Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB IV

BAB IV
KERATON YOGYAKARTA
DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA:
ASAL USUL DAN PERUBAHAN

Uraian pada Bab ini menjelaskan periodisasi sejarah

Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Keraton dan
kebudayaan lokal yang tumbuh di tengah perubahan

dunia yang dihadapi, baik perubahan ekonomi, politik
maupun

kebudayaan,

serta

keterkaitannya

dengan


eksistensi agama )slam dan kebudayaan Jawa yang
mempengaruhi pembentukan identitasnya. Perubahanperubahan itu terjadi tidak saja karena faktor internal
Keraton, seperti soal suksesi, tetapi juga faktor eksternal,

yakni unsur-unsur asing yang masuk. Jadi perubahanperubahan muncul selain karena dorongan yang bersifat

lokal, juga karena lingkungan global, terutama kehadiran

bangsa-bangsa asing, seperti )ndia, Arab dan Barat, serta
ide-ide nasionalisme di )ndonesia. Penjelasan deskripstif
ini memiliki siginifikansi argumentatif untuk menjawab

pertanyaan bagaimana asal-usul Keraton Yogyakarta dan
perkembangan

sejarahnya,

juga

mempengaruhi


kedudukan Masjid Pathok Negoro Plosokuning dengan
komunitasnya dalam membentuk identitas sekaligus
responsinya terhadap globalisasi.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

. . Yogyakarta dalam Sejarah Kerajaan Jawa
Yogyakarta merupakan daerah istimewa setingkat

provinsi, sebagaimana Daerah Khusus )bukota Jakarta,

Daerah )stimewa Aceh, Papua dan Papua Barat dalam
konstitusi

Negara

Kesatuan

Republik


)ndonesia.

Keistimewaan Yogyakarta terletak pada identitas politik

dan kebudayaan lokalnya yang unik. Dalam politik lokal,
daerah ini mempunyai kewenangan khusus, yaitu

pertama, dalam hal pemilihan gubernur; berdasarkan
peraturan yang diperbaharui, yaitu UU. Nomor
tentang

Keistimewaan

Yogyakarta,

Tahun

jabatan


gubernur tidak dipilih, melainkan ditetapkan oleh
parlemen daerah dalam jangka waktu lima tahun, dan
kemudian ditetapkan kembali, begitu seterusnya.

Kelahiran undang-undang otonomi daerah pada masa reformasi,
yaitu UU. No.
Tahun
tentang Pemerintahan Daerah, kemudian
diperbaharui dengan UU. No.
Tahun
, yang seharusnya disambut
gembira, ternyata menyisakan polemik dan menjadi bahan kajian yang
menguras energi para pakar. Berbagai persoalan muncul berkenaan dengan
eksistensi daerah istimewa, mulai dari nilai kesejarahan, budaya,
kesenjangan pembangunan sampai masalah politik. Berkaitan dengan itu,
semua bentuk perundangan mengenai pemerintahan daerah, mulai dari UU.
No. tahun
, sampai UU. No.
Tahun
memberi peluang bagi

keberadaaan daerah istimewa. Sedangkan penjelasan status keistimewaan
Yogyakarta dalam UU. No.
Tahun
, terdapat pada klausul yang
berbunyi pengangkatan gubernur dengan mempertimbangkan calon dari
keturunan
Sultan
Yogyakarta
dan
wakil
gubernur
dengan
mempertimbangkan calon dari keturunan Paku Alam . Pada tahun
timbul polemik hebat, Pemerintah )ndonesia mengusulkan calon gubernur
lain dan masyarakat menolak calon gubernur baru selain Sri Sultan
(emengkubuwono X dengan melakukan aksi penolakan kehadiran Menteri
Dalam Negeri Letnan Jendral Syarwan (amid ke Yogyakarta. Pada tahun
, peristiwa serupa terulang kembali di mana parlemen daerah dan
pemerintah pusat melakukan tarik ulur terhadap penafsiran peraturan
perundangan dengan berlarut-larutnya penyusunan tata tertib pemilihan

gubernur. Kemudian timbul pro kontra, apakah gubernur dipilih, ditetapkan

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

Gambar . . Keraton Yogyakarta

Pilihan penetapan itu terjadi karena jabatan

gubernur dirangkap oleh raja yang bergelar Sultan
sebagai pemegang kedaulatan Keraton yang bersifat

monarkhi; di mana kekuasaan diwariskan secara turun

atau diangkat oleh presiden. Puncaknya, sehubungan dengah status
keistimewaan yang tidak jelas, dalam acara Pisowanan Ageng )) pada tanggal
Juni
, Sri Sultan (amengkubuwono X kembali menegaskan tidak
bersedia dicalonkan sebagai gubernur berkaitan dengan diterbitkan UU. No.
Tahun
yang tidak mempertegas kedudukan Keraton dalam

pemerintahan daerah. Bersamaan dengan itu, gelombang aksi masyarakat
yang menuntut penetapan Sri Sultan (amengkubowono X sebagai gubernur
meluas. Memang dalam sejarah NKR), upaya menafikan keberadaaan
keistimewaan Yogyakarta, sudah terasa sejak diberlakukan UU. No. tahun
tentang pemerintahan daerah di masa Orde Baru yang menghendaki
penyeragaman, yang sebenarnya bertentangan dengan prinsip Bhineka
Tunggal )ka. Lih., Suryo Sakti (adiwijoyo, Menggugat Keistimewaan
Jogjakarta, Tarik Ulur Kepentingan, Konflik Elit dan Perpecahan Yogyakarta:
Pinus Book Publisher,
, - .
www.ugm.ac.id/general information. Diunduh pada tanggal Maret
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

temurun

dari

leluhurnya


di

tengah

corak

awal

disetujui

oleh

masyarakat Jawa yang agraris dan tradisional. Pilihan
sistem

monarkhi

pemerintahan


tradisional

modern

tersebut

dalam

konstitusi

pemerintah dengan pertimbangan utama kedudukan
Keraton yang memiliki andil besar dalam sejarah
kelahiran Republik )ndonesia.

Dalam arti andilnya itu selain kerelaan Keraton yang

lebih tua usianya sebagai negara untuk berkorban

menggabungkan diri dalam negara baru pimpinan
Presiden Soekarno, ia juga membantu melindungi dan

membiayai awal berdirinya negara ini.

Bahkan )r.

Soekarno sendiri pernah dilantik sebagai presiden di

Keraton tidak hanya dikenal sebagai ibukota Kesultanan Mataram di
Yogyakarta, akan tetapi juga tempat tinggal raja yang secara spiritual
dipercaya sebagai figur penerima pulung, ndaru, cahya nurbuat, atau wahyu
ilahi untuk menyampaikan kebajikan Tuhan kepada umat manusia.
Kepercayaan tradisional Jawa yang menganggap raja adalah subyek yang
mendapat pulung keberuntungan , mempunyai kekuatan sakral dan
diibaratkan sebagai raja-dewa yang bertahta atas alam semesta dan seisinya.
Frans Magnis-Suseno, Etika Jawa Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
,
.
Kebijakan Keraton Yogyakarta pasca pendudukan Jepang telah
membawa perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara, diantaranya
perubahan Yogyakarta yang semula menganut sistem pemerintahan feodal di
bawah kontrol penguasa kolonial Belanda dan fasisme Jepang menjadi bagian

dari kekuasaan Republik. Lih., Atmakusumah ed. , Tahta Untuk Rakyat:
Celah-celah Kehidupan Sultan (amengkubuwono )X Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,
, - .
Sikap Sultan yang bergabung dengan R) membuahkan konsolidasi
nasionalisme. Selain itu pemindahan ibukota negara R) ke Yogyakarta pada
tanggal
Januari
menjadi bukti sikap nasionalisme Keraton. Lih.,
Laksmi Kusuma Wardani, Pengaruh Pandangan Sosio-Kultural Sultan
(amengkubuwono )X Terhadap Eksistensi Keraton Yogyakarta , dalam
Jurnal Masyarakat dan Kebudayaan Politik, Universitas Kristen Petra
Surabaya, Vol. , No. , Tahun
., .

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

Keraton,

tepatnya

penobatan raja.

di

Bangsal

Sitihinggil;

tempat

Kedua, sebagai konsekuensi atas keistimewaan itu,

daerah

Yogyakarta

memiliki

keunikan

lain,

yaitu

eksistensi Keraton sebagai lembaga adat dan kebudayaan
Jawa. Sebagaimana diketahui daerah Yogyakarta dikenal

Pada tanggal
Desember
diadakan sidang pemilihan Presiden
R)S di Gedung Kepatihan gubernur sekarang oleh wakil dari enam belas
negara bagian. Sidang dipimpin oleh Mohammad Roem dan Anak Agung Gede
Agung. Pada tanggal
Desember
dilakukan pemilihan presiden
dengan calon tunggal )r. Soekarno yang kemudian terpilih dan diambil
sumpahnya pada tanggal
Desember
di Bangsal Sitihinggil. Drs Moh.
(atta menjadi perdana menteri. Berdasarkan UUD R)S, DPR R)S terdiri dari
Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Negara yang disebut Senat.
Kekuasaan pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Presiden hanya
berwenang mengesahkan keputusan kabinet yang dipimpin oleh perdana
menteri. Lih., http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id. Diunduh pada tanggal
November
.
)stilah Jawa sebagai kebudayaan dikenal bangsa asing sejak jauh
sebelum kemerdekaan. Penjelajah Eropa pada abad ke- M, dari Venesia;
Marco Polo karena kekagumannya memberi nama Jawa besar Java Major
untuk menyebut pulau ini dengan membandingkan tetangganya, yaitu
Sumatera dengan Java Minor . Meskipun Marco Polo belum penah singgah,
tetapi ia mendengar berita dari para penjelajah lain tentang keindahan negeri
ini yang menunjukkan kebesarannya, meskipun berpulau kecil, lebih kecil
dari Sumatera yang pernah disinggahi. Diantara gugusan pulau di Nusantara,
Jawa yang paling menonjol diberitakan oleh penjelajah asing. Bangsa Arab
menyebut orang Nusantara yang pergi ke Timur Tengah pada zaman dulu
disebut orang Jawi. Kenyataan ini menunjukkan Jawa menjadi arus utama
kebudayaan Nusantara dalam proses pembentukannya. Bahkan sejak masa
prasejarah, manusia purba berjenis pithecanthropus, ditemukan arkeolog
Eropa di pulau ini, yaitu di Desa Trinil, Bengawan Solo. Namun istilah Jawa
ditengarai berasal dari orang )ndia berkasta tinggi yang pernah menguasai
Jawa dan menyebut penduduknya dengan istilah orang Jaba atau Jawa
orang luar . Dalam teori geneologi kuno, nama Jawa berasal dari Jawadwipa;
suatu gugusan pulau di wilayah Wetadwipa Nusantara ; yang semula
merupakan bagian dari anak benua )ndia. Timbulnya pulau Jawadwipa tidak
terlepas dari bencana alam yang terjadi pada kurun waktu - juta tahun
silam. Di mana anak benua )ndia bertubrukan dengan lempengan utara,
sehingga timbul Gunung (imalaya, dan wilayah selatan terendam air laut
hingga muncul gugusan pulau. Sebagai bekas wilayah anak benua )ndia,
tanah Jawa disebut Jawata dewata , atau Lemah Dewani tanah dewata

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

juga menjadi jantung kehidupan agama dan kebudayaan
Jawa sejak dahulu kala. Selain kaya nilai-nilai tradisional,

yang memberi kesuburan sekaligus menurunkan kerajaan-kerajaan besar
yang saling menguasai mempersatukan wilayah dari gugusan pulau-pulau
itu, baik ditempuh melalui cara halus, seperti perkawinan, negoisasi maupun
dengan kekerasan, seperti penindasan atau perang. Namun kekerasan selalu
menjadi jalan terakhir bagi raja, manakala cara halus maupun negoisasi
gagal. Bdk., Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya Kajian Sejarah
Terpadu, Bagian ) Batas-Batas Pembaratan Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,
, ; Krisna Bayu Aji, dan Sri Wintala Achmad, Sejarah Perang di
Bumi Jawa: Dari Mataram Kuno (ingga Pasca Kemerdekaan R) Yogyakarta:
Araska,
, - .
Menurut kisah Serat Pustaka Raja Purwa, pada abad pertama
Masehi, orang Jawa masih mengingkari adanya Tuhan , mereka masih
menganut animisme, dinamisne dan paganisme. Angkara murka terjadi di
mana-mana. (ukum rimba berlaku siapa yang merasa kuat akan menerkam,
membunuh dan menguasai yang lemah. Suasana anomali moral ini
digambarkan dengan kehadiran Prabu Dewata Cengkar yang sering
memakan manusia nguntal menungso . Dewata bermakna kedewaan atau
keilahian , cengkar berarti ingkar. Nama prabu tersebut mengisaratkan
orang Jawa pada waktu itu masih mengingkari ajaran Tuhan. Prabu Dewata
Cengkar digambarkan sebagai raja atau dewa yang memiliki sifat-sifat dur
angkara, nir tata nir wikrama, yang berarti angkara murka, tidak mengenal
aturan dan peradaban . Dalam dunia seni pewayangan, secara fisik Prabu
Dewata Cengkar digambarkan sebagai raksasa yang sangat besar badannya,
memiliki gigi bertaring, rambut gimbal, perut besar dan wajah merah dengan
mata melolot. Sifat raksasa ini menjadi semacam sekumpulan sifat buruk
manusia, yaitu serakah, sombong dan sewenang-wenang adigang adigung
adiguna . Untuk meredakan sifat angkara murka, seorang kasta ksatria dari
negeri )ndia datang, dan menyebut dirinya Aji Saka. )a adalah prototipe
manusia yang dapat mengendalikan sifat angkara murka itu. Aji, artinya
berharga tinggi, kuat atau raja, sedangkan saka artinya tiang, maka Aji Saka
berarti tiang yang kokoh dan kuat atau berharga. Akhirnya Aji Saka berhasil
membunuh keangkaramurkaan Prabu Dewata Cengkar. (al ini mebuktikan
bahwa kedatangan suatu agama di Jawa pada saat itu memiliki landasan yang
kokoh untuk menghilangkan sifat keangkaramurkaan manusia. Sebagai
imbalannya, Aji Saka kemudian dinobatkan oleh orang Jawa sebagai raja dan
sesembahan mereka, dengan gelar Prabu Aji Saka. Sesembahan di sini berarti
ratu, pepunden, gusti dan piandel yang dijunjung tinggi dan dihormati. Dari
kisah-kisah Prabu Aji Saka yang diceritakan dalam berbagai kitab kuno ini
yang diletakkan sebagai tokoh kunci sejarah agama di Jawa, dan dipercaya
sebagai guru agung yang mengajarkan huruf Jawa pertama kali. Kepandaian
baca tulis Prabu Aji Saka juga ditularkan kepada orang Jawa, ia dikenal juga
sebagai peletak dasar tata pemerintahan pertama dengan membawa kitabkitab dari negeri )ndia. Dalam lakon kisah pertunjukan wayang kulit dan

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

ia menjadi daerah yang banyak meninggalkan artefak
kebudayaan, seperti candi, lingga, yoni, makam raja,
masjid kuno, gereja, dan istana raja, baik di Kotagede,

Ambarketawang, Plered, alun alun utara maupun istana
candi Ratu Boko di Prambanan.

Ketoprak, disebutkan orang Jawa mengenal cerita Dora dan Sembada yang
menjadi murid setia Prabu Aji Saka. Tetapi dalam akhir lakon, kedua murid
ini malah salah paham dalam menafsirkan wasiat ajaran Prabu Aji Saka
sehingga keduanya mati terbunuh di tengah jalan. Untuk menjadi pelajaran
umat manusia, Prabu Aji Saka mengabadikan tragedi itu dengan membuat
mantra, yang disebut Mantra Aji Saka. Mantra ini berkembang menjadi
sistem kalender tahun Saka pada masa awal pembentukan kebudayaan Jawa.
Mantra Aji Saka berbunyi, (ana caraka; Data sawala; Padha jayanya; Magha
bathanga, yang artinya, Ada dua perutusan, terjadi pertengkaran hebat di
tengah jalan , keduanya bertarung sama-sama kuat, akhirnya keduanya
tewas menjadi bangkai . Mantra ini sangat padat kata dan bermakna
mendalam. Masing-masing terdiri dari suku kata yang berbeda sehingga
menjadi huruf Jawa yang masih dipakai sampai kini. Mantra Aji Saka hampir
sama dengan Rajah Kalacakra yang arti harafiahnya adalah rajah roda yang
berputar. Rajah ini juga dilogokan menjadi motif kain batik yang dipakai para
raja. Rajah Kalacakra dikenal juga dengan istilah Mantra Wisnu sebagai doa
penolak kejahatan Betara Kala roh jahat , yang tersusun dalam tembang
musik Jawa kuno Sekar Prawira Lalita, yang bunyi liriknya berirama a-a-,
yakni, Yamaraja-jaramaya; Yamarani-niramaya; Yasilapa-palasiya; Yamidororodomiya; Yamidosa-sadomiya; Yudauda-dayudaya; Yasyaca-caryasiya;
Yasihama-mahasiya, yang artinya, (ai niat jahat berhentilah; hai yang
datang pergilah; hai yang membuat lapar kenyangkanlah; hai yang membuat
melarat, cukupkanlah; hai yang menyengsarakan, hentikanlah; hai yang
memerangi, damaikanlah; hai yang menipu daya, berbelas kasihilah; hai yang
menjadi perusak, perbaikilah . Lih., Budiono (adisutrisno, )slam Kejawen
Yogyakarta: Eule Book,
, .
Berdasarkan temuan arkeologi abad ke- M., yaitu prasasti Ratu
Boko dan Siwagraha yang tersimpan di Museum Jakarta, diantara gugusan
candi di Yogyakarta, Candi Prambanan atau disebut Candi Roro Jonggrang
gadis yang seksi merupakan candi (indu terindah dan terbesar se Asia
Tengara, dibangun pada masa Sri Maharaja Rakai Pikatan
M. , sebagai
tempat ibadah untuk memuliakan para dewa; Brahma, Wisnu dan Siwa. )a
adalah raja beragama (indu, beristrikan Pramoda Wardani yang beragama
Buddha, putri Raja Samaratungga. Rakai Pikatan berasal dari dinasti Sanjaya
yang pernah menduduki pemerintahan Mataram Kuno. )a sangat
memperhatikan keamanan dan ketertiban negara. Ketika tentara Bala Putera
Dewa menyerang Mataram, Rakai Pikatan mampu mempertahankan
kedaulatan negara. Bahkan Bala Putera Dewa dapat dipukul mundur ke

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Gambar . . Candi Prambanan/Roro Jonggrang

. . . Majapahit, Demak-Pajang dan Mataram
Daerah Yogyakarta dahulu adalah kerajaan penting

di Jawa yang disebut Kesultanan Yogyakarta, juga dikenal

sebagai Kerajaan Mataram karena mewarisi peninggalan
Mataram Kuno abad ke-

M. Sebagai mata rantai dari

kerajaan Jawa kuno, Kesultanan Yogyakarta adalah

kelanjutan dari Kerajaan Demak di pesisir Jawa Tengah,
pewaris dari dinasti raja-raja Majapahit di Jawa Timur.

Palembang. Berdasarkan prasati Tulang Air di Candi Perut, pada masa Rakai
Pikatan, Kerajaan Mataram Kuno mencapai zaman kemakmuran. Bdk, Ageng
Pangestu Rama, Kebudayaan Jawa: Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat
di Jawa
Yogyakarta: Cahaya Ningrat,
, .
www.initempatwisata.com. Diunduh pada tanggal Maret
.
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya atau disebut Bre
dinasti Wijaya dari Singosari. Pada awal kerajaan ini muncul, Raden Wijaya
adalah penguasa lokal di tanah perdikan Desa Majapahit Jawa Timur ,
pemberian Raja Jaya Katong bergelar Jayakatwang yang memerintah Daha

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai kepulauan
Nusantara sejak abad

sampai

M.,

mengalami

kemunduran akibat perebutan kekuasaan dari keturunan
para istri selir.

Setelah Kerajaan Demak juga mengalami

Kediri tahun
Saka. Kekacauan politik di Daha, mendorong Raden
Wijaya melibatkan diri, meminta para menteri memihaknya, lalu menyerang
Daha. Setelah dibantu utusan dari China pimpinan Shih Pie, )ke Mese dan Kau
(sing yang dikirim Kaisar Kubilai Khan, dan para prajurit Madura pimpinan
Raden Ranggalawe, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Raja Jaya Katong.
Raden Wijaya menaiki tahta pada tahun
Saka, bergelar Sri Maharaja
Kertarajasa. Semasa menjadi raja, Raden Wijaya memiliki banyak istri, salah
satunya Dara Petak yang menurunkan putra mahkota, Raden Kalagemet.
Sementara istri lain dari dua anak perempuan Batara Siwabuddha
Tantrayana . )stri tua menjadi ratu di Kahuripan, sedangkan istri muda
menjadi ratu di Daha. Pada tahun
Saka, Raden Wijaya wafat dan
dicandikan di Antapura. )a digantikan oleh Raden Kalagemet bergelar Sri
Maharaja Jayanegara. Namun di bawah Jayanegara, pemerintahan dilanda
banyak pemberontakan, seperti Mandana, Pawagal, Ra Semi, Nambi dan Ra
Kuti. Dari sekian pemberontakan, hanya pemberontakan Ra Kuti yang
memaksa Jayanegara terusir dari istana. Melalui Gajah Mada, pemberontakan
Ra Kuti dapat ditumpas. Kemudian Jayanegara digantikan oleh Ratu
Tribhuana Tunggadewi, putri dari istri selir lain Raden Wijaya, yaitu Gayatri.
Pada masa ini, Majapahit kembali disibukkan oleh perang, terutama
pemberontakan Sadeng dan Keta, dan muncul kembali pada masa Sri
Maharaja (ayam Wuruk, putra Tribhuana Tunggadewi, yakni pada saat
meletusnya perang bubat di Surabaya akibat Dyah Pitaloka Citraresmi, putri
Raja Sunda Linggabuana menolak menikah dengan (ayam Wuruk. Tragedi
perang bubat menewaskan raja dan putri dari Priangan itu. Lih., Gamal
Komandoko, Pararaton Yogyakarta: Penerbit Narasi,
, - ; Krisna
Bayu Aji, dan Sri Wintala Achmad, Sejarah Perang di Bumi Jawa...., - .
Nusantara merupakan suatu wilayah yang terdiri dari gugusan
pulau di selatan Asia Tenggara. Di pulau-pulau ini pernah berdiri banyak
kerajaan, baik besar maupun kecil. Dalam catatan sejarah disebutkan
terdapat seribu kerajaan yang pernah hidup, namun tidak semua dapat
diketahui jejaknya. Diperkirakan terdapat sekitar
kerajaan besar dari
Aceh sampai Papua yang pernah berdiri dengan
raja yang memerintah.
Sri Wintala Achmad dan Krisna Bayu Adji, Ensiklopedi Raja-Raja Nusantara
Yogyakarta: Araska,
, .
Kemunduran Kerajaan Majapahit dimulai dari persoalan siapa
pengganti kedudukan Sri Maharaja (ayam Wuruk yang tidak berhasil
mendapatkan permaisuri, sehingga tidak mempunyai anak yang sah secara
konstitusional untuk mewarisinya. Namun ia memiliki banyak istri selir.
Anak-anak dari istri selir ini tumbuh besar dan berebut jabatan yang
ditinggalkan oleh ayahnya yang hendak lengser keprabon menjadi pendeta .

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

keruntuhan,

pusat kerajaan berpindah ke selatan, di

daerah Pajang Surakarta yang selanjutnya disebut

Anak-anak dari istri selir yang terkenal itu, antara lain Bre dinasti
Wirabumi Adipati Blambangan dan putri Kusuma Wardani yang diperistri
Wikrama Wardana di Majapahit. Sikap Kusuma Wardani yang mendorong
suaminya menjadi raja tidak disetujui oleh Wirabumi karena statusnya
sebagai anak menantu. Akhirnya timbul konflik hebat, perang saudara
meletus antara Majapahit dengan Blambangan yang dikenal sebagai perang
Paregreg. Wirabumi tewas di tangan Raden Gadjah. Karena tidak rela
ayahnya terbunuh, Putra Wirabumi, Adipati Daha membunuh Raden Gajah,
sehingga ia menduduki tahta kerajaan. Namun belum lama memerintah, ia
dipaksa turun oleh keturunan Wikrama Wardana, Dyah Suhita, dan terjadi
lagi pergolakan, Dyah Suhita digantikan Bre Kertabumi Brawijaya V . Pada
masa ini, pemberontakan gagal dipadamkan. Bre Kertabumi juga tidak
memiliki permaisuri, melainkan istri selir, salah satunya putri China yang
melahirkan anak bernama Raden Patah bergelar Pangeran Jim Boen.
Ditengah kemelut politik Majapahit yang berlarut-larut, Raden Patah
diungsikan ke Palembang sejak kecil, tumbuh bersama pamannya; Arya
Damar. Setelah dewasa, Raden Patah kembali ke Jawa diangkat menjadi
Adipati Demak Bintara. Karena Raden Patah merasa bagian dinasti kerajaan,
ia mengirim pasukan memulihkan keamanan, mengajak ayahnya, Bre
Kertabumi mengungsi ke Demak dan meminta saudaranya, Girindra
Wardana menggantikan ayahnya. )bukota Majapahit dibangun kembali,
namun Girindra Wardana memindahkan ibukota ke Kediri, sehingga kian
pudar kewibawaan Majapahit. Akhirnya di bawah Girindra Wardana,
Kerajaan Majapahit runtuh bersamaan dengan meluasnya para pemimpin
daerah mendeklarasikan diri sebagai raja merdeka. Tahun itu tercatat
sebagai tahun sangkala, sirna ilang kertaning bumi , yang artinya
runtuhnya imperium dunia , atau tahun
Saka. Bdk. Ageng Pangestu
Rama, Kebudayaan Jawa: Ragam....,
.
Pada abad ke- , Raja Demak Raden Patah dengan penuh
semangat berhasil menjadikan para penguasa daerah di lingkungan
Majapahit mengakui supremasinya. Setelah ia meninggal dalam usia muda,
penggantinya yang kurang gesit Pati Unus kehilangan kekuasaan atas rajaraja di Jawa Timur. Menantunya, Raja Pajang, berkat bantuan moril dari
pemimpin rohani di Giri-Gresik, berhasil mempersatukan raja-raja di Jawa
Timur dan Jawa Tengah dalam suatu ikatan formal, dengan tujuan antara lain
menghadapi ancaman dari ujung timur Jawa yang dikuasai orang Bali.
Warisan Raja Pajang ini jatuh ke tangan Ki Gede Mataram. )a menjadi
penguasa pertama Mataram baru di Yogyakarta. Pada dasawarsa terakhir
abad ke- dan , hampir semua raja di Jawa berhasil ditaklukkan dinasti
Mataram. Sejak saat itu wilayah Jawa Tengah menjadi pusat kebudayaan
Keraton. Dinamika masyarakat, kesenian dan kesusasteraan berkembang
mengikuti jalannya sendiri, kurang terbuka terhadap kebudayaan asing dari
Nusantara, )ndia, dan China. (anya saja sejak abad keM., pengaruh

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

Kerajaan

Pajang.

Akan

tetapi

memerintah dalam waktu singkat.

Kerajaan

Setelah penaklukan

Panembahan Senopati, Kerajaan Pajang

mengalami

kemunduran dan beralih ke Kerajaan Mataram
berpusat di Kotagede Yogyakarta.
ke-

Pajang

yang

Asal usul Kerajaan Mataram yang berdiri sejak abad

M. itu, bermula dari kisah sejarah yang bercampur

dengan legenda akan kedatangan Yang Dipertuan Agung
Ki Pemanahan, cucu Ki Ageng Selo dari Grobogan, yang

mempunyai pertalian darah dengan dinasti Majapahit,

telah dihadiahi tanah perdikan berupa hutan Mentoak

oleh Raja Pajang Sultan (adiwijaya . Tanah Perdikan itu

berada di kawasan membujur yang dibatasi oleh kali
Opak dan kali Progo yang bermuara ke pantai selatan.

kebudayaan Eropa di bidang sosial dan politik menjadi kuat, terutama
setelah kehadiran Pemerintah (india Belanda. (.J. De Graaf dan T(. Pigeaud,
Kerajaan )slam Pertama di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XV)
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,
, - .
Sesudah Sultan Trenggana dinobatkan sebagai raja pada tahun
M., menggantikan Pati Unus yang gugur dalam ekspedisi militer
melawan Portugis di Malaka, Kerajaan Demak diserbu oleh Girindra Wardana
yang dibantu oleh tentara Portugis. Dalam perang itu, Girindra Wardhana
tewas, Sultan Trenggana kemudian berusaha menaklukkan seluruh ujung
timur, yaitu Jawa Timur. Namun di tangan putra adipati Surabaya, ia gugur
dalam pertempuran melawan Blambangan. )a digantikan oleh Raden
Prawoto. Lih., Krisna Bayu Aji, dan Sri Wintala Achmad, Sejarah Perang di
Bumi Jawa....., - .
Raden Prawoto yang dinobatkan sebagai raja telah memindahkan
ibukota Demak Bintara ke bukit Prawoto Solo , sehingga mengubahnya
menjadi Kerajaan Pajang. Dalam tiga tahun pemerintahan, ia terbunuh di
tangan Arya Penangsang Adipati Jipang . Namun berkat bantuan Ki Gede
Mataram, dinasti Raja Pajang itu dapat menuntut balas, Arya Penangsang
tewas dalam pertempuran di sungai Bengawan Solo. Sultan (adiwijaya atau
Raden Joko Tingkir, kemudian dinobatkan sebagai Raja Pajang pada tahun
M. )bid., - .

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Gambar . . Wilayah Majapahit menurut Kitab Negarakertagama

Daerah ini semula tanah pekapuran yang dikenal

dengan nama bumi Mataram.

Yang Dipertuan Agung

tidak mengetahui daerah itu merupakan kawasan

bersejarah, peninggalan peradaban kuno yang telah
www.pendidikansejarah.blogspot.com. Diunduh pada tanggal
.
Di antara gugusan Gunung Sumbing, Sindoro sampai Lawu di
daerah selatan Jawa Tengah, disebut dalam atlas Jawa sebagai bumi
Mataram, dan dianggap sebagai jantung tanah Jawa. Sebetulnya secara
geografis kawasan ini sangat kompleks, tidak hanya terdiri atas datarandataran rendah areal pertanian padi yang luas, seperti dataran rendah Kedu
di Magelang, Yogyakarta dan Surakarta, akan tetapi juga dataran tinggi dari
sejumlah gunung api, seperti Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung
Lawu dan gugusan bukit-bukit kapur Gunung Sewu di Gunung Kidul dan
Kulonprogo yang kering, dan bahkan tidak mempunyai potensi alam sama
sekali. Jadi kondisi alamnya bervariasi. Namun dari segi kebudayaan, daerah
ini sangat homogen Jawasentris , karena dari daerah ini asal mula kerajaan
Jawa terbentuk pada abad ke- dan M. sebelum berpindah ke Jawa Timur
akibat letusan Gunung Merapi, dan meninggalkan sisa-sisa arsitektur
besarnya yang pertama, seperti Candi Borobudur dan Prambanan pada abad
ke- dan M. Dari daerah ini pula kerajaan itu berkembang kembali setelah
mengalami kemundurannya selama lima abad yang muncul sejak awal abad
ke- M., dan bahkan bertahan sampai kini, yaitu Keraton Yogyakarta yang
menjadi pewaris kekuasaan raja-raja dahulu kala. Denys Lombard, Nusa Jawa
Silang....., .
Maret

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

runtuh, diantaranya )stana Boko yang dibangun oleh
orang Bali yang pernah menjadi raja di Prambanan.

Gambar . . Makam Raja-raja Demak di Jawa Tengah

. . . Panembahan Senopati dan Sultan Agung

Yang Dipertuan Agung mempunyai putra bernama

Danang Sutowijoyo yang bergelar Penembahan Senopati.
Panembahan Senopati adalah raja generasi kedua

Mataram yang berhasil memperluas wilayahnya dari Jawa

Timur sampai ke tanah Sunda, Kedu, Banyumas, dan
pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak saat itu
ia menjadi raja yang sangat berpengaruh di Jawa Setelah

(.J. De Graaf dan T(. Pigeaud, Kerajaan )slam Pertama....,
.
.
www.photo.liputan .com. Diunduh pada tanggal Maret
Senopati Mataram yang masih muda dengan sengaja mengabaikan
kewajibannya terhadap Raja Pajang yang sudah tua. )a tidak melakukan
pisowanan agung menghadap raja sebagai penghormatan tahunan yang
wajib diikuti para pemimpin daerah. )a juga menggagalkan hukuman atas
perintah raja terhadap keluarga Tumenggung Mayang. Menurut Raja Pajang,
seharusnya ia dihukum karena pelanggaran yang dilakukan anaknya Raden

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Panembahan Senopati wafat, ia diganti oleh putranya,
Mas Jolang bergelar Panembahan Seda )ng Krapyak. Mas

Jolang menjadi raja yang tidak berumur panjang, wafat di
hutan Krapyak. )a digantikan putranya, Adipati Martapura
yang karena lemah memimpin diganti saudaranya, Raden
Rangsang yang bergelar Sultan Agung )ng Alaga

-

. Sultan Agung dikenal dicintai rakyat, pembangun

benteng Matraman di Jakarta dan tokoh pembaharu

kebudayaan Jawa hasil inovasi yang memadukan secara
Pabelan hingga menemui ajal. Senopati malah memberikan suaka kepada
iparnya. Tindakan sewenang-wenang dan sikap membangkang dari
bawahannya itu memaksa Raja Pajang menggunakan kekerasan. Sebelum
terjadi pertempuran di Prambanan, tentara nasional kerajaan pecah tercerai
berai akibat letusan Gunung Merapi. Raja Pajang dalam perjalanannya pulang
dari Prambanan ke Pajang, dan saat bermalam di Tembayat Klaten merasa
kerajaannya telah berakhir, dan akan diganti oleh dinasti Mataram yang akan
memerintah seluruh Jawa. Tidak lama kemudian Raja Pajang wafat, dan
putranya; Pangeran Benawa menyerahkan kekuasaan ke Mataram. Pada
tahun
, setelah mendapat simpati dari para pemimpin daerah perdikan,
Senopati menobatkan dirinya sebagai raja Jawa merdeka dengan gelar
"Panembahan", yang artinya raja yang berhak disembah. Lih., (.J. De Graaf
dan T(. Peageud, Kerajaan )slam Pertama....,
.
Pada akhir abad ke- dan
M, Dinasti raja-raja pesisir utara Jawa
mengalami konflik hebat yang mengakibatkan perubahan peta kekuasaan
raja-raja Jawa dalam fase keruntuhan. Keruntuhan itu ditandai oleh dua
faktor kejadian, yaitu pertama, ke dalam, Raja-raja pesisir kewalahan
menghadapi serbuan pasukan raja-raja Mataram, seperti Panembahan
Senopati dan Sultan Agung yang berambisi merebut sumber-sumber
ekonomi pelabuhan, sehingga terjadi perang saudara, dan juga dengan
tuduhan raja-raja pesisir telah bersekutu dengan bangsa asing Barat .
Kedua, keluar, raja-raja di pesisir, seperti Banten, Cirebon, Jepara, Tuban,
Gresik dan Surabaya dihambat berniaga dengan daerah seberang, seperti
Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Jalur perdagangan
rempah-rempah di pesisir jatuh ke kapal-kapal dagang bangsa asing, yang
paling kuat jaringan bisnis internasional berbendera VOC. VOC berhasil
melemahkan kekuasaan raja-raja pesisir dan melalui kota Semarang,
meringsek masuk ke jantung kota Mataram. Pimpinan VOC dengan raja-raja
Mataram yang telah ditaklukkan menjalin kontrak dagang hasil pertanian,
seperti tembakau, karet, cengkeh, kopi dan teh. Bdk., )bid.,
.

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

kontras unsur-unsur Jawa yang animistik, kebudayaan
(indu-Buddha dan )slam.

Sultan Agung juga dikenal sebagai arsitek Keraton

yang berporos pada garis mitologi utara-selatan, yaitu
Kanjeng Ratu Kidul, dan rohaniawan penjaga gunung
Merapi di utara, yaitu Kyai Sapujagad. )a menempatkan

diri sebagai pemimpin semua agama bergelar Sayidin
Panatagama,

dan

menambahkan

gelarnya

lagi,

Khalifatullah )ng Tanah Jawa, yang berarti wakil Tuhan di
Jawa.

Sisa kebesaran Sultan Agung masih terlihat dari

Sultan Agung dengan piawai berhasil mengatasi keterbelahan
masyarakat pada waktu itu, yaitu adanya jurang pemisah antara masyarakat
pesantren di pesisir dengan Kejawen di pedalaman, terutama pada pedoman
perhitungan tahun (ijriyah sistem rembulan dengan tahun (indu Saka
sistem matahari . Untuk mengatasi instabilitas sosial, ia mengintegrasikan
kedua sistem perhitungan kalender itu. Pada tahun
, Sultan Agung
mengumumkan secara resmi keberlakuan tahun baru bagi penduduk
Mataram, yakni Tahun Jawa. Tahun Jawa merupakan kompromi berdasarkan
penanggalan sistem peredaran bulan, tetapi dimulai dengan tahun Saka,
yakni
Masehi zaman Aji Saka , dengan tambahan hari pasaran, yaitu
kliwon, pahing, manis, wage, dan pon. Lih., Simuh, Mistik )slam Kejawen
Raden Ngabehi Ranggawarsita: Suatu Studi Terhadap Serat Wirid (idayat Jati
Jakarta: U) Press,
, - .
Selain raja, Sultan Agung dikenal sebagai seorang filsuf. Melalui
Serat Sastra Gendhing, ia berhasil merumuskan tujuh falsafah kepemimpinan,
yaitu pertama, Swadana maharjeng tursita, artinya seorang pemimpin harus
memiliki kecakapan intelektual, berilmu, jujur, dan pandai menjaga nama
baik, serta menjalin komunikasi berdasarkan prinsip kemandirian. Kedua,
Bahni bahna amurbeng jurit, artinya seorang pemimpin senantiasa berada di
depan memberikan teladan dalam membela keadilan dan kebenaran. Ketiga,
Rukti setya garba rukmi, artinya seorang pemimpin harus memiliki satu
tekad menghimpun segala potensi demi kemakmuran dan keluhuran
masyarakat. Keempat, Sripandayasih krani, artinya seorang pemimpin harus
bertekad menjaga sumber-sumber kesucian agama dan kebudayaan. Kelima,
Gaugana hasta, atinya seorang pemimpin harus mengembangkan seni sastra,
suara, seni tari dan lain-lain guna menghiasi peradaban bangsa. Keenam,
Stiranggana cita, artinya seorang pemimpin harus berperan sebagai pelestari
dan pengembang budaya, pencetus ilmu dan pembawa obor kebahagiaan
umat manusia. Ketujuh, Smara bumi adi manggala, artinya seorang pemimpin

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

lokasi makamnya yang terbuat dari batu marmer berlapis
kayu hitam, konon berasal dari Mekah.

)a dimakamkan

di tengah raja-raja Mataram, bersemayam sebagai
Maharaja Jawa.

. . . Palihan Nagari
Pada abad ke-

Pemerintah

M. sepeninggal Sultan Agung,

(india-Belanda

melakukan

intervensi,

memposisikan diri sebagai mediator atas konflik internal

yang terjadi di lingkungan Keraton sehingga melahirkan

kesepakatan Giyanti. Kesepakatan Giyanti atau disebut

Palihan Nagari berisi keputusan membagi kerajaan
menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan
Yogyakarta.

Kesunanan

Surakarta

dipimpin

oleh

harus bertekad menjadi figur pemersatu berbagai kepentingan guna
menciptakan perdamaian dunia. Lih., Sri Wintala Achmad dan Krisna Budi,
Geger Bumi Mataram Yogyakarta: Araska,
, - .
Wawancara dengan Bapak Marto, juru kunci makam raja-raja
)mogiri, Kabupaten Bantul pada tanggal Agustus
.
Di bawah Sultan Agung, Kerajaan Mataram memiliki kekuasaan
yang kian besar dan berwibawa. )a berhasil memperluas wilayahnya di
pesisir Jawa meneruskan leluhurnya. Pada tahun
M., ia menaklukkan
Sukadana di Kalimantan Barat. Pada tahun
, ia menundukkan Madura,
giliran Surabaya dapat dikalahkan secara telak pada tahun
. Dengan
demikian, wilayah kekuasaan Mataram pada masa ini membentang dari Jawa
Barat, yaitu Sunda Priangan dan Kerawang di sebelah barat, seluruh Jawa
Tengah, bagian timur Madura dan hampir seluruh Jawa Timur, kecuali
Blambangan. Simuh, Mistik )slam Kejawen...., .
Pada tahun
Pemerintah (india Belanda menyepakati
perjanjian baru dengan Kerajaan Mataram, yang semakin memperbesar
bisnis VOC, di mana penarikan bea cukai dilakukan VOC. Raja tidak perlu
bekerja tetapi mendapat imbalan
rial setiap tahun. Pangeran
Mangkubumi adik Pakubuwono )) menentang perjanjian yang merugikan
itu. )a bersekutu dengan Raden Mas Said putra adik Pakubuwono )) yang
lain , melawan Pakubuwono )). Perang saudara antara Pakubuwono ))
dengan Pangeran Mangkubumi pecah berlarut-larut, yang akhirnya dapat

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

Susuhunan

Pakubuwono.

Sementara

Kesultanan

Yogyakarta dipimpin oleh Sultan (amengkubuwono, yang

kini telah berganti raja sebanyak sepuluh kali hingga Sri
Sultan (amengkubuwono X naik tahta sebagai raja.

Status Sri Sultan (amengkubuwono X sebagai raja
sekaligus

gubernur

ditetapkan

sejak

tahun

,

sepeninggal ayahnya yang wafat di Amerika Serikat.

Kedudukan raja sekaligus gubernur diberikan karena

status keistimewaan lokalnya sejak dulu, yang memberi
diselesaikan dengan suatu perjanjian yang dimediasi oleh Pemerintah (india
Belanda. )si perjanjian itu, antara lain membagi kerajaan menjadi dua, yaitu
sebagian wilayahnya tetap dalam kekuasaan Pakubuwono di Surakarta.
Sebagiannya lagi diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi di Yogyakarta.
Perjanjian ini ditandatangani di Surakarta pada tanggal
Februari
.
Sementara perselisihan antara Pakubuwono )) dengan Raden Mas Said juga
berakhir dengan perjanjian yang digelar di Salatiga pada tahun
M.
Dalam isi perjanjian itu, Surakarta melepaskan sebagian daerahnya kepada
Raden Mas Said, yang ditetapkan sebagai raja bergelar Pangeran Adipati Arya
Mangkunegara. Tidak lama kemudian sebagian besar wilayah Mataram
disewakan kepada Pemerintah (india Belanda, dan akhirnya menjadi daerah
jajahan. Ageng Pangestu Rama, Kebudayaan Jawa: Ragam....,
; )dem,
Mistik )slam Kejawen...., .
Sri Sultan (amengkubuwono X, sebelum menjadi raja bernama
Bendara Raden Mas BRM (arjuno Darpito bergelar Kanjeng Gusti Pangeran
(aryo KGP( Mangkubumi. Pada tanggal
Maret
, ia dinobatkan
sebagai raja. Sejak tahun
ia ditetapkan sebagai gubernur hingga
sekarang. Dalam biografinya, ia pernah terlibat pada sejumlah organisasi
bisnis, politik dan kemasyarakatan, antara lain Ketua Umum KAD)N D)Y,
Ketua KON) D)Y, Direktur Utama PT Punokawan, Presiden Komisaris Pabrik
Gula Madukismo. )a juga pernah menjabat sebagai anggota MPR R), Ketua
DPD Golkar D)Y, Tokoh Deklarasi Ciganjur bersama Gus Dur, Megawati
Soekarnoputri, dan Amien Rais. Pada tahun
, ia mendirikan organisasi
kemasyarakatan bernama Nasional Demokrat bersama Surya Paloh. Selain
aktif di berbagai organisasi, Raja Yogyakarta ini juga dikenal penulis karya
ilmiah, diantaranya Menuju )ndonesia Mulia Berbasis Keunggulan Budaya
Nusantara; (amemayu, Filosofi yang Mendasari Strategi Kebudayaan
Membangun Martabat Bangsa, Revitalisasi Nasionalisme, Kerangka dan
Konsepsi Politik )ndonesia, dan Bercermin di Kalbu Rakyat. Lih.,
http://www.kerajaannusantara.com. Diunduh pada tanggal
Januari
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

pengaruh pada kedudukan hukum dan hak asal-usulnya
menurut UUD

.

Berdasarkan mata rantai monarkhi tradisional yang

relatif lama dari sisa-sisa wilayah Majapahit yang meliputi

seluruh Nusantara, kebudayaan Jawa yang diteruskan

oleh Mataram mempunyai andil dalam mempengaruhi
kebudayaan-kebudayaan lain. (al ini menunjukkan status

Mataram sebagai pusat monarkhi, sekaligus kebudayaan
masyarakat.

Menurut Kitab Kakawin Nagarakertagama

Pupuh X)))-XV; naskah kuno yang ditemukan oleh

Pemerintah (india-Belanda di Lombok NTB, wilayah
Majapahit

pada

waktu

itu

meliputi

Sumatera,

Semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, Nusa Tenggara,

Maluku, Papua dan sebagian Kepulauan Filipina, serta
mempunyai hubungan diplomatik dengan Kamboja,
Thailand, Burma bagian selatan, Vietnam dan China.

Tri Ratnawati, Antara Otonomi Sultan dan Kepatuhan Pada Pusat
di Era Reformasi: Studi Khusus Daerah )stimewa Yogyakarta , Yogyakarta,
Jurnal Governance, Vol. , No. , Tahun
, .
(arry Sulastianto, dkk., Seni dan Budaya Jakarta: Grafindo Media
Pratama,
, .
Amir (endarsah, Cerita Kerajaan Nusantara Populer Yogyakarta:
Great Publisher,
, . Dalam Serat Pararaton para ratu , disebutkan
wilayah kekuasaan Majapahit yang begitu luas di kepulauan Nusantara,
berkat sepak terjang Patih Gajah Mada yang bersumpah hendak
mempersatukan Nusantara. Sebelumnya Gajah Mada sendiri tidak memenuhi
syarat sebagai patih perdana menteri , namun Sri Maharaja (ayam Wuruk
bergelar Sri Kertarajasa menghendakinya. Utusan atau penasehat senior
(ayam Wuruk; Arya Tadah kemudian memanggil Gajah Mada dan menggelar
pertemuan di ruang tengah istana, ia diminta menjadi patih, meskipun tidak
berpangkat Mangkubumi. Gajah Mada berkata, ananda tidak sanggup jika
menjadi patih. Jika sudah kembali dari Sadeng, ananda bersedia menjadi
patih. )tu pun jika tuan sudi memaafkan segala kekurangan ananda . Arya
Tadah pun menjawab, Nak, saya akan membantu dengan segala kesulitan
dan dalam masalah-masalah yang luar biasa . Akhirnya Gajah Mada bersedia

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

. . Pengaruh Kerajaan Mataram dalam Kebudayaan
Lokal
. . . Perluasan Kebudayaaan Mataram
Perintis Kerajaan Mataram sebagaimana diuraikan

di atas adalah Yang Dipertuan Agung Ki Pemanahan.

Wilayah kerajaannya pada masa itu hanya tanah perdikan
pemberian hadiah dari Kerajaan Pajang. Setelah Yang
Dipertuan Agung wafat, kekuasaan diturunkan kepada
anaknya, Danang Sutowijoyo. Pada tahun
Danang

Sutowijoyo

atau

Penembahan

M.,

Senopati

melakukan perluasan wilayah ke Madiun dan Ponorogo.
)tu artinya hampir seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa
Timur di bawah monarkhi Mataram, kecual Panarukan

dan Blambangan yang dikuasai orang Bali. Pada tahun
, ia memperluas wilayahnya sampai ke Jawa Barat,

yaitu Cirebon dan Galuh Garut . )a wafat pada tahun
,

digantikan

oleh

Mas

Jolang.

pemerintahan Mas Jolang dari tahun

Pada

hingga

masa

pemberontakan terjadi di wilayah Ponorogo, Demak dan
Surabaya.

dilantik menjadi patih, ia kemudian langsung bekerja mempersatukan
Nusantara sampai tidak mengenal kata istirahat. Pada saat pelantikan, Gajah
Mada berikrar dalam sumpahnya dihadapan para menteri Majapahit, Jika
pulau-pulau di luar Majapahit sudah tunduk, saya akan beristirahat. Nanti
kalau sudah tunduk Gurun, Seran, TanjungPura, (aru, Pahang, Dompo, Bali,
Sunda, Palembang, Tumasik, baru saya akan menikmati buah pala
istirahat . Peristiwa pelantikan Gajah Mada itu terjadi pada tahun sangkala,
Guntur-pabanyu-pindah atau
Saka, dan dikenal sebagai Sumpah Palapa.
Gamal Komandoko, Pararaton...., - .
M. Junaidi Al Anshori, Sejarah Nasional )ndonesia: Masa Prasejarah
Sampai Masa Kemerdekaan )slam, Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan,
,
- .

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Setelah Mas Jolang wafat, kekuasaan diturunkan

kepada Adipati Martapura yang memimpin tidak lama. )a

digantikan oleh saudaranya, Raden Rangsang atau Sultan
Agung, yang berarti raja agung. Pada masa Sultan Agung,
Kerajaan Mataram tumbuh pesat dan berwibawa dengan

meluaskan wilayahnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur,
seperti Mojokerto, Lasem, Tuban, Pasuruan, Surabaya dan

Madura. Menyusul Sukadana di Kalimantan, Garut,
Kerawang dan Cirebon. )a juga hendak menguasai Banten,

tetapi terhalang oleh Kerajaan Belanda yang bersekutu
dengan Kerajaan Banten.

Terhitung tiga kali Sultan Agung mengusir Belanda,

namun selalu gagal. Pada tahun

peperangan dengan

Belanda gagal karena persenjataan dan logistik yang kuat
dari

pihak

kekurangan
kegagalan

lawan,

logistik.

diperbaiki

sedangkan

Pada

tahun

dengan

prajurit
,

membuka

Mataram

penyebab

lumbung

gudang beras di Karawang dan Cirebon. Perlawanan

kedua belum juga membuahkan hasil, sehingga ia
membuka lahan persawahan yang lebih luas lagi. Sultan
Agung juga menjalin kontak dengan Kerajaan )nggris dan

Portugis, meski tidak berhasil merebut Banten hingga
tahun

, ia wafat.

)bid.
)bid.

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

. . . Kebudayaan Sunda, Jawa Tengah dan Jawa
Timur
Bermula dari Syarif (idayatullah; pendatang dari

Samudera Pasai Aceh yang diutus oleh Demak untuk

mengabarkan agama )slam di Banten. )a kemudian
melepaskan dari Kerajaan Demak, dan mendeklarasikan
diri sebagai raja Banten. Usaha memperluas wilayah

berhasil hingga ke Cirebon dan Sunda Kelapa. Nama

Sunda Kelapa diganti Jayakarta sesudah ia mengalahkan
Kerajaan Portugis.

Karena pengaruh dari kontak antar kerajaan masa

lalu, wilayah )ndonesia yang terdiri dari suku, agama dan

budaya pada dasarnya mempunyai satu titik kebudayaan
yang

saling

mempengaruhi.

Pada

kenyataannya,

Kerajaan Mataram juga memperluas pengaruhnya sampai
ke tanah Sunda, seperti budaya kawih

yang dalam

budaya Jawa disebut tembang , orang Sunda kemudian
juga menyebut

tembang .

Pengaruh (indu dan

Mataram juga terdapat di Sunda bagian tengah, seperti

Bandung, Sumedang, Garut dan Tasikmalaya, terutama
dalam desain kebaya. Namun pengaruh yang lebih kuat
dalam lapangan ekonomi dan sosial kebudayaan.

)bid., - .
W.F. Wertheim, Masyarakat )ndonesia dalam Transisi: Studi
Perubahan Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana,
, - .
Dede Kosasih, Kakawihan Barudak Sunda , Didownload dari
file.upi.edu. Diunduh pada tanggal
Desember
.
)rma Rusanti, Desain Kebaya Sunda Abad ke- : Studi di Bandung
Tahun
, Jurnal )TB J. Visual Art., Vol. D, No. , Tahun
,
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

Pada arsitektur Sunda yang mempunyai komposisi

penataan pusat desa dengan menyandingkan masjid,

tanah lapang, tempat menumbuk padi lisung , di mana di
bagian barat masjid terletak bume ageung sebagai tempat
yang dikeramatkan.

Pengaruh Jawa juga terdapat dalam

desain ruang kota yang digagas oleh Sunan Kalijaga, yaitu
pedopo, alun-alun, pohon beringin dan tempat ibadah,
yang juga terdapat di Madura.

Pengaruh Jawa juga

terdapat pada stratifikasi sosial Sunda yang semula tidak
mengenal undak-usuk, lalu muncul dalam stratifikasi
bahasa.

Kemudian juga dalam perayaan Sekaten, di

Cirebon disebut Gerebeg. Selain itu, pengaruh sastra yang
ditulis dalam Babad, baik berbahasa Jawi maupun Arab.

Pengaruh Mataram juga meluas ke Jawa Timur, terutama
dalam budaya dan bahasa Jawa.

Lebih rincinya lihat Utami, dkk., Kajian Pengaruh Aspek Mitologi
Pada Pola Tatanan Tapak di Kampung Naga , dalam Jurnal Reka Karsa, Jurnal
Online )nstitut Teknologi Nasional, Teknik Arsitektur, No. , Vol. , Oktober
.
Jhony (adi Saputra, Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga: Dari
Putra Adipati, Maling dan Perampok Sampai Seorang Wali Surabaya: Pustaka
Media,
, - .
Rahmat Susatyo, Seni dan Budaya Politik Jawa Surabaya: Koperasi
)lmu Pengetahuan,
, .
Shidqi Ahyani, )slam Jawa: Varian Keagamaan Masyarakat Muslim
Dalam Tinjauan Antropologi , Vol.
, No. , Juni
. Diunduh melalui
ejournal.umm.ac.id, pada tanggal
Desember
.
Rahmat Susatyo, Seni dan Budaya Politik...., .

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

. . Yogyakarta Pada Masa Pemerintahan Inggris dan
Belanda
. . . Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
Setelah Gubernur Jendral Daendels digantikan oleh

Gubernur Jendral Jansens, tentara Kerajaan )nggris di
bawah pimpinan Lord Minto tiba-tiba menyerang Jawa,
sehingga Belanda menyerah. Tentara )nggris semula
mendapatkan dukungan simpatik dari raja-raja Jawa yang
memudahkannya merebut Batavia.

Gambar . . Kantor Gubernur Jendral (india Belanda Yogyakarta

Pada tahun

M., Gubernur Jendral Jansens

menyerah tanpa syarat di wilayah Tuntang Salatiga ,
terjadi rekapitulasi perjanjian yang berisi, antara lain

seluruh kekuatan militer Belanda di Asia Tenggara
diserahkan kepada )nggris,
.

hutang Belanda tidak

www.yogyakarta.panduanwisata.id. Diunduh pada tanggal

Maret

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

diakui )nggris, dan

Pulau Jawa, Madura, dan semua

pangkalan militer Belanda menjadi milik )nggris.

Semua bekas daerah jajahan Belanda oleh )nggris

dibagi menjadi

wilayah, yaitu Sumatera Barat, Malaka,

Maluku, dan Jawa serta daerah sekitarnya, di bawah

kendali Gubernur Jenderal E)C East )ndian Company ,
Lord Minto yang berpusat di Calcutta )ndia . Pulau Jawa
diserahkan kepada Thomas Stamford Raffles selaku wakil

Lord Minto dengan pangkat Letnan Gubernur. Untuk
melancarkan

administrasi

membagi pulau Jawa menjadi

pemerintahan,

Raffles

prefektur/keresidenan

pada masa Gubernur Jendral Daendels hanya

prefektur ,

landraad .

dan

mendirikan

lembaga

peradilan

Karena ancaman musuh tidak ada, kebijakan Raffles

yang utama adalah memperbaiki nasib rakyat di mana

pajak hasil bumi kontingen dan kerja paksa dihapus,

diganti pajak tanah landrente . Dengan pengertian semua

tanah jajahan dihukumi milik negara

gubernemen

sehingga rakyat wajib membayar sewa tanah sebesar /

dari hasil panen, boleh dibayar dengan hasil bumi atau

uang. Disamping itu, Raffles menjual tanah gubernemen
kepada orang-orang Eropa. )a melarang perdagangan

budak dan pandelingschap membayar hutang dengan

tenaga kerja , dan memonopoli perdagangan garam.
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah )ndonesia Baru:
dari Emporium Sampai )mperium Jakarta: PT Gramedia,
,
.
)bid.

-

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

Selain itu, ia juga memperhatikan kebudayaan, membantu
lembaga

Betawi

dalam

pengembangan

seni

dan

pengetahuan dengan memberi bantuan kepada para ahli,
seperti (orsfield, Crewford, dan Mackensie untuk

melakukan riset. Setelah kedudukan Raffles semakin kuat,
ia mengambil berbagai tindakan terhadap raja-raja Jawa,
diantaranya

Sultan Banten dan Cirebon dijadikan raja

yang digaji oleh )nggris.

Sultan (amengkubuwono ))

diasingkan ke pulau Penang Malaysia dan puteranya
dipaksa menggantikannya sebagai raja.
daerah

Kesultanan

Yogyakarta

diserahkan

Beberapa
kepada

Pangeran Notokusumo dengan gelar Paku Alam ), dan
Pakubuwono

)V

diharuskan

menyerahkan

Banyumas dan Madiun kepada Kerajaan )nggris.

daerah

)de dasar politik kolonial Raffles bertolak dari

liberalisme yang memberi kebebasan yang luas. Struktur

tradisional dan feodalistik Jawa hendak dirombak dengan

sistem baru yang liberal. Namun ia menemui hambatan

budaya feodalistik dan sistem ekonomi tertutup, sehingga

pembayaran pajak tidak dapat dilakukan dengan uang,
tetapi in natura hasil bumi . Kebijakan liberalisme ini
menjadi tidak realistis.

)bid.,
)bid.,

.
.

)dentitas Komunitas Masjid Di Era Globalisasi

. . . Kebijakan Van der Capellen dan Johannes van
den Bosch
Seiring

dengan

wilayah

Mataram

mengecil, terutama di pesisir Jawa,

yang

kian

Pemerintah (india-

Belanda mengeluarkan kebijakan mengirim peneliti,
Snouck (urgronye yang hasilnya, antara lain perluasan
pendidikan Barat kepada para priyayi dan pegawai negeri
kolonial.

(asil riset ini sangat besar pengaruhnya,

sistem pendidikan nasional sampai kini dipengaruhi oleh
sistem pendidikan Eropa. Pengaruh kebudayaan Eropa

juga tampak dari arsitektur kantor, rumah sampai model

jenjang tangga diatonik pada seni lokal, seperti angklung
dengan

nada.

Pada masa Gubernur Jendral van der Capellen
-

, ia banyak mengabaikan aturan baru dan

kembali ke sistem lama yang liberal.

Namun Cornelius

Elout yang ikut membuat aturan baru itu membelanya, di

tengah daerah jajahan yang mengalami kesulitan ekonomi
dan rakyat Jawa jatuh dalam kemiskinan, seiring

Dalam ANR) Arsip Nasional Republik )ndonesia , Memorie van
Residen J.G. van den Berg in Jogjacarta
, Bundel Yogyakarta,
sebagaimana yang dikutip Jurnal Sosial (umaniora UGM, Vol. , No. , Juli,
, - .
A. (asymi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya )slam di )ndonesia:
Kumpulan Prasaran Pada Seminar di Aceh Bandung: Alma arif,
,
.
(arry Sulastianto, dkk., Seni dan Budaya...., .
Clive Day, The Dutch in Java Kualalumpur: Oxford University Press,
,
.

Keraton Yogyakarta dalam Negara Kesatuan…

meletusnya perang Jawa.

Kebijakan ia memperlihatkan

praktek liberalismenya tela

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB I

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB II

0 0 84

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB III

0 1 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB V

0 0 79

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB VI

0 0 64

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB VII

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta

0 0 15