Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home T2 752014032 BAB IV

BAB IV
PENUTUP

Dari penjelasan serta pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,
maka pada bab yang terakhir ini akan dipaparkan kesimpulan yang berisi temuan-temuan
mengenai peran pastoral gereja terhadap pemahaman makna hidup anak korban broken home.
Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan saran-saran atau rekomendasi sebagai signifikansi
penelitian yang telah dilakukan.

1.1

Kesimpulan
Kesimpulan dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisa yang
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu keburukan.
Temuan ini didasarkan pada sikap mereka yang menyikapi pengalaman buruk dalam
keluarga secara negatif.
2. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu kehancuran.
Temuan ini didasarkan pada keyakinan inti negatif yang mereka kembangkan sebagai
dampak dari pengalaman negatif masa lampau.
3. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu kesendirian.

Temuan ini didasarkan pada asumsi negatif yang mereka kembangkan sebagai
keyakinan inti negatif lanjutan.
4. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu kebebasan.
Temuan ini didasarkan pada sikap mereka yang bias harapan sehingga mereka tidak

74

memiliki tujuan hidup, menutup diri dan kurang mampu bersosialisasi dengan
lingkungan sosial.
5. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu kenikmatan.
Temuan ini didasarkan pada sikap mereka yang mengevaluasi diri secara negatif dan
memainkan peran diri negatif.
6. Peran pastoral gereja masih sebatas pada tataran fungsi tetapi belum menyentuh
tataran praktis. Gereja belum melakukan pelayanan pastoral yang khusus menangani
permasalahan anak-anak korban broken home. Pelayanan pastoral bagi anak-anak
korban broken home baru direncanakan untuk diprogramkan.

1.2

Kontribusi dan Rekomendasi

1.2.1

Kontribusi

Berdasarkan temuan-temuan di atas, kontribusi dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu keburukan oleh anak korban
broken home, gereja seharusnya berperan membantu anak untuk mengeksplorasi diri
(self-exploration) guna mengidentifikasikan penyebab munculnya perasaan-perasaan
negatif, dan berusaha mencari tahu apa yang dapat mereka lakukan untuk keluar dari
perasaan tersebut.
2. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu kehancuran oleh anak
korban broken home, gereja seharusnya berperan membantu anak untuk menerima
kenyataan buruk perpisahan keluarga (self-acceptance) yang dialami sebagai proses
kehidupan yang harus mereka lalui.
3. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu kesendirian oleh anak
korban broken home, gereja seharusnya berperan membantu anak untuk mengatasi

75

dirinya sendiri bergerak ke arah nilai-nilai kreatif serta pengalaman yang positif

dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya (self-trancendence).
4. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu kebebasan oleh anak korban
broken home, gereja seharusnya berperan untuk membantu anak bersikap secara
positif sesuai dengan perannya baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat
(modifikasi sikap).
5. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu kenikmatan oleh anak
korban broken home, gereja seharusnya berperan untuk membantu anak memandang
dirinya secara utuh dan bertanggung jawab atas hidup yang dijalani (integritas diri dan
realisasi makna).
6. Untuk mengatasi kenyataan peran gereja yang masih sebatas pada tataran fungsi,
maka gereja perlu untuk peka terhadap permasalahan yang dihadapi oleh jemaat.
Pelayanan konseling pastoral sekiranya harus terprogram dengan baik, agar gereja
dapat dengan cepat menolong jemaat dalam menjalani hidup dan mengatasi berbagai
permasalahan.

1.2.2

Rekomendasi

1. Setiap penelitian tentu saja memiliki kekurangan dikarenakan keterbatasan waktu,

lokasi, informan, dan faktor lainnya. Direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya,
agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan membangun sebuah model
konseling pastoral untuk memperbaiki pemahaman makna hidup anak korban broken
home.

76

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rambu Solo' Sebagai Tindakan Pastoral T2 752011033 BAB IV

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB IV

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dan Anak Korban Perdagangan Manusia T2 322009002 BAB IV

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Hidup Lebih dari Prognosis Medis T2 752011002 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home T2 752014032 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home T2 752014032 BAB II

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemahaman Orang Yahudi Terhadap Penderitaan Menurut Kitab Ayub dan Elevansinya Bagi Pendampingan Pastoral Kedukaan T2 752010020 BAB IV

0 0 20

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kurikulum Pendidikan Katekisasi (Studi di Gereja Protestan Maluku) T2 BAB IV

3 5 46