Respon Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Terhadap Dosis Pupuk Guano

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) berasal dari wilayah antara Bolivia
bagian selatan dan Argentina barat laut, Amerika Selatan. Bangsa Portugis
membawa kacang tanah ini dari Brazil ke Afrika Barat, lalu ke India barat daya
pada abad ke-16. Afrika kini dianggap sebagai pusat penyebaran sekunder. Pada
saat yang bersamaan bangsa Spanyol pun mengintroduksikan kacang tanah ini
dari Meksico ke pasifik bagian barat, yang kemudian menyebar pula ke Cina.
Indonesia, dan Malagasy (Somaatmadja, 1993 dalam Wibawana).
Produksi kacang tanah pada tahun 2015 sebesar 8.517 ton, turun sebesar
1.260 ton dibanding produksi tahun 2014. Penurunan produksi disebabkan oleh
penurunan luas panen sebesar 969 hektar atau 11,66 persen dan hasil per hektar
mengalami penurunan sebesar 0,16 ku/ha atau 1,36 persen. Penurunan produksi
kacang tanah pada tahun 2015 sebesar 1.260 ton (12,89%) terjadi pada semua
subround. Subround Januari-April turun sebesar 310 ton (14,71%), subround MeiAgustus sebesar 763 ton (21,47%) dan pada subround September-Desember
produksi turun sebesar 187 ton (4,54%) dibandingkan dengan produksi pada
subround yang sama di tahun 2014 (BPS, 2016).
Menurut Suprapto (2001) beberapa kendala teknis yang mengakibatkan
rendahnya produksi kacang tanah antara lain pengolahan tanah yang kurang
optimal sehingga drainasenya buruk dan struktur tanahnya padat, pemeliharaan
tanaman yang kurang optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas

yang berproduksi rendah dan mutu benih yang rendah. Disamping hal diatas

Universitas Sumatera Utara

pemupukan dan pemberian kapur juga merupakan hal penting yang harus
mendapat perhatian dalam rangka peningkatan produksi kacang tanah.
Produksi kacang tanah tidak dapat dilepaskan dari masalah penggunaan
varietas unggul. Beberapa kriteria varietas unggul adalah mampu meningkatkan
produksi, memperbaiki stabilitas produksi, memenuhi standar mutu, sesuai pola
tanam yang diterapkan petani, sesuai permintaan konsumen yang berbeda-beda di
setiap wilayah. Proses pembuatan varietas unggul berasal dari koleksi varietas
liar, galur-galur homozigot hasil silangan, dan varietas atau galur dari luar negri.
(Adisarwanto, 2003 dalam Surihatina dan Ardiyanto).
Pada prinsipnya pupuk guano adalah sama dengan pupuk organik, hanya
memiliki kandungan lebih baik (kelebihan) untuk unsur N, P dan K dibandingkan
pupuk organik biasa. Kelebihan kandungan P umumnya disebabkan oleh kotoran
kelelawar (guano) yang tertimbun di dalam goa yang batuan-batuan maupun
tetesan-tetesan airnya mengandung cukup tinggi kandungan unsur fosfat (P).
Sedangkan kelebihan N dan K karena faktor makanan yg dimakan oleh kelelawar
(Samijan, 2010 dalam Rajagukguk ). Menurut Pramita (2014) pemberian pupuk

guano

mampu

memberikan

pengaruh

nyata,

umur

berbunga,

jumlah

polong/tanaman, bobot 100 biji, bobot polong segar/plot, bobot polong kering
per/plot.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui respon pertumbuhan

dan produksi tiga varietas kacang tanah (Arachis hypogeae L.) terhadap dosis
pupuk guano.

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian dosis pupuk guano terhadap pertumbuhan dan
produksi tiga varietas kacang tanah (Arachis hypogeae L.) serta interaksi
keduanya.
Kegunaan Penelitian
Untuk mendapatkan data sebagai bahan penyusunan skripsi yang
merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi tentang
budidaya tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae L.) bagi pihak yang
membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara