Analisis Faktor yang Memengaruhi Kesembuhan Penderita TB Paru di Puskesmas Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Tuberkulosis paru atau yang disingkat dengan TB Paru adalah suatu

penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis,
yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak
diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
berbahaya hingga menyebabkan kematian. Penyakit TB memegang peranan
penting dalam kasus kematian dan kesakitan, serta memiliki kecendrungan
meningkat mengingat sifat penularan dan perilaku masyarakat. Risiko tertular
tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. TB Paru dapat menyebar
dari satu orang ke orang lain melalui transmisi udara (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) dalam Global
Tuberculosis Report 2015, Indonesia menempati urutan kedua terbesar di dunia
sebagai penyumbang penderita TB setelah negara India yaitu sebanyak 10% dari
total kasus TB di dunia. Tingkat risiko terkena penyakit TB di Indonesia berkisar
antara 1,7% hingga 4,4%. Secara nasional, TB dapat membunuh sekitar 67.000
orang setiap tahun dan setiap hari sekitar 183 orang meninggal akibat penyakit TB

di Indonesia (Kemenkes RI, 2014). Menurut WHO (2006), penyakit TB menjadi
masalah sosial karena penderitanya adalah kelompok usia kerja produktif,
kelompok ekonomi lemah, dan tingkat pendidikan rendah. Selain itu masalah
lainnya adalah pengobatan penyakit TB memerlukan jangka waktu yang lama dan
rutin yaitu 6-8 bulan.

1

Universitas Sumatera Utara

2

Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia yang dilaporkan oleh
Kemenkes RI (2013-2015) jumlah penderita TB Paru di Indonesia mengalami
penurunan. Jumlah penderita TB Paru tahun 2013 sebanyak 327.094 penduduk
Indonesia atau sebesar 81% menurun menjadi 285.254 penduduk Indonesia atau
sebesar 70% tahun 2014, dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 330.910
penduduk Indonesia atau sebesar 74%. Jumlah angka kesembuhan TB Paru di
Indonesia menurut data Kemenkes RI tahun 2013-2015 terdapat 161.365
penduduk atau sebesar 82,8% pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014

sebanyak 145.720 penduduk atau sebesar 74,2%, dan pada tahun 2015 sebanyak
193.320 penduduk atau sebesar 78%. Diketahui bahwa dari data tersebut terdapat
penurunan angka kesembuhan TB dan angka tersebut belum mencapai target yang
telah ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 85% (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan data profil kesehatan yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara (2013-2015) menjelaskan bahwa jumlah penderita TB
Paru yang terdata pada tahun 2013 yaitu sebanyak 21.954 penduduk Sumatera
Utara atau sebesar 120,5% dan menurun pada tahun 2014 menjadi sebanyak
19.062 penduduk Sumatera Utara atau sebesar 111%, namun meningkat pada
tahun 2015 menjadi sebanyak 23.002 penduduk Sumatera Utara atau sebesar
122%. Jumlah angka kesembuhan di Provinsi Sumatera Utara menurut data
Dinkes Prov. Sumut tahun 2013-2015 terdapat 16.474 penduduk atau sebesar 91%
pada tahun 2013, menurun menjadi 14.742 penduduk atau sebesar 87,1% pada
tahun 2014 dan meningkat pada tahun 2015 menjadi sebanyak 14.901 penduduk
atau sebesar 87,9%. Walaupun terjadi penurunan angka kesembuhan dari tahun

Universitas Sumatera Utara

3


2013, tetapi angka ini sudah mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah
sebesar 85% (Dinkes Prov Sumut, 2016).
Berdasarkan data profil kesehatan yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang (2013-2015), jumlah penderita TB Paru dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Jumlah penderita TB Paru di Kabupaten Deli
Serdang tahun 2013 yaitu sebanyak 2.623 penduduk atau sebesar 113,5%, tahun
2014 sebanyak 2.886 penduduk atau sebesar 123,9%, dan tahun 2015 sebanyak
2.992 penduduk atau sebesar 129,26%. Jumlah angka kesembuhan di Kabupaten
Deli Serdang menurut data Dinkes Kab. Deli Serdang tahun 2013-2015 terdapat
2.086 penduduk atau sebesar 93,21% pada tahun 2013, kesembuhan pada tahun
2014 sebanyak 2.011 penduduk atau sebesar 94%, dan pada tahun 2015 sebanyak
2.244 penduduk atau sebesar 91,26%. Walaupun angka ini sudah mencapai target
nasional, namun masih merupakan masalah karena masih terdapat beberapa
puskesmas di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki angka kesembuhan TB Paru
minimal yaitu 85% sesuai dengan target yang telah ditetapkan
bahkan ada beberapa yang puskesmas mencapai angka kesembuhan 100%.

Universitas Sumatera Utara

4


Angka kesembuhan adalah jumlah persentase penderita TB paru yang
sembuh. Sedangkan angka keberhasilan adalah angka kesembuhan ditambah
dengan persentase penderita yang melakukan pengobatan lengkap. Angka
kesembuhan

merupakan

salah

satu

indikator

keberhasilan

program

penanggulangan TB Paru di suatu wilayah dan harus mencapai target nasional
yaitu minimal sebesar 85% dari penderita TB Paru BTA positif (Kemenkes,

2011).
Kategori kesembuhan penyakit TB Paru menurut Depkes RI (2010)
dalam Pedoman Nasional Penanggulangan TB dijelaskan bahwa dikatakan
sembuh dalam pengobatan TB Paru adalah suatu kondisi dimana individu telah
menunjukan peningkatan kesehatan dan telah menyelesaikan pengobatannya
secara lengkap, serta pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya negatif pada
akhir pengobatan (AP) dan minimal satu pemeriksaan follow-up sebelumnya
negatif (Depkes RI, 2010).
Salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan pengobatan (success
rate/SR) dan kesembuhan TB Paru (cure rate) adalah keberadaan atau peran dari
Pengawas Menelan Obat (PMO). Penelitian yang dilakukan oleh Zuibadah (2013)
menemukan bahwa penderita yang kurang mendapatkan pengawasan dari
Pengawas Menelan Obat (PMO) akan berisiko 1,83 kali untuk tidak sembuh
dibanding dengan pasien yang diawasi dengan baik oleh Pengawas Menelan Obat
(PMO) (Zubaidah dkk, 2013).
Menurut Aditama (2004) faktor-faktor yang memengaruhi kesembuhan
dalam pengobatan adalah pengetahuan dan motivasi minum obat. Adanya

Universitas Sumatera Utara


5

perhatian dan dukungan keluarga dalam mengawasi dan mengingatkan penderita
untuk minum obat dapat memperbaiki derajat kepatuhan penderita menjadi teratur
karena penderita yang tidak teratur berobat akan berisiko untuk menderita TBMDR. Faktor penting lainnya adalah tingkat pendidikan penderita TB. Pendidikan
yang rendah mengakibatkan pengetahuan rendah.
Menurut Effendy (1998), rendahnya angka kesembuhan berkaitan dengan
karakteristik penderita diantaranya umur, jenis kelamin, dan tipe penyakit karena
terjadinya perubahan keadaan fisiologis, imunitas, dan perubahan kebiasaan
makanan ataupun perilaku hidup sehat.
Selain itu, kesembuhan TB Paru juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor pertama TB Paru adalah faktor umur karena insiden tertinggi penyakit TB
Paru adalah pada usia dewasa muda di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB
Paru adalah pada kelompok usia produktif (15-50 tahun) (Hiswani, 2009). Faktor
yang kedua adalah jenis kelamin yang lebih banyak menyerang laki-laki dari pada
wanita, karena sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok dan mengonsumsi
minuman beralkohol. Faktor ketiga adalah gaya hidup penderita dengan kebiasaan
merokok dan mengonsumsi alkohol yang dapat menurunkan sistem pertahanan
tubuh, sehingga rentan untuk terserang penyakit (Alsagaff dan Mukty, 2005).
Faktor keempat adalah status ekonomi yang merupakan faktor utama dalam

keluarga. Masih banyaknya pendapatan yang rendah menyebabkan pendapatan
kecil sehingga membuat masyarakat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
layak dan tidak dapat memenuhi syarat-syarat kesehatan (Manalu, 2010).

Universitas Sumatera Utara

6

Rendahnya angka kesembuhan terjadi karena kepatuhan penderita dalam
pengobatan yang rendah (Soejadi dkk, 2007). Kepatuhan meminum obat dan
menjalani pengobatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pengobatan
suatu penyakit sampai sembuh, terutama pada penyakit TB Paru. Tingkat
kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan sangat tergantung pada berbagai
faktor, seperti halnya tingkat pemahaman penderita tentang penyakit TB Paru.
Puskesmas Aras Kabu melayani 6 desa, yaitu Desa Aras Kabu, Desa
Tumpatan, Desa Serdang, Desa Pasar V Kebun Kelapa, Desa Sidourip, dan Desa
Pasar VI Kuala Namu. Mayoritas penderita TB Paru berdomisili di Desa Serdang,
dengan mayoritas pekerjaan petani dan buruh yang memiliki penghasilan