56614 ID keefektifan model pembelajaran kooperati

ISSN: 2088-687X

189

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF, DAN SOSIAL SISWA
Rostien Puput Anggoro
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UAD, Yogyakarta
Email: anggoro_puput@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan keefektifan model kooperatif tipe
STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, 2)
Membandingkan keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT
dengan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran konvensional, dan 3) Membandingkan
keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretestposttest non-equivalent group design. Penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen dan satu
kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi tes kemampuan kognitif matematika,

dan angket kemampuan sosial siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual efektif pada kemampuan kognitif
dan kemampuan sosial siswa, sedangkan pembelajaran konvensional tidak efektif pada kemampuan
kognitif dan kemampuan sosial siswa, 2) Terdapat perbedaan keefektifan antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran
konvensional, serta tidak terdapat perbedaan keefektifan antara pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan pembelajaran kooperatif tipe TGT, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa, dan 3)
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih efektif dari pada
pembelajaran konvensional, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pembelajaran kooperatif tipe TGT, pembelajaran
konvensional, kemampuan kognitif, dan kemampuan sosial.

ABSTRACT
This research is aimed to: 1) describe the effectiveness of cooperative learning model of
STAD and TGT type using the contextual approach in the mathematics learning, 2) comparing the
effectiveness of cooperative learning model of STAD and TGT types using the contextual approach
and conventional learning, 3) comparing the effectiveness of cooperative learning model of STAD
and TGT types using the contextual approach in the mathematics learning in relation to cognitive
competence and social competence student. This research is a quasi experiment research. The
design of the research used is quasi-experiments with nonequivalent (pre-test and post-test) group

design. This research used two experiment classes and one control class. Research instrument used
cognitive competence test mathematic and social competence questionnaire. The results of the
research are as follows. 1) The cooperative learning model of STAD and TGT types using the
contextual approach is effective to cognitive competence and social competence student while
conventinal learning not effective to cognitive competence and social competence student. 2) There
is difference between the effective of cooperative learning model of STAD and TGT types using
the contextual approach whit conventional learning, and not difference between the effective of
cooperative learning model of STAD and TGT types using the contextual approach to he
cooperative learning model of TAI type to cognitive competence and social competence student.

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

190

ISSN: 2088-687X

And 3) cooperative learning model of STAD and TGT types more effective of the conventional
learning to cognitive competence and social competence student.

Keywords: STAD Cooperative Learning Model, TGTCooperative Learning Model, Conventional
Learning, Cognitive Competence, and Sicial Competence.

malu untuk bertanya mengenai materi

Pendahuluan
Pembelajaran
Indonesia

matematika

hingga

saat

ini

di

masih


yang

diselesaikan

Permasalahan

tersebut

dengan

baik.

adalah

masih

guru

atau


mengungkapkan suatu pendapat.

mengalami permasalahan yang belum
mampu

disampaikan

Untuk mengatasi permasalahan
yang

terjadi,

dibutuhkan

pembelajaran

suatu

matematika


yang

kurangnya kemampuan kognitif siswa

menyenangkan dan menarik, sehingga

dalam mata pelajaran matematika. Hal ini

pelajaran

ditunjukkan dengan masih rendahnya

dipahami. Pembelajaran matematika juga

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

sebaiknya

matematika.


berinteraksi dengan siswa yang lain untuk

Beberapa

faktor

matematika

lebih

mendukung

mudah

siswa

untuk

penyebabnya antara lain banyak siswa


meningkatkan

masih beranggapan bahwa matematika

bersosialisasi dengan orang lain. Dengan

merupakan mata pelajaran yang sulit dan

demikian diharapkan pembelajaran akan

membingungkan.

membentuk

Permasalahan lain yang ada yaitu
masih

rendahnya


kemampuan

siswa

kecerdasan

kemampuannya

siswa

yang

dalam

memiliki

intelektual

sekaligus


kecerdasan emosi secara seimbang.

dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Pembelajaran

dengan

model

sekitarnya, dalam hal ini teman, guru, dan

kooperatif (Cooperative Learning) dapat

warga sekolah yang lain. Siswa lebih

menjadi salah satu solusi untuk mengatasi

cenderung bersifat individualis dan tidak


permasalahan

peduli terhadap teman yang lain ketika

dikarenakan

pembelajaran

kooperatif mengutamakan kerja sama

berlangsung.

Hal

ini

tersebut.
model

Hal

ini

pembelajaran

menyebabkan adanya kesenjangan antara

dalam

siswa yang memiliki kemampuan baik

untuk

dengan

keterampilan dalam rangka mencapai

siswa

yang

kemampuannya

menyelesaikan
menerapkan

permasalahan

pengetahuan

dan

kurang baik. Kerjasama siswa dalam

tujuan

menyelesaikan tugas atau masalah pun

pembelajaran

masih kurang. Interaksi dengan guru

pembelajaran kooperatif, siswa didorong

dalam

untuk bekerja sama pada suatu tugas

pembelajaran

masih

belum

optimal. Siswa sering merasa takut atau
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

bersama

pembelajaran.

Dalam

dengan

dan

mereka

proses
model

harus

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

ISSN: 2088-687X

191

mengkoordinasikan
menyelesaikan
guru.

usahanya

tugas

Tujuan

yang

model

untuk

diberikan

dalam pembelajaran matematika. Pada
dasarnya

pembelajaran

matematika

pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual mengacu

kooperatif adalah hasil belajar akademik

pada konstuktivisme. Belajar menurut

siswa

konstruktivisme adalah siswa sendiri

meningkat

menerima

berbagai

temannya,

serta

dan

siswa

dapat

keragaman

dari

pengembangan

keterampilan sosial.
beberapa

harus

mentransfer
pengetahuan

STAD dan TGT merupakan dua di

antara

yang

tipe

aktif

menemukan

atau
yang

dan

membangun
akan

menjadi

miliknya.

pembelajaran

Masalah dalam penelitian ini

kooperatif. Prosedur penggunaan tipe

adalah:

STAD dan TGT ini memiliki kemiripan.

pembelajaran matematika dengan model

Satu-satunya perbedaan antara keduanya

kooperatif tipe STAD dan tipe TGT

adalah STAD menggunakan kuis-kuis

dengan pendekatan kontekstual serta

individual pada tiap akhir pembelajaran,

pembelajaran

sedangkan TGT menggunakan game-

kemampuan kognitif, dan sosial siswa?

game akademik. Gagasan utama dari

2). Manakah yang lebih efektif antara

STAD dan TGT adalah untuk memotivasi

model

siswa supaya dapat saling mendukung

STAD dan TGT dengan pendekatan

dan membantu satu sama lain dalam

kontekstual

menguasai kemampuan yang diajarkan

konvensional ditinjau dari kemampuan

guru. Jika para siswa ingin agar timnya

kognitif, dan sosial siswa? 3). Manakah

mendapatkan penghargaan tim, mereka

yang

harus membantu teman satu timnya untuk

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

mempelajari materinya. Mereka harus

tipe TGT dengan pendekatan kontekstual

mendukung teman satu timnya untuk

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan

dapat

sosial

melakukan

yang

terbaik,

menunjukkan norma bahwa belajar itu

1).

Bagaimana

konvensional

pembelajaran

lebih

siswa

keefektifan

dengan

efektif

pada

terhadap

kooperatif

tipe

pembelajaran

antara

model

pembelajaran

matematika?
Tujuan penelitian ini adalah untuk

penting, berharga, dan menyenangkan
(Slavin, 2005: 6). Keadaan yang seperti

mengetahui:

1).

ini akan meningkatkan kemampuan siswa

keefektifan

model

untuk bersosialisasi dengan teman dan

kooperatif tipe STAD, TGT dengan

juga guru.

pendekatan kontekstual dan konvensional

Selain model pembelajaran, solusi
penyampaian
menggunakan

materi
pendekatan

juga

dapat

kontekstual

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

Mendeskripsikan
pembelajaran

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
sosial

siswa

matematika.

pada
2).

pembelajaran
Membandingkan

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

192

ISSN: 2088-687X

keefektifan antara model pembelajaran

Presentasi

kooperatif tipe STAD dan tipe TGT

berfokus pada unit STAD. Dengan cara

dengan pendekatan kontekstual dengan

ini, para siswa akan menyadari bahwa

pembelajaran konvensional ditinjau dari

mereka

kemampuan kognitif, dan sosial siswa

perhatian penuh selama presentasi kelas

pada

3).

karena dengan demikian akan sangat

antara

membantu merela mengerjakan kuis-kuis.

tipe

2). Tim, terdiri dari empat atau lima

STAD dan tipe TGT dengan pendekatan

siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kontekstual ditinjau dari kemampuan

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis

kognitif,

kelamin, ras dan etnisitas. Tim adalah

pembelajaran

Membandingkan
model

matematika.

keefektifan

pembelajaran

dan

kooperatif

sosial

siswa

pada

yang

harus

dilakukan

haruslah

benar-benar

memberi

pembelajaran matematika.

fitur yang paling penting dalam STAD.

Landasan Teori

Pada tiap poinnya, yang ditekankan

Menurut Arends & Kilcher (2010:

adalah membuat anggota tim melakukan

306), Pembelajaran kooperatif adalah

yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus

model pembelajaran atau strategi yang

melakukan yang terbaik untuk membantu

dicirikan oleh tugas kelompok, tujuan,

tiap anggotanya. 3). Kuis, Setelah sekitar

dan

dan

satu atau dua periode setelah guru

membutuhkan siswa untuk secara aktif

memberikan presentasi dan sekitar satu

terlibat dalam diskusi, debat, latihan, dan

atau dua periode praktik tim, para siswa

kerja sama tim. STAD merupakan salah

akan mengerjakan kuis individual. Para

satu metode pembelajaran kooperatif

siswa tidak diperbolehkan untuk saling

yang paling sederhana, dan merupakan

membantu

model yang baik untuk permulaan bagi

sehingga setiap siswa bertanggung jawab

para guru yang baru menggunakan

secara

pendekatan kooperatif.

materinya. 4). Skor kemajuan individual,

struktur

penghargaan,

Menurut Borich (2000: 388),
dalam

dalam

individual

Gagasan

di

mengerjakan
untuk

balik

kuis

memahami

skor

kemajuan

Team-Achievement

individual adalah untuk memberikan

Division (STAD), guru menetapkan siswa

kepada tiap siswa tujuan kinerja yang

dalam tim yang terdiri dari empat sampai

akan

lima orang anggota. Komposisi setiap tim

bekerja lebih giat dan memberikan

dalam kelas harus heterogen yang terdiri

kinerja

dari

sebelumnya. 5). Rekognisi tim, tim akan

Student

(laki-laki/perempuan,

prestasi

tinngi/prestasi rendah, dan lain-lain).
STAD terdiri dari lima komponen

utama,

yaitu:

1).

Presentasi

kelas,

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

dapat
yang

mendapatkan

dicapai

apabila

lebih
sertifikat

baik
atau

mereka
daripada
bentuk

penghargaan yang lain apabila skor ratarata mereka mencapai kriteria tertentu.

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

ISSN: 2088-687X

193
Clikeman

Skor tim siswa dapat juga digunakan
untuk menentukan dua puluh persen dari

memberikan

peringkat mereka.

kemampuan

(2007:

1-2)

pengertian
sosial

tentang

adalah

suatu

Menurut Borich, (2000: 389),

kemampuan untuk mengambil perspektif

suatu kegiatan pembelajaran kooperatif

lain dengan memperhatikan suatu situasi

hampir sama dengan STAD adalah

dan untuk belajar dari pengalaman yang

Teams Games Tournament (TGT). TGT

lalu dan menerapkan bahwa belajar

menggunakan format umum sama seperti

adalah untuk perubahan sosial yang

STAD (4 sampai 5 anggota kelompok

teratur. Kemampuan untuk merespon

belajar setiap lembar kerja). Namun, dari

secara fleksibel

pada diberikan kuis individu dalam satu

menegaskan kemampuan seseorang untuk

periode pembahasan, murid memainkan

memegang

permainan

diberikan.

akademis

untuk

memperlihatkan penguasaan dari topik

Jenis

Sanjaya

mengemukakan

bahwa,

(2011:

255)

secara tepat

tantangan

sosial

yang

Metode Penelitian

yang mereka pelajari.
Wina

dan

penelitian

penelitian

ini

adalah

kuantitatif

dengan

“Pendekatan

menggunakan metode eksperimen semu

Kontekstual adalah suatu pendekatan

(quasi eksperimen) yang bertujuan untuk

pembelajaran yang menekankan kepada

membandingkan

proses keterlibatan peserta didik secara

eksperimen dengan kelompok kontrol,

penuh untuk dapat menemukan materi

serta

yang dipelajari dan menghubungkannya

kelompok eksperimen. Desain penelitian

dengan situasi kehidupan nyata sehingga

ini

mendorong peserta didik untuk dapat

melakukan

random

assignment,

menerapkannya

melainkan

menggunakan

kelompok-

dalam

kehidupan

mereka”.
Jonnasen

dua

kelompok

membandingkan
dipilih

karena

antara
peneliti

dua
tidak

kelompok yang ada sebagai kelompok
(2011:

267)

eksperimen dan kelompok kontrol.

mendefinisikan kognitif sebagai konsep

Populasi dalam penelitian ini

(skema), yaitu dasar dari pemahaman dan

adalah seluruh siswa kelas VII MTs

pemikiran manusia. Kotegori konsep

Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta,

adalah proses kognitif yang meresap

Jalan Letjen S. Parman 68 Yogyakarta,

dalam kehidupan sehari-hari karena kita

Tahun Pelajaran 2015/2016. Pengambilan

memasuki masa untuk mendiskripsikan

sampel dilakukan dengan cara acak.

apa yang kita pikirkan atau menafsirkan

Peneliti mengambil tiga kelas dari tujuh

apa yang orang lain katakan kepada kita.

kelas

VII.

Kemudian

peneliti

akan

memberi perlakuan dengan menggunakan

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

194

ISSN: 2088-687X

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

STAD dan TGT dengan pendekatan

efektif tidaknya pembelajaran kooperatif

kontekstual pada masing-masing kelas

tipe STAD dan TGT dengan pendekatan

eksperimen,

kontekstual,

serta

pembelajaran

konvensional

pada

masing-masing

serta

pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol.
Teknik pengumpulan data pada

variabel kemampuan kognitif, dan sosial

penelitian ini adalah dengan pre-test dan

siswa. Data yang dianalisis dengan one

post-test untuk mengukur kemampuan

sample t-test adalah data yang diperoleh

kognitif siswa, serta memberikan angket

dari

untuk

kemampuan sosial setelah treatment.

mengukur

kemampuan

sosial

siswa. Dengan instrumen pengumpulan

hasil

serta

post-test

angket

Hasil dan Pembahasan

data adalah instrumen tes berupa soal tes

Data

hasil

tes

kemampuan

awal dan akhir, serta instrumen non tes

kognitif yang akan dideskripsikan terdiri

berupa angket kemampuan sosial.

atas data pre-test dan post-test yang

Teknik

analisis

data

yang

disajikan

pada

tabel

1.

Pre-test

digunakan adalah 1). Analisis Deskriptif,

merupakan tes yang diberikan pada

data yang dideskripsikan merupakan data

ketiga

yang diperoleh dari pengukuran pada

diberikan treatment. Tes ini bertujuan

variabel-variabel

untuk

penelitian

(variabel

kelompok

penelitian

mengetahui

sebelum

kemampuan

awal

terikat) yaitu kemampauan kognitif, dan

siswa pada materi yang dieksperimenkan

sosial siswa. Data yang telah diperoleh

dan untuk melihat kesamaan sampel pada

dihitung nilai rata-ratanya kemudian

setiap

diinterpretasi ke dalam kriteria-kriteria

dilaksanakan

yang telah ditetapkan dan ditentukan

bertujuan untuk mengetahui kemampuan

persentasenya.

kognitif

2).

Analisis

Statistik

Inferensial, yaitu dengan statistik one

kelas

yang

diteliti.

setelah

siswa

Post-test

yang

treatment

setelah

diberikan

treatment.

sample t-test dengan bantuan SPSS 16.0.

Tabel 1. Deskripsi data hasil pre-test dan post-test
Keterangan

STAD & Kontekstual

TGT & Kontekstual

Pre-test

Pre-test

Post-test

Post-test

Kelas Kontrol
Pre-test

Post-test

65,82

72,64

67,16

73,18

66,74

74,62

9,86

12,48

8,16

12,26

6,86

10,75

Varians

98,32

178,02

64,58

173,04

46,12

130,14

Nilai Ideal

71,00

71,00

71,00

71,00

71,00

71,00

Ketuntasan

0,00%

58,86%

0,00%

62,68%

0,00%

42,28%

Rata-rata
Standar Deviasi

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

ISSN: 2088-687X

195

Hasil analisis statistik deskriptif

terjadi peningkatan kemampuan kognitif

yang tersaji pada tabel 1. menunjukkan

siswa

bahwa rata-rata nilai pre-test pada kelas

peningkatan ketuntasan dari pre-test dan

STAD dengan pendekatan kontekstual

post-test pada kelas STAD, TGT dengan

sebesar

pendekatan

65,82;

kelas

TGT

dengan

ditunjukkan

dengan

kontekstual,

dan

adanya

kontrol

pendekatan kontekstual sebesar 67,16 dan

masing-masing adalah 58,86 %; 62,68 %;

kelas kontrol 66,74. Rata-rata nilai post-

dan 42,28 %.
Sebelum dan setelah diberikan

test pada kelas STAD, TGT dengan

kontrol

treatment, dilakukan perngukuran pada

masing-masing adalah 72,64; 73,18; dan

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

74,62. Pada saat pre-test tidak ada siswa

memperoleh data kemampuan sosial

yang tuntas untuk ketiga kelas, atau dapat

siswa dalam pembelajaran matematika.

dikatakan ketuntasan 0,00 % pada semua

Data tersebut disajikan pada tabel 2.

kelas yang diteliti. Setelah treatment,

berikut:

pendekatan

kontekstual,

dan

Tabel 2. Deskripsi data pengukuran kemampuan sosial siswa
sebelum dan setelah treatment
Keterangan

STAD & Konntekstual

TGT & Kontekstual

Sebelum

Sebelum

Setelah

Kelas Kontrol

Setelah

Sebelum

Setelah

Rata-rata

87.88

100.64

88.78

96.46

88.76

88.36

Standar Deviasi

10.86

11.76

11.46

10.68

10.92

11.22

122.40

130.88

125.96

112.48

116.82

128.94

93

93

93

93

93

93

Varians
Nilai Ideal

Berdasarkan

hasil

analisis

statistik

deskriptif yang disajikan pada tabel 2,

TGT dengan

pendekatan kontekstual

96,46; dan pada kelas kontrol 88,36.

hasil pengukuran menunjukkan bahwa

Frekuensi dan persentase banyak

rata-rata hasil pengukuran kemampuan

siswa pada setiap kriteria kemampuan

sosial siswas ebelum treatment pada

sosial

kelas

pendekatan

rentang skor yang telah ditentukan.

kontekstual adalah 87,88; pada kelas TGT

Kemampuan sosial awal dari 38 siswa

STAD

dengan

dengan pendekatan kontekstual 88,78;
dan kelas kontrol 88,76. Kemampuan
sosial siswa setelah treatment pada kelas
STAD dengan pendekatan kontekstual

menunjukkan angka 100,64; pada kelas

siswa

dihitung

sebagaimana

pada kelas STAD dengan pendekatan
kontekstual, tidak ada siswa (0%) yang
memiliki kemampuan sosial

sangat

kurang baik dan kurang baik, 24 siswa
(63,16 %) yang memiliki

kemampuan

sosial cukup baik, 5 siswa (13,16 %)
yang memiliki kemampuan sosial baik,

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

196

ISSN: 2088-687X

dan 9 siswa (23,68 %) yang memiliki

baik, 6 siswa (15,79 %) yang memiliki

kemampuan sosial sangat baik. Dengan

kemampuan sosial baik, dan 20 siswa

demikian, sebagian besar siswa pada

(52,63 %) yang memiliki

kelas

pendekatan

sosial sangat baik,. Dengan demikian,

kontekstual sebelum treatment memiliki

sebagian besar siswa pada kelas STAD

kemampuan sosial cukup baik.

dengan pendekatan kontekstual setelah

dengan

STAD

Kemampuan sosial dari 36 siswa
pada kelas TGT dengan pendekatan
kontekstual, tidak ada siswa (0 %) yang
memiliki kemampuan sosial

sangat

kemampuan

treatment memiliki kemampuan sosial

sangat baik.
Data dari 36 siswa pada kelas
TGT dengan

pendekatan kontekstual

kurang baik dan kurang baik, 24 siswa

mengenai

(66,67 %) yang memiliki

menunjukkan tidak ada siswa (0 %) yang

kemampuan

kemampuan

sosial

siswa

sosial cukup baik, 6 siswa (16,67 %)

memenuhi kriteria

yang memiliki kemampuan sosial baik,

dan kurang baik, 15 siswa (41,67 %) pada

dan 6 siswa (16,67 %) yang memiliki

criteria cukup baik, 5 siswa (13,39 %)

kemampuan sosial sangat baik. Sebagian

pada kriteria baik, dan 16 siswa (44,44

besar siswa pada kelas TGT dengan

%) yang memiliki

pendekatan

sebelum

sangat baik. Dengan demikian, sebagian

treatment memiliki kemampuan sosial

besar siswa pada kelas TGT dengan

cukup baik.

pendekatan kontekstual setelah treatment

kontekstual

Kemampuan sosial awal dari 35
siswa pada kelas kontrol sebagian besar

sangat kurang baik

kemampuan sosial

memiliki kemampuan sosial sangat baik.
Kemampuan

sosial

setelah

memenuhi kriteria cukup baik, yaitu

treatment dari 35 siswa pada kelas

sebanyak 20 siswa (57,14 %) mendapat

kontrol sebagian besar memenuhi kriteria

rentang nilai antara 69 sampai 95.

cukup baik, yaitu

Terdapat 2 siswa memenuhi kriteria

(62,86%) mendapat rentang nilai antara

kurang baik, 7 siswa (20 %) baik, dan 6

70 sampai 95. Terdapat 4 siswa (11,43

siswa (17,14 %) sangat baik.

%) memenuhi kriteria baik, dan 9 siswa

Perolehan skor untuk kemampuan
sosial siswa setelah diadakan treatment
menunjukkan, dari 38 siswa pada kelas
STAD dengan pendekatan kontekstual,

tidak ada

siswa (0 %) yang memiliki

kemampuan sosial

sangat kurang baik

sebanyak 22 siswa

(25,71%) sangat baik.
Keefektifan

model

pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan Teams TGT
dengan pendekatan kontekstual serta
pembelajaran konvensional ditinjau dari
kemampuan kognitif, dan sosial siswa

dan kurang baik, 12 siswa (31,58 %)

Keefektifan setiap model dan

yang memiliki kemampuan sosial cukup

metode pembelajaran kooperatif ditinjau

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

ISSN: 2088-687X

197

dari kemampuan kognitif, dan sosial

kooperatif tipe TGT dengan pendekatan

siswa

kontekstual.

kelas

VII

Muhammadiyah

MTs

Mu’allimin

Yogyakarta,

dapat

keputusan

Berdasarkan
pada

t-test

kriteria
sample,

one

dilihat dari kriteria ketuntasan minimal

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

(KKM) yang telah ditentukan untuk

pendekatan kontekstual efektif ditinjau

masing-masing variabel dependen. KKM

dari

yang telah ditentukan untuk kemampuan

kemampuan sosial siswa. Seperti halnya

kognitif

telah

pada STAD, dalam proses pembelajaran

ditentukan sekolah yaitu 71. Sedangkan

matematika siswa berpartisipasi aktif

untuk kemampuan sosial siswa dikatakan

melalui diskusi dengan anggota-anggota

berhasil apabila mendapat jumlah skor

kelompoknya. Turnamen akademik pada

minimal 93.

setiap

adalah

KKM

yang

kemampuan

akhir

kognitif

pembelajaran

dan

memacu

Penerapan model pembelajaran

kemampuan siswa untuk berkompetisi

kooperatif pada kelompok eksperimen

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

pertama, berdasarkan kriteria keputusan

berkaitan dengan materi. Siswa diberikan

pada t-test one sample, pembelajaran

penghargaan sehingga siswa menjadi

kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

senang dan terpacu untuk belajar, dan

kontekstual

menjadi lebih baik dari sebelumnya.

efektif

ditinjau

dari

kemampuan kognitif dan kemampuan

Berdasarkan kriteria keputusan

sosial siswa. Hal ini disebabkan karena

pada t-test one sample, Pembelajaran

dalam proses pembelajaran matematika

dengan metode konvensional tidak efektif

siswa berpartisipasi aktif melalui diskusi

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan

dengan anggota-anggota kelompoknya.

sosial

Adanya

menyebabkan metode ini tidak efektif

kuis

pada

setiap

akhir

siswa.

kemajuan

tidak

informasi hanya berlangsung dua arah,

langsung memberikan tanggung jawab

yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa

kepada

keberhasilan

tidak terpacu untuk menemukan sendiri

Rekognisi

informasi yang terkait dengan materi; 2)

siswa

kelompok

untuk

masing-masing.

proses

yang

antara

secara

1)

hal

pembelajaran yang dihitung berdasarkan
kelompok

lain:

Beberapa

pemberian

juga

tanggung jawab hanya untuk diri siswa

membuat senang dan terpacu untuk

sendiri sehingga kurang ada upaya untuk

belajar, serta menjadi lebih baik dari

optimalisasi diri; 3) tidak adanya diskusi

sebelumnya.

untuk menyelesaikan masalah bersama

atau

penghargaan

kelompok

Penerapan model pembelajaran
kooperatif pada kelompok eksperimen
kedua, guru menerapkan pembelajaran

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

sehingga sosialisasi siswa kurang.
Dengan
disimpulkan

demikian
bahwa

kedua

dapat
model

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

198

ISSN: 2088-687X
pembelajaran

untuk mengetahui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan TGT dengan

mana yang lebih unggul untuk setiap

pendekatan kontekstual efektif ditinjau

variabel.

pembelajaran

baik

dari kemampuan sosial siswa tetapi tidak

Hasil uji lanjut menunjukkan

efektif ditinjau dari kemampuan kognitif

bahwa pada aspek kemampuan kognitif,

siswa. Adapun pembelajaran dengan

STAD dan TGT dengan pendekatan

metode konvensional ternyata kurang

kontekstual

efektif ditinjau dari kemampuan kognitif,

pembelajaran konvensional. Pada aspek

dan sosial siswa.

kemampuan sosial siswa, STAD dan TGT

Komparasi

pengaruh

model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TGT dengan pendekatan kontekstual
dengan

pembelajaran

konvensional

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan

lebih

baik

daripada

dengan pendekatan kontekstual juga lebih
baik

dari

pada

pembelajaran

konvensional. Dengan demikian, berarti
model

pembelajaran

kooperatif

tipe

STAD dan TGT dengan pendekatan

kontekstual adalah model pembelajaran

sosial siswa

Berdasarkan hasil analisis secara

yang lebih efektif.

multivariate untuk melihat perbedaan

Komparasi

antara

kelas

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

eksperimen, diperoleh nilai p value untuk

TGT dengan pendekatan kontekstual

setiap uji statistik sebesar 0,001. Hal ini

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan

menunjukkan bahwa nilai p value lebih

sosial siswa

kelas

kontrol

dengan

pengaruh

model

yang

Berdasarkan hasil analisis secara

digunakan yaitu 5%. Dengan demikian,

multivariate untuk melihat perbedaan

berarti hipotesis nol penelitian yang

antara

berbunyi

perbedaan

eksperimen, diperoleh nilai p value untuk

pengaruh pembelajaran konvensional dan

setiap uji statistik sebesar 0,214. Hal ini

model pembelajaran kooperatif terhadap

menunjukkan bahwa nilai p value lebih

kemampuan kognitif, dan sosial siswa”

besar

ditolak. Hal itu menunjukkan terdapat

digunakan yaitu 5%. Dengan demikian,

perbedaan

berarti hipotesis nol penelitian yang

kecil

dari

keefektifan

taraf

“Tidak

signifikansi

terdapat

pengaruh
antara

atau

tingkat

pembelajaran

kelas

dari

berbunyi

kontrol

taraf

“Tidak

dengan

signifikansi

terdapat

kelas

yang

perbedaan

konvensional dan model pembelajaran

pengaruh model pembelajaran kooperatif

kooperatif.

tipe STAD dan TGT dengan pendekatan

Setelah

diketahui

kedua

model pembelajaran memiliki pengaruh

kontekstual

yang berbeda secara simultan, kemudian

kognitif, dan sosial siswa” diterima. Hal

dilakukan uji lanjut secara univariat

ini

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

terhadap

menunjukkan

tidak

kemampuan
terdapat

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

ISSN: 2088-687X
perbedaan

199

pengaruh

atau

tingkat

siswa

(siswa

masih

belum

terbiasa

keefektifan antara pembelajaran model

dengan pembelajaran kooperatif) dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

pembelajaran matematika.

TGT. Setelah diketahui kedua model

Walaupun

tidak

terdapat

pembelajaran memiliki pengaruh yang

perbedaan

tidak berbeda secara simultan, maka tidak

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

perlu

TGT dengan pendekatan kontekstual,

dilakukan

uji

lanjut

secara

univariat.

keduanya

Hasil analisis
yakni

pengaruh

“Tidak

yang diperoleh

terdapat

perbedaan

memiliki

antara

model

pengaruh

yang

signifikan terhadap kemampuan kognitif,
dan sosial siswa dalam pembelajaran

pengaruh model pembelajaran kooperatif

matematika

tipe STAD dan TGT dengan pendekatan

pokok garis dan sudut. Dengan demikian,

kontekstual

baik

terhadap

kemampuan

khususnya

STAD

maupun

pada

materi
dengan

TGT

kognitif, mental, dan sosial siswa” tidak

pendekatan kontekstual sebagai tipe pada

sesuai dengan hipotesis penelitian yang

model

telah dirumuskan. Hal ini disebabkan

keduanya

antara lain karena: 1). Pada pelaksanaan

kemampuan kognitif, dan sosial siswa.

model pembelajaran kooperatif tipe TGT
akademik

belum

tercapai

secara maksimal. Turnamen akademik
dimaksudkan untuk merangsang sikap
kompetitif siswa dengan berlomba-lomba

mampu

kooperatif,
meningkatkan

Kesimpulan dan Saran

dengan pendekatan kontekstual, tujuan
turnamen

pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis data
dan

pembahasan,

disimpulkan
berikut:

beberapa

1).

Model

maka

dapat

hal

sebagai

pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan TGT dengan

menjawab soal turnamen dengan benar.

pendekatan kontekstual efektif ditinjau

Namun

dari

pada

kenyataanya,

beberapa

kemampuan

kognitif

dan

siswa menganggap turnamen akademik

kemampuan sosial siswa, sedangkan

hanya sekadar permainan belaka. 2). Pada

pembelajaran konvensional tidak efektif

kelas

pendekatan

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan

kontekstual, beberapa siswa mengeluh

sosial siswa. 2). Terdapat perbedaan yang

dan merasa tidak sesuai dengan teman

signifikan mengenai pengaruh model

satu kelompoknya sehingga pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

TGT

dengan

diskusi kelompok kurang maksimal. 3).
Pelaksanaan

pembelajaran

kooperatif

khususnya tipe TGT dengan pendekatan
kontekstual tidak maksimal karena tidak
didukung secara optimal dengan kesiapan

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016

TGT dengan

dengan

pendekatan kontekstual

pembelajaran

konvensional

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
sosial siswa. 3) Tidak terdapat perbedaan
yang

signifikan

mengenai

pengaruh

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

200

ISSN: 2088-687X

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

kontekstual,

hendaknya

menyiapkan

STAD dengan pendekatan kontekstual

segala

dan model pembelajaran kooperatif tipe

dibutuhkan,

TGT dengan

mengaktifkan kegiatan belajar siswa. 4).

pendekatan kontekstual

perangkat

pembelajaran

terutama

LKS

yang
untuk

ditinjau dari kemampuan kognitif, dan

Disarankan

kepada

sosial siswa. 4). Model pembelajaran

memperluas

materi

kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

dalam

penelitian,

kontekstual

memungkinkan generalisasi yang lebih

lebih

baik

dari

pada

pembelajaran konvensional pada aspek
kemampuan sosial, sedangkan model
pembelajaran kooperatiftipe TGT dengan

digunakan
sehingga

Pustaka
Arends, R. I., & Kilcher, A. (2010).
Teaching for student learning:

pada pembelajaran konvensional pada

Becoming

aspek kemampuan kognitif, dan sosial

an

accumplhised

teacher. New York: Taylor &

siswa.

Francis e- Library.
Berdasarkan hasil dan temuan

Borich, G. D. (2000). Efective Teaching

yang diperoleh di atas, ada beberapa

Methods.

saran yang dapat disampaikan adalah: 1).
Disarankan pada guru untuk menerapkan
berbagai

model

dan

Clikeman,

pendekatan

pengajar

menerapkan

matematika

model

pembelajaran

matematika,

dalam

Learning Environments. New

York: Routledge
Slavin,

tipe

STAD dan TGT dengan pendekatan

R.

E.

(2005).

Cooperative

Learning: theory, research and
practice.

peningkatan kemampuan kognitif, dan
kooperatif

Springer

for Designing Problem-Solving

membawa dampak yang positif pada

pembelajaran

Social

Solve Problems: A Handbook

sehingga

sosial siswa. 3). Dalam menerapkan

(2007).

Jonnasen, D. H. (2011). Learning to

untuk

pembelajaran

motivatif

S.

Science+Business Media.

pendekatan kontekstual serta memberikan
yang

M.

York:

kooperatif tipe STAD dan TGT dengan
penghargaan

Ohio:

Competence in Children. New

untuk berpartisipasi aktif dalam belajar
atau berpusat pada siswa. 2). Disarankan

Columbus,

Merilan Imprint of Prentice Hall.

pembelajaran yang memungkinkan siswa

model

yang

agar

luas.

pendekatan kontekstual lebih baik dari

kepada

peneliti

London:

Allymand

Bacon.
Wina

Sanjaya.

(2011).

pembelajaran

Strategi

berorientasi

standar proses pendidikan. Jak

arta: Kencana Media Group.

Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)

AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016