Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB II
BAB II
ERA DAN TEORI GLOBALISASI
Bab ini menjelaskan kerangka teori utama studi ini,
yakni globalisasi sebagai kekuatan eksternal pengubah
dunia sosial di tingkat lokal. Penjelasan teoritisnya terdiri
dari pendekatan historis globalisasi sebagai periodisasi
zaman, definisi dan dimensi-dimensi globalisasi, serta
karangka
teoritis
yang
komprehensif
mengenai
globalisasi yang dikemukakan oleh para pakar, terutama
dalam perspektif ekonomi-politik maupun kebudayaan,
hubungan globalisasi, agama dan budaya, respon agama
terhadap globalisasi.
. .
Asal Mula dan Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi berasal dari bahasa )nggris, yaitu
globe dan globalization yang berarti dunia atau proses
masuk ke ruang lingkup dunia.
Globalisasi secara
harafiah mengandung arti proses penduniaan segala
sesuatu mengenai kehidupan umat manusia menjadi satu
dunia yang utuh dan bulat. Dalam sejarah, globalisasi
telah dimulai kemunculannya cukup lama.
(anya
wujudnya yang menimbulkan masalah serius tidak hanya
bagi bangsa-bangsa yang tertinggal, akan tetapi juga bagi
http://www.kbbi.web.id/globalisasi, Diunduh pada tanggal
November
.
Firmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses Dialektika Sistemik Jakarta:
Yayasan Sad Staria Bhakti,
, - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
penduduk planet bumi akhir-akhir ini. Oleh karena itu,
globalisasi,
terutama
yang
berkembang
menjadi
kapitalisme Barat harus diketahui sejarahnya dengan
cermat, sehingga dapat disikapi dengan tepat.
Dalam pertumbuhan sejarah bangsa-bangsa di
dunia, globalisasi telah ada sejak dahulu kala. Kalau
dimulai dari hitungan sejarah Macedonia tahun
-an
SM, Alexander Yang Agung Raja )skandar Agung sudah
melakukannya. Dengan menggunakan alat transportasi
yang masih sangat sederhana waktu itu, wilayah yang
dikuasai Alexander Agung terbentang dari Macedonia
sampai ke sungai )ndus di )ndia. Berbagai kota yang
dikuasainya mengalami sentuhan (ellenisme berupa
gymnasium, amphithater, kuil Zeus, dan sebagainya.
Nama-nama kota, seperti Alexandria muncul di manamana, seperti di Mesir. Alexander Agung berhasil
meneruskan
jejak-jejaknya
lewat
(ellenisme
yang
berlaku dan diminati secara universal, yang pengaruhnya
masih terasa sampai saat ini dalam peradaban Barat.
Wilayah luas ini ia rebut dari tangan Kerajaan Persia
dengan agama Zoroasternya, yang juga memiliki wilayah
yang luas. Akan tetapi pengaruh Zoroaster tidak seluas
dan sehebat (ellenisme. Pengaruh itu diteruskan oleh
Kekaisaran Romawi, yang pada waktunya adalah juga
kekaisaran yang menguasai dunia. Dalam peradaban
)slam, globalisasi juga bukan hal baru. Demikian pula
Lihat Norman K. Gottwald, The (ebrew Bible: A Socio-Literary
)ntroduction Philadelphia: Fortress Press,
,
.
Era dan Teori Globalisasi
pengaruh peradaban )slam yang begitu besar, dari Dinasti
Abbasiyah di )rak, Dinasti Umayyah di Syria, sampai
terakhir
lewat
Kekaisaran
Ottoman
adalah
bukti
globalisasi bangsa Turki dengan agama )slamnya.
Pengaruh Kekaisaran Ottoman sampai ke Eropa Timur
meninggalkan bekas dalam era modern ini dalam wujud
perang di Bosnia dan Slovakia.
Dalam lingkup Nusantara, hal serupa itu pernah
terjadi. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan
dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur adalah wujud
globalisasi, kalau pengaruhnya juga terasa sampai ke
Madagaskar di benua Afrika. Jadi globalisasi adalah
sesuatu kenyataan yang bersifat alamiah yang sudah ada
sejak dulu. Oleh karena itu, globalisasi bukan hal baru.
Semua bangsa di dunia ini apabila berkesempatan dapat
melakukannya, termasuk bangsa )ndonesia. Masalahnya
globalisasi yang pernah terjadi di sepanjang sejarah masa
lalu itu tidak menimbulkan dampak yang besar sebesar
dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi kapitalisme
Barat saat ini yang mengancam lingkungan hidup umat
manusia, dengan timbulnya pemanasan global. Globalisasi
yang terjadi kini benar-benar besar dampak yang
dirasakan oleh umat manusia. Tentu dampak lingkungan
ini adalah salah satu dari masalah globalisasi yang
ditimbulkan oleh kapitalisme Barat. Masalah besar lain
Bdk., Firmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses..., .
Kapitalisme bagi Marx tidak hanya menghasilkan keuntungan
ekonomi, melainkan melahirkan kelas sosial yang timpang. Dalam sejarah,
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
adalah ketidakadilan yang dialami oleh para buruh,
terutama
di
negara-negara
berkembang
yang
membutuhkan lapangan kerja bagi rakyatnya. Dari sisi
itu, globalisasi kapitalisme perlu dikaji.
Satu hal yang menarik diketahui dari rangkaian
peristiwa historis itu, adalah sebagai fenomena alamiah
manusia dapat hidup eksis karena kebutuhan ekonomi. Namun karena
sumber-sumber ekonomi terbatas, sesuai tabiat dasarnya sebagai makhluk
ekonomi, manusia dengan akal fikiran yang ditempa oleh pengalaman hidup
sehari-hari berusaha menguasai sumber-sumber ekonomi yang terbatas itu
untuk memenuhi kebutuhannya yang terus meningkat. Dalam dunia sosial,
penguasaan atas sumber-sumber ekonomi melahirkan dua kelas yang
berhadapan dialektik , yakni kelas yang menguasai sumber-sumber
ekonomi dan kelas yang tidak menguasai. Pada masyarakat feodal yang
berbasis pada pertanian, kelas yang menguasai sumber-sumber ekonomi
disebut kelompok pemilik tanah yang terdiri dari kaum bangsawan dan rajaraja. Sedangkan yang tidak menguasai tanah, disebut budak yang kemudian
berubah menjadi kelas petani. Perkembangan dari masyarakat feodal ke
masyarakat kapitalis terjadi seiring dengan revolusi industri di Eropa, di
mana kedua kelas itu bermetamorfosis menjadi kelas pemodal dan buruh,
atau kelas borjuis versus proletariat. Marx dalam analasis kritisnya,
menyaksikan kelas buruh karena ketiadaan modal dipaksa oleh situasi atau
karena memaksakan diri seiring dengan terbatasnya pilihan
mensejahterakan diri, menyediakan tenaganya ke pemilik modal. Mereka
bekerja memproduksi barang yang menghasilkan keuntungan bagi pemilik
modal. Namun tidak bagi buruh, keuntungan yang diperoleh kecil tergantung
imbalan uang dari keuntungan penjualan barang. Buruh tidak memiliki hak
menjual barang yang diproduksinya sendiri, kecuali imbalan yang diterima
berdasarkan kerja memproduksi barang. Buruh diupah murah karena
ketiadaan modal yang menjadi ukuran tertinggi nilai masyarakat kapitalis.
Pada masyarakat kapitalis, pemodal menjadi kelompok dominan dalam
menentukan kesejahteraan masyarakat, semakin besar modal yang dimiliki,
ia kian sejahtera. Sementara buruh dihargai dengan kesejahteraan rendah
sebagaimana tenaganya yang dinilai sebanding dengan mesin produksi,
bahkan harganya lebih murah dari mesin-mesin itu. Pada sistem kapitalistik
ini, ketimpangan pendapatan berujung pada lahirnya ketidakadilan sosial,
dan kapitalisme berubah menjadi sistem kekuasaan politik. Selain
ketidakadilan sosial, timbul pula keterasingan bagi buruh di tengah sistem
yang kapitalistik itu. Lih., Robert C. Tucker, The Marx-Engels: Reader USA:
W. W. Norton,
,
.
Lihat misalnya kajian kritis James Goldsmith, Perangkap,
diterjemahkan oleh Soemitro dengan Kata Pengantar oleh Mochtar Lubis
Jakarta: Yayasan Obot )ndonesia,
.
Era dan Teori Globalisasi
yang mendunia, globalisasi pada awalnya terkait dengan
peningkatan interdependensi antarbangsa melalui jalur
perdagangan, kemudian berlanjut ke politik, perjalanan,
budaya populer, dan bahkan bentuk interaksi sosial lain
yang mengakibatkan batas-batas suatu negara dan bangsa
menjadi hilang. Globalisasi merupakan proses interaksi
sosial tanpa jarak yang menjadikan ruang lingkup
kehidupan umat manusia bertambah luas, terutama
dalam memainkan peranan sosialnya ketika dunia
menjadi kesatuan yang tunggal. Batasan jarak yang
hilang dalam berinteraksi, menunjukkan globalisasi
mampu
sehingga
melenyapkan
mendorong
batas
dunia
geografis
semakin
dan
waktu,
terintegrasi;
peristiwa di suatu tempat yang jauh jaraknya dapat
diketahui di tempat lain di dunia ini dalam waktu yang
bersamaan.
Pertumbuhan globalisasi terjadi seiring dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang maju ke
seluruh dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan dengan
penemuan-penemuan baru menghasilkan pandangan
baru bagi peningkatan mutu kehidupan masyarakat.
Tuntutan akademik dengan ukuran apapun yang bersifat
ilmiah menjadi standar yang menentukan kebaikan hidup
masyarakat. Perkembangan teknologi memberi jalan bagi
ilmu pengetahuan dalam memperbesar pengaruhnya ke
berbagai lapisan sosial. Teknologi, terutama teknologi
May T. Rudy, (ubungan )nternasional Kontemporer dan Masalah
Masalah Global Bandung: Rafika Aditama,
, .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
transportasi, informasi dan komunikasi menjadi sarana
efektif dan efisien bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan pengaruhnya pada kehidupan yang lebih luas, seperti
di bidang politik, ekonomi dan perdagangan. Pada bidang
perdagangan
antar
negara,
globalisasi
membuka
transaksi bisnis yang dilakukan secara cepat dan efisien
melalui sistem online, sehingga masing-masing negara
dengan mudah dapat menjual produk ekonominya.
Kecenderungan
ini
mengakibatkan
barang
yang
studi,
istilah
diperdagangkan oleh suatu negara tidak berbeda dengan
negara lain.
Pada
pertumbuhannya
sebagai
globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh wartawan
Theodore Levitt pada tahun
-an. Periode tahun
-an, istilah globalisasi menjadi tema utama diskusi di
kalangan akademisi Barat dan dunia pers.
Sebagian
besar aspek globalisasi membahas persoalan di sekitar
pertanyaan bagaimana istilah itu dipahami, apakah ia
merupakan
istilah
baru
atau
tidak,
dan
apa
Komputerisasi dan kecepatan komunikasi mengakibatkan
kemampuan memperluas jaringan kendali atas satu sentral ke seluruh dunia,
peningkatan kecepatan efisiensi transportasi, baik orang maupun barang
yang diperdagangkan memungkinkan pelenturan proses produksi, sehingga
menghasilkan pemusatan ekonomi yang tajam pada dunia tertentu. Lih., Ali
Sugiharto, Globalisasi Perspektif Sosialis Jakarta: Penerbit Cubuc,
, .
Ashad Kusuma Djaya, Teori-Teori Modernitas dan Globalisasi
Yogyakarta: Kreasi Wacana,
, .
Peter Beyer, Religion and Global Society New York: Routledge,
, .
Era dan Teori Globalisasi
konsekuensinya? )stilah globalisasi kian populer dalam
dunia perekonomian yang melibatkan hubungan global di
Dunia
Barat.
mengungkap
Paul
(irst
dan
perekonomian yang
Graham
Thomsom
mengglobal
lahir
seiring dengan perkembangan kapitalisme perusahaan
transnasional.
Liberalisasi ekonomi dan kapitalisme tumbuh sejak
penandatanganan kesepakatan internasional General
Agreement Tariff and Trade GATT pada bulan April
di
Marrakesh
Maroko,
pemberlakuan pasar bebas
yang
free trade .
menetapkan
Pada Dunia
Barat, globalisasi ekonomi dimulai dengan perluasan
pasar keuangan dunia sejak periode
-
-an.
Kapitalisme yang semula bersifat regional berubah
menjadi jaringan internasional.
Kapitalisme kemudian meninggalkan pelabuhan di
negeri asalnya, bertarung di tengah lautan ekonomi dunia
yang ganas. Upaya mencari keuntungan dan surplus yang
tidak mengenal lelah telah merambah ke seluruh pelosok
dunia.
Para
pemain
ekonomi
adalah
korporasi
transnasional yang tidak tunduk pada negara tertentu. )a
beroperasi di berbagai negara tetapi tidak untuk negara
itu. Dampak yang nyata ialah pasar ikut mendunia dengan
Anthony Giddens, The Third Way: Jalan Ketiga Pembaharuan
Demokrasi Sosial, diterjemahkan oleh Ketut Arya Mahardika Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,
,
.
)bid., .
Ashad Kusuma Djaya, Teori-Teori Modernitas...., .
)bid.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
ideologi kapitalisme yang membentuk tata dunia baru.
Apabila seseorang datang ke supermarket dan melihat
produk yang dijual berasal dari berbagai belahan negara,
dapat dipastikan globalisasi telah menjadi kenyataan
pahit, bukan sekedar mitos dalam sentimen nasionalisme
negara.
Globalisasi muncul bersamaan dengan keruntuhan
pembangunan di Asia Timur. Era globalisasi meyakinkan
rakyat miskin di Dunia Ketiga, memberikan janji dan
harapan baru bagi kebaikan hidup umat manusia di masa
depan. Akan tetapi globalisasi juga melahirkan kecemasan
bagi mereka yang memikirkan permasalahan kemiskinan,
marjinalisasi masyarakat, dan persoalan keadilan sosial.
Praktek globalisasi berkembang secara tidak adil.
Bagi masyarakat yang tinggal di luar Eropa dan Amerika
Utara, globalisasi menjadi tidak adil sebab ia identik
dengan Westernisasi atau Amerikanisasi. Amerika Serikat,
misalnya kian tampak sebagai satu-satunya negara
adidaya di bidang ekonomi, budaya, militer, dan politik.
Banyak wujud kultural yang berwajah Amerika Serikat,
seperti Coca Cola, McDonald, atau CNN. Perusahaan
transnasional raksasa ini juga berbasis di negeri Paman
Sam itu.
Fredric Jameson, and Masao Miyoshi ed. , The Cultures of
Globalization USA: Duke University Press,
,
.
Einar Sitompul dan (etty Siregar ed. , Globalisasi Alternatif
Mengutamakan Rakyat dan Bumi: Sebuah Dokumen Latar Belakang Jakarta:
PMK (KBP,
, iii.
Anthony Giddens, Runway World
Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,
,
.
Era dan Teori Globalisasi
Pada perkembangan lebih lanjut, globalisasi tidak
hanya berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi
juga berhubungan dengan transformasi ruang dan waktu.
Revolusi informasi merupakan satu gejala penting lain
dalam fenomena globalisasi. Kehadiran komunikasi satelit
menandai keterpisahan dramatis dengan masa lalu.
Satelit komersial pertama diluncurkan pada tahun
dan kini lebih dari
satelit beredar di atas bumi.
,
Kecanggihan teknologi satelit terlihat dengan alat-
alat elektronika mutakhir yang menghubungkan satu
dunia dengan dunia lain. Melalui satelit NASA, umat
manusia menembus jagad luar angkasa. Dengan bantuan
televisi dan komputer, seseorang yang berada di
)ndonesia dapat mengetahui peristiwa perang yang
terjadi di Palestina dan )srael, pemilihan presiden yang
berlangsung di Amerika, dan berbagai peristiwa lain yang
mempengaruhi seluruh kehidupan umat manusia. Manuel
Castells, sosiolog dari Spanyol, menyebut fenomena ini
dengan kemunculan masyarakat jaringan. Masyarakat
jaringan yang lahir di era global merupakan masyarakat
yang hidup dan berinteraksi dalam jejaring sosial yang
mendunia akibat ketergantungannya pada teknologi
informasi dan komunikasi.
Dalam
perspektif
kebudayaan,
globalisasi
mendorong interaksi sosial antar bangsa, menciptakan
Anthony Giddens, The Third Way: Jalan Ketiga Pembaruan...., - ;
)dem, Runway World....,
.
Lih., Manuel Castells, The Rise of the Network Society UK: Blackwell
Publishing,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
kebudayaan
populer
yang
bersifat
mendunia dan
kekinian trend . )nternasionalisasi kebudayaan ini yang
menimbulkan masalah baru bagi hubungan antar
kebudayaan di berbagai bangsa. Pada satu sisi karena
terjadi internasionalisasi budaya, kebudayaan dominan
pada suatu bangsa mengekspansi kebudayaan yang tidak
dominan. Namun pada sisi lain terjadi penguatan
kebudayaan
yang
tidak
dominan
ke
dalam
internasionalisasi kebudayaan. Di sini interaksi sosial
suatu
bangsa
dengan
bangsa
lain,
menghasilkan
kebudayaan baru, dan atau melahirkan percampuran dua
atau lebih kebudayaan.
Dalam
pengertian
tersebut,
globalisasi
telah
menghasilkan transformasi kehidupan umat manusia
yang terintegrasikan pada jaringan kebudayaan global,
yang ditandai dari kemunculan modernitas, kapitalisme
global, produksi massal, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dominasi bangsa Barat, dan sekulerisasi ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, globalisasi menjadi satu
fenomena kebudayaan mendunia yang kehadirannya
dapat dirasakan di berbagai belahan dunia manapun.
Sebagai contoh, hanya dengan bantuan si kotak ajaib
bernama televisi, seseorang yang bertempat tinggal di
)ndonesia dapat melihat secara langsung live peristiwa
penting yang terjadi di (ongkong, Belanda, Amerika
Serikat maupun negara-negara lain. Melalui supermarketFirmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses....,
.
Era dan Teori Globalisasi
supermarket, seseorang dengan mudah membeli produk-
produk komersial made in luar negeri tanpa perlu pergi
ke negara luar yang memproduksinya. Masih banyak
contoh lain yang menandai abad baru kehidupan umat
manusia dewasa ini, di mana globalisasi menghadirkan
kesadaran dunia yang menyatu, namun dalam praktek
yang berbeda-beda; the worldwide diffusion of practices,
expansion of relations accross continents, organization of
social life on a global scale, and growth of shared a global
consiousness .
Kini globalisasi sebagaimana diungkapkan oleh
Anthony Giddens, bukan sekedar soal apa yang ada di
luar
sana
tetapi
kenyataan
riil
di
sini
yang
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan umat manusia.
)a merupakan serangkaian proses sosial kompleks dalam
wujudnya yang kontradiktif. Globalisasi menjadi suatu
rentangan proses rumit, yang digerakkan oleh berbagai
pengaruh politik dan ekonomi. )a mengubah kehidupan
sehari-hari, terutama kebudayaan di negara berkembang,
dan pada saat yang sama menciptakan sistem dan
kekuatan transnasionalisme baru.
Kenyataan dan
perspektif globalisasi yang sedemikian kompleks dan luas
tersebut, mennginspirasi lahirnya berbagai teori tentang
globalisasi yang digagas oleh para pemikir sosial
kontemporer.
George Ritzer, The Globalization of Nothing Thousand Oaks: Pine
Forge Press,
, .
Anthony Giddens, The Third Way...., .
)bid., .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
Untuk menfokuskan kerangka teoritik tentang
globalisasi, berikut adalah perspektif globalisasi dari para
pemikir
sosial
pemahaman
mempengaruhi
yang
berguna
komprehensif
interaksi
dalam
bagaimana
sosial
pada
memberikan
globalisasi
komunitas-
komunitas lokal di seluruh dunia. Gagasan teoritis
pertama dikemukakan oleh William ). Robinson yang
melihat globalisasi sebagai produk kapitalisme Barat yang
berkembang mendunia dengan dampak ketidakadilan
sosial yang ditimbulkannya di wilayah regional, terutama
di negara-negara berkembang.
Kemudian Anthony
Giddens yang memandang globalisasi sebagai anak
kandung dari modernisasi sehingga melahirkan alternatif
jalan ketiga. Sebagai jalan ketiga, globalisasi memberikan
alternatif sosial diantara pilihan jalan berideologi kiri
sosialisme dan kanan kapitalisme dalam pertumbuhan
modernitas.
Selanjutnya juga akan diuraikan secara
detil bagaimana hubungan interaksi globalisasi dengan
lokalitas dalam teori yang digagas oleh Roland Robertson,
di mana globalisasi sebagai sistem dunia melahirkan
glokalisasi dalam menganalisis menguatnya kebudayaan
Lih., William ). Robinson, A Theory of Global Capitalism: Production,
Class, and State in a Transnational World Baltimotre and London: The Johns
(opkins University Press,
.
Lihat antara lain Anthony Giddens and Cristopher Pierson,
Conversation with Anthony Giddens, Making Sense of Modernity CambridgeUSA: Polity Press,
.
Era dan Teori Globalisasi
lokal yang berjalin kelindan dengan globalisasi.
Sementara dalam aspek teknologi dan hubungan dengan
dunia
sosial,
perspektif
globalisasi
membantu
terintegrasi
dalam
Arjun
Appadurai
menganalisis
tentang
bagaimana
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
mengubah sekaligus membangun dunia sosial yang
lima
lanskap
terbantuknya komunitas terbayang
global,
dengan
maya . Terakhir,
terbentuknya komunitas terbayang itu diteorisasikan
secara praksis oleh Thomas L. Friedman, di mana
globalisasi yang menghadirkan komunitas terbayang itu
melahirkan secara sosial individu dan sekelompok orang
yang kreatif dalam suatu komunitas lokal. Merekalah
sebenarnya yang menjadi aktor utama globalisasi di
tengah dunia yang telah diratakan. Globalisasi menjadi
bersifat bio-regional atau disebut globalisasi lokal.
Namun dari kelima perspektif globalisasi tersebut,
Rebecca Peters menyederhanakannya ke dalam empat
pengertian. Pertama, globalisasi dipahami sebagai neo-
liberalisme. Pemahaman ini lahir dari ideologi yang
mengembangkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
Lih., Roland Robertson, Mapping the Global Condition: Globalization
as the Global Concept: Theory, Culture and Society, Vol. , London: SAGE
Publications,
.
Lih., Arjun Appadurai, Disjuncture and Difference in the Global
Cultural Economy , dalam G. Durham & Douglas M. Kellner, Media and
Cultural Studies: KeyWorks, USA: Blackwell Publishing,
.
Lih., Thomas L. Friedman, The World is Flat: A Brief (istory of
Twenty-First Century USA: Fattar, Straus and Giroux New York,
.
Rebecca Todd Peters, )n Search of the Good Life: The Ethics of
Globalization New York-London: Continuum,
, - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
perdagangan
antar
bangsa
melalui
perusahaan-
perusahaan besar. Pandangan ini dikumandangkan
terutama oleh mereka yang mendukung pasar bebas ,
pendukung
World
Trade
Organizations
WTO ,
perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional.
Pandangan kedua yang memahami globalisasi sebagai
developmentalisme. Dalam pengertian ini pembangunan
dinilai sebagai segala-galanya, sehingga gagasan-gagasan
konstruktifnya sangat terkait dengan program-program
yang dicetuskan oleh Bank Dunia, UNDP, USA)D, dan lain
lain. Dalam perspektif developmentalisme, pembangunan
dilihat dari dua sisi, yaitu sisi perusahaan-perusahaan
besar, pembangunan adalah setara dengan pertumbuhan
ekonomi dan keprihatinan atas negara-negara belum
berkembang underdeveloped countries . Sedangkan dari
perspektif rakyat kecil, pembangunan dipahami sebagai
pembangunan rakyat ketika keadilan sosial bagi rakyat
adalah ukuran keberhasilannya.
Pandangan Ketiga, adalah yang melihat globalisasi
sebagai kekuatan masyarakat kecil dalam pengembangan
ekonomi, bukan lagi bertumpu pada perusahaan-
perusahaan besar atau transnasional, seperti McDonald,
dan sebagainya. Pandangan ini disebut juga sebagai
earthism , yaitu pengembangan ekonomi masyarakat
akar rumput atau
globalisasi dari bawah,
model
bioregional atau lokalisasi. Pandangan terakhir, yaitu
pandangan
globalisasi
sebagai
pasca-kolonial
yang
melihat globalisasi sebagai bentuk baru neo-kolonialisme.
Era dan Teori Globalisasi
Dalam pengertian ini, perhatian lebih diberikan kepada
masyarakat kecil yang merasa tercabut dari proses
pembuatan keputusan yang menyangkut diri mereka
sendiri. Penolakan yang dimulai dari negara-negara
Selatan mulai mendapat dukungan dari mereka di negaranegara Utara lewat berbagai penolakan atas arus
globalisasi dari negara-negara Utara.
. .
Teori-Teori Globalisasi
. . . William I. Robinson: Kapitalisme Global
Pada
tahun
,
Presiden
George
Bush
mengucapkan pidato di depan Sidang Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa PBB , yang isinya menjelaskan bahwa
dunia telah masuk ke dalam era baru, yaitu globalisasi.
Era baru ini tercipta ketika Tembok Berlin yang dibangun
Jerman Timur untuk mencegah warganya menyeberang
ke Jerman Barat runtuh. Runtuhnya Tembok Berlin pada
tahun
memungkinkan warga Jerman Timur leluasa
pergi ke Jerman Barat dan sebaliknya, sebagai tanda
berakhirnya hegemoni Uni Soviet USSR atas Jerman
Timur. Dua tahun sebelum itu, yaitu pada tahun
,
sewaktu Presiden Ronald Reagen berkunjung ke Berlin
Barat
ia
pernah
menyerukan
kepada
Gorbachev, agar Runtuhkan Tembok Berlin .
Keruntuhan
memudarnya
Tembok
hegemoni
Berlin
USSR
atas
ini
Presiden
menandai
negara-negara
satelitnya di Eropa Timur yang berhaluan komunis. Tiga
negara bagian USSR, yaitu Latvia, Lituania dan Estonia
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
kemudian memisahkan diri dari USSR ketika parlemenparlemen tiga negara bagian itu mendeklarasikan
pemisahan dirinya secara sepihak dari USSR. Pemisahan
itu terjadi tanpa ada perlawanan dari USSR setelah
mendapat dukungan internasional. Dua tahun setelah itu,
USSR sendiri runtuh dan digantikan Confederation of
)ndependent States C)S , suatu bentuk kehidupan yang
hanya nama saja, karena ternyata hegemoni Rusia atas
negara-negara konfederasi itu juga hilang. Lenyapnya
kekuatan USSR menyebabkan dunia hanya memiliki satu
kekuatan politik ekonomi, yaitu kapitalisme.
Dapat dipahami kalau satu tahun kemudian dari
runtuhnya Tembok Berlin, yaitu pada tahun
Presiden
Bush
menggunakan
istilah
,
globalisasi.
Globalisasi dari sisi ini memiliki pengertian suatu politik
ekonomi kapitalistik yang menguasai kehidupan umat
manusia di seluruh dunia. Pada saat ini, kecuali Kuba,
negara-negara yang pernah menerapkan politik ekonomi
sosialis telah runtuh, termasuk China. Semua negara
masuk dalam sistem ekonomi pasar bebas yang
kapitalistik. Globalisasi dengan demikian, memiliki makna
baru, yaitu kapitalisme yang telah menjadi kapitalisme
global. Era ini dibayangkan secara optimistik akan
bertahan minimal sekitar
tahunan, bahkan ada yang
Era dan Teori Globalisasi
memperkirakan abad berikutnya akan menjadi abad
kapitalisme global.
Namun sebelum memasuki dekade kedua tahun
-
, Amerika Serikat mengalami resesi ekonomi
yang parah akibat spekulasi investasi industri real estate
yang salah yang berakibat pada anjloknya pasar modal
dan merosotnya nilai tukar mata uang dolar AS terhadap
mata uang asing lain yang diikuti oleh kebangkrutan yang
dialami lembaga perbankan AS dan lembaga perbankan
internasional, serta bangkrutnya industri-industri besar
di AS, seperti perusahaan asuransi dan industri mobil,
yang dampaknya terasa ke seluruh dunia, optimisme
kapitalisme global ini pun diragukan. Ketika kelemahan
ekonomi
satu
negara,
seperti
AS
mengakibatkan
terjadinya goncangan ekonomi juga di negara-negara lain,
dalam situasi ketika politik ekonomi seluruh dunia sudah
menyatu, maka globalisasi telah berada pada puncak
perkembangannya. Seluruh dunia telah menjadi satu
secara ekonomi, dengan AS sebagai penggerak utamanya.
Oleh karena itu, goncangan ekonomi yang terjadi di AS,
menimbulkan goncangan juga di berbagai bagian lain
dunia.
Robinson
menyebutnya
sebagai
tahapan
kapitalisme global yang memuncak dengan intensive
capitalism ketika kebutuhan manusia di berbagai dunia
telah menjadi komoditas ekonomi, yang muncul setelah
John Kotter, Cultures and Coalition , dalam Rowan Gibson ed. ,
Rethinking the Future: Bussiness, Principles, Competition, Control, Leadership,
Markets, and the World, Foreword by Alvin & (eidi Toffler London: Nicholas
Brealy Publishing,
,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
perkembangan extensive capitalism berupa penyebaran
kapitalisme ke berbagai belahan dunia.
)ndonesia yang mau atau tidak mau, termasuk juga
ke dalam politik ekonomi kapitalistik itu tidak terkecuali
terkena dampaknya. Pemberhentian buruh pabrik terjadi
di
mana-mana
karena
produksi
merosot
akibat
melemahnya pasar di AS. Buruh menjadi korban dengan
pemutusan
Menariknya,
hubungan
kerja
menghadapi
P(K
persoalan
secra
sepihak.
ekonomi
yang
demikian itu, mantan Presiden Susilo Bambang Yudoyono
SBY menyerukan perlunya dipertimbangkan kebijakan
ekonomi syariah sebagai alternatif atas krisis yang sedang
terjadi secara global. Kapitalisme global yang mengalami
resesi seperti halnya terjadi pada tahun
-an,
dianggap sudah tidak memadai lagi, sehingga hendak
digantikan oleh perkonomian berlabel syariah.
Anggapan yang ada dibalik upaya ini nampaknya
adalah anggapan yang mengaitkan pengertian globalisasi
sebagai suatu
politik ekonomi yang ada hakikat
agamanya, sehingga perlu diganti pula dengan politik
ekonomi agama lain. Kenyataan ini bukanlah hanya
masalah )ndonesia saja. Ada kecenderungan juga untuk
mempelajari sistem perekonomian )slam sebagaimana
ditunjukkan oleh keinginan berbagai negara untuk
mempelajari sistem ekonomi tersebut. Globalisasi dengan
demikian dianggap memiliki juga arti keagamaan di
William ). Robinson, A Theory of Global Capitalism..., - .
Era dan Teori Globalisasi
dalamnya. Paling sedikit ia diwaspadai sebagai kenyataan
dari
Barat,
dan
kemudian
Kristen.
Untuk
itu
kebangkrutannya berarti perlu diganti oleh politik
ekonomi agama lain.
Pertanyaan naifnya kemudian,
apakah globalisasi harus dihadapi juga dengan agama?
Namun
Robinson
berkeyakinan
berbeda,
globalisasi yang melahirkan kekuatan kapitalisme Barat
itu dalam perkembangan sejarahnya tumbuh dalam
tahap sejarah. Tahap pertama antara tahun
-
adalah tahap peralihan dari masyarakat feodal ke
masyarakat kapitalisme di Eropa dan ekspansi keluarnya.
Era ini disebut juga sebagai era penemuan dan
penaklukan
yang
disimbolkan
dengan
kedatangan
Colombus di Amerika. Pada tahap ini bangsa-bangsa Barat
tersebar ke seluruh dunia dan mendiami berbagai
wilayah bumi dimulai sebagai minoritas pada tempat
baru itu. Minoritas yang kemudian berhasil secara
ekonomi ini meningkatkan statusnya menjadi yang
mayoritas
secara
politik
yang
berakhir
dengan
pemerdekaan dirinya sebagai bangsa dan negara baru. AS
adalah contoh utama dari negara dan bangsa baru pada
era ini.
Tahap kedua terjadi akhir tahun
. Pada tahap
ini terjadi revolusi industri diikuti dengan munculnya
kelas borjuis dan kehadiran negara-bangsa nation state
Lihat Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism,
translated by Talcott Parsons New York: Charles Scribner s Sons,
.
William ). Robinson, A Theory of Global Capitalism...., - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
baru yang disimbolkan dengan keberhasilan Revolusi
Perancis dan revolusi manufaktur di )nggris. Tahap ketiga
yang terjadi sampai dengan awal tahun
-an, adalah
tahap munculnya kapitalisme monopoli korporasi dengan
terbentuknya satu pasar dunia bersama dan sistem
negara-bangsa ketika kapitalisme telah diorganisasikan
dengan baik. Kehadiran badan-badan dunia, seperti Bank
Dunia, )MF, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, adalah
simbol tahap ini.
Tahap keempat, yaitu tahap yang sedang dimasuki
kapitalisme
Barat
yang
didukung
oleh
teknologi
microchips dan komputer, atau disebut pula zaman
teknologi informasi, yang secara politik diikuti oleh
keruntuhan sosialisme abad ke-
M., serta kegagalan
negara-negara Dunia Ketiga untuk menawarkan gerakan
pembebasan sebagai alternatif bagi kapitalisme global.
Tahap yang merupakan tahap perubahan dari negarabangsa ke tahap transnasional, negara tanpa batas. )ni
suatu perubahan yang secara kualitatif baru dalam
globalisasi. Perubahan-perubahan ini telah menempatkan
kapitalisme Barat yang dimotori oleh AS itu menjadi satu-
satunya kekuatan politik dan ekonomi dunia, terutama
ketika China Daratan yang komunis juga telah memeluk
politik ekonomi kapitalistik itu, dan diikuti pula oleh Blok
Eropa Timur dengan Rusia sebagai pemacu utama.
Persoalannya kemudian, mengapa Amerika Serikat
menjadi
satu-satunya
kekuatan
ekonomi
politik
kapitalisme dunia? Apa keistimewaan Amerika Serikat,
Era dan Teori Globalisasi
sehingga bangsa-bangsa lain di dunia harus ikut
menderita
akibat
kapitalismenya
itu?
ulah
para
Mengutip
eksekutif
dengan
pandangan
Richard
(ofstadter, Speth mengingatkan bahwa akar kapitalisme
Amerika Serikat ternyata tertanam kuat pada konstitusi
negara Amerika sendiri. Konstitusi yang menghargai
sangat tinggi upaya untuk mengejar kepuasan duniawi
yang
sebesar-besarnya
sehingga pemerintah
harus
melindungi hak-hak itu, termasuk di dalamnya hak milik
pribadi
yang
pemerintah
mengakibatkan
untuk
mendukung
adanya
apa
kewajiban
yang
disebut
(ofstadter sebagai timbul dan menyebarnya kapitalisme
industrial di Amerika Serikat. Tugas pemerintah adalah
melindungi hak dasar ini.
Oleh
karena
itu
dapat
dimengerti
kalau
perkembangan kapitalisme di Amerika Serikat, terutama
setelah Perang Dunia )) bergerak dengan sangat leluasa.
)tulah latar belakang perkembangan kapitalisme tahap
ketiga, yaitu ketika korporasi mulai menyebar menjadi
korporasi
transnasional.
Kedudukan
pada
dasar
konstitusional ini yang menyebabkan Amerika Serikat
berkembang menjadi negara kapitalis besar. Dan dari
latar belakang konstitusional itu pula dapat dimengerti
ketika Presiden Bush senior mengungkapkan di depan
Sidang Umum PBB pada tahun
, bahwa dunia kini
James Gustave Speth, The Bridge at the Edge of the World:
Capitalism, The Ernvironment, and the Crossing from Crisis to Sustainability
New (aven and London: Yale University Press,
, - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
telah memasuki era globalisasi kapitalisme . )ni artinya
dengan kapitalisme global, Amerika Serikat tampil
sebagai satu-satunya negara adikuasa yang kehadirannya
menimbulkan dampak yang besar bagi bangsa-bangsa
lain di dunia.
Menurut Korten yang menganalisis pemerintahan
korporasi atau transnational state dengan kapitalisme
globalnya itu paling sedikit berdampak pada munculnya
tiga masalah sosial utama. Pertama, semakin tingginya
keyataan unemployment, penutupan berbagai perusahaan,
upah
di bawah
merebaknya
standar, dan sebagainya. Kedua,
kegelisahan
sosial
dengan
semakin
meningkatnya angka kejahatan, penggunaan obat-obat
terlarang, angka perceraian yang semakin tinggi, dan
sebagainya. Ketiga, adalah krisis ekologi yang semakin
serius.
Goldsmith menambahkan bahwa korporasi-
korporasi tersebut dengan mudah dapat memindahkan
re-locate
pabrik-pabrik mereka dari satu negara ke
negara lain, termasuk negara mereka sendiri karena
alasan profit untuk mendapatkan upah buruh yang lebih
murah tanpa memperhitungkan akibat sosial yang harus
dipikul oleh kehidupan para pekerja yang ditinggalkan.
Krisis-krisis yang ditimbulkan ini mengindikasikan
lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pranata-
David C. Korten, When Corporations Rule the World London:
Earthscan Publication Ltds.,
, - .
James Goldsmith, The Response to GATT and Global Free Trade
London: MacMillan,
, .
Era dan Teori Globalisasi
pranata sosial, seperti demokrasi, pemerintah, dan
sebagainya.
. . . Anthony Giddens: Globalisasi Jalan Ketiga
Manusia merupakan makhluk multidimensi yang
mempunyai potensi menciptakan kreatifitas berfikir dan
mengembangkan
diri.
Secara
biologi,
manusia
membutuhkan berbagai fasilitas untuk menyambung
kelangsungan hidup maupun habitatnya yang disebut
kebutuhan. Kebutuhan manusia akan meningkat seiring
dengan pertumbuhan fisiknya. Berbagai cara ditempuh
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik
secara individu maupun sosial, baik kebutuhan primer
maupun sekunder. Dari sini asal mula kesadaran
mengenai daya produksi di masyarakat lahir, sehingga
memicu perkembangan rasionalitasnya yang disebut
modernisasi.
Giddens mengawali uraian tentang modernisasi
dengan
beberapa
tahapan
perkembangan
sejarah
masyarakat sebelum mencapai puncak modernisasi.
Tahap pertama, masyarakat pemburu dan berkelompok.
Ciri-ciri menonjol dari masyarakat ini terkait dengan
jumlah masyarakat yang cenderung kecil, ikatan sosial
berprofesi sama, yaitu berburu di hutan, penangkapan
ikan dan penanaman tumbuhan yang menghasilkan
makanan. Klasifikasi sosial pada masyarakat ini dilihat
dari segi umur dan jenis kelamin. Tahap kedua,
masyarakat agraris agrarian societies , yakni segolongan
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
masyarakat yang mempunyai ikatan politik yang agak
luas. )katan politik berdampak pada peleburan perbedaan
identitas.
Pada
tahap
ini
masyarakat
mempunyai
karakteristik bercocok tanam, dengan dikepalai oleh
kepemimpinan tradisional. Namun belum menamakan
wilayah kekuasaannya sebagai desa atau kota. Corak
ekonomi masyarakat ini ialah berburu dan bercocok
tanam dengan sistem perladangan.
Tahap ketiga, pastoral societies, yakni masyarakat
yang tergolong besar dan mulai tinggal di pedusunan, dan
bermata pencaharian sebagai penggembala, berprofesi
utama beternak hewan. Dalam kepemimpinan sosial,
masyarakat pastoral societies dikepalai oleh ketua atau
kepala suku. Tahap keempat, masyarakat tradisional,
yakni fase masyarakat yang mulai mengalami pengikisan
terhadap kebudayaan tradisional secara evolutif. Pada
tahap ini, masyarakat mulai mengenal industrialisasi
secara
sederhana
dan
poros
perekonomian
yang
bertumpu pada hasil-hasil pertanian. Kepemimpinan
dalam masyarakat ini di bawah kontrol raja .
Setelah mengetahui tahap-tahap evolusi masyarakat
secara historis, penting melihat proses perubahan
masyarakat
dari
tradisional
ke
modern.
Giddens
mengidentifikasi hal itu dengan memasukkan tiga unsur
utama. Yakni, tahap dari perubahan face of change ,
wilayah perubahan scope of change dan watak dari
.
Anthony Giddens, Sociology
th
Edition USA: Polity Press,
,
Era dan Teori Globalisasi
kelembagaan modern
nature of modern institution
.
Apabila melihat tahapan perubahan masyarakat dari
tradisional ke modern, sama halnya melihat fase dari
perubahan pekerjaan masyarakat tradisional ke modern.
Sedangkan untuk melihat variabel perubahan sosial,
wilayah yang menjadi obyek perubahan modern menjadi
bagian terpenting. Terakhir, agar dapat melakukan
tinjauan kelembagaan modern, pengklasifikasian bentuk
organisasi
merupakan
mengkategorikan
institusi
koridor
utama
berdasarkan
tujuannya pada masyarakat modern.
jenis
dalam
dan
Sementara untuk memahami wujud modernisasi,
Giddens menerangkan dalam beberapa poin. Pertama,
perilaku masyarakat yang merujuk pada trend global.
Tahap ini menunjukkan di mana ruang-ruang dunia
menjadi
mudah
mempengaruhi
perilaku
umum
masyarakat. Kedua, adanya ekonomi kompleks, terutama
dalam hal produksi dan pemasaran barang seiring dengan
pembentukan pasar yang bertambah luas. Ketiga,
timbulnya jarak dalam institusi politik yang melibatkan
negara dan masyarakat yang ditandai dari pembentukan
institusi-institusi independen . Selain itu beberapa gejala
yang dipahami sebagai bagian dari globalisasi dalam
pengertian modernisasi adalah pertukaran ekonomi yang
Anthony Giddens, The Consequences of Modernity USA: Polity
, .
)bid., .
Anthony Giddens and Cristopher Pierson, Conversation with
Anthony Giddens.....,
.
Press,
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
meluas dan perserikatan kontrak politik internasional
menuju pariwisata global, teknologi komunikasi dan
elektronika, pola migrasi sosial, dan lebih dari semuanya,
timbul gejala modernisasi, yakni masyarakat mampu
berhubungan dengan masyarakat di belahan dunia lain
dalam waktu yang singkat.
Dari penjelasan di atas, secara historis modernisasi
sebenarnya merupakan akar dari globalisasi yang
ditandai dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Selain itu durasi waktu dengan skup area
dunia yang luas menjadi dorongan kuat pertumbuhan
globalisasi di mana dunia telah menjadi bagian dari
rumah bagi siapa saja atau global citizens atau rational
human control
. Ruang-ruang yang tersedia dalam
jejaring teknologi media global yang menghubungkan
masyarakat dunia menjadi bagian dari proses interaksi
sosial. (anya saja proses interaksi ini tidak berada dalam
ruang nyata, tetapi dalam ruang imajinasi. Kondisi sosial
ini yang disebut oleh Giddens sebagai
sociological
imajination .
)tu artinya terdapat pengaruh interaksional dalam
dunia modernitas global. Dalam hukum sosial sebab
akibat, modernitas global mempunyai pengaruh besar
dalam berbagai bidang kehidupan seiring dengan
Anthony Giddens, Sociology th.....,
.
)bid.,
.
S. Mestrovic, Anthony Giddens The Last Modernist New York:
Routledge,
,
.
Anthony Giddens, Sociology th.......,
.
Era dan Teori Globalisasi
meluasnya ruang interaksi sosial yang tidak lagi dibatasi
oleh tempat dan waktu. Kemunculan pengaruh tersebut
lahir karena pemanfaatan fasilitas teknologi yang
berkembang pesat.
Menurut Giddens titik tekan dari globalisasi adalah
konsekuensi
lahirnya
kapitalisme,
industrialisme,
kekuatan keamanan, dan militer. Dua poin pertama yang
berupa kapitalisme dan industrialisme merupakan ambisi
semua negara. Sedangkan dua poin terakhir, yaitu
kekuatan keamanan dan militer adalah bagian dari
pembentengan diri dari ancaman kekacauan global.
Beberapa inspirasi yang melahirkan sikap pembentengan
diri terhadap ancaman keamanan dan militer dilakukan
dengan pembelajaran terhadap pengalaman masa lalu.
Tidak jarang pengalaman traumatik yang bersifat
violence, berpengaruh dalam membangun perencanaan
dan harapan yang lebih damai di masa depan.
Konsekuensi lain dari globalisasi adalah pilihan
mengkategorikan dunia dalam ordo sosial yang dicirikan
dari adanya masyarakat informasi information societies
dan
konsumeristik
Mengkategorikan
consumeris
masyarakat
informasi
societies .
berarti
menyandarkan sistem sosial modern yang tergantung
pada perkembangan teknologi informasi yang tidak
terkendali. Jika mengkategorikan masyarakat konsumeris
Press,
)bid.,
.
Steven Loyal, The Sociology of Anthony Giddens London: Pluto
,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
berarti menjadikan masyarakat modern dalam struktur
jaringan pasar yang memperluas konsumen produk yang
dihasilkan oleh sistem kapitalisme. Menurut Giddens,
terdapat
langkah
perencanaan
dalam
merespon
globalisasi, yang disebut dengan perencanaan masa
depan
colonization
atau
of
the
future.
Perlu
digarisbawahi bahwa colonization of the future diartikan
sebagai pengelompokan masa depan kehidupan sosial
guna mencapai target-target tertentu dalam perubahan
masyarakat dalam mewujudkan cita-cita sosial bersama.
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam globalisasi
juga membentuk pilihan tentang gaya hidup life style
masyarakat melalui teknologi, sehingga mendorong
proses transformasi gaya hidup
lifestyle .
Obyek
transformasi
transformation of
gaya
hidup
tidak
mengenal siapa, di mana dan bagaimana, tetapi semua
kalangan masyarakat. (anya saja hal itu tergantung pada
sikap yang diambil oleh masyarakat, apakah menolak
atau sebaliknya menerima. Pada pihak lain, individu
sebagai bagian terkecil dari masyarakat mempunyai
peran besar dalam proses perubahan. )ndividu tidak lagi
dapat menghindarkan diri dalam dinamika dunia yang
terus berubah. Karena dalam bahasa Giddens, globalisasi
juga menciptakan global world.
)bid.,
)bid.,
)bid.,
.
.
.
Dalam cengkeraman
Era dan Teori Globalisasi
global world, individu menjadi agen terkecil dari
perubahan dunia.
Dalam perspektif identitas, modernisasi global
membawa konsekuensi pada kemurnian hubungan pure
relationship ,
involve ,
pelibatan
commitment
komitmen
dan tuntutan kesetiaan
demands for
pure
relationship ,
intimacy masyarakat. Jika dilihat dari keempat poin itu,
interaksi masyarakat terhubung oleh identitas sosialnya.
Konsep
kemurnian
hubungan
misalnya akan membentuk pondasi awal identitas
individu pada kelompok di mana ia bertempat tinggal dan
bergabung dengan kelompoknya. Setelah bergabung,
tuntutan melibatkan diri
involve
dilakukan individu
dalam berperan secara sosial. Bersamaan itu, komitmen
commitment terhadap peraturan, nilai maupun norma
yang disepakati kelompok dijalankan oleh individu, yang
selanjutnya melahirkan kesetiaan demands for intimacy
pada cita-cita yang dicapai bersama.
Giddens juga melihat globalisasi sebagai proses dua
arah yang saling mempengaruhi. Meskipun globalisasi
didominasi oleh kekuatan Barat pada umumnya, dan
Amerika khususnya dengan keempat unsur pokok yang
diusung oleh kekuatan globalisasi itu. Namun keduanya
juga
dipengaruhi
oleh
globalisasi
itu
sendiri.
Desentralisasi atas globalisasi memberikan peluang dan
peran bagi bangsa-bangsa di luar Barat. Pada satu sisi
)bid.,
)bid.,
.
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
globalisasi
dominasi
melemahkan
kebudayaan
kebudayaan
Barat. Namun
lain
melalui
di sisi lain,
globalisasi juga menghidupkan kebudayaan lokal, ia
menjadi faktor utama kebangkitan identitas lokal di
berbagai belahan dunia. Giddens memberi contoh
peristiwa orang-orang Skotlandia yang menghendaki
kemerdekaan yang lebih besar dari Monarkhi )nggris, dan
kemunculan gerakan sparatis di Quebech. Bagi Giddens,
nasionalisme lokal merebak sebagai respon terhadap
globalisasi.
Globalisasi juga berdampak menekan ke samping,
menciptakan zona-zona ekonomi dan kebudayaan baru
dalam hubungan antarbangsa. Sebagai contoh, regio
(ongkong, )talia Utara, Lembah Silikon di California,
Barcelona di Spanyol hingga Perancis dan Catalona.
Giddens
menyebut
fundamentalisme
timbul
dengan
benturan
kosmopolitanisme.
antara
Oleh
karena itu kosmopolitanisme, bahkan kekuatan utama
yang menentangnya, yaitu fundamentalisme merupakan
produk globalisasi itu sendiri. Gerakan fundamentalisme
juga memanfaatkan kekuatan global, seperti media massa
dalam memperluas tujuan-tujuannya, dengan mengambil
berbagai
bentuk
identitas,
seperti
agama,
etnis,
nasionalisme dan politik. Namun apa pun bentuk
identitasnya, gerakan fundamentalisme tetap menjadi
Anthony Giddens, Runway....,
.
George Ritzer & Dauglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern,
diterjemahkan oleh Alimandan Jakarta: Prenada Media Group,
,
.
Era dan Teori Globalisasi
problem krusial globalisasi, karena ia dekat dengan
perilaku kekerasan yang bertentangan dengan nilai-nilai
perdamaian pada kosmopolitanisme global.
Oleh karena itu dalam merespon globalisasi,
Giddens telah merumuskan alternatif yang ia beri nama
Jalan Ketiga . Pada tanggal
September
, ia
bersama dengan Tony Blair, Perdana Menteri )nggris dan
Presiden AS, Bill Clinton menggelar seminar tentang
gagasan Jalan ketiga. Program Jalan Ketiga meliputi
negara demokrasi baru, kekuasaan pusat yang radikal,
civil society yang aktif, keluarga yang demokratis,
ekonomi campuran baru, kesamaan sebagai inklusi,
kesejahteraan positif masyarakat, social investement state,
bangsa kosmopolitan, dan demokrasi kosmopolit. Bagi
Giddens, Jalan Ketiga akan mendorong globalisasi
menjadi jembatan interaksi manusia di seluruh dunia
yang menghubungkan lokalitas-lokalitas, sehingga apa
yang terjadi di suatu tempat juga terhubung dengan
peristiwa di tempat lain dalam jarak yang bermil-mil.
. . .
Roland
Robertson:
Globalisasi
Sebagai
Glokalisasi
Teori Robertson tentang globalisasi terfokus pada
ide glokalisasi lawan dari globalisasi. Glokalisasi adalah
)bid.,
.
Anthony Giddens, The Third Way...., - .
Annabelle Sreberny, The Global and the Local in )nternational
Communications , dalam M.G. Durham & Douglas M. Kellner, Media and
Culturul Studies: KeyWorks, USA: Blackwell,
,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
proses integrasi antara yang global dan yang lokal
yang menekankan keberagaman yang semakin meningkat
terkait dengan percampuran unik
hibrid
antara
globalitas dengan lokalitas. Robertson menjelaskan empat
unsur penting globalisasi yang melahirkan glokalisasi,
yaitu:
. Dunia tumbuh semakin pluralistik. Teori glokalisasi
sangat sensitif terhadap perbedaan di dalam dan
diantara wilayah-wilayah dunia.
. )ndividu dan kelompok-kelompok lokal mempunyai
kekuasaan besar menyesuaikan diri, memperbaharui,
dan melakukan manuver dalam dunia yang glokal.
Teori glokalisasi melihat individu-individu dan
kelompok-kelompok
kreatif.
sebagai
agen
penting
dan
. Proses-proses sosial adalah berhubungan dan saling
tergantung. Globalisasi membangkitkan berbagai aksi
umpan balik dari kubu nasionalis atau etnis sehingga
menghasilkan glokalisasi.
. Komoditas-komoditas dan media, arena dan kekuatan
kunci dalam perubahan budaya pada akhir abad kedan awal abad ke-
M, tidak dilihat sebagai
kekuatan yang memaksa, namun sebagai penyedia
materi untuk dimanfaatkan dalam kreasi individual
dan kolektif pada seluruh wilayah dunia yang
terglokalisasi.
Ashad Kusuma Djaya, Teori Teori Modernitas...,
.
Era dan Teori Globalisasi
Jadi glokalisasi merupakan konsep integrasi yang
mengandung
relasi
glokal-global,
homogenisasi-
heterogenisasi, yang menekankan pentingnya yang glokal
dan eksistensi heterogenitas. Dalam definisi lain adanya
interpenetrasi global dan lokal yang menghasilkan
keluaran unik dalam ruang geografis yang berbeda.
Sementara
globalisasi
menekankan
pada
ambisi
imperialistik negara, korporasi, organisasi yang melihat
kekuasaan, pengaruh dan pertumbuhan keuntungan
ekonomi, yang mengandung variasi subproses dari tiga
hal,
yaitu
McDonaldisasi.
kapitalisme,
Amerikanisasi,
dan
)ni berarti globalisasi merupakan modernisasi yang
menekankan
pertumbuhan
kemampuan
dunia,
khususnya organisasi kapitalistik dan negara modern
dalam meningkatkan kekuasaan di seluruh dunia,
menciptaan
ekspansi
transnasional
dan
praktek
homogenitas. Sementara glokalisasi mengandung interaksi
antara budaya global yang masuk dan budaya lokal untuk
menghasilkan
kebudayaan
bentuk
baru,
pencampuran
variasi
heterogenitas . Dalam kehidupan politik,
glokalisasi juga melahirkan ide jihad , yakni perlawanan
atas kekuatan politik yang menolak ide McWorld . Untuk
(ubungan imperialisme ekonomi dan globalisasi tampak lebih
nyata setelah penaklukan orang-orang Eropa ke benua Amerika sehingga
melahirkan ideologi Amerika yang membentuk hegemoni dunia; yang dilihat
sebagai sumber kemajuan kehidupan materi yang digabungkan dengan
kemajuan moral, praktek demokrasi dan perdamaian universal. Bdk., Ali
Sugiharto, dkk., Globalisasi Perspektif....,
; Martin Wolf, Globalisasi Jalan
Meunju Kesejahteraan Jakarta: Yayasan Obor )ndonesia,
, .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
lebih jelasnya, perbedaan antara glokalisasi dengan
globalisasi dapat disarikan dalam uraian berikut.
a) Glocalization
Kata glokalisasi
glocalization
identik dengan
heterogenitas, yaitu suatu istilah yang menekankan
perbedaan karakteristik pluralitas dalam glokalisasi, dan
sama
sekali
kontras
dengan
homogenitas
yang
mendampingi globalisasi. Bentuk dari glokalisasi adalah
hybridization yang menggabungkan antara yang global
dengan lokal. Namun berbeda dengan istilah uniformity
yang
melekat
pada
globalisasi
yang
berarti
penyeragaman. (ibrid mengkombinasikan dua atau lebih
elemen
dari
kebudayaan
yang
berbeda
sehingga
menghasilkan percampuran kebudayaan. Sebagai contoh
adalah seorang Argentina yang melihat pertunjukan
musik Rap Asia dinyanyikan oleh band Amerika Serikat di
Bar yang dimiliki oleh warga Arab
ERA DAN TEORI GLOBALISASI
Bab ini menjelaskan kerangka teori utama studi ini,
yakni globalisasi sebagai kekuatan eksternal pengubah
dunia sosial di tingkat lokal. Penjelasan teoritisnya terdiri
dari pendekatan historis globalisasi sebagai periodisasi
zaman, definisi dan dimensi-dimensi globalisasi, serta
karangka
teoritis
yang
komprehensif
mengenai
globalisasi yang dikemukakan oleh para pakar, terutama
dalam perspektif ekonomi-politik maupun kebudayaan,
hubungan globalisasi, agama dan budaya, respon agama
terhadap globalisasi.
. .
Asal Mula dan Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi berasal dari bahasa )nggris, yaitu
globe dan globalization yang berarti dunia atau proses
masuk ke ruang lingkup dunia.
Globalisasi secara
harafiah mengandung arti proses penduniaan segala
sesuatu mengenai kehidupan umat manusia menjadi satu
dunia yang utuh dan bulat. Dalam sejarah, globalisasi
telah dimulai kemunculannya cukup lama.
(anya
wujudnya yang menimbulkan masalah serius tidak hanya
bagi bangsa-bangsa yang tertinggal, akan tetapi juga bagi
http://www.kbbi.web.id/globalisasi, Diunduh pada tanggal
November
.
Firmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses Dialektika Sistemik Jakarta:
Yayasan Sad Staria Bhakti,
, - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
penduduk planet bumi akhir-akhir ini. Oleh karena itu,
globalisasi,
terutama
yang
berkembang
menjadi
kapitalisme Barat harus diketahui sejarahnya dengan
cermat, sehingga dapat disikapi dengan tepat.
Dalam pertumbuhan sejarah bangsa-bangsa di
dunia, globalisasi telah ada sejak dahulu kala. Kalau
dimulai dari hitungan sejarah Macedonia tahun
-an
SM, Alexander Yang Agung Raja )skandar Agung sudah
melakukannya. Dengan menggunakan alat transportasi
yang masih sangat sederhana waktu itu, wilayah yang
dikuasai Alexander Agung terbentang dari Macedonia
sampai ke sungai )ndus di )ndia. Berbagai kota yang
dikuasainya mengalami sentuhan (ellenisme berupa
gymnasium, amphithater, kuil Zeus, dan sebagainya.
Nama-nama kota, seperti Alexandria muncul di manamana, seperti di Mesir. Alexander Agung berhasil
meneruskan
jejak-jejaknya
lewat
(ellenisme
yang
berlaku dan diminati secara universal, yang pengaruhnya
masih terasa sampai saat ini dalam peradaban Barat.
Wilayah luas ini ia rebut dari tangan Kerajaan Persia
dengan agama Zoroasternya, yang juga memiliki wilayah
yang luas. Akan tetapi pengaruh Zoroaster tidak seluas
dan sehebat (ellenisme. Pengaruh itu diteruskan oleh
Kekaisaran Romawi, yang pada waktunya adalah juga
kekaisaran yang menguasai dunia. Dalam peradaban
)slam, globalisasi juga bukan hal baru. Demikian pula
Lihat Norman K. Gottwald, The (ebrew Bible: A Socio-Literary
)ntroduction Philadelphia: Fortress Press,
,
.
Era dan Teori Globalisasi
pengaruh peradaban )slam yang begitu besar, dari Dinasti
Abbasiyah di )rak, Dinasti Umayyah di Syria, sampai
terakhir
lewat
Kekaisaran
Ottoman
adalah
bukti
globalisasi bangsa Turki dengan agama )slamnya.
Pengaruh Kekaisaran Ottoman sampai ke Eropa Timur
meninggalkan bekas dalam era modern ini dalam wujud
perang di Bosnia dan Slovakia.
Dalam lingkup Nusantara, hal serupa itu pernah
terjadi. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan
dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur adalah wujud
globalisasi, kalau pengaruhnya juga terasa sampai ke
Madagaskar di benua Afrika. Jadi globalisasi adalah
sesuatu kenyataan yang bersifat alamiah yang sudah ada
sejak dulu. Oleh karena itu, globalisasi bukan hal baru.
Semua bangsa di dunia ini apabila berkesempatan dapat
melakukannya, termasuk bangsa )ndonesia. Masalahnya
globalisasi yang pernah terjadi di sepanjang sejarah masa
lalu itu tidak menimbulkan dampak yang besar sebesar
dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi kapitalisme
Barat saat ini yang mengancam lingkungan hidup umat
manusia, dengan timbulnya pemanasan global. Globalisasi
yang terjadi kini benar-benar besar dampak yang
dirasakan oleh umat manusia. Tentu dampak lingkungan
ini adalah salah satu dari masalah globalisasi yang
ditimbulkan oleh kapitalisme Barat. Masalah besar lain
Bdk., Firmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses..., .
Kapitalisme bagi Marx tidak hanya menghasilkan keuntungan
ekonomi, melainkan melahirkan kelas sosial yang timpang. Dalam sejarah,
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
adalah ketidakadilan yang dialami oleh para buruh,
terutama
di
negara-negara
berkembang
yang
membutuhkan lapangan kerja bagi rakyatnya. Dari sisi
itu, globalisasi kapitalisme perlu dikaji.
Satu hal yang menarik diketahui dari rangkaian
peristiwa historis itu, adalah sebagai fenomena alamiah
manusia dapat hidup eksis karena kebutuhan ekonomi. Namun karena
sumber-sumber ekonomi terbatas, sesuai tabiat dasarnya sebagai makhluk
ekonomi, manusia dengan akal fikiran yang ditempa oleh pengalaman hidup
sehari-hari berusaha menguasai sumber-sumber ekonomi yang terbatas itu
untuk memenuhi kebutuhannya yang terus meningkat. Dalam dunia sosial,
penguasaan atas sumber-sumber ekonomi melahirkan dua kelas yang
berhadapan dialektik , yakni kelas yang menguasai sumber-sumber
ekonomi dan kelas yang tidak menguasai. Pada masyarakat feodal yang
berbasis pada pertanian, kelas yang menguasai sumber-sumber ekonomi
disebut kelompok pemilik tanah yang terdiri dari kaum bangsawan dan rajaraja. Sedangkan yang tidak menguasai tanah, disebut budak yang kemudian
berubah menjadi kelas petani. Perkembangan dari masyarakat feodal ke
masyarakat kapitalis terjadi seiring dengan revolusi industri di Eropa, di
mana kedua kelas itu bermetamorfosis menjadi kelas pemodal dan buruh,
atau kelas borjuis versus proletariat. Marx dalam analasis kritisnya,
menyaksikan kelas buruh karena ketiadaan modal dipaksa oleh situasi atau
karena memaksakan diri seiring dengan terbatasnya pilihan
mensejahterakan diri, menyediakan tenaganya ke pemilik modal. Mereka
bekerja memproduksi barang yang menghasilkan keuntungan bagi pemilik
modal. Namun tidak bagi buruh, keuntungan yang diperoleh kecil tergantung
imbalan uang dari keuntungan penjualan barang. Buruh tidak memiliki hak
menjual barang yang diproduksinya sendiri, kecuali imbalan yang diterima
berdasarkan kerja memproduksi barang. Buruh diupah murah karena
ketiadaan modal yang menjadi ukuran tertinggi nilai masyarakat kapitalis.
Pada masyarakat kapitalis, pemodal menjadi kelompok dominan dalam
menentukan kesejahteraan masyarakat, semakin besar modal yang dimiliki,
ia kian sejahtera. Sementara buruh dihargai dengan kesejahteraan rendah
sebagaimana tenaganya yang dinilai sebanding dengan mesin produksi,
bahkan harganya lebih murah dari mesin-mesin itu. Pada sistem kapitalistik
ini, ketimpangan pendapatan berujung pada lahirnya ketidakadilan sosial,
dan kapitalisme berubah menjadi sistem kekuasaan politik. Selain
ketidakadilan sosial, timbul pula keterasingan bagi buruh di tengah sistem
yang kapitalistik itu. Lih., Robert C. Tucker, The Marx-Engels: Reader USA:
W. W. Norton,
,
.
Lihat misalnya kajian kritis James Goldsmith, Perangkap,
diterjemahkan oleh Soemitro dengan Kata Pengantar oleh Mochtar Lubis
Jakarta: Yayasan Obot )ndonesia,
.
Era dan Teori Globalisasi
yang mendunia, globalisasi pada awalnya terkait dengan
peningkatan interdependensi antarbangsa melalui jalur
perdagangan, kemudian berlanjut ke politik, perjalanan,
budaya populer, dan bahkan bentuk interaksi sosial lain
yang mengakibatkan batas-batas suatu negara dan bangsa
menjadi hilang. Globalisasi merupakan proses interaksi
sosial tanpa jarak yang menjadikan ruang lingkup
kehidupan umat manusia bertambah luas, terutama
dalam memainkan peranan sosialnya ketika dunia
menjadi kesatuan yang tunggal. Batasan jarak yang
hilang dalam berinteraksi, menunjukkan globalisasi
mampu
sehingga
melenyapkan
mendorong
batas
dunia
geografis
semakin
dan
waktu,
terintegrasi;
peristiwa di suatu tempat yang jauh jaraknya dapat
diketahui di tempat lain di dunia ini dalam waktu yang
bersamaan.
Pertumbuhan globalisasi terjadi seiring dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang maju ke
seluruh dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan dengan
penemuan-penemuan baru menghasilkan pandangan
baru bagi peningkatan mutu kehidupan masyarakat.
Tuntutan akademik dengan ukuran apapun yang bersifat
ilmiah menjadi standar yang menentukan kebaikan hidup
masyarakat. Perkembangan teknologi memberi jalan bagi
ilmu pengetahuan dalam memperbesar pengaruhnya ke
berbagai lapisan sosial. Teknologi, terutama teknologi
May T. Rudy, (ubungan )nternasional Kontemporer dan Masalah
Masalah Global Bandung: Rafika Aditama,
, .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
transportasi, informasi dan komunikasi menjadi sarana
efektif dan efisien bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan pengaruhnya pada kehidupan yang lebih luas, seperti
di bidang politik, ekonomi dan perdagangan. Pada bidang
perdagangan
antar
negara,
globalisasi
membuka
transaksi bisnis yang dilakukan secara cepat dan efisien
melalui sistem online, sehingga masing-masing negara
dengan mudah dapat menjual produk ekonominya.
Kecenderungan
ini
mengakibatkan
barang
yang
studi,
istilah
diperdagangkan oleh suatu negara tidak berbeda dengan
negara lain.
Pada
pertumbuhannya
sebagai
globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh wartawan
Theodore Levitt pada tahun
-an. Periode tahun
-an, istilah globalisasi menjadi tema utama diskusi di
kalangan akademisi Barat dan dunia pers.
Sebagian
besar aspek globalisasi membahas persoalan di sekitar
pertanyaan bagaimana istilah itu dipahami, apakah ia
merupakan
istilah
baru
atau
tidak,
dan
apa
Komputerisasi dan kecepatan komunikasi mengakibatkan
kemampuan memperluas jaringan kendali atas satu sentral ke seluruh dunia,
peningkatan kecepatan efisiensi transportasi, baik orang maupun barang
yang diperdagangkan memungkinkan pelenturan proses produksi, sehingga
menghasilkan pemusatan ekonomi yang tajam pada dunia tertentu. Lih., Ali
Sugiharto, Globalisasi Perspektif Sosialis Jakarta: Penerbit Cubuc,
, .
Ashad Kusuma Djaya, Teori-Teori Modernitas dan Globalisasi
Yogyakarta: Kreasi Wacana,
, .
Peter Beyer, Religion and Global Society New York: Routledge,
, .
Era dan Teori Globalisasi
konsekuensinya? )stilah globalisasi kian populer dalam
dunia perekonomian yang melibatkan hubungan global di
Dunia
Barat.
mengungkap
Paul
(irst
dan
perekonomian yang
Graham
Thomsom
mengglobal
lahir
seiring dengan perkembangan kapitalisme perusahaan
transnasional.
Liberalisasi ekonomi dan kapitalisme tumbuh sejak
penandatanganan kesepakatan internasional General
Agreement Tariff and Trade GATT pada bulan April
di
Marrakesh
Maroko,
pemberlakuan pasar bebas
yang
free trade .
menetapkan
Pada Dunia
Barat, globalisasi ekonomi dimulai dengan perluasan
pasar keuangan dunia sejak periode
-
-an.
Kapitalisme yang semula bersifat regional berubah
menjadi jaringan internasional.
Kapitalisme kemudian meninggalkan pelabuhan di
negeri asalnya, bertarung di tengah lautan ekonomi dunia
yang ganas. Upaya mencari keuntungan dan surplus yang
tidak mengenal lelah telah merambah ke seluruh pelosok
dunia.
Para
pemain
ekonomi
adalah
korporasi
transnasional yang tidak tunduk pada negara tertentu. )a
beroperasi di berbagai negara tetapi tidak untuk negara
itu. Dampak yang nyata ialah pasar ikut mendunia dengan
Anthony Giddens, The Third Way: Jalan Ketiga Pembaharuan
Demokrasi Sosial, diterjemahkan oleh Ketut Arya Mahardika Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,
,
.
)bid., .
Ashad Kusuma Djaya, Teori-Teori Modernitas...., .
)bid.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
ideologi kapitalisme yang membentuk tata dunia baru.
Apabila seseorang datang ke supermarket dan melihat
produk yang dijual berasal dari berbagai belahan negara,
dapat dipastikan globalisasi telah menjadi kenyataan
pahit, bukan sekedar mitos dalam sentimen nasionalisme
negara.
Globalisasi muncul bersamaan dengan keruntuhan
pembangunan di Asia Timur. Era globalisasi meyakinkan
rakyat miskin di Dunia Ketiga, memberikan janji dan
harapan baru bagi kebaikan hidup umat manusia di masa
depan. Akan tetapi globalisasi juga melahirkan kecemasan
bagi mereka yang memikirkan permasalahan kemiskinan,
marjinalisasi masyarakat, dan persoalan keadilan sosial.
Praktek globalisasi berkembang secara tidak adil.
Bagi masyarakat yang tinggal di luar Eropa dan Amerika
Utara, globalisasi menjadi tidak adil sebab ia identik
dengan Westernisasi atau Amerikanisasi. Amerika Serikat,
misalnya kian tampak sebagai satu-satunya negara
adidaya di bidang ekonomi, budaya, militer, dan politik.
Banyak wujud kultural yang berwajah Amerika Serikat,
seperti Coca Cola, McDonald, atau CNN. Perusahaan
transnasional raksasa ini juga berbasis di negeri Paman
Sam itu.
Fredric Jameson, and Masao Miyoshi ed. , The Cultures of
Globalization USA: Duke University Press,
,
.
Einar Sitompul dan (etty Siregar ed. , Globalisasi Alternatif
Mengutamakan Rakyat dan Bumi: Sebuah Dokumen Latar Belakang Jakarta:
PMK (KBP,
, iii.
Anthony Giddens, Runway World
Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,
,
.
Era dan Teori Globalisasi
Pada perkembangan lebih lanjut, globalisasi tidak
hanya berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi
juga berhubungan dengan transformasi ruang dan waktu.
Revolusi informasi merupakan satu gejala penting lain
dalam fenomena globalisasi. Kehadiran komunikasi satelit
menandai keterpisahan dramatis dengan masa lalu.
Satelit komersial pertama diluncurkan pada tahun
dan kini lebih dari
satelit beredar di atas bumi.
,
Kecanggihan teknologi satelit terlihat dengan alat-
alat elektronika mutakhir yang menghubungkan satu
dunia dengan dunia lain. Melalui satelit NASA, umat
manusia menembus jagad luar angkasa. Dengan bantuan
televisi dan komputer, seseorang yang berada di
)ndonesia dapat mengetahui peristiwa perang yang
terjadi di Palestina dan )srael, pemilihan presiden yang
berlangsung di Amerika, dan berbagai peristiwa lain yang
mempengaruhi seluruh kehidupan umat manusia. Manuel
Castells, sosiolog dari Spanyol, menyebut fenomena ini
dengan kemunculan masyarakat jaringan. Masyarakat
jaringan yang lahir di era global merupakan masyarakat
yang hidup dan berinteraksi dalam jejaring sosial yang
mendunia akibat ketergantungannya pada teknologi
informasi dan komunikasi.
Dalam
perspektif
kebudayaan,
globalisasi
mendorong interaksi sosial antar bangsa, menciptakan
Anthony Giddens, The Third Way: Jalan Ketiga Pembaruan...., - ;
)dem, Runway World....,
.
Lih., Manuel Castells, The Rise of the Network Society UK: Blackwell
Publishing,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
kebudayaan
populer
yang
bersifat
mendunia dan
kekinian trend . )nternasionalisasi kebudayaan ini yang
menimbulkan masalah baru bagi hubungan antar
kebudayaan di berbagai bangsa. Pada satu sisi karena
terjadi internasionalisasi budaya, kebudayaan dominan
pada suatu bangsa mengekspansi kebudayaan yang tidak
dominan. Namun pada sisi lain terjadi penguatan
kebudayaan
yang
tidak
dominan
ke
dalam
internasionalisasi kebudayaan. Di sini interaksi sosial
suatu
bangsa
dengan
bangsa
lain,
menghasilkan
kebudayaan baru, dan atau melahirkan percampuran dua
atau lebih kebudayaan.
Dalam
pengertian
tersebut,
globalisasi
telah
menghasilkan transformasi kehidupan umat manusia
yang terintegrasikan pada jaringan kebudayaan global,
yang ditandai dari kemunculan modernitas, kapitalisme
global, produksi massal, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dominasi bangsa Barat, dan sekulerisasi ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, globalisasi menjadi satu
fenomena kebudayaan mendunia yang kehadirannya
dapat dirasakan di berbagai belahan dunia manapun.
Sebagai contoh, hanya dengan bantuan si kotak ajaib
bernama televisi, seseorang yang bertempat tinggal di
)ndonesia dapat melihat secara langsung live peristiwa
penting yang terjadi di (ongkong, Belanda, Amerika
Serikat maupun negara-negara lain. Melalui supermarketFirmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses....,
.
Era dan Teori Globalisasi
supermarket, seseorang dengan mudah membeli produk-
produk komersial made in luar negeri tanpa perlu pergi
ke negara luar yang memproduksinya. Masih banyak
contoh lain yang menandai abad baru kehidupan umat
manusia dewasa ini, di mana globalisasi menghadirkan
kesadaran dunia yang menyatu, namun dalam praktek
yang berbeda-beda; the worldwide diffusion of practices,
expansion of relations accross continents, organization of
social life on a global scale, and growth of shared a global
consiousness .
Kini globalisasi sebagaimana diungkapkan oleh
Anthony Giddens, bukan sekedar soal apa yang ada di
luar
sana
tetapi
kenyataan
riil
di
sini
yang
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan umat manusia.
)a merupakan serangkaian proses sosial kompleks dalam
wujudnya yang kontradiktif. Globalisasi menjadi suatu
rentangan proses rumit, yang digerakkan oleh berbagai
pengaruh politik dan ekonomi. )a mengubah kehidupan
sehari-hari, terutama kebudayaan di negara berkembang,
dan pada saat yang sama menciptakan sistem dan
kekuatan transnasionalisme baru.
Kenyataan dan
perspektif globalisasi yang sedemikian kompleks dan luas
tersebut, mennginspirasi lahirnya berbagai teori tentang
globalisasi yang digagas oleh para pemikir sosial
kontemporer.
George Ritzer, The Globalization of Nothing Thousand Oaks: Pine
Forge Press,
, .
Anthony Giddens, The Third Way...., .
)bid., .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
Untuk menfokuskan kerangka teoritik tentang
globalisasi, berikut adalah perspektif globalisasi dari para
pemikir
sosial
pemahaman
mempengaruhi
yang
berguna
komprehensif
interaksi
dalam
bagaimana
sosial
pada
memberikan
globalisasi
komunitas-
komunitas lokal di seluruh dunia. Gagasan teoritis
pertama dikemukakan oleh William ). Robinson yang
melihat globalisasi sebagai produk kapitalisme Barat yang
berkembang mendunia dengan dampak ketidakadilan
sosial yang ditimbulkannya di wilayah regional, terutama
di negara-negara berkembang.
Kemudian Anthony
Giddens yang memandang globalisasi sebagai anak
kandung dari modernisasi sehingga melahirkan alternatif
jalan ketiga. Sebagai jalan ketiga, globalisasi memberikan
alternatif sosial diantara pilihan jalan berideologi kiri
sosialisme dan kanan kapitalisme dalam pertumbuhan
modernitas.
Selanjutnya juga akan diuraikan secara
detil bagaimana hubungan interaksi globalisasi dengan
lokalitas dalam teori yang digagas oleh Roland Robertson,
di mana globalisasi sebagai sistem dunia melahirkan
glokalisasi dalam menganalisis menguatnya kebudayaan
Lih., William ). Robinson, A Theory of Global Capitalism: Production,
Class, and State in a Transnational World Baltimotre and London: The Johns
(opkins University Press,
.
Lihat antara lain Anthony Giddens and Cristopher Pierson,
Conversation with Anthony Giddens, Making Sense of Modernity CambridgeUSA: Polity Press,
.
Era dan Teori Globalisasi
lokal yang berjalin kelindan dengan globalisasi.
Sementara dalam aspek teknologi dan hubungan dengan
dunia
sosial,
perspektif
globalisasi
membantu
terintegrasi
dalam
Arjun
Appadurai
menganalisis
tentang
bagaimana
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
mengubah sekaligus membangun dunia sosial yang
lima
lanskap
terbantuknya komunitas terbayang
global,
dengan
maya . Terakhir,
terbentuknya komunitas terbayang itu diteorisasikan
secara praksis oleh Thomas L. Friedman, di mana
globalisasi yang menghadirkan komunitas terbayang itu
melahirkan secara sosial individu dan sekelompok orang
yang kreatif dalam suatu komunitas lokal. Merekalah
sebenarnya yang menjadi aktor utama globalisasi di
tengah dunia yang telah diratakan. Globalisasi menjadi
bersifat bio-regional atau disebut globalisasi lokal.
Namun dari kelima perspektif globalisasi tersebut,
Rebecca Peters menyederhanakannya ke dalam empat
pengertian. Pertama, globalisasi dipahami sebagai neo-
liberalisme. Pemahaman ini lahir dari ideologi yang
mengembangkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
Lih., Roland Robertson, Mapping the Global Condition: Globalization
as the Global Concept: Theory, Culture and Society, Vol. , London: SAGE
Publications,
.
Lih., Arjun Appadurai, Disjuncture and Difference in the Global
Cultural Economy , dalam G. Durham & Douglas M. Kellner, Media and
Cultural Studies: KeyWorks, USA: Blackwell Publishing,
.
Lih., Thomas L. Friedman, The World is Flat: A Brief (istory of
Twenty-First Century USA: Fattar, Straus and Giroux New York,
.
Rebecca Todd Peters, )n Search of the Good Life: The Ethics of
Globalization New York-London: Continuum,
, - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
perdagangan
antar
bangsa
melalui
perusahaan-
perusahaan besar. Pandangan ini dikumandangkan
terutama oleh mereka yang mendukung pasar bebas ,
pendukung
World
Trade
Organizations
WTO ,
perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional.
Pandangan kedua yang memahami globalisasi sebagai
developmentalisme. Dalam pengertian ini pembangunan
dinilai sebagai segala-galanya, sehingga gagasan-gagasan
konstruktifnya sangat terkait dengan program-program
yang dicetuskan oleh Bank Dunia, UNDP, USA)D, dan lain
lain. Dalam perspektif developmentalisme, pembangunan
dilihat dari dua sisi, yaitu sisi perusahaan-perusahaan
besar, pembangunan adalah setara dengan pertumbuhan
ekonomi dan keprihatinan atas negara-negara belum
berkembang underdeveloped countries . Sedangkan dari
perspektif rakyat kecil, pembangunan dipahami sebagai
pembangunan rakyat ketika keadilan sosial bagi rakyat
adalah ukuran keberhasilannya.
Pandangan Ketiga, adalah yang melihat globalisasi
sebagai kekuatan masyarakat kecil dalam pengembangan
ekonomi, bukan lagi bertumpu pada perusahaan-
perusahaan besar atau transnasional, seperti McDonald,
dan sebagainya. Pandangan ini disebut juga sebagai
earthism , yaitu pengembangan ekonomi masyarakat
akar rumput atau
globalisasi dari bawah,
model
bioregional atau lokalisasi. Pandangan terakhir, yaitu
pandangan
globalisasi
sebagai
pasca-kolonial
yang
melihat globalisasi sebagai bentuk baru neo-kolonialisme.
Era dan Teori Globalisasi
Dalam pengertian ini, perhatian lebih diberikan kepada
masyarakat kecil yang merasa tercabut dari proses
pembuatan keputusan yang menyangkut diri mereka
sendiri. Penolakan yang dimulai dari negara-negara
Selatan mulai mendapat dukungan dari mereka di negaranegara Utara lewat berbagai penolakan atas arus
globalisasi dari negara-negara Utara.
. .
Teori-Teori Globalisasi
. . . William I. Robinson: Kapitalisme Global
Pada
tahun
,
Presiden
George
Bush
mengucapkan pidato di depan Sidang Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa PBB , yang isinya menjelaskan bahwa
dunia telah masuk ke dalam era baru, yaitu globalisasi.
Era baru ini tercipta ketika Tembok Berlin yang dibangun
Jerman Timur untuk mencegah warganya menyeberang
ke Jerman Barat runtuh. Runtuhnya Tembok Berlin pada
tahun
memungkinkan warga Jerman Timur leluasa
pergi ke Jerman Barat dan sebaliknya, sebagai tanda
berakhirnya hegemoni Uni Soviet USSR atas Jerman
Timur. Dua tahun sebelum itu, yaitu pada tahun
,
sewaktu Presiden Ronald Reagen berkunjung ke Berlin
Barat
ia
pernah
menyerukan
kepada
Gorbachev, agar Runtuhkan Tembok Berlin .
Keruntuhan
memudarnya
Tembok
hegemoni
Berlin
USSR
atas
ini
Presiden
menandai
negara-negara
satelitnya di Eropa Timur yang berhaluan komunis. Tiga
negara bagian USSR, yaitu Latvia, Lituania dan Estonia
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
kemudian memisahkan diri dari USSR ketika parlemenparlemen tiga negara bagian itu mendeklarasikan
pemisahan dirinya secara sepihak dari USSR. Pemisahan
itu terjadi tanpa ada perlawanan dari USSR setelah
mendapat dukungan internasional. Dua tahun setelah itu,
USSR sendiri runtuh dan digantikan Confederation of
)ndependent States C)S , suatu bentuk kehidupan yang
hanya nama saja, karena ternyata hegemoni Rusia atas
negara-negara konfederasi itu juga hilang. Lenyapnya
kekuatan USSR menyebabkan dunia hanya memiliki satu
kekuatan politik ekonomi, yaitu kapitalisme.
Dapat dipahami kalau satu tahun kemudian dari
runtuhnya Tembok Berlin, yaitu pada tahun
Presiden
Bush
menggunakan
istilah
,
globalisasi.
Globalisasi dari sisi ini memiliki pengertian suatu politik
ekonomi kapitalistik yang menguasai kehidupan umat
manusia di seluruh dunia. Pada saat ini, kecuali Kuba,
negara-negara yang pernah menerapkan politik ekonomi
sosialis telah runtuh, termasuk China. Semua negara
masuk dalam sistem ekonomi pasar bebas yang
kapitalistik. Globalisasi dengan demikian, memiliki makna
baru, yaitu kapitalisme yang telah menjadi kapitalisme
global. Era ini dibayangkan secara optimistik akan
bertahan minimal sekitar
tahunan, bahkan ada yang
Era dan Teori Globalisasi
memperkirakan abad berikutnya akan menjadi abad
kapitalisme global.
Namun sebelum memasuki dekade kedua tahun
-
, Amerika Serikat mengalami resesi ekonomi
yang parah akibat spekulasi investasi industri real estate
yang salah yang berakibat pada anjloknya pasar modal
dan merosotnya nilai tukar mata uang dolar AS terhadap
mata uang asing lain yang diikuti oleh kebangkrutan yang
dialami lembaga perbankan AS dan lembaga perbankan
internasional, serta bangkrutnya industri-industri besar
di AS, seperti perusahaan asuransi dan industri mobil,
yang dampaknya terasa ke seluruh dunia, optimisme
kapitalisme global ini pun diragukan. Ketika kelemahan
ekonomi
satu
negara,
seperti
AS
mengakibatkan
terjadinya goncangan ekonomi juga di negara-negara lain,
dalam situasi ketika politik ekonomi seluruh dunia sudah
menyatu, maka globalisasi telah berada pada puncak
perkembangannya. Seluruh dunia telah menjadi satu
secara ekonomi, dengan AS sebagai penggerak utamanya.
Oleh karena itu, goncangan ekonomi yang terjadi di AS,
menimbulkan goncangan juga di berbagai bagian lain
dunia.
Robinson
menyebutnya
sebagai
tahapan
kapitalisme global yang memuncak dengan intensive
capitalism ketika kebutuhan manusia di berbagai dunia
telah menjadi komoditas ekonomi, yang muncul setelah
John Kotter, Cultures and Coalition , dalam Rowan Gibson ed. ,
Rethinking the Future: Bussiness, Principles, Competition, Control, Leadership,
Markets, and the World, Foreword by Alvin & (eidi Toffler London: Nicholas
Brealy Publishing,
,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
perkembangan extensive capitalism berupa penyebaran
kapitalisme ke berbagai belahan dunia.
)ndonesia yang mau atau tidak mau, termasuk juga
ke dalam politik ekonomi kapitalistik itu tidak terkecuali
terkena dampaknya. Pemberhentian buruh pabrik terjadi
di
mana-mana
karena
produksi
merosot
akibat
melemahnya pasar di AS. Buruh menjadi korban dengan
pemutusan
Menariknya,
hubungan
kerja
menghadapi
P(K
persoalan
secra
sepihak.
ekonomi
yang
demikian itu, mantan Presiden Susilo Bambang Yudoyono
SBY menyerukan perlunya dipertimbangkan kebijakan
ekonomi syariah sebagai alternatif atas krisis yang sedang
terjadi secara global. Kapitalisme global yang mengalami
resesi seperti halnya terjadi pada tahun
-an,
dianggap sudah tidak memadai lagi, sehingga hendak
digantikan oleh perkonomian berlabel syariah.
Anggapan yang ada dibalik upaya ini nampaknya
adalah anggapan yang mengaitkan pengertian globalisasi
sebagai suatu
politik ekonomi yang ada hakikat
agamanya, sehingga perlu diganti pula dengan politik
ekonomi agama lain. Kenyataan ini bukanlah hanya
masalah )ndonesia saja. Ada kecenderungan juga untuk
mempelajari sistem perekonomian )slam sebagaimana
ditunjukkan oleh keinginan berbagai negara untuk
mempelajari sistem ekonomi tersebut. Globalisasi dengan
demikian dianggap memiliki juga arti keagamaan di
William ). Robinson, A Theory of Global Capitalism..., - .
Era dan Teori Globalisasi
dalamnya. Paling sedikit ia diwaspadai sebagai kenyataan
dari
Barat,
dan
kemudian
Kristen.
Untuk
itu
kebangkrutannya berarti perlu diganti oleh politik
ekonomi agama lain.
Pertanyaan naifnya kemudian,
apakah globalisasi harus dihadapi juga dengan agama?
Namun
Robinson
berkeyakinan
berbeda,
globalisasi yang melahirkan kekuatan kapitalisme Barat
itu dalam perkembangan sejarahnya tumbuh dalam
tahap sejarah. Tahap pertama antara tahun
-
adalah tahap peralihan dari masyarakat feodal ke
masyarakat kapitalisme di Eropa dan ekspansi keluarnya.
Era ini disebut juga sebagai era penemuan dan
penaklukan
yang
disimbolkan
dengan
kedatangan
Colombus di Amerika. Pada tahap ini bangsa-bangsa Barat
tersebar ke seluruh dunia dan mendiami berbagai
wilayah bumi dimulai sebagai minoritas pada tempat
baru itu. Minoritas yang kemudian berhasil secara
ekonomi ini meningkatkan statusnya menjadi yang
mayoritas
secara
politik
yang
berakhir
dengan
pemerdekaan dirinya sebagai bangsa dan negara baru. AS
adalah contoh utama dari negara dan bangsa baru pada
era ini.
Tahap kedua terjadi akhir tahun
. Pada tahap
ini terjadi revolusi industri diikuti dengan munculnya
kelas borjuis dan kehadiran negara-bangsa nation state
Lihat Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism,
translated by Talcott Parsons New York: Charles Scribner s Sons,
.
William ). Robinson, A Theory of Global Capitalism...., - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
baru yang disimbolkan dengan keberhasilan Revolusi
Perancis dan revolusi manufaktur di )nggris. Tahap ketiga
yang terjadi sampai dengan awal tahun
-an, adalah
tahap munculnya kapitalisme monopoli korporasi dengan
terbentuknya satu pasar dunia bersama dan sistem
negara-bangsa ketika kapitalisme telah diorganisasikan
dengan baik. Kehadiran badan-badan dunia, seperti Bank
Dunia, )MF, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, adalah
simbol tahap ini.
Tahap keempat, yaitu tahap yang sedang dimasuki
kapitalisme
Barat
yang
didukung
oleh
teknologi
microchips dan komputer, atau disebut pula zaman
teknologi informasi, yang secara politik diikuti oleh
keruntuhan sosialisme abad ke-
M., serta kegagalan
negara-negara Dunia Ketiga untuk menawarkan gerakan
pembebasan sebagai alternatif bagi kapitalisme global.
Tahap yang merupakan tahap perubahan dari negarabangsa ke tahap transnasional, negara tanpa batas. )ni
suatu perubahan yang secara kualitatif baru dalam
globalisasi. Perubahan-perubahan ini telah menempatkan
kapitalisme Barat yang dimotori oleh AS itu menjadi satu-
satunya kekuatan politik dan ekonomi dunia, terutama
ketika China Daratan yang komunis juga telah memeluk
politik ekonomi kapitalistik itu, dan diikuti pula oleh Blok
Eropa Timur dengan Rusia sebagai pemacu utama.
Persoalannya kemudian, mengapa Amerika Serikat
menjadi
satu-satunya
kekuatan
ekonomi
politik
kapitalisme dunia? Apa keistimewaan Amerika Serikat,
Era dan Teori Globalisasi
sehingga bangsa-bangsa lain di dunia harus ikut
menderita
akibat
kapitalismenya
itu?
ulah
para
Mengutip
eksekutif
dengan
pandangan
Richard
(ofstadter, Speth mengingatkan bahwa akar kapitalisme
Amerika Serikat ternyata tertanam kuat pada konstitusi
negara Amerika sendiri. Konstitusi yang menghargai
sangat tinggi upaya untuk mengejar kepuasan duniawi
yang
sebesar-besarnya
sehingga pemerintah
harus
melindungi hak-hak itu, termasuk di dalamnya hak milik
pribadi
yang
pemerintah
mengakibatkan
untuk
mendukung
adanya
apa
kewajiban
yang
disebut
(ofstadter sebagai timbul dan menyebarnya kapitalisme
industrial di Amerika Serikat. Tugas pemerintah adalah
melindungi hak dasar ini.
Oleh
karena
itu
dapat
dimengerti
kalau
perkembangan kapitalisme di Amerika Serikat, terutama
setelah Perang Dunia )) bergerak dengan sangat leluasa.
)tulah latar belakang perkembangan kapitalisme tahap
ketiga, yaitu ketika korporasi mulai menyebar menjadi
korporasi
transnasional.
Kedudukan
pada
dasar
konstitusional ini yang menyebabkan Amerika Serikat
berkembang menjadi negara kapitalis besar. Dan dari
latar belakang konstitusional itu pula dapat dimengerti
ketika Presiden Bush senior mengungkapkan di depan
Sidang Umum PBB pada tahun
, bahwa dunia kini
James Gustave Speth, The Bridge at the Edge of the World:
Capitalism, The Ernvironment, and the Crossing from Crisis to Sustainability
New (aven and London: Yale University Press,
, - .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
telah memasuki era globalisasi kapitalisme . )ni artinya
dengan kapitalisme global, Amerika Serikat tampil
sebagai satu-satunya negara adikuasa yang kehadirannya
menimbulkan dampak yang besar bagi bangsa-bangsa
lain di dunia.
Menurut Korten yang menganalisis pemerintahan
korporasi atau transnational state dengan kapitalisme
globalnya itu paling sedikit berdampak pada munculnya
tiga masalah sosial utama. Pertama, semakin tingginya
keyataan unemployment, penutupan berbagai perusahaan,
upah
di bawah
merebaknya
standar, dan sebagainya. Kedua,
kegelisahan
sosial
dengan
semakin
meningkatnya angka kejahatan, penggunaan obat-obat
terlarang, angka perceraian yang semakin tinggi, dan
sebagainya. Ketiga, adalah krisis ekologi yang semakin
serius.
Goldsmith menambahkan bahwa korporasi-
korporasi tersebut dengan mudah dapat memindahkan
re-locate
pabrik-pabrik mereka dari satu negara ke
negara lain, termasuk negara mereka sendiri karena
alasan profit untuk mendapatkan upah buruh yang lebih
murah tanpa memperhitungkan akibat sosial yang harus
dipikul oleh kehidupan para pekerja yang ditinggalkan.
Krisis-krisis yang ditimbulkan ini mengindikasikan
lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pranata-
David C. Korten, When Corporations Rule the World London:
Earthscan Publication Ltds.,
, - .
James Goldsmith, The Response to GATT and Global Free Trade
London: MacMillan,
, .
Era dan Teori Globalisasi
pranata sosial, seperti demokrasi, pemerintah, dan
sebagainya.
. . . Anthony Giddens: Globalisasi Jalan Ketiga
Manusia merupakan makhluk multidimensi yang
mempunyai potensi menciptakan kreatifitas berfikir dan
mengembangkan
diri.
Secara
biologi,
manusia
membutuhkan berbagai fasilitas untuk menyambung
kelangsungan hidup maupun habitatnya yang disebut
kebutuhan. Kebutuhan manusia akan meningkat seiring
dengan pertumbuhan fisiknya. Berbagai cara ditempuh
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik
secara individu maupun sosial, baik kebutuhan primer
maupun sekunder. Dari sini asal mula kesadaran
mengenai daya produksi di masyarakat lahir, sehingga
memicu perkembangan rasionalitasnya yang disebut
modernisasi.
Giddens mengawali uraian tentang modernisasi
dengan
beberapa
tahapan
perkembangan
sejarah
masyarakat sebelum mencapai puncak modernisasi.
Tahap pertama, masyarakat pemburu dan berkelompok.
Ciri-ciri menonjol dari masyarakat ini terkait dengan
jumlah masyarakat yang cenderung kecil, ikatan sosial
berprofesi sama, yaitu berburu di hutan, penangkapan
ikan dan penanaman tumbuhan yang menghasilkan
makanan. Klasifikasi sosial pada masyarakat ini dilihat
dari segi umur dan jenis kelamin. Tahap kedua,
masyarakat agraris agrarian societies , yakni segolongan
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
masyarakat yang mempunyai ikatan politik yang agak
luas. )katan politik berdampak pada peleburan perbedaan
identitas.
Pada
tahap
ini
masyarakat
mempunyai
karakteristik bercocok tanam, dengan dikepalai oleh
kepemimpinan tradisional. Namun belum menamakan
wilayah kekuasaannya sebagai desa atau kota. Corak
ekonomi masyarakat ini ialah berburu dan bercocok
tanam dengan sistem perladangan.
Tahap ketiga, pastoral societies, yakni masyarakat
yang tergolong besar dan mulai tinggal di pedusunan, dan
bermata pencaharian sebagai penggembala, berprofesi
utama beternak hewan. Dalam kepemimpinan sosial,
masyarakat pastoral societies dikepalai oleh ketua atau
kepala suku. Tahap keempat, masyarakat tradisional,
yakni fase masyarakat yang mulai mengalami pengikisan
terhadap kebudayaan tradisional secara evolutif. Pada
tahap ini, masyarakat mulai mengenal industrialisasi
secara
sederhana
dan
poros
perekonomian
yang
bertumpu pada hasil-hasil pertanian. Kepemimpinan
dalam masyarakat ini di bawah kontrol raja .
Setelah mengetahui tahap-tahap evolusi masyarakat
secara historis, penting melihat proses perubahan
masyarakat
dari
tradisional
ke
modern.
Giddens
mengidentifikasi hal itu dengan memasukkan tiga unsur
utama. Yakni, tahap dari perubahan face of change ,
wilayah perubahan scope of change dan watak dari
.
Anthony Giddens, Sociology
th
Edition USA: Polity Press,
,
Era dan Teori Globalisasi
kelembagaan modern
nature of modern institution
.
Apabila melihat tahapan perubahan masyarakat dari
tradisional ke modern, sama halnya melihat fase dari
perubahan pekerjaan masyarakat tradisional ke modern.
Sedangkan untuk melihat variabel perubahan sosial,
wilayah yang menjadi obyek perubahan modern menjadi
bagian terpenting. Terakhir, agar dapat melakukan
tinjauan kelembagaan modern, pengklasifikasian bentuk
organisasi
merupakan
mengkategorikan
institusi
koridor
utama
berdasarkan
tujuannya pada masyarakat modern.
jenis
dalam
dan
Sementara untuk memahami wujud modernisasi,
Giddens menerangkan dalam beberapa poin. Pertama,
perilaku masyarakat yang merujuk pada trend global.
Tahap ini menunjukkan di mana ruang-ruang dunia
menjadi
mudah
mempengaruhi
perilaku
umum
masyarakat. Kedua, adanya ekonomi kompleks, terutama
dalam hal produksi dan pemasaran barang seiring dengan
pembentukan pasar yang bertambah luas. Ketiga,
timbulnya jarak dalam institusi politik yang melibatkan
negara dan masyarakat yang ditandai dari pembentukan
institusi-institusi independen . Selain itu beberapa gejala
yang dipahami sebagai bagian dari globalisasi dalam
pengertian modernisasi adalah pertukaran ekonomi yang
Anthony Giddens, The Consequences of Modernity USA: Polity
, .
)bid., .
Anthony Giddens and Cristopher Pierson, Conversation with
Anthony Giddens.....,
.
Press,
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
meluas dan perserikatan kontrak politik internasional
menuju pariwisata global, teknologi komunikasi dan
elektronika, pola migrasi sosial, dan lebih dari semuanya,
timbul gejala modernisasi, yakni masyarakat mampu
berhubungan dengan masyarakat di belahan dunia lain
dalam waktu yang singkat.
Dari penjelasan di atas, secara historis modernisasi
sebenarnya merupakan akar dari globalisasi yang
ditandai dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Selain itu durasi waktu dengan skup area
dunia yang luas menjadi dorongan kuat pertumbuhan
globalisasi di mana dunia telah menjadi bagian dari
rumah bagi siapa saja atau global citizens atau rational
human control
. Ruang-ruang yang tersedia dalam
jejaring teknologi media global yang menghubungkan
masyarakat dunia menjadi bagian dari proses interaksi
sosial. (anya saja proses interaksi ini tidak berada dalam
ruang nyata, tetapi dalam ruang imajinasi. Kondisi sosial
ini yang disebut oleh Giddens sebagai
sociological
imajination .
)tu artinya terdapat pengaruh interaksional dalam
dunia modernitas global. Dalam hukum sosial sebab
akibat, modernitas global mempunyai pengaruh besar
dalam berbagai bidang kehidupan seiring dengan
Anthony Giddens, Sociology th.....,
.
)bid.,
.
S. Mestrovic, Anthony Giddens The Last Modernist New York:
Routledge,
,
.
Anthony Giddens, Sociology th.......,
.
Era dan Teori Globalisasi
meluasnya ruang interaksi sosial yang tidak lagi dibatasi
oleh tempat dan waktu. Kemunculan pengaruh tersebut
lahir karena pemanfaatan fasilitas teknologi yang
berkembang pesat.
Menurut Giddens titik tekan dari globalisasi adalah
konsekuensi
lahirnya
kapitalisme,
industrialisme,
kekuatan keamanan, dan militer. Dua poin pertama yang
berupa kapitalisme dan industrialisme merupakan ambisi
semua negara. Sedangkan dua poin terakhir, yaitu
kekuatan keamanan dan militer adalah bagian dari
pembentengan diri dari ancaman kekacauan global.
Beberapa inspirasi yang melahirkan sikap pembentengan
diri terhadap ancaman keamanan dan militer dilakukan
dengan pembelajaran terhadap pengalaman masa lalu.
Tidak jarang pengalaman traumatik yang bersifat
violence, berpengaruh dalam membangun perencanaan
dan harapan yang lebih damai di masa depan.
Konsekuensi lain dari globalisasi adalah pilihan
mengkategorikan dunia dalam ordo sosial yang dicirikan
dari adanya masyarakat informasi information societies
dan
konsumeristik
Mengkategorikan
consumeris
masyarakat
informasi
societies .
berarti
menyandarkan sistem sosial modern yang tergantung
pada perkembangan teknologi informasi yang tidak
terkendali. Jika mengkategorikan masyarakat konsumeris
Press,
)bid.,
.
Steven Loyal, The Sociology of Anthony Giddens London: Pluto
,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
berarti menjadikan masyarakat modern dalam struktur
jaringan pasar yang memperluas konsumen produk yang
dihasilkan oleh sistem kapitalisme. Menurut Giddens,
terdapat
langkah
perencanaan
dalam
merespon
globalisasi, yang disebut dengan perencanaan masa
depan
colonization
atau
of
the
future.
Perlu
digarisbawahi bahwa colonization of the future diartikan
sebagai pengelompokan masa depan kehidupan sosial
guna mencapai target-target tertentu dalam perubahan
masyarakat dalam mewujudkan cita-cita sosial bersama.
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam globalisasi
juga membentuk pilihan tentang gaya hidup life style
masyarakat melalui teknologi, sehingga mendorong
proses transformasi gaya hidup
lifestyle .
Obyek
transformasi
transformation of
gaya
hidup
tidak
mengenal siapa, di mana dan bagaimana, tetapi semua
kalangan masyarakat. (anya saja hal itu tergantung pada
sikap yang diambil oleh masyarakat, apakah menolak
atau sebaliknya menerima. Pada pihak lain, individu
sebagai bagian terkecil dari masyarakat mempunyai
peran besar dalam proses perubahan. )ndividu tidak lagi
dapat menghindarkan diri dalam dinamika dunia yang
terus berubah. Karena dalam bahasa Giddens, globalisasi
juga menciptakan global world.
)bid.,
)bid.,
)bid.,
.
.
.
Dalam cengkeraman
Era dan Teori Globalisasi
global world, individu menjadi agen terkecil dari
perubahan dunia.
Dalam perspektif identitas, modernisasi global
membawa konsekuensi pada kemurnian hubungan pure
relationship ,
involve ,
pelibatan
commitment
komitmen
dan tuntutan kesetiaan
demands for
pure
relationship ,
intimacy masyarakat. Jika dilihat dari keempat poin itu,
interaksi masyarakat terhubung oleh identitas sosialnya.
Konsep
kemurnian
hubungan
misalnya akan membentuk pondasi awal identitas
individu pada kelompok di mana ia bertempat tinggal dan
bergabung dengan kelompoknya. Setelah bergabung,
tuntutan melibatkan diri
involve
dilakukan individu
dalam berperan secara sosial. Bersamaan itu, komitmen
commitment terhadap peraturan, nilai maupun norma
yang disepakati kelompok dijalankan oleh individu, yang
selanjutnya melahirkan kesetiaan demands for intimacy
pada cita-cita yang dicapai bersama.
Giddens juga melihat globalisasi sebagai proses dua
arah yang saling mempengaruhi. Meskipun globalisasi
didominasi oleh kekuatan Barat pada umumnya, dan
Amerika khususnya dengan keempat unsur pokok yang
diusung oleh kekuatan globalisasi itu. Namun keduanya
juga
dipengaruhi
oleh
globalisasi
itu
sendiri.
Desentralisasi atas globalisasi memberikan peluang dan
peran bagi bangsa-bangsa di luar Barat. Pada satu sisi
)bid.,
)bid.,
.
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
globalisasi
dominasi
melemahkan
kebudayaan
kebudayaan
Barat. Namun
lain
melalui
di sisi lain,
globalisasi juga menghidupkan kebudayaan lokal, ia
menjadi faktor utama kebangkitan identitas lokal di
berbagai belahan dunia. Giddens memberi contoh
peristiwa orang-orang Skotlandia yang menghendaki
kemerdekaan yang lebih besar dari Monarkhi )nggris, dan
kemunculan gerakan sparatis di Quebech. Bagi Giddens,
nasionalisme lokal merebak sebagai respon terhadap
globalisasi.
Globalisasi juga berdampak menekan ke samping,
menciptakan zona-zona ekonomi dan kebudayaan baru
dalam hubungan antarbangsa. Sebagai contoh, regio
(ongkong, )talia Utara, Lembah Silikon di California,
Barcelona di Spanyol hingga Perancis dan Catalona.
Giddens
menyebut
fundamentalisme
timbul
dengan
benturan
kosmopolitanisme.
antara
Oleh
karena itu kosmopolitanisme, bahkan kekuatan utama
yang menentangnya, yaitu fundamentalisme merupakan
produk globalisasi itu sendiri. Gerakan fundamentalisme
juga memanfaatkan kekuatan global, seperti media massa
dalam memperluas tujuan-tujuannya, dengan mengambil
berbagai
bentuk
identitas,
seperti
agama,
etnis,
nasionalisme dan politik. Namun apa pun bentuk
identitasnya, gerakan fundamentalisme tetap menjadi
Anthony Giddens, Runway....,
.
George Ritzer & Dauglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern,
diterjemahkan oleh Alimandan Jakarta: Prenada Media Group,
,
.
Era dan Teori Globalisasi
problem krusial globalisasi, karena ia dekat dengan
perilaku kekerasan yang bertentangan dengan nilai-nilai
perdamaian pada kosmopolitanisme global.
Oleh karena itu dalam merespon globalisasi,
Giddens telah merumuskan alternatif yang ia beri nama
Jalan Ketiga . Pada tanggal
September
, ia
bersama dengan Tony Blair, Perdana Menteri )nggris dan
Presiden AS, Bill Clinton menggelar seminar tentang
gagasan Jalan ketiga. Program Jalan Ketiga meliputi
negara demokrasi baru, kekuasaan pusat yang radikal,
civil society yang aktif, keluarga yang demokratis,
ekonomi campuran baru, kesamaan sebagai inklusi,
kesejahteraan positif masyarakat, social investement state,
bangsa kosmopolitan, dan demokrasi kosmopolit. Bagi
Giddens, Jalan Ketiga akan mendorong globalisasi
menjadi jembatan interaksi manusia di seluruh dunia
yang menghubungkan lokalitas-lokalitas, sehingga apa
yang terjadi di suatu tempat juga terhubung dengan
peristiwa di tempat lain dalam jarak yang bermil-mil.
. . .
Roland
Robertson:
Globalisasi
Sebagai
Glokalisasi
Teori Robertson tentang globalisasi terfokus pada
ide glokalisasi lawan dari globalisasi. Glokalisasi adalah
)bid.,
.
Anthony Giddens, The Third Way...., - .
Annabelle Sreberny, The Global and the Local in )nternational
Communications , dalam M.G. Durham & Douglas M. Kellner, Media and
Culturul Studies: KeyWorks, USA: Blackwell,
,
.
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
proses integrasi antara yang global dan yang lokal
yang menekankan keberagaman yang semakin meningkat
terkait dengan percampuran unik
hibrid
antara
globalitas dengan lokalitas. Robertson menjelaskan empat
unsur penting globalisasi yang melahirkan glokalisasi,
yaitu:
. Dunia tumbuh semakin pluralistik. Teori glokalisasi
sangat sensitif terhadap perbedaan di dalam dan
diantara wilayah-wilayah dunia.
. )ndividu dan kelompok-kelompok lokal mempunyai
kekuasaan besar menyesuaikan diri, memperbaharui,
dan melakukan manuver dalam dunia yang glokal.
Teori glokalisasi melihat individu-individu dan
kelompok-kelompok
kreatif.
sebagai
agen
penting
dan
. Proses-proses sosial adalah berhubungan dan saling
tergantung. Globalisasi membangkitkan berbagai aksi
umpan balik dari kubu nasionalis atau etnis sehingga
menghasilkan glokalisasi.
. Komoditas-komoditas dan media, arena dan kekuatan
kunci dalam perubahan budaya pada akhir abad kedan awal abad ke-
M, tidak dilihat sebagai
kekuatan yang memaksa, namun sebagai penyedia
materi untuk dimanfaatkan dalam kreasi individual
dan kolektif pada seluruh wilayah dunia yang
terglokalisasi.
Ashad Kusuma Djaya, Teori Teori Modernitas...,
.
Era dan Teori Globalisasi
Jadi glokalisasi merupakan konsep integrasi yang
mengandung
relasi
glokal-global,
homogenisasi-
heterogenisasi, yang menekankan pentingnya yang glokal
dan eksistensi heterogenitas. Dalam definisi lain adanya
interpenetrasi global dan lokal yang menghasilkan
keluaran unik dalam ruang geografis yang berbeda.
Sementara
globalisasi
menekankan
pada
ambisi
imperialistik negara, korporasi, organisasi yang melihat
kekuasaan, pengaruh dan pertumbuhan keuntungan
ekonomi, yang mengandung variasi subproses dari tiga
hal,
yaitu
McDonaldisasi.
kapitalisme,
Amerikanisasi,
dan
)ni berarti globalisasi merupakan modernisasi yang
menekankan
pertumbuhan
kemampuan
dunia,
khususnya organisasi kapitalistik dan negara modern
dalam meningkatkan kekuasaan di seluruh dunia,
menciptaan
ekspansi
transnasional
dan
praktek
homogenitas. Sementara glokalisasi mengandung interaksi
antara budaya global yang masuk dan budaya lokal untuk
menghasilkan
kebudayaan
bentuk
baru,
pencampuran
variasi
heterogenitas . Dalam kehidupan politik,
glokalisasi juga melahirkan ide jihad , yakni perlawanan
atas kekuatan politik yang menolak ide McWorld . Untuk
(ubungan imperialisme ekonomi dan globalisasi tampak lebih
nyata setelah penaklukan orang-orang Eropa ke benua Amerika sehingga
melahirkan ideologi Amerika yang membentuk hegemoni dunia; yang dilihat
sebagai sumber kemajuan kehidupan materi yang digabungkan dengan
kemajuan moral, praktek demokrasi dan perdamaian universal. Bdk., Ali
Sugiharto, dkk., Globalisasi Perspektif....,
; Martin Wolf, Globalisasi Jalan
Meunju Kesejahteraan Jakarta: Yayasan Obor )ndonesia,
, .
)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi
lebih jelasnya, perbedaan antara glokalisasi dengan
globalisasi dapat disarikan dalam uraian berikut.
a) Glocalization
Kata glokalisasi
glocalization
identik dengan
heterogenitas, yaitu suatu istilah yang menekankan
perbedaan karakteristik pluralitas dalam glokalisasi, dan
sama
sekali
kontras
dengan
homogenitas
yang
mendampingi globalisasi. Bentuk dari glokalisasi adalah
hybridization yang menggabungkan antara yang global
dengan lokal. Namun berbeda dengan istilah uniformity
yang
melekat
pada
globalisasi
yang
berarti
penyeragaman. (ibrid mengkombinasikan dua atau lebih
elemen
dari
kebudayaan
yang
berbeda
sehingga
menghasilkan percampuran kebudayaan. Sebagai contoh
adalah seorang Argentina yang melihat pertunjukan
musik Rap Asia dinyanyikan oleh band Amerika Serikat di
Bar yang dimiliki oleh warga Arab