Bab IX Tenaga Kerdja dan Hubungan Perburuan

BAB IX
TENAGA KERDJA DAN HUBUNGAN PERBURUHAN.
A. Untuk program investasi perburuhan dan soal-soal tenaga
kerdja (jang masuk bidang kerdja Kementerian Perburuhan) hanja
tersedia alokasi sebesar Rp. 25 djuta untuk masa lima tahun.
PENANAMAN MODAL JANG TELAH DILAKSANAKAN.

(Ribuan

Tabel 150.

rupiah)
Daerah
DJAKARTA
DJAWA BARAT
DJAWA TENGAH

DJAWA TIMUR
SUM. UTARA
SUM. SELATAN


Projek
Labour Productivity
P.L.K. Pasar Rebo
P.L.K. Bandung
P.L.K. Lembang
P.L.K. Semarang
P.L.K. Jogjakarta
P.L.K. Surakarta
P.L.K. Singosari
P.L.K. Medan
P.L.K. Makassar

Biaja
1956

1957

1958



1.254
130

1.238



320
1.045
212
275
362
150
318
1.050



1.780
1.000

123
520



2.622

3.742

4.380

200
407
350

Sumber: Kementerian Perburuhan.

PENDJELASAN: 1. Biaja Labour Productivity Center seluruhnja
adalah Rp. 2,5 djuta (berdasarkan tingkat
harga 1955).

2. Untuk Pusat-pusat Latihan Kerdja di Djakarta, Djawa Barat dan Djawa Timur dimasa
jang akan datang tidak akan banjak penanaman modal karena P.L.K.-P.L.K. tersebut
sudah berdjalan.
3. Untuk P.L.K.-P.L.K. di Djawa Tengah pengeluaran-pengeluaran banjak untuk pembelian
tanah dan masih banjak jang perlu dibangun.
291

Penanaman modal jang dilakukan seluruhnja disediakan untuk
pembangunan tempat-tempat latihan (P.L.K.-P.L.K.) dan Lembaga
Penjelidikan Produktivitet Kerdja.
B. Mengenai tenaga kerdja dan soal-soal perburuhan didalam
R.P.L.T. tidak disediakan target tertentu selain target investasi. Hal
ini terutama sekali karena tiadanja bahan-bahan keterangan jang
tjukup mengenai soal-soal jang berkenaan dengan perburuhan pada
umumnja.
Target tertentu barn akan diusahakan dalam B.P.L.T. ke II. Oleh
karena itu dalam Garis-garis Besar B.P.L.T. hanja ditentukan garisgaris kebidjaksanaan umum jang pada pokoknja adalah sebagai
berikut:
1. Menjediakan pekerdja-pekerdja dengan kesanggupan dan latihan
jang mentjukupi dalam djumlah jang tjukup besar untuk keperluan produksi dalam lapangan agraria dan industri, maupun

untuk Perusahaan-perusahaan dan Djawatan-djawatan Pemerintah.
2. Menjediakan tambahan kesempatan kerdja bagi para penganggur
dan setengah penganggur dan membantu keluarga-keluarga jang
mempunjai penghasilan dibawah tingkatan jang lajak dengan
djalan menempatkan anggota-anggotanja jang bisa bekerdja pada
usaha-usaha jang lebih produktif.
3. Memperbaiki dan menstabilisir hubungan perburuhan.
4. Memadjukan kepastian dan djaminan sosial.
Disamping itu dimaksudkan untuk mengadakan program pengumpulan bahan-bahan keterangan mengenai tenaga kerdja dan soalsoal perburuhan dan program mempertinggi produktivitet kerdja.
Dalam menilai usaha-usaha jang telah didjalankan perlu pula
dikemukakan disini bahwa pelaksanaan kebidjaksanaan dalam
lapangan tenaga kerdja tidak dapat terlepas dari keadaan perkembangan ekonomi pada umumnja: chususnja dari usaha-usaha
dibidang-bidang perekonomian, sosial, pendidikan dan latihan jang
didjalankan oleh semua kementerian jang ada, maupun usaha-usaha
jang didjalankan oleh perusahaan/badan-badan partikelir dan
masjarakat.
Dapat dikatakan bahwa kemadjuan jang dapat ditjapai dibidang
perburuhan, tergantung sebagian terbesar pada kemadjuan dalam
bidang-bidang tersebut diatas.
C. Tenaga kerdja.

Organisasi pasar kerdja disempurnakan dan dikumpulkan bahanbahan jang diperlukan untuk penjuluhan pemilihan djabatan,
informasi pasar kerdja dan sebagainja.
292

Pusat-pusat Latihan Kerdja untuk melatih para penganggur agar
mereka memiliki ketjakapan jang dibutuhkan masjarakat diperluas
dan disempurnakan. Djuga Pusat-pusat Latihan Kerdja melatih
kaum pekerdja, kaum veteran dan pengawas (Training Within
Industry) dan sebagainja.
Pada waktu sekarang telah berdjalan Pusat-pusat Latihan Kerdja
di Pasar Rebo (Djakarta), Bandung, Lembang, Semarang, Jogjakarta, Surakarta dan Singosari. Sedang dipersiapkan pula pendirian
Pusat Latihan Kerdja di Medan dan Makassar. (Selandjutnja lihat
Bab. Pendidikan).
Untuk melengkapkan bahan-bahan keterangan mengenai soal-soal
tenaga kerdja telah diselenggarakan serangkaian penjelidikanpenjelidikan.
Dapat disebut disini:
1. Penjelidikan Tenaga Kerdja disektor Partikelir 1956.
2. Penjelidikan dilapangan djabatan-djabatan. Sebagian besar dari
djabatan-djabatan jang ada telah dibuat inventarisasinja.
3. Penjelidikan pendahuluan (pilot surveys) Tenaga Kerdja/Pasar

Kerdja berdasarkan sample di Sukabumi, Bandung, Kewedanaan
Wurjantoro, Surakarta, Kabupaten Minahasa dan sebagainja.
4. Sedang berlangsung penjelidikan tenaga kerdja pada Pemerintahan, penjelidikan kebutuhan tenaga akibat aksi Irian Barat,
Penjelidikan Tenaga Kerdja seluruh Djawa.
Dalam waktu jang singkat masih akan diadakan penjelidikan
setengah pengangguran, penjelidikan persediaan dan kebutuhan
tenaga ilmiah dan sebagainja.
Telah pula dibentuk Panitya Perentjana Tenaga Kerdja dengan
tugas umum: menjelenggarakan rentjana-rentjana tenaga kerdja
dalam rangka Rentjana pembangunan Republik Indonesia, chususnja:
a. Untuk menjiapkan usul-usul dan program-program penjelidikan
tenaga kerdja mengenai persediaan, permintaan tenaga kerdja
dan penempatan, berhubungan dengan rentjana pembangunan.
b. Untuk menjiapkan usul-usul dan program-program mengenai
pengerahan, distribusi, pendidikan dan latihan dari tenaga kerdja
dan tindakan-tindakan lain dalam rangka kebidjaksanaan tenaga
kerdja.
D. Tenaga veteran pedjuang kemerdekaan dan bekas tentara.
Dalam hubungan ini kedjadian-kedjadian terpenting ialah dibentuknja Kementerian Urusan Veteran dalam Kabinet Karya (Keputusan Presiden No. 162/1957 tertanggal 23 Djuli 1957) dan diterima293


nja Undang-undang Veteran oleh D.P.R. pada bulan Desember 1957
(U.U. No. 75/1957).
Lain diadakan reorganisasi pada badan penjaluran bekas tentara
dengan dibekukannja B.P.B.A.T. pada achir 1957 dan diadakannja
Kantor Penjelesaian C.T.N. untuk melandjutkan dan menjudahi
pelaksanaan masalah C.T.N. jang sebelumnja diurus oleh B.P.B.A.T.
Achirnja ialah dibentuknja Badan Koordinasi Penjaluran pada
bulan April 1958 (P.P. 25/1958) dengan tugas pokok untuk mengadakan koordinasi diantara badan-badan penjaluran jang ada dan
djuga untuk menjusun rentjana-rentjana penjaluran selandjutnja.
Badan Koordinasi Penjaluran ini bukan hanja mengkoordinir
usaha-usaha penjaluran veteran pedjuang kemerdekaan dan bekas
tentara serta C.T.N., tetapi djuga usaha-usaha penjaluran bekas
tawanan S.O.B. jang diurus oleh Panitia Negara Penampung Korban
Kekatjauan.
Veteran seluruhnja ditaksir berdjumlah 800.000 orang, diantaranja
lebih-kurang 200.000 orang jang belum tersalurkan dan 150.000
orang jang masih aktif dalam Angkatan Perang, Kepolisian dan
sebagai pegawai negeri. Pada awal tahun 1959 pendaftaran dan
penjaringan tjalon veteran diharapkan dapat selesai sehingga pada
pertengahan tahun 1959 akan dapat diketahui berapa djumlah

veteran jang sebenarnja, berapa jang perlu disalurkan dan sebagainja.
Anggota C.T.N. jang masih perlu disalurkan berdjumlah kira-kira
5.000 orang. Pada umumnja mereka ini akan disalurkan keobjekobjek transmigrasi Djajaloka jang sedang dikonsolidir oleh Kantor
Penjelesaian C.T.N. agar dalam waktu jang singkat dapat menampung anggota-anggota C.T.N. tersebut diatas.
Djumlah bekas anggota tentara sebagai masalah jang chusus pada
waktu sekarang tidak begitu besar, karena sebagian besar dari
mereka termasuk golongan (tjalon) veteran.
Dimasa jang akan datang jang mungkin mendjadi masalah penting
ialah anggota Angkatan Perang jang masih aktif sekarang dan akan
berhenti atau didemobilisir dalam tahun-tahun jang akan datang.
Berapa djumlahnja belum diketahui.
Usaha-usaha selama 1956—1958 meliputi usaha-usaha penjaluran,
pendidikan dan latihan-latihan, melandjutkan perusahaan-perusahaan jang didirikan B.P.B.A.T. dan B.R.N. dan mengkonsolidir usahausaha transmigrasi.
Hasil penjaluran kedalam Djawatan-djawatan Pemerintah, Perusahaan-perusahaan Pemerintah dan partikelir adalah sebagai
berikut:
294

1956 — 1957 oleh B.P.B.A.T..........................................
— — 1958 „ Kementerian Urusan Veteran ..........


423 orang
391 „

814 orang
Pendidikan dan latihan jang telah diusahakan:
1956 — 1957 oleh B.P.B.A.T.......................................... 2450 orang
— — 1958 „ Kementerian Urusan Veteran ......... 1350 „
3800 orang
Jang tersebut diatas ini adalah latihan-latihan dan kursus-kursus
jang singkat untuk memberikan keahlian kepada para veteran dan
bekas anggota tentara seperti kursus montir mobil, montir radio,
pendjahit, tukang kaju, tukang besi dan sebagainja. Didalam angka
djumlah usaha Kementerian Urusan Veteran tersebut diatas djuga
termasuk kursus jang agak lama seperti Kursus Bank dan lain-lain.
Mahasiswa veteran jang beladjar diperguruan-perguruan tinggi dan
akademi-akademi didalam dan luar negeri belum termasuk dalamnja. Mahasiswa veteran (bukan P.P. 32/1949) berdjumlah 166 orang .
Mengenai keadaan mahasiswa P.P. 32/1949 harap lihat bagian Pendidikan.
Mengenai keadaan perusahaan-perusahaan jang telah didirikan
oleh B.P.B.A.T. dan B.R.N. sebelum tahun 1956 belum tjukup tersedia bahan keterangan.
Usaha transmigrasi berupa usaha konsolidasi Kantor Penjelesaian

C.T.N. mengkonsolidir Djajaloka. Diobjek transmigrasi ini sekarang
ada 178 kepala keluarga. Djumlah bekas pedjuang jang telah disalurkan oleh B.R.N. keobjek-objek transmigrasi di Sumatera, Sulawesi dan Madura sampai dengan tahun 1955 jang sekarang mendjadi
urusan Kementerian Unman Veteran berdjumlah 8475 kepala
keluarga.
E. Hubungan Perburuhan.
Dalam rangka R.P.L.T. Kementerian Perburuhan berusaha agar
keadaan perburuhan merupakan suatu faktor pembantu jang sangat
„promoting” bagi pelaksanaan Rentjana itu. Teristimewa dibidang
hubungan perburuhan harus diusahakan adanja iklim jang baik,
sehingga terdapat suatu hubungan baik antara Buruh-PengusahaPemerintah dan dapat ditjegah adanja ketidak-tenangan dan
ketidak-tenteraman dikalangan buruh.
Usaha-usaha ini sangat dipersukar dengan adanja:
a. kenaikan harga-harga barang pokok dan harga-harga lain-lainnja
jang terus-menerus;
295

b. kekurangan kesempatan kerdja dengan buruknja faktor-faktor
ekonomis jang lain, jang sangat menghambat usaha produksi,
teristimewa dengan adanja aksi-aksi pembebasan Irian Barat jang
merombak kehidupan perekonomian dilapangan produksi,
distribusi, penjediaan bahan baku, keuangan, pengangkutan dan
sebagainja.
1. Organisasi buruh dan kerdja sauna buruh-pengusaha-Pemerintah.
a. Bagi perkembangan ekonomi jang sehat diperlukan adanja
organisasi buruh jang tersusun rapi. Kementerian Perburuhan
masih memberikan sokongan kepada S.B./Vaksentral-vaksentral
antara lain untuk keperluan pendidikan kader, kongres/konperensi, dan sebagainja.
Untuk keperluan itu telah dikeluarkan uang sedjumlah:
tahun 1954: Rp. 288.400,—
tahun 1955: „ 165.025,—
tahun 1956: „ 701.075,—
tahun 1957: „ 610.500,—
tahun 1958: „ 802.750,—
b. Walaupun belum tersedia angka-angka jang dapat dipertjaja
sepenuhnja, kentara lebih tersusunnja dan terkonsolidasinja
Vaksentral/S.B. dalam tahun-tahun terachir ini.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 90 tahun 1955
pada Djawatan Hubungan Perburuhan terdaftar vaksentralvaksentral sebagai berikut:
DAFTAR VAKSENTRAL-VAKSENTRAL.

Tabel

151.
Nama
Vaksentral

No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Djumlah S.B,/S.S.
jang tergabung

anggota

Djuni 1957
Achir 1957
Djuni Achir Achir
1957 1957 1958 (menurut tjatat- (laporan-laporan
an Pusat)
dari Daerah²)

S.O.B.S.I.
35
K.B K.I.
2
K.B.S.I.
20
S.O.B.R.I.
8
H.I.S.S.B.I.
5
INDEPENDENT 103
SARBUMUSI
1
S.B.I.I.
1

296

Djumlah

37
3
25
8
6
128
1
1

40
3
25
9
12
161
1
1

1.502.432
100.758
261.483
43.862
8.044
170.697
11.950
275.000

1.179.647
331.918
105.884
116.928
16.256
378.277
13.828
84.051

No.

9.
10.
11.
12.
13.

Nama
Vak sentral

Djumlah S.B./S.S.
Djumlah anggota
jang tergabung
Djuni Achir Achir
Djuni 1957
Achir 1957
1957 1957
1958 (menurut tjatat- (laporan-laporan
an Pusat)
dari Daerah2)

K.B.I.M.
G S.B.I.
GOBSI-Indonesia
B.P.B.
G.O.B.N.I.
184

1
1
1
5
1

1
1
1
5
1
1

213

261

41.672
32.777
1.347
646
7.791
2.458.159

10.290
18.175
6.298
21.475

2.295.066

Sumber: Kementerian Perburuhan.
Pendjelasan: Angka-angka djumlah keanggotaan sebagai tertera
diatas menundjukkan adanja perbedaan-perbedaan diantara tjatatan jang dilakukan di Pusat dan
jang dikumpulkan dari laporan-laporan daerah.
Begitu pula angka-angka tersebut berbeda dari
angka-angka jang pernah dinjatakan oleh vaksentral masing-masing, jang biasanja memberikan
angka-angka jang lebih besar. Oleh karena itu
angka-angka tersebut diatas barulah merupakan
angka-angka sementara.
Masih diperlukan adanja tjara-tjara jang lebih
baik untuk mengetahui djumlah keanggotaan jang
sebenarnja sehingga memungkinkan pemberian
penilaian jang tepat mengenai kemadjuan-kemadjuan dalam keorganisasian serikat-serikat buruh.
c. Biarpun ada bermatjam-matjam Vaksentral/S.B. jang berbeda
garis perdjoangannja, namun telah terasa keharusan adanja
kerdja sama jang baik, agar usaha-usaha perbaikan nasib buruh
dan perundingan-perundingan dengan pihak pengusaha dapat
diadakan lebih mudah dan sempurna.
Badan-badan kerdja sama antara organisasi-organisasi buruh
disuatu tjabang ekonomi (teristimewa disuatu tjabang jang
besar) terbentuk, seperti:
— Rapat Kerdja Sama Pegawai Negeri,
— Rapat Kerdja Sama Buruh Minjak,
— Rapat Kerdja Sama Buruh Perkebunan,
— Rapat Kerdja Sama Buruh Modal Asing,
— Rapat Kerdja Sama Buruh Perikanan Laut.
297

d. Kerdja-sama bermatjam-matjam Vaksentral/S.B. terdapat pula
pada Badan Kerdja Sama Buruh Militer (B.K.S. Bumil) dengan
Badan Pertimbangannja (jang terdiri dari wakil Kementerian
Perburuhan sebagai Ketua dan wakil-wakil Vaksentral/S.B.
sebagai anggauta) untuk memupuk kerdja sama pihak buruh
dengan Militer dalam rangka Keadaan Darurat. Badan Kerdja
Sama itu tidak sadja dibentuk di Djakarta (Pusat) tetapi djuga
didaerah-daerah.
e. Untuk merintis pemberian penghargaan kepada golongan buruh
sebagai „partner dalam produksi” jang djuga harus didengar pendapatnja dalam soal kehidupan perusahaan, maka dalam lapangan tertentu telah dibentuk Panitya-panitya jang bersifat tripartite, ialah Pemerintah-buruh-pengusaha, seperti:
— Dewan Pertimbangan Pusat/Daerah dari P.P.N.-Baru,
— Panitya Perkebunan Pusat/Daerah,
Dalam lingkungan Kementerian Perburuhan untuk projekprojek tertentu dibentuk Dewan Pertimbangan jang djuga terdiri
dari tiga pihak, seperti:
— Dewan Pertimbangan Penempatan Tenaga Asing,
— Dewan Pertimbangan Produktivitet Kerdja.
Penghargaan terhadap peranan buruh itu djuga kentara dengan
diturut-sertakannja mereka dalam beberapa „Panitya Penguasa
Sementara Perusahaan-perusahaan Belanda” jang dibentuk untuk
mengurus kehidupan perusahaan-perusahaan Belanda jang diambil-alih akibat aksi-aksi pembebasan Irian Barat. Panitya itu
terdiri dari wakil Penguasa Perang, wakil Pemerintah/Kementerian-kementerian tertentu, wakil Pemuda dan wakil Buruh dan
kebanjakan terdapat di Djakarta, dimana ada banjak kantorkantor pusat perusahaan-perusahaan Belanda seperti Factory,
N.H.B., Lindeteves, Borsumy, Geo Wehry, Oranje Bierbrouwery,
Molenvliet dan sebagainja.
2. Bimbingan kearah adanja perdjandjian kerdja.
Dalam usaha menstabilisasikan keadaan perburuhan jang membawa rasa tenang dan tenteram buruh, adanja perdjandjian kerdja
antara pengusaha dan buruh merupakan faktor penting. Instansiinstansi Kementerian Perburuhan mendorong dan membantu tertjapainja persetudjuan mengenai perdjandjian kerdja.
Bantuan itu bisa berupa pemberian djasa perantaraan dalam
perundingan buruh dan pengusaha dan bisa pula melalui Panitya
Penjelesaian Perselisihan Perburuhan, djika perundingan-perundingan antara buruh dan pengusaha tidak mentjapai persetudjuan.
298

Djumlah perdjandjian kerdja jang tertjatat pada Djawatan
Hubungan Perburuhan (sesuai dengan P.P. No. 49 tahun 1954
fasal 5) adalah seperti berikut:
Tahun 1955: 102
Tahun 1956: 29
Tahun 1957: 49
Tahun 1958: 44.
3. Penjelesaian perselisihan perburuhan.
a. Perundang-undangan.
Tjara penjelesaian perselisihan perburuhan menurut Undangundang Darurat No. 16 tahun 1951 telah diperbaiki dengan adanja Undang-undang No. 22 tahun 1957, jang berlaku mulai bulan
Djuni 1958.
Menurut Undang-undang itu P4P/P4D terdiri dari wakil-wakil
Pemerintah, buruh dan pengusaha, sehingga dapat diharapkan
adanja keputusan-keputusan mengenai perselisihan perburuhan
jang lebih memuaskan bagi fihak-fihak jang berselisih dan dapat
membawa suasana tenang dan damai dalam hubungan perburuhan.
b. Djumlah perselisihan perburuhan dan pemogokan.
Dibidang hubungan perburuhan ada ketjenderungan jang agak
gandjil apabila dibandingkan keadaan tahun 1956 dengan keadaan tahun 1957. Djumlah perselisihan pada tahun 1956 meningkat
apabila dibandingkan dengan djumlah perselisihan pada tahun
1955. Begitu pula pemogokan/penutupan dan djam kerdja jang
hilang sangat meningkat pada tahun 1956 dibandingkan dengan
tahun 1955. Djam kerdja jang hilang mengalami kenaikan lebih
dari 30% pada tahun 1956 itu.
Pada tahun 1957 djumlah perselisihan masih mengalami
kenaikan. Sebagaimana djuga pada tahun-tahun sebelumnja
perselisihan itu umumnja terdapat dilapangan perusahaan pertanian dan perindustrian. Dan lebih banjak dilapangan perindustrian dari pada dilapangan pertanian.
Sebab-sebab dari perselisihan tetap berkisar pada persoalan
upah dan penempatan/pelepasan. Apabila diperhatikan lebih
landjut sebab-sebab dari perselisihan, kelihatan bahwa kenaikan
djumlah perselisihan ada1ah sebagian besar karena persoalan
upah; persoalan djaminan sosial dan hadiah lebaran mengalami
naikan sedikit. Sedangkan perselisihan-perselisihan karena persoalan-persoalan jang lain tetap atau turun.
299

Menarik perhatian dalam persoalan apa meningkatnja perselisihan-perselisihan itu.

Angka-angka jang tertjatat adalah sebagai berikut:
1953 1954 1955 1956
Upah
Penempatan/
pelepasan.
Djaminan sosial.
Hadiah Lebaran.

(s/d Djuni*)
1957 1958

370 696 1.103 1.406 1.846 540
548 918 1.231 1.487 1.370 638
138 78 109 108
111 42
242 194 220 221
235 174

Djelas kelihatan bahwa sebab-sebab dari perselisihan-perselisihan
jang meningkat itu erat hubungannja dengan djaminan hidup dan
biaja hidup dari buruh, dalam hal mana kelihatan meningkatnja
kegelisahan.
Dalam hal Pemogokan/Penutupan sampai dengan tahun 1956 kelihatan perkembangan jang sama. Pemogokan/Penutupan dan djam
kerdja jang hilang meningkat serta terutama sekali kedapatan pada
lapangan pertanian dan perindustrian. Sebab-sebab utama dari pemogokan ialah persoalan upah dan penempatan/pelepasan.
Tahun 1957 memperlihatkan gambaran jang berbeda. Pemogokan
dan djam kerdja jang hilang berkurang disetiap sektor kegiatan
ekonomi, begitu pula berkurang dalam setiap persoalan jang mendjadi tuntutan. Djumlah pemogokan/penutupan merosot lebih kurang 70% dan djumlah djam kerdja jang hilang lebih besar lagi
merosotnja, jakni lebih dari 85%. Tetapi pada pemogokan umum
dalam rangka Aksi Pembebasan Irian Barat kita telah mengorbankan sebanjak 7.218.708 djam kerdja. Jang mempengaruhi keadaan
pemogokan/penutupan pada tahun ini agaknja ialah keadaan Perang/Darurat Perang dan politik seperti halnja dilantjarkannja Aksi
Pembebasan Irian Barat pada bulan Desember 1957 tersebut diatas.
Untuk tahun 1958 kita baru mempunjai angka-angka sementara.
Ini adalah karena bertambah buruknja komunikasi, sehingga banjak laporan-laporan dari daerah jang sangat terlambat. Akan tetapi angka-angka sementara tersebut telah dapat menggambarkan bahwa djumlah perselisihan dan pemogokan akan sangat menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnja.
*) Angka-angka sementara.

300

Walaupun diberbagai perusahaan dibawah bimbingan Pemerintah
telah ditjapai hubungan jang lebih baik antara buruh dan madjikan seperti ternjata dari bertambah banjaknja perundingan-perundingan buruh-madjikan jang menghasilkan perdjandjian perburuhan dan walaupun telah ada undang-undang penjelesaian perburuhan
jang baru, namun pada pokoknja dapat dikatakan bahwa ketjenderungan tersebut adalah diakibatkan oleh Keadaan Perang.
Tetapi adalah sukar sekali dalam hal ini untuk membedakan pengaruh Keadaan Perang dan pengaruh usaha-usaha dalam rangka
R.P.L.T. didalam ketjenderungan tersebut diatas.
BANJAKNJA PERSELISIHAN DAN BURUH KERDJA.
Tabel 152.

TAHUN

PERSELISIHAN

BURUH KERDJA

1953
1954
1955
1956
1957
s/d
Djuni
1958

1.823
2.963
3.697
3.896
4.131
1.639

1.268.480
2.304.747
3.488.747
3.111.957
5.057.478
1.593.461 (sementara).

SUMBER: Kementerian Perburuhan.

301

BANJAKNJA PERSELISIHAN DAN BURUH KERDJA
MENURUT INDUSTRI,
Tabel 153.
Code

INDUSTRI

0. Pertanian, Perikanan
dsb:-nja
1. Pertambangan dsb.nja
2/3.Perindustrian
4. Bangunan
5. Listrik dsb,
6. Perdagangan dsb.
7. Pengangkutan, penimbunan
8. Djasa-djasa

Perselisihan
1956 1957 1958

Buruh Kerdja
1957
1958 *)
1

1956

933

1.015

416

1.065.706

62
1.841
157
12
337

75
1.977
142
23
335

22
793
69
5
89

253.985 205.565
1.455.282 3.656.091
34.791
25.330
4.696
17.622
150.345
93.468

295
259

318
246

159
86

D j u m 1 a h ............3.896

4.131 1.639

130.169
16.991

922.425 1.149.983

122.473
14.504

65.000
300.082
12.015
1.296
34.281
37.793
3.011

3.111.965 5.057.478 1.593.461

Sumber: Kementerian Perburuhan.
BANJAKNJA PERSELISIHAN DAN BURUH KERDJA
MENURUT TUNTUTAN.
Tabel
Code

154.
TUNTUTAN

0. Upah
1. Djam kerdja
2. Penempatan/
Pelepasan
3. Sjarat Kerdja
4. Gerakan Buruh/Perdjandjian Perburuhan
5. Lain-lain

Perselisihan
19561 1957

1.406 1.846 540
23
23 11
1.487 1.370 638
659
625 339
289
32

D j u m l a h .............3.896
Sumber: Kementerian Perburuhan.
*) s/d Djuni dan bersifat sementara.

302

1958

240 95
27 16
4.131 1.639

Buruh Kerdja
1956

1957

1.113.811 1.442.148
27.026
13.189
747.459
889.215

1958 *)
296.590
12.961

805.822
532.406

346.379
506.776

309.900 2.229.055
24.554
34.858

420.695
10.060

3.111.965 5.057.478 1.593.461

PEMOGOKAN.

Tabel 155.
TAHUN
1953
1954
1955
1956
x) 1957
xx) 1958

PEMOGOKAN
280
319
569
505
151
27

BURUH
KERDJA
636.955
367.069
718.936
775.651
175.006
34.564

BURUH MO- DJAM KERDJA
GOK
HILANG
419.580
157.582
238.872
340.203
62.024
10.420

4.812.090
2.385.730
4.097.803
6.908.931
863.257
77.652

SUMBER: Kementerian Perburuhan.
x) Tidak termasuk 1 pemogokan umum atas dasar Aksi Pembebasan Irian Barat dengan perangkaan sebagai berikut:
Buruh Kerdja ...................................1.093.656
Buruh Mogok ..................................1.030.098
Djam Kerdja Hilang .......................7.218.706
xx) Sampai dengan Djuni dan merupakan angka-angka sementara.

303

POMOGOKAN MENURUT TUNTUTAN.

Tabel 156.
Pemogokan
Code

Tuntutan

Buruh Kerdja

1956

1957

207

72

16

10

1



120

47

9

Djaminan Sosial

9

1

1

18.189

Hadiah Lebaran

12

1



85.299

Lain-lain

71

7

Djumlah

92

9

0. Upah
1. Djam kerdja
2. Pelepasan/Penempatan

1958

1956

Buruh Mogok

Djam kerdja hilang

1957

1958

1956

1957

287.267 76.377

8.009

145.021

21.563

3.899

20

23.993

32.968

10.192

11

120

4.312

11

100

73.973

187

100

146



80.835

146



852.820

2.044





146.880 5.039



37.890

1.543



828.023

19.673



1

250.368 5.146

120

128.037

1.700

100 1.754.816

21.904

100





4.923

300

109.608 36.472



1958

1957

1957

3.250 2.997.133 236.854

7.010

98.931

1958
25.498

80



937.765 163.155

51.634

3. Sjarat-sjarat Kerdja:

Gerakan Buruh/Perdjandjian Perb.
Soal-soal mengenai S.B.


5





2.780





1.103





7.283

Perdjandjian Perb.

25

6



48.526

2.654



9.717

1.082



808.720

274.248



Usaha Penj. Persel.

13

2



23.369

7.069



7.037

6.569



229.243

50.012



Djumlah

43

8



74.675

9.723



17.857

7.651

— 1.045.246

324.260



Lain-lain

33

14

1

48.910 47.138

16.710

20.898

135.040 117.004

420

505

151

27

775.651 175.006

10.420 340.203

62.024

10.420 6.968.931 863.257

77.652

Djum1ah

60

60

Sumber: Kementerian Perburuhan. Tahun 1958: s/d Djuni.

304
528/B (20)

305

PEMOGOKAN MENURUT INDUSTRI.
Ta b e l

157.
Pemogokan

Code

Buruh mogok

Djam kerdja hilang

Industri
1956

0. Pertanian
1. Pertambangan
2/3. Perindustrian
4. Bangunan
5.
6.
7.
8.

Buruh kerdja

Listrik dan sebagainja
Perdagangan
Pengangkutan
Djasa-djasa
Djumlah

1957

1958

1956

1957

1958

284

86

13

592.849

9

1



11.279

104



133

38

7

127.167

21.562

803

4





1.858

3
23
39
10

1
8
12
5


2
3
2

825
10.708
29.630
1.335

505

151

27

75.651

1956

124.185 32.347 238.425

1957

1958

1956

1957

32.230

8.949

4.908

14



92.901

241



67.718

8.615

245

1.142.186

370.268

1.826



1.207

5.318.562 332.135

1958
70.135



20.754



270
782
362

329
3.547
22.989
1.080

250
1.507
18.921
487


220
715
291

3.484
660.378
228.755
92.911

1.000
17.192
135.956
6.465


580
1.955
3.156

175.006 34.564

340.203

62.024

10.420

6.968.831

863.257

77.652

420
2.679
25.411
645



*) Tahun 1958 s/d Djuni.
S u m b e r : Kementerian P e r b u r u h a n .

306

307

F. Keadaan perupahan masih djauh dari pada memuaskan.
Tingkat dan sistim pengupahan diberbagai perusahaan adalah sangat berbeda.
Dibawah ini disadjikan perkembangan upah nominal minimum
jang didapati diberbagai perusahaan Industri dan pertanian.
UPAH HARIAN MINIMUM DALAM BERBAGAI
LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI DJAWA.
Tabe l

158.
Permulaan
1955

Pertanian perkebunan
Industri minimuman
dan makanan
Pertambangan
Industri tembakau
Pabrik-pabrik gula
dan beras
Industri kimia
Industri kulit
Industri perabot
rumah tangga
Industri tekstil
Pengangkutan
Industri logam
Pembikinan kapal
Industri minjak
kelapa
Pabrik-pabrik es

1957

1958

4,50

4,25 á 4,80

4,25 á 4,80

4,25 á 4,80

3,50 á 4,50
6,—
4,50

4,— á 4,50
6,70
4,50

4,— á 5,—
8,—
4,50 á 5,—

5,— á 5,50

5,25

4,50 á 5,85
3,50 á 5,—
3,50 á 4,—

4,50 á 6,25
4,50 á 6,—

5,— á 6,50
4,50 á 6,—


5,50 á 9,25
5,— á 7,—


3,50 4 4,50
3,50 8 4,50
5,— á 7,—
5,30 á 6,—
5,30 á 6,25

3,50 á 4,50
4,— á 5,—

5,50 á 6,25


4,— á 6,—
4,— á 5,75

5,75 á 6,50



6,— á 7,50

5,75 á 6,50


6,—
4,50

7,—
4,50 á 6,75

7,— á 10,—
6,25 á 7,75

7,50 á 10,—
7,— á 7,75

Sumber: Kementerian Perburuhan.

308

1956

tahun

UPAH HARIAN MINIMUM DALAM PERTANIAN
PERKEBUNAN.

Tabel 159.
Achir tahun
1941

1954

1955

1956

1957

DJAWA
Perindustrian gula
Upah mutlak
Berupa uang
Berupa barang
Djumlah
Dalam persentase
Upah nominal tiap hari
kerdja bersih
Dalam persentase
Perkebunan bertahuntahun
Upah mutlak:
Berupa
Berupa uang
barang
Djumlah
Dalam persentase
Upah nominal tiap hari
kerdja bersih
Dalam persentase
SUMATERA SELATAN
Perkebunan bertahuntahun
Upah mutlak:
Berupa uang
Berupa barang
Djumlah
Dalam persentase
Upah nominal tiap.hari
kerdja bersih dalam persentase

Rp. 0,275 Rp. 4,— Rp. 4,50Rp. 4,50 Rp. 4,75
4,80

„ 3,80„
4,10 „
4,20 „
Rp. 0,275 Rp. 7,80 Rp. 8,60 Rp. 8,70 Rp. 9,55
100% 2.836%
3.127%
3.164%
3.437%
Rp. 0,275
100%

Rp. 9,49 Rp. 10,47 Rp. 10,65 Rp. 11,75
3.451%
3.807%
3.873%
4.236%

0,275


3,50
2,16

3,50
2,65

4,25
2,65

4,50
2,65

0,275
100%

5,66
2.058%

6,15
2.236%

6,90
2.509%

7,15
2.600%

0,275
100%

6,89
2.505%

7.48
2.720%

7,60
2.764%

8,20
2.981%

0.35

3,75

3,75

4,25

4,25



6,64

7,60

7,60

7,90

0.35
100%

10,39
2.969%.

11,35
3.'243 %

11,85
3.386%

12,15
3.471%

100%

3.644%

3.945%

3.966%

4.008%

Sumber: Kementerian Perburuhan.
Keterangan mengenai tinggi-rendahnja upah minimum di perusahaan-perusahaan baru dapat dikumpulan sepandjang mengenai
perusahaan-perusahaan besar sadja. Angka-angka tentang pengupahan diperusahan lainnja, terutama diperusahaan ketjil belu, tersedia.
309

Peralatan untuk menentukan upah minimum belum ada. Hanja
dibeberapa daerah telah dibentuk „Panitya Upah Daerah” untuk
menentukan upah minimum bagi pekerdja harian jang bekerdja
pada Pemerintah jang tidak dibajar menurut P.G.P.N.
Penjelidikan dan pengumpulan bahan statistik sebagai dasar permulaan untuk memperbaiki keadaan pengupahan telah dimulai dengan diadakannja penjelidikan-penjelidikan biaja penghidupan dan
penjelidikan upah di Sukabumi. Biarpun fakta-fakta belum terkumpul semua dan pula baru merupakan gambaran bagi sesuatu daerah,
namun dapat diperkirakan bahwa pendapatan riil buruh diseluruh
Indonesia makin lama makin merosot karena adanja kenaikan
harga-harga barang pokok jang terus menerus (lih. Bgn. Keadaan
Tingkat Harga). Usaha untuk menjesuaikan upah dengan tingginja
harga-harga itu belum dapat diselenggarakan, sehingga terdapat
suatu „wage-lag”.
Kekurangan daja beli buruh ternjata pula dari banjaknja persoalan jang mendjadi perselisihan antara buruh dan pengusaha.
Banjaknja perselisihan perburuhan jang meliputi upah/gad .ji dan
penghasilan lainnja adalah: untuk
tahun 1956: sebesar 36,5 %,
tahun 1957: sebesar 45 %,
tahun 1958: sebesar 33 %.
Karena perselisihan-perselisihan/pemogokan pada sebagian besar
berkisar pada persoalan upah/djaminan hidup, maka dapat djuga
ditarik kesimpulan bahwa dibalik „ketenangan” hubungan perburuhan jang ternjata dari rendahnja perselisihan dan pemogokan pada
tahun 1958, kegelisahan dikalangan buruh, sebagai akibat tingginja
biaja hidup merupakan bahaja latent jang bertambah besar.
Untuk menampung persoalan upah kebidjaksanaan pemerintah
adalah sebagai berikut:
a. Upah harus mentjapai suatu tingkat, agar buruh serta keluarganja dapat hidup dengan lajak.
b. Pelaksanaan pedoman itu harus disesuaikan dengan keadaan
ekonomi sehingga tertjapai suatu keadaan seimbang.
c. Dalam keadaan ekonomi seperti dewasa ini dimana harga barang-barang meningkat, usaha menstabilisir harga beras dan tekstil merupakan pokok terpenting agar upah riil tidak begitu
tergontjang.
Untuk mendapatkan perbandingan upah/gadji antara berbagaibagai golongan djabatan serta nilai tugas kewadjiban dun tanggung
djawab jang menjertai setiap djabatan jang ada disesuatu perusahaan, pada achir 1957 telah mulai diadakan penjelidikan penilaian
310

djabatan (job evaluation) dibeberapa perusahaan besar seperti di
B. I. N., Bank Rakjat Indonesia, Pelni. Hasil penjelidikan penilaian
djabatan ini akan merupakan bahan jang sangat berguna bagi penjempurnaan perbandingan upah/gadji antara golongan-golongan
djabatan di perusahaan-perusahaan jang bersangkutan.
G. Dalam rangka mempertinggi produktivitet telah didirikan sebuah Lembaga Produktivitet kerdja dan telah ditetapkan suatu
Dewan Produktivitet Kerdja dimana duduk Wakil-wakil Pemerintah, buruh dan pengusaha. Lembaga ini baru mulai bekerdja setjara intensif pada achir 1958 dengan diadakannja demonstrasi-demonstrasi dan kursus pendahuluan pada bulan November dengan
bantuan beberapa orang ahli I.L.O.
Hasil-hasil sementara menundjukkan bahwa dengan penjederhanaan dan penjempurnaan proses produksi, dengan pengaturan jang
lebih baik dari tenaga serta alat-alat (lay-out), dalam berbagai perusahaan dapat dipertinggi produktivitet kerdja jang boleh dikatakan
menakdjubkan (rata-rata lebih dari 10% bahkan ada jang lebih
dari 50%) dan penghematan bahan-bahan baku jang sangat berarti.
Disertai penjediaan jang teratur dari bahan-bahan mentah untuk
industri, perhubungan jang baik untuk memperluas pasaran pendjualan dan tindakan-tindakan sehingga para buruh dapat mengetjap hasil jang langsung, perluasan teknik-teknik produktivitet jang
bersifat non-capital masih memberi kemungkinan jang sangat berarti bagi produktivitet dan perbesaran pendapatan nasional. Djuga
— program „Training Within Industry” (T.W.I.) jang dimulai pada
bulan Mei 1958 dengan bantuan I.C.A., sebagai latihan untuk
pengawas (supervisors) dapat djuga dilihat sebagai salah satu usaha
mempertinggi produktivitet tanpa penanaman modal.
H. Djaminan Sosial.
Dalam fase Pertama Pemerintah/Kementerian Perburuhan memberi bimbingan dan bantuan kepada usaha-usaha bersama buruh
dan pengusaha untuk menjelenggarakan sesuatu dalam lapangan
djaminan sosial, jang pada permulaan harus berkisar pada kedjadian
sakit, hamil, melahirkan anak dan kematian.
Setelah mendapat pengalaman banjak dan dipeladjari dengan
mendalam pada tahun 1958 Kementerian Perburuhan telah membentuk Jajasan Dana Djaminan Sosial Buruh sebagai suatu badan
otonom jang akan menjelenggarakan administrasi djaminan sosial.
Pada achir 1958 staf dan pegawai-pegawai jang dibutuhkan telah
selesai mendapat latihan-latihan, sehingga dalam waktu jang singkat pekerdjaan Jajasan telah dapat dimulai.
311

I. Kesukaran-kesukaran jang dihadapi.
Sebenarnja sangat banjak kesukaran-kesukaran jang dihadapi untuk dapat disebutkan satu persatu. Kesukaran-kesukaran jang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Dalam usaha menjusun program dan untuk mengambil tindakan
jang tepat, kesukaran utama ialah kurangnja bahan-bahan keterangan mengenai djumlah angkatan kerdja, susunan penempatan,
pengangguran dan setengah pengangguran keadaan kebutuhan
akan tenaga terdidik dan terlatih, keadaan upah, biaja hidup
buruh, ratio investasi penempatan dan sebagainja. Karena kurangnja bahan-bahan keterangan ini pula sangat sukar untuk
memberikan gambaran jang djelas mengenai kemadjuan-kemadjuan jang ditjapai.
2. Djuga dialami bahwa koordinasi masih djauh dari memuaskan.
Pula dialami kurangnja kesukaran pada berbagai kementerian
dan djawatan tentang perlunja memberikan perhatian setjukupnja pada aspek-aspek tenaga kerdja didalam pembangunan.
3. Dapat pula disebutkan disini sulitnja mengadakan program dan
mengusahakan penempatan karena sedikitnja kesempatan kerdja
jang terbuka, disebabkan kurang tjepatnja pembangunan (kurangnja investasi-investasi) disegala lapangan jang dapat membuka kesempatan kerdja bagi tenaga kerdja jang senantiasa
bertambah itu.
4. Dari sudut jang lain kelihatan pula kurangnja tenaga ahli dan
terlatih untuk dapat memenuhi semua permintaan akan tenagatenaga seperti itu.
5. Achirnja harus pula disebutkan disini kurangnja tenaga ahli
dan perbelandjaan untuk mendjalankan program-program
penjelidikan, latihan dan sebagainja.

312