Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Open Coding, Axial Coding & Selective Coding
Informan I (SN)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Awal menonton film
Cin(T)a
26 tahun
Medan, 24 September 1987
Perempuan
3 dari 4 bersaudara (2 laki-laki, 2 perempuan)
Banjar, Aceh-Jawa
Islam
Staf Pengajar
Nonton film dan membaca.
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Tidak memiliki hubungan yang terlalu dekat dengan
adik.
Dibesarkan dalam lingkungan agama yang kuat serta
demokratis.
Masih tinggal dengan kedua orangtua dan seorang
saudara laki-lakinya.
Ramah dan periang.
Mudah mengakrabkan diri dan sangat tegas.
Suka berdiskusi mengenai banyak hal dengan teman
dan dosen.
Pernah menjadi kakak mentor agama Islam.
Aktif dalam kegiatan sosial, seperti menjadi guru
bagi anak-anak jalanan, menyelenggarakan bakti
sosial serta melakukan penelitian sosial ke daerah di
luar kota Medan.
Interaksi dalam
Keluarga
Agama dalam
Keluarga
Tempat Tinggal
Keluarga
Sifat
Perilaku
Menghabiskan
waktu
Agama
Sosialisasi tinggi
Menghabiskan
waktu
Lingkungan
Keluarga
Believe
Lingkungan
Keluarga
Konsep diri
Konsep diri
Gaya hidup
Lingkungan
Internal
Konsep diri
Konsep diri
Gaya hidup
Believe
Lingkungan
Masyarakat
Ideologi
Lingkungan
Eksternal
Tahun 2009.
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Lingkungan
Internal
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
18
Motif menonton film
Cin(T)a
19
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
23
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
24
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Berani menyuguhkan gambaran problematika
masyarakat yang masih dianggap tabu untuk
diperbincangkan.
Murni Pluralisme.
Membuka bagaimana kehidupan kaum minoritas dan
bagaimana sudut pandang mereka terhadap posisi
mereka sebagai minoritas.
Akronim dari tokoh-tokoh sentral dalam film, yaitu
Cina, Tuhan dan Annisa.
Sesuatu yang
tidak sama
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Sudut Pandang
Kelompok
Ideologi
Persepsi
Ideologi
Persepsi
Judul dimaknai
sebagai akronim
nama tokoh
Asumsi
Pemaknaan
Ideologi
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Simpati
Pro
Inklusi
Sangat dialogis.
Banyak dialog yang terbilang ‘nyelekit’ dan agak
vulgar, tapi kalau benar-benar dipahami kalimatnya
seperti kalimat yang murni lahir dari proses berpikir
manusia yang mencoba cari kebenaran.
Sangat romantis.
Simpati
Permisif
Pro
Inklusi
Inklusi
Inklusi
Simpati
Pro
Inklusi
Tidak menyukai adegan testimoni dari beberapa
pasangan beda agama di tengah-tengah film.
Antipati
Kontra
Ekslusi
Menggambarkan isi cerita film yaitu cinta Cina dan
Annisa yang tidak bisa dipersatukan karena Tuhan
yang memisahkan.
Film merupakan hasil proses berpikir dari
pembuatnya dan isinya tidak jauh dari kehidupan
pembuatnya sendiri.
Mempertanyakan kebenaran sistem nilai yang selama
ini diyakini oleh mayoritas masyarakat beragama di
Indonesia.
Menampilkan ending terbaik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
25
26
27
28
29
30
Annisa sebagai tokoh yang mainstream JawaMuslim, memiliki toleransi yang tinggi serta tampil
sangat konsisten dengan apa yang menjadi prinsipnya
sejak awal. Cina sebagai sosok yang sangat
representatif bagi kalangan minoritas di Indonesia
yakni Tionghoa-Kristen, cerdas, meledak-ledak,
ambisius dan ‘beriman’, namun pada akhirnya
kehilangan kepercayaan pada tuhan.
Tanggapan terhadap
Film ini hanya ingin menunjukkan ‘this is the real of
pesan dalam film Cin(T)a our lives’, tapi belum memberikan kesimpulan solusi
untuk permasalahan yang diangkat.
Filmmaker belum berani untuk terang-terangan
menunjukkan sikap, hanya bisa menggambarkan
fenomena.
Tanggapan terhadap
Tidak setuju dengan pluralisme.
pernikahan beda agama
Tidak setuju dengan pernikahan beda agama.
dalam film Cin(T)a
Perbedaan agama tidak menjadi masalah jika
ditempatkan dalam pergaulan, namun akan sulit
diterapkan dalam pernikahan.
Definisi Pluralisme
Pluralisme cenderung diartikan sebagai
‘penyamarataan’ seperti satu bejana yang di
dalamnya dikumpulkan semua jenis perbedaan
kemudian ‘digodok’ menjadi satu. Sehingga masingmasing perbedaan tersebut kehilangan identitasnya.
Implementasi Konsep
Konsep pluralisme di Indonesia merupakan alat
pluralisme di Indonesia
politik yang efektif. Tidak jarang para petinggi
negara menggunakan pluralisme untuk mencitrakan
diri agar dapat diterima di semua kalangan.
Tanggapan terhadap
Bentuk pluralisme yang coba ditampilkan dalam film
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
Stereotype
Persepsi
Persepsi
Representasi
Masyarakat
Representasi
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Kontra
Ekslusi
Ekslusi
Kontra
Ekslusi
Ekslusi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
Pemaknaan
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pluralisme dalam film
Cin(T)a
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Cin(T)a pada satu sisi ingin mencoba mengangkat
diskriminasi yang terjadi pada kelompok, agama dan
ras minoritas. Namun pada sisi lain, bentuk
pluralisme dalam film Cin(T)a berupaya menggiring
untuk terjadinya pembauran antar perbedaan dalam
ranah keyakinan.
Sahabat baik memutuskan untuk menikah dan pindah
agama.
Tidak memaksakan kehendak dan menghormati
keputusan sahabat. Yang terpenting ia sudah
mengingatkan dan memberi masukan.
pluralisme dalam
film
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Apatis
Apatis
Apatis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Informan II (J)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
22 tahun
Kisaran, 15 Juli 1991
Perempuan
2 dari 3 bersaudara (2 perempuan, 1 laki-laki)
Tionghoa
Budha
Mahasiswa
Travelling dan nonton film.
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Dididik dalam background agama Budha yang kuat
oleh orangtua.
Diajarkan untuk tidak manja, hidup hemat dan
sederhana.
Jarang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di
lingkungan tempat tinggal.
Merupakan sosok yang cuek dan sangat lugas.
Jarang melibatkan diri dalam aktivitas kampus di luar
perkuliahan.
Sering bercengkrama dengan teman-teman genk-nya
di kantin sambil minum segelas cappucino.
Mengidolakan penyanyi asal Inggris Adele.
Tahun 2009.
Agama dalam
Keluarga
Perilaku
Menghabiskan
waktu
Believe
Konsep diri
Konsep diri
Lingkungan
masyarakat
Konsep diri
Lingkungan
kampus
Gaya hidup
Lingkungan
Eksternal
Konsep diri
Lingkungan
Eksternal
Gaya hidup
Role Model
Gaya Hidup
Ideologi
Gaya Hidup
Persepsi
Persepsi
Pluralitas
Pluralisme
Sugesti
Sugesti
Tema yang berbeda dari film-film kebanyakan
Intinya menceritakan perbedaan. Tidak hanya agama,
tapi juga suku dan etnis
Tema seperti ini harus diperbanyak dengan kemasan
Sosialisasi rendah
Sifat
Sosialisasi rendah
Menghabiskan
waktu
Idola
Menghabiskan
waktu
Sesuatu yang
tidak sama
Perbedaan
Saran
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
19
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
20
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
21
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
22
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
23
24
yang lebih mudah dimengerti.
Judul film Cin(T)a menceritakan perjalanan cinta dua
anak manusia
Ingin menggambarkan trend yang sedang mewabah
di masyarakat, yaitu pernikahan beda agama atau
suku.
Berupaya untuk menampilkan solusi untuk konflik
yang rentan muncul dalam pernikahan beda agama
atau suku.
Filmmaker mencoba memberikan sudut pandang
baru tentang pernikahan beda agama atau suku
kepada masyarakat.
Sedih melihat ending film karena kedua tokoh tidak
dapat bersatu. Paling tidak mereka harus bahagia
walau berpisah.
Sangat filosofis.
Banyak dialog yang terbilang berani, tapi untuk
membuat film semakin menarik.
Sesuai dengan tema yang diusung, adegan dalam film
Cin(T)a mencerminkan kerukunan dalam perbedaan.
Tidak ada alasan khusus dari filmmaker dalam
menciptakan tokoh dengan karakter seperti yang
dimiliki Cina dan Annisa. Penokohan yang dimiliki
Cina dan Annisa tidak bisa mewakili keseluruhan
masyarakat etnis Tionghoa, masyarakat suku Jawa,
umat Kristen ataupun umat Islam di Indonesia.
Tokoh beserta karakter tersebut diciptakan hanya
untuk memberi warna berbeda dalam film.
Cin(T)a dimaknai
sebagai kisah
cinta
Trend
Pemaknaan
Ideologi
Perubahan sosial
Perubahan sosial
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Argumentasi
Persepsi
Persepsi
Simpati
Permisif
Pro
Inklusi
Inklusi
Inklusi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker.
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
25
26
27
28
29
Tanggapan terhadap
Tidak selamanya cinta beda agama itu buruk.
pesan dalam film Cin(T)a Terbukti dengan adanya testimoni dari beberapa
orang yang sudah menjalaninya, dan mereka bahagia
dengan perbedaan itu. Kita harus berpikiran terbuka.
Tanggapan terhadap
Pernikahan beda agama bukan hal yang buruk,
pernikahan beda agama
sehingga tidak perlu dihindari.
dalam film Cin(T)a
Menikah dengan orang yang berbeda keyakinan tidak
otomatis mendatangkan konflik dan perpecahan.
Pasangan yang berbeda keyakinan justru biasanya
lebih perhatian dan saling mengingatkan dalam hal
agama dan tuhan.
Definisi Pluralisme
Pluralisme sebagai paham yang mengajarkan dan
menyadarkan manusia bahwa mereka terlahir dengan
perbedaan dan keragaman. Namun ia menolak jika
melaui pluralisme, manusia diminta untuk
menyatukan perbedaan-perbedaan tersebut.
Menyatukan perbedaan bukanlah solusi yang tepat,
malah akan semakin menambah ketegangan antar
golongan karena tidak ada yang akan mau mengalah.
Manusia cukup menghargai setiap perbedaan yang
ada dan menjalankan apa yang ia yakini sebaik
mungkin tanpa merugikan orang lain di sekitarnya
Implementasi Konsep
Implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pluralisme di Indonesia
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Hal itu terbukti dengan masih banyaknya konflik
yang terjadi serta minimnya dialog antar suku, etnis
dan umat beragama.
Tanggapan terhadap
Bentuk pluralisme dalam film Cin(T)a diwujudkan
pluralisme dalam film
dalam isu cinta beda agama. Isu tersebut merupakan
Cin(T)a
salah satu isu pluralisme yang paling hangat dan
Permisif
Inklusi
Inklusi
Pro
Inklusi
Inklusi
Asumsi
Persepsi
Persepi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dekat dengan kehidupan masyarakat.
30
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Sempat mengalami pahitnya menjadi etnis Tionghoa
saat demonstrasi besar-besaran tahun 1998.
Sekarang sudah resmi menjadi warga negara
Indonesia dan mendapatkan hak yang sama.
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Perubahan status
Perubahan sosial
Perubahan sosial
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Informan III (AS)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
23 tahun
Damuli, 13 November 1990
Laki-laki
2 dari 4 bersaudara (3 laki-laki, 1 perempuan)
Batak
Kristen Protestan
Mahasiswa
Bermain sepakbola dan membaca.
Hampir setiap sore meluangkan waktu untuk bermain Menghabiskan
Gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sepakbola atau futsal dengan teman-temannya.
Gemar mengoleksi buku-buku keagamaan.
10
11
Sangat mengidolakan Gusdur karena sifat dan
pemikirannya.
Dibesarkan dalam suasana agama yang kental.
12
13
14
15
16
17
18
19
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
Diberi tanggung jawab yang besar untuk menjadi
teladan bagi adik-adiknya.
Sosok yang ramah dan bersahabat.
Suka mengobrol, bertukar pikiran dan tidak memilihmilih dalam pergaulan.
Anggota aktif Forum Kristiani Pemimpin Muda
Indonesia (FKPMI) dan Creative English Club
(CEC)
Tahun 2013.
Rekomendasi dari teman yang telah menonton film
Cin(T)a.
Merupakan film pertama yang menceritakan
perbedaan dalam balutan kisah cinta.
Membuat film tema pluralisme mungkin berat. Tapi
untungnya dipadankan dengan cerita cinta. Jadi lebih
mudah dicerna, terlebih oleh anak-anak muda
Akronim dari nama-nama pemeran dalam film
tersebut. Cin(T)a sebagai kisah cinta segitiga antara
manusia dengan tuhan dan manusia lainnya.
Filmmaker merasa penasaran dengan respon
masyarakat jika perbedaan suku dan agama menjadi
waktu
Menghabiskan
uang
Idola
Gaya hidup
Gaya hidup
Role Model
Ideologi
Agama dalam
keluarga
Interaksi dalam
keluarga
Sifat
Perilaku
Believe
Ideologi
Lingkungan
keluarga
Konsep diri
Konsep diri
Lingkungan
Internal
Konsep diri
Konsep diri
Organisasi luar
kampus
Lingkungan
masyarakat
Lingkungan
Eksternal
Menghabiskan
waktu
Significant others
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Konsep diri
Persepsi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Judul dimaknai
sebagai akronim
dan kisah cinta
segitiga.
Asumsi terhadap
filmmaker
Pemaknaan
Ideologi
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
23
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
24
25
26
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
penghalang di percintaan.
Film Cin(T)a hanya menampilkan masalah, tidak
memberikan solusi terhadap masalah yang
dimunculkan.
Dialog-dialognya sangat membumi. Mudah dipahami
maksudnya. Kalimat-kalimat yang tidak terpikirkan
sebelumnya.
Dialog-dialognya berdasarkan bagaimana cara
pandang Sammaria tentang perbedaan. Mungkin
begitu cara dia melihat dan menyikapi perbedaan.
Sesuai dengan tema yang diusung, adegan dalam film
Cin(T)a mencerminkan kerukunan dalam perbedaan.
Penokohan dalam film Cin(T)a sangat komplit. Hal
tersebut dikarenakan melalui dua tokoh di film ini,
tidak hanya mengangakat esensi perbedaan agama,
namun dalam waktu yang sama juga mengangkat
wacana perbedaan culture. Ia juga melihat bahwa
karakter yang dimiliki kedua tokoh tersebut
berangkat dari apa yang ada di dalam benak
masyarakat banyak. Cina merupakan warga kelas dua
di negara ini berdasarkkan hak-hak yang dimilikinya,
sedangkan Annisa mewakili pribumi yang
digambarkan sebagai sosok yang polos dan lemah
lembut.
Tanggapan terhadap
Filmmaker mungkin ingin memberi gambaran
pesan dalam film Cin(T)a fenomena di masyarakat kita terkait dengan
pluralisme. Bagaimana bergaul dan bersosial dalam
keberagaman. Tidak melulu soal cinta, tapi ada juga
tentang budaya dan agama. Intinya menyampaikan
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Simpati
Pro
Inklusi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Representasi
masyarakat
Representasi
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tentang perbedaan.
27
28
Tanggapan terhadap
pernikahan beda agama
dalam film Cin(T)a
Definisi Pluralisme
29
Implementasi Konsep
pluralisme di Indonesia
30
Tanggapan terhadap
pluralisme dalam film
Cin(T)a
Pernikahan beda agama diperbolehkan dengan
persyaratan ‘satu iman’.
Pro
Inklusi
Inklusi
Pluralisme adalah anugerah indah yang tuhan berikan
kepada manusia. Bukan momok yang harus ditakuti,
tapi menjadi hal yang patut disyukuri. Menciptakan
manusia berbeda-beda adalah otoritas tuhan dan
tuhan pasti punya rencana di balik itu semua. Dan
pluralisme adalah kunci utama untuk mewujudkan
kehidupan yang damai dalam nuansa perbedaan
Implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Rendahnya implementasi pluralisme di Indonesia
juga terbukti dengan adanya istilah ‘anak emas’
dalam masyarakat.
Pluralisme dalam film Cin(T)a digambarkan melalui
unsur penokohannya. Golongan mayoritas dan
minoritas ditampilkan dalam proporsi yang
seimbang. Annisa, seorang gadis Jawa Muslim
mewakili golongan mayoritas, sedangkan Cina yang
ber-etnis Tionghoa dan beragama Kristen mewakili
golongan minoritas. Ia berasumsi bahwa penokohan
tersebut diciptakan berdasarkan realita yang ada di
masyarakat. Islam dan Kristen dipilih karena pada
kenyataannya dua agama ini adalah yang paling
sering mengalami pergesekan dan konflik.
Penggunaan etnis Tionghoa sebagai unsur penokohan
juga dikarenakan masyarakat etnis Tionghoa masih
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
dianggap ‘orang luar’ dan sering menerima perlakuan
diskriminasi dari lingkungannya. Ia menganggap
penokohan dalam film Cin(T)a sebagai refleksi dari
bentuk pluralisme yang ada di Indonesia.
Tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama
Pengalaman
Islam, sedangkan yang beragama Kristen hanya dua
keluarga. Sering mendapat perlakuan diskriminatif
dari teman bahkan gurunya di sekolah.
Pengalaman
Pribadi
Informan IV (JS)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
20 tahun
Siantar, 28 Juni 1993
Perempuan
1 dari 3 bersaudara (2 perempuan, 1 laki-laki)
Batak
Kristen Protestan
Mahasiswa
Berenang, menyanyi, membaca dan menulis.
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Menghabiskan
uang
10
Saat sedih, jenuh atau stress biasanya menikmati es
krim di kafe seperti Fountain, City Ice dan Es Krim
Ria
Dalam seminggu makan mie ayam 2-4 kali.
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Gaya hidup
11
Kerabat dari keluarga besar ibunya menganut agama
Believe
Ideologi
9
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
Menghabiskan
uang
Agama dalam
Gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda-beda
Ikut merayakan hari raya keagamaan kerabatnya.
12
13
14
15
16
17
18
19
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
Diberi tanggung jawab yang besar untuk menjadi
teladan bagi adik-adiknya.
Sosok yang ramah, ceria dan terbuka.
Berdiskusi mengenai agama dengan sahabat yang
berbeda keyakinan dan saling menghormati.
Anggota aktif Forum Kristiani Pemimpin Muda
Indonesia (FKPMI) (CEC)
Tahun 2011.
Belum banyak film yang mengangkat kasus seperti
itu.
Sebenarnya kasus-kasus yang berkaitan dengan
perbedaan dan pluralisme seperti ini bukan hal yang
baru lagi. Karena realitasnya sudah banyak terjadi di
masyarakat. Cuma mungkin masih sedikit yang
dijadikan tema untuk sebuah film.
Waktu menonton film Cin(T)a, merasa film ini cuma
menunjukkan kalau ada masalah saja, yaitu
perbedaan. Dan belum memberi solusi untuk masalah
tersebut. Jadi dari judulnya Cin(T)a itu seperti
menggambarkan masih ada harapan untuk
menjembatani semua perbedaan yaitu melalui rasa
cinta antar sesama manusia. Rasa cinta itu yang
menjauhkan kita dari konflik.
Filmmaker merasa penasaran dengan respon
masyarakat jika perbedaan suku dan agama menjadi
penghalang di percintaan.
keluarga
Interaksi dalam
keluarga
Interaksi dalam
keluarga
Sifat
Interaksi dalam
pergaulan
Organisasi luar
kampus
Menghabiskan
waktu
Sesuatu yang
masih jarang.
Ideologi
Lingkungan
keluarga
Lingkungan
keluarga
Konsep diri
Lingkungan
kampus
Lingkungan
masyarakat
Gaya Hidup
Lingkungan
Internal
Lingkungan
Internal
Konsep diri
Lingkungan
Eksternal
Lingkungan
Eksternal
Gaya Hidup
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Judul dimaknai
sebagai harapan
Pemaknaan
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
23
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
24
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Jalan ceritanya sudah bagus.
Simpati
Pro
Inklusi
Tapi kalau bisa ending-nya lebih mengena. Jadi film
tersebut tidak sebatas omongan saja. Kenapa mereka
tidak disatukan saja ? Lebih baik kalau seperti itu,
karena yang menonton diajarkan kalau perbedaan itu
bukan penghalang. Karena sebetulnya banyak orang
Indonesia yang tidak dewasa dalam menyikapi
perbedaan. Harusnya film ini yang memperlihatkan
sekalian memberi solusi.
Dialognya menggambarkan kalau mereka sendiri
belum paham dan mengerti tentang bagaimana
harusnya menyikapi perbedaan. Makanya setiap
dialog itu jadi seperti perdebatan antara Cina dan
Annisa. Dalam debatnya itu mereka coba mencari
jalan tengah. Tapi yang paling terlihat dari dialog itu,
mereka sebenarnya masih bingung dan dilema antara
cinta atau tuhan.
Beberapa adegan justru terkesan menampilkan
sekulerisme.
Mereka membicarakan tuhan begitu hebatnya, tapi
pada kenyataannya ibadah mereka sendiri jauh dari
kata bagus. Kurang tau bagaimana muslim coba
ditampilkan di situ, tapi yang dilihat banyak ikonikon kekristenan dalam film seperti hias pohon natal
dan persoaln nyanyian, itu sebenarnya tidak sesuai
kitab suci. Adegan saat Cina meletakkan alkitab di
mangkok pengemis, itu sebenarnya ingin
menunjukkan apa ? Tidak jelas. Ritual ibadah yang
ditunjukkan serba gantung.
Saran
Sugesti
Sugesti
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Antipati
Kontra
Ekslusi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Adegan tentang suku sedikit sekali, malah hampir
tidak ada. Yang ada hanya dialog tentang nama dan
ada gambar wayang-wayang saja. Filmmaker-nya
juga kurang informasi.
25
26
27
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
Mereka itu cenderung sekuler. Apa yang diomongin
dan apa yang diperbuat itu agak bertentangan. Kalau
mereka begitu sering mempertanyakan tuhan, kenapa
tidak cari tahu ? Annisa misalnya lihat dan baca Al
Qur’an atau tanya sama ulama. Cina pun begitu baca
alkitab atau tanya sama yang paham dan lebih tahu.
Jadi jangan jadi debat kusir juga.
Tanggapan terhadap
Pesan dari film ini mungkin menyuruh kita anakpesan dalam film Cin(T)a anak muda, kaum intelektual muda, untuk mulai
mengambil tindakan dan langkah-langkah terkait
kondisi yang terjadi sekarang ini. Kalo kita
membiarkan setiap orang saling menyimpan curiga
dan prasangka terhadap orang lain, Indonesia bahkan
dunia takkan pernah aman dan damai. Pasti
pertikaian dan konflik akan sering terjadi. Jangan
cuma bisanya protes, tapi ayo kita cari solusi.
Dimulai dari kita generasi muda.
Tanggapan terhadap
Menikah beda agama boleh asalkan satu iman. Yang
pernikahan beda agama
paling penting bukan apa agamanya, tapi sejauhmana
dalam film Cin(T)a
ia menjalankan agamanya. Tidak masalah beda, asal
keduanya takut dan cinta sama tuhan. Cinta sama
tuhan berarti kita cinta sama semua ciptaannya,
termasuk orang yang beda agama. Daripada
agamanya sama tapi tidak menjalankan ibadah
dengan baik. Sama saja dengan bohong.
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Argumentasi
Persepsi
Persepsi
Saran
Sugesti
Sugesti
Pro
Inklusi
Inklusi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
28
Definisi Pluralisme
29
Implementasi Konsep
pluralisme di Indonesia
Tanggapan terhadap
pluralisme dalam film
Cin(T)a
30
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Mendukung pluralisme.
Pluralisme sebagai paham yang memandang bahwa
semua agama sama. Pluralisme penting untuk
dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat.
Tujuan pluralisme sendiri adalah agar dapat
mengurangi sikap fanatisme yang berlebihan dan
memunculkan sikap saling menghormati satu sama
lain.
Implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Nilai pluralisme yang terdapat dalam film Cin(T)a
masih terlalu sedikit. Filmmaker hanya memberi
gambaran pluralisme tanpa menunjukkan sikap yang
seharusnya diambil oleh masyarakat terkait dengan
pluralisme itu sendiri. Adapun bentuk pluralisme
yang paling dominan dalam film tersebut adalah
testimoni pelaku hubungan beda agama.
Sudah terbiasa dengan perbedaan, karena keluarga
besarnya menganut beberapa agama yang berbeda.
Bahkan ia memiliki beberapa sahabat dekat yang
beragama Islam. Pernah sesekali diperlakukan secara
berbeda karena beragama Kristen. Misalnya saat ia
ingin berbagi makanan yang ia punya, banyak teman
yang menolak pemberiannya tersebut. Ia juga
mengatakan bahwa di kelasnya masih jelas terlihat
pergaulan yang ‘dikotak-kotakkan’ berdasarkan
agama
Pro
Ideologi
Inklusi
Ideologi
Inklusi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Informan V (RF)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
20 tahun
Tanjung Pati, 23 Maret 1993
Laki-laki
2 dari 4 bersaudara (2 perempuan, 2 laki-laki)
Minang
Islam
Mahasiswa
Bermain sepakbola dan games
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Keluarga besarnya masih menjalankan adat
matrilinear.
Dididik dan dibesarkan dalam lingkungan agama
Islam yang kental.
Sosok yang lembut dan lucu.
Selalu bertutur kata dengan santun dan lembut.
Sempat mengalami culture shock karena gaya
komunikasi yang berbeda ketika pertama kali tiba di
kota Medan.
Anggota aktif Ikatan Mahasiswa Payakumbuh Lima
Puluh Kota (IMAPALIKO) dan BP2M (Badan
Pengelola dan Pengembangan Mushollah) FE USU.
Menyempatkan diri setiap minggu bermain sepakbola
atau futsal. Jika tidak ada waktu, ia bisa
menghabiskan waktu berjam-jam bermain
playstation 3.
Sangat mengidolakan pesekbola Ryan Giggs dan
Tradisi dalam
keluarga
Agama dalam
keluarga
Sifat
Perilaku
Pengalaman
Menghabiskan
waktu
Believe
Believe
Ideologi
Konsep diri
Konsep diri
Pengalaman
Konsep diri
Konsep diri
Pribadi
Organisasi
kampus
Lingkunga
kampus
Lingkungan
Eskternal
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Idola
Role Model
Ideologi
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
17
18
19
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
Wayne Rooney. Karena keduanya memiliki sifat yang
humble dan low profile baik di dalam maupun di luar
lapangan.
Tahun 2013.
Menghabiskan
waktu
Direkomendasikan oleh teman yang telah menonton. Significant others
Film ini mengusung tema hidup dalam perbedaan.
Hidup dalam bergaul, bersekolah bahkan berpacaran.
Perbedaannya ditampilkan dalam agama dan suku
dari kedua tokohnya. Yang seperti ini termasuk
hebat, karena pembuat filmnya harus benar-benar
mengetahui seluk beluk Islam dan Kristen secara
bersamaan.
Dari judulnya saja sudah tahu kalau film ini
menceritakan tentang kisah cinta. Tapi yang
membedakannya dengan film cinta yang lain
mungkin terletak pada problem yang dimunculkan.
Kalau pada umumnya problemnya tentang status
sosial, si miskin dan si kaya, film ini lebih berani
mengangkat tentang beda agama. Walaupun pada
akhirnya harus pisah juga lantaran perbedaan yang
dihadapi mungkin terlalu berat untuk dicari jalan
tengahnya
Filmmaker merasa penasaran dengan respon
masyarakat jika perbedaan suku dan agama menjadi
penghalang di percintaan.
Sebenarnya sedih lihat akhr ceritanya. Tapi suka
keseluruhan jalan ceritanya. Istilahnya komplit, ada
romantis, sedih dan amarah. Syukurnya film ini tidak
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Konsep diri
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Judul dimaknai
sebagai kisah
cinta
Pemaknaan
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Simpati
Pro
Inklusi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
23
24
25
26
berpihak ke satu agama saja. Jadi lebih adil untuk
keduanya.
Tanggapan terhadap
Sangat filosofis.
dialog dalam film
Banyak dialog yang terbilang berani, tapi untuk
Cin(T)a
membuat film semakin menarik.
Tanggapan terhadap
Adegan-adegan dalam film ini seperti menunjukkan
adegan dalam film
pada kita kalau ternyata berbeda bukan berarti kita
Cin(T)a
tidak bisa rukun dalam menjalankan aktivitas kita
masing-masing. Suka adegan-adegan film Cin(T)a ini
yang istilahnya tidak muluk-muluk.
Gambaran pluralismenya tidak se-ekstrem di film
Tanda Tanya. Di film itu terkesan dipaksakan sekali.
Sedangkan di film ini benar-benar natural dan simpel
tapi tetap memiliki makna yang dalam. Seperti
misalnya saling sambung do’a saat makan. Lalu buat
ketupat dan hias pohon natal. Saat Annisa sholat
ditunggu oleh Cina. Saat Cina ke gereja ditunggu
juga oleh Annisa di kosannya. Kurang lebih seperti
itu. Adegannya sederhana tapi maknanya juga dapat.
Tanggapan terhadap
Penokohan dalam film ini berdasarkan kenyataan
penokohan dalam film
yang ada di masyarakat. Cina mewakili kalangan
Cin(T)a
minoritas yang cerdas dan taat, sedangkan Annisa
mewakili kalangan mayoritas yang santun dan
bersahaja.
Tanggapan terhadap
Yang coba disampaikan pembuat film supaya kita
pesan dalam film Cin(T)a sadar kalau Indonesia ini tidak dimiliki oleh
golongan tertentu saja. Punya semua warga negara
Indonesia, apapun suku, etnis dan agamanya. Selain
itu mungkin kita disuruh memilih cinta sama tuhan
atau cinta sama manusia. Mana yang lebih kita
Simpati
Permisif
Pro
Inklusi
Inklusi
Inklusi
Simpati
Pro
Inklusi
Komparasi
Persepsi
Persepsi
Stereotype
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
prioritaskan ?
27
Tanggapan terhadap
pernikahan beda agama
dalam film Cin(T)a
28
Definisi Pluralisme
29
Implementasi Konsep
pluralisme di Indonesia
Tanggapan terhadap
pluralisme dalam film
Cin(T)a
30
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Dalam agama sudah jelas dilarang. Tidak mungkin
dilanggar. Hanya karena cinta sama manusia, kita
jadi melanggar perintah Allah.
Kalo kita melakukan itu sama saja kita menghina
agama kita sendiri. Sama aja dengan murtad.
Lagipula pernikahan agama ini justru mendatangkan
konflik. Pertama, dengan keluarga besar kita yang
tidak menyetujui, dengan lingkungan, belum lagi
konflik dalam keluarga itu tentang agama yang akan
dianut anaknya.
Pluralisme sebagai keberagaman dan perbedaan.
Keberagaman dan perbedaan bisa membuat orangorang semakin akrab dan dekat. Hal-hal yang
beragam dan berbeda yang menimbulkan rasa ingin
tahu seseorang terhadap orang lain. Karena kalau
keseluruhannya sama pasti tidak akan menimbulkan
minat untuk mengenal lebih jauh.
implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Dalam film ini pluralisme ditampilkan secara
berbeda karena ada unsur cinta. Pluralisme bisa kita
lihat saat mereka berdo’a bersama, membuat ketupat,
menghias pohon natal. Pluralismenya sengaja dibuat
‘manis’ supaya yang nonton juga merasa bahwa beda
itu tidak sulit dan enak kalau dijalanin sama-sama
selama kita saling menghormati satu sama lain
Sempat mengalami ‘culture shock’ saat datang ke
kota Medan untuk melanjutkan kuliah. Lahir dan
Agama
Believe
Ideologi
Kontra
Ekslusi
Ekslusi
Ideologi
Asumsi
Ideologi
Persepsi
Ideologi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dibesarkan di lingkungan yang sangat homogen,
dimana semua teman, guru, bahkan tetangga
berdarah Minang dan beragama Islam. Setibanya di
kota Medan yang sangat heterogen, mau tidak mau
harus menyesuaikan diri dengan semua perbedaan
yang ada. Ditambah lagi harus menghadapi beberapa
stereotype negatif dari teman-teman terhadap suku
Minang. Sekarang sudah terbiasa dan memiliki
banyak teman yang terdiri dari bermacam-macam
suku, agama dan etnis.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tim Produksi Film Cin(T)a
No.
Jabatan
1.
Producer
2.
3.
Executive Producer
Director
4.
Screenplay
5.
15.
16.
17.
Director of Photography
Assistant Director of
Photography
First Assistant Director
Second Assistant Director
Production Manager
Casting Director
Art Director
Assistant Art Director
Wardrobe Director
Assistant Wardrobe
Director
Editor
Sound Editor
Composer
18.
Additional Composer
19.
21.
22.
Behind The Scene
Photographer Glam
Photoloft
Graphic Designer
Publicist
23.
Production Assistant
24.
Promo Manager
25.
Cast
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
20.
Nama
M. Adi Panuntun, M. Budi
Sasono, Sammaria
Simanjuntak
Rolan Samosir, Kathleen Lee
Sammaria Simanjuntak
Sally Anom Sari & Sammaria
Simanjuntak
Budi Sasono
Arie Prabowo
Burhan Yogaswara
Yunitanti
Erika Suwarno
Nora Samosir
Rezki Ridha
Firmansyah
Yufie Safitri Sobari
Wenti
Anky Prasetya
Andri Yargana
Muhammad Betadikara
Gugun Strangers, Lanlan
Strangers
Risky Budi Ramdhani
Wei Xu, Pepen, Elsa
Erickson Siregar
A. Andiarti
Widya Ekarianie, Fauziah R.
S, Dina Rismala, Galih
Rahasiwi, Awal Wahyu
Rahmadi, Asep Ramdhan,
Reza Andika, Shendi Abdi
Maulana, Mohammad Bagus
Satria
Dini Aprilia
Sunny Soon – Cina
Saira Jihan – Annisa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BIOGRAFI PENELITI
NAMA
:
DWI MAHLIZA ULFA
TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
JENIS KELAMIN
AGAMA
:
PEREMPUAN
:
ISLAM
ALAMAT
ORANGTUA
MEDAN/ 21 DESEMBER 1991
:
JL. LETDA SUJONO NO. 148 D MEDAN
:
HAYAT DIENG
PARITHOH HANUM
JUMLAH SAUDARA
:
ALAMAT ORANGTUA
:
PENDIDIKAN
:
2 ORANG, YAITU :
•
HILDA MAHDIANTY
•
M. NURUL IKHSAN
JL. LETDA SUJONO NO. 148 D MEDAN
TK DIAN EKAWATI
(1996-1997)
SD NEG 10170
(1997-2003)
SMP NEG I PS. TUAN
(2003-2006)
SMA NEG 11 MEDAN
(2006-2009)
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA
: Dwi Mahliza Ulfa
NIM
: 090904091
PEMBIMBING
NO
TANGGAL
PERTEMUAN
: Haris Wijaya S,Sos, M.Comm.
PARAF
PEMBAHASAN
1.
18 Februari 2013
Penyerahan Bab I
2.
25 Februari 2013
Revisi Bab I
3.
15 Maret 2013
4.
27 Maret 2013
PEMBIMBING
ACC Bab I, Penyerahan Bab II
& III
Revisi Bab II & III
ACC Bab II & III , Konsultasi
5.
17 April 2013
dan Penyerahan Draf
Wawancara
6.
12 Juni 2013
Penyerahan Bab IV
7.
24 Juni 2013
Penyerahan Bab V
8.
6 Juli 2013
Revisi Bab IV & V
9.
11 Juli 2013
ACC Bab IV & V
10.
15 Juli 2013
Penyerahan Bab I – V
11.
23 Juli 2013
ACC Sidang Meja Hijau
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Open Coding, Axial Coding & Selective Coding
Informan I (SN)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Awal menonton film
Cin(T)a
26 tahun
Medan, 24 September 1987
Perempuan
3 dari 4 bersaudara (2 laki-laki, 2 perempuan)
Banjar, Aceh-Jawa
Islam
Staf Pengajar
Nonton film dan membaca.
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Tidak memiliki hubungan yang terlalu dekat dengan
adik.
Dibesarkan dalam lingkungan agama yang kuat serta
demokratis.
Masih tinggal dengan kedua orangtua dan seorang
saudara laki-lakinya.
Ramah dan periang.
Mudah mengakrabkan diri dan sangat tegas.
Suka berdiskusi mengenai banyak hal dengan teman
dan dosen.
Pernah menjadi kakak mentor agama Islam.
Aktif dalam kegiatan sosial, seperti menjadi guru
bagi anak-anak jalanan, menyelenggarakan bakti
sosial serta melakukan penelitian sosial ke daerah di
luar kota Medan.
Interaksi dalam
Keluarga
Agama dalam
Keluarga
Tempat Tinggal
Keluarga
Sifat
Perilaku
Menghabiskan
waktu
Agama
Sosialisasi tinggi
Menghabiskan
waktu
Lingkungan
Keluarga
Believe
Lingkungan
Keluarga
Konsep diri
Konsep diri
Gaya hidup
Lingkungan
Internal
Konsep diri
Konsep diri
Gaya hidup
Believe
Lingkungan
Masyarakat
Ideologi
Lingkungan
Eksternal
Tahun 2009.
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Lingkungan
Internal
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
18
Motif menonton film
Cin(T)a
19
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
23
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
24
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Berani menyuguhkan gambaran problematika
masyarakat yang masih dianggap tabu untuk
diperbincangkan.
Murni Pluralisme.
Membuka bagaimana kehidupan kaum minoritas dan
bagaimana sudut pandang mereka terhadap posisi
mereka sebagai minoritas.
Akronim dari tokoh-tokoh sentral dalam film, yaitu
Cina, Tuhan dan Annisa.
Sesuatu yang
tidak sama
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Sudut Pandang
Kelompok
Ideologi
Persepsi
Ideologi
Persepsi
Judul dimaknai
sebagai akronim
nama tokoh
Asumsi
Pemaknaan
Ideologi
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Simpati
Pro
Inklusi
Sangat dialogis.
Banyak dialog yang terbilang ‘nyelekit’ dan agak
vulgar, tapi kalau benar-benar dipahami kalimatnya
seperti kalimat yang murni lahir dari proses berpikir
manusia yang mencoba cari kebenaran.
Sangat romantis.
Simpati
Permisif
Pro
Inklusi
Inklusi
Inklusi
Simpati
Pro
Inklusi
Tidak menyukai adegan testimoni dari beberapa
pasangan beda agama di tengah-tengah film.
Antipati
Kontra
Ekslusi
Menggambarkan isi cerita film yaitu cinta Cina dan
Annisa yang tidak bisa dipersatukan karena Tuhan
yang memisahkan.
Film merupakan hasil proses berpikir dari
pembuatnya dan isinya tidak jauh dari kehidupan
pembuatnya sendiri.
Mempertanyakan kebenaran sistem nilai yang selama
ini diyakini oleh mayoritas masyarakat beragama di
Indonesia.
Menampilkan ending terbaik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
25
26
27
28
29
30
Annisa sebagai tokoh yang mainstream JawaMuslim, memiliki toleransi yang tinggi serta tampil
sangat konsisten dengan apa yang menjadi prinsipnya
sejak awal. Cina sebagai sosok yang sangat
representatif bagi kalangan minoritas di Indonesia
yakni Tionghoa-Kristen, cerdas, meledak-ledak,
ambisius dan ‘beriman’, namun pada akhirnya
kehilangan kepercayaan pada tuhan.
Tanggapan terhadap
Film ini hanya ingin menunjukkan ‘this is the real of
pesan dalam film Cin(T)a our lives’, tapi belum memberikan kesimpulan solusi
untuk permasalahan yang diangkat.
Filmmaker belum berani untuk terang-terangan
menunjukkan sikap, hanya bisa menggambarkan
fenomena.
Tanggapan terhadap
Tidak setuju dengan pluralisme.
pernikahan beda agama
Tidak setuju dengan pernikahan beda agama.
dalam film Cin(T)a
Perbedaan agama tidak menjadi masalah jika
ditempatkan dalam pergaulan, namun akan sulit
diterapkan dalam pernikahan.
Definisi Pluralisme
Pluralisme cenderung diartikan sebagai
‘penyamarataan’ seperti satu bejana yang di
dalamnya dikumpulkan semua jenis perbedaan
kemudian ‘digodok’ menjadi satu. Sehingga masingmasing perbedaan tersebut kehilangan identitasnya.
Implementasi Konsep
Konsep pluralisme di Indonesia merupakan alat
pluralisme di Indonesia
politik yang efektif. Tidak jarang para petinggi
negara menggunakan pluralisme untuk mencitrakan
diri agar dapat diterima di semua kalangan.
Tanggapan terhadap
Bentuk pluralisme yang coba ditampilkan dalam film
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
Stereotype
Persepsi
Persepsi
Representasi
Masyarakat
Representasi
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Kontra
Ekslusi
Ekslusi
Kontra
Ekslusi
Ekslusi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
Pemaknaan
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pluralisme dalam film
Cin(T)a
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Cin(T)a pada satu sisi ingin mencoba mengangkat
diskriminasi yang terjadi pada kelompok, agama dan
ras minoritas. Namun pada sisi lain, bentuk
pluralisme dalam film Cin(T)a berupaya menggiring
untuk terjadinya pembauran antar perbedaan dalam
ranah keyakinan.
Sahabat baik memutuskan untuk menikah dan pindah
agama.
Tidak memaksakan kehendak dan menghormati
keputusan sahabat. Yang terpenting ia sudah
mengingatkan dan memberi masukan.
pluralisme dalam
film
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Apatis
Apatis
Apatis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Informan II (J)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
22 tahun
Kisaran, 15 Juli 1991
Perempuan
2 dari 3 bersaudara (2 perempuan, 1 laki-laki)
Tionghoa
Budha
Mahasiswa
Travelling dan nonton film.
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Dididik dalam background agama Budha yang kuat
oleh orangtua.
Diajarkan untuk tidak manja, hidup hemat dan
sederhana.
Jarang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di
lingkungan tempat tinggal.
Merupakan sosok yang cuek dan sangat lugas.
Jarang melibatkan diri dalam aktivitas kampus di luar
perkuliahan.
Sering bercengkrama dengan teman-teman genk-nya
di kantin sambil minum segelas cappucino.
Mengidolakan penyanyi asal Inggris Adele.
Tahun 2009.
Agama dalam
Keluarga
Perilaku
Menghabiskan
waktu
Believe
Konsep diri
Konsep diri
Lingkungan
masyarakat
Konsep diri
Lingkungan
kampus
Gaya hidup
Lingkungan
Eksternal
Konsep diri
Lingkungan
Eksternal
Gaya hidup
Role Model
Gaya Hidup
Ideologi
Gaya Hidup
Persepsi
Persepsi
Pluralitas
Pluralisme
Sugesti
Sugesti
Tema yang berbeda dari film-film kebanyakan
Intinya menceritakan perbedaan. Tidak hanya agama,
tapi juga suku dan etnis
Tema seperti ini harus diperbanyak dengan kemasan
Sosialisasi rendah
Sifat
Sosialisasi rendah
Menghabiskan
waktu
Idola
Menghabiskan
waktu
Sesuatu yang
tidak sama
Perbedaan
Saran
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
19
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
20
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
21
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
22
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
23
24
yang lebih mudah dimengerti.
Judul film Cin(T)a menceritakan perjalanan cinta dua
anak manusia
Ingin menggambarkan trend yang sedang mewabah
di masyarakat, yaitu pernikahan beda agama atau
suku.
Berupaya untuk menampilkan solusi untuk konflik
yang rentan muncul dalam pernikahan beda agama
atau suku.
Filmmaker mencoba memberikan sudut pandang
baru tentang pernikahan beda agama atau suku
kepada masyarakat.
Sedih melihat ending film karena kedua tokoh tidak
dapat bersatu. Paling tidak mereka harus bahagia
walau berpisah.
Sangat filosofis.
Banyak dialog yang terbilang berani, tapi untuk
membuat film semakin menarik.
Sesuai dengan tema yang diusung, adegan dalam film
Cin(T)a mencerminkan kerukunan dalam perbedaan.
Tidak ada alasan khusus dari filmmaker dalam
menciptakan tokoh dengan karakter seperti yang
dimiliki Cina dan Annisa. Penokohan yang dimiliki
Cina dan Annisa tidak bisa mewakili keseluruhan
masyarakat etnis Tionghoa, masyarakat suku Jawa,
umat Kristen ataupun umat Islam di Indonesia.
Tokoh beserta karakter tersebut diciptakan hanya
untuk memberi warna berbeda dalam film.
Cin(T)a dimaknai
sebagai kisah
cinta
Trend
Pemaknaan
Ideologi
Perubahan sosial
Perubahan sosial
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Argumentasi
Persepsi
Persepsi
Simpati
Permisif
Pro
Inklusi
Inklusi
Inklusi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker.
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
25
26
27
28
29
Tanggapan terhadap
Tidak selamanya cinta beda agama itu buruk.
pesan dalam film Cin(T)a Terbukti dengan adanya testimoni dari beberapa
orang yang sudah menjalaninya, dan mereka bahagia
dengan perbedaan itu. Kita harus berpikiran terbuka.
Tanggapan terhadap
Pernikahan beda agama bukan hal yang buruk,
pernikahan beda agama
sehingga tidak perlu dihindari.
dalam film Cin(T)a
Menikah dengan orang yang berbeda keyakinan tidak
otomatis mendatangkan konflik dan perpecahan.
Pasangan yang berbeda keyakinan justru biasanya
lebih perhatian dan saling mengingatkan dalam hal
agama dan tuhan.
Definisi Pluralisme
Pluralisme sebagai paham yang mengajarkan dan
menyadarkan manusia bahwa mereka terlahir dengan
perbedaan dan keragaman. Namun ia menolak jika
melaui pluralisme, manusia diminta untuk
menyatukan perbedaan-perbedaan tersebut.
Menyatukan perbedaan bukanlah solusi yang tepat,
malah akan semakin menambah ketegangan antar
golongan karena tidak ada yang akan mau mengalah.
Manusia cukup menghargai setiap perbedaan yang
ada dan menjalankan apa yang ia yakini sebaik
mungkin tanpa merugikan orang lain di sekitarnya
Implementasi Konsep
Implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pluralisme di Indonesia
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Hal itu terbukti dengan masih banyaknya konflik
yang terjadi serta minimnya dialog antar suku, etnis
dan umat beragama.
Tanggapan terhadap
Bentuk pluralisme dalam film Cin(T)a diwujudkan
pluralisme dalam film
dalam isu cinta beda agama. Isu tersebut merupakan
Cin(T)a
salah satu isu pluralisme yang paling hangat dan
Permisif
Inklusi
Inklusi
Pro
Inklusi
Inklusi
Asumsi
Persepsi
Persepi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dekat dengan kehidupan masyarakat.
30
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Sempat mengalami pahitnya menjadi etnis Tionghoa
saat demonstrasi besar-besaran tahun 1998.
Sekarang sudah resmi menjadi warga negara
Indonesia dan mendapatkan hak yang sama.
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Perubahan status
Perubahan sosial
Perubahan sosial
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Informan III (AS)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
23 tahun
Damuli, 13 November 1990
Laki-laki
2 dari 4 bersaudara (3 laki-laki, 1 perempuan)
Batak
Kristen Protestan
Mahasiswa
Bermain sepakbola dan membaca.
Hampir setiap sore meluangkan waktu untuk bermain Menghabiskan
Gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sepakbola atau futsal dengan teman-temannya.
Gemar mengoleksi buku-buku keagamaan.
10
11
Sangat mengidolakan Gusdur karena sifat dan
pemikirannya.
Dibesarkan dalam suasana agama yang kental.
12
13
14
15
16
17
18
19
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
Diberi tanggung jawab yang besar untuk menjadi
teladan bagi adik-adiknya.
Sosok yang ramah dan bersahabat.
Suka mengobrol, bertukar pikiran dan tidak memilihmilih dalam pergaulan.
Anggota aktif Forum Kristiani Pemimpin Muda
Indonesia (FKPMI) dan Creative English Club
(CEC)
Tahun 2013.
Rekomendasi dari teman yang telah menonton film
Cin(T)a.
Merupakan film pertama yang menceritakan
perbedaan dalam balutan kisah cinta.
Membuat film tema pluralisme mungkin berat. Tapi
untungnya dipadankan dengan cerita cinta. Jadi lebih
mudah dicerna, terlebih oleh anak-anak muda
Akronim dari nama-nama pemeran dalam film
tersebut. Cin(T)a sebagai kisah cinta segitiga antara
manusia dengan tuhan dan manusia lainnya.
Filmmaker merasa penasaran dengan respon
masyarakat jika perbedaan suku dan agama menjadi
waktu
Menghabiskan
uang
Idola
Gaya hidup
Gaya hidup
Role Model
Ideologi
Agama dalam
keluarga
Interaksi dalam
keluarga
Sifat
Perilaku
Believe
Ideologi
Lingkungan
keluarga
Konsep diri
Konsep diri
Lingkungan
Internal
Konsep diri
Konsep diri
Organisasi luar
kampus
Lingkungan
masyarakat
Lingkungan
Eksternal
Menghabiskan
waktu
Significant others
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Konsep diri
Persepsi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Judul dimaknai
sebagai akronim
dan kisah cinta
segitiga.
Asumsi terhadap
filmmaker
Pemaknaan
Ideologi
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
23
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
24
25
26
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
penghalang di percintaan.
Film Cin(T)a hanya menampilkan masalah, tidak
memberikan solusi terhadap masalah yang
dimunculkan.
Dialog-dialognya sangat membumi. Mudah dipahami
maksudnya. Kalimat-kalimat yang tidak terpikirkan
sebelumnya.
Dialog-dialognya berdasarkan bagaimana cara
pandang Sammaria tentang perbedaan. Mungkin
begitu cara dia melihat dan menyikapi perbedaan.
Sesuai dengan tema yang diusung, adegan dalam film
Cin(T)a mencerminkan kerukunan dalam perbedaan.
Penokohan dalam film Cin(T)a sangat komplit. Hal
tersebut dikarenakan melalui dua tokoh di film ini,
tidak hanya mengangakat esensi perbedaan agama,
namun dalam waktu yang sama juga mengangkat
wacana perbedaan culture. Ia juga melihat bahwa
karakter yang dimiliki kedua tokoh tersebut
berangkat dari apa yang ada di dalam benak
masyarakat banyak. Cina merupakan warga kelas dua
di negara ini berdasarkkan hak-hak yang dimilikinya,
sedangkan Annisa mewakili pribumi yang
digambarkan sebagai sosok yang polos dan lemah
lembut.
Tanggapan terhadap
Filmmaker mungkin ingin memberi gambaran
pesan dalam film Cin(T)a fenomena di masyarakat kita terkait dengan
pluralisme. Bagaimana bergaul dan bersosial dalam
keberagaman. Tidak melulu soal cinta, tapi ada juga
tentang budaya dan agama. Intinya menyampaikan
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Simpati
Pro
Inklusi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Representasi
masyarakat
Representasi
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tentang perbedaan.
27
28
Tanggapan terhadap
pernikahan beda agama
dalam film Cin(T)a
Definisi Pluralisme
29
Implementasi Konsep
pluralisme di Indonesia
30
Tanggapan terhadap
pluralisme dalam film
Cin(T)a
Pernikahan beda agama diperbolehkan dengan
persyaratan ‘satu iman’.
Pro
Inklusi
Inklusi
Pluralisme adalah anugerah indah yang tuhan berikan
kepada manusia. Bukan momok yang harus ditakuti,
tapi menjadi hal yang patut disyukuri. Menciptakan
manusia berbeda-beda adalah otoritas tuhan dan
tuhan pasti punya rencana di balik itu semua. Dan
pluralisme adalah kunci utama untuk mewujudkan
kehidupan yang damai dalam nuansa perbedaan
Implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Rendahnya implementasi pluralisme di Indonesia
juga terbukti dengan adanya istilah ‘anak emas’
dalam masyarakat.
Pluralisme dalam film Cin(T)a digambarkan melalui
unsur penokohannya. Golongan mayoritas dan
minoritas ditampilkan dalam proporsi yang
seimbang. Annisa, seorang gadis Jawa Muslim
mewakili golongan mayoritas, sedangkan Cina yang
ber-etnis Tionghoa dan beragama Kristen mewakili
golongan minoritas. Ia berasumsi bahwa penokohan
tersebut diciptakan berdasarkan realita yang ada di
masyarakat. Islam dan Kristen dipilih karena pada
kenyataannya dua agama ini adalah yang paling
sering mengalami pergesekan dan konflik.
Penggunaan etnis Tionghoa sebagai unsur penokohan
juga dikarenakan masyarakat etnis Tionghoa masih
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
dianggap ‘orang luar’ dan sering menerima perlakuan
diskriminasi dari lingkungannya. Ia menganggap
penokohan dalam film Cin(T)a sebagai refleksi dari
bentuk pluralisme yang ada di Indonesia.
Tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama
Pengalaman
Islam, sedangkan yang beragama Kristen hanya dua
keluarga. Sering mendapat perlakuan diskriminatif
dari teman bahkan gurunya di sekolah.
Pengalaman
Pribadi
Informan IV (JS)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
20 tahun
Siantar, 28 Juni 1993
Perempuan
1 dari 3 bersaudara (2 perempuan, 1 laki-laki)
Batak
Kristen Protestan
Mahasiswa
Berenang, menyanyi, membaca dan menulis.
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Menghabiskan
uang
10
Saat sedih, jenuh atau stress biasanya menikmati es
krim di kafe seperti Fountain, City Ice dan Es Krim
Ria
Dalam seminggu makan mie ayam 2-4 kali.
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Gaya hidup
11
Kerabat dari keluarga besar ibunya menganut agama
Believe
Ideologi
9
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
Menghabiskan
uang
Agama dalam
Gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda-beda
Ikut merayakan hari raya keagamaan kerabatnya.
12
13
14
15
16
17
18
19
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
Diberi tanggung jawab yang besar untuk menjadi
teladan bagi adik-adiknya.
Sosok yang ramah, ceria dan terbuka.
Berdiskusi mengenai agama dengan sahabat yang
berbeda keyakinan dan saling menghormati.
Anggota aktif Forum Kristiani Pemimpin Muda
Indonesia (FKPMI) (CEC)
Tahun 2011.
Belum banyak film yang mengangkat kasus seperti
itu.
Sebenarnya kasus-kasus yang berkaitan dengan
perbedaan dan pluralisme seperti ini bukan hal yang
baru lagi. Karena realitasnya sudah banyak terjadi di
masyarakat. Cuma mungkin masih sedikit yang
dijadikan tema untuk sebuah film.
Waktu menonton film Cin(T)a, merasa film ini cuma
menunjukkan kalau ada masalah saja, yaitu
perbedaan. Dan belum memberi solusi untuk masalah
tersebut. Jadi dari judulnya Cin(T)a itu seperti
menggambarkan masih ada harapan untuk
menjembatani semua perbedaan yaitu melalui rasa
cinta antar sesama manusia. Rasa cinta itu yang
menjauhkan kita dari konflik.
Filmmaker merasa penasaran dengan respon
masyarakat jika perbedaan suku dan agama menjadi
penghalang di percintaan.
keluarga
Interaksi dalam
keluarga
Interaksi dalam
keluarga
Sifat
Interaksi dalam
pergaulan
Organisasi luar
kampus
Menghabiskan
waktu
Sesuatu yang
masih jarang.
Ideologi
Lingkungan
keluarga
Lingkungan
keluarga
Konsep diri
Lingkungan
kampus
Lingkungan
masyarakat
Gaya Hidup
Lingkungan
Internal
Lingkungan
Internal
Konsep diri
Lingkungan
Eksternal
Lingkungan
Eksternal
Gaya Hidup
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Judul dimaknai
sebagai harapan
Pemaknaan
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
23
Tanggapan terhadap
dialog dalam film
Cin(T)a
24
Tanggapan terhadap
adegan dalam film
Cin(T)a
Jalan ceritanya sudah bagus.
Simpati
Pro
Inklusi
Tapi kalau bisa ending-nya lebih mengena. Jadi film
tersebut tidak sebatas omongan saja. Kenapa mereka
tidak disatukan saja ? Lebih baik kalau seperti itu,
karena yang menonton diajarkan kalau perbedaan itu
bukan penghalang. Karena sebetulnya banyak orang
Indonesia yang tidak dewasa dalam menyikapi
perbedaan. Harusnya film ini yang memperlihatkan
sekalian memberi solusi.
Dialognya menggambarkan kalau mereka sendiri
belum paham dan mengerti tentang bagaimana
harusnya menyikapi perbedaan. Makanya setiap
dialog itu jadi seperti perdebatan antara Cina dan
Annisa. Dalam debatnya itu mereka coba mencari
jalan tengah. Tapi yang paling terlihat dari dialog itu,
mereka sebenarnya masih bingung dan dilema antara
cinta atau tuhan.
Beberapa adegan justru terkesan menampilkan
sekulerisme.
Mereka membicarakan tuhan begitu hebatnya, tapi
pada kenyataannya ibadah mereka sendiri jauh dari
kata bagus. Kurang tau bagaimana muslim coba
ditampilkan di situ, tapi yang dilihat banyak ikonikon kekristenan dalam film seperti hias pohon natal
dan persoaln nyanyian, itu sebenarnya tidak sesuai
kitab suci. Adegan saat Cina meletakkan alkitab di
mangkok pengemis, itu sebenarnya ingin
menunjukkan apa ? Tidak jelas. Ritual ibadah yang
ditunjukkan serba gantung.
Saran
Sugesti
Sugesti
Asumsi
Persepsi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Antipati
Kontra
Ekslusi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Adegan tentang suku sedikit sekali, malah hampir
tidak ada. Yang ada hanya dialog tentang nama dan
ada gambar wayang-wayang saja. Filmmaker-nya
juga kurang informasi.
25
26
27
Tanggapan terhadap
penokohan dalam film
Cin(T)a
Mereka itu cenderung sekuler. Apa yang diomongin
dan apa yang diperbuat itu agak bertentangan. Kalau
mereka begitu sering mempertanyakan tuhan, kenapa
tidak cari tahu ? Annisa misalnya lihat dan baca Al
Qur’an atau tanya sama ulama. Cina pun begitu baca
alkitab atau tanya sama yang paham dan lebih tahu.
Jadi jangan jadi debat kusir juga.
Tanggapan terhadap
Pesan dari film ini mungkin menyuruh kita anakpesan dalam film Cin(T)a anak muda, kaum intelektual muda, untuk mulai
mengambil tindakan dan langkah-langkah terkait
kondisi yang terjadi sekarang ini. Kalo kita
membiarkan setiap orang saling menyimpan curiga
dan prasangka terhadap orang lain, Indonesia bahkan
dunia takkan pernah aman dan damai. Pasti
pertikaian dan konflik akan sering terjadi. Jangan
cuma bisanya protes, tapi ayo kita cari solusi.
Dimulai dari kita generasi muda.
Tanggapan terhadap
Menikah beda agama boleh asalkan satu iman. Yang
pernikahan beda agama
paling penting bukan apa agamanya, tapi sejauhmana
dalam film Cin(T)a
ia menjalankan agamanya. Tidak masalah beda, asal
keduanya takut dan cinta sama tuhan. Cinta sama
tuhan berarti kita cinta sama semua ciptaannya,
termasuk orang yang beda agama. Daripada
agamanya sama tapi tidak menjalankan ibadah
dengan baik. Sama saja dengan bohong.
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Argumentasi
Persepsi
Persepsi
Saran
Sugesti
Sugesti
Pro
Inklusi
Inklusi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
28
Definisi Pluralisme
29
Implementasi Konsep
pluralisme di Indonesia
Tanggapan terhadap
pluralisme dalam film
Cin(T)a
30
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Mendukung pluralisme.
Pluralisme sebagai paham yang memandang bahwa
semua agama sama. Pluralisme penting untuk
dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat.
Tujuan pluralisme sendiri adalah agar dapat
mengurangi sikap fanatisme yang berlebihan dan
memunculkan sikap saling menghormati satu sama
lain.
Implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Nilai pluralisme yang terdapat dalam film Cin(T)a
masih terlalu sedikit. Filmmaker hanya memberi
gambaran pluralisme tanpa menunjukkan sikap yang
seharusnya diambil oleh masyarakat terkait dengan
pluralisme itu sendiri. Adapun bentuk pluralisme
yang paling dominan dalam film tersebut adalah
testimoni pelaku hubungan beda agama.
Sudah terbiasa dengan perbedaan, karena keluarga
besarnya menganut beberapa agama yang berbeda.
Bahkan ia memiliki beberapa sahabat dekat yang
beragama Islam. Pernah sesekali diperlakukan secara
berbeda karena beragama Kristen. Misalnya saat ia
ingin berbagi makanan yang ia punya, banyak teman
yang menolak pemberiannya tersebut. Ia juga
mengatakan bahwa di kelasnya masih jelas terlihat
pergaulan yang ‘dikotak-kotakkan’ berdasarkan
agama
Pro
Ideologi
Inklusi
Ideologi
Inklusi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Informan V (RF)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Usia
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Anak ke
Suku
Agama
Pekerjaan
Hobi
20 tahun
Tanjung Pati, 23 Maret 1993
Laki-laki
2 dari 4 bersaudara (2 perempuan, 2 laki-laki)
Minang
Islam
Mahasiswa
Bermain sepakbola dan games
Identitas diri
Identitas diri
Identitas Diri
Hobi
Gaya hidup
Keluarga besarnya masih menjalankan adat
matrilinear.
Dididik dan dibesarkan dalam lingkungan agama
Islam yang kental.
Sosok yang lembut dan lucu.
Selalu bertutur kata dengan santun dan lembut.
Sempat mengalami culture shock karena gaya
komunikasi yang berbeda ketika pertama kali tiba di
kota Medan.
Anggota aktif Ikatan Mahasiswa Payakumbuh Lima
Puluh Kota (IMAPALIKO) dan BP2M (Badan
Pengelola dan Pengembangan Mushollah) FE USU.
Menyempatkan diri setiap minggu bermain sepakbola
atau futsal. Jika tidak ada waktu, ia bisa
menghabiskan waktu berjam-jam bermain
playstation 3.
Sangat mengidolakan pesekbola Ryan Giggs dan
Tradisi dalam
keluarga
Agama dalam
keluarga
Sifat
Perilaku
Pengalaman
Menghabiskan
waktu
Believe
Believe
Ideologi
Konsep diri
Konsep diri
Pengalaman
Konsep diri
Konsep diri
Pribadi
Organisasi
kampus
Lingkunga
kampus
Lingkungan
Eskternal
Menghabiskan
waktu
Gaya hidup
Gaya hidup
Idola
Role Model
Ideologi
Ideologi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
17
18
19
Awal menonton film
Cin(T)a
Motif menonton film
Cin(T)a
Tema film Cin(T)a
20
Tanggapan terhadap
judul film Cin(T)a
21
Alasan pembuatan film
Cin(T)a
22
Tanggapan terhadap isi
film Cin(T)a
Wayne Rooney. Karena keduanya memiliki sifat yang
humble dan low profile baik di dalam maupun di luar
lapangan.
Tahun 2013.
Menghabiskan
waktu
Direkomendasikan oleh teman yang telah menonton. Significant others
Film ini mengusung tema hidup dalam perbedaan.
Hidup dalam bergaul, bersekolah bahkan berpacaran.
Perbedaannya ditampilkan dalam agama dan suku
dari kedua tokohnya. Yang seperti ini termasuk
hebat, karena pembuat filmnya harus benar-benar
mengetahui seluk beluk Islam dan Kristen secara
bersamaan.
Dari judulnya saja sudah tahu kalau film ini
menceritakan tentang kisah cinta. Tapi yang
membedakannya dengan film cinta yang lain
mungkin terletak pada problem yang dimunculkan.
Kalau pada umumnya problemnya tentang status
sosial, si miskin dan si kaya, film ini lebih berani
mengangkat tentang beda agama. Walaupun pada
akhirnya harus pisah juga lantaran perbedaan yang
dihadapi mungkin terlalu berat untuk dicari jalan
tengahnya
Filmmaker merasa penasaran dengan respon
masyarakat jika perbedaan suku dan agama menjadi
penghalang di percintaan.
Sebenarnya sedih lihat akhr ceritanya. Tapi suka
keseluruhan jalan ceritanya. Istilahnya komplit, ada
romantis, sedih dan amarah. Syukurnya film ini tidak
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Konsep diri
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Judul dimaknai
sebagai kisah
cinta
Pemaknaan
Ideologi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Simpati
Pro
Inklusi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
23
24
25
26
berpihak ke satu agama saja. Jadi lebih adil untuk
keduanya.
Tanggapan terhadap
Sangat filosofis.
dialog dalam film
Banyak dialog yang terbilang berani, tapi untuk
Cin(T)a
membuat film semakin menarik.
Tanggapan terhadap
Adegan-adegan dalam film ini seperti menunjukkan
adegan dalam film
pada kita kalau ternyata berbeda bukan berarti kita
Cin(T)a
tidak bisa rukun dalam menjalankan aktivitas kita
masing-masing. Suka adegan-adegan film Cin(T)a ini
yang istilahnya tidak muluk-muluk.
Gambaran pluralismenya tidak se-ekstrem di film
Tanda Tanya. Di film itu terkesan dipaksakan sekali.
Sedangkan di film ini benar-benar natural dan simpel
tapi tetap memiliki makna yang dalam. Seperti
misalnya saling sambung do’a saat makan. Lalu buat
ketupat dan hias pohon natal. Saat Annisa sholat
ditunggu oleh Cina. Saat Cina ke gereja ditunggu
juga oleh Annisa di kosannya. Kurang lebih seperti
itu. Adegannya sederhana tapi maknanya juga dapat.
Tanggapan terhadap
Penokohan dalam film ini berdasarkan kenyataan
penokohan dalam film
yang ada di masyarakat. Cina mewakili kalangan
Cin(T)a
minoritas yang cerdas dan taat, sedangkan Annisa
mewakili kalangan mayoritas yang santun dan
bersahaja.
Tanggapan terhadap
Yang coba disampaikan pembuat film supaya kita
pesan dalam film Cin(T)a sadar kalau Indonesia ini tidak dimiliki oleh
golongan tertentu saja. Punya semua warga negara
Indonesia, apapun suku, etnis dan agamanya. Selain
itu mungkin kita disuruh memilih cinta sama tuhan
atau cinta sama manusia. Mana yang lebih kita
Simpati
Permisif
Pro
Inklusi
Inklusi
Inklusi
Simpati
Pro
Inklusi
Komparasi
Persepsi
Persepsi
Stereotype
Persepsi
Persepsi
Asumsi terhadap
filmmaker
Persepsi
Persepsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
prioritaskan ?
27
Tanggapan terhadap
pernikahan beda agama
dalam film Cin(T)a
28
Definisi Pluralisme
29
Implementasi Konsep
pluralisme di Indonesia
Tanggapan terhadap
pluralisme dalam film
Cin(T)a
30
31
Pengalaman Seputar
Pluralisme
Dalam agama sudah jelas dilarang. Tidak mungkin
dilanggar. Hanya karena cinta sama manusia, kita
jadi melanggar perintah Allah.
Kalo kita melakukan itu sama saja kita menghina
agama kita sendiri. Sama aja dengan murtad.
Lagipula pernikahan agama ini justru mendatangkan
konflik. Pertama, dengan keluarga besar kita yang
tidak menyetujui, dengan lingkungan, belum lagi
konflik dalam keluarga itu tentang agama yang akan
dianut anaknya.
Pluralisme sebagai keberagaman dan perbedaan.
Keberagaman dan perbedaan bisa membuat orangorang semakin akrab dan dekat. Hal-hal yang
beragam dan berbeda yang menimbulkan rasa ingin
tahu seseorang terhadap orang lain. Karena kalau
keseluruhannya sama pasti tidak akan menimbulkan
minat untuk mengenal lebih jauh.
implementasi pluralisme di indonesia masih berada
pada level yang sangat rendah dan sebatas wacana.
Dalam film ini pluralisme ditampilkan secara
berbeda karena ada unsur cinta. Pluralisme bisa kita
lihat saat mereka berdo’a bersama, membuat ketupat,
menghias pohon natal. Pluralismenya sengaja dibuat
‘manis’ supaya yang nonton juga merasa bahwa beda
itu tidak sulit dan enak kalau dijalanin sama-sama
selama kita saling menghormati satu sama lain
Sempat mengalami ‘culture shock’ saat datang ke
kota Medan untuk melanjutkan kuliah. Lahir dan
Agama
Believe
Ideologi
Kontra
Ekslusi
Ekslusi
Ideologi
Asumsi
Ideologi
Persepsi
Ideologi
Persepsi
Ideologi
Ideologi
Ideologi
Gambaran
pluralisme dalam
film
Pemaknaan
Ideologi
Pengalaman
Pengalaman
Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dibesarkan di lingkungan yang sangat homogen,
dimana semua teman, guru, bahkan tetangga
berdarah Minang dan beragama Islam. Setibanya di
kota Medan yang sangat heterogen, mau tidak mau
harus menyesuaikan diri dengan semua perbedaan
yang ada. Ditambah lagi harus menghadapi beberapa
stereotype negatif dari teman-teman terhadap suku
Minang. Sekarang sudah terbiasa dan memiliki
banyak teman yang terdiri dari bermacam-macam
suku, agama dan etnis.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tim Produksi Film Cin(T)a
No.
Jabatan
1.
Producer
2.
3.
Executive Producer
Director
4.
Screenplay
5.
15.
16.
17.
Director of Photography
Assistant Director of
Photography
First Assistant Director
Second Assistant Director
Production Manager
Casting Director
Art Director
Assistant Art Director
Wardrobe Director
Assistant Wardrobe
Director
Editor
Sound Editor
Composer
18.
Additional Composer
19.
21.
22.
Behind The Scene
Photographer Glam
Photoloft
Graphic Designer
Publicist
23.
Production Assistant
24.
Promo Manager
25.
Cast
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
20.
Nama
M. Adi Panuntun, M. Budi
Sasono, Sammaria
Simanjuntak
Rolan Samosir, Kathleen Lee
Sammaria Simanjuntak
Sally Anom Sari & Sammaria
Simanjuntak
Budi Sasono
Arie Prabowo
Burhan Yogaswara
Yunitanti
Erika Suwarno
Nora Samosir
Rezki Ridha
Firmansyah
Yufie Safitri Sobari
Wenti
Anky Prasetya
Andri Yargana
Muhammad Betadikara
Gugun Strangers, Lanlan
Strangers
Risky Budi Ramdhani
Wei Xu, Pepen, Elsa
Erickson Siregar
A. Andiarti
Widya Ekarianie, Fauziah R.
S, Dina Rismala, Galih
Rahasiwi, Awal Wahyu
Rahmadi, Asep Ramdhan,
Reza Andika, Shendi Abdi
Maulana, Mohammad Bagus
Satria
Dini Aprilia
Sunny Soon – Cina
Saira Jihan – Annisa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BIOGRAFI PENELITI
NAMA
:
DWI MAHLIZA ULFA
TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
JENIS KELAMIN
AGAMA
:
PEREMPUAN
:
ISLAM
ALAMAT
ORANGTUA
MEDAN/ 21 DESEMBER 1991
:
JL. LETDA SUJONO NO. 148 D MEDAN
:
HAYAT DIENG
PARITHOH HANUM
JUMLAH SAUDARA
:
ALAMAT ORANGTUA
:
PENDIDIKAN
:
2 ORANG, YAITU :
•
HILDA MAHDIANTY
•
M. NURUL IKHSAN
JL. LETDA SUJONO NO. 148 D MEDAN
TK DIAN EKAWATI
(1996-1997)
SD NEG 10170
(1997-2003)
SMP NEG I PS. TUAN
(2003-2006)
SMA NEG 11 MEDAN
(2006-2009)
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA
: Dwi Mahliza Ulfa
NIM
: 090904091
PEMBIMBING
NO
TANGGAL
PERTEMUAN
: Haris Wijaya S,Sos, M.Comm.
PARAF
PEMBAHASAN
1.
18 Februari 2013
Penyerahan Bab I
2.
25 Februari 2013
Revisi Bab I
3.
15 Maret 2013
4.
27 Maret 2013
PEMBIMBING
ACC Bab I, Penyerahan Bab II
& III
Revisi Bab II & III
ACC Bab II & III , Konsultasi
5.
17 April 2013
dan Penyerahan Draf
Wawancara
6.
12 Juni 2013
Penyerahan Bab IV
7.
24 Juni 2013
Penyerahan Bab V
8.
6 Juli 2013
Revisi Bab IV & V
9.
11 Juli 2013
ACC Bab IV & V
10.
15 Juli 2013
Penyerahan Bab I – V
11.
23 Juli 2013
ACC Sidang Meja Hijau
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara