Transformasi Ormas Menjadi Partai Politik ( Studi Tentang Ormas Persatuan Indonesia menjadi Partai Persatuan Indonesia) Chapter III IV

BAB III
TRANSFORMASI ORMAS PERSATUAN INDONESIA MENJADI PARTAI
PERSATUAN INDONESIA DI SUMATERA UTARA

3.1 Elit Lokal yang Mendukung Pendirian Partai Persatuan Indonesia di
Sumatera Utara
Pasca reformasi partai politik memiliki kedudukan yang semakin penting dalam
sistem politik Indonesia. Dari sisi rekrutmen jabatan jabatan politik misalnya, hasil
Perubahan UUD 1945 pada tahun 1999 sampai 2002 mengamanatkan, setiap
rekrutmen yang dilakukan untuk mengisi jabatan jabatan politik dalam pemerintahan
(eksekutif), perwakilan (legislatif), dan peradilan (yudikatif) baik di tingkat pusat
maupun daerah mekanismenya harus melalui partai politik. Amanat konstitusi ini
menunjukkan bahwa fungsi dan keberadaan partai politik menjadi sangat penting
dalam relasi pengisian pos pos kenegaraan melalui mekanisme politik yang
demokratis.
Pada pemilu tahun 1999 partai politik peserta pemilu tidak kurang dari 45
partai. Angka tersebut tentu merupakan jumlah yang besar untuk negara dengan
sistem presidensial seperti Indonesia, padahal dalam berbagai literatur sistem
pemerintahan presidensial tidak didesain untuk sistem politik

multipartai.


Keseimbangan pemerintahan menjadi esensi yang diusung pada sistem pemerintahan
presidensial. Oleh karena itu, sistem politik yang digunakan lebih cocok
menggunakan sistem dua partai seperti di Amerika. Uniknya, di Indonesia kekhasan
sendiri bagi sistem politik dan pemerintahannya yang mengelaborasi antara sistem
presidensial dengan sistem Politik Multipartai.
Partai politik merupakan salah satu institusi dari pelaksanaan demokrasi
modern. Demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut
keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga lembaga formal seperti parlemen

Universitas Sumatera Utara

maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian. 57 Kelembagaan
sistem tata negara Indonesia kemudian menginjak fase baru. Pertumbuhan partai
politik diredam dengan serangkaian peraturan dan syarat yang ketat dalam sebuah
undang undang partai politik dan pemilu. Eforia politik yang dirasakan beberapa
tahun pasca reformasi kini dihadapkan pada sebuah stabilitas politik dan
pemerintahan dengan mengurangi jumlah partai politik diparlemen. Upaya ini sering
juga disebut parliamentary threshold yakni partai politik harus memenuhi ambang
batas tertentu untuk bisa masuk ke DPR dan membentuk fraksi tersendiri. Ada juga

electoral threshold yang membatasi partai politik berdasarkan dukungan elektoral
pada saat pendaftaran ke KPU dan ke Kemenkumham.
Partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam sistem
demokrasi. Partai politik memainkan peran sebagai penghubung yang sangat strategis
antara proses proses pemerintahan dengan warga negara. Banyak kalangan
berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi. Artinya,
semakin tinggi peran dan fungsi partai politik, akan semakin berkualitaslah
demokrasi. Menurut Gabriel A. Almond partai politik yang termasuk salah satu
kelompok infrastuktur politik adalah organisasi manusia dimana didalamnya terdapat
pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai ideologi
(ideal objective), mempunyai program politik platform, sebagai rencana pelaksanaan
atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis menurut penahapan jangka dekat
sampai jangka panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa. 58
Dengan demikian, setiap organisasi manusia harus memenuhi kriteria secara material
dan substansial dapat dianggap sebagai parpol. 59
Adapun fungsi parpol yang ideal menurut Almond dan Coleman adalah
berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, dalam artian mendudukkan orang orang
nya menjadi pejabat pemerintah, sehingga dapat turut serta mengambil atau
57


Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 1.
Rusadi, Kantaprawira. 2004. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hal. 91
59
Fanina Farindita. 2010. Rekrutmen partai politik terhadap perempuan dalam partai politik dan parlemen suatu
studi terhadap DPRD tingkat I di Sumatera Utara. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara. hal. 16
58

Universitas Sumatera Utara

menentukan keputusan politik ataupun output pada umumnya. 60 Hal ini sesuai dengan
proses rekrutmen yang berarti proses pengisian jabatan jabatan politik pada lembaga
lembaga politik, termasuk jabatan dalam birokrasi atau administrasi negara dan partai
partai politik. Rekrutmen politik mempunyai fungsi yang sangat penting bagi suatu
sistem politik, karena melalui proses ini orang orang yang akan menjalankan sistem
politik ditentukan.
Partai politik didirikan dengan anggapan bahwa dengan membentuk wadah
organisasi bisa menyatukan orang orang yang memiliki pikiran serupa sehingga
pikiran dan orientasinya bisa dikonsolidasikan dengan tujuan untuk memperbesar
pengaruh mereka dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Dengan kata lain

partai politik merupakan sebuah kelompok manusia yang terorganisir yang anggota
anggotanya memiliki orientasi, nilai, cita cita yang sama yang tujuannya ada
memperoleh kekuasaan politik dan berusaha untuk merebut kekuasaan politik.
Strategi pendirian partai politik dengan mengawalinya melalui pembentukan
organisasi kemasyarakatan bukanlah suatu hal yang baru. Pada demokrasi
parlementer sebut saja pendirian Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berasal dari
Klub Studi, lalu pendirian Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) yang berasal dari
Serikat Islam (SI) dan pendirian Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berasal dari
Indiche Sosial Demokratische Vereniging (ISDV). Pada saat ini, ideologi parpol
masih kentara, mereka terbagi menjadi 3 golongan yakni Nasionalis, Religius dan
Kelas. Sedangkan, pada orde baru, Golkar yang mengikuti pemilihan umum dan
mendapat perlindungan dari penguasa pun dibentuk dari Kelompok Induk Organisasi
(Kino) yang merupakan wadah dari ormas yang menghimpun hampir seluruh
stratafikasi masyarakat yang ada.
Pada saat ini kekuatan ideologi dari parpol seakan samar, karena ekonomi dan
pembangunanlah yang menjadi panglima, ditengah sistem otoritarian. Pada
Reformasi, pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berasal dari Nahdatul Ulama
(NU), lalu pendirian Partai Amanat Nasional (PAN) berasal dari Muhammadiyah dan
60


Sudijono, Sastroatmodjo. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Hal. 115

Universitas Sumatera Utara

pendirikan Partai Hanura berasal dari Perhimpunan Kebangsaan. Kemudian yang
terbaru adalah pendirian Partai NasDem yang diawali dengan membentuk Ormas
Nasional Demokrat (OND). Kondisi seperti ini merupakan paradoks dilematis yang
telah menciderai kehidupan masyarakat demokratis, dimana setiap orang memiliki
hak untuk memperoleh informasi publik yang objektif. Sementara media massa
sebagai sarana pemenuhan informasi paling mainstream justru mulai ditunggangi
oleh elit politik tentunya yang berkepentingan mengarahkan pilihan politik
masyarakat. Mungkin tidak disangkal juga perubahan
“pak HT ini sejak membentuk Ormas Perindo pak HT mengutamakan IT
mengedepankan teknologi jadi keputusan itu bisa perdetik, ada juga beberapa
petinggi Hanura yang kecewa karena ketua Bapilu tidak maksimal tapi bagi
Perindo kalau Hanura tidak dibantu oleh media yang dimiliki pak HT
mungkin bisa saja Hanura seperti PKPI. “ 61

Transformasi organisasi kemasyarakatan menjadi Partai Politik dikarenakan
untuk merubah sesuatu peraturan melalui kekuasaan politik. Partai politik sebagai

sarana politik yang menjebatani elit elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan
politik dalam suatu Negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki
platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan kepentingan
kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai
suprastruktur politik untuk merubah Negara ini menjadi lebih baik. Berubah bukan
dari organisasi kemasyarakatan menjadi Partai Politik demi kepentingan golongan,
berubah bukan untuk pribadi sendiri menjadi kaya, popular dan bangga mengisi
jabatan penting di negara ini tapi memang berubah untuk Indonesia ini menjadi lebih
baik dan maju bersaing dengan negara negara lain.

61

Wawancara dengan Mantan Wakil Sekretaris I Ormas Perindo Sumatera Utara dan sekarang menjabat Wakil
Sekretaris I DPW Partai Perindo Sumatera Utara Joko Soekardi Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara
Tanggal 20 Desember Pukul 11:25 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Transformasi organisasi kemasyarakatan menjadi Partai Politik dalam konteks
penelitian ini adalah Perindo. Organisasi Perindo bakal awal dari pendirian partai

politik Perindo yang dibentuk oleh Hary Tanoesudibjo berawal dari konflik internal
dari partai nasdem. Partai NasDem terus bergerak dengan terus mengupayakan
kuantitas anggota bisa menunjukan tren yang positif. Tetapi sebenarnya kematangan
institusi

belum

teruji

seperti

suprastruktur

dan

infrastruktur

untuk

bisa


mengakomodasi berbagai kekuatan dengan berbagai kepentingan politik hal ini bisa
dilihat dari fenomena friksi antar kelompok di internal Partai Nasdem.
“Ormas berdiri atas keresahan sekelompok anak muda waktu itu sekitar
februari 2012 dijakarta, kita melihat bahwa demokrasi dan kepemimpinan
di indonesia masih belum mengalami kemajuan pasca 1 dekade reformasi,
cita cita reformasi seperti jalan di tempat, rakyat semakin jauh dari wujud
sejahtera, pertarungan politik hanya sebagai arena rebutan kekuasaan demi
menguasai sumber-sumber ekonomi negara untuk kepentingan kelompok
kelompok politik penguasa saja. Perindo mengambil jalan bahwa perlu
satu organisasi massa yang punya tujuan untuk mengontrol kerja kerja
pemerintah maupun turut serta dalam sistem demokrasi untuk
menciptakan kader-kader muda calon pemimpin bangsa untuk masa depan
Indonesia.” 62

Keadaan perubahan ormas perindo menjadi partai dimulai dari berkembang
konflik antara loyalis Surya Paloh dan Hary Tanoesoedibyo beberapa hari sebelum
kongres I Partai NasDem 23 26 Januari 2013. Konflik besar diinternal partai tidak
bisa


dipecahkan

melalui

instrumen

organisasi

hingga

fragmentasi

untuk

memperjuangkan kepentingan masing masing pun tidak terelakan. Bahkan dalam
jumpa pers yang diadakan di Aula Museum Adam Malik, Hary Tanoesoedibyo
mengungkapkan konflik tersebut seperti perang di dalam organisasi dan tidak bisa
dibendung lagi. Puncaknya Hary Tanoesoedibyo selaku Ketua Dewan Pakar Partai
NasDem menyatakan mundur pada tanggal 17 Januari 2013. 63 Menyusul


62

Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra, Via whatsapp Tanggal
25 Maret Pukul 21: 08 WIB.
63
Diunduh melalui web http://www.gatra.com/fokus berita/23575 perang petinggi partai nasdem.html, pada
tanggal 1 Maret 2017

Universitas Sumatera Utara

dibelakangnya 3 pejabat teras Partai NasDem menyatakan mundur melalui surat
pengunduran diri seperti Sekretaris Jendral Ahmad Rofik, Wakil Sekretaris Jendral
Saiful Haq, dan Ketua Internal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Endang Tirtana.

“Kalau transformasi artinya bahwasanya Ormas Perindo itu didirikan karena
pada saat itu, sangat tidak mungkin HT langsung mendirikan partai karna
posisinya itu kan tahun 2013 sudah tahun politik ya kan dan rasanya tidak
akan mungkin terbagun infrastruktur yang kuat, dengan waktu yang sebegitu
dekat selanjutnya pada saat itu pak HT pada saat deklarasi Ormas HT
mengatakan apabila nanti orang orang Ormas Perindo yang duduk di

pencalegkan mempunyai sampan dari partai lain itu berhasil atau kondisi
negara ini eee terwujud sesuai dengan cita cita Ormas Perindo maka Perindo
akan tetap menjadi Ormas tapi hasil yang didapat memang jauh dari harapan
dan pak HT komitmen dengan pernyataan nya maka pada saat itu bulan juni
tahun 2014 di adakanlah rakernas ormas perindo di DPP dan di situ langsung
di bentuk tim kecil oleh pak HT untuk memperispkan hal hal teknis di
lakukannya transformasi dari ormas menuju partai politik di bentuk tim kecil
yang di dalamnya ada sekjen DPP Ormas Perindo bapak Ahmad Rofiq
sebagaimana yang kita ketahui bahwa pak Ahmad Rofiq pernah menjabat
sebagai sekjend Partai Nasdem di Partai PMB dan di Ormas Perindo dia juga
sekarang di sekjend partai hasilnya apa ketika tim itu di bentuk kemudian di
informasikan ke seluruh DPW Ormas Perindo di sampekan dalam bentuk
edaran surat hasil hasil rakrenas ya bahwasanya Ormas Perindo itu
bertranformasi menjadi partai politik.” 64
Faktanya, konflik tersebut sebenarnya terbangun dari berbagai motif politik
antara yang mendukung pengusungan Surya Paloh sebagai Ketua Umum dengan
yang menolak. Gesekan demi gesekan terjadi ditataran pejabat teras dimana friksi
terus melebar hingga “perang terbuka” pun terjadi. Upaya untuk meredakan konflik
dilakukan dengan proses mediasi yang diadakan di Hotel Grand Hyatt tanggal 16
Januari 2013 dengan mediatornya adalah Rosano Barack. Pada proses ini, Hary
Tanoesoedibyo bersedia untuk tidak menjadi ketua Majelis Partai bahkan Capres dari
Partai NasDem dan beberapa persyaratan lain dalam materi kompromi. Proposal
berisi sebuah syarat untuk posisi Ketua Majelis Nasional Partai (MNP) harus diisi

64

Wawancara dengan Ketua Departemen Sosial Ormas Perindo Sumatera Utara Dr. Bobby Susilo Di Kantor
DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 20 Desember, Pukul 13:23 WIB.

Universitas Sumatera Utara

oleh orang lain bukan Jan Darmadi dan Sekretaris Jendral tetap Ahmad Rofik serta
menganulir pemecatan Syaiful Haq. Namun proposal tersebut tidak ditanggapi oleh
Surya Paloh padahal upaya tersebut merupakan titik kompromi diantara keduanya.
Surya Paloh memiliki alasan kuat untuk tidak menanggapi proposal tersebut
karena kelompok dari Hary Tanoesoedibyo telah melakukan kegiatan yang
inkonsensus. Setidaknya ada 3 kegiatan yang tersembunyi tanpa kesepakatan
dilakukan oleh Hary Tanoesoedibyo. Pertama, bulan Juni 2012 Hary Tanoesoedibyo
melakukan janji politik dengan memodali para caleg NasDem 5 milyar sampai 10
milyar rupiah. Kedua, menonjolkan sosok Hary Tanoesoedibyo dalam media iklan
yang sering dilakukan oleh partai NasDem untuk memperkenalkannya ke publik di
stasiun televisi MNC Grup. Padahal, dalam konsensus, sosok partai yang harus
ditonjolkan bukan sosok sosok perorangan. Ketiga, Hary Tanoesoedibyo melakukan
beberapa kali pertemuan dengan DPW DPW tanpa sepengetahuan para deklarator
partai, sehingga memunculkan sebuah fragmentasi yang jelas antara beberapa Dewan
Pimpinan Wilayah.
Pertemuan pertama diadakan di Restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta
Pusat, 16 Desember 2012. Pertemuan tersebut digagas oleh Hary Tanoe dan diikut i
oleh Ketua Umum Caprice Rio Capella, Sekjen Ahmad Rofik, dan 11 DPW, yaitu
DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, dan Maluku
Utara. Tiga hari berikutnya, rapat tersebut ditindaklanjuti lagi dengan pertemuan di
Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan. Rapat lanjutannya digelar lagi di Menara
MNC, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Agenda Rapat tersebut membahas setidaknya satu
hal yang sensitif, yaitu amanat sebagian Dewan Pimpinan Wilayah kepada Hary
Tanoesoedibyo untuk menyelamatkan Partai Nasdem dan menjalankan roda partai
sebagaimana sistem yang ada, dan wacana menghentikan biaya operasional partai
bagi para penentang ide ini yaitu bagi para pendukung Surya Paloh.
Tentunya, mundurnya pejabat teras partai NasDem menimbulkan dampak yang
sistemik bagi kader kader di daerah. Hal ini disebabkan konstituensi Hary
Tanoesoedibyo yang dilakukannya selama menjadi Dewan Pakar Partai NasDem

Universitas Sumatera Utara

dengan mengadakan pertemuan pertemuan dengan pengurus daerah berhasil
menghasilkan pendukung yang kuat. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Barat
Rustam Effendi menjadi pejabat teras daerah pertama yang menyatakan mudur
beberapa jam setelah pernyataan mundur Hary Tanoesudibyo. 65 Kemudian disusul
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta Armyn Gultom serta dari beberapa
pengurus dan anggota daerah lainnya seperti Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten
Bone, Kota Cimahi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung barat serta daerah lain
dengan jumlah yang tak kalah banyaknya. 66
Kronologis singkat perubahan Ormas Perindo menjadi Partai Perindo yakni,
Pertama, Harry Tanoesoedibjo mendirikan Organisasi Kemasyarakatan Persatuan
Indonesia (Perindo) di Istoran Senayan, Minggu 24 Februari 2013. Ormas ini
kemudian resmi menjadi partai politik dengan nama Partai Persatuan Indonesia
(Perindo)

di

Jakarta

International

Expo,

Sabtu 7

Februari

2014.

Kedua

kemenkumham menyatakan Partai Perindo lolos verifikasi badan hukum pada 8
Oktober 2015. Untuk lolos verifikasi itu, syarat yang harus dipenuhi setiap parpol
baru adalah memiliki akta notaris, domisili kantor, dan melengkapi pengurus di setiap
tingkatan daerah (DPW, DPD, DPC). Ketiga, Partai Perindo telah memiliki badan
hukum yang sah berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor: M.HH 03.AH.11.01 Tahun 2014 tertanggal 08 Oktober
2014. Keempat, dengan status badan hukum tersebut dipoin 4, berarti satu tahapan
verifikasi yang wajib diikuti Partai Perindo (dan juga parpol lain) telah terlampaui.
Tahapan selanjutnya yang mesti dilewati adalah verifikasi faktual yang dilakukan
KPU untuk menetapkan parpol peserta Pemilu 2019. Oleh karena itu, verifikasi KPU
yang akan menetapkan nama nama partai yang nanti akan menjadi peserta Pemilu
2019. Kelima, Kemenkumham membuka pendaftaran dan verifikasi parpol baru pada
25 Mei 2016 sampai dengan 29 Juli 2016. Lima partai politik mendaftarkan diri:
Partai Islam Damai dan Aman (Idaman), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai
65

Diunduh melalui web http://news.detik.com/read/2013/01/25/071414/2151694/10/para pengurus partai nasdem
dki dan jakarta raya mundur, pada tanggal 1 Maret 2017
66
Diunduh melalui web http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/30/mhfhq1 ramairamai kader
nasdem mengundurkan diri ini alasannya, pada tanggal 1 Maret 2017

Universitas Sumatera Utara

Rakyat, Partai Rakyat Berdaulat, dan Partai Kerja Rakyat Indonesia. Adapun Partai
Perindo tidak perlu mengikuti pendaftaran dan verifikasi tersebut, karena memang
tidak perlu alias telah mendapatkan verifikasi dan badan hukum seperti yang
dijelaskan di poin 3. Keenam, dari kelima partai yang disebutkan dipoin 5, hanya PSI
yang dinyatakan lolos verifikasi dan mendapatkan status badan hukum. Ini juga yang
dikatakan, Menkumham Yasonna H Laoly saat konferensi pers 7 Oktober 2016.
Ketujuh, Tepat tanggal 8 Oktober 2016 Partai Perindo berulangtahun ke 2 sekaligus
merayakan 2 tahun pula sebagai parpol yang terverifikasi dan memiliki badan hukum.
Proses pengrekrutan partai memiliki sifat khusus dalam tafsirannya, misalnya
untuk pengrekrutan administratif diperlukan suatu dasar patronase (lindungan) dalam
proses pengrekrutannya, dalam arti faktor kedekatan seseorang dapat dijadikan acuan
untuk memperoleh pengaruh terutama ketika proses pemilihan pemimpin partai.
Rekrutmen politik meliputi aspek: subyek politik dalam arti manusia, dan obyek
politik dalam arti partai politik. Rekrutmen politik partai dapat dilakukan dengan cara
cara yang diinginkan partai baik secara terbuka maupun tertutup.
Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen yang berbeda.
Anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu kemampuan atau bakat
yang sangat di butuhkan untuk suatu jabatan politik. Setiap partai juga memiliki pola
rekrutmen yang berbeda. Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi
menjadi dua cara. Pertama rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan
memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing
dalam proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan
syarat syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan pertimbangan yang objektif
rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan politik
yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi.
Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk menduduki jabatan

Universitas Sumatera Utara

politik tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya individu individu tertentu
yang dapat menduduki jabatan politik. 67
Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera Utara memiliki kewajiban
yang sifatnya kolektif yakni kewajiban itu dilaksanakan secara efisien dan harus
dilaksanakan dengan seksama dan sesuai dengan hasil keputusan dalam rapat rapat
terbuka. Kewajiban itu harus ada pada diri Dewan Pimpinan Wilayah tersebut dan
jangan sampai lari dari pada konsep yang telah di sepakati bersama dimana
didalamnya sudah tertuang beragam kewajiban atas kewenangan tersebut. Seperti
yang dikatakan oleh Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy
Syahputra yakni kewenangan untuk menentukan kebijakan tingkat wilayah sesuai
dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan kongres, rapat tingkat
nasional serta peraturan partai lainnya dan berwenang untuk mensyahkan komposisi
personalia Dewan Pimpinan Cabang. 68
“Ya jadi kalau masalah kenapa tidak Ketua Perindo Sumut otomatis jadi Ketua
Partai kewenangan ada di Ketum di Indonesia ini ada 6 DPW yng ketua DPW
Ormasnya jadi Ketua Partai di Provinsi itu dan itu saya kita pak HT mengambil
penilaian secara objektif artinya.” 69
Menurut penjelasan ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera
Utara yakni Rudi Zulham Hasibuan menjelaskan bahwa tidak semua Ketua ormas
Perindo menjadi ketua partai, salah satunya adalah beliau. Dalam daerah lain bahwa
memang ada juga sebagian yang ketua, yang tadinya dia ketua ormas Perindo tingkat
provinsi langsung menjadi ketua partai Perindo tingkat provinsi. Oleh karena itu,
salah satu contoh di Sumatera Utara ketua ormas Perindo adalah Effendy Syahputra
transformasi perubahan menjadi partai politik Perindo di Sumatera Utara yang
menjadi ketuanya adalah Rudi Zulham Hasibuan.

67
Hesel Nogi Tangkilisan,2003, Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi
Publik Indonesia. hal. 188
68
Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra Via Whats app Tanggal
25 Maret, Pukul 21: 08 WIB.
69
Wawancara dengan Ketua Departemen Sosial Ormas Perindo Sumatera Utara Dr. Bobby Susilo, Di DPW
Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 20 Desember, Pukul 13:23 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Garis besar perkembangan elit Indonesia adalah dari yang bersifat tradisional
yang berorientasi kosmologis, dan berdasarkan keturunan kepada elit modern yang
berorientasi kepada negara kemakmuran, berdasarkan pendidikan. Elit modern ini
jauh lebih beraneka ragam daripada elit tradisional. 70 Secara struktural ada disebutkan
tentang administratur administratur, pegawai pegawai pemerintah, teknisi teknisi,
orang orang profesional, dan para intelektual, tetapi pada akhirnya perbedaan utama
yang dapat dibuat adalah antara elit fungsional dan elit politik. Elit fungsional adalah
pemimpin pemimpin yang baik pada masa lalu maupun masa sekarang mengabdikan
diri untuk kelangsungan berfungsinya suatu negara dan masyarakat yang modern,
sedangkan elit politik adalah orang orang (Indonesia) yang terlibat dalam aktivitas
politik untuk berbagai tujuan tapi biasanya bertalian dengan sekedar perubahan
politik. 71 Dalam konteks penelitian ini elit yang dimaksud adalah elit fungsional yang
menjadi elit politik yakni Rudi Zulham Hasibuan yaitu seorang Ketua Kamar Dagang
Indonesia perwakilan Kota Medan yang dipilih oleh Ketua Umum Perindo untuk
memimpin Perindo di Sumatera Utara.
“dijaringlah akhirnya saya yang menjadi ketua DPW partai Perindo Sumut. Jadi
memang kita ada tiga gelombang waktu itu, gelombang pertama daerah jawa
tentunya harus dibentuk duluan ketua partainya yang tadinya ada ketua ormas
jadi ketua partai, ada yang dari luar dan seterusnya, dan Sumut ada di
gelombang 2, Indonesia Timur gelombang 3 akhirnya terbentuknya partai ini.
Jadi, bukan berarti karena dari Sumut mendesak ormas menjadi partai, justru
ketum sendiri ingin membentuk partai Perindo di seluruh Indonesia. Kemudian
ketum menjaring siapa-siapa saja calon-calonnya. Dari Sumut saja banyak,
banyak calon pada saat itu yang bersedia dan mengajukan dirinya untuk
menjadi ketua DPW partai Perindo Sumut. Nah, setelah diseleksi yang dipilih
ketum adalah saya. Jadi, memang bukan berarti tokoh Sumut mendesak ormas
berubah menjadi partai.” 72

70

Robert Van Niel. 1984. Munculnya Elite Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka jaya. Hal. 12
Ibid.
72
Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo
Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret, Pukul 09:32 WIB.
71

Universitas Sumatera Utara

Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil
orang yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik.
Kelompok kecil itu disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan.
Elit yaitu orang orang berhasil yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan
masyarakat. Pareto mempertegas bahwa pada umumnya elit berasal dari kelas yang
sama, yaitu orang orang kaya dan pandai yang mempunyai kelebihan dalam
matematika, bidang musik, karakter moral dan sebagainya. Konteks penelitian ini
melihat bahwa jabatan ketua Perindo Sumatera Utara yakni Rudi Zulham Hasibuan
yang juga sebelum bergabung dengan Partai Perindo adalah seorang Ketua Kamar
Dagang Indonesia cabang Medan.
“saya ingin membangun kemandirian Sumatera utara, saya ingin membentuk
partai itu di maping semua di daerah justru saya bukan bicara tentang politik
waktu saya dijaring karena saya ketua Kadin Medan juga, bagi pak hary
tanoesudibjo kan tujuannya Indonesia sejahtera, Indonesia sejahtera kan
dalam bidang ekonomi, kebetulan saya kan di bidang usaha.” 73

Cita cita dalam melaksanakan tujuan kegiatan, dan kepentingan bersama yang
dibangun dengan kesadaran dan berkelompok yang diyakini dapat memecahkan
kepentingan bersama dalam sebuah wadah yang populer dengan nama Organisasi
Kemasyarakatan. Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai
politik. Ormas dapat dibentuk oleh kelompok masyarakat berdasarkan beberapa
kesamaan kegiatan, profesi dan tujuan fungsi, seperti agama, pendidikan, budaya,
ekonomi, hukum dan sebagainya. Ormas merupakan peran serta masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan untuk memajukan kehidupan yang berkeadilan dan
kemakmuran.
Pada saat ini, cara mendirikan Ormas atau Organisasi kemasyarakatan terlebih
dahulu, setelah banyak massa lalu buat parpol atau partai politik sangatlah favorit
bagi kalangan Elit politik saat ini. Para elit Politik berdalih pendirian Partai politik
73

Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo
Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret, Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara

yang lahir karena pendirian Ormas sebelumnya hanya untuk melakukan perubahan
yang lebih baik. Sekarang seakan akan menjadi tren situasi kondisi politik indonesia
saat ini, kalau mau buat partai politik sebelumnya buat Ormas atau Organisasi
kemasyarakatan yang mempunyai basis banyak massa lalu setelah banyak massa
yang tertarik di dalamnya dibentuknya partai politik untuk mempermudah dalam
pengenalan masyarakat atas parpol tersebut.
“Ormas perindo tetap ada, tidak hanya di sumut tapi nasional pun tidak
pernah di bubarkan, hanya dari ormas perindo di telurkan kesepakatan
bahawa perjuangan untuk meweujudkan visi misi dan agenda indonesia
sejahtera tadi harus dilakukan dalam koridor sistem ketetanegaraan, bahwa
untuk melaksanakan dan masuk dalam kanca politik praktis. Maka
sebagian kepengurusan ormas perindo kemudian menginisiasi
terbentuknya partai, yang akhirnya dinamakan partai perindo. Sebagian
lagi tidak bergabung dengan partai namun masih bertahan sebagai kader
dan pengurus ormas perindo, demikian juga di sumut, dan sampai saat ini
saya dan teman teman pun masi berstatus sebagai pengurus ormas perindo
di sumut.”74
Menurut Rudi Zulham Hasibuan dalam pernyataannya menjelaskan bahwa
Ormas tetap, jadi seperti yang saya terangkan bahwa ormas perindo memang yang
duluan didirikan oleh Bapak Hary Tanoe, ormas Persatuan Indonesia. Nah, dalam
perjalanannya tentu ormas saja sesuai dengan cita-cita Pak Hary Tano ingin
melakukan perubahan Indosesia kan ormas itu tidak bisa untuk misalnya untuk caleg
untuk yang lain, kan harus partai. Jadi kita sama-sama mengetahui bahwa partai
adalah air matanya Indonesia, produk-produk dari partailah yang bisa memimpin
Negara ini. Oleh karena itu, secara keseluruhan semuanya harus memiliki partai.
Dengan demikian bahwa forum perkembangannya, ormas yang sudah terbentuk
seluruh Indonesia ini bukan berarti dirubah menjadi partai. Anggaran dasar anggaran
rumah tangganya bukan berarti merubah menkumhamnya ormas berubah menjadi
partai Perindo.

74

Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra, Via Whats app Tanggal

25 Maret, Pukul 21:08 WIB.

Universitas Sumatera Utara

“Tapi memang dilahirkan dua, kemudian ketum membuat partai. Setelah
membuat ormas, ketum membuat partai, jadi bukan dirubah ormas menjadi
partai. Tapi justru dua kali bentuk, dibentuk ormas, setelah terbentuk ormas
dalam perkembangannya oh ternyata butuh partai, ketum membentuk partai
Perindo.”75

Kelahiran Partai Perindo merupakan metamorfosa sekaligus transformasi dari
Ormas Perindo sebelumnya yang mengusung tema besar mewujudkan Indonesia yang
berkemajuan, bersatu, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat, dan
berbudaya. Partai Perindo dengan jargon bersatu memimpin bangsa setidaknya harus
mampu memberikan jawaban atas kegundahan publik selama ini, utamanya apatisme
rakyat akan keberadaan partai politik. Partai Perindo berdiri murni lahir dari dan oleh
nafas rakyat serta nantinya tumbuh bersama aspirasi rakyat yang menghendaki
kesejahteraan Indonesia lebih baik dan mampu benar benar menjalankan fungsi partai
politik sejatinya bukan justru menambah kekisruhan, keruwetan, dan kebingungan
masyarakat karena semakin banyaknya jumlah pilihan partai politik di samping yang
sudah ada saat ini. Oleh karena itu, sejak 7 Februari melalui deklarasi Partai Perindo,
sejarah baru kehidupan partai politik mulai ditorehkan seraya menegaskan arah
politik kesejahteraan yang menjadi pilihan perjuangan partai Perindo.
“Kalau untuk pengurusan dari Ormas ke Partai itu berbeda, hanya Cuma
beberapa orang yang dari Ormas dulu masuk ke partai, karena kenapa karena
Ketua Partai kan dari Kadin jadi berbeda bidang jadi kebanyakan 80% itu orang
orang Kadin dan sisanya orang Ormas dulu, jadi kebanyakan memang
pengusaha yang masuk di dalam Partai Perindo, karena di Ormas kan sebagian
besar ada PNS juga kemaren itu yang gabung jadi kan gak mungkin mereka
gabung ke partai karena kan ada undang undang yang melarang itu.” 76

75
Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo
Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret, Pukul 09:32 WIB.
76
Wawancara dengan Wakil Ketua Pemuda Perindo Sumatera Utara Ahmad Iskandar di Kantor DPW Partai
Perindo Sumatera Utara Pada Tanggal 20 Desember 2016 Pukul 10:11 WIB. pendapat serupa juga dijelaskan oleh
Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan Di kaantor DPW Partai Perindo Sumatera
Utara, Tanggal 23 Maret 2017 Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Mendirikan partai baru bukanlah satu pekerjaan yang mudah meski alam
demokrasi sekarang memberikan jalan dan ruang lebih terbuka. Partai baru bukan
sekadar menambah jumlah akan tetapi bermakna baru dari segi kualitas. Partai
Perindo menjadi partai baru tidak berganti dalam wajah saja, melainkan baru juga
dalam memberikan warna, platform perjuangan, misi dan program program yang
berkualitas untuk Indonesia masa depan. Pendirian partai politik yang berkualitas
setidaknya mensyaratkan perencanaan menyeluruh disertai muatan sumber daya
manusia yang menggerakkan organ partai itu sendiri, yang kita kenal dengan sebutan
kader. Pada bagian inilah kerap sejumlah partai politik di Indonesia kurang
memberikan perhatian serius, di mana kader sesungguhnya menjadi kunci penting
dalam melahirkan partai yang berkualitas. Partai Perindo khususnya daerah Sumatera
Utara dituntut jelas dan tegas menerjemahkan pengertian kader secara utuh sebagai
suatu kelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi
tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar dan dalam diri seorang kader
melekat integral kualitas individu dan juga organisasi yang akan membentuk kualitas
partai secara keseluruhan.
Kader partai Perindo adalah pelopor, inspirator, motivator, dan mediator bagi
individu, lingkungan, dan masyarakat bangsanya sehingga kaderisasi menjadi ujung
tombak partai yang harus diprioritaskan dengan bertumpu pada tiga hal yaitu
pengetahuan dasar yang dimiliki, mampu memberikan solusi konstruktif atas
berbagai permasalahan, dan tentunya berkiprah menghasilkan karya yang bermanfaat.
Kualitas berikutnya, yang berkaitan dengan proses rekrutmen anggota dan pengurus
partai secara terbuka. Salah satu perbedaan Partai Perindo yang harus ditampilkan
adalah kemampuannya membangkitkan kesadaran politik warga negara (khususnya
anak anak muda) serta ikut ambil bagian dalam aktivitas kepartaian.
Kesejahteraan yang belum sepenuhnya diakui maupun diakomodasi oleh partai
politik selama ini ibarat pekerjaan rumah yang belum tuntas diselesaikan untuk bisa
diwadahi dalam Partai Perindo. Bangsa yang besar ini telah sejak lama kokoh kuat di
atas keberagaman dengan nilai nilai budaya luhur dan sangat menghormati

Universitas Sumatera Utara

perbedaan. Oleh karena itu, dengan pijakan ragam latarbelakang serta suku, agama,
ras yang berbeda beda tanpa memilah dan memilih status ekonomi/sosial, Partai
Perindo harus menjamin sepenuhnya perlakuan dan kesempatan yang sama bagi
seluruh warga negara untuk bergabung. Keluarga besar Partai Perindo tidak
membedakan antara orang orang yang berlatarbelakang korporasi (MNC Group)
dengan orang orang yang berlatarbelakang ormas, aktivis, maupun akademisi.
Kekuatan besar yang sangat bisa bersinergi saling menguatkan bila dikelola
oleh sistem rekrutmen dan manajemen partai yang cerdas sehingga wajah Partai
Perindo tampil utuh sebagai partai politik representasi denyut nadi rakyat. Kesan
umum publik terhadap partai politik yang hanya dimiliki oleh sekelompok
elit/petinggi partai, merangkul dan mengakomodir kepentingan tertentu saja bahkan
cenderung pragmatis hendaknya bisa ditepis sejak dini dan terbantahkan oleh sistem
rekrutmen partai Perindo yang terbuka. Anggota dan pengurus adalah kader partai
yang tidak boleh berjarak dengan masyarakat. Mereka harus mampu menampung
keluh kesah, merespons aspirasi rakyat yang memerlukan solusi cepat sehingga tidak
ada kesan Partai Perindo tidak pro rakyat.
Membuat terbilang lebih mudah ketimbang mempertahankan dengan demikian
Partai Perindo sebagai pendatang baru di antara para senior partai politik lainnya,
berhadapan dengan tantangan besar dunia perpolitikan. Mesin Partai Perindo dalam
hal ini manajemen organisasi dan kepemimpinan menjadi kunci utama dalam
menghadapi tantangan, ujian, dan eksistensi partai ditengah masyarakat. Kualitas
partai yang tadi sudah terbangun akan mencerminkan kader yang memiliki integritas
dan kompetensi. Kader kader partai inilah yang nantinya akan terus berada di garda
terdepan merespons permasalahan bangsa dan hadir pro rakyat.
Tantangan berikutnya adalah konsistensi dan fokus perjuangan Partai Perindo
pada politik kesejahteraan, yang sama artinya dengan konsisten dan fokus berjuang
melalui daerah daerah. Dewan Pimpinan Daerah yang tersebar di seluruh Indonesia
sudah barang tentu menjadi tumpuan partai dalam menyosialisasikan dan

Universitas Sumatera Utara

menjalankan program kerja partai sekaligus menggerakkan masyarakat agar menjadi
lebih sejahtera. DPD melalui koordinasi dengan DPW dan DPP akan menjadi medan
pertama implementasi kebijakan dan program Partai Perindo yang pro terhadap
kesejahteraan rakyat di daerah. Berhasil atau tidaknya DPD memberikan hasil nyata
yang bisa dirasakan rakyat serta merta, akan menjadi parameter keberhasilan partai
secara keseluruhan. Hasil kerja nyata Itulah yang menjadi jawaban untuk eksistensi
partai. Selain tantangan di atas, Partai Perindo juga dituntut mampu menerjemahkan
fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi politik. Pilihan Partai
Perindo mengusung politik kesejahteraan tentunya berkorelasi dengan sejauh mana
kebijakan kebijakan pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya.
“Pemandatan dan penunjukan dari ketua umum ormas dan partai perindo
dalam hal ini bapak hari tanoesoedibjo karena ini untuk pertama kalinya,
jadi belum dipilih dalam mekanisme musyawarah wilayah.” 77
Elit lokal yang berada di daerah Sumatera Utara yang mendukung pendirian
Partai Persatuan Indonesia atau Perindo dari organisasi kemasyarakatan Perindo
khususnya di Sumatera Utara yaitu seperti Syafril Nasution, Armin Gultom, Arya
Sinulingga, Effendy Syahputra dan lain lain. Tokoh tokoh Sumatera Utara tadi adalah
tokoh dari organisasi kemasyrakatan Perindo yang mendukung berdirinya partai
perindo secara nasional. Oleh karena itu, aktor atau elit dari transformasi perubahan
organisasi kemasyarakatan perindo menjadi partai politik untuk daerah Sumatera
Utara adalah elite lit yang berada di organisasi kemasyarakatan perindo sebelum
terbentuknya partai Perindo di Sumatera utara.
“Partai Perindo itu justru memang tokoh-tokoh di DPP itu banyak juga
orang Sumut. Maksudnya yang di Perindo di DPP ditingkat nasionalnya
yang misal wakil ketua bidang organisasi itu Bapak Syafril Nasution ya
dia itu kan dulunya orang Sumut, wakil ketua bidang kader anggota
organisasi Bapak Armin Gultom, yaitu dulunya memang dia orang Sumut,
tapi sekarang uda jadi pengurus di DPP, ada juga sekarang di bagian
media Arya Siulingga, nah itu juga kan orang Sumut, nah kalau Efendi
yang tadinya ketua ormas Sumut menjadi ketua DPP Pemuda Perindo jadi
77
Wawancara dengan Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan, pendapat serupa juga
dijelaskan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra via whastapp, tanggal 25 Maret
21:08 WIB.

Universitas Sumatera Utara

di sayap bukan di partainya. Jadi tokoh-tokoh Sumut itu sebenarnya bukan
dari luar, tapi dia memang orang Perindo dari awal. Jadi, pembentukan di
Sumut ini bukan karena pengaruh dari luar, justru orang Sumut yang ada
di Perindo yang tadinya dia di ormas Perindo menyeleksi untuk
menentukan siapa yang akan menjadi ketua DPW Sumutnya, jadi bukan
dari luarnya yang mendesak untuk dibentuknya partai DPW Perindo di
DPW Sumut.” 78

3.2 Peranan Elit Lokal Dalam Pendirian Partai Perindo Sumatera Utara.
Sebagai Negara Demokrasi baru, tantangan yang dihadapi Indonesia sangat
kompleks. Disatu sisi, tantangan itu masih banyak terkait dengan aspek aspek dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara seperti pelembagaan institusi institusi sosial,
politik, dan ekonomi. Demikian juga dengan hal hal dasar dalam kehidupan rakyat
seperti layanan publik dasar berupa penyediaan lapangan kerja, penyediaan sarana
dan prasarana pendidikan, tersedianya infrastruktur perhubungan, layanan dasar
kesehatan, dan sebagainya. Disisi lain, Indonesia harus siap menghadapi tantangan
kehidupan dan politik abad ke 21 dan setelahnya, yang ditandai oleh persaingan yang
makin ketat sekaligus kaburnya batas batas antar negara.
Dengan kata lain, untuk bisa menjawab tantangan tantangan baru tersebut
Indonesia memerlukan transformasi, yakni perubahan dan penyesuaian kerangka
institusional pada lingkup internal Negara. Tanpa adanya perubahan dan penyesuaian
kerangka institusional internal, bisa dipastikan, Indonesia tidak akan memiliki
kemampuan kompetitif untuk bisa menjadi pemenang di dalam kompetisi global
dewasa ini. Sebab, kerangka kelembagaan dan aturan normative yang ada dewasa ini
merupakan hasil dari upaya upaya transformasi terdahulu untuk menjawab masalah
masalah kontekstual pada masanya. Transformasi atau pembaruan dan perubahan
adalah cara paling baik untuk memastikan sebuah institusi besar bernama Negara
tetap relevan dan sanggup berevolusi menjadi lebih kuat.

78

Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo
Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret Pukul: 09:32 WIB

Universitas Sumatera Utara

Menurut Pareto secara prinsip menyatakan pendapat bahwa disetiap sistem
masyarakat baik struktur masyarakat yang masih bersifat tradisional maupun tatanan
masyarakat modern, pasti ditemukan sekelompok kecil minoritas individu yang
memerintah anggota masyarakat lainnya. Pareto menyatakan bahwa setiap
masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas yang
diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik. Kelompok kecil itu disebut dengan
elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan. Elit adalah orang orang yang berhasil
yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. Komponen dari
elit non politik lokal adalah seseorang atau individu yang menduduki jabatan strategis
dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam lingkup masyarakat.
Elit non politik ini seperti: elit keagamaan, elit organisasi kemasyarakatan dan
kepemudaan serta profesi dan lain sebagainya.
Perindo hendaknya membuat terobosan terobosan melalui programnya yang
langsung bersentuhan dengan masyarakat yakni melalui faktor sosiologis, ekonomi
politik dan psikologis. Elit lokal mempunyai peran yang cukup signifikan dalam
mewujudkan pemerintahan yang demokratis dan mendorong demokratisasi di tingkat
lokal. sekaligus untuk menumbuhkan kesadaran dan memberikan pemahaman
demokrasi kepada masyarakat yang lebih luas. Elit lokal merupakan orang
perorangan atau aliansi dari orang yang dinilai pintar dan mempunyai pengaruh di
dalam masyarakat, misalnya para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan orang orang
yang mempunyai kemampauan finansial yang relatif tinggi dibanding masyarakat
umum atau dengan kata lain elit lokal diartikan sebagai elit non politik .
“Dimulai dari tujuan pak HT melihat kondisi bangsa, melihat kondisi
kesejahteraan Bangsa, beliau memulai karir politiknya dipartai Nasdem,
kemudian pak HT komitmen dengan ucapannya dan beliau melakukan
komunikasi dengan ketum partai nasdem bahwa ini wadah generasi muda,
yang selain yang generasi mudah menjadi yg mengayomi kemudian,
namun ketika komitmen itu tidak bisa di jalankan lagi oleh ketum partai
itu, pak HT komit keluar, kemudian diikuti yang satu pemikiran dengan
pak HT kemudian tanggal 23 februari 2013 dideklarasikan Ormas yang
dihadiri pak Yusril , Wiranto dll. Ormas ini didirikan sebagai wadah bagi
generasi mudah, yang selama ini tertahan, kemudian didirikan lah dulu
Ormas dan kader kader Perindo yang ingin mencaleg kemudian pak HT

Universitas Sumatera Utara

melihat peluang untuk begabung ke hanura kemudian pak HT didaulat
sebagai Ketua Bapilu Hanura, kemudian pak HT menyampaikan kepada
masyarakat, perindo ini akan tetap jadi ormas jika hasil pemilu 2014 itu
paling tidak mewujudkan tujuan dari Perindo ini, ada nama nama caleg
yang masuk bung effendi syahputra caleg no 2 sumut 1, syafril nasution
dapil sumut 3 no 1, arimin gultom dari sumut 2, nah ketika hasil sudah
keluar hanura 5,6 kemudian ada yang membilang karena ketua bapilu
yang menyebabkan, kemudian dilakukan mukernas Ormas Perindo
dibulan Mei 2014, yang mana keputusannya di bentuk tim kecil untuk
melakukan transformasi Ormas Perindo menjadi Partai Politik,
alhamdulillah sudah di bentuk DPW DPW diseluruh Indonesia, memang
ada penolakan penoilakan oleh kader Perindo yang tergabung pegawai
negeri, namun sebagian besar setuju terhadap upgrading, namun pada
tanggal 8 oktober 2014 Perindo resmi terdaftar, jadi hari jadi 8 Oktober,
nah itu hari pendaftaran, dideklarasikan 7 Febuari 2015.” 79

Namun, Partai Perindo tidak harus masuk dalam ranah dukung mendukung,
setuju atau tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut melainkan berfungsi
sebagai pemberi solusi alternatif kebijakan. Partai ini dibentuk salah satunya melihat
potret kemiskinan yang terus bertambah dan kesejahteraan yang belum juga dinikmati
oleh rakyat sehingga kehadirannya harus dipastikan sebagai solusi dengan tawaran
alternatif kebijakan yang lebih tepat bagi pemerintah. Partai Perindo bersatu bersama
rakyat membangun Indonesia sejahtera. Strategi pendirian partai politik (parpol)
dengan mengawalinya melalui pembentukan organisasi kemasyarakatan (ormas)
bukanlah suatu hal yang baru. Pada demokrasi parlementer sebut saja pendirian Partai
Nasional Indonesia (PNI) yang berasal dari kelompok belajar, lalu pendirian Partai
Serikat Islam Indonesia (PSII) yang berasal dari Serikat Islam (SI) dan pendirian
Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berasal dari Indiche Sosial Demokratische
Vereniging (ISDV).
Pada saat ini, ideologi parpol masih kentara, mereka terbagi menjadi 3 golongan
yakni Nasionalis, Religius dan Kelas. Sedangkan, pada orde baru, Golkar yang
mengikuti pemilihan umum (pemilu) dan mendapat perlindungan dari penguasa pun
79
Wawancara dengan Mantan Wakil Sekretaris I Ormas Perindo Sumatera Utara dan sekarang menjabat Wakil
Sekretaris I DPW Partai Perindo Sumatera Utara Joko Soekardi. Di DPW Partai Perindo Sumatera Uttara Tanggal
20 Desember 2016, Pukul 11:25 WIB.

Universitas Sumatera Utara

dibentuk dari Kelompok Induk Organisasi (Kino) yang merupakan wadah dari ormas
yang menghimpun hampir seluruh stratafikasi masyarakat yang ada. Pada era ini
kekuatan ideologi dari parpol seakan samar, karena ekonomi dan pembangunanlah
yang menjadi panglima, ditengah sistem otoritarian. Pada Reformasi, pendirian Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) berasal dari Nahdatul Ulama (NU), lalu pendirian Partai
Amanat Nasional (PAN) berasal dari Muhammadiyah dan pendirikan Partai Hanura
berasal dari Perhimpunan Kebangsaan. Kemudian yang terbaru adalah pendirian
Partai NasDem yang diawali dengan membentuk Ormas Nasional Demokrat (OND).
Dalam sirkulasi elit, konflik bisa muncul dari dalam kelompok itu sendiri
maupun antarkelompok pengusaha maupun kelompok tandingan. Sirkulasi elit
menurut Pareto terjadi dalam dua kategori yaitu: Pertama, pergantian terjadi antara
kelompok kelompok yang memerintah sendiri, dan Kedua, pergantian terjadi di
antara elit dengan penduduk lainya. Pergantian model kedua ini bisa berupa
pemasukan yang terdiri atas dua hal yaitu Pertama, individu individu dari lapisan
yang berbeda kedalam kelompok elit yang sudah ada. Kedua, Individu individu dari
lapisan bawah yang membentuk kelompok elit baru dan masuk kedalam kancah
perebutan kekuasaan dengan elit yang sudah ada. 80
Secara umum, elit merupakan sekelompok orang yang menempati kedudukan
kedudukan tinggi. Dalam arti yang lebih khusus, elit juga ditunjukkan oleh
sekelompok orang terkemuka dalam bidang bidang tertentu dan khususnya kelompok
kecil yang memegang pemerintahan serta lingkungan dimana kekuasaan itu diambil.
Dengan demikian, konsep tentang elit cenderung lebih menekankan kepada elit
politik dengan merujuk pada pembagian elit penguasa dan elit yang tidak berkuasa
yang mengarah kepada adanya kepentingan yang berbeda.
Agar krisis kepercayaan terhadap parpol, tidak terjadi juga pada Ormas maka
yang dibutuhkan sekarang adalah ormas yang mampu mempraktikan ideologinya
dengan program yang tepat sasaran, kader berkualitas dan waktu yang terukur untuk
80

S. P. Varma. Ibid.

Universitas Sumatera Utara

melakukan perubahan. Terlebih bagi Ormas baru, yang tentunya masih diharapkan
oleh sebagian masyarakat yang semakin sedikit jumlahnya dibandingkan dari
sebelumnya, untuk dapat membangun budaya baru. Mengingat Ormas mempunyai
kecenderungan sebagai embrio dari pendirian parpol, budaya baru yang dimaksud
tentunya adalah budaya politik.
Tipe budaya politik partisipan lah yang dimana individu individu bersikap aktif
dan terlibat dengan sistem secara utuh melalui proses input maupun output dalam
sistem politik yang diperlukan oleh ormas baru untuk mengedepankan substansi
demokrasi. Ini lah yang akan menjadi mata air yang dihasilkan ormas untuk parpol
yang kini seperti tanah yang gersang. Persatuan Indonesia (Perindo) sebagai ormas
baru yang dideklarasikan oleh Hary Tanoe, Ahmad Rofiq, kawan kawan aktifis
beserta lapisan masyarakat lainnya, kiranya dapat dijadikan sebagai wadah mengabdi
kepada masyarakat dan wadah berpolitik yang mengedepankan budaya partisipan
dengan idealisme dan semangat kaum muda. Dengan maksud agar tidak mengalami
nasib yang sama seperti OND atau Partai NasDem. Ahmad Rofiq sedari dini
mengatakan bahwa Perindo nantinya akan menjadi Parpol. Dengan kejujuran seperti
ini belum cukup dapat dijadikan bekal untuk membangun budaya politik baru. Dan
belum cukup juga apabila Perindo sekedar membuat pengandaian yang sama seperti
ormas ormas atau partai partai yang ada melalui platform yang dapat dibedakan
hanya melalui redaksinya semata.
“Inisiasi pembentukan partai tentu melibatkan orang orang generasi awal
dari pendirian ormas dan beberapa pengurus ormas perindo sumut yang
bergabung ke partai tentu salah satunya adalah saya sendiri sebagai ketua
ormas perindo sumut yang ketika itu di daulat untuk masuk dalam
kepengurusan pusat sebagai wasekjend bidang politik dan komunikasi
media.” 81

81

Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra Via Whatsapp, Tanggal
25 Maret 2017, Pukul 21:08 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Perubahan Organisasi kemasyarakatan (Ormas) menjadi partai politik (Parpol)
itu dikarenakan untuk merubah sesuatu peraturan melalui kekuasaan politik. Karena
hanya partai politik (Parpol) sebagai sarana politik yang menjembatani elit elit politik
dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri
dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung
kepentingan kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang
political development seb