Sejarah Restoran Halal di Tokyo Chapter III IV

BAB III
SEJARAH RESTORAN HALAL DI TOKYO

3.1 Sejarah Restoran Halal di Tokyo
Pada dasarnya halal itu mirip dengan pola kerja Jepang yang sehat dan bersih.
Kalau dilabeli halal penulis yakin itu pasti bersih dan sehat di samping aspek
agamanya juga. Jadi pemberian label halal tidak ada masalah bagi orang jepang.
Sebanyak Sembilan perusahaan Jepang telah mengaplikasi label halal ke LPPOM
MUI dan semuanya berjalan dengan baik tanpa masalah. Kecenderungan bahkan
semakin banyak perusahaan Jepang yang mau aplikasi label halal ke MUI. Semakin
banyak perusahaan Jepang yang berusaha aplikasi untuk label halal dan tidak ada
masalah apapun sampai saat ini semua berjalan dan terproses dengan baik,” kata
Sumunar Jati, Deputy Director LPPOM MUI bagaimana dilansir oleh Tibunnews.
Sumunar juga memberikan ceramah di depan sekitar 1.000 pengusaha Jepang diacara
ASEAN Investment yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Repuplik Indonesia,
BKPM dan ASEAN-Japan Centre. Menaggapi belum adanya sertifikasi MUI di
Jepang walaupun telah ada Japan Halal Association, menurut Sumunar karena MUI
memiliki 7 persyaratan criteria untuk bisa suatu asosiasi memberikan sertifikasi halal
di suatu Negara. Salah satu persyaratannya adalah harus menjadi anggota World
Halal Food Council dimana presidennya dari Indonesia. Sementara itu Duta Besar
Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza mengharapkan seminar tersebut dapat semakin

meningkatkan pengertian dan investasi Jepang ke Indonesia. Akhir-akhir ini kita
15

Universitas Sumatera Utara

ketahui semakin banyak seminar mengenai Indonesia. Hal ini baik untuk mengupdate perkembangan terbaru informasi mengenai investasi di Indonesia. Misalnya
mengenai pembentukan system perizinan investor asing di Indonesia,” kata Yusron.
Seorang pengusaha makanan Jepang Eiji Kawauchi yang punya perhatian besar pada
makanan di Indonesia sangat mendukung pelabelan halal di Indonesia.
Jepang berusaha menjadi Negara yang memberikan servis terbaik untuk para
wisatawannya. Pariwisata merupakan sektor yang sedang berkembang pesat di
Jepang. Sejak bencana gempa pada tahun 2011 Jepang mulai melakukan berbagai
cara untuk membangkitkan kembaki gairah sektor pariwisata yang sempat lesu.
Jepang bagian tengah mulai muncul sebagai oase di tengah mandeknya pariwisata di
Jepang. Membuka tantangan baru dengan tidak melulu menghadirkan Tokyo,Osaka,
Kyoto sebagai tujuan wisata, Jepang berusaha membangkitkan

gairah wisata di

seluruh Wilayah Jepang. Pemerintah prefektur berlomba untuk menggali potensi

wisata di daerahnya masing-masing. Kebudayaan adat istiadat, tempat bersejarah
sampai makanan menjadi perhatian serius bagi para penggali potensi pariwisata.
Yang menjadi perhatian dari penggiat wisata Jepang adalah meningkatnya
jumlah wisatawan muslim untuk dating ke Jepang. Menurut pantauan yang penulis
lihat di VOA Indonesia (12/11/2014), jumlah terbesar dari Negara-negara dari
mayoritas muslim adalah dari Malasyia dna Indonesia. Sebanyak 158.500 orang
Malasyia datang pada semnilan bulan pertama 2014, atau naik 52,3 persen, dan
jumlah turis Indonesia naik 13,4 persen menjadi 111.400 orang. Untuk itu banyak
16

Universitas Sumatera Utara

penggiat wisata mulai memikirkan apa yang menjadi keutamaan untuk memberikan
servis terbaik begi wisatawan muslim. Mulai dari penyediaan tempat ibadah, hingga
makanan halal.
Banyak warga muslim yang mengkhawatirkan tentang makanan halal jika
datang ke Jepang. Apalagi budaya masakan Jepang yang sebaian merupakan bukan
makanan halal. Makanan halal menjadi sorotan menarik pagi para penggiat wisata di
Jepang. Berbagai Restoran berlabel halal mulai bermunculan seiring dengan mulai
bertambahnya angka wisatawan Negara Islam di Jepang. Bahkan hotel dan tempat

wisata lainnya mulai mempelajarri makanan halal yang merupakan pokok utama dari
syariat Islam. Brrgai organisasi non-profit di Jepang juga ikut berpartisipasi dalam hal
ini. Salah satunya adalah Japan Halal Assosiation. Tujuan dari assosiasi ini adalah
menciptakan penyediaan makanan yang sehat dan yang sesuai dengan aturan Islam
yang mengambik tema “Halal Living For Every Home”. JHA Juga berusaha
menciptakan kehidupan dan suasana yang nyaman bagi warga muslim yang tinggal di
Jepang. Dengan focus utama dalam hal makanan, serat berperan aktif untuk
memberikan jaminan yang diperoleh dari pemerintah, perusahaan, dan lingkungan
terkait. Selain itu sertifikasi halal dan serta sosialisi tentang makanan halal juga
merupakan kegiatan kongkret yang dijalankan oleh assosiasi ini.
Sertifikasi halal di Jepang bahkan sudah terbit untuk berbagai produk makanan di
Jepang. Bahkan organisasi yang serius

dengan hal ini terpantau cukup banyak.

Diantaranya:
17

Universitas Sumatera Utara


-

Japan Muslim Association. Organisasi keagamaan yang berpusat di Shibuya,
Tokyo.

-

Japan Halal Association (JHA), Osaka.

-

Halal Japan Business Association

-

Nippon Asia Hall Association (NAHA), Chiba.

-

Japan Islamic Trust. Didirikan pada 17 Februari 1994, Tokyo.


-

Islamic Centre Japan. Didirikan pada tahun 1975 Sedagaya, Tokyo.

-

Malasyia Halal Corporation, Minato-ku, Tokyo

Tokyo Muslim Hanten adalah merupakan restoran cina halal pertama di Jepang.
Restoran ini di buka pada tanggal 20 November 2014. Makanan di restoran ini
disiapkan oleh koki muslim tanpa menggunakan bahan dari babi berbentuk apapun.
Makanan yang disajikan sangat higienis dan lezat. Dan restoran Malaychan adalah
satu-satunya restoran di Tokyo Jepang yang menerima sertifikat halal dari
pemerintahan Malaysia. Restoran ini adalah restoran chuuka atau restoran yang
menyediakan makanan Chinese ala Jepang. Selain di Ikebukuro, Malaychan memiliki
cabang di bagian Timur Ikebukuro (Higashi-kebukuro) yang disebut Malaychan Dua,
namun merupakan restoran tanpa sertifikat halal. Turis muslim yang berrkunjung ke
Tokyo kerap mencari retsoran halal. Dengan banyaknya turis maupun warga Negara
asing yang datang untuk tinggal di Jepang, banyak bermunculan restoran halal untuk

menarik pasar mereka yang beragama islam.Dengan begini kekhawatiran wisatawan
muslim yang hendak pergi ke Jepang dapat teratasi. Jepang dapat membangun sektor
18

Universitas Sumatera Utara

pariwisatanya dan ikut berkontribusi dalam pertukaran budaya

internasional,

khususnya dengan wisatawan muslim.
3.2 Perkembangan Restoran Halal di Tokyo
Akhir-akhir ini, jumlah restoran halal di Jepang telah meningkat, tetapi
jumlahnya tidak terlalu banyak. Dinegara non muslim seperti Jepang sangat sulit
untuk bisa 100% halal, sehingga tiap restoran punya komitmen yang berbeda-beda.
Dalam ssituasi ini, sangat sulit untuk menemukan sumber yang merangkum informasi
secara sistematis. Sehingga penulis asumsikan bahwa banyak orang muslim yang
mengunjungi Jepang sering sekali merasa cemas. Meskipun jumlah restoran halal di
Tokyo Jepang semakin banyak, rata-rata di retsoran ini menawarkan harga yang
sedikit mahal. Tetapi, kini anda dapat menikmati roti dengan harga yang masuk akal

di “Halal Bakery Café Liasion”. Café roti ini terletak di daerah MITA di Tokyo dan
memilki sertifikat halal. Anda dapat menikmati roti dengan kopi dengan perasaan
aman, karena café ini menggunkan bahan makanan tanpa bahan adiktif dan sebagian
besar staffnya adalah mahasiswa muslim.
Jepang tidak memandang negative naiknya populsi muslim dinegaranya.
Sebaliknya, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat bisnis halal.
Asosiasi halal Jepang menyebut ada kenaikan jumlah restoran halal di Jepang.
Kenaikan ini mencapai 10%. Perkembangan bisnis halal ada baiknya dilanjutkan
dengan kesepahaman antara umat islam dengan warga Jepang, ini dimaksudkan agar
menghindarkan kekeliruan informasi terkait masalah halal. Pariwisata Nasional
19

Universitas Sumatera Utara

Jepang mencatat jumlah turis asal Indonesia mengalami kenaikan mencapai 60%
sejak tahun 2007, kenaikan yang sama juga dialami turis asal Timur Tengah. Pakar
Hunbungan Internasional, Universitas Chukyo, Ryoichi Namikawa mengatakan
fenomena ini membuat masyarakat Jepang tertarik mempelajari konsep halal.
“Konsep Halal merupakan esensi ajaran Islam,” kata dia. Yang menarik fenomena
kuliner halal juga sampai dikampus. Mahasiswa Jepang ditujuh Universitas mulai

menjajakan

produk

halal.

Ini

dimaksudkan

untuk

menyasar

para

Mahasiswa/Mahasiswi Muslim yang kebetulan belajar di Jepang. Akmal Abu
Akhsan, warga Malaysia yang menetap di Jepang, mengatakan masyarakat Negaranegara Islam merupakan pasar masa depan yang menjanjikan. Ini merupakan
kesempatan besar untuk mengebangkan produk halal.


20

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan
Dari semua pembahasan di atas, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.

Restoran merupakan makanan dan minuman yang di jual serta cara
penyajian dan pelayanan yang di berikan kepada pelanggan yang
datang untuk menikmati hidangan maupun sekedar untuk bersantai.

2.

Halal merupakan segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk
di konsumsi. Terutama dalam hal makanan dan minuman.


3.

Dapat diartikan pengertian restoran halal adalah tempat yang
menyajikan makanan dan minuman yang diperbolehkan oleh syariat
untuk dikonsumsi dan memberikan pelayanan kepada pelanggan untuk
menikmati hidangan maupun sekedar untuk bersantai.

4.

Tokyo adalah Ibukota Jepang dan daerah terpadat diJepang serta
daerah metropolis terbesar diDunia.

5.

Restoran Yoshinoya adalah restoran halal pertama di Tokyo Jepang.

6.

Restoran Yoshinoya pertama kali didirikan pada tahun 1899 oleh

Eikici Matsuda di pasar ikan Nihonbachi.

7.

Tokyo Muslim Hanten adalah merupakan restoran cina halal pertama
di Jepang.
21

Universitas Sumatera Utara

8.

Jumlah restoran halal di Tokyo Jepang telah meningkat, tetapi
jumlahnya tidak terlalu banyak.

9.

Meskipun jumlah restoran halal di Tokyo Jepang semakin banyak,
rata-rata restoran ini menawarkan harga yang sedikit mahal.

10.

Jepang tidak memandang negative naiknya populsi muslim di Negara
nya.

11.

Sebaliknya, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat
bisnis halal.

12.

Yang menarik fenomena kuliner halal juga sampai dikampus.

4.2 Saran
Saat kita ingin berkunjung atau berwisata keluar negeri, sebut saja Tokyo
Jepang. Terkhusus kepada umat muslim yang berdomisili di Indonesia. Hal yang
sangat penting yang perlu kita ketahui adalah bahan makanan yang ingin di konsumsi
nanti disana. Umat muslim yang ingin berkunjung ke Tokyo bisa mencari tahu
terlebih dahulu Sejarah restoran halal pertama di Tokyo dan dimana saja Restoran
yang menyediakan makanan berlabel halal. Karena mayoritas penduduk Tokyo
merupakan Non muslim. Dan semoga dengan terselesaikannya Kertas Karya ini dapat
member petunjuk kepada orang-orang terkhusus umat muslim yang ingin berkunjung
ke Tokyo Jepang.
22

Universitas Sumatera Utara