T BP 1007126 Chapter3
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Karakteristik mahasiswa yang menjadi populasi penelitian adalah sebagai berikut.
a. Usia mahasiswa 17-19 tahun dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki masa remaja akhir, diutamakan pada mahasiswa tingkat pertama (angkatan 2013).
b. Mahasiswa terdaftar kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia - Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis - Jurusan Pendidikan Akuntansi (tidak sedang mengambil cuti),
c. Jumlah mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 adalah 95 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelas, kelas A dan kelas B. Klasifikasi jenis kelamin 84 orang perempuan dan 11 orang laki-laki.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1993:104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan terhadap seluruh populasi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu cara mengambil sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan berbagai pertimbangan peneliti (Arikunto, 2022:117).
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling ditentukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.
a. Menyebarkan instrumen identitas karier mahasiswa terhadap 95 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014 yang terdiri dari 2 kelas.
(2)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014
No Kelas Jumlah
Mahasiswa
1. A 48
2. B 47
Jumlah 95
b. Pengolahan data yang telah disebar dibagi menjadi rendah dan tinggi dalam aspek eksplorasi dan komitmen selanjutnya diklasifikasikan menjadi 4 status identitas yakni diffusion, foreclosure, moratorium dan achievement.
c. Mengambil mahasiswa yang termasuk pada kategori diffusion, foreclosure dan moratorium maksimal 40 orang.
Langkah pengambilan sampel tersebut dimaksud agar dapat menyaring mahasiswa yang memiliki kategori identitas dari diffusion, foreclosure dan moratorium. Tujuan pengambilan sampel dengan teknik purposive untuk digunakan dalam eksperimen Program Bimbingan Karier.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif sebagai penunjang pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengkaji kondisi empirik gambaran tingkat identitas karier peserta didik dan menguji keefektifan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier. Sementara pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui validitas rasional program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier.
Tujuan akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersusunnya program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier. Strategi penelitian yang dipandang tepat dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Menurut Borg & Gall (2003) penelitian dan pengembangan
(3)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
merupakan “… a process used to develop and validate educational product”. Produk yang dimaksud adalah program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier.
Menurut Borg dan Gall (2003), langkah-langkah yang seyogianya ditempuh dalam penelitian pengembangan meliputi : (1) studi pendahuluan (research and information collecting); (2) perencanaan (planning); (3) pengembangan produk awal (develop preliminary form of product); (4) revisi produk awal (main product revision); (5) uji coba terbatas (main field testing); (6) revisi produk ujicoba (operational product process); (7) ujicoba lebih luas (operasional field testing); (8) finalisasi produk (final product revision); (9) diseminasi dan implementasi produk (dissemination and implementation).
Bagan 3.1
Alur Penelitian Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi UPI Tahun
Akademik 2013/2014
Pengembangan program hipotetik bimbingan
karier untuk mengembangkan
identitas karier mahasiswa. Studi Pustaka Pengembangan
instrumen identitas karier mahasiswa
Uji coba program bimbingan karier
terhadap mahasiswa Program Studi Pend. Akuntansi
Revisi program bimbingan karier hipotetik yang layak
menurut pakar dan praktisi bimbingan dan
konseling.
Revisi akhir program bimbingan karier
untuk mengembangkan
identitas karier mahasiswa. Studi
Lapangan
PENDAHULUAN PERENCANAAN PELAKSANAAN HASIL
Program bimbingan karier
untuk mengembangkan
identitas karier mahasiswa.
(4)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Studi pendahuluan terdiri dari dua kegiatan, yaitu (1) studi pustaka dan (2) kajian empiris identitas karier. Studi pustaka dilakukan untuk menelaah konsep identitas karier, konsep bimbingan karier, hasil penelitian terdahulu tentang identitas karier dan kefektifan program bimbingan karier. Telaah empiris dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang program bimbingan karier yang telah diberikan di Jurusan Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014, permasalahan mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 dan gambaran identitas karier yang diungkap melalui instrument identitas karier yang disebar kepada mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 untuk menentukan sampel penelitian. Selanjutnya semua data digunakan untuk menyusun program hipotetik bimbingan karier. Penyusunan program hipotetik diikuti dengan mempersiapkan materi-materi program bimbingan karier. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan program untuk mengetahui ketepatan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Setelah layak maka dilakukan uji efektivitas program, pada tahap ini dilakukan pengujian efektivitas progarm bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa dengan metode pre eksperimental desain pretest-posttest satu-kelompok. Metode pre eksperimental desain pretest-posttest satu-kelompok melibatkan tiga langkah: (1) pemberian pretest yang mengukur variabel terikat; (2) implementasi perlakuan eksperimen (variabel bebas) untuk para partisipan; dan (3) pemberian posttest yang mengukur kembali variabel terikat. Efek-efek perlakuan eksperimen ditentukan dengan membandingkan skor-skor pretest dan posttest.
C. Pengembangan Instrumen
Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini terdapat variabel identitas karier mahasiswa
1. Definisi Operasional Variabel
Sesuai dengan landasan teoretik yang telah dikemukakan pada Bab II, Identitas karier dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pemaknaan diri
(5)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 terhadap tujuan, pengalaman, nilai-nilai, kepercayaan, minat dan kemampuan dalam hubungannya dengan pendidikan yang ditempuh saat ini dan pekerjaan yang sesuai di masa depan. Pemaknaan diri tersebut dilihat berdasarkan tinggi rendahnya eksplorasi dan komitmen yang dilakukan mahasiswa terhadap tujuan, pengalaman, nilai-nilai, kepercayaan, minat dan kemampuannya.
Eksplorasi yang dimaksud adalah rentang waktu untuk berusaha atau aktif bertanya hingga mencapai keputusan mengenai tujuan, nilai dan kepercayaan.
1. Pengetahuan diri, kemampuan/upaya mahasiswa untuk menilai kebutuhan dan kemampuan diri dengan tepat dan memiliki gambaran realistis mengenai kesempatan yang ada di masyarakat.
2. Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai karier, mahasiswa mampu menilai perilaku yang benar-benar penting untuk mengumpulkan informasi mengenai alternatif seperti berbicara dengan orang-orang yang mewakili dari beberapa pekerjaan.
3. Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial, kesadaran mahasiswa dalam menilai alternatif-alternatif karier lain yang potensial, mempertimbangkannya sebagai suatu konsekuensi yang dipilih.
4. Hasrat untuk membuat keputusan lebih awal, mahasiswa mampu memutuskan karier yang tepat dan benar-benar sesuai untuk dirinya.
Komitmen yang dimaksud adalah membuat pilihan tetap tentang elemen identitas dan melibatkan aktifitas yang mengarah pada implementasi atas pilihan tersebut.
1. Aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih, mahasiswa melakukan kegiatan yang sesuai dengan apa yang sudah dipilihnya untuk memperoleh pengalaman yang relevan.
2. Tingkat emosi terhadap karier yang dipilih, adanya komitmen menghasilkan kepercayaan diri dan ketenangan, jika tidak ada maka akan ada rasa kekecewaan.
(6)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
3. Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya, mengetahui dan membangun hubungan dengan sosok orang yang dapat membantu dalam kariernya.
4. Proyeksi masa depan, memiliki pandangan dan rencana terhadap masa depan.
5. Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya, mengetahui berbagai macam kemungkinan yang akan mengubah keputusannya dan memiliki strategi dalam menghadapinya.
Berdasarkan eksplorasi dan komitmen mengenai karier tersebut kemudian dikategorikan menjadi 4 status identitas yaitu:
a. Status identitas achievement, yakni tingginya eksplorasi dan komitmen mahasiswa terhadap kariernya.
b. Status identitas foreclosure, yakni tingginya komitmen mahasiswa pada kariernya akan tetapi rendah dalam melakukan eksplorasi.
c. Status identitas moratorium, yakni tingginya eksplorasi mahasiswa akan tetapi rendah dalam komitmen terhadap kariernya.
d. Status identitas diffusion, yakni rendahnya eksplorasi dan komitmen mahasiswa terhadap kariernya.
Tabel 3.2
Status Identitas Marcia Komitmen
Rendah Tinggi
Eksplorasi Rendah Identity diffusion Identity foreclosure
Tinggi Identity Moratorium Identity achievement Sumber: Schwartz (2011)
2. Alat Pengumpul Data
Instrumen merupakan alat bantu dalam penelitian yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan data variabel identitas karier mahasiswa dilakukan dengan menggunakan instrumen
(7)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
berbentuk skala, yakni sebuah pengumpul data yang berbentuk daftar cocok dengan alternatif jawaban tersedia berupa sesuatu yang berjenjang. Bentuk skala dipilih karena identitas karier merupakan kapasitas dinamis yang sifatnya threshold sehingga dapat dideskripsikan mulai dari tingkatan paling rendah sampai dengan tingkatan paling tinggi. Instrumen penelitian disajikan dalam angket tertutup dalam bentuk daftar cek, yakni angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check (√) pada kolom jawaban yang sesuai (Arikunto, 2005). Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dikontruksi oleh peneliti dengan berbagai acuan.
a. Penganalisaan Teori dan Penelitian Terdahulu
Analisis teori tentang identitas karier, terutama yang berkaitan dengan identitas karier mahasiswa. Selanjutnya analisis terhadap hasil kajian lapangan yang telah dilakukan peneliti terdahulu.
b. Uji Coba Alat Ukur
Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.
1) Uji kelayakan Instrumen
Sebelum diujicobakan, angket yang telah disusun dinilai oleh tiga orang ahli yaitu Dr. Nurhudaya, M. Pd, Dr. Ilfiandra, M.Pd., dan Dr. Ipah Saripah, M.Pd. Setelah melalui penimbangan (judgement) 3 orang ahli dan petunjuk kedua pembimbing penulisan tesis terhadap kesesuaian construct dan content instrumen, uji keterbacaan dan validitas serta reliabilitas instrumen.
Penimbangan perlu dilakukan untuk mendapatkan angket yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Bila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir pernyataan tersebut akan dibuang atau direvisi kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Sebelum dilakukan penimbangan, jumlah item soal sebanyak 50 butir pernyataan. Setelah dijudgment jumlah item yang memadai sebanyak 30 butir pernyataan, item pernyataan yang harus diperbaiki 20 item. Sehingga jumlah item yang dipakai dalam uji coba sebanyak 50 item.
(8)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Setelah dilakukan penimbangan butir pernyataan, langkah berikutnya adalah melakukan validasi eksternal berupa uji keterbacaan setiap butir pernyataan yang ada dalam instrumen kepada kepada 10 mahasiswa. Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa apakah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket dapat dipahami.
3) Uji coba (try out) Instrumen
Uji coba meliputi validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kualitas instrumen yang layak pakai yang dapat digunakan dalam penelitian.
Uji coba instrumen dilakukan kepada 35 orang mahasiswa. Jumlah item yang diujicobakan sebanyak 50 item. Setelah dilakukan perhitungan validitas, diperoleh item soal yang valid sebanyak 45 item dan yang tidak valid sebanyak 5 item. Sehingga item soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 item.
Suatu alat ukur dapat digunakan dalam penelitian apabila telah memenuhi persyaratan yaitu uji validitas dan reliabilitas. Suryabrata (1999:58) menyebutkan bahwa secara klasik, validitas instrumen didefinisikan sebagai “sejauh mana instrumen itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur”. Validitas instrumen merupakan derajat kecermatan-ukur suatu instrumen.
Adapun reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas intrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek. Skor perolehan terdiri atas skor murni dan skor kekeliruan alat pengukuran. Oleh karena itu, reliabilitas instrumen secara operasional dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r) (Suryabrata, 1999:41).
a) Uji Validitas Instrumen
Validitas item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item yang lainnya dalam suatu perangkat instrumen. Uji validitas dilakukan dengan
(9)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
tujuan untuk menunjukan tingkat kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data penelitian.
- Validitas isi dan konstruk dilakukan kepada tiga orang ahli untuk menguji instrumen apakah tepat untuk digunakan ataukah tidak, selanjutnya para ahli tersebut memberikan pendapatnya terhadap kekurangan instrumen sehingga dapat dilakukan perbaikan atas pendapat dari para ahli tersebut.
- Uji keterbacaan dilakukan kepada mahasiswa yang berguna untuk menguji apakah instrumen yang digunakan tiap poinnya dapat dimengerti oleh mahasiswa.
- Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan teknik pengolahan statistik yakni Pearson Correlation. Penghitungan validitas butir pernyataan dilakukan dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for windows (hasil terlampir). Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh butir pernyataan yang tidak valid berjumlah 5 butir. Oleh karena itu jumlah item instrumen yang semula berjumlah 50 item setelah diujicoba berkurang menjadi 45 item.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Makin tinggi harga reliabilitas instrumen, kemungkinan kesalahan yang terjadi akan makin kecil jika keputusan tentang variabel pengukuran ditetapkan berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α). Proses pengujian reliabilitas instrumen ini dilakukan secara statistik memakai bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for windows.
Guilford (Furqon, 1999) menyatakan harga reliabilitas berkisar antara -1 sampai dengan +1, harga reliabilitas yang diperoleh berada di antara rentangan tersebut. Semakin tinggi harga reliabilitas instrumen maka semakin kecil kesalahan yang terjadi, semakin rendah harga reliabilitas instrumen maka semakin besar kesalahan yang terjadi.
(10)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Sedangkan dalam pengkriteriaannya digunakan kriteria Guilford (Riduwan, 2004:98).
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Indeks Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,80-100 0,60-0,799 0,40-0,599 0,20-0,399 0,00-0,199
Derajat keterandalan sangat tinggi Derajat keterandalan tinggi
Derajat keterandalan cukup Derajat keterandalan rendah
Derajat keterandalan sangat rendah
Berdasarkan pedoman di atas didapatkan nilai reliabilitas dari tiap variabel yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.4 Reliabilitas Instrumen
Cronbach's
Alpha N of Items
.904 50
Berdasarkan pada pedoman diatas, nilai reliabilitas instrumen kompetensi pribadi konselor sebesar 0,904 berada pada kategori derajat keterandalan sangat tinggi.
3. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen yang didasarkan pada definisi operasional tentang identitas karier mahasiswa , yaitu menyusun kisi-kisi instrumen dengan menyusun pernyataan-pernyataan yang merujuk pada indikator-indikator dalam kisi-kisi, selanjutnya pernyataan-pernyataan yang dibuat disusun dalam bentuk angket yang dapat mengungkap informasi yang diperlukan dari subjek penelitian untuk mencapai tujuan dari penelitian, kemudian dikembangkan kisi-kisi penelitian tentang identitas karier mahasiswa seperti terlihat pada tabel. Guna mengetahui
(11)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
identitas karier mahasiswa. Sebelum menyusun butir pernyataan, terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi instrumen. Kemudian disusun butir-butir pernyataan yang merupakan penjabaran dari kisi-kisi yang telah ditentukan. Selanjutnya disusun angket dalam bentuk pilihan jawaban. Kisi-kisi instrumen tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa Sebelum Uji Coba
Setelah dilakukan validitas instrumen dengan menggunakan SPSS. Dihasilkan 5 nomor item yang tidak valid seperti yang terlihat dalam tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Variabel Aspek Indikator Nomer
Item
Banyaknya
Item ∑
(+) (-)
Identitas Karier Mahasiswa
Eksplorasi Pengetahuan diri 1 – 8 5 3 8
Aktifitas untuk mendapatkan
informasi mengenai karier 9 – 13 5 0 5 Mempertimbangkan berbagai
alternatif karier yang potensial 14 – 17 3 1 4 Keinginan untuk membuat
keputusan lebih awal 18 – 22 4 1 5
Komitmen Aktifitas untuk
mengimplementasikan karier yang telah dipilih
23 – 28 5 1 6
Tingkat Emosi 29 – 35 5 2 7
Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya
36 – 40 4 1 5
Proyeksi masa depan 41 – 45 3 2 5
Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya
46 – 50 3 2 5
(12)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Hasil Validitas Instrumen
Item Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
45 item soal
Item Tidak Valid dan dihilangkan
7, 8, 32, 36, 37 5 item soal
Item-item yang tidak valid tersebut dihilangkan sehingga jumlah item sebelum uji coba 50 berkurang menjadi 45 item yang digunakan untuk mengungkap identitas karier mahasiswa. Digambarkan lebih jelas dalam tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa Setelah Uji Coba
Aspek Indikator Sub Indikator Nomer
Item
Banyaknya
Item ∑
(+) (-)
Identitas Karier Mahasiswa
Eksplorasi Pengetahuan diri 1 – 6 5 3 6
Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai karier
7 – 11 5 0 5
Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial
12 – 15 3 1 4
Keinginan untuk membuat keputusan lebih awal
16 – 20 4 1 5
Komitmen Aktifitas untuk
mengimplementasikan karier yang telah dipilih
21 – 26 5 1 6
Tingkat Emosi 27 – 32 5 2 6
Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya
33 – 35 4 1 3
Proyeksi masa depan 36 – 40 3 2 5
Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya
(13)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
4. Kriteria Penyekoran
Instrumen merupakan alat bantu dalam penelitian yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data. Untuk variabel identitas karier mahasiswa, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berbentuk skala, yakni sebuah pengumpul data yang berbentuk daftar cocok dengan alternatif jawaban tersedia berupa sesuatu yang berjenjang. Bentuk skala dipilih karena identitas karier merupakan kapasitas dinamis yang sifatnya threshold sehingga dapat dideskripsikan mulai dari tingkatan paling rendah sampai dengan tingkatan paling tinggi. Instrumen penelitian disajikan dalam angket tertutup dalam bentuk daftar cek, yakni angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check (√)
pada kolom jawaban yang sesuai (Arikunto, 2005).
Instrumen identitas Karier menggunakan skala pembentukan identitas remaja dari Marcia (1993) yang diadaptasi. Instrumen ini berbentuk angket berskala dengan kategori pilihan jawaban, Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang masing-masing diberi skor 1 (STS), 2 (TS), 3 (S) dan 4 (SS).
5. Penilaian dan Pengukuran
Hasil penilaian dalam variabel identitas karier akan dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni rendah dan tinggi untuk menggambarkan eksplorasi dan komitmen yang dilakukan oleh mahasiswa. Analisis data terkait profil identitas karier mahasiswa menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Tahapan teknik analisis data dijabarkan sebagai berikut.
a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi.
(14)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor minimal ideal = jumlah skor x skor terendah.
c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal.
d. Mencari interval skor dengan rumus: interval skor = rentang skor/2.
Dari langkah langkah di atas di atas didapatkan interval yang kemudian didapatkan kategorisasi sebagai berikut.
Tabel 3.8
Kategorisasi Rentang Skor
Tingkatan Rentang
Rendah x < skor minimal ideal + 1.interval Tinggi x > skor minimal ideal + 1.interval
Dari langkah langkah di atas di atas, kemudian dikategorikan sesuai dengan 4 status identitas.
Tabel 3.9
Status Identitas Marcia
No Status Identitas Eskplorasi Komitmen
1. Diffusion Rendah Rendah
2. Foreclosure Rendah Tinggi
3. Moratorium Tinggi Rendah
4. Achievement Tinggi Tinggi
Pengkategorian status tersebut mengelompokkan mahasiswa menjadi empat status yang berbeda, penjelasan setiap statusnya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10
Penjelasan Setiap Status Identitas
(15)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Identitas
Diffusion
Mahasiswa pada status ini memiliki eksplorasi dan komitmen yang rendah. Mereka mengalami kebingungan, tidak mempunyai gambaran masa depan, tidak mampu memaknai yang dimiliki, tidak mampu mengendalikan masa depannya secara optimis maupun pesimis.
Foreclosure
Mahasiswa pada status ini rendah dalam eksplorasi, tetapi tinggi dalam komitmen. Terdapat pengaruh atau andil yang kuat dari orang tua atau figur lain yang dianggap penting terhadap rencana hidupnya. Mereka melihat dirinya hidup dengan ideal dan bergantung pada tugas yang dihadapi.
Moratorium
Mahasiswa pada status ini tinggi dalam eksplorasi akan tetapi rendah dalam komitmen. Mahasiswa masih dikuasai oleh konsep-konsep sebelumnya, biasanya cemas, bingung dan ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu.
Achievement
Mahasiswa pada status ini tinggi dalam eksplorasi dan komitmen. Mereka memandang bahwa masa depan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan, mampu mengontrol proses eksplorasi hingga mencapai suatu komitmen, dan mereka memiliki self definition yang stabil.
D. Pengembangan Program 1. Struktur Program
Program bimbingan karier dalam penelitian ini mengacu pada teori identitas Marcia untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Teori identitas Marcia menjadi dasar teori dalam mengembangkan program dengan menjadikan profil mahasiswa yang dikategorikan dalam status identitas sebagai dasar kebutuhan pembuatan program. Adapun struktur program sebagai berikut.
(16)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
a. Orientasi Program yaitu landasan pembuatan program penelitian yang mengacu pada teori identitas Marcia sebagai pedoman utama.
b. Rasional dan Asumsi Program menjelaskan mengenai pandangan teori identitas terhadap manusia khususnya dalam mengembangkan identitas karier yang menitikberatkan pada pemaknaan atau disebut sebagai eksplorasi dan komitmen.
c. Tujuan program yaitu menerapkan pendekatan teori identitas untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
d. Peran konselor yaitu menjabarkan tugas-tugas konselor dalam melaksanakan program pribadi dari mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program. e. Kompetensi konselor yaitu menjelaskan kemampuan-kemampuan konselor
dalam melaksanakan program bimbingan karier dalam penelitian ini.
f. Struktur dan tahapan program yaitu menjelaskan dengan rinci tahapan, tujuan, deskripsi kegiatan, dan system penunjang pelaksanaan program . g. Evaluasi program yaitu mecakup evaluasi proses dan hasil.
h. Indikator pencapaian pelaksanaan program bimbingan karier dalam mengembangkan identitas karier mahasiswa
2. Isi Program
Program bimbingan karier merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pemahaman tentang dirinya, kemampuan mengembangkan potensi dirinya dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya terutama dalam bidang karier.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah kepada pencapaian karier yang mantap, dengan memperhatikan keunikan karakteristik karier serta ragam permasalahan yang dialami (Syamsu Yusuf, 2009:53). Program bimbingan karier dalam penelitian ini didasarkan pada teori identitas yang bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mengembangkan identitas karier. Kegiatan pengembangan dilakukan melalui kegiatan pelayanan bimbingan yang berkenaan dengan masalah karier.
(17)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Proses belajar karier dalam pendekatan teori identitas menurut Loedwijk (Meijers, 1998) membedakan enam dasar kondisi untuk menjadikannya sebagai situasi belajar, yang dia sebut sebagai lingkungan pembelajaran yang kuat, yaitu : 1. Lingkungan pembelajaran yang kuat ,yang pertama harus berfungsi dengan
baik, keadaan dan situasinya harus menyerupai yang sebenarnya yang akan dimasuki oleh mahasiswa.
2. Lingkungan pembelajaran yang kuat harus seperti kehidupan. Mahasiswa harus dikondisikan agar selalu waspada terhadap apa yang dia bisa dan tidak bisa dia lakukan oleh pengetahuan yang telah dimilikinya, lalu bagaimana dan kapan dia bisa menggunakan keterampilannya.
3. Lingkungan pembelajaran yang kuat merangsang untuk melakukan suatu aktifitas, lingkungan tersebut menstimulasi interaksi yang terintegrasi dengan mata kuliah yang dipelajari.
4. Lingkungan pembelajaran yang kuat menyediakan pelatihan dan model perilaku, guru/dosen dikhususkan untuk menjadi sebagai seorang pelatih. 5. Lingkungan pembelajaran yang kuat mengajarkan mahasiswa bagaimana cara
belajar. Pembelajaran tidak dilakukan dengan mengajarkan meta kognitif (kecuali jika diperlukan), tapi pembelajaran dilakukan dengan membiarkan mahasiswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dipelajari.
6. Lingkungan pembelajaran yang kuat secara sistematis mengembangkan kesadaran terhadap kemampuan yang dimiliki mahasiswa. Perhatian konstan harus diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa menikmati dan termotivasi, tapi mahasiswa juga harus diberikan alat yang memungkinkan mereka untuk bisa melihat perkembangan yang telah mereka buat, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan perasaan akan kompetensi yang mereka miliki.
Struktur dan tahapan program bimbingan karier berdasarkan teori identitas untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa dilakukan secara berkala sesuai dengan hasil dari pencapaian di setiap tahapannya. Seluruh kegiatan layanan bimbingan dilakukan di dalam kelas dengan durasi waktu 1x pertemuan dihitung 50 menit.
(18)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Adapun deskrpsi kegiatan program sebagai berikut.
Tabel 3.11
Struktur dan Tahapan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
No. Tahap Layanan Tujuan Sistem
Penunjang
1. Tahap I Orientasi, Pre Test
(1x pertemuan)
1. Mahasiswa memahami tujuan umum dan garis besar layanan 2. Mahasiswa memahami tujuan
pengungkapan tentang identitas karier
Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
2. Tahap II (2x pertemuan)
“Pengetahuan diri”
1. Mahasiswa mampu menilai kebutuhan dan kemampuan diri dengan tepat dan menyadari kesempatan yang ada di masyarakat (dunia kerja) 2. Mahasiswa berdiskusi dengan
temannya mengenai pengetahuan sifat-sifat dirinya
3. Mahasiswa mampu memecahkan permasalahan pribadi
4. Mahasiswa mengetahui apa yang harus dilakukan berdasarkan penilaian diri yang sudah dilakukan
SKLBK Johari Windows Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
3. Tahap III (2x pertemuan)
“Jejak Karier Keluarga”
1. Mahasiswa mengetahui kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pencarian informasi karier
2. Mahasiswa memiliki
pengetahuan terhadap karier dalam keluarga
3. Mahasiswa menyadari berbagai pekerjaan-pekerjaan yang potensial
SKLBK Genogram Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
4. Tahap IV (2x pertemuan)
“Peta Konsep Karier”
1. Keputusan terhadap pekerjaan yang diinginkan yang dijadikan tujuan karier
2. Menyadari berbagai hal yang mempengaruhi karier
SKLBK Mind Map Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
(19)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
5. Tahap IV (1x pertemuan)
“Aku Apa Adanya”
1. Mahasiswa memahami berbagai macam bentuk emosi
2. Mahasiswa memiliki
keterampilan dalam merasakan dan mengelola emosi
3. Mahasiswa memiliki sikap percaya diri dan ketenangan pada pilihan kariernya
SKLBK Story Telling Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
6. Tahap V (1x pertemuan)
“Berkomunikasi”
1. Mahasiswa menyadari siapa saja yang dapat membantu terhadap pilihan kariernya
2. Mahasiswa memiliki sosok yang dapat dijadikan inspirasi
3. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik
SKLBK Bedah Film Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
7. Tahap VI (1x pertemuan)
“Rencana masa depan”
1. Mahasiswa memiliki rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang
2. Mahasiswa memiliki target-target yang harus dicapai 3. Mahasiswa memiliki tujuan
karier yang jelas dan realistis
SKLBK
Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
8. Tahap VII (1x pertemuan)
“Alasan untuk selalu tetap”
1. Mahasiswa mampu bertahan terhadap pilihan kariernya 2. Mahasiswa mampu menyusun
beberapa pertanyaan dan jawaban sebagai penjelasan pemilihan karier
3. Mahasiswa mampu menyusun berbagai hal yang mungkin akan menjadi hambatan dalam karier dan bagaimana penanganannya
SKLBK
Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
9. Tahap VIII Refleksi Akhir, Post Test
(1x pertemuan)
1. Menganalisis hasil perolehan tes dan membandingkan dengan pencapaian di awal pertemuan. 2. Penjelasan hasil
Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
Keterangan :
Pertemuan setiap layanan tertuang dalam SKLBK
3. Uji Kelayakan Program
Program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa sebelum diuji cobakan terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh pakar
(20)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
atau praktisi. Pakar dan praktisi yang dimaksud adalah Prof. Uman Suherman A.S., M.Pd., Dr. Amin Budiamin, M. Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M. Pd.
Berdasarkan hasil pertimbangan, sehingga diadakan perbaikan program dengan maksud menyajikan program yang layak untuk diuji coba pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI. Terdapat perbaikan dalam penulisan kalimat, sistematika dan redaksi yang digunakan dalam program.
4. Tahap Uji Coba Program
Pelaksanakan program bimbingan karier yang telah dirancang sebelumnya. Berikut rancangan kegiatan pelaksanaan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
Tabel 3.12
Tahap Pelaksanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
Tahapan Tahapan Program Sistem Penunjang
1. Layanan Orientasi Instrumen Identitas
Karier Mahasiswa 2. Pengetahuan kelebihan dan
kemampuan diri
SKLBK (terlampir) 3. Pengetahuan informasi karier
dan pekerjaan-pekerjaan yang potensial
SKLBK (terlampir)
4. Pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi karier
SKLBK (terlampir)
5. Tingkat emosi SKLBK (terlampir)
6. Kemampuan berkomunikasi
secara efektif
SKLBK (terlampir) 7. Membuat rencana masa depan SKLBK (terlampir) 8. Membuat penjelasan untuk tetap
bertahan pada keputusan
SKLBK (terlampir) 9. Evaluasi hasil akhir Instrumen Identitas
Karier Mahasiswa
(21)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Bumi Siliwangi Bandung tahun pelajaran 2013/2014.
1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah persiapan dalam pengumpulan data ditempuh secara administratif dan personal. Secara administratif persiapan meliputi :
a. Pembuatan proposal penelitian lalu diseminarkan dan mengajukan pembimbing tesis sesuai dengan judul penelitian.
b. Pelaksanaan bimbingan mulai dari perbaikan proposal, draft bab I, draft bab 2, draft bab 3 beserta instrumen Identitas Karier mahasiswa dan Program Bimbingan Karier yang akan diuji coba.
c. Pengurusan perizinan penelitian kepada pihak pimpinan Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI.
d. Penjajagan dan pembuatan appointment dengan staf kurikulum dan staf pengajar untuk keperluan pengumpulan data.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini memerlukan kecermatan dari peneliti dan bantuan dari berbagai pihak yang ditunjuk untuk kepentingan kelancaran penelitian ini. Pelaksanaan penelitian yaitu.
a. Penyusunan instrumen identitas karier sesuai dengan definisi operasional, aspek dan indikator identitas karier.
b. Pernimbangan kelayakan instrument dengan men-judge instrument kepada pakar dan praktisi di bidang Bimbingan dan Konseling.
c. Penghitungan validitas dan reliabilitas instrument kemudian menentukan item-item yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
d. Penyusunan program teoretik berdasarkan teori identitas.
e. Penimbangan kelayakan program kepada pakar dan praktisi bidang bimbingan dan konseling
(22)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
f. Pengumpulan data mencakup penyampaian tujuan pemilihan alternatif respons skala, penyebaran skala, penjelasan petunjuk pemilihan alternatif respons skala dan pengumpulan skala.
g. Pengumpulan data studi pendahuluan sebagai data pre-test dengan menyebarkan instrumen Identitas Karier Mahasiswa
h. Pelaksanaan program bimbingan karier mengacu pada dasar kebutuhan yang diperoleh dari hasil pretest.
i. Pengumpulan data post-test untuk memperoleh data efektivitas Program Bimbingan karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa.
3. Tahap Pelaporan
Pada tahap pelaporan dimulai dari penyusunan draft bab I-V dan melampirkan hasil-hasil penelitian dalam bentuk administratif pada pembimbing. Melaporkan juga lampiran-lampiran bukti penelitian saat uji coba program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
(1)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Proses belajar karier dalam pendekatan teori identitas menurut Loedwijk (Meijers, 1998) membedakan enam dasar kondisi untuk menjadikannya sebagai situasi belajar, yang dia sebut sebagai lingkungan pembelajaran yang kuat, yaitu : 1. Lingkungan pembelajaran yang kuat ,yang pertama harus berfungsi dengan
baik, keadaan dan situasinya harus menyerupai yang sebenarnya yang akan dimasuki oleh mahasiswa.
2. Lingkungan pembelajaran yang kuat harus seperti kehidupan. Mahasiswa harus dikondisikan agar selalu waspada terhadap apa yang dia bisa dan tidak bisa dia lakukan oleh pengetahuan yang telah dimilikinya, lalu bagaimana dan kapan dia bisa menggunakan keterampilannya.
3. Lingkungan pembelajaran yang kuat merangsang untuk melakukan suatu aktifitas, lingkungan tersebut menstimulasi interaksi yang terintegrasi dengan mata kuliah yang dipelajari.
4. Lingkungan pembelajaran yang kuat menyediakan pelatihan dan model perilaku, guru/dosen dikhususkan untuk menjadi sebagai seorang pelatih. 5. Lingkungan pembelajaran yang kuat mengajarkan mahasiswa bagaimana cara
belajar. Pembelajaran tidak dilakukan dengan mengajarkan meta kognitif (kecuali jika diperlukan), tapi pembelajaran dilakukan dengan membiarkan mahasiswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dipelajari.
6. Lingkungan pembelajaran yang kuat secara sistematis mengembangkan kesadaran terhadap kemampuan yang dimiliki mahasiswa. Perhatian konstan harus diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa menikmati dan termotivasi, tapi mahasiswa juga harus diberikan alat yang memungkinkan mereka untuk bisa melihat perkembangan yang telah mereka buat, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan perasaan akan kompetensi yang mereka miliki.
Struktur dan tahapan program bimbingan karier berdasarkan teori identitas untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa dilakukan secara berkala sesuai dengan hasil dari pencapaian di setiap tahapannya. Seluruh kegiatan layanan bimbingan dilakukan di dalam kelas dengan durasi waktu 1x pertemuan dihitung 50 menit.
(2)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Adapun deskrpsi kegiatan program sebagai berikut. Tabel 3.11
Struktur dan Tahapan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
No. Tahap Layanan Tujuan Sistem
Penunjang 1. Tahap I
Orientasi, Pre Test
(1x pertemuan)
1. Mahasiswa memahami tujuan umum dan garis besar layanan 2. Mahasiswa memahami tujuan
pengungkapan tentang identitas karier
Instrumen Identitas Karier Mahasiswa
2. Tahap II (2x pertemuan) “Pengetahuan diri”
1. Mahasiswa mampu menilai kebutuhan dan kemampuan diri dengan tepat dan menyadari kesempatan yang ada di masyarakat (dunia kerja) 2. Mahasiswa berdiskusi dengan
temannya mengenai pengetahuan sifat-sifat dirinya
3. Mahasiswa mampu memecahkan permasalahan pribadi
4. Mahasiswa mengetahui apa yang harus dilakukan berdasarkan penilaian diri yang sudah dilakukan
SKLBK Johari Windows Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
3. Tahap III (2x pertemuan) “Jejak Karier Keluarga”
1. Mahasiswa mengetahui kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pencarian informasi karier
2. Mahasiswa memiliki
pengetahuan terhadap karier dalam keluarga
3. Mahasiswa menyadari berbagai pekerjaan-pekerjaan yang potensial
SKLBK Genogram Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
4. Tahap IV (2x pertemuan) “Peta Konsep Karier”
1. Keputusan terhadap pekerjaan yang diinginkan yang dijadikan tujuan karier
2. Menyadari berbagai hal yang mempengaruhi karier
SKLBK Mind Map Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
(3)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
5. Tahap IV (1x pertemuan) “Aku Apa Adanya”
1. Mahasiswa memahami berbagai macam bentuk emosi
2. Mahasiswa memiliki
keterampilan dalam merasakan dan mengelola emosi
3. Mahasiswa memiliki sikap percaya diri dan ketenangan pada pilihan kariernya
SKLBK Story Telling Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
6. Tahap V (1x pertemuan) “Berkomunikasi”
1. Mahasiswa menyadari siapa saja yang dapat membantu terhadap pilihan kariernya
2. Mahasiswa memiliki sosok yang dapat dijadikan inspirasi
3. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik
SKLBK Bedah Film Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
7. Tahap VI (1x pertemuan) “Rencana masa depan”
1. Mahasiswa memiliki rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang
2. Mahasiswa memiliki target-target yang harus dicapai 3. Mahasiswa memiliki tujuan
karier yang jelas dan realistis
SKLBK
Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
8. Tahap VII (1x pertemuan) “Alasan untuk selalu tetap”
1. Mahasiswa mampu bertahan terhadap pilihan kariernya 2. Mahasiswa mampu menyusun
beberapa pertanyaan dan jawaban sebagai penjelasan pemilihan karier
3. Mahasiswa mampu menyusun berbagai hal yang mungkin akan menjadi hambatan dalam karier dan bagaimana penanganannya
SKLBK
Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.
9. Tahap VIII Refleksi Akhir, Post Test
(1x pertemuan)
1. Menganalisis hasil perolehan tes dan membandingkan dengan pencapaian di awal pertemuan. 2. Penjelasan hasil
Instrumen Identitas Karier Mahasiswa Keterangan :
Pertemuan setiap layanan tertuang dalam SKLBK
3. Uji Kelayakan Program
Program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa sebelum diuji cobakan terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh pakar
(4)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
atau praktisi. Pakar dan praktisi yang dimaksud adalah Prof. Uman Suherman A.S., M.Pd., Dr. Amin Budiamin, M. Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M. Pd.
Berdasarkan hasil pertimbangan, sehingga diadakan perbaikan program dengan maksud menyajikan program yang layak untuk diuji coba pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI. Terdapat perbaikan dalam penulisan kalimat, sistematika dan redaksi yang digunakan dalam program.
4. Tahap Uji Coba Program
Pelaksanakan program bimbingan karier yang telah dirancang sebelumnya. Berikut rancangan kegiatan pelaksanaan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.
Tabel 3.12
Tahap Pelaksanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa
Tahapan Tahapan Program Sistem Penunjang 1. Layanan Orientasi Instrumen Identitas
Karier Mahasiswa 2. Pengetahuan kelebihan dan
kemampuan diri
SKLBK (terlampir) 3. Pengetahuan informasi karier
dan pekerjaan-pekerjaan yang potensial
SKLBK (terlampir)
4. Pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi karier
SKLBK (terlampir)
5. Tingkat emosi SKLBK (terlampir) 6. Kemampuan berkomunikasi
secara efektif
SKLBK (terlampir) 7. Membuat rencana masa depan SKLBK (terlampir) 8. Membuat penjelasan untuk tetap
bertahan pada keputusan
SKLBK (terlampir) 9. Evaluasi hasil akhir Instrumen Identitas
Karier Mahasiswa
(5)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
Pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Bumi Siliwangi Bandung tahun pelajaran 2013/2014.
1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah persiapan dalam pengumpulan data ditempuh secara administratif dan personal. Secara administratif persiapan meliputi :
a. Pembuatan proposal penelitian lalu diseminarkan dan mengajukan pembimbing tesis sesuai dengan judul penelitian.
b. Pelaksanaan bimbingan mulai dari perbaikan proposal, draft bab I, draft bab 2, draft bab 3 beserta instrumen Identitas Karier mahasiswa dan Program Bimbingan Karier yang akan diuji coba.
c. Pengurusan perizinan penelitian kepada pihak pimpinan Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI.
d. Penjajagan dan pembuatan appointment dengan staf kurikulum dan staf pengajar untuk keperluan pengumpulan data.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini memerlukan kecermatan dari peneliti dan bantuan dari berbagai pihak yang ditunjuk untuk kepentingan kelancaran penelitian ini. Pelaksanaan penelitian yaitu.
a. Penyusunan instrumen identitas karier sesuai dengan definisi operasional, aspek dan indikator identitas karier.
b. Pernimbangan kelayakan instrument dengan men-judge instrument kepada pakar dan praktisi di bidang Bimbingan dan Konseling.
c. Penghitungan validitas dan reliabilitas instrument kemudian menentukan item-item yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
d. Penyusunan program teoretik berdasarkan teori identitas.
e. Penimbangan kelayakan program kepada pakar dan praktisi bidang bimbingan dan konseling
(6)
Andi Kiswanto, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu
f. Pengumpulan data mencakup penyampaian tujuan pemilihan alternatif respons skala, penyebaran skala, penjelasan petunjuk pemilihan alternatif respons skala dan pengumpulan skala.
g. Pengumpulan data studi pendahuluan sebagai data pre-test dengan menyebarkan instrumen Identitas Karier Mahasiswa
h. Pelaksanaan program bimbingan karier mengacu pada dasar kebutuhan yang diperoleh dari hasil pretest.
i. Pengumpulan data post-test untuk memperoleh data efektivitas Program Bimbingan karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa.
3. Tahap Pelaporan
Pada tahap pelaporan dimulai dari penyusunan draft bab I-V dan melampirkan hasil-hasil penelitian dalam bentuk administratif pada pembimbing. Melaporkan juga lampiran-lampiran bukti penelitian saat uji coba program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.