Pengaruh Desain Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Staf Studi Kasus: PT. KIM (Persero)

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka dilakukan agar dapat menginventarisasi teori-teori dan
kajian literatur yang dapat digunakan sebagai teori dan alat untuk menelaah tentang
pengaruh desain terhadap produktivitas staf.

2.1

Pengertian Desain Kantor
Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola susunan, kerangka

bentuk suatu bangunan, motif bangunan, pola bangunan, corak bangunan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2008:36). Secara etimologis kantor berasal dari Belanda:
“kantoor”, yang maknanya: ruang tempat bekerja, tempat kedudukan pimpinan,
jawatan instansi dan sebagainya. Dalam bahasa inggris “office” memiliki makna
sebagai tempat memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang tempat kerja.
Desain kantor menurut Bnet Business Dictionary adalah “The arrangement of
workspace so that work can be performed in the most efficient way”. Desain kantor

merupakan susunan ruangan kerja agar terdapat keefisienan dalam bekerja. Desain
bangunan kantor adalah bentuk ataupun rancangan bangunan tempat bekerja yang
memiliki bentuk/ukuran dan fungsi serta mengalami penyesuaian yang disebabkan
oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi tanah dan
alasan estetik.

9

2.2

Elemen desain kantor
Amira Oribia dan Wanda Sasmita berpendapat bahwa Lingkungan kerja yang

nyaman sangat dibutuhkan oleh karyawan untuk dapat beraktivitas secara optimal dan
produktif sehingga lingkungan kerja membutuhkan desain yang baik, sehingga dapat
mendukung produktivitas staf. Kerangka teori produktivitas kantor menurut (Barry
P.Haynes 2004:11) dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Tata ruang
kantor

Pola Kerja
Karyawan

Kenyamanan

Produktivitas
Kantor

Interaksi
Gangguan

Gambar 2.1 Kerangka Teori Produktivitas Kantor
Sumber: Office productivity: a self- assessed approach to Office Evaluation

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa produktivitas dari kantor yang digunakan
oleh karyawan dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan lingkungan kerja. Tata ruang
kantor berhubungan dengan sirkulasi, konsep tata ruang kantor dengan bentuk

10


terbuka atau tertutup, sedangkan kenyamanan kerja dipengaruhi oleh intensitas
penerangan, suhu dan kelembaban udara dan tingkat kebisingan.
2.2.1

Kebisingan
Accoustical performance adalah kinerja bangunan untuk menciptakan suasana

yang bebas dari kebisingan sehingga dapat melakukan percakapan dan mendengarkan
sesuatu secara jelas. Kebisingan dipengaruhi oleh:
1. Jarak sumber suara
2. Orientasi bangunan
3. Dimensi ruang
Peraturan Menteri Kesehatan tentang kebisingan yang berhubungan dengan
kesehatan menyatakan pembagian wilayah dalam empat zona (Mashuri, 2007: 196).
1. Zona A adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, perawatan
kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar 35–45 dB.
2. Zona B untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka
kebisingan 45–55 dB.
3. Zona C antara lain perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan
kebisingan sekitar 50–60 dB.

4. Zona D adalah lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal
bus. Tingkat kebisingan 60–70 dB.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebisingan antara lain
sebagai berikut:

11

1. Memperpanjang jalannya media penambatan dengan menjauhkan antara
sumber cahaya dan penerimanya.
2. Menciptakan jarak sejauh mungkin antara dinding muka bangunan dengan
jalan pada lahan yang tersedia melalui penataan layout.
3. Menempatkan elemen terbuka seperti lubang bukaan, ventilasi tidak
langsung kearah sumber bunyi.
4. Memberi penghalang antara sumber suara dan penerima, seperti memberikan
pagar/barrier berupa tanaman yang sedekat mungkin dengan sumber bunyi
dengan memperhatikan dimensi atau ketinggian pagar tersebut.
5. Memilih material bangunan yang dapat menyerap suara, dua bahan penyerap
suara yaitu:
a. Penyerap suara tipe berpori contohnya karpet, gorden glass wool,
rockwool, dan material lunak lainnya yang menyerap suara.

b. Penyerap suara tipe resonansi seperti panel kayu tipis, accurate fiber,
penyerap suara tipe ini cocok diletakkan pada dinding, sehingga dapat
mengurangi tingkat kebisingan pada ruangan.
2.2.2

Kualitas pengudaraan (suhu dan kelembaban)
Kualitas pengudaraan yang baik sangat dibutuhkan oleh tubuh agar manusia

dapat beraktivitas dengan baik. Szokolay dalam buku Manual of tropical housing and
building, kenyamanan termal dipengaruhi oleh variabel iklim yaitu matahari, suhu
udara, kelembaban udara dan kecepatan angin.

12

Menurut penelitian Lippsmeier (1997) batas-batas kenyamanan manusia untuk
daerah khatulistiwa adalah 19oC untuk batas bawah dan 27oC untuk batas atas.
Menurut peraturan mentri kesehatan persyaratan suhu ruangan kantor adalah 1828oC sedangkan kelembaban ruangan adalah 40%-60% (PerMenKes 1998 No 7).
Pengkondisian lingkungan dilakukan agar kualitas pengudaraan dalam ruangan
tercapai, dapat dilakukan melalui dua hal secara mekanis melalui upaya arsitektural
dan penggunaan AC (Air Conditioning). Kelemahan dari penggunaan AC adalah

biaya oprasional yang tinggi sedangkan upaya secara arsitektural dapat dilakukan
melalui:
1. Perletakan orientasi bangunan yang lebih luas/panjang menghadap utara
selatan, sedangkan sisi yang pendek menghadap timur-barat.
2. Menggunakan elemen arsitektur seperti cantilever.
3. Menggunakan elemen lansekap seperti:
a. Elemen vegetasi digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari,
seperti pohon yang daunnya dapat menyerap efek radiasi matahari dan
bayangannya dapat mengurangi pemanasan permukaan.
b. Unsur air yang dapat dihadirkan melalui pembuatan air mancur untuk
menurunkan suhu bangunan.
c. Penggunaan material bangunan mempengaruhi kenyamanan termal
dalam ruangan. Radiasi matahari merupakan penyumbang panas terbesar
pada bangunan.

13

2.2.3

Pencahayaan

Pencahayaan kantor yang baik dapat memudahkan aktivitas kerja serta

memenuhi kebutuhan kenyamanan psikologis. Pencahayaan tersebut berupa
pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan agar dapat melakukan aktivitas
dengan lancar dan lebih produktif.
Cahaya alami dapat membantu penerangan dalam ruang, pencahayaan alami
membantu penerangan sampai 2,5 kali tinggi bukaan. Hal tersebut dapat lebih
mendukung apabila kuat penerangan minimal yang dibutuhkan selalu ada dan
menyinari seluruh ruangan. Cahaya hendaknya sedikit mungkin memasukkan radiasi
panas, tidak kontras sehingga tidak mengurangi kenyamanan penglihatan (efek silau
yang diakibatkan oleh sinar matahari).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencapai pencahayaan alami yang
efektif, antara lain:
1. Pengaturan orientasi bangunan menghindarkan bukaan luas pada area
panas sehingga dapat membantu pengudaraan pada ruangan selain itu
bukaan luas pada area yang panas dapat menimbulkan silau.
2. Menggunakan sun shading seperti overstek pada bangunan sehingga dapat
mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan ataupun reflector seperti
vertical blind ataupun venetian blind yang dipasang pada bagian interior
bangunan sehingga dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam

bangunan(Gambar 2.2).

14

Gambar 2.2 Venetian Blind dan Vertikal Blind
Sumber: www.google.com
3. Menggunakan teknologi kaca yang dapat memantulkan panas, sebagai
contoh kaca stopsol yang bekerja dengan memberikan perlindungan dari
panas matahari dengan merefleksikan panas (Gambar 2.3).

P

Gambar 2.3 Kaca Stopsol
Sumber: http://karyaluhur.com/product/stopsol -glass.html

Pencahayaan buatan pada umumnya menggunakan energi listrik, gas dan lilin.
Pencahayaan buatan tersebut memiliki potensi cahaya berbeda dan penempatan yang
berbeda sehingga mendukung kenyamanan pencahayaan pada ruangan. Berikut

15


perbandingan potensi cahaya yang diberikan yang dikategorikan berdasarkan jenis
lampu, watt, indeks warna, penerapan dan umur lampu (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Perbandingan Potensi Cahaya
Jenis Lampu

Lum/Watt
Kisaran

Lampu Pijar

8-18

Ratarata
14

Lampu Neon

46-60


Lampu
Neon
Kompak( CFL)

Indeks
Perubahan
warna

Penerapan

Umur (Jam)

Baik sekali

Rumah, restaurant,
penerangan umum,
penerangan darurat.

1000


50

Lapisan
baik

Kantor, pertokoan,
rumah, kantor.

5000

40-70

60

Sangat baik

Hotel, pertokoan,
rumah dan kantor.

8000-10000

Merkuri
tekanan
Tinggi (HPMV)

44-57

50

Cukup

Penerangan umum
di pabrik, garasi.

5000

Lampu Halogen

18-24

20

Baik sekali

2000-4000

Sodium
tinggi
SON
Sodium
rendah
SOX

tekanan
(HPSV)

67-121

90

Cukup

tekanan
(LPSV)

101-175

150

Buruk

Penerangan
berlebihan,
area
pameran,
area
konstruksi.
Penerangan umum
di pabrik, gudang
dan jalan.
Jalan
raya,
terowongan, kanal
dan
penerangan
jalan.

yang

6000-12000

6000-12000

Sumber: Loe dalam Karakteristik Pencahayaan hal 13
Data Tabel 2.1 menunjukkan bahwa lampu neon merupakan jenis yang paling
efisien dan memenuhi syarat untuk kantor, karena umur jamnya yang tinggi dan
kualitas pencahayaan yang baik untuk kantor. Kantor dalam penerangannya memiliki
tipe sesuai dengan kebutuhan kerjanya, berikut tiga tipe penerangan:
1. Pencahayaan umum (general lighting), sistem pencahayaan ini pada
umumnya terletak 30-60 inchi di atas lantai.

16

2. Pencahayaan terarah (localized general lighting). Intensitas penerangan
yang merata tidak diperlukan, memberikan cahaya pada wilayah tertentu.
3. Pencahayaan lokal (local lighting), sistem pencahayaan lokal ini diperlukan
khususnya untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.
Ruangan memiliki standar penerangan yang berbeda-beda berdasarkan
fungsinya yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964,
standar yang diberlakukan dijelaskan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Standar Pencahayaan
Fungsi Ruangan
Perkantoran
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang Komputer
Ruang Rapat
Ruang Gambar
Ruang Arsip
Ruang Arsip aktif

Tingkat Pencahayaan (lux)
350
350
350
350
300
750
150
300

Sumber:Peraturan Mentri Perburuhan tahun 1964 No.7
Syarat-syarat kesehatan, kebersihan dan penerangan tempat kerja dalam
peraturan mentri perburuhan No.7 Tahun 1964 adalah sebagai berikut:
1. Jarak antara gedung dan bangunan tidak menganggu cahaya siang ke tempat
kerja. Setiap tempat kerja harus mendapatkan penerangan yang cukup.
2. Jendela-jendela, lubang-lubang atau dinding gelas harus dibuat sedemikian
rupa sehingga mamberikan penyebaran cahaya yang merata. Apabila
jendela sebagai sumber penerangan cahaya matahari maka jarak jendela dari
lantai tidak lebih dari 1,2 m.

17

3. Cukup atau tidaknya cahaya matahari, harus diadakan penerangan jalan lain
sebagai pengganti matahari.
4. Kadar penerangan yang diukur dengan alat pengukur cahaya yang baik
setinggi perut (1m). Penerangan yang cukup untuk area kantor dengan
kekuatan minimal 350 lux.
2.2.4 Tata ruang/layout kantor
Tata ruang kantor atau office layout merupakan penentuan mengenai
kebutuhan-kebutuhan ruang dan penggunaan secara terperinci dari satu ruang untuk
menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu
bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Pengaturan tata ruang
kantor dapat menciptakan iklim kerja yang nyaman dan berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan.
Sirkulasi komunikasi dan aliran kerja (sirkulasi) pengaturan aliran kerja
menjadikan sistem kerja lebih efisien, kesalahan dalam pengaturannya menyebabkan
ada daerah yang terlalu sepi dan terlalu padat selain itu dapat mempengaruhi
komunikasi kerja. Tata ruang kantor menggunakan azas pokok tata ruang yang
menjadi acuan sehingga meningkatkan produktivitas staf. Azas ini dibagi menjadi
empat macam (Dra. Suparjati, 2000:78) yaitu:
1. Azas jarak terpendek ialah jarak antara dua titik dalam dua garis lurus.
2. Azas rangkaian kerja, ialah penempatan para pegawai dan alat-alat kantor
menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan.

18

3. Azas penggunaan segenap ruang adalah penggunaan setiap bagian ruangan,
tidak hanya yang berupa lantai, tapi juga vertikal ke atas maupun kebawah.
Penggunaan azas pokok tata ruang menjadikan ruangan tersebut
memiliki rangkaian kerja, sehingga komunikasi dan efektifitas kerja dapat lebih
ditingkatkan, namun hal ini tidak dapat ditemukan pada ruangan yang tidak
menggunakan sistem rangkaian kerja (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Perbandingan Tata Ruang Kantor Dengan Azas Rangkaian Kerja
Sumber: Tata Usaha dan Kearsipan

Gambar 2.4 menjelaskan bahwa azas rangkaian kerja dibutuhkan
penerapannya dalam tata ruang kantor. Hal ini juga berhubungan dengan konsep atau
pemisahan fungsi-fungsi yang berfungsi dalam suatu ruangan atau bangunan.
Secara umum tata ruang kantor terbagi atas dua jenis yaitu tata ruang kantor
terbuka dan tata ruang kantor tertutup. Tata ruang kantor terbuka adalah ruang kerja

19

yang luas dan ditempati oleh karyawan secara bersama sedangkan tata ruang kantor
tertutup dibatasi oleh sekat-sekat dan lebih bersifat privasi.
Tata ruang tertutup memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri dalam
mendukung aktivitas staf, lebih jelasnya data tersebut disajikan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tata Ruang Kantor Tertutup
Kelebihan
Kelemahan
Terjaganya rahasia kerja pegawai karena
berada di ruangan tersendiri.

Biaya tata ruang menjadi relatif mahal.

Tidak terganggunya aktivitas pegawai dan
aktivitas lebih karyawan lain.

Ruangan yang tersedia hanya dapat
dimanfaatkan untuk sedikit pegawai saja.

Menimbulkan kesan positif pada relasi
karena perusahaan dianggap lebih
menghargai pegawai.

Hubungan pribadi antar pegawai menjadi
kurang erat karena dibatasi oleh ruang
sehingga menyulitkan pegawai mengadakan
komunikasi langsung.

Memudahkan pemeliharaan peralatan dan
perabotan kantor.

Pengawasan kerja pegawai relatif lebih sulit
dilakukan.

Sumber: Jurnal Pengaruh tata ruang kantor terhadap produktivitas pegawai
Tata ruang kantor terbuka juga memiliki kekurangan dan kelebihan dan
disajikan dalam bentuk Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Tata Ruang Kantor Terbuka
Kelebihan
Kelemahan
Memungkinkan pengawasan lebih efektif Sulitnya privasi atau menjaga hak pribadi
terhadap pelaksanaan kerja pegawai.
karyawan.
Lebih memudahkan hubugan antar pegawai Seringnya timbul gangguan dari aktivitas
karena tidak adanya sekat – sekat yang lebih yang dilakukan oleh salah satu
membatasi.
karyawan.
Lebih memudahkan penyebaran cahaya dan
sirkulasi udara.

Sulitnya menjaga kerahasiaan pekerjaan, bila
pekerjaan bersifat rahasia

Memudahkan penyesuaian bila terjadi
perubahan.
Relatif lebih murah dari segi biaya dan lebih
mudah didalam pembuatannya.

Sumber: Jurnal pengaruh tata ruang kantor terhadap produktivitas pegawai

20

Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 menjelaskan bahwa tata ruang kantor terbuka dan tata
ruang kantor tertutup memiliki karakter dan kebutuhan tersendiri dalam
penempatannya pada ruangan, sehingga produktivitas staf dapat lebih ditingkatkan.
Selain itu tata ruang kantor memiliki dimensi tersendiri, dalam menunjang kebutuhan
staf. Diadaptasi dari pendapat The liang Gie, adapun dimensi dan indikator tata ruang
kantor tersebut antara lain :
1. Dimensi perancangan tata ruang kantor, berupa keefektifan jenis tata ruang
kantor, kelancaran lalu lintas pegawai, ketepatan dalam penempatan
perlengkapan kantor.
2. Dimensi penempatan pegawai berupa ketepatan antara jumlah pegawai
dengan luasan kantor dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan.
3. Dimensi lingkungan fisik kantor. Dimensi pengukuran tata ruang kantor
sangat berperan penting untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang
nyaman. Kebutuhan luas bidang tempat kerja rata-rata 7-12m2 per
karyawan.
2.2.5

Warna
Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang memiliki

dampak penting bagi staf karena dapat memberikan kesan yang dapat mempengaruhi
psikologi dan suasana hati yang berdampak pada produktivitas staf. Warna sebagai
salah satu aspek dalam perancangan ruang kerja dapat menimbulkan reaksi tubuh
baik secara psikologis maupun fisiologis. Setiap warna memberikan kesan yang

21

berbeda, sehingga pemilihan warna untuk ruangan kantor hendaknya dipilih dengan
pertimbangan yang cukup cermat, disesuaikan dengan situasi kerja dalam ruangan
tersebut.
Faktor yang harus diperhatikan pada pemilihan warna adalah:
1. Kombinasi warna
2. Efek cahaya
3. Nilai pemantulan warna
4. Dampak warna
Prinsip dalam pemilihan warna perlu memperhatikan:
1. Penutup lantai (karpet)
2. Penutup dinding
3. Warna furnitur
Selain faktor-faktor prisip penentu warna, psikologi warna juga perlu
diperhatikan karena psikologi warna. Psikologi makna dari warna tersebut adalah:
1. Warna merah bersifat dominan dan dapat meningkatkan agresivitas
seseorang, secara fisik warna merah dapat meningkatkan tekanan darah.
2. Warna biru memberi efek menenangkan dan membawa perasaan damai,
namun penggunaan secara berlebihan dapat menimbulkan sedih atau
depresi.
3. Warna kuning memberi efek ceria atau optimis, penggunaan secara tepat
dalam ruangan menimbulkan rasa bersahabat dan kreativitas.

22

4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan dan cocok dibawa ke
dalam ruang peristirahatan.
5. Warna oranye, hasil pencampuran warna merah dan kuning yang dapat
menimbulkan nafsu makan.
6. Warna hitam membawa kesan glamor dan elegan.
7. Warna putih memberikan kesan tinggi dan luas pada ruangan.
8. Warna merah muda menimbulkan sifat feminism.
9. Warna cokelat menimbulkan kesan yang serius, lembut dan hangat
10. Warna ungu memberikan kesan mewah.
Komposisi warna menggunakan teori munsell, yang menyelidiki warna
standar dengan memperhatikan aspek fisik dan psikis. Warna pokok pada warna
munsell adalah merah, kuning, hijau, biru dan jingga sedangkan warna sekunder
adalah jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila.

\

Gambar 2.5 Skema warna Munsell
(Sumber : www.wikipedia.com diakses tgl 10 April 2015.)

23

Hue berhubungan dengan panas dinginnya warna, value berkaitan dengan
terang gelapnya warna yang direfleksikan dengan menambah warna putih atau hitam,
sedangkan choma warna berhubungan dengan cerah suramnya warna. Kombinasi
warna ruangan akan lebih baik jika dilakukan dengan pilihan warna dengan
komposisi warna harmonis yang berarti perpaduan dua warna atau lebih. Komposisi
warna dilakukan dengan mengacu pada lingkar warna dengan beberapa konsep yaitu
monokromatik, analog dan komplementer. Komposisi warna analog berhubungan
dengan penerapan warna dalam lingkaran Munsell yang seiring dan nilai kekuatannya
tidak jauh berbeda antara lain :
1. Warna komplement merupakan warna yang nilai kekuatannya tidak jauh
berbeda yang dalam lingkaran.
2. Munsell berada pada arah yang berseberangan.
3. Warna monokrom

warna ini merupakan paduan warna yang paling

sederhana.

2. 3

Pengertian Usaha Meningkatkan Produktivitas Staf
Produktivitas merupakan sebuah alat rangkuman tentang jumlah dan kualitas

performa pekerjaan, dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber daya dan
menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan suatu organisasi. Salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah lingkungan tempat bekerja.
Prinsip kerja dari produktivitas adalah efektif dalam mencapai tujuan dan efisien

24

dalam menggunakan sumber daya apabila produktivitas tinggi maka perusahaan
tersebut bekerja secara efisien dan efektif. Efektivitas yang mengarah kepada
pencapaian kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu sementara efisiensi berkaitan dengan upaya
membandingkan masukan dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan
tersebut dikerjakan.
Poduktivitas berkaitan dengan memproduksi secara efisien dan khususnya
ditujukan pada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk
memproduksi keluaran tersebut. Usaha adalah upaya manusia untuk melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan meningkatkan yang berasal dari
kata tingkat yang berarti lapis ataupun lapisan.
Secara umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat,
kualitas ataupun kuantitas dan membuatnya menjadi lebih baik. Indikator-indikator
yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja,
kualitas kerja, dan ketepatan waktu oleh karyawan. Karyawan adalah aset, dimana
aset terpenting dalam perusahaan itu adalah sumber daya manusia. Karyawan
merupakan penggerak utama dari setiap organisasi dan menjadi investasi tertinggi
dari sebuah perusahaan. Beberapa pengertian karyawan:
1. Karyawan/staf adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan
memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana

25

hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian
sebagai mata pencahariannya.
2. Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau
jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang memproduksi barang
dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan berpartisipasi
dalam aktivitas tersebut.
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa usaha meningkatkan
produktivitas staf adalah upaya yang dilakukan untuk membuat performa sumber
daya manusia yang menjadi aset terpenting dalam perusahaan yang meliputi kuantitas
kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu oleh karyawan, menjadi lebih baik.

2.4

Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian pada tesis ini adalah metode penelitian deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Tesis ini menceritakan tentang pengaruh desain khususnya
lingkungan fisik terhadap produktivitas staf PT. KIM (Persero). Kajian pengaruh dan
kualitas lingkungan fisik tersebut dilakukan secara kualitatif dengan mengumpulkan
data hasil survey kemudian dianalisa dengan studi literatur yang berhubungan dengan
standar yang berlaku sehingga menghasilkan data kualitas desain lingkungan fisik
dari wisma KIM berdasarkan standar yang berlaku, selain itu metode penelitian
kuantitatif dilakukan melalui tahapan pra kuesioner sebagai dasar pembuatan
kuesioner dimana data hasil kuesioner tersebut ditabulasi dan disajikan dalam bentuk

26

grafik untuk mendapatkan data tangapan dari staf yang bekerja di wisma KIM
terhadap kualitas dari desain lingkungan fisik tempat mereka bekerja.

2.4.1

Metodologi Penelitian
Perolehan data dianalisa sehingga menghasikan kesimpulan tentang pengaruh

desain terhadap produktifitas staf PT. KIM (Persero), selain itu kajian tesis ini
menghasilkan rekomendasi berdasarkan hasil analisa. Metodologi penelitian tesis ini
terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Metode Pengumpulan Data yang dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a. Survei tata letak wisma PT. KIM (Persero).
b. Pengukuran bangunan.
c. Melakukan pembagian kuesioner dan wawan cara dengan
karyawan PT. KIM (Persero).
2. Metode kajian desain yang dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a. Pengukuran pencahayaan, temperatur dan kelembaban pada
delapan ruang yang dipilih sebagai sampel kemudian dikaji
menggunakan data primer berdasarkan hasil kuesioner dan data
sekunder berupa standar dari pencahayaan dan data literatur berupa
refrensi tentang kualitas pencahayaan dan pengudaraan yang baik
serta pemecahan masalah dengan menggunakan prinsip desain.

27

b. Pengukuran kebisingan pada area dalam dan luar bangunan yang
dikaji menggunakan data primer, berupa analisa area yang menjadi
sumber kebisingan, hasil kuesioner dan data sekunder berupa
standar dari kebisingan serta data literatur sebagai refrensi
pemecahan masalah dengan menggunakan prinsip desain.
c. Tata ruang peralatan dan teknik pengukuran sebagai instrument
dalam mengidentifikasi dan memperoleh data. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lux meter, digital sound
level meter dan hygro thermometer (Tabel 2.5).
Tabel 2.5 Peralatan Teknik yang Digunakan untuk Mengambil Data
No
1
2

Nama Alat
Lux Meter/ Light Meter
Digital Sound Level Meter

3

Hygro Thermometer
Relative Humidity
Temperatur
Meter
Kamera digital

4
5

Kegunaan
Mengukur intensitas cahaya.
Mengukurtingkat
kebisingan
suara.
Megukur kelembaban udara dan
temperatur udara.
Mengukur bangunan.
Dokumentasi

Sumber: Survey lapangan, 2014
2.4.2

Metoda pengambilan data angket/kuesioner
Assessment

produktivitas

PT. KIM (Persero) ditinjau dari kualitas

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap produktivitas, dilakukan melalui
pengumpulan data dengan pembagian angket ataupun kuesioner. Pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner diperoleh melalui proses prakuesioner dengan panduan data
literatur dan wawancara terbuka, kemudian diolah menjadi data kuesioner dimana

28

variabelnya menggunakan skala likert, responden dapat memilih 5 jawaban yang
tersedia yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju (SS-SN-TS-STS). Berikut penilaian skala psikologi:
Sangat setuju (SS)

=5

Setuju

(S)

=4

Netral

(N)

=3

Tidak Setuju (TS)

=2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Adapun alasan menggunakan skala likert karena skala likert dapat dibuat dan
diinterpretasikan dengan mudah sehingga bernilai sama dengan bentuk pengukuran
sikap lainnya seperti skala Thurstone dan skala Gutmann. Kuesioner yang disajikan
dibagi atas empat bagian utama yang pertanyaannya berhubungan dengan desain
linkungan kerja dan produktivitas karyawan. Garis besar pertanyaan untuk kuesioner
tersebut disajikan dalam Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Garis Besar Pertanyaan Kuesioner
No
1

2

Kepuasan terhadap lingkungan
kerja
Pengaruh lingkungan kerja terhadap
produktivitas Staf.
(8 pertanyaan)
Rekomendasi
usulan
dalam
meningkatkan produktivitas staf.
(13 pertanyaan)

Bahan kajian
Tanggapan pengaruh lingkungan kerja terhadap
produktivitas
staf,
kualitas
lingkungan
kerja,
pencahayaan, kebisingan, pengudaraan, tata ruang,
sirkulasi dan fasilitas kantor.
Kenyamanan pengudaraan, tata ruang terbukadan
tertutup, luasan area kerja, penataan letak, tata ruang dan
penambahan fasilitas kantor.

Sumber: Analisa, 2014
Tabel 2.6 menjelaskan dua bagian utama kajian dalam kuesioner yaitu
pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas staf, kenyamanan terhadap tata

29

ruang dan privasi, kenyamanan terhadap pencahayaan dan kepuasan pada
pengudaraan dalam ruangan.
Jumlah pertanyaan dalam kuesioner ini adalah 21 pertanyaan dengan bentuk
pilihan berganda dan lima pilihan yang diisi oleh 21 karyawan sebagai sampel dari
delapan biro di PT. KIM (Persero). Jawaban kuesioner akan ditabulasi dengan
mengelompokkan

jawaban

kemudian

dihitung,

dijumlahkan

dan

diambil

persentasenya kemudian disajikan dalam bentuk grafik.
2.4.3

Metode pengambilan sampel
Desain memiliki pengaruh terhadap produktivitas staf, untuk mengkaji hal ini

maka dilakukan penyebaran kuesioner kepada staf dari PT. KIM (Persero), untuk
megambil jumlah sampel maka digunakan metode metode Nomogram Harry King
dengan tingkat eror maksimal 5%, rumus yang digunakan pada metode ini adalah:

S=R×N…………………………………………………….(2.1)
Keterangan
S=Jumlah anggota sampel
R=Besarnya Rasio
N=Jumlah anggota populasi
Rasio yang digunakan untuk memperoleh sampel dalam pembagian angket
pada metode Nomogram Harry King adalah 23%, dari data yang diperoleh jumlah

30

staf dari PT. KIM (Persero) yang berjumlah 92 orang maka dengan menggunakan
metode tersebut jumlah sampel yang diperoleh adalah 21 orang dengan pembagian
jumlah sampel pada tiap biro untuk pembagian kuesioner dijelaskan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Data Jumlah Sampel Kuesioner
No

Biro

1
2
3
4
5
6
7
8

Biro SDM
Biro Keuangan
Biro Oprasional dan Teknik
Biro Sales dan Marketing
Biro Pengendalian lingkungan
Biro Pengembangan Usaha
Biro SPI (Satuan Pengawas Interen)
Biro Coorporate & Secretary

Total

Jumlah
Karyawan

Jumlah
Sampel

15
20
24
5
14
2
5
7

3
4
5
2
3
1
1
2

92

21

Sumber: Biro Sumber Daya Manusia PT.KIM (Persero)
PT. KIM memiliki karyawan sebanyak 92 orang dan terbagi atas 6 biro (Tabel
2.7). Jumlah sampel ditiap biro menggunakan teknik Proportionate Stratified
Random Sampling yang memperhatikan tingkatan strata dalam sampling, perhitungan
teknik ini dilakukan dengan rumus 2.1 sehingga jumlah sampel kuesioner adalah 21
orang. Data rumus 2.2 menjelaskan bahwa jumlah anggota sampel pada kuesioner ini
adalah 21 orang.

31

Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-masing biro tersebut
ditentukan kembali dengan rumus:
N = (P/J)×S………………………………………(2.2)
Keterangan
P=Populasi Kelas
J=Jumlah Populasi
S=Jumlah sampel yang di tentukan