Komunikasi Antar Pribadi dan Produktivitas Kerja ( Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi antara Pimpinan Dan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN)

(1)

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN PRODUKTIVITAS KERJA. ( Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi antara Pimpinan Dan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di PT.

LOGIKREASI UTAMA MEDAN)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana (S-1) Disusun Oleh :

SUHERI 020922062

PROGRAM EKSTENSION ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini merupakan Studi Korelasional tentang Komunikasi Antar Pribadi oleh pimpinan dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan. Masalah dalam penelitian ini adalah Sejauhmana hubungan komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel – variabel dan sejauhmana variasi pada salah satu faktor yang berkaitan dengan faktor lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Logikreasi Utama Medan, dengan jumlah 112 orang. Karena populasinya kecil, maka sampelnya adalah seluruh populasi atau disebut juga sebagai sampel total (total sampling). Pada penelitian ini seluruh populasi diambil dan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu 112 orang.

Tehnik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literature, buku – buku serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui wawancara dan kuisioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan bentuk tabel tunggal dan pengujian hipotesis.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan. Hasil rs yang diperoleh adalah 0,104. berdasarkan skala Guilford, maka hasil rs berada pada skala kurang dari 0,20, yang menunjukkan hubungan sangat rendah. Untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut dilakukan dengan menghitung nilai thitung dan ttabel. Diperoleh hasil dari thitung < ttabel yaitu 0,862 < 1,658. hal ini menunjukkan bahwa hasil dari analisis menerima Ho atau tidak ada hubungan komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan.


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Ini Disetujui Untuk Dipertahankan Oleh :

Nama : Suheri

Nim : 020922062

Departement : Ilmu Komunikasi

Judul : Komunikasi Antar Pribadi dan Produktivitas Kerja.

Medan, Februari 2008 Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Syafruddin Pohan M.Si Drs. Amir Purba,MA

050 058 861 131 654 104

Dekan,

Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA 131 757 010


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho dan rahmat-Nya yang senantiasa menyertai, membimbing, dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada peneliti sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan sehingga dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Meskipun demikian peneliti berusaha sebaik mungkin untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap mudah – mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pengembangan pada objek yang peneliti lakukan.

Dorongan dan bantuan baik dukungan moril maupun materil, tidak terlepas dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terwujud. Untuk itu perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Zulfan dan Ibunda Raihana atas segala dukungan serta doa yang membuat peneliti mampu dan dikuatkan selama penyusunan skripsi ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada kakakku Susi, Lilik, Dewi dan abangku Een dan Zulham yang terus memberikan dorongan dan semangat serta perhatian kepada peneliti.

2. Bapak Drs. Syafruddin Pohan, M.Si selaku dosen pembimbing atas keikhlasannya dan ketulusannya membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Dewi Kurniati, Msi, selaku sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dra. Rusni, MA, selaku dosen wali yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis.

7. Seluruh staff pengajar dan staff administrasi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(5)

8. Kepada sahabat – sahabatku budi, agam, jimi, indro, chandra, lilix, fazil, jojo, eka, terima kasih untuk semua cerita dan kebersamaan yang kita lalui bersama dan untuk dukungan serta doanya kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada teman – teman di PT. Logikreasi Utama Medan yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan masukannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Serta untuk semua pihak yang tidak henti – hentinya memberikan semangat serta doa kepada penulis.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.

Medan, Februari 2008 Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 2

I.3 Pembatasan Masalah ... 3

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

I.5 Kerangka Teori ... 4

I.6 Kerangka Konsep ... 9

I.7 Variabel Operasional ... 10

I.8 Definisi Operasional ... 11

I.9 Hipotesis ... 12

BAB II : URAIAN TEORITIS ... II.1 Komunikasi ... 13

II.1.1 Pengertian Komunikasi ... 13

II.1.2 Unsur – unsur Komunikasi ... 13

II.1.3 Tujuan Komunikasi ... 14

II.1.4 Dampak Komunikasi ... 14

II.1.5 Proses Komunikasi ... 15

II.2 Komunikasi Antar Pribadi ... 1

II.2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi ... 17

II.2.2 Elemen Elemen Komunikasi Antar Pribadi ... 18

II.2.3 Ciri – Ciri Komunikasi Antar Pribadi ... 19

II.2.4 Teknik Komunikasi Antar Pribadi ... 20

II.3 Komunikasi Dalam Organisasi ... 25


(7)

II.3.2 Peranan Komunikasi Dalam Organisasi ... 26

II.4 Produktivitas ... 30

II.4.1 Pengertian Produktivitas ... 30

II.4.2 Faktor – Faktor Produktivitas ... 32

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 35

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

III.1.2 Struktur Organisasi ... 36

III.2 Metode Penelitian ... 37

III.3 Populasi Dan Sampel ... 37

III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

III.5 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 41

IV.1 Pengumpulan Data ... 41

IV.2 Analisa Tabel Tunggal ... 41

IV.3 Analisis Data ... 58

IV.3.1 Uji Reliabilitas Dan Validitas ... 58

IV.3.2 Analisis Korelasi ... 58


(8)

DAFTAR TABEL

1.1 OPERASIONALISASI VARIABEL ... 10

4.1 JENIS KELAMIN RESPONDEN ... 40

4.2 USIA RESPONDEN ... 40

4.3 PENDIDIKAN RESPONDEN ... 43

4.4 LAMA BEKERJA ... 43

4.5 KOMUNIKASI DENGAN PIMPINAN ... 44

4.6 MASUKAN, IDE ATAU GAGASAN KEPADA PIMPINAN ... 44

4.7 MENERIMA MASUKAN DARI KARYAWAN ... 45

4.8 MEMBERI MASUKAN KEPADA KARYAWAN ... 45

4.9 MENERIMA MASUKAN DARI PIMPINAN ... 46

4.10 MEMBERIKAN KRITIKAN ... 46

4.11 MENGECEK KEHADIRAN KARYAWAN ... 47

4.12 MEMBANTU KARYAWAN DALAM BEKERJA ... 47

4.13 MENJENGUK KARYAWAN YANG SAKIT ... 48

4.14 MENJELASKAN PROSEDUR PEKERJAAN ... 49

4.15 KETERBUKAAN PIMPINAN DENGAN KARYAWAN ... 49

4.16 MENDUKUNG IDE ANDA ... 50

4.17 Berfikir positif dalam bekerja ... 50

4.18 Ide karyawan diterima oleh seluruh karyawan ... 51

4.19 Memberikan perlakuan yang sama dengan karyawan lain ... 51

4.20 Menyediakan waktu untuk diskusi apabila ada masalah yang tidak terpecahkan ... 52

4.21 MEMBERIKAN KONTRIBUSI YANG TERBAIK KE PERUSAHAAN .... 52

4.22 MAKSIMALKAH PEKERJAAN YANG ANDA LAKUKAN ... 53

4.23 HUBUNGAN DENGAN KARYAWAN LAIN ... 53

4.24 MODAL ADALAH HAL POKOK DALAM PERUSAHAAN ... 54

4.25 PERUSAHAAN MEMILIKI FASILITAS YANG LENGKAP ... 54


(9)

4.27 MOTIVASI DALAM BEKERJA ... 55

4.28 SANKSI JIKA TIDAK DISIPLIN DALAM BEKERJA ... 56

4.29 MAMPU MENJALANKAN PERATURAN YANG DITERAPKAN ... 56

4.30 PERATURAN PERUSAHAAN MEMBERATKAN ANDA ... 57

4.31 PERATURAN SUDAH SESUAI DENGAN ANDA ... 57

4.32 HASIL PERHITUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ANTARA PIMPINAN DAN KARYAWAN (X) DENGAN PENINGGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Y) ... 58


(10)

ABSTRAKSI

Penelitian ini merupakan Studi Korelasional tentang Komunikasi Antar Pribadi oleh pimpinan dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan. Masalah dalam penelitian ini adalah Sejauhmana hubungan komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel – variabel dan sejauhmana variasi pada salah satu faktor yang berkaitan dengan faktor lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Logikreasi Utama Medan, dengan jumlah 112 orang. Karena populasinya kecil, maka sampelnya adalah seluruh populasi atau disebut juga sebagai sampel total (total sampling). Pada penelitian ini seluruh populasi diambil dan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu 112 orang.

Tehnik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literature, buku – buku serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui wawancara dan kuisioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan bentuk tabel tunggal dan pengujian hipotesis.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan. Hasil rs yang diperoleh adalah 0,104. berdasarkan skala Guilford, maka hasil rs berada pada skala kurang dari 0,20, yang menunjukkan hubungan sangat rendah. Untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut dilakukan dengan menghitung nilai thitung dan ttabel. Diperoleh hasil dari thitung < ttabel yaitu 0,862 < 1,658. hal ini menunjukkan bahwa hasil dari analisis menerima Ho atau tidak ada hubungan komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses sosial, yaitu yang hampir setiap hari dilakukan oleh manusia/individu lainnya. Hampir seluruh kegiatan manusia tidak bias terlepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan. Misalnya ketika di rumah, para anggota keluarga berbincang-bincang di meja makan, di kampus ketika mahasiswa-mahasiswa saling bertukar informasi, di kantor ketika kepala bagian membagi tugas kepada bawahan dan di sekolah ketika seorang guru mengajar murid-muridnya.

Secara jasmani maupun rohani, kehidupan manusia tidak terlepas dari beberapa faktor kebutuhan biologis, sandang dan pangan yang harus mereka penuhi adalah contoh kebutuhan yang paling penting dalam berinteraksi. Kenyataan ini tidak pernah terlepas dari ruang lingkup manusia sehingga menuntut kepada manusia untuk berusaha. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus bekerja agar mendapatkan uang untuk kelangsungan hidupnya, dengan keadaan ini maka secara tidak langsung dalam menjalankan aktivitas kerja manusia sudah pasti terlibat dalam proses komunikasi.

Kimball Young dan Raymond W. Mack (dalam Soekanto, 1990:67) mengatakan interaksi sosial adalah merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu, mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau saling berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itulah yang disebut dengan interaksi sosial.

Banyak sisi kehidupan manusia yang dapat kita lihat melalui hubungan interaksi sesama manusia antara lain adalah hubungan yang terbina antara satu karyawan dengan karyawan lain atau antara karyawan dengan atasan dalam sebuah perusahaan atau instansi tertentu adalah sebuah interaksi yang terlingkup kedalam lingkungan pekerjaan. Ini adalah merupakan suatu bukti bahwa komunikasi selalu ada di setiap ruang kehidupan manusia.


(12)

Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk spesialisasi komunikasi yang dinilai cukup efektif dalam merubah tingkah laku, sikap dan pandangan seseorang karena dalam prosesnya ada arus balik langsung sehingga komunikator dapat mengetahui dengan seketika apakah pesan yang disampaikan berhasil atau tidak. Selainitu ada sejumlah kebutuhan didalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya dengan salah satu caranya adalah dengan berkomunikasi antar pribadi.

Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung bagaimana komunikasi antara sesama karyawan, yakni antara atasan dan bawahan atau antara pimpinan dan karyawan, hubungan yang harmonis misalnya: dalam suatu perusahaan yang terjalin antara pihak atasan (manajemen perusahaan) dan pihak bawahan (karyawan) biasanya akan terjalin apabila pihak atasan memberikan perhatian penuh kepada karyawannya. Banyak hal yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan didalam usaha memenuhi kebutuhan para karyawannya serta memberikan jaminan kesehatan, hari tua, kemalangan dan lain-lain.

Berbagi upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, efisiensi kerja dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan tidak lain hanyalah untuk dapat menentukan bagaimana masa depan perusahaan yang dikelola tersebut. Dalam keadaan ini peranan seorang atasan memiliki fungsi yang pokok, karena seorang atasan yang dianggap sebagai sosok yang harus memiliki sikap bijaksana dalam manajemen kegiatan kerja yang akan dijalankan oleh para pekerja atau karyawan.

Peranan seorang atasan atau yang lebih dikenal dengan pimpinan menjadi penting dan akan efektif apabila telah terjadi hubungan yang harmonis yang tentunya harus dimulai dengan komunikasi yang baik. Dengan demikian karyawan yang bekerja untuk perusahaan merasakan suasana kerja yang menyenangkan hati mereka.

Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Komunikasi Antar Pribadi dan Produktivitas Kerja”. ( Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi antara Pimpinan dan Karyawan dengan Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan ).

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut: : “Sejauhmana hubungan komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan”


(13)

I.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis merumuskan pembatasan masalah dengan maksud agar penelitian jelas, terarah dan tidak samar.

Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi antar pribadi pimpinan terbatas kepada keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesamaan antara pimpinan dengan karyawan dalam menjalankan fungsi humas.

2. Peningkatan produktivitas yang dimaksud terbatas kepada investasi manajemen dan tenaga kerja.

3. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Logikreasi Utama Medan.

4. Penelitian dilakukan dari tanggal 20 oktober 2007 s/d 25 desember 2007.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal antara pimpinan dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan

2. Untuk mengetahui peningkatan produktivitas kerja karyawan yang disebabkan oleh komunikasi interpersonal pimpinan di PT. Logikreasi Utama Medan

4.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan kepada

FISIPOL USU khususnya jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian khususnya dalam bidang komunikasi antarpersonal dan produktivitas kerja.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak PT. Logikreasi Utama.


(14)

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut – sudut mana penelitian akan disoroti. (Nawawi, 2001:39-40). Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan digunakan teori – teori yang mendukung dan berguna untuk membahas permasalahan.

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitan ini adalah komunikasi antar pribadi, pimpinan dan bawahan, dan produktivitas kerja.

A. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi tidak akan terlepas selama berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Komunikasi mempunyai sasaran yang jelas. Yakni terciptanya keterpengaruhan pada pihak yang dijadikan sasaran komunikasi.

Seperti yang dikatakan Liliweri (1991:17) bahwa: “Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan”.

Sedangkan menurut Onong U Effendy (1986:61), komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara tatap muka, bisa melalui medium umpamanya telepon. Sifatnya dua arah atau timbal balik. Lebih lanjut Effendy menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi ini dikatakan efektif dalam merubah prilaku orang lain apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dipercayakan.

Komunikasi antarpribadi dapat berupa penyampaian pesan pada sekelompok orang sesuai dengan pendapat De Vito (dalam Pratikno, 1987:42) yang menyatakan: “Interpersonal communication the sending of message by one person and the receiving of message by another person, of small group of person with some effect and some


(15)

seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung).

Menurut Everett M. Rogers dalam Liliweri (1991:16) bahwa komunikasi antarpribadi merupakan aspek yang sangat penting dalam teori komunikasi. Oleh sebab itu perlu diadakan studi lebih lanjut tentang cara yang terbaik untuk memanfaatkannya. 1. Ciri-ciri Komunikasi Antar pribadi

Ciri-ciri Komunikasi interpersonal menurut Widjaja (1991:139) adalah sebagai berikut:

a. Keterbukaan, merupakan segala gagasan, ide atau permasalahan dan kendalanya diungkapkan secara terbaku dan bebas, karena antara komunikan dan komunikator harus saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

b. Empati, merupakan pesan-pesan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh perhatian oleh kedua-belah pihak tanpa berpura-pura.

c. Dukungan, merupakan ide atau gagasan yang dikemukakan hendaknya mendapatkan dukungan dari kedua-belah pihak, dengan adanya dukungan tersebut akan menimbulkan semangat dalam melaksanakan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

d. Rasa positif, merupakan rasa positif yang timbul di dalam berkomunikasi sehingga dapat menghindari hal-hal yang mengakibatkan pihak-pihak yang berkomunikasi berprasangka atau curiga dengan yang lain.

e. Kesamaan, merupakan komunikasi yang berlangsung akan terasa terjalin akrab dan kuat antara pihak-pihak yang berkomunikasi.

Dari ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan dapat dijelaskan agar tujuan komunikasi antarpribadi tercapai maka pimpinan sebagai komunikator harus


(16)

bisa menarik perhatian bawahannya sebagai komunikannya tentang suatu pesan sehingga terjalin suatu kontak langsung dalam bentuk tatap muka yang dapat merubah prilaku komunikan, dan hubungan ini akan menimbulkan efek dan umpan balik yang langsung. 2. Teknik Komunikasi Antar pribadi

Agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan, maka diperlukan suatu teknik berkomunikasi yang baik. Menurut The Liang Gie (dalam Wursanto 1997:107-108) teknik diartikan sebagai cara yang tepat untuk mengerjakan sesuatu, biasanya merupakan kecakapan yang dimiliki oleh orang yang tergolong ahli. Teknik berbicara menyangkut cara atau kemampuan seseorang dalam mengutarakan pendapat, pikiran, melalui ucapan kata-kata yang baik, benar, sehingga apa yang diucapkan itu mengandung suatu pengertian yang jelas. Frekwensi penyampaian pesan juga berpengaruh dalam keefektifan komunikasi, semakin sering pesan itu disampaikan maka semakin besar kemungkinan pesan itu diterima oleh komunikan.

B. Komunikasi Dalam Organisasi 1. Pimpinan dan Pegawai

Masalah kepemimpinan tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai manajemen. Sebab sukses tidaknya suatu tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah organisasi sangat bergantung dari kepemimpinan seorang manajer. Ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pimpinan adalah orang yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas manajerial agar tujuan unit yang dipimpinnya dapat tercapai. Sukses tidaknya seorang pemimpin sangat tergantung kepada kemampuannya untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan para bawahannya dalam mencapai tujuan dan sasaran. Dalam hal ini alat yang digunakan adalah komunikasi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki keahlian dalam berkomunikasi.


(17)

2. Peranan Komunikasi dalam Organisasi

Didalam organisasi, komunikasi merupakan kebutuhan yang vital untuk dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas manajerial. Seperti yang diungkapkan oleh T. Hani Handoko (1986:271) bahwa komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai.

Didalam organisasi, komunikasi diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Komunikasi digunakan untuk menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan, menyusun rencana untuk mencapai tujuan perusahaan, mengorganisir sumber daya manusia serta sumber-sumber lain yang diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam setiap usaha organisasi, komunikasi mempunyai peranan sentral. Ini terutama berlaku dalam masalah efektivitas organisasi proses dan pola komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan pekerja ke tujuan dan sasaran organisasi (Richard M. Steers, 1980:162).

C. Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas

Jika membicarakan masalah produktivitas, munculah satu situasi yang paradoksial (bertentangan), karena belum ada kesepakatan umum tentang maksud pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk produktivitas. Dan tak ada konsepsi, metode penerapan maupun cara pengukuran yang bebas dari kritik.

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan maksud yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output dan input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik dan nilai.


(18)

Produktivitas diartikan juga sebagai tingkatan efisiensi didalam memproduksi barang atau jasa-jasa: “produktivitas mengutamakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang”.

L. Green Berg mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas diartikan juga sebagai:

a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan.

Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja orang, namun demikian terjadi kerugian karena adanya pembatasan bahwa perbandingan produktivitas antar perusahaan dapat keliru, jika perusahaan tersebut memiliki tenaga kerja dan peningkatan modal berbeda.

Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan lebih intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang diukur secara tepat akan benar-benar menunjukkan suatu penampilan atau efisiensi. Namun demikian mungkin serikat buruh tidak seluruhnya menyetujui definisi ini. A. Bluchor dan E. Kapustin nampaknya berpegangan pada pendapat yang memisahkan produktivitas dan intensitas tenaga kerja karena ketika produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitasnya menunjukkan jumlah ketegangan kerja dan dapat dianggap sebagai “percepatan” kerja.

2. Faktor-faktor Produktivitas.

Dari pengertian-pengertian diatas, maka sinungan (2000:18) mengatakan ada dua faktor yang terdapat dalam produktivitas:


(19)

1. Investasi

Yang menjadi komponen pokok dalam investasi adalah :

a. Modal, merupakan hal yang paling pokok dalam laju suatu manajemen perusahaan agar perusahaan berjalan dengan baik.

b. Menguasai teknologi, merupakan hal yang mutlak di miliki oleh setiap orang dalam aktivitas organisasi atau perusahaan.

2. Tenaga Kerja

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah : a. Motivasi

b. Disiplin

c. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan.

I.6 Kerangka Konsep

Nawawi (1995:37) mengemukakan bahwa setelah sejumlah teori diuraikan dalam kerangka teori, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.

Dalam penelitian ini akan dirumuskan variabel-variabel yang berkenan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X), adalah variabel atau faktor yang menentukan atau

mempengaruhi ada atau munculnya gejala lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi pimpinan dan karyawan.

2. Variabel Terikat (Y), adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peningkatan produktivitas kerja pegawai PT. Logikreasi Utama Medan.


(20)

3. Variabel Antara (Z), adalah variabel yang tidak berhubungan dengan variabel dalam penelitian, tetapi ikut mempengaruhi hasil penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yaitu: jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama bekerja.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka model teoritis dari penelitian ini dapat digambarkan yaitu sebagai berikut :

Gambar Model teoritis

±

I.7 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dijelaskan, maka dibuatlah operasionalisasi variabel agar jelas penggunaanya di lapangan, adalah sebagai berikut :

TABEL 1.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan dan Karyawan

1. Keterbukaan 2. Empati 3. Dukungan 4. Rasa Positif 5. Kesamaan Variabel Terikat (Y) 1. Investasi Variabel Bebas (X)

Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan dan Karyawan

Variabel Terikat (Y) Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Logikreasi

Utama Medan

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden


(21)

PT. Logikreasi Utama Medan b. Penguasaan Teknologi 2. Tenaga Kerja

a. Motivasi b. Disiplin

c. Hubungan Kerja Harmonis

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pendidikan 4. Lama Bekerja

I.8 Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan meletakkan konsep-konsep dalam dataran operasional yang dapat diukur, maka akan dibuat beberapa definisi operasional, yaitu :

1. Variabel Bebas (X), Komunikasi antarpribadi pimpinan dan karyawan

a. Keterbukaan, merupakan komunikasi yang terjalin secara terbuka mengenai hubungan kerja antara pimpinan dengan keryawan di PT. Logikreasi Utama Medan.

b. Empati, merupakan tanggapan dari pesan-pesan yang disampaikan dan diterima dengan penuh perhatian baik itu dari pihak pimpinan kepada karyawan PT. Logikreasi Utama Medan.

c. Dukungan, merupakan dukungan terhadap komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan dengan karyawan PT. Logikreasi Utama Medan.

d. Rasa Positif, merupakan tanggapan yang baik dari komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dengan karyawan PT. Logikreasi Utama Medan. e. Kesamaan, merupakan keakraban yang timbul dalam komunikasi yang

dilakukan antara pimpinan dengan karyawan PT. Logikreasi Utama Medan. 2. Variabel Terikat (Y) : Produktivitas kerja karyawan PT. Logikreasi Utama

Medan

a. Investasi, merupakan hal pokok dalam memenuhi kebutuhan berupa alat-alat yang digunakan untuk produksi.

1. Modal, merupakan kemampuan untuk menjalankan usaha atau pekerjaan 2. Penguasaan Teknologi, merupakan kemempuan para karyawan untuk


(22)

b. Tenaga Kerja, merupakan karyawan yang bekerja di PT. Logikreasi Utama Medan

1. Motivasi, merupakan keinginan yang kuat untuk maju dan belajar yang harus dimiliki oleh PT. Logikreasi Utama Medan

2. Disiplin, merupakan hal yang harus ditanam/dimiliki oleh karyawan PT. Logikreasi Utama Medan

3. Hubungan Kerja yang Harmonis, merupakan suasana kerja yang baik, adanya saling menghargai, pengertian sehingga timbul rasa kesetia-kawanan yang akrab, yang tercipta diantara karyawan PT. Logikreasi Utama Medan.

3. Variabel Antara (Z)

Adalah karakteristik responden yang meliputi kepada jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama bekerja.

I.9 Hipotesis

Hipotesis adalah dukungan sementara mengenai masalah yang dibahas. Suatu hipotesis berfungsi sebagai asumsi akhir yang akan dibuktikan kebenarannya (Rakhmat, 1998:13).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan komunikasi antar pribadi dan produktivitas kerja karyawan PT. Logikreasi Utama Medan

Hi : Terdapat hubungan komunikasi antar pribadi dan produktivitas kerja karyawan PT. Logikreasi Utama Medan.


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi

II.1.1 Pengertian komunikasi

Menurut Effendi (2006:3-4), komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari 2 segi, yaitu :

1. Pengertian komunikasi secara etimologis

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna mengenai suatu hal.

2. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis

Secara terminologis komunikasi adalah proses suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut dijelaskan bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain sebagai konsekwensi dari hubungan sosial.

Dari 2 pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.

Menurut H.A.W Widjaja (2000:13), komunikasi merupakan sebagai hubungan atau kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai saling tukar – menukar pendapat.

Arifin dalam Liliweri (1991:1) mengemukakan dalam percakapan sehari – hari banyak orang selalu memakai kalimat – kalimat yang didalamnya mengandung kata – kata komunikasi. Disadari atau tidak kehidupan manusia selalu dibarengi dengan proses komunikasi untuk menyampaikan isi pikirannya, dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan bahkan dalam kodratnya sebagai mahluk sosial, manusia tidak terlepas dari komunikasi.

II.1.2. Unsur –Unsur Komunikasi

Adapun unsur – unsur komunikasi menurut Widjaja (2000:30-38) adalah : 1. Sumber


(24)

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya

2. Komunikator

Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan – pesan komunikasi sebagai suatu proses.

3. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. 4. Channel

Channel adalah saluran penyampaian dari apa yang disampaikan oleh komunikator.

5. Komunikan

Komunikan adalah orang atau kelompok yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

6. Effect ( hasil )

Effect adalah hasil dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan.

II.1.3 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi menurut Effendy ( 2003:55 ), yaitu : 1. Mengubah sikap ( to change the attitude ).

2. Mengubah opini / pendapat / pandangan ( to change the opinion ). 3. Mengubah perilaku ( to change the behavior ).

4. Mengubah masyarakat ( to change the society ).

II.1.4 Dampak Komunikasi

Bagian terpenting dalam berkomunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atu efek tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Dampak Kognitif adalah yang timbul dalam komunikan yang menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya

b. Dampak Efektif adalah yang timbul dalam diri komunikan bukan hanya sekedar tahu tetapi tergerak hatinya yang menimbulkan suatu perasaan tertentu.


(25)

c. Dampak Behavioral, adalah yang timbul pada diri komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

II.1.5. Proses Komunikasi

Suatu komunikasi dalam kegiatannya berlangsung melalui suatu proses, yaitu jalan dan urutan kegiatan sehingga terjadi / timbul pengertian tentang suatu hal diantara unsur – unsur yang saling berkomunikasi.

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran (gagasan, informasi, opini) atau perasaan (keyakinan, kepastian, keragu – raguan, kemarahan, dan lain sebagainya) oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2006:11)

a. Proses komunikasi secara

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, informasi, atau opini.

Bagaimana berlangsungnya proses komunikasi yang terdiri atas proses rohaniah komunikator dan proses rohaniah komunikan dengan bahasa sebagai media atau penghubung itu ?

Pertama – tama, komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti, ia memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawa – sandi (decode) pesan dari komunikator itu. Ini berarti, ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya.


(26)

Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator.

Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan dalam karyanya “Communication Research in United States “, mengatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang akan disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan (Effendy,2006:13).

Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan faktor yang penting dalam komunikasi, jika pengalaman komunikator sama dengan bidang komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar, sebaliknya bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lamgbang sebagai media pertama.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, atau televisi misalnya merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak.

Umpan balik dalam komunikasi bermedia dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. Dengan perkataan lain, komunikator mengetahui tanggapan komunikan jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas.

Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer, untuk menembus ruang dan waktu, maka dalam menata lambang – lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri – ciri atau sifat media yang akan digunakan. Hal ini didasari oleh pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Komunikan media surat, poster atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film.


(27)

Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nirmassa atu media non massa (non mass media).

II.2. Komunikasi Antarpribadi

II.2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi tidak akan terlepas selama berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Komunikasi mempunyai sasaran yang jelas. Yakni terciptanya keterpengaruhan pada pihak yang dijadikan sasaran komunikasi.

Seperti yang dikatakan Liliweri (1991:17) bahwa: “Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan”.

Sedangkan menurut Onong U Effendy (1986:61), komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara tatap muka, bisa melalui medium umpamanya telepon. Sifatnya dua arah atau timbal balik. Lebih lanjut Effendy menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi ini dikatakan efektif dalam merubah prilaku orang lain apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dipercayakan.

Komunikasi antarpribadi dapat berupa penyampaian pesan pada sekelompok orang sesuai dengan pendapat De Vito (dalam Pratikno, 1987:42) yang menyatakan: “Interpersonal communication the sending of message by one person and the receiving of message by another person, of small group of person with some effect and some immediate feedback”. (Komunikasi antarpersonal adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung).


(28)

Menurut Everett M. Rogers dalam Liliweri (1991:16) bahwa komunikasi antarpribadi merupakan aspek yang sangat penting dalam teori komunikasi. Oleh sebab itu perlu diadakan studi lebih lanjut tentang cara yang terbaik untuk memanfaatkannya. Penulis menganalisis teori – teori yang ada kaitannya dengan komunikasi antarpribadi. Sekalipun terdapat peranan diantara keduanya, namun mereka harus dapat saling melengkapi. Selanjutnya ditunjukkan juga bagaimana kedua jenis komunikasi tersebut saling berhubungan dalam rangka menciptakan komunikasi yang lebih baik.

II.2.2 Elemen – elemen Komunikasi Antar Pribadi

Apabila kita perhatikan batasan komunikasi antar pribadi dari De Vito tersebut, maka kita dapat melihat elemen-elemen apa saja yang terkandung di dalammnya. Dengan menguraikan elemen-elemen yang ada didalamnya dapatlah diuraikan proses-proses komunikasi antar pribadi yakni :

a. Adanya pesan

Pesan ialah semua bentuk komunikasi baik verbal, maupun non verbal. Dan yang dimaksud komunikasi verbal disini ialah komunikasi lisan., non verbal ialah komunikasi dengan symbol, isyarat, sentuhan, perasaan, dan penciuman

b. Adanya orang-orang atau sekelompok kecil orang.

Yang dimaksud dengan orang ialah bahwa apabila seseorang berkomunikasi, paling sedikit akan melibatkan dua orang, tetapi mungkin juga akan melibatkan sekelompok kecil orang.

c. Adanya penerimaan pesan

Yang dimaksud dengan penerimaan pesan ialah bahwa dalam suatu komunikasi antar pribadi, tentu pesan-pesan yang dikirimkan oleh seseorang harus diterima oleh orang lain. Misalnya kita berbicara dengan seseorang yang sedang memakai telepon dan mendengarkan musik tertentu, sudah tentu komunikasi kita akan sukar


(29)

atau tidak dapat diterima oleh orang tersebut, dengan demikian komunikasi antar pribadi tidak akan terjadi.

d. Adanya efek

Dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi beberapa efek. Efek mengkin berupa suatu persetujuan mutlak atau ketidaksetujuan mutlak, mungkin berupa suatu pengertian persetujuan mutlak atau ketidaksetujuan mutlak pula. Dengan demikian si penerima tentu akan terpengaruh pula oleh pengiriman komunikasi oleh komunikator.

e. Adanya umpan balik

Yang dimaksud dengan umpan balik ialah pesan yang dikirim kembali oleh si penerima, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bias berupa kata-kata, kalimat, gerakan mata, senyuman, anggukkan kepala atau gelengan kepala.

II.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Antar pribadi

Ciri-ciri Komunikasi interpersonal menurut Widjaja (1991:139) adalah sebagai berikut:

a. Keterbukaan, merupakan segala gagasan, ide atau permasalahan dan kendalanya diungkapkan secara terbaku dan bebas, karena antara komunikan dan komunikator harus saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing. b. Empati, merupakan pesan-pesan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan

penuh perhatian oleh kedua-belah pihak tanpa berpura-pura.

c. Dukungan, merupakan ide atau gagasan yang dikemukakan hendaknya mendapatkan dukungan dari kedua-belah pihak, dengan adanya dukungan tersebut akan menimbulkan semangat dalam melaksanakan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan.


(30)

d. Rasa positif, merupakan rasa positif yang timbul di dalam berkomunikasi sehingga dapat menghindari hal-hal yang mengakibatkan pihak-pihak yang berkomunikasi berprasangka atau curiga dengan yang lain.

e. Kesamaan, merupakan komunikasi yang berlangsung akan terasa terjalin akrab dan kuat antara pihak-pihak yang berkomunikasi.

Sedangkan Reardon (dalam Liliweri, 1991:13) telah mengemukakan enam ciri-ciri komunikasi antarpribadi yaitu :

1. Dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong.

2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. 3. Kerap kali berbalas-balasan.

4. Mempersyaratkan adanya hubungan (paling sedikit 2 orang) antar pribadi. 5. Suasana hubungan harus bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan. 6. Menggunakan lambing-lambang yang bermakna.

Dari ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan dapat dijelaskan agar tujuan komunikasi antarpribadi tercapai maka pimpinan sebagai komunikator harus bisa menarik perhatian bawahannya sebagai komunikannya tentang suatu pesan sehingga terjalin suatu kontak langsung dalam bentuk tatap muka yang dapat merubah prilaku komunikan, dan hubungan ini akan menimbulkan efek dan umpan balik yang langsung.

II.2.4 Teknik Komunikasi Antar Pribadi

Agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan, maka diperlukan suatu teknik berkomunikasi yang baik. Menurut The Liang Gie (dalam Wursanto 1997:107-108) teknik diartikan sebagai cara yang tepat untuk mengerjakan sesuatu, biasanya merupakan kecakapan yang dimiliki oleh orang yang tergolong ahli. Teknik berbicara menyangkut cara atau kemampuan seseorang dalam mengutarakan


(31)

pendapat, pikiran, melalui ucapan kata-kata yang baik, benar, sehingga apa yang diucapkan itu mengandung suatu pengertian yang jelas. Frekwensi penyampaian pesan juga berpengaruh dalam keefektifan komunikasi, semakin sering pesan itu disampaikan maka semakin besar kemungkinan pesan itu diterima oleh komunikan.

Menurut Cangara (1998:37), syarat seseorang komunikator adalah mempunyai kekuatan yang artinya seorang komunikator mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan secara baik kepada komunikan.

Ketika melakukan aktivitas komunikasi, pesan yang kita sampaikan harus jelas dan dapat dimengerti oleh komunikan, sehingga tidak menggangu atau menghambat jalannya komunikasi. Oleh karena itu maka pesan-pesan yang akan disampaikan harus disusun dengan baik. Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1981:37) menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberi tanggapan yang dikehendaki.

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan akan dapat diterima dengan baik oleh komunikan apabila komunikan mengerti atau memahami isi


(32)

pesan tersebut. Jadi factor komunikan juga mempengaruhi proses komunikasi. Tanda-tanda komunikasi yang efektif adalah paling tidak menimbulkan lima hal yaitu : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan (Tubbs and Moss, dalam Rakhmat,1991:13). Kelima hal ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana tindakan sebagai wujud keterpengaruhan tertinggi. Terciptanya pengertian biasanya akan menimbulkan kesenangan untuk menerima seluruh informasi, selanjutnya terjadi perubahan sikap. Timbul perasaan menghargai informasi yang berarti mengerti akan komunikator, terbentuklah hubungan baik sehingga mempu menggerakkan komunikan untuk bergerak atau bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.

Menurut Suwardi (1978:45) sifat persuasif dalam komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Informasi yang disampaikan harus didasarkan pada khalayak atau sasarannya. b. Komunikasi harus selalu berupaya membentuk pendapat yang positif dari

sasarannya, dengan memberikan rangsangan atau stimuli. c. Mendorong pihak sasaran untuk ikut serta.

d. Keikutsertaan ini akan merangsang terjadinya perubahan sikap.

e. Bila perubahan sikap telah terjadi, maka pembinaan perlu dilakukan agar partisipasi itu terpelihara.

Selanjutnya Liliweri mengatakan dalam melakukan komunikasi antar pribadi ini, terdapat berbagai factor yang mempengaruhi berkembangnya komunikasi antar pribadi tersebut, antara lain (Liliweri, 1991:17).

1. Persepsi Sosial

Dapat dikatakan sebagai kesadaran dan penilaian individu akan adanya orang lain atau perilaku orang lain yang terjadi disekitarnya. Selain itu persepsi social dapat juga


(33)

dikatakan sebagai penilaian terhadap penampilan fisik (physical appereance) dan ciri-ciri perilaku orang lain. Dalam pembentukan persepsi sosial dari seseorang, ada beberapa faktor yang turut mempengaruhinya antara lain :

a. Stereotip

Pandangan individu mengenai ciri-ciri tingkah laku sekelompok orang tertentu (seperti kelas ekonomi, pendidikan, bentuk tubuh, jenis kelamin dan sebagainya) sangat mempengaruhi kesan pertama individu tersebut. Misalnya saja bila seseorang bertemu dengan orang batak, maka gambarannya terhadap orang tersebut dipengaruhi oleh gambaran stereotip yang dimiliki orang tersebut terhadap orang batak (seperti, orang batak itu keras, suka berbicara terus terang dan sebagainya).

b. Persepsi diri

Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri ternyata juga sangat mempengaruhi pembentukan kesan pertama terhadap orang lain. Beberapa penelitian, antara lain penelitian yang dilakukan Gage dan Cronbach (1995) menunjukkan adanya kecenderungan seseorang untuk melihat kesamaan yang ada antara individu dengan orang asing yang ditemuinya. Misalnya, orang asing yang dianggap mempunyai kesamaan dengan dirinya sendiri, akan memunculkan kesan yang berbeda dibandingkan dengan orang asing yang sama sekali berbeda dengan dirinya.

c. Situasi dan kondisi yang ada

Situasi dan kondisi dimana kita menjumpai seseorang juga memberikan kesan yang berbeda terhadap orang tersebut. Misalnya saja A bertemu dengan B sedang shalat di Mesjid, akan berbeda bila dibandingkan dengan bila A bertemu C saat sedang mabuk-mabukkan disebuah warung pinggir jalan.


(34)

d. Ciri-ciri yang ada dalam diri seseorang

Ciri khas individual, termasuk didalamnya ciri-ciri fisik seseorang jelas sangat mempengaruhi kesan pertama kita terhadap seseorang, dengan kata lain juga akan mempengaruhi persepsi sosial kita misalnya saja bila kita bertemu dengan orang yang ramah dan sopan tentu akan menampilkan kesan berbeda bila dibandingkan ketika kita bertemu dengan orang yang urakan dan sombong.

2. Daya Tarik Interpersonal

Bila persepsi seseorang memberikan kesan pertama terhadap orang lain, maka dalam kaitan pengembangan hubungan antar pribadi, peranan daya tarik interpersonal (Interpersonal Attraction) juga menempati posisi yang penting dalam perkembangan hubungan antar pribadi tersebut. Daya tarik interpersonal itu sendiri, merupakan evaluasi positif dan negatif seseorang terhadap orang lain.

Hal yang mempengaruhi daya tarik interpersonal : a. Kesamaan sikap

Seseorang cenderung menyukai orang lain yang mempunyai kesamaan sikap dengan dirinya. Seringkali, semakin besar kesamaan sikap antara mereka, maka semakin kuat daya tarik interpersonalnya.

b. Daya tarik fisik

Pada umumnya lebih berpengaruh untuk kesan pertama, tetapi untuk kesan selanjutnya biasanya daya tarik fisik berkurang kekuatannya. Posisi daya tarik fisik pada pertemuan-pertemuan selanjutnya mulai digantikan oleh kehadiran ciri-ciri kepribadian, kecerdasan, kebiasaan dan sebagainya.

c. Respon efektif terhadap orang lain

Perasaan seseorang terhadap orang lain ternyata mempunyai kekuatan yang cukup besar dalam membantu mengembangkan hubungan interpersonal yang


(35)

lebih jauh. Meskipun mereka berbeda pandangan pada beberapa isu tertentu, misalnya saja tidak ada kesamaan pandangan mengenai kawin campur, perceraian, kesehatan anak dan sebagainya. Tetapi bila mereka saling mengagmi, hubungan mereka seringkali dapat juga menjadi akrab. Sehingga dalam hal ini, respon aktif seseorang terhadap orang lain memainkan peranan untuk membantu mereka membina hubungan antar pribadi (interpersonal).

3. Sikap ataupun Prasangka

Prasangka (prejudice) merupakan penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta ataupun informasi yang tidak lengkap. Bila seseorang berprasangka, maka sebelum orang itu tahu benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan pendapatnya mengenai hal tersebut dan berdasarkan pandangannya itu membentuk sikapnya.

II.3 Komunikasi dalam Organisasi

II.3.1 Pimpinan dan Pegawai

Masalah kepemimpinan tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai manajemen. Sebab sukses tidaknya suatu tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah organisasi sangat bergantung dari kepemimpinan seorang manajer. Ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pimpinan adalah orang yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas manajerial agar tujuan unit yang dipimpinnya dapat tercapai. Sukses tidaknya seorang pemimpin sangat tergantung kepada kemampuannya untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan para bawahannya dalam mencapai tujuan dan sasaran. Dalam hal ini alat yang digunakan adalah komunikasi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki keahlian dalam berkomunikasi.


(36)

Kemudian mengutip pendapat Siagian (1991:12) mengatakan bahwa pimpinan adalah orang yang mempunyai bawahan, seseorang dapat dikatakan sebagai pimpinan apabila ia mampu untuk dapat mengendalikan, membimbing, menuntun dan menggerakkan bawahannya sesuai dengan kehendak yang diinginkannya. Sedangkan bawahan adalah merupakan orang yang digerakkan oleh pimpinan atau pimpinan sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Jadi hubungan antara pimpinan dan bawahan dalam sebuah kegiatan kerja adalah merupakan kegiatan yang saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.

II.3.2 Peranan Komunikasi dalam Organisasi

Didalam organisasi, komunikasi merupakan kebutuhan yang vital untuk dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas manajerial. Seperti yang diungkapkan oleh T. Hani Handoko (1986:271) bahwa komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai.

Didalam organisasi, komunikasi diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Komunikasi digunakan untuk menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan, menyusun rencana untuk mencapai tujuan perusahaan, mengorganisir sumber daya manusia serta sumber-sumber lain yang diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam setiap usaha organisasi, komunikasi mempunyai peranan sentral. Ini terutama berlaku dalam masalah efektivitas organisasi proses dan pola komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan pekerja ke tujuan dan sasaran organisasi (Richard M. Steers, 1980:162).

Menurut T. Hani Handoko (1986:279), saluran komunikasi dalam organisasi terbagi dua yaitu :


(37)

1. Komunikasi formal, ditentukan oleh struktur organisasi atau ditunjukkan oleh berbagai sarana formal lainnya. Dan tipe saluran-saluran dasar komunikasi formal adalah vertikal, lateral/horizontal dan diagonal.

a. Komunikasi vertikal, terdiri dari komunikasi keatas dan kounikasi kebawah sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward communiction) mulai dari manajemen puncak kemudian mengalir kebawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Fungsi komunikasi kebawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi. Komunikasi ke atas (Upward communication) berfungsi untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas, tentang apa yang terjadi pada tingkatan manajemen bawah yaitu meliputi laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.

b. Komunikasi lateral/horizontal, meliputi hal-hal berikut ini :

- Komunikasi diantara para anggota dalam kelompok kerja yang sama. - Komunikasi yang terjadi antara departemen-depertemen pada tingkatan

organisasi yang sama. Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. Komunikasi lateral selain membantu koordinasi kegiatan-kegiatan lateral, juga menghindari prosedur pemecahan masalah yang lambat.


(38)

c. Komunikasi diagonal, merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan departemen lini dan staff.

2. Komunikasi Informal, merupakan bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan berbagai maksud antara lain yaitu :

a. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.

b. Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan. c. Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

d. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.

Ig. Wursanto (1987:37) membagi bentuk saluran komunikasi menjadi tiga bagian yaitu komunikasi formal, informal dan nonformal.

Komunikasi formal ialah komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas telah diatur dan telah ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi ini dapat berbentuk perintah, saran, laporan, rapat dan konfrensi.

Ciri-ciri komunikasi formal adalah :

Informasi yang disampaikan mempunyai sanksi resmi. Ciri-cirinya menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan itu mempunyai informasi yang tepat guna dan tepat waktu.

a. Komunikasi formal bersumber dari perintah resmi dan perintah-perintah itu hanya diberikan oleh orang-orang yang berwenang.

b. Komunikasi formal bertalian erat dengan masalah proses penyelenggaraan kerja, dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.


(39)

c. Dalam praktek komunikasi formal lebih ditonjolkan penggunaan sarana yang dipergunakan pada umumnya pempergunakan surat.

Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi disuatu organisasi, tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi ini merupakan komunikasi yang tidak mendapat pengakuan resmi. Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan bagian dari komunikasi informal dan merupakan berita atau kabar angin atau desas-desus. Dalam hal kebenaran informasi kemungkinan informal bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Yang termasuk dalam pengertian komunikasi informal adalah :

a. Komunikasi yang dilakukan para anggota organisasi atas kehendak sendiri atau hasrat pribadi.

b. Komunikasi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat dengan menyimpang dari struktur organisasi yang resmi.

c. Komunikasi yang dilakukan oleh para pegawai (pejabat) dengan mengadakan penyimpangan terhadap peraturan-peraturan tertentu untuk kepentingan kehidupan organisasi.

Fungsi komunikasi informal adalah memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal, penyebaran informasi yang bersifat prive (gosip, desas-desus). Komunikasi ini sifatnya tidak resmi, tetapi memegang peranan penting dalam rangka memelihara persahabatan dalam kelompok informal.

Komunikasi non formal adalah komunikasi antara yang bersifat resmi dengan tidak resmi, antara yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi dengan jalinan pekerjaan yang berkenaan dengan hubungan pribadi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi formal merupakan keseluruhan sikap yang dilakukan secara resmi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas


(40)

pekerjaan organisasi, berdasarkan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan resmi dalam organisasi. Komunikasi nonformal merupakan jembatan/perantara antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat pula mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal. Oleh karena itu komunikasi nonformal merupakan saluran bagi pimpinan untuk mendapatkan gagasan baru, ide baru, metode baru yang sangat berguna bagi pimpinan dalam rangka menggerakkan organisasi kearah tercapainya tujuan organisasi. Dengan demikian antara komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan.

II.4 Produktivitas

II.4.1 Pengertian Produktivitas

Jika membicarakan masalah produktivitas, munculah satu situasi yang paradoksial (bertentangan), karena belum ada kesepakatan umum tentang maksud pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk produktivitas. Dan tak ada konsepsi, metode penerapan maupun cara pengukuran yang bebas dari kritik.

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan maksud yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output dan input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik dan nilai.

Produktivitas diartikan juga sebagai tingkatan efisiensi didalam memproduksi barang atau jasa-jasa: “produktivitas mengutamakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang”.


(41)

L. Green Berg mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas diartikan juga sebagai:

e. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

f. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan.

Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja orang, namun demikian terjadi kerugian karena adanya pembatasan bahwa perbandingan produktivitas antar perusahaan dapat keliru, jika perusahaan tersebut memiliki tenaga kerja dan peningkatan modal berbeda.

Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan lebih intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang diukur secara tepat akan benar-benar menunjukkan suatu penampilan atau efisiensi. Namun demikian mungkin serikat buruh tidak seluruhnya menyetujui definisi ini. A. Bluchor dan E. Kapustin nampaknya berpegangan pada pendapat yang memisahkan produktivitas dan intensitas tenaga kerja karena ketika produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitasnya menunjukkan jumlah ketegangan kerja dan dapat dianggap sebagai “percepatan” kerja.

Kita telah menyebutkan beberapa definisi, namun cukuplah mampu mengetahui perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan.

Persoalan pencapaian suatu definisi “produktivitas” yang mendetail bukanlah masalah produktivitas itu sendiri, namun suatu masalah luar produktivitas yang merupakan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran manajemen dalam sistem dan


(42)

organisasinya dimana tujuan yang berbeda memerlukan pendekatan berbeda pula untuk mendefenisikan pruduktivitas.

IV.2 Faktor-faktor Produktivitas.

Dari pengertian-pengertian diatas, maka sinungan (2000:18) mengatakan ada dua faktor yang terdapat dalam produktivitas:

1. Investasi

Yang menjadi komponen pokok dalam investasi adalah :

a. Modal, merupakan hal yang paling pokok dalam laju suatu manajemen perusahaan agar perusahaan berjalan dengan baik.

b. Menguasai teknologi, merupakan hal yang mutlak di miliki oleh setiap orang dalam aktivitas organisasi atau perusahaan.

2. Tenaga Kerja

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah :

a. Motivasi, adalah usaha / kegiatan dari manajer untuk menimbulkan/meningkatkan semangat dan kegairahan kerja daripada pekerja-pekerja/karyawan. Motivasi juga dapat dikatakan suatu bentuk kegiatan atau usaha didalam meningkatkan semangat, kegairahan kerja dan produktivitas kerja dari pada karyawan dari suatu perusahaan atau organisasi.

b. Disiplin, Kedisiplinan ini merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, maka akan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Definisi disiplin kerja yang dikemukakan oleh Nitisemito (1991 : 199) adalah sebagai berikut : Disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan


(43)

peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis”. Disiplin kerja menurut (Hani Handoko 1990 : 153) adalah sebagai berikut: Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi” (Hani Handoko 1990 : 153-154) juga mengemukakan bahwa ada dua tipe kegiatan pendisiplinan yaitu:

1. Displin Preventif adalah Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawannya untuk mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.

2. Disiplin Korektif adalah Kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut.

Disiplin menurut (Heri Simamora 1995 : 565) sebagai berikut : Bentuk pengendalian diri karyawan, dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan kesungguhan tim kerja. Jadi pada dasarnya kedisiplinan kerja adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk mengukur atau mengetahui, apakah fungsi-fungsi MSDM lainnya secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak oleh perusahaan.

c. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan. Hubungan Industrial yang harmonis merupakan hubungan yang konstruktif antara pekerja dan pengusaha, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kelangsungan usaha. Untuk itu, peningkatan kesadaran dan saling keterbukaan menghargai kepentingan masing-masing pihak merupakan suatu kondisi yang perlu diciptakan di dalam perusahaan. komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan hubungan industrial. Komunikasi yang kurang efektif dapat berakibat, tidak hanya pada hubungan


(44)

yang kurang harmonis dalam lingkungan kerja, namun lebih jauh adalah terjadinya distorsi pemahaman akan berbagai kebijakan manajemen, yang tentu saja dapat berakibat buruk bagi perusahaan. Sehingga, mutlak diperlukan dalam hubungan industrial adalah kemampuan berkomunikasi, menyampaikan pesan-pesan kepada bawahan tentang kebijakan perusahaan.


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di PT. LOGIKREASI UTAMA, Gedung Antara Jl. Puteri Hijau No. 12 Medan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987, dengan motto “Kami Melayani Anda Lebih Baik”, PT. LOGIKREASI UTAMA telah berhasil mambuktikan dirinya sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi dibanggakan, baik dalam bisnis penjualan komputer, maupun dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya.

PT. LOGIKREASI UTAMA telah berkembang bukan hanya sebagai perusahaan yang menjual dan mendistribusikan komputer serta peripheral lain seperti printer dan scanner, tapi juga memastikan diri menjadi perusahaan IT Nasional, yaitu dengan menawrkan produk-produk jaringan, baik untuk kebutuhan Local Area Network maupun Wide Area Network. Lebih khusus lagi PT. LOGIKREASI UTAMA bergerak dalam bidang System Integrator.

Sumber daya manusia yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap kepuasan pelanggan dan perkembangan teknologi komputer. Menyelaraskan kedua komitmen tersebut sambil terus memberikan manfaat bagi stack – holder merupakan tantangan seluruh karyawan.

Keinginan untuk berkembang menjadikan PT. LOGIKREASI UTAMA yang terbesar di Sumatera dengan 5 outlet dan 2 cabang yang tersebar di kota Medan, Pekan Baru dan Jakarta. Sedangkan dalam operasi sehari – hari, pelayanan PT. LOGIKREASI UTAMA terbagi dalam 5 bidang yaitu :

1. On – site Warranty dan Technical Hotline 2. Hardware dan Software

3. System Integrator 4. Service Centre 5. Training Centre


(46)

III.1.2 Struktur Organisasi


(47)

III.2 Metode Penelitian

Untuk penelitian ini digunakan metode penelitian korelasinal yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya (Rakhmat, 1997:27).

III.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Singarimbun (1998:152) populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Jadi populasi merupakan keseluruhan unit individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Dari uraian diatas, maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan yang terdapat di PT. Logikreasi Utama Medan dengan jumlah 112 orang (sumber buku catatan personalia PT. Logikreasi Utama).

2. Sampel

Menurut Singarimbun (1998:152) menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil yang akan diteliti. Menurut Nawawi (1995:145) apabila populasinya kecil, maka sampelnya adalah seluruh populasi atau disebut juga sebagai sampel total (total sampling). Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Logikreasi Utama Medan dengan jmlah 112 orang. Dengan demikian penelitian ini disebut juga penelitian populasi.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang mempelajari dan mengumpulkan data-data dan literature serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini (Nawawi, 1995:30).

b. Penelitian Lapangan

Pengumpulan data secara langsung diperoleh dengan menyebarkan angket kepada responden untuk memilih salah satu jawaban yang telah disediakan (Nawawi, 1995:31).


(48)

III.5 Teknik Analisis Data

Merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995:23).

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis melalui beberapa tahap yaitu :

a. Analisa Tabel Tunggal (Analisis Deskriptif)

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom yaitu sejumlah frekwensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:266).

b. Uji Reliabilitas dan Validitas Kuesioner

Untuk memberikan keyakinan apakah data yang dikumpulkan melalui kuesioner betul-betul menggambarkan fenomena yang ingin diukur. Maka informasi yang berhubungan dengan validasi dan reliabilitas instrumen perlu dikemukakan. Validasi menunjukkan sejauh mana alat ukur (instrumen) yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui validasi instrumen, menggunakan rumus korelasi product moment (ri)

2 2

2

2 ( ) ( ( )

( ) ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n ri ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

ri = Korelasi product moment

X = Total Jawaban item-I dari setiap responden Y = Total Jawaban keseluruhan item

n = Jumlah Responden

(Husain Umar, 2000 : 190) Untuk menguji ri tersebut apakah valid atau tidak (pada tingkat

α

=0,5) di gunakan rumus uji :

) 1 ( ) 2 ( 2 i i r n r t − − =

(Husein Umar, 2000 : 316) Apabila thitung > ttabel maka instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila thitung < ttabel maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.


(49)

Reliabilitas adalah sebuah angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur/instrumen di dalam mengukur gejala yang sama.. Di sini penulis menggunakan metode Alpha (

α

) untuk mengukur reliabilitas instrumen, sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Husain Umar (2000 : 207) bahwa :

Mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 – 1, tetapi merupakan rentang antara beberapa nilai, misalnya 0 – 10 atau 1 – 100 atau bentuk skala 1 – 3, 1 – 5, atau 1 – 7 dan seterusnya dapat digunakan rumus Alpha. Rumus ini ditulis sebagai berikut :

    ∑       − = 2 2 11 1 1 t b k k r σσ

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

2

t

σ = Varian total

2

b

σ

∑ = Jumlah varian butir Rumus varian yang digunakan :

n n X X

2 2 (∑ ) ∑

= σ

c. Analisis Korelasi

Analisis ini menggunakan rumus Koefisien Product oleh Karl Person (Rakhmat, 2000:148), dimaksudkan untuk mencari keeratan tingkat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Untuk menafsirkan keadaan hubungan atau kekuatan digunakan pedoman Guilford (Rakhmat, 2000:29) yaitu :

Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali 0,21 – 0,40 : Hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 : Hubungan cukup berarti 0,71 – 0,90 : Hubungan yang tinggi, kuat

Lebih dari 0,91 : Hubungan sangat kuat sekali, sangat tinggi.

Untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan dilakukan dengan uji determinasi D = ( rxy ) 2 x 100 % (Sudjana, 1984:353).

d. Uji Hipotesis

Menurut Rakhmat (2000:29) uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengetahui signifikan hubungan antar variabel, terlebih dahulu dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut :


(50)

H0 : r = 0

atau Tidak ada hubungan komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan dengan peninggkatan produktivitas kerja karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan.

H1 : r # 0

atau Ada hubungan komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan dengan peninggkatan produktivitas kerja karyawan di PT. Logikreasi Utama Medan.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji t dengan rumus :

2

2

r n

n r thitung

− −

= (Husein Umar, 2000 : 316) Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak, artinya signifikan, dan Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima, artinya tidak signifikan.


(51)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian sebagai upaya untuk mengumpulkan data maka peneliti mengambil beberapa langkah untuk penelitian ke lapangan.

1. Persiapan Awal

Pada tahap awal, peneliti meminta surat izin penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU untuk mengadakan penelitian di PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN.

2. Penyebaran Angket

Penyebaran angket dilakukan di PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN dan disebarkan pada waktu jam kerja karyawan. Angket disebarkan kepada 112 orang karyawan PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN, dan diberikan waktu selama 1 hari.

3. Penyajian Data

Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data dilapangan, maka diperoleh data tentang responden. Berikut adalah distribusi identitas responden dan distribusi jawaban responden atas setiap pertanyaan dengan menggunakan tabel tunggal.

IV.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal pada bagian ini akan melihat tentang seberapa besar gambaran umum mengenai kondisi karakteristik responden, komunikasi antar pribadi antara pimpinan dan karyawan ( Variabel X ) dan peningkatan produktivitas kerja karyawan PT. Logikreasi Utama Medan ( Variabel Y ).


(52)

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase

1. Pria 68 60.71

2. Wanita 44 39.28

Jumlah 112 100%

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa dari 112 responden yang terdapat di PT. Logikreasi Utama Medan terdapat 68 (60.71%) orang responden dengan jenis kelamin pria dan 44 (39.28 %) orang responden dengan jenis kelamin wanita, hal ini menandakan responden yang akan diteliti di PT. Logikreasi Utama Medan adalah sebanyak 112 orang yang mana 68 orang responden adalah yang berjenis kelamin pria dan 44 orang responden adalah yang berjenis kelamin wanita.

Tabel 4.2 Usia responden

No. Usia Frekuensi Persentase

1. 20-24 Tahun 3 2.678

2. 25-34 Tahun 64 57.14

3. 35-39 Tahun 33 29.46

4. 40 Tahun keatas 12 10.71

Jumlah 112 100%

Berdasarkan tabel 2 diatas maka diperoleh data yang menunjukkan bahwa dari 112 orang responden yang diteliti di PT. Logikreasi Utama Medan terdapat 3 orang (2.678 %) orang responden yang berusia 20 – 24 tahun, 64 (57.14 %) orang responden yang berusia 25 – 34 tahun, 33 (29.46 %) orang responden yang berusia 35 – 39 tahun, dan 12 (10.71 %) orang responden yang berusia 40 tahun keatas. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang terdapat di PT. Logikreasi Utama Medan dengan responden terbesar adalah yang berusia 25 – 34 tahun yakni sebanyak 64 orang dengan tingkat persentase 57.14 %.


(53)

Tabel 4.3

Pendidikan Responden

No. Pendidikan Frekuensi Persentase

1. SMU 22 19.64

2. Diploma I s/d III 41 36.60

3. Strata I 49 43.75

Jumlah 112 100%

Berdasarkan tabel 3 diatas maka diperoleh data yang menunjukkan bahwa dari 112 orang responden yang diteliti di PT. Logikreasi Utama Medan terdapat 22 (19.64 %) orang responden memiliki pendidikan sekolah menengah umum, 41 (36.60 %) orang responden memiliki pendidikan diploma I s/d III, serta sebanyak 49 (43.75 %) orang responden yang memiliki pendidikan Strata I. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa PT. Logikreasi Utama Medan banyak merekrut karyawannya dari orang yang berpendidikan Strata I.

Tabel 4.4 Lama bekerja

No. Lama bekerja Frekuensi Persentase

1. 1 – 5 Tahun 35 31.25

2. 6 – 9 Tahun 29 25.89

3. 10 – 14 Tahun 28 25

4. 15 Tahun keatas 20 17.85

Jumlah 112 100%

Data dari tabel diatas maka diperoleh data yang menunjukkan bahwa dari 112 orang responden yang diteliti di PT. Logikreasi Utama Medan terdapat 35 (31.25 %) orang menyatakan sudah bekerja selama 1 -15 tahun, 29 (25.89 %) orang menyatakan sudah bekerja selama 6 – 9 tahun, 28 (25 %) orang menyatakan sudah bekerja selama 10 – 14 tahun dan 20 (17.85 %) orang menyatakan sudah bekerja selama 15 tahun lebih. Dapat diketahui bahwa responden terbesar dalam penelitian ini adalah responden yang telah bekerja selama 1 – 5 tahun.


(54)

2. Komunikasi Antar Pribadi Antara Pimpinan Dan Pegawai ( Variabel X )

Tabel 4.5

Komunikasi dengan pimpinan

No. Pendapat Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat sering 8 7,142

2 Sering 32 32,32

3 Cukup 47 41,96

4 Jarang 12 10,71

5 Tidak pernah 13 11,60

Jumlah 112 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa 8 (7.142 %) orang responden menyatakan pimpinan sangat sering melakukan komunikasi secara langsung dengan karyawan PT. Logikreasi Utama Medan, 32 (32,32 %) orang menyatakan sering, 47 (41.96 %) orang menyatakan cukup, 12 (10.71 %) orang menyatakan jarang, dan 13 (11.69 %) orang menyatakan bahwa pimpinan tidak pernah melakukan komunikasi langsung dengan karyawan. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 47 (41.96 %) orang karyawan menyatakan bahwa pimpinan PT. Logikreasi Utama Medan cukup sering melakukan komunikasi secara langsung dengan karyawannya.

Tabel 4.6

Masukan, ide atau gagasan kepada pimpinan

No. Pendapat Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat sering 8 7,142

2 Sering 17 15,17

3 Cukup 12 10,71

4 Jarang 7 6,25

5 Tidak pernah 68 60.71

Jumlah 112 100%


(1)

Responden

X

Y

89

26

22

90

25

29

91

34

20

92

26

34

93

45

25

94

35

29

95

36

24

96

25

14

97

45

34

98

26

34

99

35

29

100

36

25

101

25

20

102

48

29

103

26

34

104

26

25

105

48

33

106

36

29

107

26

22

108

45

25

109

25

33

110

48

25

111

36

29


(2)

Lampiran :

Hasil perhitungan reliabilitas dan validitas dengan SPSS Ver. 15 :

Reliability

Notes

Output Created 13-FEB-2008 22:07:43

Comments

Input Active Dataset DataSet2 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working

Data File 112

Matrix Input Missing Value

Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007

VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015

VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023

VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Resources Elapsed Time 0:00:00,03 Memory Available 786944 bytes

Largest Contiguous Area 786944 bytes Workspace Required 1472 bytes

Processor Time 0:00:00,02


(3)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 112 100,0 Excluded(

a) 0 ,0

Total 112 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items ,794 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 3,0893 1,07010 112 VAR00002 2,0179 1,40771 112 VAR00003 2,5089 ,91036 112 VAR00004 2,4911 1,25917 112 VAR00005 3,6161 ,76223 112 VAR00006 2,0804 1,09986 112 VAR00007 2,2411 1,27516 112 VAR00008 3,4732 1,14656 112 VAR00009 1,2946 ,65262 112 VAR00010 2,8750 1,33643 112 VAR00011 4,4554 ,72146 112 VAR00012 2,6429 ,94780 112 VAR00013 4,5268 ,69697 112 VAR00014 4,4554 ,78141 112 VAR00015 3,5982 1,35207 112 VAR00016 2,3125 1,23778 112 VAR00017 3,5357 ,84819 112 VAR00018 3,0179 1,03089 112 VAR00019 3,7143 ,79897 112 VAR00020 3,9643 1,15414 112 VAR00021 3,3036 1,23638 112 VAR00022 4,2054 ,78429 112 VAR00023 4,3393 ,87563 112 VAR00024 4,4643 ,72197 112 VAR00025 4,4821 ,68421 112


(4)

Mean Std. Deviation N VAR00028 3,7679 1,09858 112 VAR00029 2,0536 1,30031 112 VAR00030 2,3661 ,92020 112

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 96,2679 124,991 ,518 ,778 VAR00002 97,3393 119,199 ,564 ,773 VAR00003 96,8482 125,463 ,600 ,777 VAR00004 96,8661 121,468 ,557 ,775 VAR00005 95,7411 129,563 ,483 ,783 VAR00006 97,2768 136,184 ,044 ,800 VAR00007 97,1161 127,869 ,313 ,788 VAR00008 95,8839 130,446 ,258 ,790 VAR00009 98,0625 130,744 ,492 ,784 VAR00010 96,4821 120,234 ,563 ,774 VAR00011 94,9018 136,720 ,076 ,796 VAR00012 96,7143 122,458 ,723 ,771 VAR00013 94,8304 137,097 ,057 ,796 VAR00014 94,9018 138,756 -,046 ,800 VAR00015 95,7589 132,004 ,151 ,797 VAR00016 97,0446 123,629 ,485 ,779 VAR00017 95,8214 128,544 ,481 ,782 VAR00018 96,3393 134,659 ,117 ,796 VAR00019 95,6429 134,376 ,189 ,792 VAR00020 95,3929 128,205 ,344 ,786 VAR00021 96,0536 128,556 ,301 ,789 VAR00022 95,1518 135,734 ,119 ,795 VAR00023 95,0179 132,792 ,246 ,791 VAR00024 94,8929 134,511 ,208 ,792 VAR00025 94,8750 135,264 ,175 ,793 VAR00026 94,7232 130,815 ,344 ,787 VAR00027 95,5268 128,990 ,267 ,791 VAR00028 95,5893 129,055 ,331 ,787 VAR00029 97,3036 139,024 -,072 ,808 VAR00030 96,9911 133,414 ,200 ,792


(5)

Hasil perhitungan korelasi dengan SPSS Ver. 15 :

Correlations

VAR_Y VAR_X

Pearson Correlation VAR_Y 1,000 ,104 VAR_X ,104 1,000 Sig. (1-tailed) VAR_Y . ,138 VAR_X ,138 .

N VAR_Y 112 112

VAR_X 112 112

Model Summary

Model R R Square

Change Statistics

R Square

Change F Change

Sig. F Change 1 ,104(a) ,011 ,011 a Predictors: (Constant), VAR_X


(6)

36

STRUKTUR ORGANISASI PT. LOGIKREASI UTAMA

Board Of Director

Director Wholesales Director Finance&Acc. Director

Training Supervisor Showroom Service

Manager

System Account Manager

Divisi - 1 Account Manager Divisi - 2

Setup Engineer Delivery Business Rep Technical

Hardware Delivery

System

Engineer RepresentativeBusiness

Business Representative Support Engineer Support Manager Support Engineer

Purchasing Accounting Outlet

Manager Finance-Manager

Warehouse Supervisor A. Payable External A. Receivable Cashier Pembukuan

H R D Division

Operator

Sekretaris

warehouse operation Setup &

Delivery Delivery Office Girl Administrasi Collector Software Dev. Supervisor Deputy Direct Selling Manager

Purchasing-SID Marcom Staff Acc Web Sekretaris Business G. Ledger Programmer Invoicing

Support & Adm Sekretaris Sekretaris Sekretaris Administrasi Sekretaris Sekretaris


Dokumen yang terkait

Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan)

7 68 85

Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

0 58 136

Peran Komunikasi Antar Pribadi(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan).

0 57 127

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Produktivitas Kerja.

0 23 107

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Komunikasi antar pribadi dan peningkatan kinerja karyawan(studi korelasional peranan komunikasi antar pribadi terhadap peningkatan kinerja karyawan PTPN IV Unit Kebun Laras).

2 35 134

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline Officer)

2 41 72

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pa

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 1 10

Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan)

0 0 15