Respon Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Terhadap Dosis Pupuk Guano Chapter III V

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas
Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang
Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan
Juli 2016 sampai November 2016.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah
Varietas Jerapah, Varietas Kelinci, Varietas Bima, pupuk guano, pupuk urea, KCl
dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,
meteran, timbangan, pacak sampel, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung
pelaksanaan penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2
faktor perlakuan yaitu :
Faktor I : 3 Varietas kacang tanah, yaitu :
V1 = Varietas Jerapah
V2 = Varietas Kelinci
V3 = Varietas Bima
Faktor II : Pemberian pupuk guano yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :

G0 = 0 kg/ha (0 g/2m²)
G1 = 200 kg/ha (40 g/2m²)
G2 = 400 kg/ha (80 g/2m²)
G3 = 600 kg/ha (120 g/2m²)

Universitas Sumatera Utara

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 12 kombinasi, yaitu :
V1G0 V2G0 V3G0
V1G1 V2G1 V3G1
V1G2 V2G2 V3G2
V1G3 V2G3 V3G3
Jumlah ulangan (Blok)

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 36 plot


Jarak antar blok

: 50 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Ukuran plot

: 200 cm x 100 cm

Jarak antar tanaman

: 40 x 20 cm

Jumlah tanaman/plot

: 25 tanaman


Jumlah sampel/plot

: 5 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model
linear aditif sebagai berikut :
Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
i = 1,2,3 j = 1,2,3, k = 1,2,3,4
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i , varietas kacang tanah (V) ke-j dan
dosis pemberian pupuk guano (G) pada taraf ke-k
μ

: Nilai tengah

ρi

: Efek dari blok ke-i

αj


: Efek dari varietas kacang tanah ke-j

βk

: Efek perlakuan pemberian pupuk guano pada taraf ke-k

Universitas Sumatera Utara

(αβ)jk : Efek interaksi perlakuan varietas kacang tanah ke-j dan pemberian
pupuk guano pada taraf ke-k
εijk

: Galat dari blok ke-i, Uji beberapa varietas kacang tanah (V) pada ke-j
dan pemberian pupuk guano (G) pada taraf ke-k

Terhadap sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan
menggunakan

Uji


Jarak

Berganda

Duncan

dengan

taraf

5

%

(Steel dan Torrie, 1993).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pengolahan Tanah
Sebelum areal diolah, terlebih dahulu areal dibersihkan dari rerumputan,
sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dengan
mencangkul tanah sedalam ± 30 cm dengan cara membalikkan tanah. Pengolahan
dilaksanakan dengan tujuan menghancurkan dan menghaluskan tanah. Setelah
pengolahan tanah selesai dibuat plot sesuai dengan metode penelitian.
Pembuatan Plot dan Saluran Drainase
Bedengan dibuat membujur searah Utara–Selatan, agar penyebaran cahaya
matahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Plot berukuran 200 x 100 cm,
kedalaman 30 cm, jarak antar plot 30 cm, jarak antar blok 50 cm. Selanjutnya
dibuat saluran drainase pada pinggir lahan dengan lebar 50 cm menuju paret
pembuangan air.
Aplikasi Pupuk Guano
Pupuk guano yang telah ditimbang sesuai dengan perlakuan ditebar merata
kedalam tanah dengan cara menuangkan seluruh dosis/plot, kemudian tanah dan
pupuk guano diolah secara merata dan tanah dibiarkan selama 7 hari.
Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dibuat lubang tanam sesuai
dengan perlakuan. Penanaman dilakukan pada lubang tanam dengan cara

memasukkan benih sebanyak 2 benih/lubang tanam.

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari serta tergantung
keadaan cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan
diusahakan agar tanahnya tidak terlalu basah.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu setelah tanam
dimana hanya 1 tanaman sehat yang dibiarkan pada setiap lubang tanam.
Penjarangan dilakukan dengan cara memotong tanaman tepat di atas permukaan
tanah dengan menggunakan gunting.
Penyulaman
Penyulaman

dilakukan

apabila


ada

tanaman

yang

mati

atau

pertumbuhannya tidak sempurna. Hal ini dilakukan sampai umur 7 hari setelah
tanam (HST) agar diperoleh pertumbuhan tanaman yanag serentak.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan anjuran 100 kg urea/ha dan
75 kg KCL/ha. Cara pemupukan yaitu dengan menggunakan pupuk tunggal,
kemudian dibuat larikan dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman
dengan kedalaman antara 3-5 cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian
ditutup kembali dengan tanah.
Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan sekali pada periode 6-8 minggu setelah tanam
(MST). Dengan cara menaikkan tanah dari samping kiri dan kanan barisan
tanaman yang diarahkan ke pangkal batang tanaman.

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan jenis hama dan
gejala penyakit yang ditemukan di lapangan.
Panen
Kriteria panen meliputi batang mulai mengeras, daun mulai menguning
dan sebagian mulai gugur, polong sudah terisi penuh dan keras, warna polong
sudah

coklat

kehitam-hitaman

dan


kriteria

panen

dapat

mengikuti

deskripsi.`Pemanenan kacang tanah dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman,
kemudian diambil semua polong yang terbentuk dari setiap tanaman.
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh
tanaman. Tinggi tanaman diukur dimulai pada saat tanaman telah berumur 2 - 7
MST.
Jumlah Cabang
Jumlah cabang yang diukur adalah jumlah cabang primer. Jumlah cabang
dihitung dimulai pada saat tanaman telah berumur 2 - 7 MST.
Jumlah Polong per Sampel
Jumlah polong berisi yang dihitung per sampel dengan kriteria biji dalam

polong terbentuk sempurna (tidak gepeng dan keriput) dan minimum berisi satu
biji.
Bobot Polong per Sampel
Polong kacang tanah dijemur di bawah terik matahari selama 3 hari,
kemudian ditimbang bobot polong pada tanaman sampel.

Universitas Sumatera Utara

Bobot Polong per plot
Polong kacang tanah dijemur di bawah terik matahari selama 3 hari,
kemudian ditimbang bobot polong pada tanaman per plot.
Bobot Biji per Sampel
Biji kacang tanah dari tanaman sampel dikupas dari kulitnya kemudian
dikeringkan udara sampai mencapai kadar air 14 % dan ditimbang menggunakan
timbangan digital.
Bobot Biji per Plot
Biji kacang tanah tiap plot dikupas dari kulitnya kemudian dikeringkan
udara hingga mencapai kadar air 14 % dan ditimbang menggunakan timbangan
digital.
Bobot 100 Biji Kacang Tanah
Biji kering diambil secara acak sebanyak 100 biji dari setiap perlakuan
lalu dikeringkan udara sampai kadar air 14 % kemudian ditimbang menggunakan
timbangan digital.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian menunjukan bahwa varietas kacang tanah berpengaruh
tidak nyata terhadap jumlah cabang 2 dan 3 MST dan berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang 4-7 MST, jumlah polong per sampel,
bobot polong per sampel, bobot polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji
per plot, bobot 100 biji. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman 2-7 MST, jumlah cabang 2,3,4 dan 7 MST, jumlah polong per sampel,
bobot polong per sampel, bobot polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji
per plot, bobot 100 biji dan berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6
MST. Interaksi antara varietas kacang tanah dan pupuk guano berpengaruh tidak
nyata terhadap 2-7 MST, jumlah cabang 2-7 MST dan bobot 100 biji dan
berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel,
bobot polong per plot bobot biji per sampel dan bobot biji per plot .
Tinggi Tanaman
Data pengamatan tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada
Lampiran 7,9,11,13,15 dan 17 sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran
8,10,12,14 dan 18 yang menunjukan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman. Perlakuan pupuk guano berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman pada 2- 7 MST. Interaksi tiga varietas kacang tanah
terhadap dosis pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman .
Tinggi tanaman 2 - 7 MST pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis
pupuk guano dapat dilihat pada Tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Tinggi tanaman tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.
Pupuk Guano (kg/ha)
Varietas Kacang
MST
Rataan
G0
G1
G2
G3
Tanah
(0)
(200)
(400)
(600)
................cm..................
V1 (Jerapah)
4,08
4,42
4,21
5,19
4,48a
2
V2 (Kelinci)
3,17
3,15
2,94
3,46
3,18c
V3 (Bima)
4,45
3,84
4,55
4,04
4,22b
Rataan
3,90
3,80
3,90
4,23
3,96
V1 (Jerapah)
6,13
7,43
6,93
7,79
7,07a
3
V2 (Kelinci)
4,53
6,10
4,94
5,05
5,16b
V3 (Bima)
6,69
6,29
6,85
6,00
6,46a
Rataan
5,78
6,61
6,24
6,28
6,23
V1 (Jerapah)
10,73 12,68
13,22
13,53
12,53a
4
V2 (Kelinci)
7,99
8,43
8,42
8,78
8,40c
V3 (Bima)
11,11 10,25
11,33
10,74
10,85b
Rataan
9,94
10,45
10,99
11,02
10,60
V1 (Jerapah)
19,70 22,41
22,62
22,70
21,85a
5
V2 (Kelinci)
15,52 16,06
17,29
17,15
16,50b
V3 (Bima)
18,23 16,74
17,86
16,80
17,40b
Rataan
17,82 18,40
19,26
18,88
18,59
V1 (Jerapah)
24,97 28,52
27,69
28,69
27,46a
6
V2 (Kelinci)
20,59 21,35
23,84
23,02
22,20b
V3 (Bima)
22,73 21,36
22,49
21,61
22,04b
Rataan
22,76 23,74
24,67
24,44
23,91
V1 (Jerapah)
34,01 37,60
36,46
38,08
36,53a
7
V2 (Kelinci)
29,63 30,77
33,66
33,46
31,88b
V3 (Bima)
32,82 31,09
33,03
29,69
31,65b
Rataan
32,15 33,16
34,38
33,74
33,36
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kelompok kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada
taraf α = 5%

Dari tabel 1 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
pada umur 2 MST rataan tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 4,48
cm yang berbeda nyata dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah)
sedangkan rataan tinggi tanaman terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 3,18 cm.
Pada perlakuan pupuk guano rataan tinggi tanaman tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha)

Universitas Sumatera Utara

sebesar 4,23 cm sedangkan rataan tinggi tanaman terendah pada perlakuan G1
(200 kg/ha) sebesar 3,80 cm.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 3 MST rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,07 cm yang berbeda nyata
dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan berbeda tidak nyata dengan V3 (Jerapah)
sedangkan rataan tinggi tanaman terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 5,16 cm.
Pada perlakuan pupuk guano rataan tinggi tanaman tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha)
sebesar 6,61 cm sedangkan rataan tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0
kg/ha) sebesar 5,78 cm.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 4 MST rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 12,53 cm yang berbeda nyata
dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah) sedangkan rataan tinggi tanaman
terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 8,40 cm. Pada perlakuan pupuk guano rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 11,02 cm sedangkan rataan
tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 9,94 cm.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 5 MST rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 21,85 cm yang berbeda nyata
dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah) sedangkan rataan tinggi tanaman
terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 16,50 cm. Pada perlakuan pupuk guano rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 19,26 cm sedangkan rataan
tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 17,82 cm.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 6 MST rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 27,46 cm yang berbeda nyata
dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah) sedangkan rataan tinggi tanaman

Universitas Sumatera Utara

terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 22,04 cm. Pada perlakuan pupuk guano rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 24,67 cm sedangkan rataan
tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 22,76 cm.
Pada perlakuan varietas , menunjukan bahwa pada umur 7 MST rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 36,53 cm yang berbeda nyata
dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah) sedangkan rataan tinggi tanaman
terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 31,65. Pada perlakuan pupuk guano rataan
tinggi tanaman tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 34,38 cm sedangkan rataan
tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 32,15 cm.
Histogram varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano dengan
tinggi tanaman pada Gambar 1.

Tinggi Tanaman (cm)

40,00

a

32,00

b

b

V2

V3

24,00
16,00
8,00
0,00
V1

Varietas Kacang Tanah

Gambar 1. Histogram tinggi tanaman 7 MST tiga varietas terhadap dosis pupuk guano.

Jumlah cabang
Data pengamatan jumlah cabang kacang tanah dan sidik ragam dapat
dilihat pada Lampiran 19,21,23,25,27 dan 29 sedangkan sidik ragam dapat dilihat
pada Lampiran 20,22,24,26,28 dan 30 yang menunjukan bahwa perlakuan varietas
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang pada 2 dan 3 MST. Perlakuan

Universitas Sumatera Utara

varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 4-7 MST. Perlakuan
pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang pada 2,3,4 dan 7
MST, Perlakuan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6
MST. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang.
Jumlah cabang 2 - 7 MST pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis
pupuk guano dapat dilihat pada Tabel 2. Jumlah cabang tiga varietas kacang tanah
terhadap dosis pupuk guano.

MST

2

3

4

5

6

7

Varietas Kacang
Tanah
V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)
Rataan
V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)
Rataan
V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)
Rataan
V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)
Rataan
V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)
Rataan
V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)
Rataan

Pupuk Guano (kg/ha)
G0
G1
G2
(0)
(200)
(400)
2,13
2,33
2,33
2,00
2,20
2,13
2,00
2,27
2,27
2,04
2,27
2,24
3,80
4,27
3,40
3,13
3,60
3,60
3,40
3,67
3,47
3,44
3,84
3,49
5,13
6,27
5,60
3,93
4,00
4,07
4,60
5,07
5,13
4,56
5,11
4,93
6,67
7,40
7,53
3,93
4,07
4,33
5,13
6,33
6,20
5,24b
5,93a
6,02a
7,67
8,27
7,80
4,00
4,27
4,40
5,60
6,87
6,87
5,76b
6,47a
6,36a
7,20
7,87
8,07
4,07
4,47
4,53
5,93
7,33
7,47
5,73
6,56
6,69

G3
(600)
2,40
2,07
2,07
2,18
4,20
3,67
3,67
3,85
5,67
4,07
5,07
4,93
6,53
4,13
5,53
5,40b
7,27
4,33
6,40
6,00a
7,87
4,40
7,07
6,44

Rataan
2,30
2,10
2,15
2,18
3,92
3,50
3,55
3,66
5,67a
4,02c
4,97b
4,88
7,03a
4,12c
5,80b
5,65
7,75a
4,25c
6,43b
6,14
7,75a
4,36b
6,95a
6,36

Universitas Sumatera Utara

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kelompok kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
α = 5%

Dari tabel 2 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
pada umur 2 MST rataan jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 2,30
(Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar
2,10. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah cabang tertinggi yaitu G1 (200
kg/ha) sebesar 2,27 sedangkan rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0
(0 kg/ha) sebesar 2,04.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 3 MST rataan
jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 3,92 sedangkan rataan jumlah
cabang terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 3,50. Pada perlakuan pupuk guano
rataan jumlah cabang tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 3,85 sedangkan
rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 3,44.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 4 MST rataan
jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 5,67 yang berbeda nyata
dengan V3 (Bima) dan V2 (Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah
yaituV2 (kelinci) sebesar 4,02. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah cabang
tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha) sebesar 5,11 sedangkan rataan jumlah cabang
terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 4,56.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 5 MST rataan
jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,03 yang berbeda nyata
dengan V3 (Bima) dan V2 (Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah
yaitu V2 (Kelinci) sebesar 4,12. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah
cabang tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 6.02 yang berbeda nyata dengan
G0 (0 kg/ha) dan G3 (600 kg/ha) dan berbeda tidak nyata dengan G2 (200 kg/ha)

Universitas Sumatera Utara

sedangkan rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar
5,24.
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 6 MST rataan
jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,75 yang berbeda nyata
dengan V3 (Bima) dan V2 (Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah
yaitu V2 (Kelinci) sebesar 4,25. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah
cabang tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha) sebesar 6,47 yang berbeda nyata dengan G0
(0 kg/ha) dan berbeda tidak nyata dengan G2 (400 kg/ha) dan G3 (600 kg/ha)
sedangkan rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar
5,76
Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 7 MST rataan
jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,75 yang berbeda nyata
dengan V2 (Kelinci) dan berbeda tidak nyata dengan V3 (Bima) sedangkan rataan
jumlah cabang terendah pada V2 (kelinci) sebesar 4,36. Pada perlakuan pupuk
guano rataan jumlah cabang tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 6,69 dan
rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 5,73.
Histogram varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano dilihat pada

Jumlah Cabang
(cabang)

Gambar 2.
9,00
7,50
6,00
4,50
3,00
1,50
0,00

a

a
b

V1 (Jerapah)

V2 (Kelinci)

V3 (Bima)

Varietas Kacang Tanah

Gambar 2. Histogram jumlah cabang 7 MST tiga varietas kacang tanah terhadap dosis ...
pupuk guano.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Polong per Sampel
Data pengamatan jumlah polong per sampel dapat dilihat pada lampiran 31
dan sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran Lampiran 32. Dari daftar
sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap
jumlah polong per sampel. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
polong per sampel. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel.
Jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis
pupuk guano.
Pupuk Guano (kg/ha)
Varietas Kacang
Rataan
G0
G1
G2
G3
Tanah
(0)
(200)
(400)
(600)
......................................polong......................................
V1 (Jerapah)
21,4abcd
20,1bcde
16,3cdef
14,1ef
18,0b
V2 (Kelinci)
17,2cdef
26,7a
24,3ab
21,6abc
22,4a
V3 (Bima)
15,5def
12,5f
15,5cdef
15,5def
14,7c
18,0
19,8
18,7
17,1
18,4
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 3 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
rataan jumlah polong per sampel tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 22,4 g yang
berbeda nyata dengan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan jumlah
polong per sampel terendah pada V3 (Bima) sebesar 14,7 g. Pada perlakuan
pupuk guano rataan jumlah polong per sampel tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha)
sebesar 19,8 dan rataan jumlah polong per sampel terendah pada G3 (600 kg/ha)
sebesar 17,1.

Universitas Sumatera Utara

Hubungan jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap
dosis pupuk guano dapat di lihat pada gambar 3
ŷ V1 = -0,00015x2 - 0,04650x + 21,60667
R² = 0,97476

30,0

ŷ V2 = -0,001x2 + 0,254x + 17,78
R² = 0,863

25,0

Jumlah polong per plot

20,0
15,0
10,0
V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)

ŷ V3 = 0,00046x2 - 0,04733x + 15,00667
R² = 0,38249

5,0
0,0
0

40

80

120

Pupuk guano

Gambar 3. Hubungan jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah
terhadap dosis pupuk guano
Bobot Polong per Sampel
Data pengamatan bobot polong per sampel dapat dilihat pada lampiran 33
dan sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran Lampiran 34. Dari daftar
sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot
polong per sampel. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot polong
per sampel. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano
berpengaruh nyata terhadap bobot polong per sampel.
Bobot polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano dapat dilihat pada Tabel 4.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Bobot polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis
pupuk guano.
Pupuk Guano (kg/ha)
Varietas Kacang
Rataan
G0
G1
G2
G3
Tanah
(0)
(200)
(400)
(600)
......................................g......................................
V1 (Jerapah)
20,4abc
18,7bc
12,3c
11,5c
15,7b
V2 (Kelinci)
16,3bc
27,9ab
27,9ab
34,1a
26,5a
V3 (Bima)
18,4bc
11,7c
16,1bc
16,0bc
15,6b
18,4
19,5
18,8
20,6
19,3
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 4 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
rataan bobot polong per sampel tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 26,5 g yang
berbeda nyata dari V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan bobot polong
per sampel terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 15,6 g. Pada perlakuan pupuk guano
rataan bobot polong per sampel tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 20,6 g dan
rataan bobot polong per sampel terendah pada G0 (0 kg/ha) sebesar 18,4 g.
Hubungan bobot polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap
dosis pupuk guano dapat di lihat pada gambar 3.
ŷ V1 = -0,667x + 293,1
R² = 0,700

Bobot polong per plot (cm)

40,00
35,00

ŷ V2 = 1,748x + 346,8
R² = 0,973
ŷ V3 = -0,396x + 255,4
R² = 0,264

30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
0

40

80

120

V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)

Pupuk guano

Gambar 4. Hubungan bobot polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap

dosis pupuk guano.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4 menunjukan bahwa perlakuan V2 (Kelinci) mengikuti kurva
linier positif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga
semakin tinggi. Pada perlakuan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) mengikuti kurva
linier negatif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano akan menurunkan bobot
biji per plot.
Bobot Polong per Plot
Data pengamatan bobot polong berisi per plot dapat dilihat pada lampiran
35 dan sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 36. Dari daftar sidik
ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot
polong per plot. pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot polong per
plot. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh
nyata terhadap bobot polong per plot.
Bobot polong per plot pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis
pupuk guano dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Bobot polong per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano.
Pupuk Guano (kg/ha)
Varietas
Rataan
G0
G1
G2
G3
Kacang Tanah
(0)
(200)
(400)
(600)
......................................g......................................
V1 (Jerapah)
313,4cde
244,2de
223,2de
231,5de 253,1b
V2 (Kelinci)
342,0bcd
433,1abc
468,2ab
563,4a
451,7a
V3 (Bima)
287,1de
202,4e
203,2e
234,0e
231,6b
Rataan
314,2
293,2
298,2
343,0
312,2
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 5 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
rataan bobot polong per plot tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 451,7 g yang
berbeda nyata dari V1 (jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan bobot polong
per plot terendah yaitu V3 (bima) sebesar 231,6 g. Pada perlakuan pupuk guano

Universitas Sumatera Utara

rataan bobot polong per plot tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 343,0 g dan
rataan bobot polong per plot terendah pada G1 (200 kg/ha) sebesar 293,2 g.
Hubungan bobot polong per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis
pupuk guano dapat di lihat pada gambar 5.
ŷ V1 = -0,667x + 293,1
R² = 0,700

Bobot polong per plot (cm)

600,00
500,00

ŷ V2 = 1,748x + 346,8
R² = 0,973

400,00

ŷ V3 = -0,396x + 255,4
R² = 0,264

300,00
200,00
100,00
0,00
0

40

80

120

V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)

Pupuk guano

Gambar 5. Hubungan bobot polong per plot tiga varietas kacang tanah terhadap

dosis pupuk guano.
Gambar 5 menunjukan bahwa perlakuan V2 (Kelinci) mengikuti kurva
linier positif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga
semakin tinggi. Pada perlakuan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) mengikuti kurva
linier negatif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano akan menurunkan bobot
biji per plot.
Bobot Biji per Sampel
Data pengamatan bobot biji per sampel dapat dilihat pada lampiran 37
sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 38. Dari daftar sidik ragam
diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot biji per
sampel. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji per sampel.
Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh
nyata terhadap bobot biji per sampel.

Universitas Sumatera Utara

Bobot biji per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Bobot biji per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano.
Pupuk Guano (kg/ha)
Varietas Kacang Tanah
Rataan
G0
G1
G2
G3
(0)
(200)
(400)
(600)
......................................g......................................
V1 (Jerapah)
12,5abc 11,8abcd
7,4cd
7,4cd
9,7b
V2 (Kelinci)
10,0bcd
14,9ab
15,1ab
16,9a
14,2a
V3 (Bima)
10,6bcd
7,1d
8,2cd
9,6cd
8,9b
11,1
11,3
10,3
11,2
11,0
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 6 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
rataan bobot biji per sampel tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 14,2 g yang
berbeda nyata dengan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan bobot biji
per sampel terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 8,90 g. Pada perlakuan pupuk guano
rataan bobot biji per sampel tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha) sebesar 11,3 g dan
rataan bobot biji per sampel terendah pada G2 (400 kg/ha) sebesar 10,3 g.
Hubungan bobot biji per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis
pupuk guano dapat di lihat pada gambar 6.

bobot biji per sampel (cm)

20,00

ŷ V1 = -0,051x + 12,82
R² = 0,868
ŷ V2 = 0,052x + 11,10
R² = 0,836
ŷ V3 = -0,004x + 9,188
R² = 0,024

15,00
10,00

V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)

5,00
0,00
0

40

Pupuk guano

80

120

Gambar 6. Hubungan bobot biji per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

pupuk guano.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6 menunjukan bahwa pada perlakuan tiga varietas terhadap dosis
pupuk guano menghasilkan bobot biji per sampel mengikuti kurva linier pada
V2 (kelinci). Dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga
semakin tinggi.
Bobot Biji per Plot
Data pengamatan bobot biji per plot dapat dilihat pada lampiran 39
sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 40. Dari daftar sidik ragam
diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot biji per
plot. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji per plot. Interaksi
tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh nyata
terhadap bobot biji per plot.
Bobot biji per plot pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Bobot biji per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk
guano.
Pupuk Guano (kg/ha)
Varietas Kacang Tanah
Rataan
G0
G1
G2
G3
(0)
(200)
(400)
(600)
......................................g......................................
V1 (Jerapah)
243,1bcd 195,8cde 160,1e 163,5de 190,6b
V2 (Kelinci)
225,9cdce 264,9bc 325,0ab 379,2a
298,8a
V3 (Bima)
211,6cde
151,9e
145,9e 181,1de 172,6b
226,9
204,3
210,4
241,3
220,7
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 7 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
rataan bobot biji per plot tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 298,8 g yang
berbeda nyata dengan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima), sedangkan rataan bobot biji
per plot terendah pada V3 (Bima) 172,6 g. Pada perlakuan pupuk guano rataan

Universitas Sumatera Utara

bobot biji per plot tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 241,3 g dan rataan bobot
biji per plot terendah pada G1 (200 kg/ha) sebesar 226,9 g
Hubungan bobot biji per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

Bobot biji per plot (cm)

pupuk guano dapat di lihat pada gambar 7.
400,00
350,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00

ŷ V1 = -0,686x + 231,8
R² = 0,847
ŷV2 = 1,299x + 220,8
R² = 0,993
ŷV3 = -0,243x + 187,2
R² = 0,173

0

40

80

120

V1 (Jerapah)
V2 (Kelinci)
V3 (Bima)

Pupuk guano

Gambar 7. Hubungan bobot biji per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.

Gambar 7 menunjukan bahwa pada perlakuan tiga varietas terhadap dosis
pupuk guano menghasilkan bobot biji per plot mengikuti kurva linier pada
V2 (kelinci). Dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga
semakin tinggi.
Bobot 100 Biji
Data pengamatan bobot 100 biji dapat dilihat pada lampiran 41 sedangkan
sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 42. Dari daftar sidik ragam diketahui
bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji. pupuk
guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 100 biji. Interaksi tiga varietas
kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot
100 biji.
bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano
dapat diliha pada Tabel 8.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano
Pupuk Guano (kg/ha)
Varietas Kacang
Rataan
G0
G1
G2
G3
Tanah
(0)
(200)
(400)
(600)
......................................g......................................
V1 (Jerapah)
34,0
32,3
28,6
30,0
31,24b
V2 (Kelinci)
25,1
25,9
27,8
26,2
26,26a
V3 (Bima)
30,8
27,3
32,8
28,3
29,79b
30,0
28,5
29,8
28,2
29,1
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 8 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa
rataan bobot 100 biji tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 31,24 g yang berbeda
nyata dengan V2 (Kelinci) tetapi berbeda tidak nyata dengan V3 (Bima) rataan
bobot 100 biji terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 26,26 g. Pada perlakuan pupuk
guano rataan bobot 100 biji tertinggi yaitu G0 (0 kg/ha) sebesar 30,0 g dan rataan
bobot 100 biji terendah pada G3 (600 kg/ha) sebesar 28,2 g.
Hubungan bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk

Bobot 100 Biji (g)

guano dapat di lihat pada gambar 8.
35
30
25
20
15
10
5
0

a
b

V1 (Jerapah)

V2 (Kelinci)

a

V3 (Bima)

Varietas Kacang Tanah
Gambar 8. Hubungan bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

pupuk guano

Universitas Sumatera Utara

Pembahasan
Pengaruh varietas kacang tanah terhadap pertumbuhan dan produksi
Kacang Tanah (Arachis hypogeae L).
Data dan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan beberapa
varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang
4,5,6 dan 7 MST, jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot
polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot, bobot 100 biji.
Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman
tertinggi pada V1 (jerapah) sebesar 36,53 cm dan tinggi tanaman terendah pada V3
(Bima) sebesar 31,65. Pemberian

guano

tidak memberikan

pengaruh

nyata

terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah. Seperti yang dijelaskan
oleh Samijan, 2007 yang menyatakan hal ini disebabkan karena pupuk guano
tidak

mencukupi

kebutuhan

unsur nitrogen,

fosfor,

dan

kalium

yang

dibutuhkan kacang tanah. Kacang tanah tetap memerlukan penambahan pupuk
NPK buatan, pupuk guano hanya sebagai suplemen dan untuk memperbaiki
kesuburan fisik tanah. Kalaupun akan dilakukan pengurangan pupuk buatan
maksimal 25-50%. Selanjutnya Sulaeman et. al., (2002) menyatakan bahwa
pupuk guano termasuk dalam kategori pupuk jangka panjang yaitu unsur P
relatif lambat tersedia, sehingga relatif tidak sesuai untuk tanaman semusim.
Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 4,5,6 dan 7
MST. Jumlah cabang tertinggi pada V1 (jerapah) sebesar 7,75 dan terendah pada V2
(kelinci) sebesar 4,36. Seperti yang di jelaskan Afrizal, 2003 yang menyatakan

pembentukan cabang termasuk pada pertumbuhan vegetatif bersama tinggi
tanaman, pada pertumbuhan vegetatif umumnya hara yang diperlukan adalah
nitrogen, selain itu membutuhkan Mg untuk pertumbuhan batang utama.

Universitas Sumatera Utara

Terjadinya pertumbuhan batang utama menimbulkan persaingan hormonal,
akibatnya

pertumbuhan

batang

lebih

dipacu

dibandingkan

dengan

terbentuknya tunas baru pada batang utama. Jumlah cabang yang dihasilkan
dipengaruhi oleh pertumbuhan batang utama, karena cabang primer itu tumbuh
pada batang utama, sehingga perbedaan yang ditimbulkan juga berbeda.
Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel.
jumlah polong per sampel tertinggi Perlakuan varietas V2 (Kelinci) yaitu sebesar 22,4 g
dan terendah pada varietas V3 (Bima) sebesar 14,7 g. Banyaknya polong yang terbentuk
ditentukan oleh faktor pembungaan dan lingkungan yang mendukung pada saat pengisian
polong waktu pembungaan sehingga dengan jumlah bunga yang lebih banyak dapat
menghasilkan jumlah polong yang banyak pula. Seperti yang dijelaskan Suprapto,

2002 yang menyatakan jumlah polong yang terbentuk per tanaman bervariasi,
tergantung varietas, kesuburan tanah dan jarak tanaman. unsur Mg

dapat

berperan penting dalam meningkatkan pH tanah, sehingga dapat memperbaiki
sifat fisik tanah, selain itu Mg juga berperan sebagai fosfor yang sangat
berpengaruh terhadap produksi tanaman, dimana P yang cukup akan
meningkatkan jumlah buah

yang dihasilkan. Kekurangan

fosfor dapat

memperlambat proses pematangan buah, warna daun lebih hijau dari pada
keadaan normalnya dan daun yang tua tampak menguning, sehingga hasil buah
dan biji berkurang (Hanafiah, 2005).
Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot polong per sampel
dan bobot polong per plot. Bobot polong per sampel tertinggi yaitu Varietas V2
(Kelinci) sebesar 26,6 g dan terendah pada varietas V3 (Bima) sebesar 15,6 g.
Bobot polong per plot tertinggi yaitu varietas V2 (Kelinci) sebesar 451,7 dan
bobot polong per plot terendah pada Varietas V3 (Bima) sebesar 231,6 g. Seperti

Universitas Sumatera Utara

yang di jelaskan Adisarwanto, 2000 Bahwa

perbedaan

varietas

akan

menentukan produktifitas yang dicapai. Jadi perbedaan produksi pada masingmasing varietas kacang tanah lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor
genetik selain itu fosfor juga sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman,
dimana P yang cukup akan meningkatkan jumlah buah yang dihasilkan.
Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot biji per sampel dan

bobot biji per plot. Bobot biji per sampel tertinggi yaitu varietas V2 (Kelinci)
sebesar 14,2 g dan terendah pada Varietas V3 (Bima) sebesar 8,9 g. Bobot biji
per plot tertinggi yaitu varietas V2 (Kelinci) sebesar 298,8 g dan terendah pada
varietas V3 (Bima) sebesar 172,6 g. Sesuai dengan pendapat

Lingga (2003)

yang menyatakan bahwa fosfor dapat mempercepat penuaan buah/ pemasakan biji
serta meningkatkan hasil biji-bijian. Jika kekurangan unsur kalium dan fosfor
maka dapat menyebabkan kematangan buah terlambat dan ukuran buah menjadi
kecil (Novizan, 2002). Sumarno (2002) menyatakan bahwa unsur fosfor
diperlukan tanaman kacang tanah untuk pertumbuhan dan pembentukan
polong serta biji. Ketersediaan unsur fosfor di dalam tanah berfungsi untuk
pembentukan polong dan penambahan unsur Mg pada tanah yang kurang
subur akan dapat meningkatkan bobot biji dan produksi kacang tanah.
perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji. Bobot 100
biji tertinggi yaitu varietas V1 (jerapah) sebesar 31,24 gr dan terendah pada
varietas V2 (kelinci) sebesar 26,26 gr. Seperti pendapat (Sitompul dan Guritno,
2005 yang menyatakan bahwa berat 100 biji merupakan salah satu parameter
pengamatan yang erat hubungannya dengan produksi yang dicapai. Bila berat
100 biji tinggi maka semakin banyak pula hasil yang akan diperoleh. Namun

Universitas Sumatera Utara

semua itu sebagian masih dipengaruhi oleh genotipe dan varietas tanaman itu
sendiri. bahwa berat 100 biji merupakan salah satu parameter pengamatan yang
erat hubungannya dengan produksi yang dicapai. Bila berat 100 biji tinggi
maka semakin banyak pula hasil yang akan diperoleh. Namun semua itu
sebagian masih dipengaruhi oleh genotipe dan varietas tanaman itu sendiri.
Pengaruh
pupuk
guano
kacang tanah (Arachis hypogeae L)

terhadap

tiga

varietas

Berdasarkan hasil penelitian dan sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6 MST
dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman MST, jumlah cabang 2,3,4,
dan 7 MST, jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot polong
per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot, bobot 100 biji.
Jumlah cabang tertinggi pada 6 MST pada perlakuan G1 (200 kg/ha)
sebesar 6,47 g dan terendah G0 (0 kg/ha) sebesar 5,76. Jumlah cabang yang
dihasilkan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan tinggi tanaman, sehingga
pertumbuhan tinggi akan lebih dominan terhadap pertumbuhan cabang akibat
terjadinya persaingan dalam pemanfaatan hasil fotosintesis antara batang dan
cabang primer. Menurut Harjadi 1998 yang menyatakan setiap varietas tanaman
selalu terdapat perbedaan respons genotipe pada berbagai kondisi lingkungan
tumbuh. Hal ini tentu berpengaruh terhadap penampilan feno-Jurnal Agrista
Vol. 16 No. 1, 2012 10 tipe dari tiap varietas apabila berinteraksi dengan
lingkungan tempat tumbuhnya.
Pitojo (2010) menyatakan juga bahwa

kekurangan

unsur

fosfor

menyebabkan tanaman kacang tanah kerdil, kurus, daun berukuran kecil dan
berwarna

hijau

pucat,

polong

yang terbentuk sedikit dan hasil rendah.

Universitas Sumatera Utara

Rendahnya laju pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah apabila dosis
pupuk SP-36 dalam jumlah berlebihan (200 kg ha-1), hal ini disebabkan
pada dosis tersebut jumlah unsur haranya dalam keadaan berlebihan sehingga
dapat menekan laju pertumbuhan tanaman.
Pengaruh interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano
Berdasarkan hasil penelitian dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi
perlakuan tiga varietas kacang tanah dan pupuk guano berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang 2-7MST, bobot 100 biji dan
berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel,
bobot polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot..
Hasil penelitian dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi perlakuan
varietas kacang tanah (Arachis hypogeae L.) dan pupuk guano berpengaruh nyata
terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot biji per
sampel, bobot biji per plot. Seperti yang dijelaskan Sutedjo, 1996 yang menyakan
bahwa pupuk guano mengandung unsur hara yang sesuai untuk kebutuhaan
kacang tanah. Peningkatan pertumbuhan generatif (produksi) tanaman kacang
tanah juga dipengaruhi oleh ketersedian hara P dan K. Fosfor memiliki peran
penting dalam reaksi enzim yang tergantung pada fosforilase. Hal ini karena
semua inti sel tanaman mengandung fosfor, sangat penting dalam pembelahan sel,
dan juga untuk perkembangan jaringan meristem. Posfor tersedia ada dalam
bentuk H2PO4-dan HPO4 .Tanaman kacang tanah hanya menyerap phospat
dalam jumlah yang kecil, namun phospat sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan
pembentukan biji kacangtanah (Sumarno, 1986). Kalium juga merupakan salah
satu unsur hara yang diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi tingkat

Universitas Sumatera Utara

produksi tanaman (Sarief, 1985). Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+. K
berfungsi sebagai aktivator enzim dalam proses fotosintesis dan respirasi
(Hanafiah, 2007).

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang
4,5,6 dan 7 MST, jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot
polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot, bobot 100 biji. Bobot
biji per plot tertinggi pada varietas Kelinci sebesar 298,8 g.
2. Perlakuan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6
MST
3. Interaksi antara varietas kacang tanah dan pupuk guano berpengaruh nyata
terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot polong per
plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot. Kombinasi pada bobot biji per
plot tertinggi di peroleh pada varietas Kelinci dan pemberian pupuk guano
dengan dosis 600 kg/ha sebesar 379,2 g.
Saran
Untuk meningkatkan produksi kacang tanah sebaiknya menggunakan
varietas kelinci dan pemberian pupuk guano dengan dosis 600 kg/ha.

Universitas Sumatera Utara