Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB V

BAB V
IDENTITAS KOMUNITAS
MASJID PATHOK NEGORO PLOSOKUNING

. . Selayang Pandang Plosokuning
Dari sisi geo-sosial yang berada di tengah pusat

politik dan kebudayaan Jawa kuno, dahulu daerah
Plosokuning dikenal sebagai tanah perdikan setingkat

kecamatan yang disebut Kepanewonan dengan pangkat
pejabatnya yang bergelar Raden Mas Panewu dalam

struktur wilayah Negaragung Kesultanan Yogyakarta

(adiningrat.

Di pulau Jawa sejak zaman Kerajaan

Mataram Kuno, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak,


Kerajaan Pajang dan dilanjutkan Kerajaan Mataram baru
di Yogyakarta, tanah perdikan semula merupakan tanah

yang dibebaskan atas pembayaran pajak upeti yang

biasanya dibebankan kepada masyarakat dan pemimpin
lokal untuk menunjukkan loyalitasnya sebagai warga
kerajaan.

Tanah perdikan yang secara harafiah berarti

wilayah yang dimerdekakan, tidak hanya bermakna

ekonomi yang menunjukkan kebijakan pembebasan dari
Suratmin, dkk., Laporan Akhir Studi Aset Wisata Kabupaten
Bantul Yogyakarta: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul
dan Lembaga Prapanca Yogykarta,
, .
M.C. Ricklefs, Sejarah )ndonesia Modern, diterjemahkan oleh
Dharmono (ardjowidjono Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

, .

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

pembayaran pajak pertahun kepada kerajaan dalam rupa
penyerahan hasil-hasil pertanian atau barang berharga

lain sebagaimana yang harus dibayarkan oleh daerahdaerah yang ditaklukkan, akan tetapi juga bermakna

konstitutif, dalam arti pemimpin lokal tanah perdikan
karena jasa-jasanya yang luar biasa kepada kerajaan

diberi kewenangan khusus mengatur sendiri kehidupan
masyarakatnya.

Oleh karena itu tanah perdikan pada masa lalu

merupakan wilayah otonomi khusus kerajaan yang
kemudian


memperoleh

dana

subsidi

yang

dapat

dimanfaatkan, antara lain untuk membiayai pemeliharaan

tempat ibadah atau tempat-tempat suci yang dihormati,
seperti candi, vihara, sthana, dharmma, prasada, caitya,

dan parhyangan, dan ia juga dipakai untuk membiayai

ritus dan upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh
masyarakat.


Dalam

sistem

kekuasaan

monarkhi

)stilah tanah perdikan juga terdapat pada Prasasti Plumpungan yang
berangka tahun
M. Prasasti ini ditemukan di Dusun Plumpungan
Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah. Sejarawan
sekaligus ahli epigraf; Dr. J.G. de Casparis mengalihkan bahasa prasasti itu
yang selanjutnya diindonesiakan oleh Prof. R. Ng Poerbatjaraka. Prasasti
Plumpungan berisi ketetapan raja tentang status tanah perdikan yang
disebut tanah swatantra bagi suatu daerah yang bernama (ampra
Salatiga . Pemberian tanah perdikan dipandang istimewa oleh raja dan tidak
setiap daerah dapat ditetapkan sebagai tanah perdikan. Dasar pemberian
tanah perdikan ditetapkan raja berdasarkan jasanya terhadap
kerajaan. Prasasti Plumpungan ditulis oleh seorang Citraleka atau pujangga

yang dibantu oleh sejumlah pendeta atau resi, dan dalam bahasa Jawa kuno
diberi kata sesanti penanda , "Srir Astu Swasti Prajabyah" yang berarti
"Semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian". Sejarawan memperkirakan,
masyarakat (ampra telah berjasa kepada Raja Bhanu Kalingga di zaman
Mataram Kuno yang pernah memerintah di Jawa Tengah pada abad ke- M.
Lih. http://www.kemendagri.go.id. Diunduh pada tanggal Januari
.

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

tradisional di Jawa masa lalu, tanah perdikan diberikan

juga di atas dasar pertimbangan politik raja. Terdapat tiga
kepentingan raja dalam mempertahankan kekuasaan
monarkhinya

berkaitan

dengan


pemberian

tanah

perdikan. Pertama, dengan pemberian tanah perdikan,
raja

dapat

memperoleh

keuntungan-keuntungan

langsung dalam rupa martabat gelar dan kehormatan ,
dan perlindungan protektif raja kepada penguasa lokal
dan penundukan lawan-lawannya yang potensial, seperti
para pangeran dan pemimpin daerah sebagai imbalan

atas dukungan mereka kepada raja dalam pola hubungan


patron-client. Kedua, raja dapat memelihara kultus
pemujaan

mengenai

diri

dan

kerajaannya

yang

mencerminkan sanksi-sanksi gaib yang akan mendukung
kebesaran dirinya sebagai dewa raja maharaja karena

kekuasaannya yang bersifat ilahiah. Ketiga, raja memiliki

tambahan kekuatan militer yang besar yang sewaktuwaktu dapat digunakan untuk menaklukkan daerah lain
dalam rangka memperluas wilayah.


Pada masa Kerajaaan Mataram diperintah oleh

Sultan Agung, kebijakan menghadiahkan tanah perdikan
juga diberikan kepada para pemimpin agama, terutama
rohaniawan yang mengasuh pondok pesantren. (al ini

bertujuan untuk mengembangkan pendidikan dan ajaran

agama )slam secara mandiri di wilayah Kerajaan Mataram

Lih., Soekmono, Candi: Fungsi dan Pengertiannya Semarang: )K)P
Semarang Press,
,
; M.C. Ricklefs, Sejarah )ndonesia Modern.....,
- .

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

pada waktu itu. Namun dalam perjalanan waktu di


kemudian hari, daerah Plosokuning tidak lagi menjadi

tanah perdikan yang memiliki otonomi khusus dari
Kerajaan Mataram, ia hanya menjadi salah satu nama
dusun

yang

menjadi

bagian

dari

struktur

Desa

Minormartani. Desa Minomartani berlokasi di sebelah


selatan Gunung Merapi, tepatnya menjadi bagian dari

daerah administrasi Pemerintahan Kecamatan Ngaglik
dalam lingkup Kabupaten Sleman Daerah )stimewa

Yogyakarta. Daerah )stimewa Yogyakarta merupakan
distrik tertua kedua yang ditetapkan oleh Presiden

Soekarno setelah Provinsi Jawa Timur dalam penentuan

awal luas wilayah Negara Kesatuan Republik )ndonesia
modern.

Secara

diantara
sebesar

geografis,

’-

daerah

Yogyakarta

’ Lintang Selatan, dan

terletak

’-

’ Bujur Timur dengan luas wilayah yang dimiliki

terdiri dari

.

,

km .

Daerah )stimewa Yogyakarta

kabupaten dan

kotamadia yang masing-

Ahmad Adabi Darban, Ulama Jawa dalam Perspektif Sejarah , Jurnal
(umaniora UGM, Vol. , Nomor , Februari
, .
Lutfiana Devi Kurniawati, Sejarah Perkembangan Daerah )stimewa
Yogyakarta, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
,
Makalah tidak diterbitkan. Sementara itu, kata modern di sini merujuk pada
negara )ndonesia yang lahir sebagai negara yang berjiwa demokratis dengan
sistem pemerintahan republik, bukan monarkhi absolut seperti kenyataankenyataan pemerintahan yang pernah ada di masa lampau. Oleh karena itu
)ndonesia modern adalah )ndonesia sabagai suatu fenomena negara yang
dibentuk per- Agustus
. Lih., John A. Titaley, Strategi Pengembangan
Kebudayaan Nasional dan Peran Agama-Agama di )ndonesia , dalam
Djam’annuri, dkk.,
Tahan (.A. Mukti Ali: Agama dan Masyarakat
Yogyakarta: )A)N Sunan Kalijaga Press,
,
.

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

masing mempunyai luas wilayah yang berbeda, yaitu
Kabupaten Kulonprogo dengan luas wilayah
Kabupaten Bantul dengan luas wilayah

,

,

km²,

km²,

Kabupaten Gunungkidul dengan luas wilayah terbesar
.

,

,

km², Kabupaten Sleman dengan luas wilayah

km² dan Kota Yogyakarta dengan luas wilayah

yang terkecil, yaitu

,

km². Sebagai daerah setingkat

provinsi, letak geografis Yogyakarta berbatasan dengan
wilayah Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di

Semarang, tepatnya di sebelah utara Gunung Merapi

berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Boyolali, di
sebelah timur perbukitan Gunung Sewu Gunung Kidul

berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri dan Klaten, di
sebelah barat Pegunungan Menoreh berbatasan dengan
Kabupaten Purworejo dan Magelang, dan di sebelah

selatan berbatasan dengan pantai selatan Samudera
(india )ndonesia .

. . . Nama Desa dan Dusun
Pada masa awal kemerdekaan, daerah Plosokuning

sebelumnya merupakan nama suatu desa sekaligus

dusun, kemudian dipaksa berubah status menjadi daerah

setingkat dusun yang dikepalai oleh seorang kepala

Lih., Pemerintah Daerah )stimewa Yogyakarta, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban LKPJ Tahun
Yogyakarta: Pemerintah D)Y,
.
Lih., Undang-Undang R). Nomor
Tahun
Tentang
Keistimewaan D)Y, dalam Lembaran Negara Republik )ndonesia Nomor
, Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan
Rakyat, Sekretariat Negara R). di Jakarta, Tahun
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

dukuh, disebut Pedukuhan Plosokuning. Pedukuhan
Ploskuning memiliki stuktur pemerintahan sampai ke

bawah dari tingkat RW Rukun Warga hingga ke yang
terkecil, yaitu kampung atau RT

Rukun Tetangga

sebagaimana struktur pemerintahan tingkat pedukuhan
se-D)Y. Ciri khas sistem pemerintahan D)Y, selain

kedudukan gubernur yang tidak dipilih secara langsung

oleh masyarakat, melainkan ditetapkan dengan sistem
konsensus representatif setiap
daerah

DPRD

kemudian

tahun oleh parlemen

karena statusnya sebagai raja yang

dikeluarkan

SK

Surat

Keputusan

pengangkatannya oleh presiden, adalah pada status

kepala dukuh yang dijabat hampir sama dangan
gubernur, seperti di Dusun Plosokuning.

Apabila jabatan gubernur dibatasi sampai usia tua

yang mununjukkan sudah tidak mampu lagi bekerja,

mengundurkan diri atau meninggal dunia. Sedangkan
jabatan dukuh dibatasi berusia

tahun. Berbeda dengan

Gubernur Yogyakarta adalah jabatan kepala daerah yang
membawahi empat kabupaten dan satu kotamadia. Status keistimewaan
Yogyakarta tidak serta merta menjadikan jabatan bupati atau walikota
ditetapkan seperti gubernur, melainkan dipilih langsung melalui Pilkada.
Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah akhir masa
jabatan Gubernur D)Y periode
, Pemerintah D)Y dibentuk
berdasarkan UU. Nomor Tahun
yang berisi tentang posisi D)Y sebagai
daerah istimewa setingkat provinsi, yang diamandemen oleh UU. Nomor
tahun
, dengan penambahan kewenangan. Sedangkan status
keistimewaan, diatur dalam UU. Nomor
Tahun
. Aturan ini
mengandung konsekuensi hukum dan politik, terutama dalam hal
pengangkatan gubernur dan wakil gubernur. Tetapi tata pemerintahan D)Y
telah berjalan jauh sebelum )ndonesia merdeka, yaitu berbentuk monarkhi
termasuk Kadipaten Pakualaman. Moch. Faried Cahyono dan Lukman (akim,
Laporan Tata Kelola Pemerintahan Provinsi di Yogyakarta Yogyakarta:
Pemerintah D)Y.,
, .

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

jabatan lurah atau kepala desa yang dipilih setiap

tahun

dengan sistem demokrasi langsung; masyarakat yang

terlibat sendiri secara individu dalam menentukan siapa

pimpinan yang paling banyak mendapat dukungan
dengan menentukan pilihannya di bilik suara pada saat

pencoblosan. Pada setiap pemilihan kepala desa atau
lurah,

sang

sementara

calon

dengan

membentuk

menggunakan

organisasi

partai

lambang-lambang

tanaman hasil pertanian, seperti jagung, ketela dan padi

dalam masa berkampanye. Dari organisasi partai-partai

bersifat tentatif itu, tim sukses berkampanye mengusung
keunggulan calon dan memperkenalkan program kerja

yang hendak dilaksanakan dalam membangun desa

apabila menang dalam pemilihan kepala desa. Sementara

kepala dukuh diangkat dan diberhentikan langsung oleh

gubernur, terutama pengangkatannya melalui usulan dari
hasil konsensus tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Sistem pengangkatan gubernur dan dukuh model

konsensus representatif ini tidak ditemui di daerahdaerah lain di )ndonesia sejak era reformasi, ia hanya ada
di Yogyakarta.

Pada masa sekarang, Plosokuning merupakan

bagian dari wilayah Pemerintahan Desa Minomartani.
Desa Minomartani secara administratif membawahi enam

dusun yang meliputi daerah Plosokuning yang terbagi
menjadi

empat

wilayah

pedusunan,

yaitu

Dusun

Plosokuning ), Plosokuning )), Plosokuning ))), dan

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Plosokuning )V, ditambah dengan Dusun Gantalan dan
Dusun Mlandangan.

Pada fase sebelum )ndonesia lahir sebagaimana

telah disebutkan, Dusun Plosokuning merupakan nama
daerah setingkat kecamatan yang disebut Kepanewonan.
)bukota kecamatan ini ditetapkan oleh raja sebagai
daerah

pembatas

ibukota

negara

dalam

struktur

pemerintahan monarkhi, yang berpusat di Keraton.

Sesudah masa kemerdekaan, nama Plosokuning berubah
menjadi nama desa sekaligus nama dusun bersamaan

dengan Keraton bergabung dengan R). Seiring dengan laju
kepadatan

penduduk

yang

berpusat

di

derah

Minormatani yang terletak di sebelah selatan Plosokuning
bertambah

meningkat,

sebagai

konsekuensi

dari

pembangunan besar-besaran perumahan baru bagi para

Dokumen Kode dan Wilayah Administrasi Pemerintah Daerah
)stimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman Kode . , Tahun
.
Dahulu Keraton sebagai pusat kekuasaan monarkhi, juga menjadi
istana, tempat kediaman resmi raja, keluarga dan para menteri. Disusul
dengan wilayah Kutanegara Kepatihan , yang terletak di luar Keraton,
disebut juga Negara atau Nagari, ditandai dengan tugu pembatas Pathok
Negoro . Di lingkungan Kutanagara tinggal para abdi dalem pegawai negeri
yang menjalankan tugas dan perintah raja. Wilayah di luar Kutanagara,
disebut Nagari Agung atau Negaragung yang merupakan tanah lungguh
penghidupan bagi abdi dalem yang tinggal di wilayah Nagari. Sementara
lingkungan paling luar kerajaan, disebut Mancanegara dan Pesisiran yang
diperintah oleh bupati yang ditunjuk oleh raja. Pada zaman kolonial, Keraton
menjadi negara bagian dari pemerintahan Gubernur Jendral di Batavia dan
Calcutta di )ndia. Namun sejak timbul era kebangsaan, kedudukan monarkhi
ini ditetapkan oleh Presiden Soekarno menjadi bagian dari pemerintahan
demokratis, yakni berada setingkat dengan gubernuran, di mana raja
sekaligus gubernur yang diangkat berdasarkan konsensus, namun ia tidak
lagi memiliki kewenangan depolitisasi untuk mengangkat adipati bupati
atau walikota . Adipati-adipati itu dipilih dengan sistem demokrasi liberal
baca: langsung oleh masyarakat. Bdk., Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di
Yogyakarta Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
, - .

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

pendatang yang dilakukan oleh pemerintah setempat

pada masa awal Orde Baru, yang menggantikan
Pemerintah Orde Lama, Desa Plosokuning berubah

menjadi nama dusun yang statusnya lebih rendah
setingkat di bawah pemerintahan desa. Sedangkan nama

Minomartani ditetapkan sebagai nama desa. Meskipun

demikian karena nilai historisnya yang tinggi yang
melahirkan kebanggaan lokal, penduduk di sekitar

Minormatani, banyak yang menghendaki mengubah nama
dusunnya menjadi Dusun Plosokuning V dan V).

Plosokuning dari dulu itu masih menjadi satu
dengan Minomartani, jadi daerah Plosokuning
itu kalau sekarang sudah menjadi Desa
Minomartani. Dulu Plosokuning itu adalah
nama dusun dan juga nama desa, akan tetapi
berubah menjadi nama Desa Minomartani itu
setelah )ndonesia merdeka. Jadi sejarahnya
daerah Plosokuning itu adalah daerah yang
tidak mau digabung dengan daerah yang lain
setelah kemerdekaan dan oleh sebab itu
diganti namanya dengan Desa Minomartani.
Jadi nama Minomartani dulu itu tidak ada.
Minomartani itu hanya ada satu kelurahan saja,
yaitu Desa Plosokuning, lalu menjadi Desa
Minomartani.

Wawancara Rr. Salma Mumtaza, Komunitas Plosokuning Jero, pada
Januari
.
(asil FGD. pandangan Bapak Saelan, Komunitas Plosokuning Jobo,
pada tanggal Desember
.
tanggal

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

. . . Nama Pohon Ploso
)stilah Plosokuning itu sendiri semula bukan nama

desa atau dusun, bukan pula nama kota kecamatan,

melainkan nama sebuah pohon, yaitu pohon Ploso. Pohon
Ploso yang mempunyai bunga berwarna kekuningkuningan itu kemudian oleh penduduk dianggap sebagai
pohon keramat. Dalam manuskrip sejarah disebutkan
pohon Ploso pada zaman dahulu tumbuh sekitar

meter di sebelah selatan bangunan Masjid Pathok Negoro
sekarang. Dari nama pohon Ploso dan warna bunganya

yang kuning ini yang memberikan inspirasi pemimpin
Keraton waktu itu untuk menyebut daerah ini dengan
nama Plosokuning.

Sejarah nama Plosokuning itu berasal dari nama
pohon Ploso yang bunganya berwarna kuning,
dan itu sebabnya daerah tersebut dinamakan
daerah Plosokuning dan pohon Ploso yang
bunganya berwarna kuning itu hanya satusatunya pohon keramat yang berada di daerah
sini. Tempat pohon tersebut itu berada di dalam
Masjid Sultoni itu, akan tetapi pohon itu
ditebang untuk dijadikan masjid dan itu atas
perintah dari Keraton.

Namun pohon Ploso yang dikeramatkan dan

menjadi saksi bisu sejarah berdirinya masjid itu, kini

Andi Andriyanto, Masjid Pathok Negoro Plosokuning; Sebuah
Reportase, Rumah )ndonesia Yogyakarta: Cahaya )nstitute Yogyakarta,
,
.
(asil FGD, pandangan Bapak Saelan.....

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

sudah tidak tumbuh lagi. (anya saja hubungan Masjid
Pathok

Negoro

dan

Pohon

mengidentikkan masyarakatnya

Plosokuning

yang

sebagai masyarakat

yang hidup dalam ikatan religius dan mitologis. Selain
tentu

saja

juga

dalam

pertumbuhannya

sebagai

masyarakat religius, dengan dukungan kultural kehadiran

sejumlah pondok pesantren yang berdiri di Plosokuning
pada awal abad ke-

M., yaitu Pondok Pesantren

Mursidul (adi, Pondok Pesantren Qoslul Arifin, Pondok
Pesantren Nailul Ula, dan Pondok Pesantren At-Tafsir.

Gambar . . Pohon Ploso Butea Monosperma

Pohon Ploso yang menjadikan daerah tersebut

bernama Plosokuning, kehadiran Masjid Pathok Negoro
Andi Andriyanto, Masjid Pathok Negoro Plosokuning.....,
www.twicsy.com. Diunduh pada tanggal Maret
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

dan

pertumbuhan

pondok

pesantren

setelahnya,

menunjukkan bahwa jatidiri masyarakat Posokuning
dikenal oleh masyarakat umum Yogyakarta sebagai
masyarakat

santri

yang

memiliki

keistimewaan

tersendiri, yakni kelompok santri yang bukan sembarang
santri sebagaimana pandangan kulturalnya selama ini

untuk membedakannya dengan kaum priyayi Jawa.
Keistimewaan ini muncul karena asal asul kesantrian
masyarakat Plosokuning yang dekat dengan budaya
priyayi; berkedudukan setara dengan para bangsawan

dan raja-raja di Jawa. (anya saja nilai kesantrian mereka

juga bersenyawa dengan makna religius pohon Ploso.
Sebagaimana juga dalam nilai historisnya, pohon Ploso
yang semula berasal dari negeri )ndia ini sangat dekat

dengan (induisme yang kaya akan tradisi dan bangunan
candi.

Pohon Ploso yang berbunga indah ini pada

awalnya tumbuh menyebar dari negeri )ndia, kemudian
ke Asia Tenggara, hingga ke )ndonesia bersamaan dengan

era penyebaran agama (indu dan Buddha. Dari bunga

pohon Ploso yang berwarna jingga terang, ungu, merah

dan kekuning-keuningan diketahui warna bunga pohon
Ploso dapat menghasilkan bahan pewarna alami.

Dusun Plosokuning berlokasi di daerah yang juga berdekatan
dengan gugusan candi-candi (indu peninggalan Mataram Kuno, seperti
Candi Gebang di Dusun Gebang, Candi Pal Gading, dan Candi Kimpulan di
kompleks kampus U)) Yogyakarta.
www.b.geolocation.com.; www.rareflora.com/butea. Diunduh pada
tanggal
Februari
.

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

Pohon Ploso yang dalam bahasa Latin disebut Butea

Monosperma

adalah

sejenis

pohon

anggota

suku

Fabaceae, dikenal sebagai Flame of the Forest dalam
bahasa )nggris. Pohon ini mempunyai aneka nama dalam
bahasa-bahasa di )ndia, seperti dhaak, palash, palaash,

palah, palashpapra, polash, polashi, porasum, parasu,

modugu, dan kela. Di kawasan Asia Tenggara, tumbuhan
ini disebut sebagai pouk-pen Burma ; chaa Kamboja ;
chaan

Laos ;

Thailand .

thong

kwaao,

Pohon Ploso

thong

Jawa

thammachaat

ditemukan tumbuh

secara alami di padang rumput terbuka dan di hutan-

hutan campuran. Di pegunungan (imalaya )ndia, pohon
Ploso ditemukan hingga ketinggian

.

m dpl.

Sedangkan di Jawa, pohon Ploso tumbuh terbatas di

daerah kering terutama di bagian timur pulau, hingga
ketinggian .

m di atas permukaan laut. Pohon Ploso

tahan terhadap iklim kekeringan dan dapat tumbuh baik
di

tanah-tanah

yang

bergaram

dan

tanah

yang

berdrainase buruk. Pohon Ploso dikeramatkan karena
dahulu

dipakai untuk upacara keagamaan

(indu,

terutama bunganya yang berwarna jingga kekuningan
yang digunakan untuk menandai dahi pada wajah
perempuan yang hendak beribadah di pura atau candi.

tanggal

www.envis.frlht.org.; www.datab.us/i/palash.
Februari
.

Diunduh pada

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

. . . Wilayah dan Penduduk
,

Letak geografi Dusun Plosokuning berada di sekitar
kilometer di sebelah timur laut arah utara istana

Keraton Yogyakarta, dan sekitar

kilometer dari

sebelah selatan puncak Gunung Merapi. Jika dirinci jarak
Dusun Plosokuning dari pusat pemerintahan kecamatan,
yaitu Kecamatan Ngaglik adalah ,
ibu kota Kabupaten Sleman

,

kilometer, jarak dari

kilometer, jarak dari

ibukota Dearah )stimewa Yogyakarta sekitar

,

kilometer, dan jarak dari )bukota Negara Republik
)ndonesia

kilometer. Berdasarkan data rekapitulasi

pada bulan Juli tahun

Plosokuning pada tahun

, jumlah penduduk Dusun
adalah

jiwa dengan

proporsi penduduk berdasarkan perbedaan gender, lakilaki lebih banyak daripada kaum perempuan, yaitu

orang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan jumlah
penduduk perempuan sekitar

orang.

Dusun Plosokuning diketahui mempunyai struktur

tanah berdataran tinggi beriklim sejuk dengan komposisi
kelembutan tanah yang cukup subur untuk areal

pertanian dan tanaman palawija. Namun letak geo-sosial

wilayahnya yang strategis karena berada di ujung utara
kota Yogyakarta, arah menuju tempat pariwisata hutan

lindung Kaliurang sekaligus berdekatan dengan ibukota

provinsi, mendorong mobilitas sosial yang cukup tinggi

Dokumen Kode dan Wilayah Administrasi Pemerintah Provinsi
Daerah )stimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman Kode . , Tahun
.
)bid.

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

bagi masyarakat dan memudahkan untuk akses masuk ke
kawasan

perkotaan.

Bahkan

juga

letaknya

yang

berdekatan dengan lokasi kampus U)) Universitas )slam

)ndonesia , menjadikan dusun ini sebagai sasaran

urbanisasi sosial masyarakat dari berbagai daerah di

)ndonesia, seperti tampak dari kian padat rumah dan kos-

kosan mahasiswa di dusun tersebut, yang semakin

menyempitkan areal persawahan yang dahulu sangat
subur dan menjadi lahan penghidupan bagi masyarakat
setempat.

Oleh

karena

itu

pekerjaan

penduduk

Plosokuning dewasa ini tidak lagi hanya mengandalkan

pada bidang pertanian dan tanaman palawija, melainkan
seiring dengan modernisasi yang masuk ke Yogyakarta, ia

memiliki diferensiasi pekerjaan yang beragam; dari mulai
yang berprofesi sebagai pegawai swasta, pegawai
pemerintah

maupun abdi

dalem

Keraton,

sampai

pedagang, dan hanya sebagian kecil yang masih
berprofesi sebagai petani.

Dalam hal kehidupan keagamaan, sebagian besar

masyarakat Plosokuning merupakan masyarakat santri.
(anya saja kesantrian masyarakat Plosokuning berbeda
dengan kampung-kampung santri di daerah-daerah yang

berbasis masyarakat )slam pada umumnya. Kesantrian
masyarakat

Plosokuning

memiliki

nilai

keunikan

tersendiri sebagaimana disebutkan di atas. Karena
mereka mengidentikkan diri sebagai kerabat Keraton.
Wawancara dengan Rr. Salma Mumtaza......

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Oleh karena itu, masyarakat santri di sini mempunyai
ikatan yang kuat dengan kebudayaan Jawa yang
diwariskan dan dilestarikan oleh Keraton Yogyakarta.
Seiring

Plosokuning

dengan

pergantian

berkembang

menjadi

zaman,

kawasan

Dusun
yang

mengalami perubahan pesat akibat urbanisasi dan

modernisasi yang berlangsung di )ndonesia, terutama di

daerah Yogyakarta sehingga semakin memperlihatkan
tingkat kemajemukan masyarakat, baik secara etnik

maupun agama. Selain kampus U)), wilayah dusun ini juga
berdekatan dengan jalur pariwisata alam yang banyak
dikunjungi turis asing dan domestik, dan juga berdekatan
dengan kampus UGM

sekitar

km , supermarket,

Sekolah Tinggi Seminari Katolik Santo Paulus yang
dibangun oleh Gereja Katolik. Satu dan lain hal dari
kenyataan di atas yang menarik diteliti ialah kedudukan

dan peran Masjid Pathok Negoro Plosokuning yang
membentuk identitas komunitasnya itu di tengah
globalisasi yang hadir ke dunia sosial mereka.
. . Asal Usul Masjid Pathok Negoro

. . . Makna Teologis dan Sosiologis Masjid
Masjid adalah nama rumah peribadatan dalam

agama )slam yang secara sosial memiliki fungsi yang

hampir sama dengan tempat ibadah gereja, vihara, pura
atau candi, yakni untuk mengumpulkan umat membentuk
ikatan religiusnya. )a menjadi tempat suci yang bersifat

kolektif; menjadi tempat pertemuan para anggota dari

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

suatu jamaah untuk beribadah. Fungsi kolektivitas masjid

sebagai rumah suci, sebagaimana pemikiran sosiologi
agama Durkheim tentang asal usul totemisme yang
menjadi dasar kemunculan agama di masyarakat,

terletak

pada

praktek-praktek

keagamaan

yang

dijalankan secara bersama-sama yang berfungsi untuk
mengukuhkan sistem kepercayaan suci yang diyakini,
seperti ritus kewajiban shalat berdoa; memuja lima kali
yang

dilakukan secara berkelompok, atau

tempat

berkumpul umat pada hari Jum’at, guna melakukan

kebaktian dengan melaksanakan shalat dan menyimak
khotbah dalam suatu ikatan persekutuan, yang disebut
komunitas.

Oleh karena itu, rumah ibadah masjid berbeda

dengan rumah pribadi yang hanya dapat berfungsi

sebagai tempat peribadatan yang bersifat individual
dalam agama )slam. Pada rumah ibadah masjid, selain

dikenal sebagai rumah suci yang dipakai untuk ruang
peribadatan pribadi, ia memiliki fungsi pokok sebagai
tempat ibadah bersifat kolektif. Masjid menjadi tempat

persekutuan umat dalam menjalankan kepercayaan dan
ritus keagamaannya.

Dari sudut pandang teologi, kata masjid dalam kitab

suci al-Qur’an disebut sebanyak

kali,

diantaranya dalam bentuk kata singular, dan

kali

kali dalam

Lih., Emile Durkheim, The Elementary Forms of the Religious Life
New York: The Free Press,
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

bentuk kata plural jamak . Secara etimologi, kata masjid

merupakan derivasi dari kata dasar sajada berubah
menjad kata kerja "sujud" yang berarti taat, setia, dan

tunduk. Dalam liturgi agama )slam, kata sujud yang
merupakan

intisari

dari

rangkaian

ibadah

shalat

menunjuk pada posisi gerakan tubuh di mana kepala

menunduk dengan dahi wajah berikut ujung hidung,
kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung jari

kaki menyentuh ke tanah atau lantai, untuk tujuan
menghadap pada kekuatan ilahi, yaitu Allah.

Kata kerja

sujud yang kemudian terinstitusi menjadi kata benda
masjid dalam surat-surat yang terdapat pada ayat-ayat

dalam kitab suci al-Qur'an mengandung tiga makna
teologis, ialah Pertama, sujud berarti penghormatan atau

supremasi terhadap pihak lain, seperti para malaikat

bersujud kepada Nabi Adam. Tuhan berfirman yang

artinya, Dan ingatlah tatkala Kami Tuhan berkata
kepada para malaikat; sujudlah kalian kepada Adam!

Maka sujudlah mereka untuk menghormati, kecuali iblis
yang menyombongkan diri, karena ia makhluk yang tidak

mempercayai Tuhan Q.S. al-Qur’an-Surat al-Baqarah,
:

. Kedua, sujud berarti sebagai kesadaran atas

kesalahan yang diperbuat atau pengakuan dosa dari pihak

yang satu kepada pihak yang lain, seperti para ahli sihir

Raja Fir’aun bersujud kepada Nabi Musa. Tuhan
24

Makhmud Syafe’i, Masjid dalam Perspektif Sejarah dan (ukum )slam,
Januari
dalam http://file.upi.edu/Direktori/FP)PS. Diunduh pada tanggal
.

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

berfirman yang artinya, Lalu para pesihir itu menunduk
bersujud seraya berkata, "Kami telah percaya kepada
Tuhan yang dipercayai (arun dan Musa
:

Ketiga,

.

sujud

berarti

Q.S. Thaha,

mengikuti

atau

menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan atas takdir

manusia dan alam semesta hasil ciptaan-Nya, seperti

bintang-bintang dan pepohonan yang juga bersujud
kepada Tuhan. Tuhan telah berfirman yang artinya,

Sesungguhnya matahari dan rembulan beredar menurut

perhitungan yang telah ditetapkan, dan bintang-bintang
serta pepohonan, keduanya bersujud kepada-Nya Q.S. arRahman,

: - .

. . . Masjid Batas Negara
Kata Pathok Negoro sebagai identitas utama masjid,

yang dalam bahasa Jawa halus Kromo )nggil disebut

Pathok Nagari, dalam sejarah merupakan tempat ibadah
yang

didirikan

oleh

Keraton

untuk

masyarakat

Plosokuning. Namun fungsi masjid ini tidak semata-

semata sebagai tempat beribadah masyarakat dalam

membentuk ikatan religiusnya, melainkan sebagai tugu
pembatas

ibukota

kerajaan,

disepakatinya Perjanjian Giyanti.

terutama

setelah

)bid
Perjanjian Giyanti juga mencerminkan kegagalan pemerintah VOC
di bawah Gubernur Jendral Nicolaas (artingsh
dalam
mempersatukan Jawa. Pemerintah VOC. telah menjadikan tanah Jawa
dipimpin dua raja kembar kakak beradik . Pangeran Mangkubumi
memperoleh bagian wilayah yang terletak di sebelah barat Surakarta.
Menurut perjanjian Giyanti tapal batas kerajaan di Yogyakarta adalah Sungai

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Pada

masa

kepemimpinan

Sri

Sultan

(amengkubowono ) yang bertahta di Yogyakarta, Masjid

Pathok Negoro mulai dicanangkan berdiri.

Ada empat

Opak yang berada di sebelah barat Candi Prambanan, sedangkan di sebelah
timur menjadi wilayah Surakarta. Setelah mendapatkan bagian itu, Pengeran
Mangkubumi membangun Pesanggrahan istana di Ambarketawang
Gamping, Sleman . Kemudian ia memindahkan pusat pemerintahan di
tempat sekarang Yogyakarta , berdasarkan letak geo-sosialnya yang
strategis, yakni diapit oleh Sungai Code dan Winongo yang mengaliri areal
pertanian yang luas, dengan mengambil poros imajiner yang ditarik dari
posisi Gunung Merapi ke Laut Selatan. Poros ini berada di Desa Patjetokan di
tengah hutan bernama Paberingan. Pembangunan Keraton diresmikan pada
tanggal
Okober
, dan ia menobatkan dirinya sebagai, Sampeyan
Dalem )ngkang Sinuwun Kanjeng Sri Sultan (amengku Buwono ) Senopati )ng
Ngalaga Ngabdurahman Sayidin Panatagama Khalifatullah yang artinya,
Beliau yang terhormat dan yang dimuliakan penguasa yang sah atas dunia
yang mempunyai kewenangan menentukan perdamaian dan peperangan
sebagai panglima tertinggi angkatan perang, pemimpin semua agama dan
wakil Tuhan . Sementara lambang dua naga yang saling melilit adalah tahun
berdirinya kerajaan, yakni pada tahun
Saka yang dibaca dari belakang
= dwi,
= naga, = rasa, = tunggal . Sangkala dwi naga rasa tunggal
dapat dibaca menjadi dwi nagara satunggal yang artinya adalah dua negara
dalam satu kesatuan , yang mempunyai arti obsesif sekalipun kerajaan
terbagi dua, tetapi tetap satu jiwa. Lih., http://www.kerajaannusantara.com.
/ . Diunduh pada tanggal
Januari
; Bdk., M.C. Ricklefs, Sejarah
)ndonesia Modern....,
; (aryadi Baskoro & Sudomo Sunaryo, Catatan
Perjalanan Keistimewaan Yogya Merunut Sejarah Mencermati Perubahan
Menggagas Masa Depan Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
, .
Selain merancang pembangunan Masjid Pathok Negoro, Sri Sultan
(amengku Buwono ) juga membuka pintu masuk kepada orang-orang China
untuk menetap di Yogyakarta. Para perantau China ini berasal dari marga
(okkian dari Provinsi Fu Kien dan Kwang Tung. Mereka ini yang menyebar
ke berbagai wilayah di Jawa, dan sebagian wilayah pantai Sumatra. Menurut
data statistik jumlah orang China di Yogyakarta antara tahun
sampai
adalah
orang. Pada umumnya orang-orang China di Yogyakarta
mempunyai keperluan untuk berdagang. Oleh karena itu, lingkungan tempat
tinggal mereka selalu berkoherensi dengan pusat perdagangan, yaitu pasar.
(al tersebut juga menguntungkan bagi ekonomi kerajaan. Untuk mengurus
kepentingan orang-orang China, baik dalam urusan kelahiran, kematian,
surat jalan, maupun penarikan pajak ditunjuk seorang Kapiten China. Raja
pernah mengangkat beberapa orang Kapiten China di Yogyakarta, antara
lain: To )n
, Gan Kek Ko
, Tan Lek Ko
,
Que Jin Sing
, Tan Jing Sin
, Que Wi Kong
, dan Que Pin Sing. Bahkan Kapiten China Tan Jin Sin pernah

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

buah Masjid Pathok Negoro yang dibangun dengan lokasi
yang berbeda sesuai dengan batas-batas ibukota kerajaan

berdasarkan empat arah mata angin, yaitu lokasi masjid

yang berada di Plosokuning yang menjadi pembatas

ibukota di sebelah utara, masjid yang berada di Mlangi
yang menjadi pembatas ibukota di sebelah barat, masjid

di lokasi Kauman Dongkelan yang menjadi batas ibukota
di sebelah selatan, dan masjid yang terletak di Babadan
yang menjadi pembatas ibukota di sebelah timur.

Konsep pembangunan masjid dalam posisi empat

arah itu juga sejalan dengan filosofi kebudayaan Jawa

kuno mengenai makna tata ruang kosmik. Dalam kontek
hubungan individu dengan dunia sosial, kebudayaan Jawa
juga

memiliki

empat

lingkaran

pandangan

dunia

konsentris yang lahir dari tata ruang kosmik itu di

mana dunia dipandang oleh individu sebagai keseluruhan

sistem nilai, yakni benar dan salah, estetik dan tidak yang

menjadi kerangka dasar individu dalam memahami diri
dan dunia sosial yang menghidupinya. Terdapat empat

struktur lingkaran kosmik di mana individu memahami

dunia sosialnya ketika berinteraksi, yaitu lingkaran
pertama adalah sikap individu terhadap dunia luar yang
dipahami sebagai sebuah kesatuan kesadaran antara

manusia, alam dan dunia adikodrati. Lingkaran kedua

dianugerahi gelar kebangsawanan di bawah adipati, yaitu Tumenggung
Secodiningrat. Lih. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diunduh pada
tanggal
Februari
.
M. Jadul Maula, ed., Ngesuhi Deso Sak Kukuban: Lokalitas,
Pluralisme, Modal Sosial Demokrasi Yogyakarta: LKiS,
,
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

adalah

penghayatan

kekuasaan

politik

sebagai

perpanjangan tangan kekuatan adikodrati yang bersifat

ilahiah. Lingkaran ketiga adalah pengalaman mistis
batiniah

dalam memahami eksistensi diri sebagai

bagian dari dunia sosial. Lingkaran keempat adalah

penentuan semua lingkaran di atas sebagai bagian dari
takdir kehidupan pribadi

Menurut kebiasaan orang Jawa, imajinasi simbol

yang berjumlah empat arah berada dalam suatu sudut
ruang, masing-masing sudut ruang itu mengikuti arah

mata angin yang mengelilingi suatu titik pusat ruang
konsentris sebagaimana konsep struktur kekuasaan Jawa
masa lampau, yaitu satu ada di tengah sebagai kepala
ditambah empat berada di sekeliling sebagai pembantu

utama sang kepala. Sebagai contoh pada masa Kerajaan

Majapahit, apabila raja sedang duduk di singgasananya,
dihadapan

para

abdi

dalem;

mereka

membentuk

lingkaran duduk konsentris mengelilingi raja, seperti juga

letak bangunan Candi Parambanan yang dikelilingi candicandi kecil. (al ini menunjukkan keberadaan Masjid

Pathok Negoro yang berada di empat lokasi membentuk
formasi mengelilingi Keraton yang berada di tengah

sebagai pusat kosmik raja, sebagaimana juga struktur
konsentris zaman kerajaan-kerajaan Jawa masa lalu.

Lih., Franz Magnis Suseno S.J., Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi
Tentang Kebijaksanaan (idup Jawa Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
,
- .
Wawancara dengan Bapak Raden Mas Kamaludin Purnomo, Ketua
Takmir Masjid Pathok Negoro Plosokuning, pada tanggal
Januari
;

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

Keempat Masjid Pathok Negoro itu sampai kini

masih berfungsi dengan baik sebagai tempat ibadah,

namun tidak berfungsi lagi sebagai benda penanda batas
ibukota negara. (anya saja yang masih terjaga keaslian
aristektur Masjid Pathok Negoro adalah yang berada di
Plosokuning.
mengalami

Sedangkan

perubahan

kehilangan wujud asalnya.

ketiga

radikal,

masjid

lain

sehingga

telah

nyaris

Gambar . . Masjid Pathok Negoro Plosokuning

. . . Masjid Raja

Masjid Pathok Negoro Plosokuning disebut juga

sebagai Masjid Sultoni. )ni artinya Masjid Pathok Negoro

Bdk., Yohanes Setiawan, Agamaning Wong Balong Salatiga: Fakultas Teologi
UKSW Salatiga , - .
Wawancara dengan Bapak Raden Mas Kamaluddin Purnomo.....
www.gudeg.net/id. Diunduh pada tanggal Maret
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

merupakan Masjid Kagungan Dalem yang berarti masjid
milik raja dan menjadi bagian dari aset Kerajaan Mataram

di Yogyakarta. Menurut catatan sejarah yang tidak
terdokumentasi dengan baik, Masjid Pathok Negoro
Plosokuning didirikan dalam masa pembangunan yang

cukup lama, diperkirakan dibangun secara bertahap
selama hampir

tahun, yakni antara tahun

-

M. dalam periode tiga raja yang memerintah. Pada awal
mula masjid ini berdiri, dikisahkan pada waktu Kerajaan

Mataram yang beribukota di Kartasura, Raja Amangkurat
Jawi )V yang memerintah pada tahun

-

M.

memiliki beberapa orang putra, diantaranya yang
terkenal adalah Raden Mas )chsan yang menyandang
gelar sebagai Bendara (aryo Sandiyo, Pangeran Adipati

Anom dan Pangeran Mangkubumi. Sepeninggal Raja

Amangkurat Jawi )V terjadi perselisihan antara kedua
putranya kakak beradik , yaitu Pangeran Adipati Anom

dengan Pangeran Mangkubumi. Perselisihan itu berakhir

dengan pembagian kerajaan sebagai harta warisan yang

(asil FGD, pandangan )bu Farida, Komunitas Plosokuning Jobo,
pada tanggal Desember
.
Sebagaimana akibat tradisi lesan yang kuat dalam masyarakat Jawa,
sumber-sumber sejarah tertulis tidak ada yang menjelaskan secara rinci
perihal hari dan tanggal kelahiran Raden Mas )chsan yang menjadi cikal bakal
berdirinya Masjid Pahok Negoro di lingkungan Keraton Yogyakarta. Namun
diperkirakan ia lahir pada tahun
, terutama ketika ayahnya, Raden Mas
Suryo Putro meninggalkan Pondok Pesantren Gedangan di Jawa Timur pada
tahun
untuk dinobatkan menjadi Raja Mataram yang kemudian dikenal
dengan nama Prabu Amangkurat Jawi. )stri Raden Mas Suryo yang juga
ditinggalkan di pesantren ketika itu masih mengandung bayi laki-laki yang
kelak lahir bernama Raden Mas )chsan. )rwan Masduqi, Suluk Sufi Ulama
Karaton Yogyakarta Ajaran Kyai Nur )man Yogyakarta: Assalafiyah Press,
, - .

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

ditinggalkan oleh ayahnya itu menjadi dua. Pangeran
Adipati

Anom

menjadi

raja

bergelar

Pakubuwono yang beribukota di Kartasura.

Susuhunan

Pakubuwono )) menyebut kerajaannya dengan

nama Kesunanan Surakarta.

Sedangkan Pangeran

Mangkubumi diangkat menjadi raja di Yogyakarta dengan
gelar Sri Sultan (amengku Buwono.

)a menjadi raja

Setelah penyerbuan etnik China yang gagal dalam melawan
Kompeni Belanda yang bersekutu dengan Pakubuwono )), ibukota Keraton
Kartasura mengalami kehancuran fisik yang parah. Pada tahun
,
Pakubuwono )) memindahkan ibukota ke Surakarta. Pemindahan ibukota
ditetapkan di Desa Solo yang terletak di dekat Tempuran titik pertemuan
dua sungai, yaitu Sungai Pepe dan Sungai Bengawan Solo. Desa Solo
dipandang lebih strategis karena berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo,
sebuah sungai yang sejak zaman dulu mempunyai peranan sosial penting
yang menghubungkan masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penetapan
Desa Solo sebagai ibukota kerajaan juga didasarkan pada pertimbangan
bahwa Solo telah menjadi desa yang ramai, bukan hutan yang harus dibuka
sehingga tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak untuk membabat
hutan. Selain tentu saja karena alasan perhitungan mistik petungan , di
mana keadaan tanah di Desa Solo menurut perhitungan kalender Jawa
menbawa pengaruh kehidupan yang baik bagi penghuninya yang hendak
bertempat tinggal dan mendirikan bangunan. Yohanes Setiawan, Agamaning
Wong Balong...., - .
Karena lebih tua dan merasa paling berhak sebagai pewaris dinasti
Mataram dibanding Kesultanan Yogyakarta, Kesunanan Surakarta tidak
pernah merasa puas dengan pembagian wilayah kerajaan ini. Pada tahun
-an Pakubuwono )V Raden Mas Subadya , pernah berharap agar
Pemerintah (india Belanda bersedia membantu Kesunanan Surakarta untuk
merebut Yogyakarta dari tangan Raden Mas Sundoro Sri Sultan
(emengkubuwono )) , meskipun kemudian ditolak. Pada tahun
, ketika
Kerajaan )nggris menguasai Jawa, Pakubuwono )V juga memanfaatkan
Kerajaan )nggris untuk merebut Yogyakarta, namun gagal. Sri Wintala
Achmad dan Krisna Bayu Adji, Geger Bumi Mataram Yogyakarta: Araska,
, .
)bukota Kerajaan Mataram sejak awal berdiri selalu berpindah
tempat, baik perpindahan ini terjadi karena faktor bencana alam maupun
akibat konflik. Pada awal mula kerajaan berdiri beribukota di Kotagede. Pada
waktu dipimpin Sultan Agung, ibukota Mataram dipindah ke Plered, Bantul.
Namun pada masa Raja Amangkurat ), akibat pernyerbuan panglima
Trunojoyo, bangsawan Madura yang mengabdi di Giri Kedaton Gresik ,

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

pertama dan menyebut kerajaannya dengan nama
Kesultanan Yogyakarta (adiningrat.
Mangkubumi wafat pada tahun

Sesudah Pangeran

, ia digantikan oleh

ibukota Mataram dipindah ke Kartasura, dan sejak Perjanjian Giyanti
beribukota di Surakarta dan Yogyakarta. Dalam penyerbuan Trunojoyo yang
meluluhlantakkan Keraton Plered, dikisahkan bahwa setelah berhasil
mengusir raja keluar dari istana dan mengungsi ke Tegal, Jawa Tengah, ia
dengan nada kesal mengungkapkan, Ratu Mataram iku dakumpamakake
tebu, pucuke maneh yen legiya, senajan bongkote ya adhem bae, sebab raja
trahing wong tetanen, anggur macula bae bari angon sapi , yang artinya, Raja
Mataram itu kuumpamakan tebu, ujungnya pun tidak manis, begitu juga
pangkalnya, sebab ia raja keturunan petani, lebih baik mencangkul saja
sambil menggembalakan seekor sapi. Bdk., Aryaning Arya Kresna, The
Concept of Power and Democracy in Javanese Worldview, Makalah
dipresentasikan dalam )nternational Conference and Summer School on
)ndonesian Studies )CSS)S tahun
, di Fakultas )lmu Budaya Universitas
)ndonesia, dan dimuat dalam prosiding konferensi tersebut.
Sri Sultan (amengku Buwono )
Agustus
Maret
terlahir dengan nama Bendoro Raden Mas Sujana yang dikenal sebagai
Pangeran Mangkubumi. Karena berselisih soal suksesi, ia berkonfrontasi
dengan kakaknya; Pakubuwono ))
yang mendapat dukungan
Vereenigde Oost )ndische Compagnie VOC atau orang Jawa menyebut
Kompeni Belanda. Dalam perang melawan kakaknya, ia dibantu oleh Raden
Mas Said, terutama dalam pertempuran di Grobogan, Demak dan pada
puncak kemenangannya pada pertempuran di tepi Sungai Bagawanta yang
berhasil menghancurkan pasukan Jendral De Clerck
. Peristiwa lain
yang menyebabkan ia dimusuhi Kompeni adalah ketika pada tahun
Pakubuwono )) sebelum mangkat menyerahkan kerajaan kepada Kompeni
dan melantik putra lain, yaitu Raden Mas Suryadi sebagai Pakubuwono ))).
Pangeran Mangkubumi bersikap keras, ia tidak mengakui Mataram berada di
bawah Kompeni. Namun Kompeni membujuknya berunding menghentikan
permusuhan, dengan mengirim seorang tokoh berkebangsaan Arab dari
Batavia yang mengaku sebagai ulama terkemuka dari Mekah. Berkat sepak
terjang utusan Arab ini, lahirlah perjanjian di Giyanti. Selain dikenal pendiri
kerajaan, Pengeran Mangkubumi yang berdarah seniman ini juga mendirikan
tempat pemandian permaisuri dan bendara putri, yaitu Taman Sari.
Pembangunan kolam ini diarsitekturi dengan gaya Jawa-Portugis oleh
pelancong Portugis yang bersimpati kepadanya. Kisah pembagian kerajaan
dan peperangan antara pangeran-pangerannya digubah oleh pujangga
Yasadipura menjadi karya sastra Babad Giyanti. )a akhirnya wafat pada tahun
M, dan kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah
pada peringantan (ari Pahlawan tahun
di Surabaya. Lih.,
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id...,; Sri Wintala Achmad dan Krisna Bayu
Adji, Geger Bumi Mataram....,
; Ki Sabdacarakatama, Sejarah Keraton
Yogyakarta Yogyakarta: Narasi,
, .

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

putranya yang bernama Bendoro Raden Mas Sundoro

dengan gelar Sri Sultan (amengku Buwono )). Sri Sultan
(emengkubuwono )) memerintah secara terputus-putus
-

M.

Kemudian ia diganti oleh Sri Sultan

(amengku Buwono ))) yang memerintah dari tahun
sampai

.

Pada masa pemerintahan Sri Sultan

Sri Sultan (amengku Buwono ))
atau disebut Sultan
Sepuh diikenal sebagai penentang yang keras terhadap Kompeni Belanda dan
)nggris, dengan melakukan konfrontasi terbuka kepada Gubernur Jendral
Daendels dan Letnan Gubernur Raffles. Sultan menentang aturan protokoler
baru ciptaan Daendels mengenai alat kebesaran Residen Belanda pada saat
sowan menghadap raja yang hanya menggunakan payung dan tidak perlu
membuka topi, karena tidak menghormati unggah ungguh tata krama Jawa.
Perselisihan antara Sultan Sepuh dengan Kesunanan Surakarta tentang batas
wilayah juga mengakibatkan Daendels memaksa Sultan Sepuh turun tahta
pada tahun
dan untuk selanjutnya bertahta secara terputus-putus,
selama tiga kali, yaitu
,
,
. Pada akhir tahun
ketika Kerajaan )nggris menginjakkan kaki di Jawa dan menyerbu
Keraton pada tahun
, Sultan Sepuh diturunkan tahtanya. Pada masa Sri
(amengku Buwono ))), )V dan V bertahta, ia masih hidup dalam karantina.
Pada saat menjadi putra mahkota, Sultan Sepuh pernah mengusulkan
membangun benteng untuk menahan kedatangan tentara )nggris. Namun
pada tahun
, ia ditangkap )nggris dan diasingkan di pulau Penang
Malaysia, kemudian dipindah ke Ambon. Pada masa pemerintahannya,
Pangeran Notokusumo putra Sri Sultan (amengku Buwono ) dinobatkan
Raffles sebagai Pangeran Amardiko pada tanggal
Juni
. Adapun
perjanjian antara Pangeran Amardiko dengan )nggris ditandatangani pada
tanggal
Maret
M. dengan memecah Keraton menjadi dua, yaitu
Kasultanan dan Paku Alaman. Bagian wilayah Paku Alaman seluas .
cacah, mencakup kawasan istana, Adikarto Kulonprogo , dan Karang
Kemuning yang mempunyai empat distrik, yaitu Galur, Tawangharjo,
Tawangsongko, dan Tawangkerto, dengan Brosot sebagai pusatnya. Namun
sejak Sri Paku Alam V)), wilayah Paku Alaman yang berada di luar Kota
Yogyakarta disebut Kadipaten Adikarto dengan ibukota di Wates. Kadipaten
ini membawahi
desa dengan empat kapanewonan, yaitu: Panjatan, Brosot,
Bendungan, dan Temon. Adapun wilayah dalam kota meliputi Kecamatan
Paku Alaman, yaitu Kalurahan Gunung Ketur dan Purwokinanti. Lih..
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id....., ; )dem, Geger Bumi Mataram....,
.
Sri Sultan (amengku Buwono )))
- November
adalah
putra dari Sri Sultan (amengku Buwono )) yang bernama kecil Bendoro
Raden Mas Surojo. )a memerintah pada tahun
. Ketika Pemerintah

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

(emengkubuwono

)))

ini,

Masjid

Pathok

Negoro

Plosokuning diresmikan berdiri, yaitu sejak Kyai Raden

Mustofa bergelar Kyai (anafi ), cucu dari Raden Mas
)chsan ditetapkan sebagai abdi dalem yang berkedudukan
di Plosokuning.

Sejarah Masjid Pathok Negoro Plosokuning
berdiri sekitar
tahun yang lalu, dengan
pimpinan dari Kyai Raden Nur )man yang
mengutus putranya yang bernama Kyai
Mursodo dan anaknya Kyai Mustofa untuk
mendirikan masjid ini

Dalam

kisah

yang

juga

banyak

dituturkan

masyarakat setempat, Raden Mas )chsan putra pertama

Raja Amangkurat Jawi )V memang tidak dinobatkan

menjadi raja, melainkan sesuai dengan minatnya yang
bertahun-tahun mondok di pesantren-pesantren Jawa

Timur, ia mencari jalan hidup sendiri menjadi tokoh
spiritual dengan gelar kebesaran yang disandangnya,

(india Belanda ditaklukkan oleh )nggris, ia turun tahta dan kerajaan
dipimpin oleh Sultan Sepuh kembali
. Pada masa kepemimpinannya,
Keraton mengalami kemunduran besar-besaran, antara lain kehilangan
daerah Kedu, separuh Pacitan, Jipang dan Grobogan yang diserahkan kepada
)nggris, angkatan perang kerajaan diperkecil satuannya, dan sebagian daerah
Keraton diserahkan kepada Pangeran Notokusumo. Pada tahun
, ia
wafat dalam usia
tahun. Lih. https://masdidit .wordpress.com, Diunduh
pada tanggal
Februari
; )dem, Geger Bumi Mataram....,
.
http://jogjatrip.com/id. Diunduh pada tanggal
November
;
November
https://sarjiono
.wordpress.com. Diunduh pada tanggal
.
(asil FGD, pandangan Bapak Raden Mohammad Faizun, Komunitas
Plosokuning Jero, pada tanggal Desember
.

)dentitas Komunitas Masjid Pathok…

yaitu Kyai Raden Nur )man.

Kyai Raden Nur )man yang

secara harafiah berarti kyai yang membawa cahaya

keimanan, kemudian menjadi penyebar agama di Gegulu,
suatu nama desa yang terletak di bagian selatan
Kabupaten Kulonprogo. )a mengajarkan agama )slam ke
masyarakat
pesantren.

setempat

seraya

mendirikan

pondok

Tidak lama kemudian karena hambatan kultural dan

agama dari sisa-sisa kepercayaan lama masyarakat

Gegulu, Kyai Raden Nur )man berpindah tempat dan

mendirikan pondok pesantren baru di sebelah timur
sekitar

kilometer dari Gegulu, tepatnya di Desa Mlangi,

Kabupaten Sleman. Selama tinggal di Mlangi, Kyai Raden

Nur )man juga membangun rumah tangga sehingga

dikaruniai banyak putra, antara lain yang terkenal Raden

Mursodo dan Raden Nawawi yang di kemudian hari

Pada waktu perang saudara antara Pangeran Adipati Anom dan
Pangeran Mangkubumi berkecamuk. Kyai Raden Nur )man memutuskan
keluar dari istana. )a bersama pengawalnya pergi mengembara ke Gegulu
Kulonprogo, diterima oleh Ki Demang (adiwongso, penguasa daerah
setempat. Namun setelah Demang (adi Wongso meninggal, Kyai Raden Nur
)man berpindah ke utara di sebelah timur Sungai Progo, yaitu Desa Kerisan.
Di desa ini ia bertemu dengan utusan raja yang memintanya kembali ke
Keraton. Namun ia menolak, dan memilih tinggal di tanah perdikan.
Permintaan itu direstui raja, ia kemudian membangun pondok pesantren.
Dari asal kata mulangi pondok pesantren yang berarti mengajar di lembaga
pendidikan pondok pesantren, daerah perdikan ini disebut Kampung Mlangi.
Lih., M. Lutfi Khamdani, dkk., Sejarah Mbah Kyai Nur )man Yogyakarta:
Panitia Peringatan Khaul Mbah Kyai Nur )man,
.
Dalam pengembaraan spiritual ke Gegulu dan mengajarkan agama
di masyarakat, Kyai Raden Nur )man juga mengobarkan semangat
nasionalisme dan patriotisme kepada masyarakat daerah ini, terutama dalam
melawan Kompeni. Di daerah ini juga, ia diterima dengan baik oleh Ki
Demang Gegulu, bahkan menikahi putrinya yang bernama Mursalah. )rwan
Masduqi, Suluk Sufi Ulama Karaton...., .

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

keduanya menjadi ulama.

Sebagaimana juga dalam

sistem kekerabatan bangsawan Jawa, Raden Nawawi

diangkat oleh Keraton menjadi abdi dalem Pathok Negoro

) di Mlangi menggantikan ayahnya. Sedangkan Raden

Mursodo yang berputra Raden Mustofa diangkat sebagai

abdi dalem Pathok Negoro yang berkedudukan di
Plosokuning dengan gelar Kyai Raden (anafi ). Raden

Mustofa adalah guru spiritual dari Sri Sultan (amengku

Buwono ))). Karena alasan itu pula, Masjid Pathok Negoro
Plosokuning dibangun sebagai bentuk persembahan dan

rasa hormat raja kepada guru spiritualnya itu. Bahkan di
kompleks masjid ini juga menjadi kediaman resmi Raden
Mustofa

karena

kedudukannya

sebagai

penasehat

spiritual raja. Ada juga sumber yang menjelaskan Raden
(ampir semua keturunan Kyai Raden Nur )man menjadi seorang
ulama dan mendirikan pondok pesant

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB I

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB II

0 0 84

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB III

0 1 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB IV

0 14 82

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB VI

0 0 64

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB VII

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 15