Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel PT. Capella Medan Daihatsu Amplas Medan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi,

penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Namun
demikian, penerapan teknologi tinggi dan penggunaan bahan dan peralatan yang
beraneka ragam dan kompleks tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber
daya manusia-nya. Keterbatasan manusia sering menjadi faktor penentu terjadinya
musibah seperti; kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan
timbulnya penyakit akibat kerja.
Kondisi-kondisi tersebut ternyata telah banyak mengakibatkan kerugian
jiwa dan material, baik bagi pengusaha, tenaga kerja, pemerintah dan bahkan
masyarakat luas.Untuk mencegah dan mengendalikan kerugian-kerugian yang
lebih besar, maka diperlukan langkah-langkah tindakan yang mendasar dan
prinsip yang dimulai dari tahap perencanaan. Sedangkan tujuannya adalah agar
tenaga kerja mampu mencegah dan mengendalikan berbagai dampak negatif yang
timbul akibat proses produksi, sehingga akan tercipta lingkungan kerja yang sehat,
nyaman, aman dan produktif (Tarwaka dkk, 2004).

Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian yang besar yang bermula
dari kurang tanggapnya manajemen keselamatan terhadap resiko yang ada
dilingkungan kerja tersebut. Untuk menjamin pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja, sumber produksi, dan
lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perusahaan perlu mengembangkan
management risk yang didasarkan pada identifikasi bahaya dan penilaian risiko

1
Universitas Sumatera Utara

2

yang tersusun dalam program keselamatan dan kesehatan kerja (Depnaker RI,
1996).
Teknologi modern selain meningkatkan industri juga menimbulkan
masalah kebisingan yang mempunyai pengaruh luas mulai dari gangguan
konsentrasi, komunikasi dan kenikmatan kerja sampai pada cacat karena
kehilangan daya dengar yang menetap. Kebisingan tidak hanya berpengaruh
terhadap kualitas kerja tetapi juga berpengaruh terhadap tenaga kerja.
Bising merupakan faktor fisik lingkungan kerja yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan berupa gangguan pendengaran (auditory) dan extrauditory
seperti stres psikologi dan kelelahan. Kebisingan telah meningkat secara paralalel
dengan perkembangan industri dan kemajuan teknologi saat ini.Banyak penduduk
dunia terpapar kebisingan terputus-putus atau menetap berkelanjutan yang
berbahaya lebih dari 85 dB (A) pada lingkungan kerja (Azizi, 2010).
Sumber bising dapat berasal dari mesin-mesin seperti pabrik tekstil,
penggergajian kayu, industri mebel, produk-produk yang menggunakan bahan
baku logam dan industri otomotif yang dapat menghasilkan pajanan bising
90 dBA atau lebih. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor Per.13/Men/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
dan Faktor Kimiadi Tempat Kerja, Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan adalah
85 dBA.
Kebisingan tidak hanya dapat menyebabkan gangguan pendengaran tetapi
juga dapat menimbulkan gangguan terhadap mental emosional yaitu berupa
terganggunya kenyamanan kerja,mudah tersinggung, mudah marah.Melalui
mekanisme hormonal yaitu dihasilkan hormon adrenalin, sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara

3


meningkatkan frekuensi detak jantung dan peningkatan tekanan darah.Hal tersebut
termasuk gangguan kardiovaskuler (Sasongko, 2000).
Penelitian yang dilakukan oleh Dinar pada tahun 2011 terhadap karyawan
unit compressor PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat, Karanganyar,
menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat dalam hubungan kebisingan
dengan tekanan darah pada karyawan, hal ini mempunyai arti bahwa semakin
tinggi intensitas kebisingan, maka semakin tinggi pula tekanan darah pada
karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Tomas 2007 menunjukkan bahwa ada
perbedaan bermakna tekanan darah rata-rata tenaga kerja sebelum dan sesudah
bekerja pada proses kerja fabrikasi dibengkel utama PT.Tambang BatuBara Bukit
Asam dengan intensitas kebisingan 110,3 dB(A).
Selain berpengaruh terhadap indera pendengaran pada intensitas
kebisingan yang tinggi,kebisinganjuga berpengaruh secara fisiologis yaitu
terganggunya kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung,
risiko serangan jantung meningkat dan gangguan pencernaan (Tarwaka dkk,
2004).
PT. Capella Medan Daihatsu, Amplas, Medan adalah perusahaan yang
bergerak di bidang industri otomotif selain kegiatan usaha dalam penjualan mobil

atau produk, Daihatsu juga melakukan penjualan jasa bengkel (after sales service)
dimana kegiatan ini merupakan aktivitas utama pada perusahaan ini, untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Pelayanan after sales service, dibagi
menjadi dua bagian yaitu:

Universitas Sumatera Utara

4

1. Pelayanan after sales perbaikan umum yang disebut dengan general
repair.
2. Pelayanan after sales perbaikan body yang disebut body and paint
service.
Seluruh pekerja bengkel dalam melakukan pekerjaan mengandalkan
tenaga fisik pekerja, serta adanya beban tambahan yang berasal dari faktor-faktor
lain seperti lingkungan kerja.Penelitian ini dilakukan pada bagian pelayanan after
sales perbaikan body (body and paint service). Proses pekerjaan pada bagian
pelayanan perbaikan body (body and paint service) ini yaitu metode pengelasan
dengan ketokan menggunakan alat atau mesin las yang menimbulkan suara keras
akibat benturan dan ketokan yang terjadi. Bagian pelayanan general repair tidak

dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini karena dalam proses kerja tidak
menghasilkan kebisingan yang mengganggu terhadap kesehatan pekerjanya.
Berdasarkan survei awal pekerja mengeluhkan bising yang disebabkan
oleh mesin dan alat-alat bengkel. Pekerja melakukan komunikasi harus dengan
sedikit berteriak agar bisa terdengar. Pekerjaan di bengkel selalu menggunakan
sistem target karena banyaknya yang membutuhkan jasa perbaikan mobil dengan
waktu kerja 8 jam per hari. Pekerja yang bekerja di bengkel PT. Capella Medan
Daihatsu ini lebih kurang telah bekerja 5-10 tahun dengan 8 jam kerja rata-rata per
harinya dengan masuk 08.30 dan selesai kerja pukul 16.30 WIB (istirahat 13.0014.00WIB). Pekerja selama bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yaitu
alat pelindung telinga. Bagian proses kerja ini berada di lingkungan kerja yang
menghasilkan kebisingan paling tinggi karena suara alat-alat kerja bengkel yang
digunakan. Pengaruh kebisingan dari suara di luar unit kerja bagian perbaikan

Universitas Sumatera Utara

5

body (body and paint service) ini sangat kecil karena unit merupakan penghasil
kebisingan yang terbesar di tempat kerja, meskipun demikian pekerja di luar unit
tidak terpengaruh oleh bising yang dihasilkan karena memiliki jarak yang cukup

jauh yang juga bertujuan agar suara bising yang dihasilkan tidak mengganggu
pekerja lain di luar bagian body (body and paint service) sehingga lokasi dibuat
jauh kedalam atau bagian belakang lokasi bengkel.
Bukan hanya gangguan komunikasi yang dikeluhkan oleh para tenaga
kerja melainkan sering sekali jantung berdebar-debar diakibatkan bising, misalnya
terkejut yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja. Kebisingan tidak
hanya dapat mengganggu pendengaran tetapi juga dapat menimbulkan gangguan
terhadap mental emosional serta sistem kerja jantung dan peredaran darah.Bunyi
yang dihasilkan oleh alat-alat kerja bengkel ini menimbulkan kebisingan menetap
berkelanjutan.
Di bengkel ini

belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan

intensitas kebisingan dengan tekanan darah dan belum pernah juga dilakukan
pengukuran kebisingan sebelumnya pada lingkungan kerja bengkel.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan intensitas
kebisingan dengan tekanan darah pada pekerja bengkel PT.Capella Medan
Daihatsu.


Universitas Sumatera Utara

6

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka disusun

perumusan masalah sebagai berikut:
“Adakah hubungan intensitas kebisingan dengan tekanan darah pada pekerja
bengkel PT. Capella Medan Daihatsu, Amplas, Medan?”
1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui besarnya intensitas kebisingan di bengkel terutama

bagian pelayanan after sales perbaikan body (body and paint service) pada
pekerja bengkel PT. Capella Medan Daihatsu, Amplas, Medan.

2.

Untuk mengetahui tekanan darah pada pekerja bengkel PT. Capella Medan
Daihatsu, Amplas, Medan.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan
a.

Dapat digunakan sebagai masukan tentang tingkat kebisingan yang
ada di bengkel PT. Capella Medan Daihatsu, Amplas, Medan.

b.


Memberikan masukan bagi perusahaan tentang hubungan kebisingan
dengan tekanan darah pekerja bengkel.

c.

Dapat digunakan sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk
melaksanakan tindakan koreksi agar didapat lingkungan kerja yang
aman dan nyaman.

Universitas Sumatera Utara

7

2. Bagi mahasiswa
a. Menambah studi kepustakaan yang diharapkan dapat bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dengan menjadi masukan
bagi penelitian berikutnya.
b. Untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel PT. Capella Medan Daihatsu Amplas Medan Tahun 2015

2 51 92

Hubungan Tingkat Kebisingan Perusahaan Percetakan Dengan Tekanan Darah Pada Masyarakat Lingkungan I Pengilar X Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas Tahun 2012

5 82 91

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PEKERJA DI BAGIAN PROSES GRINDA DAN PERMESINAN DI PT. BAJA Hubungan Intensitas Kebisingan terhadap Peningkatan Tekanan Darah Pekerja di Bagian Proses Grinda dan Permesinan Ceper, Klaten J

0 2 16

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KENAIKAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI PT PERTANI (PERSERO) Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kenaikan Tekanan Darah Pada Pekerja Di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta.

0 0 16

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KENAIKAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kenaikan Tekanan Darah Pada Pekerja Di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta.

0 1 17

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel PT. Capella Medan Daihatsu Amplas Medan Tahun 2015

0 1 16

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel PT. Capella Medan Daihatsu Amplas Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel PT. Capella Medan Daihatsu Amplas Medan Tahun 2015

0 0 23

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel PT. Capella Medan Daihatsu Amplas Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel PT. Capella Medan Daihatsu Amplas Medan Tahun 2015

0 0 20