Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi Daun Sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang
potensial dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Keanekaragaman
hayati Indonesia menempati urutan ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan
Zaire. Di hutan tropika Indonesia tumbuh sekitar 30.000 spesies tumbuhan
berbunga, diperkirakan sekitar 3.689 spesies diantaranya merupakan tumbuhan
obat dan baru sebanyak 283 spesies tumbuhan obat yang sudah digunakan dalam
industri obat tradisional. Upaya pencarian tumbuhan berkhasiat obat telah lama
dilakukan, baik untuk mencari senyawa baru ataupun menambah keanekaragaman
senyawa yang telah ada. Hasil pencarian dan penelitian tersebut kemudian
dilanjutkan dengan upaya pengisolasian senyawa murni dan turunannya sebagai
bahan obat modern atau pembuatan ekstrak untuk obat fitofarmaka (Djauhariya
dan Hernani, 2004).
Tumbuhan mengandung beberapa golongan fenol seperti flavonoid, tanin
dan senyawa fenol lainnya berfungsi sebagai alat pertahanan bagi tumbuhan untuk
melawan mikroorganisme patogen (Hayet, et al., 2008). Daun sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore), selain dapat dimakan sebagai lalapan
juga bermanfaat untuk mengobati berbagai jenis penyakit (Hidayat dan
Napitupulu, 2015).
Sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore) adalah
sejenis tumbuhan suku Compositae, kandungan kimia adalah saponin, flavonoida
dan polifenol yang berkhasiat sebagai obat bisul (Kusdianti, dkk., 2008). Sintrong
1
Universitas Sumatera Utara
berasal dari Afrika tropis kini telah menyebar keseluruh tropis di Asia. Tumbuhan
ini di Indonesia berupa gulma dijumpai pertama kali di sekitar Medan pada tahun
1926 dan kemudian menyebar keseluruh Nusantara. Kerap ditemui di tanah-tanah
terlantar yang subur, tepi sungai, tepi jalan kebun-kebun teh dan kina, terutama di
bagian yang lembab hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut. Sintrong
merupakan lalap yang digemari di Jawa Barat, di Afrika selain dimanfaatkan
sebagai sayuran, daun sintrong juga digunakan sebagai bahan obat tradisional; di
antaranya untuk mengatasi gangguan perut, sakit kepala, dan luka (Hidayat dan
Napitupulu, 2015).
Antibakteri adalah senyawa yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme bakteri, sehingga senyawa tersebut dapat menghambat pertumbuhan
atau bahkan membunuh bakteri (Pelczar dan Chan, 1998). Staphylococcus aureus
adalah bakteri gram positif yang merupakan flora normal pada berbagai tubuh
manusia terutama kulit, hidung dan mulut (Pratiwi, 2008). Beberapa penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus diantaranya bisul, jerawat,
dan sakit perut karena mempunyai enterotoksin (Jawetz, et al., 2001). Escherichia
coli merupakan salah satu enterobakteriaceae yaitu kelompok besar gram negatif,
yang merupakan flora normal pada saluran pencernaan. Beberapa penyakit infeksi
yang ditimbulkan seperti infeksi saluran kemih, diare dan sepsis (Jawetz, et al .,
2001).
Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri
ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S.
Moore) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang
mencakup pemeriksaan karakteristik simplisia, golongan senyawa kimia, serta
2
Universitas Sumatera Utara
aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air
daun sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore) terhadap jenis
bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan jenis bakteri gram negatif
yaitu Escherichia coli.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
a. apakah simplisia daun sintrong memenuhi persyaratan mutu simplisia ?
b. apa saja golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada serbuk
simplisia daun sintrong ?
c. apakah ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
a. simplisia daun sintrong memenuhi persyaratan mutu simplisia.
b. serbuk simplisia daun sintrong mengandung senyawa flavonoid, glikosida,
tanin, steroid/triterpenoid .
c. ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. untuk mengetahui simplisia daun sintrong yang digunakan memenuhi
persyaratan mutu simplisia.
3
Universitas Sumatera Utara
b. untuk mengetahui golongan senyawa kimia apa saja yang terdapat pada
serbuk simplisia daun sintrong.
c. untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun
sintrong terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureu.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
karakterisasi simplisia, golongan senyawa kimia dan aktivitas antibakteri dari
ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong.
4
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka
pikir
dari penelitian
ini
dapat dilihat pada Gambar 1.1
berikut:
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Karakterisasi
simplisia
Serbuk simplisia
daun sintrong
Skrining
fitokimia
Ekstrak etanol,
fraksi n-heksana,
fraksi etilasetat
dan fraksi air daun
sintrong
Aktivitas
antibakteri
dengan metode
difusi agar
menggunakan
kertas cakram
Parameter
- Makroskopik
- Mikroskopik
- Kadar air
- Kadar sari larut dalam air
- Kadar sari larut dalam
etanol
- Kadar abu total
- Kadar abu tidak larut
dalam asam
- Alkaloida
- Flavonoida
- Glikosida
- Tanin
- Saponin
- Steroida/Triterpenoida
Diameter daerah hambat
Gambar 1.1 Bagan kerangka pikir penelitian
5
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang
potensial dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Keanekaragaman
hayati Indonesia menempati urutan ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan
Zaire. Di hutan tropika Indonesia tumbuh sekitar 30.000 spesies tumbuhan
berbunga, diperkirakan sekitar 3.689 spesies diantaranya merupakan tumbuhan
obat dan baru sebanyak 283 spesies tumbuhan obat yang sudah digunakan dalam
industri obat tradisional. Upaya pencarian tumbuhan berkhasiat obat telah lama
dilakukan, baik untuk mencari senyawa baru ataupun menambah keanekaragaman
senyawa yang telah ada. Hasil pencarian dan penelitian tersebut kemudian
dilanjutkan dengan upaya pengisolasian senyawa murni dan turunannya sebagai
bahan obat modern atau pembuatan ekstrak untuk obat fitofarmaka (Djauhariya
dan Hernani, 2004).
Tumbuhan mengandung beberapa golongan fenol seperti flavonoid, tanin
dan senyawa fenol lainnya berfungsi sebagai alat pertahanan bagi tumbuhan untuk
melawan mikroorganisme patogen (Hayet, et al., 2008). Daun sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore), selain dapat dimakan sebagai lalapan
juga bermanfaat untuk mengobati berbagai jenis penyakit (Hidayat dan
Napitupulu, 2015).
Sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore) adalah
sejenis tumbuhan suku Compositae, kandungan kimia adalah saponin, flavonoida
dan polifenol yang berkhasiat sebagai obat bisul (Kusdianti, dkk., 2008). Sintrong
1
Universitas Sumatera Utara
berasal dari Afrika tropis kini telah menyebar keseluruh tropis di Asia. Tumbuhan
ini di Indonesia berupa gulma dijumpai pertama kali di sekitar Medan pada tahun
1926 dan kemudian menyebar keseluruh Nusantara. Kerap ditemui di tanah-tanah
terlantar yang subur, tepi sungai, tepi jalan kebun-kebun teh dan kina, terutama di
bagian yang lembab hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut. Sintrong
merupakan lalap yang digemari di Jawa Barat, di Afrika selain dimanfaatkan
sebagai sayuran, daun sintrong juga digunakan sebagai bahan obat tradisional; di
antaranya untuk mengatasi gangguan perut, sakit kepala, dan luka (Hidayat dan
Napitupulu, 2015).
Antibakteri adalah senyawa yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme bakteri, sehingga senyawa tersebut dapat menghambat pertumbuhan
atau bahkan membunuh bakteri (Pelczar dan Chan, 1998). Staphylococcus aureus
adalah bakteri gram positif yang merupakan flora normal pada berbagai tubuh
manusia terutama kulit, hidung dan mulut (Pratiwi, 2008). Beberapa penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus diantaranya bisul, jerawat,
dan sakit perut karena mempunyai enterotoksin (Jawetz, et al., 2001). Escherichia
coli merupakan salah satu enterobakteriaceae yaitu kelompok besar gram negatif,
yang merupakan flora normal pada saluran pencernaan. Beberapa penyakit infeksi
yang ditimbulkan seperti infeksi saluran kemih, diare dan sepsis (Jawetz, et al .,
2001).
Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri
ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S.
Moore) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang
mencakup pemeriksaan karakteristik simplisia, golongan senyawa kimia, serta
2
Universitas Sumatera Utara
aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air
daun sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore) terhadap jenis
bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan jenis bakteri gram negatif
yaitu Escherichia coli.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
a. apakah simplisia daun sintrong memenuhi persyaratan mutu simplisia ?
b. apa saja golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada serbuk
simplisia daun sintrong ?
c. apakah ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
a. simplisia daun sintrong memenuhi persyaratan mutu simplisia.
b. serbuk simplisia daun sintrong mengandung senyawa flavonoid, glikosida,
tanin, steroid/triterpenoid .
c. ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. untuk mengetahui simplisia daun sintrong yang digunakan memenuhi
persyaratan mutu simplisia.
3
Universitas Sumatera Utara
b. untuk mengetahui golongan senyawa kimia apa saja yang terdapat pada
serbuk simplisia daun sintrong.
c. untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun
sintrong terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureu.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
karakterisasi simplisia, golongan senyawa kimia dan aktivitas antibakteri dari
ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong.
4
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka
pikir
dari penelitian
ini
dapat dilihat pada Gambar 1.1
berikut:
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Karakterisasi
simplisia
Serbuk simplisia
daun sintrong
Skrining
fitokimia
Ekstrak etanol,
fraksi n-heksana,
fraksi etilasetat
dan fraksi air daun
sintrong
Aktivitas
antibakteri
dengan metode
difusi agar
menggunakan
kertas cakram
Parameter
- Makroskopik
- Mikroskopik
- Kadar air
- Kadar sari larut dalam air
- Kadar sari larut dalam
etanol
- Kadar abu total
- Kadar abu tidak larut
dalam asam
- Alkaloida
- Flavonoida
- Glikosida
- Tanin
- Saponin
- Steroida/Triterpenoida
Diameter daerah hambat
Gambar 1.1 Bagan kerangka pikir penelitian
5
Universitas Sumatera Utara