Pengaruh Nilai Penerbitan dan Rating Obligasi Syariah Terhadap Return Perusahaan Penerbit di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan dalam mengembangkan dan mencapai tujuan usahanya sering
dihadapkan dengan berbagai kendala seperti masalah pemenuhan kebutuhan
dana. Sumber-sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh melalui pendanaan
internal dan pendanaan eksternal.
Secara umum untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih alternatif sumber dana
tambahan yang ada, antara lain melalui saham atau hutang jangka panjang
(obligasi). Kedua jenis sumber dana ini memiliki kelebihan dan kekurangan
yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena akan mengubah struktur
modal yang ada.
Perusahaan cenderung memilih penerbitan saham karena karakteristiknya
yang lebih fleksibel (tidak ada kewajiban mengikat untuk membayar bunga
dan pokok pinjaman) dibandingkan obligasi yang terkesan lebih kaku. Namun,
jika dilihat dari keleluasaan dalam pengambilan keputusan, perusahaan lebih
menyukai pendanaan obligasi dari pada saham. Beberapa perusahaan yang
sebelumnya telah menerbitkan saham, juga menerbitkan obligasi. Penerbitan
obligasi ini bisa memberikan dampak pada harga saham karena hal ini
merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini

dan perkiraan perkembangannya di masa yang akan datang (Sumardi, 2007).

Obligasi merupakan salah satu bentuk debt financing berupa surat hutang
dari emiten yang menerbitkan sekuritas sebagai alternatif pembiayaan selain
pembiayaan yang berasal dari laba ditahan dan saham. Perkembangan obligasi
mulai menunjukkan peningkatan yang berarti pada periode tahun 2000
(Raharjo, 2003). Adanya pengetatan prosedur peminjaman di lembaga
perbankan menyebabkan pihak perusahaan yang sedang membutuhkan dana
untuk melakukan ekspansi bisnis tertarik menggunakan obligasi sebagai
alternatif pendanaan perusahaan.
Tabel 1.1
Jumlah Total Nilai dan Jumlah Emisi Sukuk dan Sukuk Outstanding
Emisi Sukuk

Tahun

Sukuk Outstanding

Total Nilai
(Rp miliar)


Total Jumlah
(Unit)

Total Nilai
(Rp miliar)

Total Jumlah
(Unit)

2002

175

1

175

1


2003

740

6

740

6

2004

1424

13

1394

13


2005

2009

16

1979,4

16

2006

2282

17

2179,4

17


2007

3174

21

3029,4

20

2008

5498

29

4958,4

24


2009

7015

43

5621,4

30

2010

7815

47

6121

32


2011

7915,4

48

5876

31

2012

9790,4

54

6883

32


2013

11994,4

64

7553

36

12917,4
71
Sumber: www.ojk.go.id (2014)

7144

35

2014


Tabel 1.1 didapat informasi bahwa nilai emisi obligasi syariah (sukuk) dan
sukuk outstanding di Indonesia mulai tahun 2002 sampai dengan tahun 2014
terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kenaikan emisi yang paling

signifikan terjadi pada tahun 2009 sebanyak 14 emisi. Kemudian emisi
obligasi syariah terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2014.
Pertumbuhan obligasi syariah menjadi daya tarik tersendiri bagi para
pelaku pasar keuangan tersebut. Khusus untuk obligasi syariah (sukuk)
perusahaan, ini menjadi peluang dan alternatif yang bagus bagi perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan dananya. Pertumbuhan obligasi syariah
perusahaan dari tahun ke tahun juga memberikan sinyal bahwa instrumen
keuangan syariah ini bisa menjadi penyokong kebutuhan pendanaan
perusahaan untuk saat ini dan masa mendatang, dimana perusahaan bisa
menerbitkan obligasi syariah sebagai alternatif pendanaannya selain
menerbitkan saham yang selama ini sudah bisa dilakukan.
Perkembangan di pasar merupakan indikator penting guna mengetahui
tingkah laku pasar. Informasi yang relevan dengan pasar modal merupakan
sesuatu yang dicari oleh investor dalam upaya pengambilan keputusan
investasi. Informasi mengenai pengumuman penerbitan obligasi syariah akan
direspon oleh investor. Jika investor benar-benar memanfaatkan informasi

tersebut dalam pengambilan keputusan investasinya, maka pengumuman
tersebut berdampak pada perubahan harga saham dan aktivitas volume
perdagangan saham. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga dari sekuritas yang dapat diukur dengan Abnormal Return
sebagai perubahan nilai harga saham atau dengan menggunakan cumulative
abnormal return (Jogiyanto, 2003).

Berikut adalah data empiris return saham harian pada hari penerbitan dan
dua hari setelah penerbitan dari beberapa perusahaan yang menerbitkan
obligasi syariah pada periode 2008-2014. Adapun data empiris diambil dari
lima perusahaan yang merupakan bagian dari sampel penelitian dengan
volume perdagangan saham tertinggi, yaitu: PT Bakrieland Development Tbk,
PT Summarecon Agung Tbk, PT Indosat Tbk, PT Adhi Karya Tbk, dan PT
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Tabel 1.2
Return Saham Harian Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerbitan
Obligasi Syariah Periode 2008-2014
No

Kode

Perusahaan

Tanggal Penerbitan

1
2
3
4
5

ELTY
SMRA III
ISAT II
ADHI
AISA

29 Juni 2009
3 Desember 2013
30 Nopember 2009
27 Juni 2012
28 Maret 2013

Volume
Perdagangan
Saham
104.133.500
22.439.000
3.948.500
3.670.000
3.257.500

Return Saham
H
Penerbitan
0,0345
0
-0,03
0,0104
-0,015

Return Saham
H +2
Penerbitan
-0,016
-0,007
0,005
-0,0103
0,0703

Sumber: data diolah (2015)

Tabel 1.2 didapat informasi bahwa terdapat perusahaan yang mengalami
kenaikan dan penurunan return saham setelah penerbitan obligasi syariah.
Adapun perusahaan yang mengalami kenaikan return saham adalah PT
Indosat Tbk dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food. PT Indosat Tbk yang
mengalami peningkatan return dari -0,03 menjadi 0,005 dua hari setelah
penerbitan. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang mengalami kenaikan
return saham dari -0,015 pada hari penerbitan menjadi 0,0703 dua hari setelah
penerbitan obligasi syariah tersebut.
Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan return saham terjadi
pada PT Bakrieland Development Tbk mengalami penurunan return saham

dari 0,0345 pada H penerbitan menjadi -0,016 pada dua hari setelah penerbitan
obligasi syariah tersebut. Kemudian pada PT Adhi Karya Tbk juga mengalami
penurunan return saham dari 0,0104 pada saat penerbitan menjadi -0,0103
setelah dua hari penerbitan. PT Summarecon Agung Tbk mengalami
penurunan return saham pada H penerbitan menjadi -0,007 pada dua hari
setelah penerbitan.
Menurut Afaf (2007), penerbitan obligasi akan menyebabkan terjadi
peningkatan leverage perusahaan. Di satu sisi peningkatan leverage akan
membawa keuntungan bagi perusahaan berupa tax shield. Perusahaan dapat
mengurangi bagian dari earning yang dibayarkan untuk pajak sehingga
perusahaan dapat meningkatkan nilai dari perusahaan dan memberikan
keuntungan bagi pemegang saham. Peningkatan nilai perusahaan merupakan
penjumlahan dari kapitalisasi tax shield yang terjadi. Namun pada titik
tertentu penggunaan hutang dapat menurunkan nilai saham karena adanya
perngaruh biaya kepailitan dan biaya bunga yang ditimbulkan dari adanya
pengaruh biaya kepailitan dan biaya bunga yang ditimbulkan dari adanya
penggunaan hutang. Peningkatan leverage akan membawa resiko keuangan
yang lebih tinggi bagi perusahaan. Apabila emiten yang menerbitkan obligasi
mengalami financial distress maka kemungkinan besar emiten tersebut tidak
memiliki kemampuan untuk melunasi kewajibannya berupa bunga dan pokok
obligasi.
Mujahid (2010), menyatakan bahwa nilai dan rating penerbitan obligasi
syariah, baik secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2002 sampai dengan 2009.
Pratama (2013) menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak ada pengaruh
yang signifikan antara nilai dan rating penerbitan obligasi syariah perusahaanperusahaan yang menerbitkan obligasi syariah yang terdaftar di BEI selama
tahun 2011 terhadap cumulative abnormal return saham baik secara parsial
maupun simultan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji apakah terdapat pengaruh
antara penerbitan obligasi syariah yang diwakili oleh nilai penerbitan dan
rating sukuk terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai dengan 2014 dengan
judul “Pengaruh Nilai Penerbitan dan Rating Obligasi Syariah Terhadap
Return Perusahaan Penerbit di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah
1. Adakah pengaruh nilai dan rating penerbitan obligasi syariah terhadap
return perusahaan secara simultan?
2. Adakah pengaruh nilai dan rating penerbitan obligasi syariah terhadap
return perusahaan secara parsial?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan perumusan
masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis adakah pengaruh nilai penerbitan
obligasi syariah terhadap return saham perusahaan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis adakah pengaruh rating
penerbitan obligasi syariah terhadap return saham perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi sumber referensi dan sarana
pembelajaran

dalam

mengembangkan

penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh nilai
penerbitan terhadap return saham perusahaan.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan referensi dan
pengetahuan sebagai data dan informasi yang dapat
diterapkan dalam kegiatan akademis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
investor mengenai return saham perusahaan yang menerbitkan obligasi
syariah sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan
investasi di pasar modal. Selain itu hasil dari penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai bukti empiris untuk mengkaji dampak kebijakan
perusahaan dalam penerbitan obligasi syariah.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam
menganalisis dan mengambil keputusan investasi di pasar modal
sehingga masyarakat dapat mengenal lebih jauh salah satu instrumen
investasi yaitu obligasi syariah.