Faktor yang Mempengaruhi Capital Buffer Perbankan di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan bersifat
asosiatif, yang bertujuan untuk menganalisis serta menjelaskan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini berusaha menguraikan
pengaruh Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Lag of Capital
Buffer (BUFFt-1), Loans to Total Assets (LOTA) dan Bank Size (SIZE) terhadap
Capital Buffer perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet
dengan situs www.idx.co.id.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember 2016 sampai dengan bulan
Februari 2017.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini agar tidak
menyimpang dari pembahasan adalah sebagai berikut:


Universitas Sumatera Utara

1. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbankan konvensional
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 sampai tahun 2015.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (independent variable), yaitu return on equity (ROE), non
performing loan (NPL), lag of capital buffer (BUFFt-1), loans to total assets
(LOTA), dan Bank Size (SIZE).
b. Variabel terikat (dependent variable), yaitu Capital Buffer.
3. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan perbankan konvensional di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2012-2015.
3.4 Definisi Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
3.4.1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan yang tidak terikat yang dapat mempengaruhi
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :
1. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan laba sesudah pajak
terhadap total modal sendiri. ROE adalah kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan modalnya untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi ROE suatu
perusahaan maka perusahaan semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri

Universitas Sumatera Utara

guna mendapatkan laba bersih, sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan akan
mempengaruhi pembayaran dividen (khususnya bank-bank go public).
ROE merupakan indikator penting bagi para investor dan pemegang saham
untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebagai dividen,
dimana tingkat ROE yang diinginkan investor berkisar antara 15%-20%. Secara
matematis, ROE dirumuskan sebagai berikut:
ROE =

Income After Tax
x 100%
Shareholder Equity

2. Non Performing Loans (NPL)

Merupakan suatu indikator dalam melihat kinerja bank. Semakin tinggi
tingkat NPL, maka likuiditas menurun karena tidak ada dana yang masuk baik berupa
pembayaran pokok maupun bunga pinjaman dari kredit yang macet, dan kinerja bank
semakin memburuk, sehingga menyebabkan semakin besarnya potensi bank
mengalami kerugian (Anggitasari, 2013). Bank Indonesia menetapkan rasio Non
Performing Loans (NPL) bank-bank di Indonesia harus kurang dari 5%. Sesuai
dengan peraturan SE BI 6/73/INTERN DPNP tanggal 24 December 2004, Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:

NPL =

Total non Performing Loan
x 100%
Total Loans

Universitas Sumatera Utara

3. Lag of Capital Buffer (BUFFt-1)
(Ayuso et al., 2002) menggunakan lag of capital buffer sebagai proxy dari
capital adjustment cost. Proxy ini merefleksikan pengaturan atau adjustment modal

yang dilakukan oleh bank guna mendapatkan tingkat modal yang optimal.
Lag of Capital Buffer = BUFFt-1
4. Loans to Total Assets (LOTA)
Loans to Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
kredit yang didistribusikan bank dibandingkan dengan total asetnya. Tingginya rasio
ini mengindikasikan bank mendistribusikan kredit terlalu banyak, likuiditas rendah.
Selain itu, tingginya rasio ini menandakan semakin berisiko suatu bank, semakin
tinggi kemungkinannya untuk gagal. Rasio ini dapt dirumuskan sebagai berikut:

LOTA =

Total Loans
x 100%
Total Assets

5. Bank Size (SIZE)
Sesuai dengan teori Too Big To Fail, bank-bank besar cenderung mudah
dalam mendapatkan modal di pasar modal. Hal ini menyebabkan bank besar
cenderung menjaga capital buffernya di tingkat yang rendah. Bank Size dapat diukur
dengan menggunakan logaritma dari total aset bank. Maka rasio ini dapat

dirumuskan:
SIZE = Ln Total Assets

Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah capital buffer. Capital Buffer
adalah selisih rasio CAR (rasio kecukupan modal minimum) suatu bank dengan
regulasi modal minimum (8%). Capital buffer digunakan untuk menyerap berbagai
kemungkinan risiko dan kerugian yang dapat terjadi di masa yang akan datang.
BUFF = CAR ratio – Minimum Regulatory Requirement (8%)

Variabel
Return on
Equity
(ROE)
Non
Performing
Loan (NPL)


Lag of
Capital
Buffer
(BUFFt-1)
Loans to
Total Assets
(LOTA)
Bank Size
(SIZE)

Capital
Buffer
(BUFF)

TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Batasan Operasional
Rumus
Perbandingan
antara

Income After Tax
x100%
laba bersih terhadap
Shareholder Equity
modal sendiri.
Perbandingan
kredit
bermasalah
di
bandingkan
dengan
total
kredit
yang
diberikan.
Capital Buffer periode
sebelumnya.

Skala
Rasio


Total non Performing Loan
x100%
Total Loans

Rasio

BUFFt-1

Rasio

Perbandingan
kredit
Total Loans
x 100%
yang diberikan bank
Total Assets
dengan total aset bank.
Rasio besar kecilnya
Ln Total Assets

bank yang ditentukan
oleh total asset dan
kepemilikan
modal
sendiri.
Selisih rasio kecukupan CAR ratio – Minimum Regulatory
Requirement (8%)
modal (CAR) bank
dengan
regulasi
kecukupan
modal
minimum (8%).

Rasio

Rasio

Rasio


Universitas Sumatera Utara

3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Penelitian ini menggunakan data
sekunder dengan merujuk pada perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2012-2015. Jumlah populasi penelitian ini yaitu sebanyak
43 perusahaan.
3.5.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu dimana
kriteria tersebut harus dipenuhi oleh sampel guna mendapatkan sampel yang
representative. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini
meliputi:
1. Perusahaan-perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015.
2. Perusahaan-perusahaan perbankan konvensional tersebut tidak didelisting
dari tahun 2012 hingga 2015.

3. Perusahaan-perusahaan perbankan konvensional tersebut memiliki laporan
keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2012 hingga 2015.
Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 30
perusahaan. Adapun nama nama sampel perbankan konvensional sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Kode
AGRO
AGRS
ARTO
BABP

BACA
BBCA
BBHI
BBKP
BBMD
BBNI
BBNP
BBRI
BBTN
BBYB
BCIC

BDMN
BEKS
BGTB
BINA
BJBR
BJTM
BKSW

TABEL 3.2
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Jasa
Sektor Keuangan
Sub Sektor Bank
Nama Perusahaan
Kriteria
1
2
3
Bank Rakyat Indonesia Agro Naga Tbk
d.h Bank Agro Niaga
Bank Agris Tbk
X
X
d.h Bank Finconesia
Bank Artos Indonesia Tbk
X
X
Bank MNC Internasional Tbk
d.h ICB Bumiputera Tbk
d.h Bank Bumiputera Indonesia Tbk
Bank Capital Indonesia Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Harda Internasional Tbk
X
X
Bank Bukopin Tbk
Bank Mestika Dharma Tbk
X
X
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Bank Yudha Bhakti Tbk
X
X
Bank J Trust Indonesia Tbk
d.h Bank Mutiara Tbk
d.h Bank Century Tbk
d.h Bank Century Intervest Corp Tbk/
Bank CIC Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Pundi Indonesia Tbk
d.h Bank Eksekutif Internasional Tbk
Bank Ganesha Tbk
X
X
Bank Ina Perdana Tbk
X
X
Bank Jabar Banten Tbk
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
X
X
Tbk
Bank QNB Indonesia Tbk
d.h Bank QNB Kesawan Tbk
d.h Bank Kesawan Tbk

Sampel
1

2

3
4
5
6
7
8
9
10

11
12

13

14

Universitas Sumatera Utara

BMAS
BMRI
BNBA
BNGA
BNII

BNLI
BSIM
BSWD
BTPN
BVIC
DNAR
INPC
MAYA
MCOR
MEGA
NAGA
NISP
NOBU
PNBN
PNBS
SDRA

Bank Maspion Indonesia Tbk
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank Bumi Arta Tbk
Bank CIMB Niaga Tbk
d.h Bank Niaga Tbk
Bank Maybank Indonesia Tbk
d.h BII Maybank Tbk
d.h Bank Internasional Indonesia Tbk
Bank Permata Tbk
d.h Bank Bali
Bank Sinar Mas Tbk
d.h Bank Shinta Indonesia
Bank of India Indonesia Tbk
d.h Bank Swadesi Tbk
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank Victoria International Tbk
Bank Dinar Indonesia Tbk
d.h Bank Liman International
Bank Artha Graha International Tbk
d.h Bank Interpacific Tbk
Bank Mayapada International Tbk
Bank Windu Kentjana International Tbk
d.h Bank Multicor InternationalTbk
Bank Mega Tbk
Bank Mitraniaga Tbk
Bank OCBC NISP Tbk
d.h Bank NISP Tbk
Bank Nationalnobu Tbk
d.h Bank Alfindo Sejahtera
Bank Pan Indonesia Tbk
Bank Panin Syariah Tbk
d.h Bank Harta
Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
d.h Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

X

X
15
16
17
18

19
20
21
22
23
X

X
24
25
26
27

X

X
28

X

X
29

X

X
30

3.6 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id . Dalam penelitian ini, data

Universitas Sumatera Utara

sekunder juga didapat dengan mengumpulkan berbagai informasi dan data dari bukubuku, jurnal, dan juga situs terkait topik penelitian, seperti publikasi laporan tahunan
perbankan konvensional selama periode Januari 2012 sampai Desember 2015.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuka
website, mengunduh serta melakukan dokumentasi berbagai data terkait objek
penelitian, sehingga dapat diperoleh berbagai data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, seperti laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia melalui website www.idx.co.id pada tahun 2012-2015 serta laporan
keuangan bulanan yang diterbitkan Bank Indonesia melalui website www.bi.go.id.
Selain itu, metode pengumpulan data juga dilakukan dengan telaah pustaka, seperti
memahami dan mendapatkan data melalui jurnal, buku-buku serta website yang
berkaitan dengan penelitian.
3.8 Uji Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan
pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tujuan pengujian
asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang
didapatkan mamiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Pengujian
asusmsi klasik tersebut

meliputi

uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Universitas Sumatera Utara

a) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kriteria
pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05,
maka residual tidak memiliki distribusi normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis
grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas sebagai berikut :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola

distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b) Uji Multikolinearitas
Menurut Salvatore (2011:178), ”Multikolinearitas mengacu kepada situasi di
mana dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu regresi mempunyai korelasi yang
tinggi”. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen.
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang
terdapat dalam matriks korelasi. Gujarati dalam Gio (2015) menyatakan jika antar

Universitas Sumatera Utara

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,8, maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Salvatore (2011:179), ”Heteroskedastisitas timbul pada saat asumsi
bahwa variance dari faktor galat (error) adalah konstan untuk semua nilai dari
variabel bebas yang tidak dipenuhi”. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadinya heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara
seperti:
-

Melihat pola residual dari hasil estimasi regresi. Jika residual bergerak
konstan, maka tidak ada heretoskedastisitas. Akan tetapi, jika residual
membentuk suatu pola tertentu, maka hal tersebut menginfikasikan adanya
heteroskedastisitas.

-

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser
yang tersedia dalam program E-views. Dasar pengambilan keputusan adalah
melihat angka probabilitas dari statistik Uji Glejser, dengan ketentuan sebagai
berikut (Gio, 2015):
1. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared ≥ 0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-sqaured < 0,05, maka terjadi
heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk meguji ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin-Watson (DW test). Hipotesis
yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 = Tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha = Ada autokorelasi (r≠ 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ditunjukkan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
HIPOTESIS NOL
KEPUTUSAN
JIKA
Tidak ada korelasi Positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autikorelasi positif
No Decision
dl < d < du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 – dl < 4 < d
Tidak ada autokorelasi negatif
No Decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak Ditolak
du < d < 4 – du
maupun negatif

Selain Uji Durbin-Watson, untuk mengetahui ada atau tidaknya
autokorelasi, dapat dilakukan Uji LM (motode Bruesch Godfrey). Motode ini
didasarkan pada nilai F dan Obs*R-Squared, dimana jika nilai profitabilitas dari
Obs*R-Squared melebihi tingkat kepercayaan, maka H0 diterima. Artinya tidak
ada masalah autokorelasi.

Universitas Sumatera Utara

3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
3.9.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dengan menggunakan data-data
yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga
memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Hasil dari
analisis biasanya berupa grafik atau tabel yang kemudian akan dijabarkan secara
deskriptif.
3.9.2 Analisis Regresi Data Panel
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier data panel.
Penelitian ini menggunakan program software EVIEWS untuk membantu mengolah
data dan menyelesaikan penelitian ini. Analisis regresi linier data panel digunakan
untuk menguji pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut
Pratomo (2010:167), data panel merupakan gabungan antara data berkala (time
series) dan data individual (cross section).
Kelebihan data panel dibandingkan dengan data berkala dan data individual
yaitu (Gujarati dan Dawn, 2012:237) :
1. Data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, negara, propinsi, dan lainlain selama beberapa waktu dengan batasan heterogenitas dalam setiap unitnya.

Universitas Sumatera Utara

2. Dengan mengombinasikan data berkala dan data individual, data panel
memberikan data yang lebih informatif, lebih variatif, kurang korelasi antar
variabelnya, lebih banyak derajat kebebasannya, dan lebih efisien.
3. Lebih sesuai untuk mempelajari perubahan secara dinamis, misalnya untuk
mempelajari pengangguran, perpindahan pekerjaan, atau mobilitas tenaga kerja.
4. Data panel dapat mendeteksi dan mengukur efek suatu data yang tidak dapat
diukur oleh data berkala dan data individual, misalnya pengukuran efek undangundang upah minimum regional dapat dipelajari dengan lebih baik jika kita
mengikutkan variabel gelombang kenaikan upah minimum regional dalam setiap
wilayah.
5. Data panel juga dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku,
misalnya pembelajaran fenomena perubahan skala ekonomi dan teknologi dapat
dilakukan dengan lebih baik oleh data panel daripada data berkala atau data
individual.
6. Dengan membuat data untuk beberapa ribu unit, data panel dapat meminimalkan
bias yang mungkin terjadi apabila membahasnya dalam bentuk agregat.
Adanya keunggulan-keunggulan tersebut memiliki implikasi pada tidak harus
dilakukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel, karena penelitian yang
menggunakan data panel memperbolehkan identifikasi parameter tertentu tanpa perlu
membuat asumsi yang ketat atau tidak mengharuskan terpenuhinya semua asumsi
klasik regresi linier seperti pada Ordinary Least Square (OLS) (Ajija, 2011:52).

Universitas Sumatera Utara

Adapun model persamaan regresi linier data panel yang digunakan adalah:
Capital Buffer (BUFF) = a + b1x1+ b2x2+b3x3 + b4x4 + b5x5 + E
dimana,
a = constant
b1 – b5 = koefisien regresi tiap variabel
x1 = Return on Equity (ROEt-1)
x2 = Non Performing Loan (NPLt-1)
x3 = Lag of Capital Buffer (BUFFt-1)
x4 = Loans to Total Assets (LOTA)
x5 = Bank Size (SIZE)
E = Error
3.9.3 Pemilihan Model Data Panel
Data panel adalah data yang dikumpulkan secara cross section dan diikutu
pada periode waktu tertentu. Karena data panel merupakan gabungan dari data cross
section dan time series, jumlah pengamatan menjadi sangat banyak. Oleh karena itu
diperlukan teknik tersendiri untuk mengatasi model yang menggunakan data panel.
Terdapat beberapa teknik yang ditawarkan yaitu:
1. Common Effect Model atau Pooled Least Square
Teknik ini hampir mirip dengan membuat regresi dengan cross section atau
time series. Tetapi, untuk data panel, sebelum membuat regresi atau cross section dan
data time series harus digabungkan terlebih dahulu.

Universitas Sumatera Utara

2. Model Efek Tetap (Fixed Effect)
Pendekatan fixed effect memperhitungkan kemungkinan bahwa peneiti
menghadapi omitted-variables, yang mungkin membawa perubahan pada intercept
time series atau cross section.
3. Model Efek Random (Random Effect)
Pendekatan radom effect memperbaiki efisiensi proses least square dengan
memperhitungkan error dari cross section dan time series. Model random effect
adalah variasi dari estimasi generalized least square (GLS).
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemilihan model data panel
adalah sebagai berikut:
1. Estimasi dengan Common Effect Model atau Pooled Least Square.
2. Estimasi dengan Fixed Effect Model.
3. Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:
H0 = Pooled Least Square
H1 = Fixed Effect Model
Tolak H0 jika p-value < nilai signifikan (0,05); maka H1 diterima.
4. Estimasi dengan Random Effect Model.
5. Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:
H0 = Random Effect Model
H1 = Fixed Effect Model

Universitas Sumatera Utara

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikan (0,05); maka H1 diterima.
3.9.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable), baik uji
koefisien regresi secara bersama-sama (serempak) (Uji-F) atau uji koefisien regresi
secara individu (parsial) (Uji-t). Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi (Uji
R2) untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi.
3.9.4.1 Uji-F (Uji Simultan)
Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara
bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya.
Perumusan hipotesisnya:
-

H0 = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya Return On Equity, Non Performing
Loan, Lag of Capital Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara
simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Buffer pada
Perbankan Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

-

Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0 artinya Return On Equity, Non Performing
Loan, Lag of Capital Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara
simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap

Capital Buffer pada

Perbankan Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jika Fhitung < Ftabel atau nilai signifikan (α) ≥ 0.05, maka H0 diterima.
Jika Fhitung ≥ Ftabel atau nilai signifikan (α) ≤ 0.05, maka Ha diterima.

Universitas Sumatera Utara

3.9.4.2 Uji-T (Uji Parsial)
- H0

: bi = 0, artinya, Return On Equity, Non Performing Loan, Lag of Capital

Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara parsial berpengaruh tidak
signifikan terhadap Capital Buffer.
- Ha : bi ≠ 0, artinya, Return On Equity, Non Performing Loan, Lag of Capital
Buffer, Loans to Total Assets, dan Bank Size secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Capital Buffer.
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
1. Jika thitung ≥ ttabel pada α = 5%, maka Ha diterima
2. Jika thitung ≤ ttabel pada α = 5%, maka H0 diterima
3.9.4.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien

determinasi

bertujuan

untuk

mengetahui

seberapa

besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤ R 2 ≤1). R2 = 0 menunjukkan
tidak adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin
besar R2 mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, dan begitu pula sebaliknya, semakin R2 mendekati nol,
maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan di Indonesia
4.1.1. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
Bank Agro didirikan dengan akte notaris nomor 27 tanggal 27 September
1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember
1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.
4.1.2. Bank MNC Internasional Tbk
PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) berdiri setelah mengakuisisi
Pt Bank ICB Bumiputera, Tbk pada tahun 2014. Melalui keputusan Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.18/KDK.03/2014 tanggal 15 Oktober 2014,
nama Bank berubah menjadi PT. Bank MNC Internasional Tbk.
4.1.3. Bank Capital Indonesia Tbk
PT Bank Capital Indonesia, Tbk sebelumnya bernama PT Bank Credit
Lyonnais. Sesuai dengan surat Keputusan Nomor C-24209 HT.01.04.TH.2004
tanggal 29 September 2004 dan Bank Indonesia sesuai dengan surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia Nomor 6/79/KEP.GBI/2004 tanggal 19 Oktober 2004

Universitas Sumatera Utara

tentang Perubahan Nama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT Bank
Capital Indonesia,Tbk.
4.1.4. Bank Central Asia Tbk
Bank Central Asia (BCA) berdiri sejak 1957 berdasarkan surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia no. 42855/U.M.II tertanggal 14 Maret 1957
untuk ijin melakukan usaha bank. BCA mengambil langkah besar dengan menjadi
perusahaan public. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan
menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran
Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.
Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
4.1.5. Bank Bukopin Tbk
Bank Bukopin berdiri sejak tanggal 10 Juli 1970 yang berfokus pada segmen
UMKMK dan telah tumbuh menjadi salah satu bank yang termasuk kelompok bank
menengah di Indonesia dari sisi aset. Melaksanakan Initial Public Offering (IPO)
pada bulan Juli 2006.
4.1.6. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1946
dan merupakan bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang
dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada
malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak
pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan
Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan
sebagai Hari Bank Nasional. Pada Agustus 1994 melengkapi ijin menjadi Bank
devisa.
4.1.7. Bank Nusantara Parahyangan Tbk
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) didirikan berdasarkan akta
pendirian nomor 47 tanggal 18 januari 1972. Bank BNP semula bernama PT Bank
Pasar Karya Parahyangan yang kemudian meningkatkan statusnya menjadi bank
umum pada bulan Juli 1989.
4.1.8. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia berdiri tanggal 16 Desember 1895 dengan nama Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan
publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Universitas Sumatera Utara

4.1.9. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk berdiri dengan nama Postpaarbank
pada masa pemerintah Belanda dan berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos pada
tahun 1950 kemudian menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun 1963. Bank
Tabungan Negara melakukan right issue pada tahun 2012.
4.1.10. Bank Mutiara Tbk
Bank Mutiara Tbk resmi menjadi PT Bank Jtrust Indonesia Tbk setelah J
Trust memiliki saham utama melalui RUPSLB tanggal 30 Maret 2015 dan resmi
diumukan ke publik tanggal 29 Mei 2015 setelah mendapat persetujuan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 7 April 2015 dan OJK tanggal 21 Mei 2015.
4.1.11. Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1956. Danamon
adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan
sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain kantor cabang
konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta
kantorkantor cabang anak perusahaannya.
4.1.12. Bank Pundi Indonesia Tbk
Bank Pundi mulai beroperasi dengan izin usaha pada tanggal 23 Juni 1993
sebagai PT Executive International Bank. Pada tanggal 23 September 2010 mendapat

Universitas Sumatera Utara

pengesahan perubahan PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk., menjadi Izin Usaha
Atas Nama PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.
4.1.13. PT. Bank Jabar Banten Tbk
Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) didirikan pada tanggal 08 April 1999. Bank
BJB sebelumnya merupakan sebuah perusahaan milik Belanda di Indonesia yang
dinasionalisasi pada tahun 1960 yaitu N.V. Denis (De Eerste Nederlandsche Indische
Shareholding) dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 20 Mei 1961.
Selain

kegiatan

perbankan,

BJBR

juga

membantu

Pemerintah

Provinsi,

Kota/Kabupaten se-Jawa Barat dan Banten dalam membina Bank Perkreditan Rakyat
(BPR)

dan

institusi

jasa

keuangan

lainnya

milik

Pemerintah

Provinsi,

Kota/Kabupaten se-Jawa Barat dan Banten yang sebagian sahamnya dimiliki oleh
BJBR, atau BJBR sama sekali tidak memiliki saham namun diminta untuk membantu
pembinaan BPR.
4.1.14. Bank QNB Indonesia Tbk
Bank QNB Indonesia sebelumnya dikenal dengan NV Chunghwa Shangyeh
berdiri sejak tahun 1913 di Medan. Pada tahun 2014 melalui right issue IV
kepemilikan saham Qatar National Bank (QNB) naik menjadi 82,59% dan nama
Bank berubah menjadi PT Bank QNB Indonesia Tbk.

Universitas Sumatera Utara

4.1.15. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan
Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara,
Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi
Bank Mandiri.
4.1.16. Bank Bumi Arta Tbk
Bank Bumi Arta semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan pada
tanggal 3 Maret 1967 dan mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Pada tanggal 20
Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan
statusnya menjadi Bank Devisa.
4.1.17. Bank CIMB Niaga, Tbk
CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank
Niaga. Pada bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke
CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi
kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.

Universitas Sumatera Utara

4.1.18. Bank Maybank Indonesia Tbk
Bank Maybank Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT Bank Internasional
Indonesia (BII) yang berdiri pada tanggal 15 Mei 1959. Melalui persetujuan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) pada 23 September 2015, BII berubah nama menjadi Maybank
Indonesia.
4.1.19. Bank Permata Tbk
Permata Bank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah
pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali
Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT
Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra
International Tbk mengambil alih Permata Bank dan memulai proses transformasi
secara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya
terhadap PermataBank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat
menjadi 89,01% pada tahun 2006.
4.1.20. PT. Bank Sinarmas Tbk (BSIM)
Bank Sinarmas Tbk (BSIM) didirikan dengan nama PT Bank Shinta Indonesia
tanggal 18 Agustus 1989 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16
Februari 1990. BSIM memperoleh izin untuk beroperasi sebagai bank umum dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 16 Februari 1990. Lalu tanggal
22 Maret 1995 BSIM memperoleh ijin usaha sebagai Bank Devisa dari Bank

Universitas Sumatera Utara

Indonesia. Kemudian pada tanggal 27 Oktober 2009 Bank Sinarmas memperoleh izin
usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah dari Deputi Gubernur Bank Indonesia.
4.1.21. Bank Of India Indonesia Tbk
Bank Of India mengakuisisi Bank Swadesi yang didirikan pada tahun 1968
dengan pengambilalihan saham pada tanggal 22 Juni 2007. Dengan demikian Bank
Of India telah menjadi pemegang saham mayoritas dan mengambil alih pengendalian
Bank Swadesi.
4.1.22. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank Tabungan Pensiunan Nasional didirikan pada tahun 1958 sebelumnya
bukan dengan nama tersebut dan berubah nama menjadi Bank Tabungan Pensiunan
pada tahun 1986 kemudian mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2008.
4.1.23. Bank Victoria International Tbk
PT Bank Victoria International Tbk. (Bank Victoria) didirikan pada tanggal 5
Oktober 1992 sebagai bank umum swasta. Pada tahun 1994, PT. Bank Victoria
International memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk
beroperasi sebagai Bank Umum dan mulai beroperasi secara komersil. Tahun 1997,
bank tersebut memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing.
Pada tahun 1999, Bank Victoria telah mencatat sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya.

Universitas Sumatera Utara

4.1.24. Bank Artha Graha Internasional Tbk
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk., berkedudukan di Jakarta Selatan,
semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan
Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973. Berdasarkan akta nomor 27 tanggal 12
Juli 2005 dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 7/49/KEPGBI/2005, PT.
Inter-Pacific, Tbk berganti nama menjadi PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk.
4.1.25. Bank Mayapada International Tbk
PT Bank Mayapada International didirkan pada tanggal 07 September 1989
dan disahkan melalui akta pendirian bank pada tanggal 10 Januari 1990 oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia. Dari tahun 1997 hingga saat ini kami menjadi bank
publik dengan nama PT. Bank Mayapada Internasional Tbk.
4.1.26. Bank Windu Kentjana International Tbk
PT Windu Kentjana International, Tbk merupakan hasil merger antara PT
Bank Multicor, Tbk dan PT Bank Windu Kentjana pada tanggal 8 Januari 2008.
4.1.27. Bank Mega Tbk
Bank Mega sebelumnya bernama PT Bank Karman yang didirikan pada tahun
1969 dan berubah nama menjadi PT Bank Mega pada tahun 1992. Pada tahun 1996
diambil alih oleh PARA GROUP yang berubah menjadi CT Corpora. Untuk lebih
meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo

Universitas Sumatera Utara

dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih
mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000
dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega.
4.1.28. Bank OCBC NISP Tbk
Bank OCBC NISP didirikan pada tanggal 4 April 1941 dengan nama NV
Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP resmi menjadi
bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990, dan perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Pada tanggal 6 Maret 2003, PT
Bank OCBC - NISP secara resmi merger dengan PT Bank Keppel TatLee Buana
Perubahan nama dari PT Bank OCBC - NISP menjadi PT Bank OCBC Indonesia
efektif pada tanggal 17 Maret 2003 sesuai persetujuan dari Kementerian Hukum dan
HAM dan Bank Indonesia. PT Bank OCBC – Indonesia merupakan bank komersial
dengan fokus pada penerimaan tabungan, trade finance, corporate lending, project
financing, treasury dan funds transfer.
4.1.29. Bank Pan Indonesia Tbk
Bank Pan Indonesia didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971 dan memperoleh
izin sebagai bank devisa tahun 1972 dan merupakan hasil merger Bank Kemakmuran,
Bank industri Djaja Indonesia, dan Bank Industri dan Dagang Indonesia. Bank Pan
Indonesia mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 1982 sebagai bank Go
Public yang pertama. Dengan struktur permodalan yang kuat dan Rasio Kecukupan

Universitas Sumatera Utara

Modal yang tinggi, Panin Bank bersyukur tidak harus direkapitalisasi oleh
Pemerintah pasca krisis ekonomi (1998). Pemegang saham Panin Bank adalah ANZ
Banking Group of Australia (37,1%), Panin Life (45,9%) dan publik-domestik &
internasional.
4.1.30. Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
Bank Woori Saudara Indonesia adalah gabungan dari Bank Himpunan
Saudara yang berdiri pada tahun 1906 dan Bank Woori Indonesia yang berdiri pada
tahun 1995 dan berlaku sejak tanggal 30 Desember 2014. Pada tahun 2015 terjadi
perubahan nama dari PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk ( Bank Saudara )
menjadi PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk ( Bank Woori Saudara ).
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan
uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan
�=0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik
J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

2. Jika nilai probabilitas � < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Sebelum Transformasi Data Outlier
Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah
0,0000. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,0000, lebih kecil dibandingkan tingkat

signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Dikarenakan asumsi normalitas tidak terpenuhi maka dilakukan transformasi data
outlier dengan cara mengeluarkan data yang menyimpang terlalu jauh dari data
lainnya dengan menggunakan SPSS.

Sumber: Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Setelah Transformasi Data Outlier

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Gambar 4.2, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah
0,762417. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,762417, lebih besar dibandingkan

tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi (Gio,
2015).
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi
antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Gujarati dalam Gio (2015)

menyatakan jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di
atas 0,8, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil uji
multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
ROE
NPL
BUFFT_1
LOTA
SIZE

ROE
1.000000
-0.247467
-0.126689
-0.057887
-0.201932

NPL
-0.247467
1.000000
-0.111413
0.197138
-0.048425

BUFFT_1
-0.126689
-0.111413
1.000000
-0.082502
0.043852

LOTA
-0.057887
0.197138
-0.082502
1.000000
0.154683

SIZE
-0.201932
-0.048425
0.043852
0.154683
1.000000

Sumber: Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa korelasi ROE dan NPL sebesar 0,247467, korelasi antara ROE dan BUFFt-1 sebesar -0,126689, korelasi antara ROE
dan LOTA sebesar -0,057887, korelasi antara ROE dan SIZE sebesar -0,201932,
korelasi antara NPL dan BUFFt-1 sebesar -0,111413, korelasi antara NPL dan LOTA
sebesar 0,197138, korelasi antara NPL dan SIZE sebesar -0,048425, korelasi antara
BUFFt-1 dan LOTA sebesar -0,082502, korelasi antara BUFFt-1 dan SIZE sebesar

Universitas Sumatera Utara

0,043852, dan korelasi antara LOTA dan SIZE sebesar 0,154683. Dari hasil
pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini karena nilai korelasi antar
variabel independen tidak lebih dari 0,8.
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser.
Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik Uji
Glejser, dengan ketentuan sebagai berikut (Gio, 2015).
1. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared ≥ 0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-sqaured < 0,05, maka terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.2 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS

1.201092
6.005120
6.002474

Prob. F(5,90)
Prob. Chi-Square(5)
Prob. Chi-Square(5)

0.3151
0.3057
0.3060

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3, nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared = 0,3057
≥ 0,05, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

Universitas Sumatera Utara

4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat
diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009). Nilai statistik dari uji
Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Field (2009) menyatakan sebagai berikut:
“Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated.
The test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the residuals
are uncorrelated".
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3
diindikasi terjadi autokorelasi.
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

4.370443
0.085928
0.998899

Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

0.161995
1.977689

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,977689.
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3,
maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala
autokorelasi yang tinggi pada residual (Gio, 2015).

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga
memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Deskriptif
variabel dependen yaitu Capital Buffer (BUFF) dan variabel independen yaitu Return
On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Lag of Capital Buffer (BUFFt-1),
Loans to Total Assets (LOTA), dan Bank Size (SIZE).
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif BUFF, ROE, NPL, BUFFt-1, LOTA, Size
Perusahaan Perbankan di Indonesia
BUFF

ROE

NPL

BUFFT_1

LOTA

SIZE

Mean

9.184479

11.87438

2.286146

8.696042

67.89820

16.06316

Median

8.575000

11.95306

2.020000

8.280000

68.73929

16.30321

Maximum

17.57000

28.80152

9.950000

19.91000

89.84074

22.84726

Minimum

3.560000

-10.65070

0.310000

2.930000

49.97405

11.09270

Std. Dev.

2.794095

6.919451

1.623466

3.163775

7.202037

2.946396

Skewness

0.674406

-0.085166

2.093127

0.811229

-0.162737

0.049189

Kurtosis

3.246763

3.476720

9.575038

3.948620

3.760438

2.317669

Jarque-Bera

7.520753

1.025100

243.0234

14.12900

2.736797

1.901015

Probability

0.023275

0.598966

0.000000

0.000855

0.254514

0.386545

Sum

881.7100

1139.941

219.4700

834.8200

6518.227

1542.063

Sum Sq. Dev.

741.6620

4548.486

250.3861

950.8999

4927.587

824.7186

Observations

96

96

96

96

96

96

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan output statistik deskriptif variabel penelitian dari
tahun 2012 sampai 2015 dengan menggunakan program Eviews. Dari tabel tersebut
dapat dijelaskan statistik deskriptif sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Variabel Capital Buffer (BUFF) memiliki nilai BUFF maksimum sebesar 17,57000
yang diperoleh oleh Bank Bumi Arta Tbk pada tahun 2015 hal tersebut dikarenakan
nilai CAR Bank Bumi Arta yang tinggi pada 2015 yaitu 25,57%. Tingkat CAR yang
tinggi menandakan semakin baik kemampuan bank tersebut dalam menanggung
risiko dari setiap kredit yang beresiko. Sedangkan nilai BUFF minimum yaitu
3,560000 yang diperoleh oleh Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2013.
Walaupun Bank Pundi memiliki tingkat CAR yang paling rendah namun masih
berada di atas standar minimum modal menurut Bank Indonesia yaitu 8%. Diketahui
rata-rata (mean) nilai BUFF

adalah 9,184479, dan standar deviasinya 2,794095

dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.
2. Variabel Return on Equity (ROE) memiliki nilai ROE maksimum sebesar
28,80152 yang diperoleh oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2012
hal tersebut di karenakan kemampuan manajemen BRI pada tahun tersebut sangat
baik sehingga dapat mengelola equity capital untuk mendapatkan income, ROE BRI
pada tahun tersebut pun berada diatas standar Bank Indonesia (5%-12,5%).
Sedangkan nilai ROE minimum yaitu -10,65070 yang diperoleh Bank MNC
Internasional Tbk pada tahun 2013, hal tersebut dikarenakan MNC Bank (sebelumnya
Bank ICB Bumiputera) mengalami kerugian sebesar Rp81,74 miliar pada 2013 akibat
dari winding down pada kartu kreditnya. Bumiputera melakukan pembersihan
terhadap nasabah kartu kreditnya sehingga terjadi penumpukan kerugian di ICB

Universitas Sumatera Utara

Bumiputera (sekarang MNC Bank). Diketahui rata-rata (mean) nilai ROE adalah
11,87438, dan standar deviasinya 6,919451 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.
3. Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai NPL maksimum sebesar
9,950000 yang diperoleh oleh Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2012, hal
tersebut di karenakan kondisi Bank Pundi pada tahun tersebut mengalami kenaikan
kredit macet akibat tingginya kredit yang di salurkan di sektor mikro. Bank Pundi
juga masih melakukan pembenahan semenjak akuisisi dan berubah nama dari PT.
Bank Eksekutif dua tahun sebelumnya. Sedangkan nilai NPL minimum yaitu
0,310000 yang diperoleh Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2014, hal tersebut di
karenakan kinerja Bank QNB Indonesia pada 2014 mengalami pertumbuhan yang
signifikan. Walaupun Bank QNB Indonesia mengalami pertumbuhan penyaluran
kredit sebesar 84% namun QNB dapat menjaga posisi NPL di tingkat yang rendah.
Diketahui rata-rata (mean) nilai NPL adalah 2,286146 dan standar deviasinya
1,623466 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.
4. Variabel Lag of Capital Buffer (BUFFt-1) memiliki nilai BUFFt-1 maksimum
sebesar 19,91000 yang diperoleh oleh Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk pada
tahunn 2014 sedangkan nilai minimum yaitu 2,930000 yang diperoleh Bank
Mayapada Internasional Tbk pada tahun 2013. Diketahui rata-rata (mean) nilai
BUFFt-1 adalah 8,696042 dan standar deviasinya 3,163775 dengan jumlah
pengamatan sebanyak 96. Sejalan dengan Capital Buffer, Capital Buffer periode

Universitas Sumatera Utara

sebelumnya juga masih berada diatas standar minimum modal menurut Bank
Indonesia yaitu sebesar 8%.
5. Variabel Loans to Total Assets (LOTA) memiliki nilai LOTA maksimum sebesar
89,84074 yang diperoleh oleh Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2012 hal tersebut
dikarenakan selama 2012 kredit investasi CIMB Niaga tercatat sebesar Rp30,18
triliun meningkat 11% dari tahun sebelumnya dikarenakan adanya penambahan
modal asing ke Indonesia. Sektor pertambangan, property, dan manufaktur menjadi
sektor yang dominan dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan kredit
investasi perbankan korporat CIMB Niaga. Sedangkan nilai LOTA minimum yaitu
49,97405 yang diperoleh Bank Capital Indonesia Tbk pada tahun 2012. Walaupun
nilai LOTA Bank Capital Indonesia yang paling rendah, namun Bank Capital
Indonesia tetap mengalami peningkatan kredit dari tahun sebelumnya sebesar 61%.
Diketahui rata-rata (mean) nilai LOTA adalah 67,89820 dan standar deviasinya
7,202037 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.
6. Variabel Bank Size (SIZE) memiliki nilai SIZE maksimum sebesar 22,84726 yang
diperoleh oleh Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk pada tahun 2015. Sebagai
salah satu anak usaha dari BRI, BRI Agro mendapat suntikan dana dari BRI sehingga
BRI Agro mengalami peningkatan total aset. Tercatat BRI Agro memiliki total aset
sebesar Rp8,3 triliun pada 2015. Sedangkan nilai SIZE minimum yaitu 11,09270
yang diperoleh Bank Bukopin Tbk pada tahun 2012. Walaupun menjadi yang
terendah pada 2012, Bank Bukopin selalu memiliki nilai total Asset yang meningkat

Universitas Sumatera Utara

dari 2011-2015 dengan peningkatan rata-rata 13,45%. Dengan kata lain, Bank
Bukopin merupakan perusahaan dengan ukuran perusahaan yang terus berkembang
dilihat dari total assetnya. Diketahui rata-rata (mean) nilai SIZE adalah 16,06316 dan
standar deviasinya 2,946396 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96.
4.2.3 Pemilihan Model Data Panel
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat tiga teknik
yang dapat digunakan yaitu anatara lain, Common Effect Model (CEM) atau Pooled
Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM).
Untuk menentukan model estimasi apakah yang digunakan anatara CEM dan
FEM dalam memebentuk model regresi, maka digunakan uji Chow dengan hipotesis
yang diuji sebagai berikut:
H0: Common Effect Model (CEM)
H1: Fixed Effect Model (FEM)
Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas cross-section Chi Square < 0,05, maka H0 ditolak
2. Jika nilai probabilitas cross section Chi Square > 0,05, maka H0 diterima

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5 Hasil dari Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square

Statistic
0.835260
24.202067

d.f.

Prob.

(23,67)
23

0.6771
0.3927

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.5, diketahui nilai probabilitas
adalah 0,3927. Karena nilai probabilitas 0,3927 > 0,05, maka H0 diterima. Maka
model estimasi yang digunakan adalah model common effect model (CEM), maka
pengujian model antara FEM dan REM tidak dilakukan.
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda Model Data Panel
Analisis regresi berganda model data panel digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel Return on Equity (X1), Non Performing Loan (X2), Lag of
Capital Buffer (X3), Loans to Total Assets (X4), dan Bank Size (X5) terhadap Capital
Buffer (Y).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6
Pengujian Regresi Berganda Model Data Panel
Dependent Variable: BUFF
Method: Panel Least Squares
Date: 02/22/17 Time: 10:59
Sample: 2012 2015
Periods included: 4
Cross-sections included: 24
Total panel (balanced) observations: 96
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
ROE
NPL
BUFFT_1
LOTA
SIZE

2.258977
-0.062415
-0.034692
0.491148
-0.234930
0.002562

0.999436
0.047264
0.036686
0.067571
0.234119
0.008692

2.260252
-1.320553
-0.945639
7.268592
-1.003463
0.294773

0.0262
0.1900
0.3469
0.0000
0.3183
0.7688

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.418628
0.386329
0.239599
5.166689
4.043471
12.96122
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

2.172060
0.305856
0.040761
0.201033
0.105545
1.862937

Sumber : Hasil Penelitian Eviews (data diolah)

Berdasarkan pengelolaan data, maka pada Tabel 4.6 pada kolom
Coefficients, diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3+ b4X4 + b5X5+ e
Sehingga, persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
BUFF = 2,258977 – 0,062415ROE – 0,034692NPL + 0.491148BUFFt_1 –
0.234930LOTA + 0.002562SIZEi