedua penelusuran informasi karier, tahap ketiga pengelolaan emosi, tahap keempat identifikasi orang lain yang dianggap penting terhadap pilihan kariernya, tahap kelima perencanaan masa depan dan tahap keenam ketahanan dalam sebuah pilihan. Diawal dan diakhir tahapan diberikan tes yang kemudian disebut sebagai pretestt dan posttest. Berikut rangkuman pelaksanaan program dari tiap tahapan program.
Tabel 4.5
Rangkuman Pelaksanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
No Kegiatan Tahap Awal Tahap Inti Tahap Akhir
1. Mengetahui kebutuhan dan kemampuan diri.
Konselor menjelaskan konsep pengetahuan diri dan hubungannya dengan karier.
- Mahasiswa memberikan penilaian pada dirinya sendiri - Mahasiswa saling
memberikan masukan kepada mahasiswa lainnya
Mahasiswa memaknai kegiatan yang telah dilakukan
2. Penelusuran informasi karier.
Konselor menjelaskan genogram dan fungsi keluarga dalam hubungannya dengan karier mahasiswa.
Mahasiswa membuat genogram, melihat perbedaan-perbedaan karier dalam keluarga dan menganalisis karier yang potensial.
Mahasiswa memahami manfaat dan
memaknai kegiatan yang telah dilakukan.
3. Membuat mind map.
Konselor menjelaskan konsep mind map dan hubungannya dengan karier mahasiswa.
Mahasiswa membuat mind map dan saling memberikan masukan da penilaian pribadi kepada teman dalam kelompoknya masing-masing.
Mahasiswa memahami konsep kariernya masing-masing yang dituangkan dalam mind map masing-masing
4. Keterampilan mengelola emosi dan memiliki sikap percaya diri terhadap pilihan karier.
-Konselor
menjelaskan konsep storytelling dan keterkaitannya terhadap emosi dan karier
Mahasiswa diberi kesempatan untuk storytelling berdasarkan karier yang dimilikinya dengan dasar kegiatan-kegiatan sebelumnya
Mahasiswa memaknai kegiatan yang
(11)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
-Konselor
menjelaskan cara mengelola emosi dan menjelaskan
pentingnya keyakinan dan ketenangan dalam perkuliahan.
(jurnal pengetahuan diri, genogram dan mind map)
5. Mengidentifikasi orang lain yang dianggap penting terhadap pilihan kariernya.
Konselor memutar film “kingspeech”
- Mahasiswa membuat penilaian dari film yang diputar dan menghubungkannya dengan keadaan diri - Mahasiswa
memahami siapa saja yang dapat
membantu kepada tujuan karier dan bagaimana membangun hubungan
Mahasiswa memiliki penilaian terhadap diri dan orang lain yang dianggap dapat membantu kariernya.
6. Merencanakan masa depan
Konselor memberikan penjelasan mengenai konsep pentingnya memiliki tujuan karier dan pentingnya menyusun rencana yang detail untuk mencapainya.
- Mahasiswa membuat rencana yang
realistis tentang masa depannya - Mahasiswa berani
untuk menceritakan tujuan dan rencana masa depannya - Mahasiswa saling
memberikan masukan terhadap rencana yang telah dibuat
Mahasiswa memiliki rencana masa depan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang realistis.
7. Ketahanan dalam sebuah pilihan - Konselor menjelaskan mengenai berbagai macam pembuatan keputusan - Konselor menjelaskan berbagai
kemungkinan yang dapat merubah keputusan
- Mahasiswa membuat berbagai
kemungkinan godaan yang dapat mengubah keputusan kariernya
- Mahasiswa membuat berbagai strategi dan penjelasan untuk tetap pada pilihan kariernya
Mahasiswa memaknai kegiatan yang telah dilakukan.
(12)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Pada saat kegiatan dilaksanakan, observasi dan evaluasi juga dilakukan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Observasi dan Evaluasi Pelaksaanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
No Kegiatan Hasil Observasi Pada
Aktivitas siswa
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program
1. Mengetahui kebutuhan dan kemampuan diri.
Siswa memahami mengenai materi yang disampaikan akan tetapi ada beberapa pertanyaan mengenai bagaimana mengetahui hal-hal yang berada pada bagian blindspot.
Kegiatan dilakukan sesuai dengan alokasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan rencana.
2. Penelusuran informasi karier. Membuat genogram.
Mahasiswa mengalami
kebingungan dalam penyusunan genogram diri dan tujuan dari membuat genogram. Ada beberapa mahasiswa yang tidak mengetahui pekerjaan-pekerjaan terutama dari anggota keluarga yang sudah meninggal seperti kakek atau nenek dan keluarga jauh.
Kegiatan dilakukan sesuai dengan alokasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan rencana. Akan tetapi mahasiswa menginginkan
pembuatan genogram dilanjutkan di rumah dikarenakan tidak puas dengan genogram yang sudah dibuat dan ingin mencari informasi lebih jauh kepada keluarga. 3. Penelusuran
informasi karier. Membuat mind map.
Mahasiswa sangat antusias dalam pembuatan mind map, walaupun ada beberapa yang tidak antusias.
Kegiatan dilakukan waktunya kurang dari yang sudah
direncanakan karena mahasiswa menginginkan bentuk mind map yang indah sehingga dilakukan di rumah masing-masing.
Kegiatan ini memerlukan tambahan pertemuan untuk mendapatkan mind map yang sesuai dengan yang diharapkan. 4. Keterampilan
mengelola emosi dan memiliki sikap percaya diri terhadap pilihan
Diawal tugas untuk menceritakan mahasiswa masih malu dan ketakutan untuk menceritakan dirinya. Setelah orang ketiga dan keempat semua berani dan
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah disediakan, mulanya berbentuk klasikal akan tetapi dikarenakan sudah mulai tidak fokus dan
(13)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
karier. mengajukan diri untuk menceritakan kisahnya.
berkejaran dengan waktu , pada orang keenam dirubah bentuknya menjadi kelompok agar semua mahasiswa mendapatkan giliran bercerita dan mendapat masukan dari yang lain.
5. Mengidentifikasi orang lain yang dianggap penting terhadap pilihan kariernya.
Sebagian besar mahasiswa antusias pada saat menonton film. Hanya saja ada beberapa
mahasiswa yang sudah pernah menonton filmnya dan mulai kehilangan fokus di pertengahan film dikarenakan jenuh.
Kegiatan yang dilakukan
memerlukan tambahan waktu dan pertemuan dikarenakan film terlalu panjang. Dikarenakan adanya tambahan pertemuan maka referensi film juga ditambahkan dengna yang bertemakan
komunikasi yang berjudul “thank you for smoking”
6. Merencanakan masa depan
Mahasiswa kurang antusias untuk merencanakan masa depannya dengan alasan sudah sering membuat perencanaan hidup.
Kegiatan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan. Dalam pelaksanaan penyampaian materi diubah perencanaan dibuat dimulai dari kematian untuk membangkitkan antusias mahasiswa.
7. Ketahanan dalam sebuah pilihan
Hampir semua siswa tampak antusias dalam membuat penjelasan dan alasan-alasan untuk dirinya sendiri.
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dan semua siswa dapat mengikuti semua tahapan kegiatan dengan baik.
Pada pelaksanaan program bimbingan karier, mahasiswa sebagai subjek penelitian diberikan jurnal kegiatan harian untuk membantu mahasiswa memaknai kegiatan yang dilakukan dan membantu peneliti memantau setiap kegiatan yang dilakukan. Tabel 4.7 adalah rekapitulasi data kualitatif yang berupa ekspresi verbal para siswa setelah mengikuti kegiatan dari program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Jurnal Harian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
No EKPERIENTASI IDENTIFIKASI ANALISIS GENERALISASI
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan kemampuan diri.
- Memahami diri sendiri apa yang mampu dan yang dibutuhkan
- Orang yang tahu
kebutuhan dan kemampua
- Melatih
kemampuan diri untuk lebih baik
(14)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
- Mengetahui pendapat orang lain
n diri - Orang yang
special karena berbeda
2. Membuat
genogram dan mencari informasi karier keluarga.
- Lebih mengenal keluarga - Keluarga
memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan mahasiswa - Lebih memahami berbagai macam pekerjaan - kurang mengenal keluarga - banyak dipengaruhi keluarga
Akan mencari tahu informasi tentang keluarga dan tentang karier dalam keluarga
3. Membuat mind
map karier
- Sangat menyenangkan untuk memahami sesuatu
- Lebih mudah untuk berpikir - Bebas berkreasi
- Tidak bisa menggambar - kurang kreatif
Akan mencoba menggunakan mind map dalam kegiatan yang lain
4. Melatih
keberanian dan keyakinan diri dalam bercerita
- Lebih berani untuk tampil di depan kelas - Yakin dengan apa yang dikatakan - Dapat
mengelola emosi
- orang yang tidak yakin pada diri - penakut dan gampang cemas
- Akan belajar untuk
menceritakan sesuatu - melatih keberanian dan membiasakan diri untuk maju ke depan kelas 5. Mencari sosok
yang dapat membantu dalam karier dan melatih keterampilan berkomunikasi.
- penakut untuk berbicara dengan orang yang lebih tua
- ga bisa mulai pembicaraan
- Terlalu banyak mikir - Tidak mau memulai
- Meminta bantuan orang lain
- Mulai mencoba untuk membangun hubungan dan memulai perbincangan - Melatih
(15)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
komunikasi skill 6. Membuat rencana
hidup
- Lebih mudah merencanakan daripada mempraktekka n
- Hidup itu singkat
Dapat mencapai tujuan dan rencana yang telah dibuat
- mungkin sekali-kali akan coba - tidak akan
melakukan hal lain di luar rencana yang telah dibuat
7. Membuat
penjelasan dan alasan untuk tetap bertahan
- Plin plan - Mudah tergoda
untuk bermain daripada kuliah
Dapat membuat penjelasan untuk tetap bertahan
Akan
mempraktekkannya jika nanti ada godaan
4. Efektifitas Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
Sebelum dilakukan pengujian efektivitas, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat. Hasil keduanya menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal dan varians yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji efektivitas hasil pretest dan posttest, dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.8
Hasil Uji Paired T Test Hasil Pretest Dan Posttest
No Kondisi Mean StDev Min Max
Paired T Test
T df Sig.
(2-tailed) 1 Pretest 113,66 8,36 91 135
4,820 31 ,000
2 Posttest 134,28 14,2 108 173 3 Gain 20,62 5,84
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.5 diperoleh p=0,000 dengan =0,05. Selain itu, hasil uji t berpasangan juga menunjukkan bahwa t hitung 4,820 > (lebih besar) dari t tabel 2,037 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi responden sebelum dengan sesudah memperoleh program bimbingan karier. Dapat dikatakan program bimbingan karier efektif untuk meningkatkan identitas karier mahasiswa.
(16)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Secara umum terdapat peningkatan perolehan uji statistik antara pretest dan posttest pada profil identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 dimana pada saat pretest rata-ratanya 113,66 menjadi 134,28 pada saat posttest begitu pula dengan skor standar deviasi, skor minimal dan skor maksimalnya terdapat perubahan yang signifikan. Lebih jelas diperlihatkan dalam grafik berikut ini.
Grafik 4.5
Pretest dan Posttest Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
Selanjutnya, jika dilihat dari tiap aspek hasil uji t yang dilakukan dengan memanfaatkan software SPSS 17 For Windows disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Paired Samples Test pada Setiap Aspek
Aspek Penghitungan PRETEST POSTTEST GAIN
Eksplorasi
Standar Deviasi 7,32 6,51 - 0,81
Mean 50,44 58,8 8,36
T 5,060
Df 31
Sig.(2-tailed) ,000
0 2 4 6 8 10 12 14 16
(17)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Aspek Penghitungan PRETEST POSTTEST GAIN
Komitmen
Standar Deviasi 6,57 10,6 4,03
Mean 63,2 68,7 5,5
T 2,306
Df 31
Sig.(2-tailed) ,028
Berdasarkan tebel 4.7 hasil di atas pada aspek eksplorasi diperoleh p=0,000 dengan =0,05. Selain itu, hasil uji t berpasangan juga menunjukkan bahwa t hitung 5,060 > (lebih besar) dari t tabel 2,037 yang artinya dalam aspek eksplorasi terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi responden sebelum
dengan sesudah memperoleh program bimbingan karier. Dalam aspek
komitmenpun diperoleh p=0,028 dengan =0,05. Selain itu, hasil uji t berpasangan juga menunjukkan bahwa t hitung 2,306 > (lebih besar) dari t tabel 2,037 yang artinya dalam aspek eksplorasi terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi responden sebelum dengan sesudah memperoleh program bimbingan karier.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa perubahan aspek eksplorasi identitas karier dalam penelitian ini meningkat signifikan, seperti rata-rata aspek eksplorasi pada saat pretest 50,44 berubah menjadi 58,8 dan juga pada aspek komitmen saat pretest 63,2 pada saat posttest berubah menjadi 68,7, jika dibandingkan perubahannya lebih besar aspek eksplorasi dari pada aspek komitmen. Dapat ditarik kesimpulan bahwa program bimbingan karier efektif untuk mengembangkan aspek eksplorasi dan aspek komitmen dalam identitas karier mahasiswa. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik 4.5 berikut.
(18)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Grafik 4.6
Pretest dan Posttest Tiap Aspek Identitas Karier Mahasiswa
Lebih lanjut jika dilihat dari masing-masing indikator, maka perhitungan statistik menggunakan uji t dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.10
Nilai Uji t Identitas Karier Setiap Indikator
Indikator T df Sig.(2-tailed)
Eksplorasi
Pengetahuan diri (E1) 3,511 31 ,001
Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai
karier (E2) 4,618 31 ,000
Mempertimbangkan berbagai alternatif karier
yang potensial (E3) 4,904 31 ,000
Keinginan untuk membuat keputusan lebih awal
(E4) 3,889 31 ,000
Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang
telah dipilih (K1) 4,171 31 ,000
Tingkat Emosi (K2) 5,126 31 ,000
Identifikasi dengan orang yang dianggap penting
terhadap karier yang telah dipilihnya (K3) 7,716 31 ,000
Proyeksi masa depan (K4) 7,834 31 ,000
Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada
karier yang telah dipilihnya (K5) 3,095 31 ,004
Pre Test Post Test 0
10 20 30 40 50 60 70
Eksplorasi
(19)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat ketahui bahwa secara keseluruhan nilai t hitung dari tiap indikator seluruhnya lebih besar dari t tabel sebesar 2,037 dan nilai p seluruhnya berada di bawah nilai =0,05. Selain itu juga hasil uji t di atas ditunjang oleh perbandingan skor rata-rata pretest dan posttest pada masing-masing indikator identitas karier mahasiswa. Deskripsi lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.11
Nilai Rata-rata Skor Pre-test dan Post-test Identitas karier Tiap Indikator
Indikator Pretest Posttest Gain
stdev Mean stdev Mean stdev Mean Eksplorasi
Pengetahuan diri (E1) 2,67 15,3 2,54 17,5 -0.13 2.2
Aktifitas untuk mendapatkan informasi
mengenai karier (E2) 2,2 11,9 2,21 14 0.01 2.1
Mempertimbangkan berbagai alternatif
karier yang potensial (E3) 1,73 10,3 1,47 12,2 -0.26 1.9
Keinginan untuk membuat keputusan
lebih awal (E4) 2,24 12,8 2,2 15,1 -0.04 2.3
Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan
karier yang telah dipilih (K1) 2,22 15,3 2,59 17,5 0.37 2.2
Tingkat Emosi (K2) 1,93 14,5 2,52 17,1 0.59 2.6
Identifikasi dengan orang yang
dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya (K3)
1,5 7,13 1,36 10 -0.14 2.87
Proyeksi masa depan (K4) 1,74 13,2 1,74 16,3 0 3.1
Daya tahan terhadap godaan untuk tetap
pada karier yang telah dipilihnya (K5) 2,2 13,1 2,19 14,7 -0.01 1.6 Pada tabel 4.9 tersebut mengambarkan bahwa seluruh indikator identitas karier jika dilihat dari rata-rata (mean) meningkat signifikan, artinya program bimbingan karier dapat mengembangkan seluruh indikator identitas karier mahasiswa. Pertimbangan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh aspek dan indikator yang terdapat pada penelitian ini dapat digunakan sebagai deskripsi
(20)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
kebutuhan dalam pembuatan program. Seperti yang digambarkan pada grafik berikut.
Grafik 4.7
Pretest dan Posttest Indikator Identitas Karier Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
Grafik 4.6 di atas terlihat jelas bahwa hasil perolehan skor rata-rata antara aspek eksplorasi dan aspek komitmen identitas karier antara pretestt dan posttest, terjadi peningkatan di setiap indikator yang diujikan. Dengan kata lain, dapat kita
ambil kesimpulan bahwa program bimbingan karier efektif untuk
mengembangkan seluruh indikator identitas karier mahasiswa.
Selain berdasarkan dari uji efektifitas dengan paired t test, efektifitas program bimbingan karier dapat dilihat berdasarkan jalur perkembangan (path development) dari setiap status identitas setelah mendapatkan program bimbingan karier. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.12
Perubahan Status Identitas Pretestt Dan Posttest
PRETESTT POSTTEST
Status Identitas f Status Identitas f
Diffusion 6 Achievement 6
Foreclosure 10 Achievement 10
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
E1 E2 E3 E4 K1 K2 K3 K4 K5
R
A
T
A
R
A
T
A
(M
e
a
n
)
INDIKATOR
Pre Tes Pos Tes
(21)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Moratorium 16
Diffusion 1
Moratorium 1 Achievement 14
Jumlah 32 Jumlah 32
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa yang memiliki status identitas diffusion yakni enam orang setelah mendapatkan program bimbingan karier status identitasnya berubah menjadi achievement keseluruhannya, begitu juga dengan status identitas foreclosure yang didapatkan dengan pretestt setelah mendapatkan program bimbingan karier seluruhnya status identitasnya berubah menjadi achievement, kecuali mahasiswa dengan status identitas moratorium di pretestt setelah mendapatkan program bimbingan karier 14 orang statusnya menjadi achievement, satu orang tetap dalam status moratorium dan satu orang lainnya berubah statusnya menjadi diffusion.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini berisi mengenai pembahasan tentang hasil penelitian program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014. Pembahasan hasil penelitian yang diungkap yaitu: (1) Profil umum identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi; (2) Profil per aspek dan per indikator identitas karier mahasiswa; dan (3) Efektivitas program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi.
1. Profil Umum Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Identitas karier dapat dikatakan sebagai pemaknaan diri terhadap peran karier yang dimilikinya seperti pengalaman, tujuan karier, nilai-nilai, kepercayaan, minat dan kemampuan dengan pendidikan yang ditempuh saat ini dan pekerjaan yang dianggap sesuai di masa depan. Seseorang akan memiliki ketidakjelasan identitas karier apabila tidak bisa memaknai peran karier apa yang sudah dimilikinya.
(22)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Peralihan dari SMA ke perkuliahan, pemilihan jurusan dan perkuliahan tahun pertama merupakan masa yang sangat krusial dalam pembentukan identitas karier seseorang. Karena menurut Moesono (Sawitri, 2010) bahwa ternyata siswa SMA tidak pernah betul-betul tahu apa yang diinginkannya, tidak terbiasa tertantang menggali informasi sampai tuntas, namun hanya bermodal informasi yang hanya 40%, petunjuk orang tua, dan keberanian berisiko. Sehingga tidak sedikit yang memiliki kebingungan terhadap identitas karier yang dimilikinya dan banyak yang menghadapi keraguan dalam mengambil langkah, menyerahkan tanggung jawab pada orang lain, atau menunda dan menghindar dari tugas, yang dapat mengakibatkan perkembangan kariernya tidak optimal. Hal ini mengarahkan perhatian peneliti pada penelitian yang telah dilakukan para ahli mengenai kaitan antara kurangnya eksplorasi dan atau komitmen dalam beragam domain kehidupan terutama dalam domain pendidikan dan pekerjaan (Vondracek, Skorikov, 1995; Osipow, 1994).
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tahun pertama jurusan pendidikan akuntansi dan hasil yang didapatkan adalah 63 orang dari 95 orang berada pada status identitas achievement, dan sisanya yakni 16 orang pada status identitas moratorium, 10 orang pada status identitas foreclosure dan 6 orang pada status identitas diffusion.
Erikson mengatakan bahwa seharusnya pada usia remaja akhir seseorang berada pada status identitas achievement. Mahasiswa tingkat pertama seharusnya sudah memiliki gambaran jelas dan stabil mengenai dirinya sendiri terutama setelah memilih jurusan dalam perkuliahan. Menurut Marcia (1993), seseorang yang memiliki status identitas achievement akan kukuh pada pilihannya, tidak akan dapat digoyang oleh godaan yang menghampirinya. Jika ternyata mahasiswa tidak memilih jurusan dengan keadaan dirinya maka dikhawatirkan akan memunculkan masalah di masa yang akan datang dalam hal ini adalah mahasiswa dengan status identitas diffusion, foreclosure dan moratorium.
Hal ini didukung oleh penelitian Vondracek et al. (1995) yang menggolongkan tiap seseorang dalam satu status identitas, menunjukkan bahwa
(23)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
seseorang dengan status identitas achievement (telah bereksplorasi dan telah berkomitmen berdasarkan eksplorasinya tersebut) memiliki keraguan mengambil keputusan karir yang lebih rendah daripada seseorang dengan status identitas moratorium (sedang bereksplorasi namun belum berkomitmen), foreclosure (tidak bereksplorasi namun berkomitmen), maupun diffusion (tidak bereksplorasi dan belum berkomitmen). Selain itu, ditemukan pula fakta diluar dugaan bahwa partisipan foreclosure ketika dibandingkan dengan kelompok lain yang belum berkomitmen, tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat keraguan mengambil keputusan, padahal kelompok foreclosure diharapkan memiliki tingkat keraguan mengambil keputusan yang lebih rendah daripada moratorium dan diffusion. Ketika keempat status identitas diukur dengan skor kontinyu, sehingga pada tiap seseorang bisa diperoleh skor achievement, moratorium, foreclosure, maupun diffusion, penelitian Wallace-Broscious, Serafica, dan Osipow (1994) menunjukkan hasil yang senada. Status identitas achievement berhubungan negatif, sedangkan status identitas moratorium, foreclosure, dan diffusion, berhubungan positif dengan keraguan mengambil keputusan karir.
Terdapat berbagai alasan-alasan memasuki perguruan tinggi, Herr & Crammer (1984) mengelompokkannya menjadi tiga kategori (1) untuk kepuasan diri, mahasiswa-mahasiswa yang tergolong kategori ini terutama mencari identitas pribadi dan pemenuhan diri; (2) untuk mengejar karier, mahasiswa-mahasiswa yang tergolong dalam kategori ini menerima persiapan khusus atau menyiapkan diri untuk latihan dan pendidikan yang lebih tinggi. Pengalaman perguruan tinggi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan dan bukan sebagai tujuan itu sendiri; (3) untuk menghindar, terdapat mahasiswa dalam peguruan tinggi motivasinya adalah untuk menghindari pernikahan atau wajib militer. Ketiganya memiliki motivasi yang berbeda dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi sehingga memerlukan pelayanan bimbingan karier yang berbeda pula.
Menurut Clark & Trow (Suherman, 2013) terdapat empat budaya mahasiswa yang dominan (1) Kolegiat, mengejar kesenangan; (2) vokasional, memandang perguruan tinggi sebagai suatu jenis latihan di luar jabatan, suatu organisasi mata kuliah dan kredit yang mengantar pada suatu diploma dan
(24)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
pekerjaan yang lebih baik daripada yang mungkin diharapkan; (3) akademik, mengejar pengetahuan; (4) nonkonformis, mahasiswa-mahasiswa yang mencari ide biasanya menggunakan kelompok luar kampus sebagai produk.
Seperti halnya dengan motivasi memasuki perguruan tinggi, budaya mahasiswa masing-masing tidak berdiri sendiri. Mahasiswa dapat bergeser dari yang satu ke yang lainnya. Perubahan dalam identifikasi cultural mahasiswa biasanya membawa serta perubahan dalam pemikiran karier, sehingga perlu direspon secara serius.
Erikson (Marcia, 1993) mengemukakan bahwa tugas perkembangan mahasiswa adalah mencapai berbagai aspek identitas, eksplorasi dan pembuatan keputusan karier (komitmen) merupakan peran yang paling penting dalam sebuah proses pembentukan identitas. Seligman (1994) mengatakan bahwa kemampuan
memilih dan menentukan keputusan karier pada mahasiswa merupakan
pemecahan masalah identitas, sehingga ketidakmampuan memilih dan
menentukan karier pada mahasiswa akan mengganggu perkembangan diri mahasiswa.
2. Profil Per Aspek Dan Per Indikator Identitas Karier Mahasiswa
Identitas karier dibentuk oleh eksplorasi dan komitmen (Marcia, 1993), artinya untuk mencapai identitas karier (achievement) selain melakukan eksplorasi terhadap bidang karier harus disertai juga dengan adanya komitmen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang memiliki status identitas achievement, hal tersebut merupakan sesuai dengan tingkat perkembangan menurut Erikson. Yang akan dikhawatirkan muncul menjadi masalah adalah mahasiswa dengan status identitas diffusion, foreclosure dan moratorium. Menurut Suherman (2013) masalah-masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa adalah (1) belum memiliki pemahaman yang mantap tentang program studi yang dimasuki; (2) program studi yang dimasuki bukan pilihan sendiri; (3) belum
(25)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
memahami jenis pekerjaan yang cocok dengan kemampuan sendiri; (4) masih bingung untuk memilih jenis pekerjaan yang sesuai minat atau kemampuan; (5) merasa pesimis bahwa setelah lulus akan mendapat pekerjaan yang diharapkan. Kelima permasalahan mahasiswa tersebut akan muncul dan dihadapi apabila mahasiswa-mahasiswa tidak mendapatkan layanan bimbingan karier dan tidak memahami identitas karier yang dimilikinya, terutama eksplorasi dan komitmennya dalam bidang karier.
a. Eksplorasi
Eksplorasi dalam penelitian ini mengacu pada aktivitas pengetahuan dan sikap (Marcia, 1993), seperti usaha mahasiswa secara aktif untuk mencari, dan memahami masalah-masalah yang menyangkut karier (pendidikan dan pekerjaan). Seseorang melakukan eksplorasi sebagai salah satu cara untuk mencari informasi tentang diri dan lingkungan, dengan tujuan mengembangkan diri dan mengembangkan karier. Walaupun eksplorasi karier secara proaktif adalah hal yang biasa ketika seseorang menjalani transisi karier dan ketika menghadapi kebutuhan untuk membuat keputusan karier, eksplorasi selalu dipicu oleh rasa ingin tahu dan hasrat secara alami.
Eksplorasi dalam konteks yang lebih luas, menegaskan bahwa proses eksplorasi membantu perkembangan antara self atau identitas. Melibatkan eksplorasi meningkatkan otonomi dan integrasi diri. Lalu, hasil dari eksplorasi adalah self-construction, mengarah kepada proses pengembangan identitas yang koheren, bermakna dan mengimplementasikan identitas pada rencana hidupnya. Eksplorasi dapat dilihat sebagai makna yang penting oleh seseorang sepanjang rentang hidup dan peran hidupnya. Dalam eksplorasi, seseorang melihat diri dan informasi minatnya secara relevan. Satu yang paling penting dalam eksplorasi karier adalah pembuatan keputusan kerja. Eksplorasi secara umum digunakan dalam informasi tentang dirinya dan pekerjaan alternative, lalu membantu
seseorang membuat keputusan kerja yang tepat
(26)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
kata lain, seseorang yang memahami
identitas kariernya akan mempermudahnya
m e n c a p a i tu j u a n k a r i e r n y a .
Seperti dalam halnya penelitian ini, dimana didapatkan skor rata-rata mahasiswa dalam aspek eksplorasi yakni status identitas diffusion 5, foreclosure 8,7, moratorium 16,5 dan achievement 69,8. Secara keseluruhan terdapat 16 orang mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 yang memiliki eksplorasi yang rendah. Eksplorasi dalam penelitian ini terbagi kedalam indikator pengetahuan diri, aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai karier, mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial dan keinginan untuk membuat keputusan lebih awal.
1) Pengetahuan diri
Indikator pengetahuan diri dalam penelitian ini diketahui bahwa hasilnya dengan skor rata-rata yakni status identitas diffusion 1,5, foreclosure 2,6, moratorium 5,0 dan achievement 20,6. Pengetahuan diri dalam penelitian ini merupakan gabungan dua hal. Yang pertama bagaimana dalam relasi interpersonal seseorang mempersepsi kebutuhan, kemampuan, kelebihan, dan keterampilannya sendiri; yang kedua bagaimana dalam relasi interpersonal, seseorang mempersepsi penilaian orang lain mengenai dirinya, termasuk bagaimana seseorang mempersepsi penilaian/harapan/tuntutan orang lain tentang kebutuhan, kemampuan, kelebihan, dan ketrampilan dirinya. Hal ini akan memicu suatu persepsi mengenai bagaimana tanggung jawab seseorang terhadap diri dan terhadap lingkungannya.
2) Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai karier
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 memiliki skor rata-rata status identitas diffusion 1,2, foreclosure 2,0, moratorium 3,9 dan achievement 17. Menurut Sharf (1992:158) informasi dunia karier mencakup dimilikinya informasi tentang karier
(27)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
(kelanjutan pendidikan atau pekerjaan) tertentu dan informasi tentang orang lain dalam dunia kariernya. Dalam hal ini mahasiswa harus melakukan aktivitas yang diarahkan kepada pengumpulan informasi dan memperluas serta memperdalam pengetahuan yang diperlukan untuk memilih alternatif yang akan digunakan untuk menentukan suatu pilihan terutama dalam bidang karier yang kemudian diimplikasikan pada perkuliahannya saat ini.
3) Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indikator ini menunjukkan angka yang paling kecil dibandingkan dengan indikator lain dalam aspek eksplorasi yakni status identitas diffusion 1,0, foreclosure 1,8, moratorium 3,4 dan achievement 14,6. Hal tersebut menggambarkan bahwa masih rendahnya mahasiswa menyadari kemungkinan-kemungkinan dan peluang-peluang yang dapat dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya dengan pertimbangan yang matang. Mahasiswa dalam menentukan suatu pilihan harus didahului dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang potensial untuk dipilih beserta
konsekuensinya.
4) Keinginan untuk membuat keputusan lebih awal
Hasil dalam penelitian ini menggambarkan bahwa dalam indikator ini status identitas diffusion 1,3, foreclosure 2,2, moratorium 4,2 dan achievement 17,8. Keinginan sendiri menurut Supriatna (2009:57) adalah dorongan-dorongan yang mengarahkan seseorang pada proses pencarian informasi peluang karier. Saat mahasiswa sudah memiliki peluang atau informasi karier apakah mahasiswa memiliki keinginan untuk membuat keputusan lebih awal untuk menentukan pilihan karena Sharf (1992:303) mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses penentuan pilihan, saat pilihan sudah ditentukan kemudian mulai dengan berkomitmen.
(28)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Komitmen dalam penelitian ini mengacu pada sikap dan keterampilan (Marcia, 1993). Gambaran komitmen dalam penelitian ini dalam status identitas diffusion 5,1%, foreclosure 10,4%, moratorium 14,1% dan achievement 70,3%. Waterman (Archer, 1994) menyebutkan bahwa komitmen merupakan penentuan beberapa pilihan dan merancang aktifitas yang signifikan yang mengarahkan kepada pilihannya tersebut. sedangkan Greenhaus et.al (2006) mengatakan bahwa komitmen adalah nilai atau pelengkap emosional terhadap peran perasaan seseorang dan derajat identifikasi seseorang terhadap peran dan aktifitasnya. Super (Greenhaus et.al., 2006) menjelaskan bahwa seseorang dengan komitmen yang tinggi tidak menentukan pemahamannya terhadap kariernya, dalam penelitian ini ditunjukkan dalam status identitas foreclosure. Sehingga untuk mencapai identitas (achievement) seseorang harus melakukan eksplorasi terlebih dahulu, setelah mendapatkan pengetahuan dan sikap terhadap kariernya berikutnya mengembangkan komitmen terhadap berbagai pilihannya.
Komitmen dalam penelitian ini terbagi menjadi lima indikator yakni aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih, tingkat emosi, identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya, proyeksi masa depan dan daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya.
1) Aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih
Hasil dalam penelitian ini mendapatkan skor dari status identitas diffusion 1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,6% dan status identitas achievement 15,8%. Mengimplementasikan karier yang dipilih diarahkan kepada realisasi pada pilihan identitas yang dibuat. Mahasiswa kebanyakan masih memiliki keinginan yang tinggi berdasarkan eksplorasi yang dilakukan akan tetapi tidak mengetahui apa yang harus dilakukan atau realisasi pada pilihan identitas yang dibuat.
(29)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Indikator tingkat emosi status identitas diffusion 1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,2% dan achievement 15,8%. Hal tersebut menggambarkan bahwa mahasiswa masih belum memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap peran kariernya saat ini. Marcia (1993) mengatakan bahwa seseorang dengan komitmen yang tinggi memiliki ketenangan dan keyakinan mampu mengekspresikan perasaannya dengan penuh percaya diri, stabil, optimis, walaupun pada prosesnya dimungkinkan berhadapan dengan berbagai hambatan dan kesulitan.
Komitmen memberikan perasaan kepuasan. Seseorang yang pesimis terhadap masa depannya dengan adanya komitmen akan membuatnya merasakan optimisme. Seseorang akan memulai untuk fokus pada aspek-aspek diri yang sesuai dengan keputusannya. Banyak yang mengekspresikan ketetapan tujuan, ketetapan sikap terhadap arah tujuan, dan keteguhan dan kesabaran untuk mencapai tujuan kariernya.
3) Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status identitas diffusion 0,5%, foreclosure 1,2%, moratorium 1,6% dan achievement 8,8%. Indikator yang paling kecil jika dibandingkan dengan indikator lain dalam aspek komitmen. Proses identifikasi tokoh dalam perkembangan komitmen ditujukan untuk memberikan inspirasi dalam pengembangan diri, bukan sebagai proses imitasi tokoh. Data
yang dihasilkan menunjukan bahwa kemampuan responden dalam
mengidentifikasi tokoh atau orang-orang penting dalam proses karier masih belum begitu jelas, atau dengan kata lain responden belum memiliki tokoh panutan yang jelas. Hal tersebut dipengaruhi oleh mahasiswa tahun pertama adalah peralihan dari SMA ke perkuliahan sehingga masih beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan yang baru beserta perubahan-perubahan nilai yang terjadi. Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilih mendapatkan intervensi secara individual seperti konseling individual karena
(30)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
setiap mahasiswa memiliki perbedaan dan kebingungan dalam menentukan sosok yang realistis yang dapat membantu baik dalam perkuliahan dan pekerjaan yang diinginkan di masa depan.
4) Proyeksi masa depan
Hasil penelitian yang didapatkan dari indikator proyeksi masa depan status identitas diffusion 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,8% dan achievement 14,8%. Proyeksi terhadap masa depan seseorang dalam perkembangan komitmen belajar adalah kemampuan peserta didik memproyeksikan/merencanakan masa depan, dan merancang berbagai aktivitas dalam jangka waktu tertentu dengan tetap konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu kemampuan memproyeksikan diri ke masa depan terkait dengan kemampuan merencanakan diri dan menentukan tujuan. Tujuan ini terkait dengan masalah target-target yang harus dicapai dalam hidup, dalam kondisi yang masih labil, remaja harus belajar menetapkan tujuan, yang pada prinsipnya semakin jelas tujuan, semakin jelas pula aktivitas yang akan dilakukan. Seperti yang dikatakan oleh Greenhaus et.al. (2006) bahwa komitmen adalah sebuah internal psychological event : sebuah pernyataan diri untuk selalu mengikuti jalur karier yang telah disusunnya. Karena banyak remaja dalam level tersebut belum secara detail merencanakan untuk merealisasikan tujuan kariernya. Banyak remaja yang naïf tetang hasil yang spesifik dari sebuah pekerjaan dan takut untuk membuat komitmen yang final. Walau bagaimanapun menghindari ketidakpuasan terhadap pekerjaan merupakan motivasi yang sangat kuat.
5) Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya Indikator daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya status identitas diffusion sebesar 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,9% dan achievement 15,1%. Menurut Marcia (1993) mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi mahasiswa mengenai ketahanan terhadap pilihannya
(31)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
arah lainnya. Mahasiswa biasanya sulit untuk menolak godaan terhadap hal lain selain apa yang sudah menjadi pilihan kariernya. Selain itu juga terkadang mahasiswa mudah menyerah terhadap apa yang dijalaninya saat ini dan memilih pilihan lain yang sama sekali tidak diketahui dibandingkan apa yang ditinggalkannya.
3. Efektivitas Program Bimbingan Karier Untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan mengenai keefektifan program bimbingan karier berdasarkan hasil pretest dan posttest terdapat perubahan yang signifikan peningkatan rata-rata skor matang 20,62 (gain). Skor rata-rata (pretest) responden sebelum mendapatkan program bimbingan karier adalah 113,66 dan skornya (posttest) berubah menjadi 134,28 setelah mendapatkan program bimbingan karier. Hal tersebut menunjukkan bahwa program bimbingan karier yang disusun efektif dalam mengembangkan identitas karier mahasiswa. Suherman (2007) mengemukakan bahwa program bimbingan yang dikembangkan secara baik akan mendorong pelaksanaan layanannya dengan lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program, proses, maupun hasil.
Identitas karier terbentuk berdasarkan pemaknaan terhadap eksplorasi dan komitmen yang dilakukan terhadap peran karier yang dimiliki yang selanjutnya menjadi aspek identitas karier. Berdasarkan data pretest dan posttest aspek eksplorasi dan komitmen sampai dengan indikator keseluruhannya memiliki peningkatan rata-rata yang signifikan. Perubahan terjadi dari 16 orang mahasiswa dengan tingkat eksplorasi yang rendah setelah mendapatkan program bimbingan karier berubah menjadi tinggi, begitu juga pada aspek komitmen dari 22 orang yang memiliki komitmen rendah setelah mendapatkan program bimbingan karier 20 orang mahasiswa berubah menjadi memiliki komitmen yang tinggi.
Pengujian signifikansi menggunakan uji t kedua aspek signifikan dan dapat digunakan untuk mengembangkan identitas karier. Selanjutnya masih
(32)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
dengan uji t, diukur pula indikator-indikator dari setiap aspek yang terdiri dari 4 indikator pada aspek eksplorasi dan 5 indikator pada aspek komitmen. Diperoleh hasil signifikan semua indikatornya, hal ini kemudian menjadikan rekomendasi dalam pembuatan program lapangan, untuk tidak mengurangi tahapan dan isi program tapi menambah pertemuannya.
Selain itu perubahan yang terjadi dalam status identitas dari 6 orang mahasiswa yang memiliki status identitas diffusion keseluruhannya status identitasnya berubah menjadi achievement, 10 orang yang memiliki status identitas foreclosure keseluruhannya berubah menjadi status identitas achievement, dan dari 16 orang yang memiliki status identitas moratorium hanya 14 orang yang berubah statusnya menjadi achievement dan dua orang lainnya seorang statusnya tetap pada status achievement dan seorang lainnya berubah menjadi diffusion. Dengan demikian perubahan status identitas diffusion dan foreclosure menjadi achievement 100% berubah akan tetapi untuk status identitas moratorium hanya 87,5% berubah menjadi achievement. Perubahan status dari diffusion, foreclosure dan moratorium menjadi status identitas achievement menurut Marcia (1993) merepresentasikan pertimbangan dari tiap alternatif terhadap identitas atau perkembangan secara personal eksplorasi dan komitmen yang bermakna. Perubahan status identitas dari moratorium menjadi diffusion terjadi dikarenakan mahasiswa menyerah akan usaha yang dilakukan untuk menemukan sesuatu yang berguna untuk dilakukan. Sedangkan tetapnya identitas moratorium (tidak berubah) karena merasa segala sesuatunya tidak mungkin dan tetap dalam sebuah krisis identitas. Karena tingkat kecemasan berhubungan dengan kurangnya tujuan seseorang, nilai-nilai, dan kepercayaan sebagai tugas-tugas pembentuk identitas yang dianggap lebih rendah pada individu yang tidak berhasil menyelesaikan krisis identitas.
Suherman (2013) berpendapat bahwa tujuan-tujuan bimbingan dan konseling karier di perguruan tinggi adalah sebagai (1) bantuan dalam memilih bidang studi, banyak mahasiswa baru yang memiliki keinginan untuk mengubah jurusannya; (2) bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri, mahasiswa harus
(33)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
dibantu dalam menemukan identitas pribadi maupun identitas karier; (3) bantuan dalam memahami dunia kerja; (4) bantuan dalam pengambilan keputusan, pemberian informasi baik mengenai diri maupun di luar diri mahasiwa yang diterjemahkan ke dalam tujuan karier jangka pendek dan jangka panjang yang realistis; (5) bantuan memasuki dunia kerja, penempatan atau menghubungkan mahasiswa yang mencari pekerjaan dengan pekerjaan yang tersedia; dan (6) bantuan dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan unik berbagai sub populasi, minoritas yang kelihatan (etnis Cina, India, Arab dsb.) atau minoritas yang kurang jelas kelihatan (mahasiswa yang homo atau lesbian), mahasiswa asing, mahasiswa laki-laki dan perempuan bahkan mahasiswa tertentu dari jurusan tertentu yang membutuhkan layanan yang berbeda.
Marcia (1993) mengatakan bahwa salah satu keberhasilan status identitas achievement adalah mampu melaksanakan proses eksplorasi identitas sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal sampai pada kehidupan masa depan seperti karier. Program bimbingan karier dapat membantu mahasiswa dengan status identitas diffusion, foreclosure dan moratorium menjadi status
identitas achievement hanya saja perlu diperhatikan bahwa untuk
mengembangkan identitas diperlukan lingkungan yang mendukung (Archer, 1998; Meijers, 1998) karena lingkungan mendominasi perilaku sadar seseorang, dan terkadang identitas karier seseorang dapat dilihat berdasarkan definisi karakteristik seseorang. Menurut Herr & Crammer (1984) perguruan tinggi telah menggunakan empat pendekatan utama dalam pemberian bimbingan karier: a) mata-mata kuliah, loka karya, dan seminar yang memberikan pengalaman kelompok berstruktur dalam perencanaan karier; b) aktivitas bimbingan kelompok yang biasanya kurang berstruktur dan menekankan pada aspek yang lebih efektif dari perkembangan manusia dan karier; c) kesempatan konseling individual yang beraksentuasi pada berbagai orientasi teoretis terhadap karier; dan d) program penempatan yang merupakan puncak dari proses perencanaan dan pengambilan keputusan karier.
(34)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Pada umumnya hasil penelitian ini mendukung semua teori dan hasil penelitian yang dirujuk pada tinjauan pustaka dalam BAB II. Program bimbingan karier efektif untuk mengembangkan identittas karier mahasiswa. Secara spesifik seluruh aspek dan indikator dalam penelitian inipun diuji keefektifannya, dan pada hasil akhir diperoleh bahwa seluruh aspek dan indikator dinyatakan efektif untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014.
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji efektivitas program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa, namun masih banyak ditemukan keterbatasan-keterbatasan di dalamnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam mengembangkan situasi intervensi yang tepat yang dikarenakan oleh beberapa faktor seperti banyaknya variabel-variabel lain (extraneous event) yang tidak dapat dikendalikan atau dimanipulasi sehingga cenderung mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu metode, desain dan prosedur penelitian diharapkan dapat diperbaiki dan disempurnakan lagi pada penelitian-penelitian selanjutnya sehingga situasi intervensi yang lebih layak dan mendukung dapat dikembangkan untuk penelitian-penelitian lain di kemudian hari.
2. Metode penelitian ini hanya menggunakan one group pretest posttest design, dimana menurut Furqon (1999) merupakan rancangan eksperimen yang paling lemah karena tidak adanya kelompok kontrol yang berimplikasi pada lemahnya hasil uji efektivitas. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat membagi kelompok antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga efektivitas program bimbingan karier dapat dianalisis lebih mendalam.
3. Subjek penelitian terbatas pada satu program studi yakni program studi pendidikan akuntansi. Sehingga hasilnya kurang komprehensif dan tidak dapat
(35)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
diketahui apabila perlakuan diberikan pada jurusan atau program studi yang lain, karena tidak mencakup subjek penelitian yang lebih luas. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencakup subjek penelitian yang berbeda baik itu jurusan, program studi, fakultas maupun universitas.
4. Penelitian ini belum mengakomodasikan kebutuhan akan tindak lanjut atau follow up dalam memonitor perubahan mahasiswa. Hal-hal mengenai berapa lama dampak intervensi akan bertahan terhadap perubahan mahasiswa (terkait dengan MAMA cycle menurut Marcia), bagaimana bentuk tindak lanjut yang tepat untuk memfasilitasi upaya pengembangan identitas karier mahasiswa, siapa saja yang harus terlibat dalam pemantauan terhadap perubahan mahasiswa, serta siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara pencapaian mahasiswa setelah memperoleh program bimbingan karier, juga menjadi pertanyaan yang masih memerlukan penelaahan lebih lanjut.
(1)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
setiap mahasiswa memiliki perbedaan dan kebingungan dalam menentukan sosok yang realistis yang dapat membantu baik dalam perkuliahan dan pekerjaan yang diinginkan di masa depan.
4) Proyeksi masa depan
Hasil penelitian yang didapatkan dari indikator proyeksi masa depan status identitas diffusion 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,8% dan achievement 14,8%. Proyeksi terhadap masa depan seseorang dalam perkembangan komitmen belajar adalah kemampuan peserta didik memproyeksikan/merencanakan masa depan, dan merancang berbagai aktivitas dalam jangka waktu tertentu dengan tetap konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu kemampuan memproyeksikan diri ke masa depan terkait dengan kemampuan merencanakan diri dan menentukan tujuan. Tujuan ini terkait dengan masalah target-target yang harus dicapai dalam hidup, dalam kondisi yang masih labil, remaja harus belajar menetapkan tujuan, yang pada prinsipnya semakin jelas tujuan, semakin jelas pula aktivitas yang akan dilakukan. Seperti yang dikatakan oleh Greenhaus et.al. (2006) bahwa komitmen adalah sebuah internal psychological event : sebuah pernyataan diri untuk selalu mengikuti jalur karier yang telah disusunnya. Karena banyak remaja dalam level tersebut belum secara detail merencanakan untuk merealisasikan tujuan kariernya. Banyak remaja yang naïf tetang hasil yang spesifik dari sebuah pekerjaan dan takut untuk membuat komitmen yang final. Walau bagaimanapun menghindari ketidakpuasan terhadap pekerjaan merupakan motivasi yang sangat kuat.
5) Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya Indikator daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya status identitas diffusion sebesar 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,9% dan achievement 15,1%. Menurut Marcia (1993) mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi mahasiswa mengenai ketahanan terhadap pilihannya adalah bukannya mengatakan “ya” pada satu arah tapi mengatakan “tidak” pada
(2)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
arah lainnya. Mahasiswa biasanya sulit untuk menolak godaan terhadap hal lain selain apa yang sudah menjadi pilihan kariernya. Selain itu juga terkadang mahasiswa mudah menyerah terhadap apa yang dijalaninya saat ini dan memilih pilihan lain yang sama sekali tidak diketahui dibandingkan apa yang ditinggalkannya.
3. Efektivitas Program Bimbingan Karier Untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan mengenai keefektifan program bimbingan karier berdasarkan hasil pretest dan posttest terdapat perubahan yang signifikan peningkatan rata-rata skor matang 20,62 (gain). Skor rata-rata (pretest) responden sebelum mendapatkan program bimbingan karier adalah 113,66 dan skornya (posttest) berubah menjadi 134,28 setelah mendapatkan program bimbingan karier. Hal tersebut menunjukkan bahwa program bimbingan karier yang disusun efektif dalam mengembangkan identitas karier mahasiswa. Suherman (2007) mengemukakan bahwa program bimbingan yang dikembangkan secara baik akan mendorong pelaksanaan layanannya dengan lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program, proses, maupun hasil.
Identitas karier terbentuk berdasarkan pemaknaan terhadap eksplorasi dan komitmen yang dilakukan terhadap peran karier yang dimiliki yang selanjutnya menjadi aspek identitas karier. Berdasarkan data pretest dan posttest aspek eksplorasi dan komitmen sampai dengan indikator keseluruhannya memiliki peningkatan rata-rata yang signifikan. Perubahan terjadi dari 16 orang mahasiswa dengan tingkat eksplorasi yang rendah setelah mendapatkan program bimbingan karier berubah menjadi tinggi, begitu juga pada aspek komitmen dari 22 orang yang memiliki komitmen rendah setelah mendapatkan program bimbingan karier 20 orang mahasiswa berubah menjadi memiliki komitmen yang tinggi.
Pengujian signifikansi menggunakan uji t kedua aspek signifikan dan dapat digunakan untuk mengembangkan identitas karier. Selanjutnya masih
(3)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
dengan uji t, diukur pula indikator-indikator dari setiap aspek yang terdiri dari 4 indikator pada aspek eksplorasi dan 5 indikator pada aspek komitmen. Diperoleh hasil signifikan semua indikatornya, hal ini kemudian menjadikan rekomendasi dalam pembuatan program lapangan, untuk tidak mengurangi tahapan dan isi program tapi menambah pertemuannya.
Selain itu perubahan yang terjadi dalam status identitas dari 6 orang mahasiswa yang memiliki status identitas diffusion keseluruhannya status identitasnya berubah menjadi achievement, 10 orang yang memiliki status identitas foreclosure keseluruhannya berubah menjadi status identitas achievement, dan dari 16 orang yang memiliki status identitas moratorium hanya 14 orang yang berubah statusnya menjadi achievement dan dua orang lainnya seorang statusnya tetap pada status achievement dan seorang lainnya berubah menjadi diffusion. Dengan demikian perubahan status identitas diffusion dan
foreclosure menjadi achievement 100% berubah akan tetapi untuk status identitas
moratorium hanya 87,5% berubah menjadi achievement. Perubahan status dari
diffusion, foreclosure dan moratorium menjadi status identitas achievement
menurut Marcia (1993) merepresentasikan pertimbangan dari tiap alternatif terhadap identitas atau perkembangan secara personal eksplorasi dan komitmen yang bermakna. Perubahan status identitas dari moratorium menjadi diffusion terjadi dikarenakan mahasiswa menyerah akan usaha yang dilakukan untuk menemukan sesuatu yang berguna untuk dilakukan. Sedangkan tetapnya identitas
moratorium (tidak berubah) karena merasa segala sesuatunya tidak mungkin dan
tetap dalam sebuah krisis identitas. Karena tingkat kecemasan berhubungan dengan kurangnya tujuan seseorang, nilai-nilai, dan kepercayaan sebagai tugas-tugas pembentuk identitas yang dianggap lebih rendah pada individu yang tidak berhasil menyelesaikan krisis identitas.
Suherman (2013) berpendapat bahwa tujuan-tujuan bimbingan dan konseling karier di perguruan tinggi adalah sebagai (1) bantuan dalam memilih bidang studi, banyak mahasiswa baru yang memiliki keinginan untuk mengubah jurusannya; (2) bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri, mahasiswa harus
(4)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
dibantu dalam menemukan identitas pribadi maupun identitas karier; (3) bantuan dalam memahami dunia kerja; (4) bantuan dalam pengambilan keputusan, pemberian informasi baik mengenai diri maupun di luar diri mahasiwa yang diterjemahkan ke dalam tujuan karier jangka pendek dan jangka panjang yang realistis; (5) bantuan memasuki dunia kerja, penempatan atau menghubungkan mahasiswa yang mencari pekerjaan dengan pekerjaan yang tersedia; dan (6) bantuan dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan unik berbagai sub populasi, minoritas yang kelihatan (etnis Cina, India, Arab dsb.) atau minoritas yang kurang jelas kelihatan (mahasiswa yang homo atau lesbian), mahasiswa asing, mahasiswa laki-laki dan perempuan bahkan mahasiswa tertentu dari jurusan tertentu yang membutuhkan layanan yang berbeda.
Marcia (1993) mengatakan bahwa salah satu keberhasilan status identitas
achievement adalah mampu melaksanakan proses eksplorasi identitas sehingga
dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal sampai pada kehidupan masa depan seperti karier. Program bimbingan karier dapat membantu mahasiswa dengan status identitas diffusion, foreclosure dan moratorium menjadi status identitas achievement hanya saja perlu diperhatikan bahwa untuk mengembangkan identitas diperlukan lingkungan yang mendukung (Archer, 1998; Meijers, 1998) karena lingkungan mendominasi perilaku sadar seseorang, dan terkadang identitas karier seseorang dapat dilihat berdasarkan definisi karakteristik seseorang. Menurut Herr & Crammer (1984) perguruan tinggi telah menggunakan empat pendekatan utama dalam pemberian bimbingan karier: a) mata-mata kuliah, loka karya, dan seminar yang memberikan pengalaman kelompok berstruktur dalam perencanaan karier; b) aktivitas bimbingan kelompok yang biasanya kurang berstruktur dan menekankan pada aspek yang lebih efektif dari perkembangan manusia dan karier; c) kesempatan konseling individual yang beraksentuasi pada berbagai orientasi teoretis terhadap karier; dan d) program penempatan yang merupakan puncak dari proses perencanaan dan pengambilan keputusan karier.
(5)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Pada umumnya hasil penelitian ini mendukung semua teori dan hasil penelitian yang dirujuk pada tinjauan pustaka dalam BAB II. Program bimbingan karier efektif untuk mengembangkan identittas karier mahasiswa. Secara spesifik seluruh aspek dan indikator dalam penelitian inipun diuji keefektifannya, dan pada hasil akhir diperoleh bahwa seluruh aspek dan indikator dinyatakan efektif untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014.
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji efektivitas program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa, namun masih banyak ditemukan keterbatasan-keterbatasan di dalamnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam mengembangkan situasi intervensi yang tepat yang dikarenakan oleh beberapa faktor seperti banyaknya variabel-variabel lain
(extraneous event) yang tidak dapat dikendalikan atau dimanipulasi sehingga
cenderung mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu metode, desain dan prosedur penelitian diharapkan dapat diperbaiki dan disempurnakan lagi pada penelitian-penelitian selanjutnya sehingga situasi intervensi yang lebih layak dan mendukung dapat dikembangkan untuk penelitian-penelitian lain di kemudian hari.
2. Metode penelitian ini hanya menggunakan one group pretest posttest design, dimana menurut Furqon (1999) merupakan rancangan eksperimen yang paling lemah karena tidak adanya kelompok kontrol yang berimplikasi pada lemahnya hasil uji efektivitas. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat membagi kelompok antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga efektivitas program bimbingan karier dapat dianalisis lebih mendalam.
3. Subjek penelitian terbatas pada satu program studi yakni program studi pendidikan akuntansi. Sehingga hasilnya kurang komprehensif dan tidak dapat
(6)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
diketahui apabila perlakuan diberikan pada jurusan atau program studi yang lain, karena tidak mencakup subjek penelitian yang lebih luas. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencakup subjek penelitian yang berbeda baik itu jurusan, program studi, fakultas maupun universitas.
4. Penelitian ini belum mengakomodasikan kebutuhan akan tindak lanjut atau
follow up dalam memonitor perubahan mahasiswa. Hal-hal mengenai berapa
lama dampak intervensi akan bertahan terhadap perubahan mahasiswa (terkait dengan MAMA cycle menurut Marcia), bagaimana bentuk tindak lanjut yang tepat untuk memfasilitasi upaya pengembangan identitas karier mahasiswa, siapa saja yang harus terlibat dalam pemantauan terhadap perubahan mahasiswa, serta siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara pencapaian mahasiswa setelah memperoleh program bimbingan karier, juga menjadi pertanyaan yang masih memerlukan penelaahan lebih lanjut.