Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Basuki Tjahaja Purnam Atau Ahok Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 di MetroTV Chapter III V

54

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Dekripsi Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya MetroTV (http://www.metrotv.com).
PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) adalah salah satu anak perusahaan
Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh, pebisnis yang memiliki banyak
pengalaman dalam industri media di Indonesia. Surya Paloh awalnya merintis
usahanya di bidang pers dengan mendirikan surat kabar Harian Prioritas, yang
kemudian dibredel pada masa pemerintahan Orde Baru pada tanggal 29 Juni 1987.
Harian ini ditutup karena dinilai pemerintah terlalu vokal dan berani. Tahun 1989,
Surya Paloh mengambil alih surat kabar Harian Media Indonesia, yang kini tercatat
sebagai harian dengan oplah terbesar nasional setelah Kompas. Kemudian dalam
perkembangan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah stasiun
televisi berita, karena perkembangan dan transformasi media dari cetak ke
elektronik.Hingga saat ini, Surya Paloh menjabat sebagai CEO Media Grup, bersama
enam orang direksi dan dua komisaris.
Metro TV mendapatkan izin siaran dari Menteri Penerangan Republik
Indonesia pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, Metro TV
mengudara untuk pertama kalinya, dalam siaran percobaan di tujuh kota besar di

Indonesia. Pada siaran kali pertama tersebut, Metro TV hanya tayang selama 12 jam
dalam sehari. Dalam perkembangannya, sejak 1 April 2001 Metro Tv menjadi
televise berita 24 jam pertama di Indonesia.
Stasiun TV ini memiliki konsep agak berbeda dengan stasiun televisi lain,
sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan
acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini
kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap
dalam koridor news. MetroTV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan
berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di
55

Universitas Sumatera Utara

55

Indonesia yang tidak menayangkan sinetron. MetroTV juga menayangkan siaran
internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia Indonesia Now yang dapat
disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak
di Indonesia.
MetroTV dapat ditangkap secara tangkap teresterial di 280 kota yang tersebar

ditanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transisi. Selain secara teresterial,
siaran MetroTV dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui
Satelit Palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina
Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta
Jepang. MetroTV melakukan kerja sama dengan beberapa televisi asing di antaranya
kerjasama dalam pertukaran berita dan kerjasama dengan beberapa televisi asing di
antaranya kerjasama dalam pertukaran berita dan kerjasama pengembangan tenaga
kerja. Stasiun televise tersebut adalah CCTV, Chennel 7 Australia, Voice of America
(VOC). Selain bekerja sama dengan stasiun televisi internasional, MetroTV juga
memiliki kontributor internasional yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris.
Dengan kerjasama internasional ini, MetroTV berusaha memberikan sumber berita
mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada
dunia luar dan juga hal mendukung MetroTV untuk menjadi media secara cepat,
tepat, dan cerdas dalam mendafatkan beritanya.
Daftar direktur utama
No Nama

Awal jabatan Akhir jabatan

1 Surya Paloh


2000

2006

2 Wisnu Hadi

2006

2011

3 Adrianto Machribie 2011

2017

4 Suryopratomo

sekarang

2017


Universitas Sumatera Utara

56

Direksi saat ini
Struktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:
No Nama

Jabatan

1 Suryopratomo

Presiden Direktur

2 Don Bosco Selamun Direktur Pemberitaan
3 Kioen Moe

Direktur Program & Pengembangan


4 Lestary Luhur

Direktur Penjualan dan Pemasaran

3.1.2 Visi dan Misi MetroTV

Visi Metro TV adalah menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan
stasiun televisi lainnya, dan menjadi nomor satu dalam program beritanya,
menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Selain itu juga
memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa
maupun pemasang iklan.
Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:
1. Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara
melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global,
dengan menjunjung tinggi moral dan etika.
2. Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan
pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan
memberikan hiburan yang berkualitas.
3.


Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan
menambah aset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan
para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi
pemegang saham.

Universitas Sumatera Utara

57

4.

Untuk

mencapai

tingkat

pertumbuhan

yang


signifikan

dengan

mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup
dan kesejahteraan karyawan, dan untuk menghasilkan keuntungan yang
signifikan bagi pemegang saham.

3.1.3 Logo dan arti Metro tv

Pada tanggal 20 Mei 2010, MetroTV memperkenalkan logo dan slogan
barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru
dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic kursif yang memberikan kesan
modern, segar dan futuristik. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di
pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari
stasiun-stasiun televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri
atas. Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di
pojok kanan paling bawah.


Gambar logo Metro TV

(Sumber:Comprof PT. Media Televisi Indonesia METRO TV, 2011)
Logo MetroTV dirancang dalam citraan tipogfafis sekaligus kecitraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual (diwakili hurufhuruf: M-ET-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung
elang). Elips emas dengan burung elang pada posisi huruf “O” dengan pertimbangan
kesamaan stuktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk

Universitas Sumatera Utara

58

teks M-E-T-R dengan T-V. Hal ini mengingat, dirancang agar pelihat akan
menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai METROTV.
Logo MetroTV dalam kehadiran secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai
symbol informasi atau komunikasi MetroTV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai
sarana pembangunan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap institusi
MetroTV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas dapat mendapatkan garbing
masuk, mengenal, memahami, serta menyakini visi, misi serta karakter MetroTV
sebagai institusi.
Logo MetroTv dalam rancangan rupa bentuknya berdasarkan pada hal-hal

berikut:
1. Simple,tidak rumit.
2. Memberikan kesan global dan modern.
3. Menarik dilihat dan diingat.
4. Dinamis dan lugas.
5. Dan filmis
6. Berwibawa namun familiar.
7. Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik,
Selain menampilkan unsure symbol teks/hurf, MetroTV menampilkan juga symbol
gambar yaitu:
Bidang elips dan kepala burung elang.
1. Bidang elips sebagai latar dasar teraan burung elang, merupakan proses
metamorphosis atas beberapa bentuk, yaitu:
a. Bola dunia sebagai symbol cakupan yang global dari sifat informasi,
komunikasi dan seluruh operasional institusi MetroTV.
b. Telus emas sebagai symbol, Bold yang tampil penuh kewajaran. Telur
juga merupakan symbol kesempurnaan dan merupakan image bentuk

Universitas Sumatera Utara


59

(institusi) yang secara strukturkokoh, akurat, dan artistic sedangkan
tampilan emas adalah sebagai simbol puncak pretasi dan puncak kualitas.
c. Elips sebagai symbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring
kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri
sebagai symbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat
berkaitan dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.
2. Elang simbol kewibawan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan.
Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas, namun penuh keanggunan gerak hidup
anggun.
MetroTV merupakan jaringan TV swasta nasional pertama di Indonesia yang
menyajikan tayangan berita sebagai tanyangan utama dalam penyiarannya, dengan
rata-rata sekitar 70% tanyangannya bersifat (news) dan memiliki persentase 30%
tnyangan non berita (non news). Program MetroTV dirancang untuk mengakomodasi
keluarga yang berpenghasilan menengah ke atas (target pemirsa AB 20+). Susunan
program MetroTV hamper semua menyuguhkan tanyangan berita yang dalam
produksinya hamoir semuanya dilakukan atau diproduksi sendiri. MetroTV
memusatkan upayanya pada peningkatan kualitas produksi lokal, sementara di saat
yang sama secara


selektif memperoleh hak untuk menyiarkan content asing, yang

diyakini MetroTV sesuai dengan selera local (http/://en.wikipedia.org/wiki).
3.1.4 Acara Yang Sekarang Tanyang Di MetroTV
Berita
Metro Pagi Primetime
Metro Siang
Metro Hari Ini
Top News
Metro Malam
Metro Bisnis
Metro Xin Wen

Universitas Sumatera Utara

60

Headline News
Prime Time News
World News
Editorial Media Indonesia
Indonesia Now
Selamat Pagi Indonesia
Xin Wen Highlights
Metro Highlights
Metro This Week
Buletin Pilkada
Newsline
Features
Channel Japan
Dunia Kita
Gaya Hidup Masa Depan
Wonderful Living
Techno Lounge
Talkshow dan Current Affairs
News Story Insight (NSI)
Economic Challenges
Mata Najwa
360
PrimeTime
Kick Andy
Newsline
Let's Talk
Metro iCare

Universitas Sumatera Utara

61

Idenesia
Ayo Cari Tahu
I'm Possible
Prime Talk
Metro Plus
Realitas
Program realitas
Brain Games
Investigasi
Target Operasi
Dokumenter
Eagle Documentary Series
Cendekia
1000 Meter
Melawan Lupa
Ulama Nusantara
Hiburan
Stand Up Comedy
NewsLog
Republik Sentilan Sentilun
Layar Perak
Little VIP

Universitas Sumatera Utara

62

Olahraga
Metro Sport
Spirit Football
Sportmagz
Sport Time
Infomercial
Agung Sedayu Group

3.2 Metode Penelitian
Menurut Pujileksono (2015:4), metode penelitian adalah analisis teori atau
ilmu yang membahas tentang metode dalam melakukan penelitian. Metode penelitian
komunikasi adalah prosedur atau cara ilmiah dalam melakukan penelitian bidang
komunikasi untuk menemukan hal-hal baru, membuktikan/menguji temuan penelitian
sebelumnya atau untuk pengembangan ilmu komunikasi.
Metode penelitian umumnya dibagi kedalam dua bagian, yaitu metode
penalaran deduktif dan metode penalaran induktif. Metode penalaran deduktif
melahirkan metode analisis kuantitatif dan digunakan untuk melayani tujuan
verifikasi teori atau hipotesis. Sedangkan, metode penalaran induktif melahirkan
metode analisis kualitatif, dan digunakan untuk memenuhi tujuan heuristik (Arifin,
2013: 35).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi secara
mendalam. Seperti yang dikatakan Kriyantono (2008: 35), metode kualitatif tidak
mengutamakan populasi dan sampling, sehingga penelitian tersebut bersifat subjektif
yang hasilnya bukan untuk digeneralisasikan.
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-

Universitas Sumatera Utara

63

dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.riset ini tidak mengutamakan
besarnya populasi atau sampling-nya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah
mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari
sampling lainnya. Di sini ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) bukan
banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono,2008:58-57).
Metode yang akan dipakai pada penelitian ini mengunakan model analisis
framing yang dibuat oleh Robert Entman dimana motode ini akan menitikberatkan
pada penelitian terhadap struktur ini sebuah berita. Pada dasarnya framing
(pembingkaian) adalah sebuah intrumrn metodologis yang dipakai untuk melihat cara
media dalam mengkonnstruksikan sebuah wacana dan realitas sosial sehingga
menjadi berita. Lewat framing, publik diajak dan diarahkan untuk melihat hanya dari
satu sisi tanpa diberi kesempatan untuk melihat sisi yang lain. Asumsinya, elemen isi
yang ditonjolkan mempunyai ruang yang lebih besar untuk dipertimbangkan
khalayak pembaca. Dengan kata lain, penonjolan yang berbeda terhadap fakta akan
menggiring perhatian publik pada titik tertentu dan melahirkan persepsi berbeda
karena penekanan hanya pada satu sisi sehingga menutup sisi lainnya.
3.2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan fokus dari penelitian, yaitu apa yang menjadi
sasaran untuk diteliti, yang secara konkrit tergambarkan dalam rumusan masalah
penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemberitaan Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) dalam kasus surah Al-Maidah Ayat 51 di MetroTV.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pelaku maupun orang lain yang memahami informasi
mengenai objek penelitian. Oleh karenanya, subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah kumpulan berita tentang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus surah
Al-Maidah ayat 51 di MetroTV terbit dari bulan Januari sampai bulan April 2017.

Universitas Sumatera Utara

64

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Data primer, yaitu unit data analisis dikumpulkan dengan cara mengumpulkan
data dari bahan-bahan tertulis di MetroTV yang memuat berita Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 dari bulan Januari
sampai bulan April 2017.
b. Data sekeunder, yakni berupa studi kepustakaan (library research), yaitu
dengan cara mengumpulkan semua data yang berasal dari literature serta bahan
bacaan yang relevan dengan penelitian. Studi kepustakaan dalam penelitian ini
menghasilkan berbagai data yang didapatkan dari buku-buku dan literature
yang sesuia dengan masalah dalam penelitian.
c. Keabsaan data, yakni dengan melampirkan semua berita yang menjadi objek
penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitafif menurut Bogdan dan Biklen (1982, dalam Moleong,
2006:248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Tekni analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni sesuai dengan
analisi framing model analisi framing Robert Entman. Mulanya data primer yang
berupa dukumen-dokumen mengenai

berita-berita mengenai Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 akan dikumpul dengan
lengkap dan disusun urutan tanggal, judul, dan rubkit. Data-data tersebut kemudian
diuraikan, diidentifikasi, dan dianalisis satu per satu untuk melihat kecenderungan
konstruksi berita sesuai model analisis freming Robert Entman.

Universitas Sumatera Utara

65

Peneliti ini akan memusatkan pada penelitian kulitatif dengan perangkat
metode analisis isi memakai analisis framing. Dalam penelitian ini, unit-unit analisis
(berita) dari subjek penelitian ditabulasikan/dikoding dalam suatu tabel yang memuat
kesimpulan atau kecenderungan framing (tabel 4). Sebelumnya unit analisis akan
dipecah menjadi 2, yaitu berita (tabel 2), setelah diuraikan struktur fisik unit analisis,
maka selanjutnya adalah uraikannya isi atau inti per-berita (tabel 3). Setalah dikoding
dalam sebuah tabel frame sehingga memudahkan peneliti meneliti tiap-tiap berita
yang berhubungan dengan penelitian.
Tabel 2
Subjek penelitian di MetroTV
TANGGAL

JUDUL/HEADLINE

RUBRIK

Tabel 3
Paparan singkat berita dan narasumber dalam berita

JUDUL

ISI BERITA

SUMBER BERITA

Universitas Sumatera Utara

66

Tabel 4
Frame isi pemberitaan
Defining Problems

???

Diagnose Cause

???

Make Moral Judgement/Evaluation

???

Treatment Rwcommendation

???

Universitas Sumatera Utara

67

BAB IV

PEMBAHASAN
Tabel 5
Subjek Penelitian MetroTV Bulan Januari-April 2017
TANGGAL

31 Januari 2017

JUDUL/HEADLINE

Ahok

Keberatan

RUBRIK

Dengan News Hukum

Keterangan Ketua MUI
01

Februari Ahok Merasa Diadu Domba

News Hukum

2017
02

Februari Ahok Sempat Protes soal Tulisan News Hukum
‘Ahok Hina Alquran’

2017
02

Februari Ahok Dinilai Belum Perlu Minta News Hukum

2017

Maaf Secara Langsung

15 Maret 2017

Persidangan

Ahok

Disebut News Hukum

Pincang sejak Awal
21 Maret 2017

Siapa Yang Ternoda dalam Kasus News Hukum
Ahok?

25 Maret2017

Ahok Yakin tak Bersalah dalam News Hukum
Kasus Dugaan Penista Agama

02 April 2017

Ahok

Heran

Dianggap News Hukum

Menistakan Agama
05 April 2017

Jaksa Tak Perlu Gengsi Menuntut News Hukum
Bebas Ahok

05 April 2017

Ahok Menafsirkan Al Maidah 51

News Hukum

68

Universitas Sumatera Utara

68

05 April 2017

Inpirasi

Ahok

sehingga News Hukum

Menyinggung Al Maidah Ayat 51
Di kepulauan Seribu
07 April 2017

Ahok Berharap Dibebaskan Jaksa News Hukum

21 April 2017

Jaksa Agung: Tindakan Ahok tak News Hukum
Tergolong Menodai Agama

25 April 2017

Ahok:
Dipaksakan

Haruskah
Saya

Masih News Hukum
Menodai

Agama?
25 April 2017

Pleidoi Ahok Berjudul 'Tetap News Hukum
Melayani Walau Difitnah'

21 April 2017

Jaksa Agung: Tindakan Ahok tak News Hukum
Tergolong Menodai Agama

4.1

Analisis Frame Pemberitaan Di MetroTV
Media MetroTV menampilan pemberitakan mengenai kasus penistaan agama

oleh terdakwa Basuki Tjahja Purnama atau Ahok pertama kali pada bulan Januari
2017, sejak kasus ini mulai dianggap melanggar hukum, yakni pada 27 September
2016 lalu. Kemudian, MetroTV kerap mengikuti kasus tersebut, pada bulan Februari
2017 ada beberapa berita online yang dirilis oleh MetroTV terkait perkembangan
persidangan terdakwa, Ahok.
Pemberitaan tentang kelanjutan kasus ini kemudian terus dipantau, hingga
hampir empat bulan lebih, berita tersebut masih saja jadi berita penting pada rubrik
news hukum di media online MetroTV. Sejak bulan Januari hingga April, tercatat ada
berita yang dimuat MetroTV tentang kasus penistaan agama oleh Ahok.

Universitas Sumatera Utara

69

Tabel 6
Paparan singkat berita dan narasumber dalam berita
JUDUL

ISI BERITA

Ahok Merasa Diadu Dalam

wawancara

Terdakwa

Domba

SUMBER BERITA
dengan Basuki

Basuki

Tjahaja

Tjahaja Purnama alias Ahok

Purnama alias Ahok merasa
ada pihak yang ingin mengadu
domba dirinya dengan Ketua
Majelis

Ulama

Indonesia

(MUI), Ma'ruf Amin.
Ahok Dalam acara konferensi pers Kuasa hukum I Wayan

Persidangan
Disebut

Pincang kuasa hukum I Wayan Sudirta, Sudirta

sejak Awal

pengacara

Basuki

'Ahok'

Tjahaja

Purnama,

mengatakan

dakwaan

terhadap kliennya meragukan.
Pasalnya, 10 dari 14 jaksa
yang meneliti kasus Ahok
menyebut tidak ada penodaan
agama.
'Siapa
Ternodakan
Kasus Ahok?'

yang Dalam
dalam Ahli

wawancara
Hukum

Universitas

dengan Ahli

Pidana

Hukum

dari dari

Pidana

Universitas

Parahyangan, Parahyangan, Djisman

Djisman Samosir, mengatakan Samosir
tidak ada unsur pidana dalam
perkataan

Basuki

'Ahok'

Tjahaja Purnama soal surat Al
Maidah

ayat

51.

Universitas Sumatera Utara

70

Ahok

tak Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

Yakin

dalam Basuki Tjahaja Purnama atau alias Ahok

Bersalah

Dugaan Ahok

Kasus

Penistaan Agama

yakin

dirinya

tak

bersalah dalam kasus dugaan
penistaan agama yang tengah
dilaluinya. Ahok menegaskan
tak

berniat

untuk

menista

salah satu agama seperti yang
telah

didakwa

kepadanya.

Heran Dari hasil liputan MetroTV Basuki

Ahok
Dianggap

Calon Gubernur DKI Jakarta Purnama

Menistakan Agama

Basuki

Tjahaja

Tjahaja

Purnama

menegaskan tak punya niat
menistakan agama.
Ahok

Keberatan Terdakwa

kasus

dugaan Basuki

Ketua penistaan

agama

Basuki Purnama

Keterangan
MUI dengan

Tjahaja

Tjahaja Purnama alias Ahok
tak

menerima

sejumlah

kesaksian yang diungkapkan
Ketua Umum MUI Ma'ruf
Amin. Ahok tak percaya MUI
tak terkait dengan Gerakan
Nasional
Majelis

Pengawal
Ulama

Fatwa

Indonesia

(GNPF-MUI).

Jaksa

Tak

Perlu Kuasa

hukum

terdakwa Kuasa hukum terdakwa

Universitas Sumatera Utara

71

Gengsi

Menuntut Basuki

'Ahok'

Tjahaja Basuki 'Ahok' Tjahaja

Purnama, Humphrey Djemat, Purnama,

Bebas Ahok

meminta
Umum

Jaksa
(JPU)

Humphrey

Penuntut Djemat
tak

gengsi

memberikan tuntutan bebas. Ia
menilai para saksi pelapor,
ahli, dan alat bukti yang
dihadirkan

JPU

selama

persidangan

Ahok Sempat Protes Terdakwa
soal Tulisan 'Ahok Tjahaja

lemah.

Basuki

`Ahok` Basuki

Purnama

Tjahaja

sempat Purnama

memprotes tulisan 'Ahok Hina

Hina Alquran'

Alquran' di salah satu barang
bukti

berupa

diserahkan

video

Jaksa

Penuntut

Umum

Inspirasi

Ahok Terdakwa

sehingga
Menyinggung

agama
Al Purnama

Maidah Ayat 51 di terbiasa
Kepulauan Seribu

yang

(JPU).

kasus

penodaan Basuki

Basuki

Tjahaja

Tjahaja Purnama

(Ahok)

mengaku

berpidato

dengan

spontan. Termasuk saat Ahok
berpidato

di

Kepulauan

Seribu, pada 27 September
lalu.

Universitas Sumatera Utara

72

Ahok

Berharap Ahok pun menilai jaksa tak ucap Ahok di Kantor

Dibebaskan Jaksa

memiliki bukti kuat untuk GP

Ansor,

Jalan

menunjukkan dirinya berniat Kramat Raya, Jakarta
menghina ayat tersebut. Oleh Pusat, Jumat 7 April
karenanya
jaksa

Ahok

bisa

berharap 2017

memberikan

tuntutan tanpa dilandasi oleh
tekanan dari pihak mana pun.
Ahok Menafsirkan Al Terdakwa

kasus

dugaan kata

dari penodaan

agama

Basuki persidangan

Maidah

51

Selebaran SARA di 'Ahok'
Belitung

Tjahaja

mebantah

Ahok

dalam
di

Purnama Auditorium
dirinya Kementerian Pertanian,

menerjemahkan Al Maidah 51 Jakarta Selatan, Selasa
menurut tafsiran. Ahok hanya 4 April 2017.
mengartikan ayat tersebut dari
selebaran SARA yang pernah
dia lihat saat Pilgub Bangka
Belitung 2007.
Ahok:

Haruskah Terdakwa

kasus

dugaan papar

Masih

Dipaksakan penodaan

agama

Basuki Auditorium

Saya
Agama?

Ahok

di

Gedung

Menodai Tjahaja Purnama alias Ahok Kementerian Pertanian,
menjelaskan
penuntut

bila
umum

jaksa Jalan

RM

Harsono,

(JPU) Jakarta Selatan, Selasa

mengakui kalau dirinya tidak 25 April 2017.
menodai agama. Ahok pun
berharap

kasus

yang

menjeratnya tidak dipaksakan
majelis hakim.
Ahok Dinilai Belum Ketua Umum Pengurus Besar

Said di Kantor PBNU,

Universitas Sumatera Utara

73

Perlu

Minta

Maaf Nahdlatul

Secara Langsung

Ulama

(PBNU) Jalan

Kramat

Raya,

Said Aqil Siroj menilai Basuki Jakarta Pusat, Kamis, 2
Tjahaja Purnama tak perlu Februari 2017.
meminta maaf secara langsung
kepada Ketua Umum Majelis
Ulama

Indonesia

(MUI)

Ma'ruf Amin. Kemarin, Ahok
sudah

menyampaikan

permintaan

maaf

melalui

video.
Pleidoi

Ahok Dalam mengawali pleidoinya, Papar Ahok di ruang

Berjudul

'Tetap Ahok menegaskan dirinya tak auditorium

Melayani

Walau melakukan penodaan agama. Kementerian Pertanian,

Difitnah'

Hal itu terbukti dari kondisi Jalan

RM

Gedung

Harsono,

yang ia amati, mulai dari Jakarta Selatan, Selasa
persidangan,
Pilkada

kampanye 25 April 2017.

DKI

2017,

dan

tuntutan dari jaksa penuntut
umum (JPU).

Jaksa

Agung: Jaksa

Agung

M

Prasetyo kata

Prasetyo,

Tindakan Ahok tak mendukung keputusan anak Kejaksaan
Tergolong
Agama

Menodai buahnya
Basuki

yang
Tjahaja

mendakwa Kebayoran

di

Agung,
Baru,

Purnama Jakarta Selatan, Jumat

hanya menggunakan Pasal 156 21 April 2017
KUHP dalam kasus dugaan
penodaan agama.

Universitas Sumatera Utara

74

4.2 Pembahasan
Setelah diuraikan frame masing-masing edisi dari media online MetroTV,
kemudian selanjutnya adalah melihat bagaimana pola framing yang digunakaan
dalam mengkonstruksi berita seputar Kasus Penistaan Agama oleh, Basuki Tjahja
Purnama alias Ahok yang berujung pada dilakukannya Aksi Bela Islam pada 2
Desember 2016 lalu. Dalam pembahasan ini, seluruh berita dianalisiss dengan
menggunakan analissis framing model Robert Entman. Robert Entman membagi
framing menjadi dua dimensi besar, yakni seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek
tertentu. Selanjutnya Entman mengkonsepsikan dimensi tersebut kedalam sebuah
perangkat framing, yaitu
1. Defenisi masalah (Defining Problem), yaitu mengartikan atau menjelaskan
masalah apa yang akan diberitakan.
2. Memperkirakan sumber masalah (Diagnose Causes), adalah melihat penyebab
masalah yang akan diberitakan.
3. Membuat keputusan moral (Make Moral Judgement/ Evaluation), yaitu
menilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah atau nilai moral
apa yang dipakai untuk melegitimasi tindakan,
4. Menekankan penyelesaian (Treatment Recommendation) adalah penyelesaian
apa yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah.
Berikut merupakan pembahasan framing dari pemberitaan Basuki Tjahja Purnama
alias Ahok dalam Aksi Super Damai 2 Desember 2016 pada Media Online MetroTV.

DEFINE PROBLEM (MENDEFRNISIKAN MASALAH)
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahja Purnama alias
Ahok diidentifikasi oleh Media MetroTV sebagai suatu pelanggaran hukum. Kasus
yang bermula dari Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta ini dinilai sebagai
pelanggaran hukum SARA. Pelanggaran hukum SARA yang menyangkut tentang

Universitas Sumatera Utara

75

penodaan salah satu agama. Kasus ini terkait ucapan Ahok yang ia lontarkan saat
acara peresmian panen pertama budidaya kerapu di Kantor Suku Dinas Kelautan pada
27 September 2016. Dalam pidatonya, Ahok yang memuat tuturan Surat Al-Maidah
ayat 51 itu juga memicu serangkaian aksi massa. Massa mendesak agar Ahok
diproses secara hukum. Aksi massa itu dikenal dengan Aksi Bela Islam.
Sejak kasus ini dinilai melanggar, masyarakat muslim Indonesia turut
melakukan aksi berkelanjutan sejak tanggal 4 November, 2 Desember dan 12
Desember 2016, ribuan massa berorasi menuntut tidak lanjut dari kasus tersebut. Tak
ayal, semua media memberitakan kasus tersebut berdasarkan ideologi masingmasing, tak terkecuali Media MetroTV. Namun yang menjadi fokus masalah adalah
bagaimana MetroTV mengemas berita tentang kasus penistaan agama tersebut.
Berdasarkan berita-berita yang penulis kumpulkan, berita-berita tersebut
merujuk pada keberpihaknya MetroTV kepada terdakwa. Walau mengakui kasus ini
merupakan sebuah pelanggaran hukum, namun MetroTV terkesan tak bisa
menyalahkan secara langsung terdakwa. Seperti dalam kutipan-kutipan berita
tersebut:
“….Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama
mebantah dirinya menerjemahkan Al Maidah 51 menurut tafsiran. Ahok hanya
mengartikan ayat tersebut dari selebaran SARA yang pernah dia lihat saat Pilgub
Bangka Belitung 2007. "Jadi yang saya maksud bukan yang dari terjemahan
Kementerian Agama. Dari terjemahan ayat di atas di selebaran (SARA di Babel),"
kata Ahok dalam persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan,
Selasa 4 April 2017.
Tak hanya itu, Ahok sempat disebut-sebut difitnah terkait kasus yang
menjeratnya. Banyak lapisan masyarakat yang masih beropini bahwa kasus tersebut
tidak termasuk kedalam pelanggaran hukum penistaan agama. Seperti terdapat
kutipan berita berikut :
“…Tuntutan penuntut umum yang ternyata mengakui dan membenarkan bahwa saya
tidak melakukan penistaan agama, seperti yang dituduhkan kepada saya selama ini,"
papar Ahok di ruang auditorium Gedung Kementerian Pertanian, Jalan RM Harsono,
Jakarta Selatan, Selasa 25 April 2017.

Universitas Sumatera Utara

76

Setelah akhirnya melakukan penyelidikan, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok
dinyatakan bersalah dan resmi menjadi terdakwa kasus penodaan agama. Yang
kemudian dirinya akan mengikuti serangkaian sidang yang dilakukan oleh Pengadilan
Negeri Jakarta.
“…Trimoelja menjelaskan, pembelaan bakal memperjelas kalau Ahok tidak terbukti
menodai agama. "Jadi, intinya menggarisbawahi bahwa dakwaan soal penodaan
agama tak terbukti," ujar Trimoelja. Pada sidang pekan lalu, Jaksa penuntut umum
(JPU) menyebut Ahok terbukti sah dan meyakinkan bersalah. Ahok dituntut satu
tahun penjara dengan hukuman percobaan dua tahun sebagaimana masuk dalam
pidana alternatif kedua Pasal 156 KUHP. "Menjatuhkan pidana Basuki Tjahaja
Purnama dengan pidana satu tahun penjara dengan percobaan dua tahun," kata JPU
Ali Mukartono.

DIAGNOSE CAUSES (MEMPERKIRAKAN SUMBER MASALAH)
Dari keseluruhan berita yang diangkat oleh MetroTV terkait kasus yang
menjerat Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, memang menilai bahwa sumber masalah
yang terjadi tak sepenuhnya berasal dari Ahok sendiri. MetroTV mencoba
menyuguhkan informasi untuk membentuk opini publik, bahwa Ahok tak sepenuhnya
bersalah. Alhasil, banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap desakan agar
Ahok segera diadili. MetroTV berusaha untuk membingkai tokoh dalam kasus ini
agar tidak sepenuhnya buruk di mata publik. Meski MetroTV tidak bisa mengubah
informasi dari setiap berita, bahwa Ahok menjadi sumber masalah kasus ini. Seperti
pada kutipan berikut :
“…Djisman mempertanyakan pasal penodaan yang dikenakan kepada Ahok. Menurut
Djisman, siapa dan apa yang ternoda dalam kasus tersebut masih belum jelas. "Jadi
siapa yang ternodakan (dalam kasus Ahok)? Kalau dalam kasus pidana kan apa yang
hilang, siapa yang merasa kehilangan. Harus jelas, karena pidana harus ada fakta,"
kata Djisman di Ruang Sidang Kementan, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Maret 2017.
Surah Al-Maidah yang ditafsirkan Ahok saat di Kepulauan Seribu langsung
terinspirasi dari selebaran isi pidato yang ia sampaikan di depan masyarakat
Kepulauan Seribu. Ahok mengakui dirinya sempat menyinggung Alquran, surat Al
Maidah ayat 51 dalam pidatonya. Hal itu tiba-tiba terlontar karena Ahok teringat

Universitas Sumatera Utara

77

seorang ibu yang takut dianggap murtad, jika memilih pemimpinnonmuslim.
Menurut Ahok, Al Maidah ayat 51 itu tidak ada kaitannya dengan pemilihan
gubernur dan wakil gubernur. Namun pendapat Ahok itu, banyak ditentang para
pemuka agama Islam. Sehingga Ahok dituduh melakukan penodaan agama. Alhasil,
sudah 17 kali, Ahok duduk sebagai pesakitan di persidangan.
Kemudian, dalam persidangan pun Ahok masih berusaha membela. Bahwa
dirinya tidak terbukti melakukan penodaan agama. Agenda persidangan kasus dugaan
penodaan agama Ahok selanjutnya ialah pembacaan tuntutan dari jaksa penuntut
umum (JPU). Di persidangan terakhir, Ahok kekeuh mengaku tak memiliki niat
untuk

menafsirkan

surat

Al-Maidah

ayat

51.

Ahok pun menilai jaksa tak memiliki bukti kuat untuk menunjukkan dirinya
berniat menghina ayat tersebut. Oleh karenanya Ahok berharap jaksa bisa
memberikan tuntutan tanpa dilandasi oleh tekanan dari pihak mana pun. Seperti pada
kutipan berikut :
“…Ini bukti-bukti jelas aku tidak menodai agama. Mudah-mudahan jaksa tolong
bukan karena massa, lalu enggak berani tuntut saya bebas. Buktinya apa? Enggak ada
bukti loh," ucap Ahok di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat
7 April 2017.

Jika ditilik secara hukum, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok merupakan
pihak yang paling patut disalahkan. Berdasarkan Pasal 156 KUHP tentang penistaan
agama, Ahok memang benar dan terbukti bersalah. Berikut isi pasal tersebut :
Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara selamaselamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
"Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau
beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak Rp4.500."

Universitas Sumatera Utara

78

MAKE MORAL JUDGEMENT/EVALUATION (MEMBUAT KEPUTUSAN
MORAL)
MetroTV sebagai salah satu media yang turut memberitakan kasus penistaan
agama oleh Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menilai bahwa ucapan yang
dilontarkan Ahok terkait Surah Al Maidah ayat 51 tersebut merupakan sebuah sumber
masalah. Mengapa tidak, meski tidak memiliki niat untuk menistakan salah satu
agama yang dianut di Indonesia, namun masyarakat Islam Indonesia merasa ternodai
atas ucapan tersebut.
Ahok menilai, ucapan terkait oknum politikus yang kerap menggunakan ayat
suci agar dipilih oleh masyarakat tertentu tak bermaksud menistakan sebuah agama.
Pikiran ini, menurutnya, juga dituangkan dalam buku yang diterbitkan pada 2008.
"…Intinya banyak oknum elite politik menggunakan ayat agar masyarakat dengan
agama yang sama memilih dia, itulah yang ada di benak saya," kata Ahok saat
berbicara di program Kick Andy, Jumat 24 Maret 2017.

Sebelum di Jakarta, Ahok pernah menjabat sebagai Bupati di Belitung Timur.
Kepemimpinan Ahok diapresiasi di daerah dengan 93 persen penduduk muslim itu.
Hal ini membuat Ahok heran dirinya dianggap menistakan agama. Padahal saat
menjabat di Jakarta, Ahok memberikan perhatian khusus kepada individu yang
mengurus rumah ibadah, seperti pengurus masjid. Pengurus masjid diberi keringanan
untuk menjalankan ibadah umroh dan haji ke Tanah Suci. Selain itu, Ahok juga
menetapkan makam Mbah Priok sebagai cagar budaya. Ahok pun menekankan hal ini
kepada puluhan ribu saksi yang hadir. Fakta itu, kata dia, bisa digunakan untuk
menampik segala tuduhan miring yang dialamatkan kepada dirinya. Demikian salah
satu kutipan tersebut :

"..Bagaimana orang bisa benci tapi bangun masjid? Ini kita mau bangun Makam
Mbah Priok," pungkasnya.

Universitas Sumatera Utara

79

Ahli Hukum Pidana dari Universitas Parahyangan, Djisman Samosir,
mengatakan tidak ada unsur pidana dalam perkataan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama
soal surat Al Maidah ayat 51. Djisman mempertanyakan pasal penodaan yang
dikenakan kepada Ahok. Menurut Djisman, siapa dan apa yang ternoda dalam kasus
tersebut masih belum jelas. Seperti pada kutipan berita di bawah ini :
"Jadi siapa yang ternodakan (dalam kasus Ahok)? Kalau dalam kasus pidana kan apa
yang hilang, siapa yang merasa kehilangan. Harus jelas, karena pidana harus ada
fakta," kata Djisman di Ruang Sidang Kementan, Jakarta Selatan, Selasa 21 Maret
2017.
Menurut Djisman, masalah yang disidangkan masih kabur. Jadi, wajar saja
pengacara mencari benar-benar pembelaan untuk kliennya. Pembenaran tersebut
harus berupa fakta. Dalam persidangan, Djisman banyak memaparkan terkait pasal
dakwaan Ahok, yakni Pasal 156 atau Pasal 156a KUHP. Dia mengatakan, Pasal 156
merupakan

penodaan

yang

dilakukan

antargolongan.

Ahok menjadi terdakwa kasus penodaan agama lantaran pidatonya yang
diduga menyinggung surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu. Jaksa mendakwa
Ahok menodakan agama dengan pasal alternatif 156 dan pasal 156a KUHP.
Dalam agenda persidangan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selanjutnya ialah pembacaan tuntutan dari jaksa
penuntut umum (JPU). Di persidangan terakhir, Ahok kekeuh mengaku tak memiliki
niat untuk menafsirkan surat Al Maidah ayat 51.
Ahok pun menilai jaksa tak memiliki bukti kuat untuk menunjukkan dirinya
berniat menghina ayat tersebut. Oleh karenanya Ahok berharap jaksa bisa
memberikan tuntutan tanpa dilandasi oleh tekanan dari pihak mana pun. Tampak
dalam kutipan berita berikut :

"Ini bukti-bukti jelas aku tidak menodai agama. Mudah-mudahan jaksa tolong bukan
karena massa, lalu enggak berani tuntut saya bebas. Buktinya apa? Enggak ada bukti
loh," ucap Ahok di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat 7
April 2017. Ia juga berharap jaksa memiliki keberanian untuk menegakkan

Universitas Sumatera Utara

80

kebenaran. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku capek hati dengan tudingantudingan yang ditujukan padanya.
"…Ini yang kita harapkan mudah-mudahan Tuhan kasih mereka keberanian untuk
menyatakan apa itu kebenaran. Sudah capek kayak gitu, difitnah," ungkap Ahok.

TREATMENT RECOMMENDATION (MENEKANKAN PENYELESAIAN)
Dalam berita-berita yang diturunkan, MetroTV merekomendasikan untuk
memakai ranah hukumdalam menyelesaikan kasus penistaan agama tersebut.
Tindakan penistaan agama merupakan sebuah tindakan yang melanggar hokum
SARA. Oleh sebab itu, pelaku terkait harus diproses secara hukum. Berdasarkan
hukum yang berlaku di Indonesia.
Indonesia memiliki peraturan, yakni pasal yang mengatur tentang kasus
penistaan salah satu agama di Indonesia. Peraturan tersebut diatur dalam Pasal 156
KUHP tentang penistaan agama. Berikut isi pasal tersebut :
Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara selamaselamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
"Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau
beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak Rp4.500."

Berdasarkan keterangan jaksa, Ahok akan dikenakan pasal Sebelumnya, JPU
menuntut Ahok dengan hukuman percobaan dua tahun dengan masa hukuman
penjara satu tahun. Ahok dinilai terbukti sah dan meyakinkan bersalah dalam
kontroversi pidatonya di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
"Menjatuhkan pidana Basuki Tjahaja Purnama dengan pidana satu tahun
penjara dengan percobaan dua tahun," kata Jaksa Penuntut Umum Ali Mukartono di
Auditorium Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis 20 April
2017.

Universitas Sumatera Utara

81

Arti tuntutan itu, jika selama dua tahun Ahok mengulangi kesalahan, dia akan
dimasukkan ke dalam jeruji besi selama satu tahun. Bila selama dua tahun tidak
mengulangi kesalahan, Ahok tidak perlu meringkuk di penjara.
Jaksa menyebutkan, berdasarkan fakta-fakta persidangan, ucapan yang
disampaikan Ahok berkaitan dengan pengalamannya sejak bertarung di pilgub
Bangka Belitung 2007. Niat politik dalam ucapan itu kemudian muncul kembali di
pilkada DKI 2017. Atas timbang-timbang itulah, jaksa menilai ucapan Ahok hanya
ditujukan kepada subjek perorangan atau para elite politik dalam kontestasi pilkada.
"Bukan pada agama," kata jaksa.
Risikonya, maka Ahok tak dituntut dengan Pasal 156a KUHP tentang
penistaan agama. Ia lebih dituntut dengan Pasal 156 KUHP saja.
Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara selamaselamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penondaan

terhadap

suatu

agama

yang

dianut

di

Indonesia."

Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau
beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak Rp4.500."

Universitas Sumatera Utara

82

Tabel 7
Frame : Kasus Basuki Tjahja Purnama alias Ahok adalah masalah hukum yang
berkaitan dengan kasus SARA
Defining Problem

Masalah hukum yang berkaitan
dengan kasus SARA

Diagnose Causes

Basuki

Tjahja

Purnama

alias

Ahok
Make Moral Judgement/ Evaluation

Ahok

tak

berniat

menistakan

agama perihal ucapannya terkait
Surah Al Maidah ayat 51 dalam
pidatonya di Kepulauan Seribu.
Treatment Recommendation

Diselesaikan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia

Universitas Sumatera Utara

83

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. MetroTV memahami, memaknai dan membingkai berita tentang kasus penodaan
agama oleh Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sebagai pelanggaran hukum terkait
pelanggaran hukum SARA. Kasus yang menjerat Ahok memang murni kesalahan
dari dirinya meski tak sengaja ia lakukan dan tak bermaksud untuk melakukan
penistaan salah satu agama yang di anut di Indonesia. Mencuatnya kasus penistaan
agama ini, sembat membuat pro kontra masyarakat Indonesia pun juga media.
Dengan menjunjung ideologi masing-masing, semua media memberitakan kasus
Ahok menurut versi media mereka masing-masing. MetroTV sebagai salah satu
media di Indonesia yang juga mengawal berita tersebut, enggan menyalahkan
secara langsung pribadi Ahok. Melalui berita-berita yang diturunkan MetroTV,
masyarakat digiring opininya untuk tak sepenuhnya menyalahkan Ahok sebagai
dasar kasus penodaan agama tersebut. Sebagai salah satu pelanggaran hukum,
selaiknya, kasus ini diproses berdasarkan undang-undang yang berlaku di
Indonesia.
2. MetroTV mendukung setiap usaha pemerintah dalam memproses kasus ini dengan
mengawal setiap proses persidangan dalam berita-berita yang diturunkan oleh
MetroTV. Berita-berita yang dirilis MetroTV dengan maksud memberikan
perkembangan kasus Ahok kepada masyarakat, khususnya masyarakat muslim
yang kiranya menanti perkembangan proses penanganan kasus tersebut. Sejak
kasus

ini

dinyatakan

melanggar,

MetroTV

sudah

mulai

mengikuti

perkembangannya sejak bulan September 2016 lalu. Setelah beberapa tokoh
masyarakat memposting video pidato Ahok di Kepulauan Seribu, kemudian turut
disambut dengan aksi-aksi berkelanjutan dengan nama Aksi Bela Islam yang
dilaksanakan sejak tanggal 4 November, 2 Desember dan 12 Desember 2016.
Tujuannya mendesak agar kasus ini segera diadili oleh pemerintah.
84

Universitas Sumatera Utara

84

5.2 SARAN
1. MetroTV sebagai institusi media penghasil produk jurnalistik dalam hal ini berita
terus mengembangkan suatu pemberitaan yang berkualitas dan menjaga
kredibilitasnya sebagai salah satu media besar, besar dalam tiras maupun besar
dalam hal jumlah pembacanya.
2. Sebagai suatu media yang besar, MetroTV hendaknya memberikan informasi yang
benar dan tidak menimbulkan polemic dalam masyarakat. Ada kalanya institusi
media sudah berani menyimpulkan suatu hal yang belum terbukti kebenarannya,
sehingga membuat perdebatan dan membingungkan masyarakat. Oleh sebab itu,
kaidah-kaidah jurnalistik harus jadi pedoman dalam melakukan sebuah peliputan.
3. Berita-berita yang ditampilakan MetroTV hendaknya memberi input (masukan)
yang positif bagi pemerintah Indonesia tentang upaya menangani kasus serupa
yanki penistaan agama di Indonesia
4. Berita-berita yang dihasilkan oleh MetroTV hendaknya dapat mempererat
persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia, khususnya niatan menistakan salah
satu agama yang dianut di Indonesia. Berita-berita yang disuguhkan hendaknya
mengingatkan

masyarakat

untuk

tetap

rukun

dalam

perbedaan.

Tidak

menyinggung agama lain dan tidak melanggar hukum SARA di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara