56614 ID keefektifan model pembelajaran kooperati
ISSN: 2088-687X
189
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF, DAN SOSIAL SISWA
Rostien Puput Anggoro
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UAD, Yogyakarta
Email: anggoro_puput@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan keefektifan model kooperatif tipe
STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, 2)
Membandingkan keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT
dengan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran konvensional, dan 3) Membandingkan
keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretestposttest non-equivalent group design. Penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen dan satu
kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi tes kemampuan kognitif matematika,
dan angket kemampuan sosial siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual efektif pada kemampuan kognitif
dan kemampuan sosial siswa, sedangkan pembelajaran konvensional tidak efektif pada kemampuan
kognitif dan kemampuan sosial siswa, 2) Terdapat perbedaan keefektifan antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran
konvensional, serta tidak terdapat perbedaan keefektifan antara pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan pembelajaran kooperatif tipe TGT, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa, dan 3)
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih efektif dari pada
pembelajaran konvensional, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pembelajaran kooperatif tipe TGT, pembelajaran
konvensional, kemampuan kognitif, dan kemampuan sosial.
ABSTRACT
This research is aimed to: 1) describe the effectiveness of cooperative learning model of
STAD and TGT type using the contextual approach in the mathematics learning, 2) comparing the
effectiveness of cooperative learning model of STAD and TGT types using the contextual approach
and conventional learning, 3) comparing the effectiveness of cooperative learning model of STAD
and TGT types using the contextual approach in the mathematics learning in relation to cognitive
competence and social competence student. This research is a quasi experiment research. The
design of the research used is quasi-experiments with nonequivalent (pre-test and post-test) group
design. This research used two experiment classes and one control class. Research instrument used
cognitive competence test mathematic and social competence questionnaire. The results of the
research are as follows. 1) The cooperative learning model of STAD and TGT types using the
contextual approach is effective to cognitive competence and social competence student while
conventinal learning not effective to cognitive competence and social competence student. 2) There
is difference between the effective of cooperative learning model of STAD and TGT types using
the contextual approach whit conventional learning, and not difference between the effective of
cooperative learning model of STAD and TGT types using the contextual approach to he
cooperative learning model of TAI type to cognitive competence and social competence student.
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
190
ISSN: 2088-687X
And 3) cooperative learning model of STAD and TGT types more effective of the conventional
learning to cognitive competence and social competence student.
Keywords: STAD Cooperative Learning Model, TGTCooperative Learning Model, Conventional
Learning, Cognitive Competence, and Sicial Competence.
malu untuk bertanya mengenai materi
Pendahuluan
Pembelajaran
Indonesia
matematika
hingga
saat
ini
di
masih
yang
diselesaikan
Permasalahan
tersebut
dengan
baik.
adalah
masih
guru
atau
mengungkapkan suatu pendapat.
mengalami permasalahan yang belum
mampu
disampaikan
Untuk mengatasi permasalahan
yang
terjadi,
dibutuhkan
pembelajaran
suatu
matematika
yang
kurangnya kemampuan kognitif siswa
menyenangkan dan menarik, sehingga
dalam mata pelajaran matematika. Hal ini
pelajaran
ditunjukkan dengan masih rendahnya
dipahami. Pembelajaran matematika juga
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
sebaiknya
matematika.
berinteraksi dengan siswa yang lain untuk
Beberapa
faktor
matematika
lebih
mendukung
mudah
siswa
untuk
penyebabnya antara lain banyak siswa
meningkatkan
masih beranggapan bahwa matematika
bersosialisasi dengan orang lain. Dengan
merupakan mata pelajaran yang sulit dan
demikian diharapkan pembelajaran akan
membingungkan.
membentuk
Permasalahan lain yang ada yaitu
masih
rendahnya
kemampuan
siswa
kecerdasan
kemampuannya
siswa
yang
dalam
memiliki
intelektual
sekaligus
kecerdasan emosi secara seimbang.
dalam bersosialisasi dengan lingkungan
Pembelajaran
dengan
model
sekitarnya, dalam hal ini teman, guru, dan
kooperatif (Cooperative Learning) dapat
warga sekolah yang lain. Siswa lebih
menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
cenderung bersifat individualis dan tidak
permasalahan
peduli terhadap teman yang lain ketika
dikarenakan
pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerja sama
berlangsung.
Hal
ini
tersebut.
model
Hal
ini
pembelajaran
menyebabkan adanya kesenjangan antara
dalam
siswa yang memiliki kemampuan baik
untuk
dengan
keterampilan dalam rangka mencapai
siswa
yang
kemampuannya
menyelesaikan
menerapkan
permasalahan
pengetahuan
dan
kurang baik. Kerjasama siswa dalam
tujuan
menyelesaikan tugas atau masalah pun
pembelajaran
masih kurang. Interaksi dengan guru
pembelajaran kooperatif, siswa didorong
dalam
untuk bekerja sama pada suatu tugas
pembelajaran
masih
belum
optimal. Siswa sering merasa takut atau
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
bersama
pembelajaran.
Dalam
dengan
dan
mereka
proses
model
harus
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
191
mengkoordinasikan
menyelesaikan
guru.
usahanya
tugas
Tujuan
yang
model
untuk
diberikan
dalam pembelajaran matematika. Pada
dasarnya
pembelajaran
matematika
pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual mengacu
kooperatif adalah hasil belajar akademik
pada konstuktivisme. Belajar menurut
siswa
konstruktivisme adalah siswa sendiri
meningkat
menerima
berbagai
temannya,
serta
dan
siswa
dapat
keragaman
dari
pengembangan
keterampilan sosial.
beberapa
harus
mentransfer
pengetahuan
STAD dan TGT merupakan dua di
antara
yang
tipe
aktif
menemukan
atau
yang
dan
membangun
akan
menjadi
miliknya.
pembelajaran
Masalah dalam penelitian ini
kooperatif. Prosedur penggunaan tipe
adalah:
STAD dan TGT ini memiliki kemiripan.
pembelajaran matematika dengan model
Satu-satunya perbedaan antara keduanya
kooperatif tipe STAD dan tipe TGT
adalah STAD menggunakan kuis-kuis
dengan pendekatan kontekstual serta
individual pada tiap akhir pembelajaran,
pembelajaran
sedangkan TGT menggunakan game-
kemampuan kognitif, dan sosial siswa?
game akademik. Gagasan utama dari
2). Manakah yang lebih efektif antara
STAD dan TGT adalah untuk memotivasi
model
siswa supaya dapat saling mendukung
STAD dan TGT dengan pendekatan
dan membantu satu sama lain dalam
kontekstual
menguasai kemampuan yang diajarkan
konvensional ditinjau dari kemampuan
guru. Jika para siswa ingin agar timnya
kognitif, dan sosial siswa? 3). Manakah
mendapatkan penghargaan tim, mereka
yang
harus membantu teman satu timnya untuk
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
mempelajari materinya. Mereka harus
tipe TGT dengan pendekatan kontekstual
mendukung teman satu timnya untuk
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
dapat
sosial
melakukan
yang
terbaik,
menunjukkan norma bahwa belajar itu
1).
Bagaimana
konvensional
pembelajaran
lebih
siswa
keefektifan
dengan
efektif
pada
terhadap
kooperatif
tipe
pembelajaran
antara
model
pembelajaran
matematika?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
penting, berharga, dan menyenangkan
(Slavin, 2005: 6). Keadaan yang seperti
mengetahui:
1).
ini akan meningkatkan kemampuan siswa
keefektifan
model
untuk bersosialisasi dengan teman dan
kooperatif tipe STAD, TGT dengan
juga guru.
pendekatan kontekstual dan konvensional
Selain model pembelajaran, solusi
penyampaian
menggunakan
materi
pendekatan
juga
dapat
kontekstual
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Mendeskripsikan
pembelajaran
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
sosial
siswa
matematika.
pada
2).
pembelajaran
Membandingkan
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
192
ISSN: 2088-687X
keefektifan antara model pembelajaran
Presentasi
kooperatif tipe STAD dan tipe TGT
berfokus pada unit STAD. Dengan cara
dengan pendekatan kontekstual dengan
ini, para siswa akan menyadari bahwa
pembelajaran konvensional ditinjau dari
mereka
kemampuan kognitif, dan sosial siswa
perhatian penuh selama presentasi kelas
pada
3).
karena dengan demikian akan sangat
antara
membantu merela mengerjakan kuis-kuis.
tipe
2). Tim, terdiri dari empat atau lima
STAD dan tipe TGT dengan pendekatan
siswa yang mewakili seluruh bagian dari
kontekstual ditinjau dari kemampuan
kelas dalam hal kinerja akademik, jenis
kognitif,
kelamin, ras dan etnisitas. Tim adalah
pembelajaran
Membandingkan
model
matematika.
keefektifan
pembelajaran
dan
kooperatif
sosial
siswa
pada
yang
harus
dilakukan
haruslah
benar-benar
memberi
pembelajaran matematika.
fitur yang paling penting dalam STAD.
Landasan Teori
Pada tiap poinnya, yang ditekankan
Menurut Arends & Kilcher (2010:
adalah membuat anggota tim melakukan
306), Pembelajaran kooperatif adalah
yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus
model pembelajaran atau strategi yang
melakukan yang terbaik untuk membantu
dicirikan oleh tugas kelompok, tujuan,
tiap anggotanya. 3). Kuis, Setelah sekitar
dan
dan
satu atau dua periode setelah guru
membutuhkan siswa untuk secara aktif
memberikan presentasi dan sekitar satu
terlibat dalam diskusi, debat, latihan, dan
atau dua periode praktik tim, para siswa
kerja sama tim. STAD merupakan salah
akan mengerjakan kuis individual. Para
satu metode pembelajaran kooperatif
siswa tidak diperbolehkan untuk saling
yang paling sederhana, dan merupakan
membantu
model yang baik untuk permulaan bagi
sehingga setiap siswa bertanggung jawab
para guru yang baru menggunakan
secara
pendekatan kooperatif.
materinya. 4). Skor kemajuan individual,
struktur
penghargaan,
Menurut Borich (2000: 388),
dalam
dalam
individual
Gagasan
di
mengerjakan
untuk
balik
kuis
memahami
skor
kemajuan
Team-Achievement
individual adalah untuk memberikan
Division (STAD), guru menetapkan siswa
kepada tiap siswa tujuan kinerja yang
dalam tim yang terdiri dari empat sampai
akan
lima orang anggota. Komposisi setiap tim
bekerja lebih giat dan memberikan
dalam kelas harus heterogen yang terdiri
kinerja
dari
sebelumnya. 5). Rekognisi tim, tim akan
Student
(laki-laki/perempuan,
prestasi
tinngi/prestasi rendah, dan lain-lain).
STAD terdiri dari lima komponen
utama,
yaitu:
1).
Presentasi
kelas,
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
dapat
yang
mendapatkan
dicapai
apabila
lebih
sertifikat
baik
atau
mereka
daripada
bentuk
penghargaan yang lain apabila skor ratarata mereka mencapai kriteria tertentu.
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
193
Clikeman
Skor tim siswa dapat juga digunakan
untuk menentukan dua puluh persen dari
memberikan
peringkat mereka.
kemampuan
(2007:
1-2)
pengertian
sosial
tentang
adalah
suatu
Menurut Borich, (2000: 389),
kemampuan untuk mengambil perspektif
suatu kegiatan pembelajaran kooperatif
lain dengan memperhatikan suatu situasi
hampir sama dengan STAD adalah
dan untuk belajar dari pengalaman yang
Teams Games Tournament (TGT). TGT
lalu dan menerapkan bahwa belajar
menggunakan format umum sama seperti
adalah untuk perubahan sosial yang
STAD (4 sampai 5 anggota kelompok
teratur. Kemampuan untuk merespon
belajar setiap lembar kerja). Namun, dari
secara fleksibel
pada diberikan kuis individu dalam satu
menegaskan kemampuan seseorang untuk
periode pembahasan, murid memainkan
memegang
permainan
diberikan.
akademis
untuk
memperlihatkan penguasaan dari topik
Jenis
Sanjaya
mengemukakan
bahwa,
(2011:
255)
secara tepat
tantangan
sosial
yang
Metode Penelitian
yang mereka pelajari.
Wina
dan
penelitian
penelitian
ini
adalah
kuantitatif
dengan
“Pendekatan
menggunakan metode eksperimen semu
Kontekstual adalah suatu pendekatan
(quasi eksperimen) yang bertujuan untuk
pembelajaran yang menekankan kepada
membandingkan
proses keterlibatan peserta didik secara
eksperimen dengan kelompok kontrol,
penuh untuk dapat menemukan materi
serta
yang dipelajari dan menghubungkannya
kelompok eksperimen. Desain penelitian
dengan situasi kehidupan nyata sehingga
ini
mendorong peserta didik untuk dapat
melakukan
random
assignment,
menerapkannya
melainkan
menggunakan
kelompok-
dalam
kehidupan
mereka”.
Jonnasen
dua
kelompok
membandingkan
dipilih
karena
antara
peneliti
dua
tidak
kelompok yang ada sebagai kelompok
(2011:
267)
eksperimen dan kelompok kontrol.
mendefinisikan kognitif sebagai konsep
Populasi dalam penelitian ini
(skema), yaitu dasar dari pemahaman dan
adalah seluruh siswa kelas VII MTs
pemikiran manusia. Kotegori konsep
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta,
adalah proses kognitif yang meresap
Jalan Letjen S. Parman 68 Yogyakarta,
dalam kehidupan sehari-hari karena kita
Tahun Pelajaran 2015/2016. Pengambilan
memasuki masa untuk mendiskripsikan
sampel dilakukan dengan cara acak.
apa yang kita pikirkan atau menafsirkan
Peneliti mengambil tiga kelas dari tujuh
apa yang orang lain katakan kepada kita.
kelas
VII.
Kemudian
peneliti
akan
memberi perlakuan dengan menggunakan
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
194
ISSN: 2088-687X
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
STAD dan TGT dengan pendekatan
efektif tidaknya pembelajaran kooperatif
kontekstual pada masing-masing kelas
tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
eksperimen,
kontekstual,
serta
pembelajaran
konvensional
pada
masing-masing
serta
pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
Teknik pengumpulan data pada
variabel kemampuan kognitif, dan sosial
penelitian ini adalah dengan pre-test dan
siswa. Data yang dianalisis dengan one
post-test untuk mengukur kemampuan
sample t-test adalah data yang diperoleh
kognitif siswa, serta memberikan angket
dari
untuk
kemampuan sosial setelah treatment.
mengukur
kemampuan
sosial
siswa. Dengan instrumen pengumpulan
hasil
serta
post-test
angket
Hasil dan Pembahasan
data adalah instrumen tes berupa soal tes
Data
hasil
tes
kemampuan
awal dan akhir, serta instrumen non tes
kognitif yang akan dideskripsikan terdiri
berupa angket kemampuan sosial.
atas data pre-test dan post-test yang
Teknik
analisis
data
yang
disajikan
pada
tabel
1.
Pre-test
digunakan adalah 1). Analisis Deskriptif,
merupakan tes yang diberikan pada
data yang dideskripsikan merupakan data
ketiga
yang diperoleh dari pengukuran pada
diberikan treatment. Tes ini bertujuan
variabel-variabel
untuk
penelitian
(variabel
kelompok
penelitian
mengetahui
sebelum
kemampuan
awal
terikat) yaitu kemampauan kognitif, dan
siswa pada materi yang dieksperimenkan
sosial siswa. Data yang telah diperoleh
dan untuk melihat kesamaan sampel pada
dihitung nilai rata-ratanya kemudian
setiap
diinterpretasi ke dalam kriteria-kriteria
dilaksanakan
yang telah ditetapkan dan ditentukan
bertujuan untuk mengetahui kemampuan
persentasenya.
kognitif
2).
Analisis
Statistik
Inferensial, yaitu dengan statistik one
kelas
yang
diteliti.
setelah
siswa
Post-test
yang
treatment
setelah
diberikan
treatment.
sample t-test dengan bantuan SPSS 16.0.
Tabel 1. Deskripsi data hasil pre-test dan post-test
Keterangan
STAD & Kontekstual
TGT & Kontekstual
Pre-test
Pre-test
Post-test
Post-test
Kelas Kontrol
Pre-test
Post-test
65,82
72,64
67,16
73,18
66,74
74,62
9,86
12,48
8,16
12,26
6,86
10,75
Varians
98,32
178,02
64,58
173,04
46,12
130,14
Nilai Ideal
71,00
71,00
71,00
71,00
71,00
71,00
Ketuntasan
0,00%
58,86%
0,00%
62,68%
0,00%
42,28%
Rata-rata
Standar Deviasi
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
195
Hasil analisis statistik deskriptif
terjadi peningkatan kemampuan kognitif
yang tersaji pada tabel 1. menunjukkan
siswa
bahwa rata-rata nilai pre-test pada kelas
peningkatan ketuntasan dari pre-test dan
STAD dengan pendekatan kontekstual
post-test pada kelas STAD, TGT dengan
sebesar
pendekatan
65,82;
kelas
TGT
dengan
ditunjukkan
dengan
kontekstual,
dan
adanya
kontrol
pendekatan kontekstual sebesar 67,16 dan
masing-masing adalah 58,86 %; 62,68 %;
kelas kontrol 66,74. Rata-rata nilai post-
dan 42,28 %.
Sebelum dan setelah diberikan
test pada kelas STAD, TGT dengan
kontrol
treatment, dilakukan perngukuran pada
masing-masing adalah 72,64; 73,18; dan
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
74,62. Pada saat pre-test tidak ada siswa
memperoleh data kemampuan sosial
yang tuntas untuk ketiga kelas, atau dapat
siswa dalam pembelajaran matematika.
dikatakan ketuntasan 0,00 % pada semua
Data tersebut disajikan pada tabel 2.
kelas yang diteliti. Setelah treatment,
berikut:
pendekatan
kontekstual,
dan
Tabel 2. Deskripsi data pengukuran kemampuan sosial siswa
sebelum dan setelah treatment
Keterangan
STAD & Konntekstual
TGT & Kontekstual
Sebelum
Sebelum
Setelah
Kelas Kontrol
Setelah
Sebelum
Setelah
Rata-rata
87.88
100.64
88.78
96.46
88.76
88.36
Standar Deviasi
10.86
11.76
11.46
10.68
10.92
11.22
122.40
130.88
125.96
112.48
116.82
128.94
93
93
93
93
93
93
Varians
Nilai Ideal
Berdasarkan
hasil
analisis
statistik
deskriptif yang disajikan pada tabel 2,
TGT dengan
pendekatan kontekstual
96,46; dan pada kelas kontrol 88,36.
hasil pengukuran menunjukkan bahwa
Frekuensi dan persentase banyak
rata-rata hasil pengukuran kemampuan
siswa pada setiap kriteria kemampuan
sosial siswas ebelum treatment pada
sosial
kelas
pendekatan
rentang skor yang telah ditentukan.
kontekstual adalah 87,88; pada kelas TGT
Kemampuan sosial awal dari 38 siswa
STAD
dengan
dengan pendekatan kontekstual 88,78;
dan kelas kontrol 88,76. Kemampuan
sosial siswa setelah treatment pada kelas
STAD dengan pendekatan kontekstual
menunjukkan angka 100,64; pada kelas
siswa
dihitung
sebagaimana
pada kelas STAD dengan pendekatan
kontekstual, tidak ada siswa (0%) yang
memiliki kemampuan sosial
sangat
kurang baik dan kurang baik, 24 siswa
(63,16 %) yang memiliki
kemampuan
sosial cukup baik, 5 siswa (13,16 %)
yang memiliki kemampuan sosial baik,
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
196
ISSN: 2088-687X
dan 9 siswa (23,68 %) yang memiliki
baik, 6 siswa (15,79 %) yang memiliki
kemampuan sosial sangat baik. Dengan
kemampuan sosial baik, dan 20 siswa
demikian, sebagian besar siswa pada
(52,63 %) yang memiliki
kelas
pendekatan
sosial sangat baik,. Dengan demikian,
kontekstual sebelum treatment memiliki
sebagian besar siswa pada kelas STAD
kemampuan sosial cukup baik.
dengan pendekatan kontekstual setelah
dengan
STAD
Kemampuan sosial dari 36 siswa
pada kelas TGT dengan pendekatan
kontekstual, tidak ada siswa (0 %) yang
memiliki kemampuan sosial
sangat
kemampuan
treatment memiliki kemampuan sosial
sangat baik.
Data dari 36 siswa pada kelas
TGT dengan
pendekatan kontekstual
kurang baik dan kurang baik, 24 siswa
mengenai
(66,67 %) yang memiliki
menunjukkan tidak ada siswa (0 %) yang
kemampuan
kemampuan
sosial
siswa
sosial cukup baik, 6 siswa (16,67 %)
memenuhi kriteria
yang memiliki kemampuan sosial baik,
dan kurang baik, 15 siswa (41,67 %) pada
dan 6 siswa (16,67 %) yang memiliki
criteria cukup baik, 5 siswa (13,39 %)
kemampuan sosial sangat baik. Sebagian
pada kriteria baik, dan 16 siswa (44,44
besar siswa pada kelas TGT dengan
%) yang memiliki
pendekatan
sebelum
sangat baik. Dengan demikian, sebagian
treatment memiliki kemampuan sosial
besar siswa pada kelas TGT dengan
cukup baik.
pendekatan kontekstual setelah treatment
kontekstual
Kemampuan sosial awal dari 35
siswa pada kelas kontrol sebagian besar
sangat kurang baik
kemampuan sosial
memiliki kemampuan sosial sangat baik.
Kemampuan
sosial
setelah
memenuhi kriteria cukup baik, yaitu
treatment dari 35 siswa pada kelas
sebanyak 20 siswa (57,14 %) mendapat
kontrol sebagian besar memenuhi kriteria
rentang nilai antara 69 sampai 95.
cukup baik, yaitu
Terdapat 2 siswa memenuhi kriteria
(62,86%) mendapat rentang nilai antara
kurang baik, 7 siswa (20 %) baik, dan 6
70 sampai 95. Terdapat 4 siswa (11,43
siswa (17,14 %) sangat baik.
%) memenuhi kriteria baik, dan 9 siswa
Perolehan skor untuk kemampuan
sosial siswa setelah diadakan treatment
menunjukkan, dari 38 siswa pada kelas
STAD dengan pendekatan kontekstual,
tidak ada
siswa (0 %) yang memiliki
kemampuan sosial
sangat kurang baik
sebanyak 22 siswa
(25,71%) sangat baik.
Keefektifan
model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan Teams TGT
dengan pendekatan kontekstual serta
pembelajaran konvensional ditinjau dari
kemampuan kognitif, dan sosial siswa
dan kurang baik, 12 siswa (31,58 %)
Keefektifan setiap model dan
yang memiliki kemampuan sosial cukup
metode pembelajaran kooperatif ditinjau
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
197
dari kemampuan kognitif, dan sosial
kooperatif tipe TGT dengan pendekatan
siswa
kontekstual.
kelas
VII
Muhammadiyah
MTs
Mu’allimin
Yogyakarta,
dapat
keputusan
Berdasarkan
pada
t-test
kriteria
sample,
one
dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
(KKM) yang telah ditentukan untuk
pendekatan kontekstual efektif ditinjau
masing-masing variabel dependen. KKM
dari
yang telah ditentukan untuk kemampuan
kemampuan sosial siswa. Seperti halnya
kognitif
telah
pada STAD, dalam proses pembelajaran
ditentukan sekolah yaitu 71. Sedangkan
matematika siswa berpartisipasi aktif
untuk kemampuan sosial siswa dikatakan
melalui diskusi dengan anggota-anggota
berhasil apabila mendapat jumlah skor
kelompoknya. Turnamen akademik pada
minimal 93.
setiap
adalah
KKM
yang
kemampuan
akhir
kognitif
pembelajaran
dan
memacu
Penerapan model pembelajaran
kemampuan siswa untuk berkompetisi
kooperatif pada kelompok eksperimen
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
pertama, berdasarkan kriteria keputusan
berkaitan dengan materi. Siswa diberikan
pada t-test one sample, pembelajaran
penghargaan sehingga siswa menjadi
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
senang dan terpacu untuk belajar, dan
kontekstual
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
efektif
ditinjau
dari
kemampuan kognitif dan kemampuan
Berdasarkan kriteria keputusan
sosial siswa. Hal ini disebabkan karena
pada t-test one sample, Pembelajaran
dalam proses pembelajaran matematika
dengan metode konvensional tidak efektif
siswa berpartisipasi aktif melalui diskusi
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
dengan anggota-anggota kelompoknya.
sosial
Adanya
menyebabkan metode ini tidak efektif
kuis
pada
setiap
akhir
siswa.
kemajuan
tidak
informasi hanya berlangsung dua arah,
langsung memberikan tanggung jawab
yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa
kepada
keberhasilan
tidak terpacu untuk menemukan sendiri
Rekognisi
informasi yang terkait dengan materi; 2)
siswa
kelompok
untuk
masing-masing.
proses
yang
antara
secara
1)
hal
pembelajaran yang dihitung berdasarkan
kelompok
lain:
Beberapa
pemberian
juga
tanggung jawab hanya untuk diri siswa
membuat senang dan terpacu untuk
sendiri sehingga kurang ada upaya untuk
belajar, serta menjadi lebih baik dari
optimalisasi diri; 3) tidak adanya diskusi
sebelumnya.
untuk menyelesaikan masalah bersama
atau
penghargaan
kelompok
Penerapan model pembelajaran
kooperatif pada kelompok eksperimen
kedua, guru menerapkan pembelajaran
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
sehingga sosialisasi siswa kurang.
Dengan
disimpulkan
demikian
bahwa
kedua
dapat
model
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
198
ISSN: 2088-687X
pembelajaran
untuk mengetahui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan
mana yang lebih unggul untuk setiap
pendekatan kontekstual efektif ditinjau
variabel.
pembelajaran
baik
dari kemampuan sosial siswa tetapi tidak
Hasil uji lanjut menunjukkan
efektif ditinjau dari kemampuan kognitif
bahwa pada aspek kemampuan kognitif,
siswa. Adapun pembelajaran dengan
STAD dan TGT dengan pendekatan
metode konvensional ternyata kurang
kontekstual
efektif ditinjau dari kemampuan kognitif,
pembelajaran konvensional. Pada aspek
dan sosial siswa.
kemampuan sosial siswa, STAD dan TGT
Komparasi
pengaruh
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TGT dengan pendekatan kontekstual
dengan
pembelajaran
konvensional
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
lebih
baik
daripada
dengan pendekatan kontekstual juga lebih
baik
dari
pada
pembelajaran
konvensional. Dengan demikian, berarti
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD dan TGT dengan pendekatan
kontekstual adalah model pembelajaran
sosial siswa
Berdasarkan hasil analisis secara
yang lebih efektif.
multivariate untuk melihat perbedaan
Komparasi
antara
kelas
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
eksperimen, diperoleh nilai p value untuk
TGT dengan pendekatan kontekstual
setiap uji statistik sebesar 0,001. Hal ini
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
menunjukkan bahwa nilai p value lebih
sosial siswa
kelas
kontrol
dengan
pengaruh
model
yang
Berdasarkan hasil analisis secara
digunakan yaitu 5%. Dengan demikian,
multivariate untuk melihat perbedaan
berarti hipotesis nol penelitian yang
antara
berbunyi
perbedaan
eksperimen, diperoleh nilai p value untuk
pengaruh pembelajaran konvensional dan
setiap uji statistik sebesar 0,214. Hal ini
model pembelajaran kooperatif terhadap
menunjukkan bahwa nilai p value lebih
kemampuan kognitif, dan sosial siswa”
besar
ditolak. Hal itu menunjukkan terdapat
digunakan yaitu 5%. Dengan demikian,
perbedaan
berarti hipotesis nol penelitian yang
kecil
dari
keefektifan
taraf
“Tidak
signifikansi
terdapat
pengaruh
antara
atau
tingkat
pembelajaran
kelas
dari
berbunyi
kontrol
taraf
“Tidak
dengan
signifikansi
terdapat
kelas
yang
perbedaan
konvensional dan model pembelajaran
pengaruh model pembelajaran kooperatif
kooperatif.
tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
Setelah
diketahui
kedua
model pembelajaran memiliki pengaruh
kontekstual
yang berbeda secara simultan, kemudian
kognitif, dan sosial siswa” diterima. Hal
dilakukan uji lanjut secara univariat
ini
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
terhadap
menunjukkan
tidak
kemampuan
terdapat
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
perbedaan
199
pengaruh
atau
tingkat
siswa
(siswa
masih
belum
terbiasa
keefektifan antara pembelajaran model
dengan pembelajaran kooperatif) dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
pembelajaran matematika.
TGT. Setelah diketahui kedua model
Walaupun
tidak
terdapat
pembelajaran memiliki pengaruh yang
perbedaan
tidak berbeda secara simultan, maka tidak
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
perlu
TGT dengan pendekatan kontekstual,
dilakukan
uji
lanjut
secara
univariat.
keduanya
Hasil analisis
yakni
pengaruh
“Tidak
yang diperoleh
terdapat
perbedaan
memiliki
antara
model
pengaruh
yang
signifikan terhadap kemampuan kognitif,
dan sosial siswa dalam pembelajaran
pengaruh model pembelajaran kooperatif
matematika
tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
pokok garis dan sudut. Dengan demikian,
kontekstual
baik
terhadap
kemampuan
khususnya
STAD
maupun
pada
materi
dengan
TGT
kognitif, mental, dan sosial siswa” tidak
pendekatan kontekstual sebagai tipe pada
sesuai dengan hipotesis penelitian yang
model
telah dirumuskan. Hal ini disebabkan
keduanya
antara lain karena: 1). Pada pelaksanaan
kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
akademik
belum
tercapai
secara maksimal. Turnamen akademik
dimaksudkan untuk merangsang sikap
kompetitif siswa dengan berlomba-lomba
mampu
kooperatif,
meningkatkan
Kesimpulan dan Saran
dengan pendekatan kontekstual, tujuan
turnamen
pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data
dan
pembahasan,
disimpulkan
berikut:
beberapa
1).
Model
maka
dapat
hal
sebagai
pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan
menjawab soal turnamen dengan benar.
pendekatan kontekstual efektif ditinjau
Namun
dari
pada
kenyataanya,
beberapa
kemampuan
kognitif
dan
siswa menganggap turnamen akademik
kemampuan sosial siswa, sedangkan
hanya sekadar permainan belaka. 2). Pada
pembelajaran konvensional tidak efektif
kelas
pendekatan
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
kontekstual, beberapa siswa mengeluh
sosial siswa. 2). Terdapat perbedaan yang
dan merasa tidak sesuai dengan teman
signifikan mengenai pengaruh model
satu kelompoknya sehingga pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TGT
dengan
diskusi kelompok kurang maksimal. 3).
Pelaksanaan
pembelajaran
kooperatif
khususnya tipe TGT dengan pendekatan
kontekstual tidak maksimal karena tidak
didukung secara optimal dengan kesiapan
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
TGT dengan
dengan
pendekatan kontekstual
pembelajaran
konvensional
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
sosial siswa. 3) Tidak terdapat perbedaan
yang
signifikan
mengenai
pengaruh
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
200
ISSN: 2088-687X
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
kontekstual,
hendaknya
menyiapkan
STAD dengan pendekatan kontekstual
segala
dan model pembelajaran kooperatif tipe
dibutuhkan,
TGT dengan
mengaktifkan kegiatan belajar siswa. 4).
pendekatan kontekstual
perangkat
pembelajaran
terutama
LKS
yang
untuk
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
Disarankan
kepada
sosial siswa. 4). Model pembelajaran
memperluas
materi
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
dalam
penelitian,
kontekstual
memungkinkan generalisasi yang lebih
lebih
baik
dari
pada
pembelajaran konvensional pada aspek
kemampuan sosial, sedangkan model
pembelajaran kooperatiftipe TGT dengan
digunakan
sehingga
Pustaka
Arends, R. I., & Kilcher, A. (2010).
Teaching for student learning:
pada pembelajaran konvensional pada
Becoming
aspek kemampuan kognitif, dan sosial
an
accumplhised
teacher. New York: Taylor &
siswa.
Francis e- Library.
Berdasarkan hasil dan temuan
Borich, G. D. (2000). Efective Teaching
yang diperoleh di atas, ada beberapa
Methods.
saran yang dapat disampaikan adalah: 1).
Disarankan pada guru untuk menerapkan
berbagai
model
dan
Clikeman,
pendekatan
pengajar
menerapkan
matematika
model
pembelajaran
matematika,
dalam
Learning Environments. New
York: Routledge
Slavin,
tipe
STAD dan TGT dengan pendekatan
R.
E.
(2005).
Cooperative
Learning: theory, research and
practice.
peningkatan kemampuan kognitif, dan
kooperatif
Springer
for Designing Problem-Solving
membawa dampak yang positif pada
pembelajaran
Social
Solve Problems: A Handbook
sehingga
sosial siswa. 3). Dalam menerapkan
(2007).
Jonnasen, D. H. (2011). Learning to
untuk
pembelajaran
motivatif
S.
Science+Business Media.
pendekatan kontekstual serta memberikan
yang
M.
York:
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan
penghargaan
Ohio:
Competence in Children. New
untuk berpartisipasi aktif dalam belajar
atau berpusat pada siswa. 2). Disarankan
Columbus,
Merilan Imprint of Prentice Hall.
pembelajaran yang memungkinkan siswa
model
yang
agar
luas.
pendekatan kontekstual lebih baik dari
kepada
peneliti
London:
Allymand
Bacon.
Wina
Sanjaya.
(2011).
pembelajaran
Strategi
berorientasi
standar proses pendidikan. Jak
arta: Kencana Media Group.
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
189
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF, DAN SOSIAL SISWA
Rostien Puput Anggoro
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UAD, Yogyakarta
Email: anggoro_puput@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan keefektifan model kooperatif tipe
STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, 2)
Membandingkan keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT
dengan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran konvensional, dan 3) Membandingkan
keefektifan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretestposttest non-equivalent group design. Penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen dan satu
kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi tes kemampuan kognitif matematika,
dan angket kemampuan sosial siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual efektif pada kemampuan kognitif
dan kemampuan sosial siswa, sedangkan pembelajaran konvensional tidak efektif pada kemampuan
kognitif dan kemampuan sosial siswa, 2) Terdapat perbedaan keefektifan antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran
konvensional, serta tidak terdapat perbedaan keefektifan antara pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan pembelajaran kooperatif tipe TGT, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa, dan 3)
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih efektif dari pada
pembelajaran konvensional, ditinjau dari kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pembelajaran kooperatif tipe TGT, pembelajaran
konvensional, kemampuan kognitif, dan kemampuan sosial.
ABSTRACT
This research is aimed to: 1) describe the effectiveness of cooperative learning model of
STAD and TGT type using the contextual approach in the mathematics learning, 2) comparing the
effectiveness of cooperative learning model of STAD and TGT types using the contextual approach
and conventional learning, 3) comparing the effectiveness of cooperative learning model of STAD
and TGT types using the contextual approach in the mathematics learning in relation to cognitive
competence and social competence student. This research is a quasi experiment research. The
design of the research used is quasi-experiments with nonequivalent (pre-test and post-test) group
design. This research used two experiment classes and one control class. Research instrument used
cognitive competence test mathematic and social competence questionnaire. The results of the
research are as follows. 1) The cooperative learning model of STAD and TGT types using the
contextual approach is effective to cognitive competence and social competence student while
conventinal learning not effective to cognitive competence and social competence student. 2) There
is difference between the effective of cooperative learning model of STAD and TGT types using
the contextual approach whit conventional learning, and not difference between the effective of
cooperative learning model of STAD and TGT types using the contextual approach to he
cooperative learning model of TAI type to cognitive competence and social competence student.
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
190
ISSN: 2088-687X
And 3) cooperative learning model of STAD and TGT types more effective of the conventional
learning to cognitive competence and social competence student.
Keywords: STAD Cooperative Learning Model, TGTCooperative Learning Model, Conventional
Learning, Cognitive Competence, and Sicial Competence.
malu untuk bertanya mengenai materi
Pendahuluan
Pembelajaran
Indonesia
matematika
hingga
saat
ini
di
masih
yang
diselesaikan
Permasalahan
tersebut
dengan
baik.
adalah
masih
guru
atau
mengungkapkan suatu pendapat.
mengalami permasalahan yang belum
mampu
disampaikan
Untuk mengatasi permasalahan
yang
terjadi,
dibutuhkan
pembelajaran
suatu
matematika
yang
kurangnya kemampuan kognitif siswa
menyenangkan dan menarik, sehingga
dalam mata pelajaran matematika. Hal ini
pelajaran
ditunjukkan dengan masih rendahnya
dipahami. Pembelajaran matematika juga
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
sebaiknya
matematika.
berinteraksi dengan siswa yang lain untuk
Beberapa
faktor
matematika
lebih
mendukung
mudah
siswa
untuk
penyebabnya antara lain banyak siswa
meningkatkan
masih beranggapan bahwa matematika
bersosialisasi dengan orang lain. Dengan
merupakan mata pelajaran yang sulit dan
demikian diharapkan pembelajaran akan
membingungkan.
membentuk
Permasalahan lain yang ada yaitu
masih
rendahnya
kemampuan
siswa
kecerdasan
kemampuannya
siswa
yang
dalam
memiliki
intelektual
sekaligus
kecerdasan emosi secara seimbang.
dalam bersosialisasi dengan lingkungan
Pembelajaran
dengan
model
sekitarnya, dalam hal ini teman, guru, dan
kooperatif (Cooperative Learning) dapat
warga sekolah yang lain. Siswa lebih
menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
cenderung bersifat individualis dan tidak
permasalahan
peduli terhadap teman yang lain ketika
dikarenakan
pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerja sama
berlangsung.
Hal
ini
tersebut.
model
Hal
ini
pembelajaran
menyebabkan adanya kesenjangan antara
dalam
siswa yang memiliki kemampuan baik
untuk
dengan
keterampilan dalam rangka mencapai
siswa
yang
kemampuannya
menyelesaikan
menerapkan
permasalahan
pengetahuan
dan
kurang baik. Kerjasama siswa dalam
tujuan
menyelesaikan tugas atau masalah pun
pembelajaran
masih kurang. Interaksi dengan guru
pembelajaran kooperatif, siswa didorong
dalam
untuk bekerja sama pada suatu tugas
pembelajaran
masih
belum
optimal. Siswa sering merasa takut atau
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
bersama
pembelajaran.
Dalam
dengan
dan
mereka
proses
model
harus
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
191
mengkoordinasikan
menyelesaikan
guru.
usahanya
tugas
Tujuan
yang
model
untuk
diberikan
dalam pembelajaran matematika. Pada
dasarnya
pembelajaran
matematika
pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual mengacu
kooperatif adalah hasil belajar akademik
pada konstuktivisme. Belajar menurut
siswa
konstruktivisme adalah siswa sendiri
meningkat
menerima
berbagai
temannya,
serta
dan
siswa
dapat
keragaman
dari
pengembangan
keterampilan sosial.
beberapa
harus
mentransfer
pengetahuan
STAD dan TGT merupakan dua di
antara
yang
tipe
aktif
menemukan
atau
yang
dan
membangun
akan
menjadi
miliknya.
pembelajaran
Masalah dalam penelitian ini
kooperatif. Prosedur penggunaan tipe
adalah:
STAD dan TGT ini memiliki kemiripan.
pembelajaran matematika dengan model
Satu-satunya perbedaan antara keduanya
kooperatif tipe STAD dan tipe TGT
adalah STAD menggunakan kuis-kuis
dengan pendekatan kontekstual serta
individual pada tiap akhir pembelajaran,
pembelajaran
sedangkan TGT menggunakan game-
kemampuan kognitif, dan sosial siswa?
game akademik. Gagasan utama dari
2). Manakah yang lebih efektif antara
STAD dan TGT adalah untuk memotivasi
model
siswa supaya dapat saling mendukung
STAD dan TGT dengan pendekatan
dan membantu satu sama lain dalam
kontekstual
menguasai kemampuan yang diajarkan
konvensional ditinjau dari kemampuan
guru. Jika para siswa ingin agar timnya
kognitif, dan sosial siswa? 3). Manakah
mendapatkan penghargaan tim, mereka
yang
harus membantu teman satu timnya untuk
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
mempelajari materinya. Mereka harus
tipe TGT dengan pendekatan kontekstual
mendukung teman satu timnya untuk
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
dapat
sosial
melakukan
yang
terbaik,
menunjukkan norma bahwa belajar itu
1).
Bagaimana
konvensional
pembelajaran
lebih
siswa
keefektifan
dengan
efektif
pada
terhadap
kooperatif
tipe
pembelajaran
antara
model
pembelajaran
matematika?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
penting, berharga, dan menyenangkan
(Slavin, 2005: 6). Keadaan yang seperti
mengetahui:
1).
ini akan meningkatkan kemampuan siswa
keefektifan
model
untuk bersosialisasi dengan teman dan
kooperatif tipe STAD, TGT dengan
juga guru.
pendekatan kontekstual dan konvensional
Selain model pembelajaran, solusi
penyampaian
menggunakan
materi
pendekatan
juga
dapat
kontekstual
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Mendeskripsikan
pembelajaran
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
sosial
siswa
matematika.
pada
2).
pembelajaran
Membandingkan
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
192
ISSN: 2088-687X
keefektifan antara model pembelajaran
Presentasi
kooperatif tipe STAD dan tipe TGT
berfokus pada unit STAD. Dengan cara
dengan pendekatan kontekstual dengan
ini, para siswa akan menyadari bahwa
pembelajaran konvensional ditinjau dari
mereka
kemampuan kognitif, dan sosial siswa
perhatian penuh selama presentasi kelas
pada
3).
karena dengan demikian akan sangat
antara
membantu merela mengerjakan kuis-kuis.
tipe
2). Tim, terdiri dari empat atau lima
STAD dan tipe TGT dengan pendekatan
siswa yang mewakili seluruh bagian dari
kontekstual ditinjau dari kemampuan
kelas dalam hal kinerja akademik, jenis
kognitif,
kelamin, ras dan etnisitas. Tim adalah
pembelajaran
Membandingkan
model
matematika.
keefektifan
pembelajaran
dan
kooperatif
sosial
siswa
pada
yang
harus
dilakukan
haruslah
benar-benar
memberi
pembelajaran matematika.
fitur yang paling penting dalam STAD.
Landasan Teori
Pada tiap poinnya, yang ditekankan
Menurut Arends & Kilcher (2010:
adalah membuat anggota tim melakukan
306), Pembelajaran kooperatif adalah
yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus
model pembelajaran atau strategi yang
melakukan yang terbaik untuk membantu
dicirikan oleh tugas kelompok, tujuan,
tiap anggotanya. 3). Kuis, Setelah sekitar
dan
dan
satu atau dua periode setelah guru
membutuhkan siswa untuk secara aktif
memberikan presentasi dan sekitar satu
terlibat dalam diskusi, debat, latihan, dan
atau dua periode praktik tim, para siswa
kerja sama tim. STAD merupakan salah
akan mengerjakan kuis individual. Para
satu metode pembelajaran kooperatif
siswa tidak diperbolehkan untuk saling
yang paling sederhana, dan merupakan
membantu
model yang baik untuk permulaan bagi
sehingga setiap siswa bertanggung jawab
para guru yang baru menggunakan
secara
pendekatan kooperatif.
materinya. 4). Skor kemajuan individual,
struktur
penghargaan,
Menurut Borich (2000: 388),
dalam
dalam
individual
Gagasan
di
mengerjakan
untuk
balik
kuis
memahami
skor
kemajuan
Team-Achievement
individual adalah untuk memberikan
Division (STAD), guru menetapkan siswa
kepada tiap siswa tujuan kinerja yang
dalam tim yang terdiri dari empat sampai
akan
lima orang anggota. Komposisi setiap tim
bekerja lebih giat dan memberikan
dalam kelas harus heterogen yang terdiri
kinerja
dari
sebelumnya. 5). Rekognisi tim, tim akan
Student
(laki-laki/perempuan,
prestasi
tinngi/prestasi rendah, dan lain-lain).
STAD terdiri dari lima komponen
utama,
yaitu:
1).
Presentasi
kelas,
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
dapat
yang
mendapatkan
dicapai
apabila
lebih
sertifikat
baik
atau
mereka
daripada
bentuk
penghargaan yang lain apabila skor ratarata mereka mencapai kriteria tertentu.
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
193
Clikeman
Skor tim siswa dapat juga digunakan
untuk menentukan dua puluh persen dari
memberikan
peringkat mereka.
kemampuan
(2007:
1-2)
pengertian
sosial
tentang
adalah
suatu
Menurut Borich, (2000: 389),
kemampuan untuk mengambil perspektif
suatu kegiatan pembelajaran kooperatif
lain dengan memperhatikan suatu situasi
hampir sama dengan STAD adalah
dan untuk belajar dari pengalaman yang
Teams Games Tournament (TGT). TGT
lalu dan menerapkan bahwa belajar
menggunakan format umum sama seperti
adalah untuk perubahan sosial yang
STAD (4 sampai 5 anggota kelompok
teratur. Kemampuan untuk merespon
belajar setiap lembar kerja). Namun, dari
secara fleksibel
pada diberikan kuis individu dalam satu
menegaskan kemampuan seseorang untuk
periode pembahasan, murid memainkan
memegang
permainan
diberikan.
akademis
untuk
memperlihatkan penguasaan dari topik
Jenis
Sanjaya
mengemukakan
bahwa,
(2011:
255)
secara tepat
tantangan
sosial
yang
Metode Penelitian
yang mereka pelajari.
Wina
dan
penelitian
penelitian
ini
adalah
kuantitatif
dengan
“Pendekatan
menggunakan metode eksperimen semu
Kontekstual adalah suatu pendekatan
(quasi eksperimen) yang bertujuan untuk
pembelajaran yang menekankan kepada
membandingkan
proses keterlibatan peserta didik secara
eksperimen dengan kelompok kontrol,
penuh untuk dapat menemukan materi
serta
yang dipelajari dan menghubungkannya
kelompok eksperimen. Desain penelitian
dengan situasi kehidupan nyata sehingga
ini
mendorong peserta didik untuk dapat
melakukan
random
assignment,
menerapkannya
melainkan
menggunakan
kelompok-
dalam
kehidupan
mereka”.
Jonnasen
dua
kelompok
membandingkan
dipilih
karena
antara
peneliti
dua
tidak
kelompok yang ada sebagai kelompok
(2011:
267)
eksperimen dan kelompok kontrol.
mendefinisikan kognitif sebagai konsep
Populasi dalam penelitian ini
(skema), yaitu dasar dari pemahaman dan
adalah seluruh siswa kelas VII MTs
pemikiran manusia. Kotegori konsep
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta,
adalah proses kognitif yang meresap
Jalan Letjen S. Parman 68 Yogyakarta,
dalam kehidupan sehari-hari karena kita
Tahun Pelajaran 2015/2016. Pengambilan
memasuki masa untuk mendiskripsikan
sampel dilakukan dengan cara acak.
apa yang kita pikirkan atau menafsirkan
Peneliti mengambil tiga kelas dari tujuh
apa yang orang lain katakan kepada kita.
kelas
VII.
Kemudian
peneliti
akan
memberi perlakuan dengan menggunakan
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
194
ISSN: 2088-687X
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
STAD dan TGT dengan pendekatan
efektif tidaknya pembelajaran kooperatif
kontekstual pada masing-masing kelas
tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
eksperimen,
kontekstual,
serta
pembelajaran
konvensional
pada
masing-masing
serta
pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
Teknik pengumpulan data pada
variabel kemampuan kognitif, dan sosial
penelitian ini adalah dengan pre-test dan
siswa. Data yang dianalisis dengan one
post-test untuk mengukur kemampuan
sample t-test adalah data yang diperoleh
kognitif siswa, serta memberikan angket
dari
untuk
kemampuan sosial setelah treatment.
mengukur
kemampuan
sosial
siswa. Dengan instrumen pengumpulan
hasil
serta
post-test
angket
Hasil dan Pembahasan
data adalah instrumen tes berupa soal tes
Data
hasil
tes
kemampuan
awal dan akhir, serta instrumen non tes
kognitif yang akan dideskripsikan terdiri
berupa angket kemampuan sosial.
atas data pre-test dan post-test yang
Teknik
analisis
data
yang
disajikan
pada
tabel
1.
Pre-test
digunakan adalah 1). Analisis Deskriptif,
merupakan tes yang diberikan pada
data yang dideskripsikan merupakan data
ketiga
yang diperoleh dari pengukuran pada
diberikan treatment. Tes ini bertujuan
variabel-variabel
untuk
penelitian
(variabel
kelompok
penelitian
mengetahui
sebelum
kemampuan
awal
terikat) yaitu kemampauan kognitif, dan
siswa pada materi yang dieksperimenkan
sosial siswa. Data yang telah diperoleh
dan untuk melihat kesamaan sampel pada
dihitung nilai rata-ratanya kemudian
setiap
diinterpretasi ke dalam kriteria-kriteria
dilaksanakan
yang telah ditetapkan dan ditentukan
bertujuan untuk mengetahui kemampuan
persentasenya.
kognitif
2).
Analisis
Statistik
Inferensial, yaitu dengan statistik one
kelas
yang
diteliti.
setelah
siswa
Post-test
yang
treatment
setelah
diberikan
treatment.
sample t-test dengan bantuan SPSS 16.0.
Tabel 1. Deskripsi data hasil pre-test dan post-test
Keterangan
STAD & Kontekstual
TGT & Kontekstual
Pre-test
Pre-test
Post-test
Post-test
Kelas Kontrol
Pre-test
Post-test
65,82
72,64
67,16
73,18
66,74
74,62
9,86
12,48
8,16
12,26
6,86
10,75
Varians
98,32
178,02
64,58
173,04
46,12
130,14
Nilai Ideal
71,00
71,00
71,00
71,00
71,00
71,00
Ketuntasan
0,00%
58,86%
0,00%
62,68%
0,00%
42,28%
Rata-rata
Standar Deviasi
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
195
Hasil analisis statistik deskriptif
terjadi peningkatan kemampuan kognitif
yang tersaji pada tabel 1. menunjukkan
siswa
bahwa rata-rata nilai pre-test pada kelas
peningkatan ketuntasan dari pre-test dan
STAD dengan pendekatan kontekstual
post-test pada kelas STAD, TGT dengan
sebesar
pendekatan
65,82;
kelas
TGT
dengan
ditunjukkan
dengan
kontekstual,
dan
adanya
kontrol
pendekatan kontekstual sebesar 67,16 dan
masing-masing adalah 58,86 %; 62,68 %;
kelas kontrol 66,74. Rata-rata nilai post-
dan 42,28 %.
Sebelum dan setelah diberikan
test pada kelas STAD, TGT dengan
kontrol
treatment, dilakukan perngukuran pada
masing-masing adalah 72,64; 73,18; dan
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
74,62. Pada saat pre-test tidak ada siswa
memperoleh data kemampuan sosial
yang tuntas untuk ketiga kelas, atau dapat
siswa dalam pembelajaran matematika.
dikatakan ketuntasan 0,00 % pada semua
Data tersebut disajikan pada tabel 2.
kelas yang diteliti. Setelah treatment,
berikut:
pendekatan
kontekstual,
dan
Tabel 2. Deskripsi data pengukuran kemampuan sosial siswa
sebelum dan setelah treatment
Keterangan
STAD & Konntekstual
TGT & Kontekstual
Sebelum
Sebelum
Setelah
Kelas Kontrol
Setelah
Sebelum
Setelah
Rata-rata
87.88
100.64
88.78
96.46
88.76
88.36
Standar Deviasi
10.86
11.76
11.46
10.68
10.92
11.22
122.40
130.88
125.96
112.48
116.82
128.94
93
93
93
93
93
93
Varians
Nilai Ideal
Berdasarkan
hasil
analisis
statistik
deskriptif yang disajikan pada tabel 2,
TGT dengan
pendekatan kontekstual
96,46; dan pada kelas kontrol 88,36.
hasil pengukuran menunjukkan bahwa
Frekuensi dan persentase banyak
rata-rata hasil pengukuran kemampuan
siswa pada setiap kriteria kemampuan
sosial siswas ebelum treatment pada
sosial
kelas
pendekatan
rentang skor yang telah ditentukan.
kontekstual adalah 87,88; pada kelas TGT
Kemampuan sosial awal dari 38 siswa
STAD
dengan
dengan pendekatan kontekstual 88,78;
dan kelas kontrol 88,76. Kemampuan
sosial siswa setelah treatment pada kelas
STAD dengan pendekatan kontekstual
menunjukkan angka 100,64; pada kelas
siswa
dihitung
sebagaimana
pada kelas STAD dengan pendekatan
kontekstual, tidak ada siswa (0%) yang
memiliki kemampuan sosial
sangat
kurang baik dan kurang baik, 24 siswa
(63,16 %) yang memiliki
kemampuan
sosial cukup baik, 5 siswa (13,16 %)
yang memiliki kemampuan sosial baik,
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
196
ISSN: 2088-687X
dan 9 siswa (23,68 %) yang memiliki
baik, 6 siswa (15,79 %) yang memiliki
kemampuan sosial sangat baik. Dengan
kemampuan sosial baik, dan 20 siswa
demikian, sebagian besar siswa pada
(52,63 %) yang memiliki
kelas
pendekatan
sosial sangat baik,. Dengan demikian,
kontekstual sebelum treatment memiliki
sebagian besar siswa pada kelas STAD
kemampuan sosial cukup baik.
dengan pendekatan kontekstual setelah
dengan
STAD
Kemampuan sosial dari 36 siswa
pada kelas TGT dengan pendekatan
kontekstual, tidak ada siswa (0 %) yang
memiliki kemampuan sosial
sangat
kemampuan
treatment memiliki kemampuan sosial
sangat baik.
Data dari 36 siswa pada kelas
TGT dengan
pendekatan kontekstual
kurang baik dan kurang baik, 24 siswa
mengenai
(66,67 %) yang memiliki
menunjukkan tidak ada siswa (0 %) yang
kemampuan
kemampuan
sosial
siswa
sosial cukup baik, 6 siswa (16,67 %)
memenuhi kriteria
yang memiliki kemampuan sosial baik,
dan kurang baik, 15 siswa (41,67 %) pada
dan 6 siswa (16,67 %) yang memiliki
criteria cukup baik, 5 siswa (13,39 %)
kemampuan sosial sangat baik. Sebagian
pada kriteria baik, dan 16 siswa (44,44
besar siswa pada kelas TGT dengan
%) yang memiliki
pendekatan
sebelum
sangat baik. Dengan demikian, sebagian
treatment memiliki kemampuan sosial
besar siswa pada kelas TGT dengan
cukup baik.
pendekatan kontekstual setelah treatment
kontekstual
Kemampuan sosial awal dari 35
siswa pada kelas kontrol sebagian besar
sangat kurang baik
kemampuan sosial
memiliki kemampuan sosial sangat baik.
Kemampuan
sosial
setelah
memenuhi kriteria cukup baik, yaitu
treatment dari 35 siswa pada kelas
sebanyak 20 siswa (57,14 %) mendapat
kontrol sebagian besar memenuhi kriteria
rentang nilai antara 69 sampai 95.
cukup baik, yaitu
Terdapat 2 siswa memenuhi kriteria
(62,86%) mendapat rentang nilai antara
kurang baik, 7 siswa (20 %) baik, dan 6
70 sampai 95. Terdapat 4 siswa (11,43
siswa (17,14 %) sangat baik.
%) memenuhi kriteria baik, dan 9 siswa
Perolehan skor untuk kemampuan
sosial siswa setelah diadakan treatment
menunjukkan, dari 38 siswa pada kelas
STAD dengan pendekatan kontekstual,
tidak ada
siswa (0 %) yang memiliki
kemampuan sosial
sangat kurang baik
sebanyak 22 siswa
(25,71%) sangat baik.
Keefektifan
model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan Teams TGT
dengan pendekatan kontekstual serta
pembelajaran konvensional ditinjau dari
kemampuan kognitif, dan sosial siswa
dan kurang baik, 12 siswa (31,58 %)
Keefektifan setiap model dan
yang memiliki kemampuan sosial cukup
metode pembelajaran kooperatif ditinjau
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
197
dari kemampuan kognitif, dan sosial
kooperatif tipe TGT dengan pendekatan
siswa
kontekstual.
kelas
VII
Muhammadiyah
MTs
Mu’allimin
Yogyakarta,
dapat
keputusan
Berdasarkan
pada
t-test
kriteria
sample,
one
dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
(KKM) yang telah ditentukan untuk
pendekatan kontekstual efektif ditinjau
masing-masing variabel dependen. KKM
dari
yang telah ditentukan untuk kemampuan
kemampuan sosial siswa. Seperti halnya
kognitif
telah
pada STAD, dalam proses pembelajaran
ditentukan sekolah yaitu 71. Sedangkan
matematika siswa berpartisipasi aktif
untuk kemampuan sosial siswa dikatakan
melalui diskusi dengan anggota-anggota
berhasil apabila mendapat jumlah skor
kelompoknya. Turnamen akademik pada
minimal 93.
setiap
adalah
KKM
yang
kemampuan
akhir
kognitif
pembelajaran
dan
memacu
Penerapan model pembelajaran
kemampuan siswa untuk berkompetisi
kooperatif pada kelompok eksperimen
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
pertama, berdasarkan kriteria keputusan
berkaitan dengan materi. Siswa diberikan
pada t-test one sample, pembelajaran
penghargaan sehingga siswa menjadi
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
senang dan terpacu untuk belajar, dan
kontekstual
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
efektif
ditinjau
dari
kemampuan kognitif dan kemampuan
Berdasarkan kriteria keputusan
sosial siswa. Hal ini disebabkan karena
pada t-test one sample, Pembelajaran
dalam proses pembelajaran matematika
dengan metode konvensional tidak efektif
siswa berpartisipasi aktif melalui diskusi
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
dengan anggota-anggota kelompoknya.
sosial
Adanya
menyebabkan metode ini tidak efektif
kuis
pada
setiap
akhir
siswa.
kemajuan
tidak
informasi hanya berlangsung dua arah,
langsung memberikan tanggung jawab
yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa
kepada
keberhasilan
tidak terpacu untuk menemukan sendiri
Rekognisi
informasi yang terkait dengan materi; 2)
siswa
kelompok
untuk
masing-masing.
proses
yang
antara
secara
1)
hal
pembelajaran yang dihitung berdasarkan
kelompok
lain:
Beberapa
pemberian
juga
tanggung jawab hanya untuk diri siswa
membuat senang dan terpacu untuk
sendiri sehingga kurang ada upaya untuk
belajar, serta menjadi lebih baik dari
optimalisasi diri; 3) tidak adanya diskusi
sebelumnya.
untuk menyelesaikan masalah bersama
atau
penghargaan
kelompok
Penerapan model pembelajaran
kooperatif pada kelompok eksperimen
kedua, guru menerapkan pembelajaran
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
sehingga sosialisasi siswa kurang.
Dengan
disimpulkan
demikian
bahwa
kedua
dapat
model
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
198
ISSN: 2088-687X
pembelajaran
untuk mengetahui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan
mana yang lebih unggul untuk setiap
pendekatan kontekstual efektif ditinjau
variabel.
pembelajaran
baik
dari kemampuan sosial siswa tetapi tidak
Hasil uji lanjut menunjukkan
efektif ditinjau dari kemampuan kognitif
bahwa pada aspek kemampuan kognitif,
siswa. Adapun pembelajaran dengan
STAD dan TGT dengan pendekatan
metode konvensional ternyata kurang
kontekstual
efektif ditinjau dari kemampuan kognitif,
pembelajaran konvensional. Pada aspek
dan sosial siswa.
kemampuan sosial siswa, STAD dan TGT
Komparasi
pengaruh
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TGT dengan pendekatan kontekstual
dengan
pembelajaran
konvensional
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
lebih
baik
daripada
dengan pendekatan kontekstual juga lebih
baik
dari
pada
pembelajaran
konvensional. Dengan demikian, berarti
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD dan TGT dengan pendekatan
kontekstual adalah model pembelajaran
sosial siswa
Berdasarkan hasil analisis secara
yang lebih efektif.
multivariate untuk melihat perbedaan
Komparasi
antara
kelas
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
eksperimen, diperoleh nilai p value untuk
TGT dengan pendekatan kontekstual
setiap uji statistik sebesar 0,001. Hal ini
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
menunjukkan bahwa nilai p value lebih
sosial siswa
kelas
kontrol
dengan
pengaruh
model
yang
Berdasarkan hasil analisis secara
digunakan yaitu 5%. Dengan demikian,
multivariate untuk melihat perbedaan
berarti hipotesis nol penelitian yang
antara
berbunyi
perbedaan
eksperimen, diperoleh nilai p value untuk
pengaruh pembelajaran konvensional dan
setiap uji statistik sebesar 0,214. Hal ini
model pembelajaran kooperatif terhadap
menunjukkan bahwa nilai p value lebih
kemampuan kognitif, dan sosial siswa”
besar
ditolak. Hal itu menunjukkan terdapat
digunakan yaitu 5%. Dengan demikian,
perbedaan
berarti hipotesis nol penelitian yang
kecil
dari
keefektifan
taraf
“Tidak
signifikansi
terdapat
pengaruh
antara
atau
tingkat
pembelajaran
kelas
dari
berbunyi
kontrol
taraf
“Tidak
dengan
signifikansi
terdapat
kelas
yang
perbedaan
konvensional dan model pembelajaran
pengaruh model pembelajaran kooperatif
kooperatif.
tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
Setelah
diketahui
kedua
model pembelajaran memiliki pengaruh
kontekstual
yang berbeda secara simultan, kemudian
kognitif, dan sosial siswa” diterima. Hal
dilakukan uji lanjut secara univariat
ini
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
terhadap
menunjukkan
tidak
kemampuan
terdapat
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
ISSN: 2088-687X
perbedaan
199
pengaruh
atau
tingkat
siswa
(siswa
masih
belum
terbiasa
keefektifan antara pembelajaran model
dengan pembelajaran kooperatif) dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
pembelajaran matematika.
TGT. Setelah diketahui kedua model
Walaupun
tidak
terdapat
pembelajaran memiliki pengaruh yang
perbedaan
tidak berbeda secara simultan, maka tidak
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
perlu
TGT dengan pendekatan kontekstual,
dilakukan
uji
lanjut
secara
univariat.
keduanya
Hasil analisis
yakni
pengaruh
“Tidak
yang diperoleh
terdapat
perbedaan
memiliki
antara
model
pengaruh
yang
signifikan terhadap kemampuan kognitif,
dan sosial siswa dalam pembelajaran
pengaruh model pembelajaran kooperatif
matematika
tipe STAD dan TGT dengan pendekatan
pokok garis dan sudut. Dengan demikian,
kontekstual
baik
terhadap
kemampuan
khususnya
STAD
maupun
pada
materi
dengan
TGT
kognitif, mental, dan sosial siswa” tidak
pendekatan kontekstual sebagai tipe pada
sesuai dengan hipotesis penelitian yang
model
telah dirumuskan. Hal ini disebabkan
keduanya
antara lain karena: 1). Pada pelaksanaan
kemampuan kognitif, dan sosial siswa.
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
akademik
belum
tercapai
secara maksimal. Turnamen akademik
dimaksudkan untuk merangsang sikap
kompetitif siswa dengan berlomba-lomba
mampu
kooperatif,
meningkatkan
Kesimpulan dan Saran
dengan pendekatan kontekstual, tujuan
turnamen
pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data
dan
pembahasan,
disimpulkan
berikut:
beberapa
1).
Model
maka
dapat
hal
sebagai
pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan
menjawab soal turnamen dengan benar.
pendekatan kontekstual efektif ditinjau
Namun
dari
pada
kenyataanya,
beberapa
kemampuan
kognitif
dan
siswa menganggap turnamen akademik
kemampuan sosial siswa, sedangkan
hanya sekadar permainan belaka. 2). Pada
pembelajaran konvensional tidak efektif
kelas
pendekatan
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
kontekstual, beberapa siswa mengeluh
sosial siswa. 2). Terdapat perbedaan yang
dan merasa tidak sesuai dengan teman
signifikan mengenai pengaruh model
satu kelompoknya sehingga pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
TGT
dengan
diskusi kelompok kurang maksimal. 3).
Pelaksanaan
pembelajaran
kooperatif
khususnya tipe TGT dengan pendekatan
kontekstual tidak maksimal karena tidak
didukung secara optimal dengan kesiapan
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016
TGT dengan
dengan
pendekatan kontekstual
pembelajaran
konvensional
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
sosial siswa. 3) Tidak terdapat perbedaan
yang
signifikan
mengenai
pengaruh
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
200
ISSN: 2088-687X
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
kontekstual,
hendaknya
menyiapkan
STAD dengan pendekatan kontekstual
segala
dan model pembelajaran kooperatif tipe
dibutuhkan,
TGT dengan
mengaktifkan kegiatan belajar siswa. 4).
pendekatan kontekstual
perangkat
pembelajaran
terutama
LKS
yang
untuk
ditinjau dari kemampuan kognitif, dan
Disarankan
kepada
sosial siswa. 4). Model pembelajaran
memperluas
materi
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
dalam
penelitian,
kontekstual
memungkinkan generalisasi yang lebih
lebih
baik
dari
pada
pembelajaran konvensional pada aspek
kemampuan sosial, sedangkan model
pembelajaran kooperatiftipe TGT dengan
digunakan
sehingga
Pustaka
Arends, R. I., & Kilcher, A. (2010).
Teaching for student learning:
pada pembelajaran konvensional pada
Becoming
aspek kemampuan kognitif, dan sosial
an
accumplhised
teacher. New York: Taylor &
siswa.
Francis e- Library.
Berdasarkan hasil dan temuan
Borich, G. D. (2000). Efective Teaching
yang diperoleh di atas, ada beberapa
Methods.
saran yang dapat disampaikan adalah: 1).
Disarankan pada guru untuk menerapkan
berbagai
model
dan
Clikeman,
pendekatan
pengajar
menerapkan
matematika
model
pembelajaran
matematika,
dalam
Learning Environments. New
York: Routledge
Slavin,
tipe
STAD dan TGT dengan pendekatan
R.
E.
(2005).
Cooperative
Learning: theory, research and
practice.
peningkatan kemampuan kognitif, dan
kooperatif
Springer
for Designing Problem-Solving
membawa dampak yang positif pada
pembelajaran
Social
Solve Problems: A Handbook
sehingga
sosial siswa. 3). Dalam menerapkan
(2007).
Jonnasen, D. H. (2011). Learning to
untuk
pembelajaran
motivatif
S.
Science+Business Media.
pendekatan kontekstual serta memberikan
yang
M.
York:
kooperatif tipe STAD dan TGT dengan
penghargaan
Ohio:
Competence in Children. New
untuk berpartisipasi aktif dalam belajar
atau berpusat pada siswa. 2). Disarankan
Columbus,
Merilan Imprint of Prentice Hall.
pembelajaran yang memungkinkan siswa
model
yang
agar
luas.
pendekatan kontekstual lebih baik dari
kepada
peneliti
London:
Allymand
Bacon.
Wina
Sanjaya.
(2011).
pembelajaran
Strategi
berorientasi
standar proses pendidikan. Jak
arta: Kencana Media Group.
Keefektifan … (Roestin Puput Anggoro)
AdMathEdu | Vol.6 No.2 | Desember 2016