Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SD Negeri Bagian Timur di Kota Pekanbaru

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bangunan sekolah merupakan salah satu sarana bagi terlaksananya proses
pendidikan. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan memberikan
peluang yang lebih besar bagi terlaksananya sebuah proses pendidikan yang lebih
berkualitas yang kemudian berpotensi melahirkan generasi yang cerdas dan
kreatif. Bangunan sekolah dasar di Indonesia yang dalam kondisi baik sekitar
54%-56% sedangkan bangunan yang mengalami kerusakan berat selama tahun
2003 -2004 mencapai 883.750 ruang kelas atau 22,9%. Oleh karena itu,dipandang
perlu melakukan penelitian mengenai faktor perusak biologis yang menyerang
bangunan sekolah dasar dan perkiraan kerugian ekonomis yang diakibatkannya
(Sulaiman, 2005).
Salah satu faktor terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif yaitu
keadaan bangunan yang bersih dan terpelihara dari serangan perusak kayu.
Bangunan yang tahan terhadap kerusakan bergantung pada komponen bangunan
yang menyusunnya. Pada umumnya bahan bangunan sekolah dasar yang
digunakan adalah jenis kayu yang memiliki keawetan rendah yaitu kelas awet III
dan IV, sehingga mudah di serang oleh organisme perusak kayu, antara lain
:rayap, bubuk/kumbang, jamur dan sebagainya. Sedangkan kayu yang memiliki
keawetan yang tinggi harganya relatif mahal dan ketersediaannya semakin langka
(Jambak, 1990).

Kota Pekanbaru merupakan ibukota provinsi Riau dengan luas
632,26 km

2

. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak antara 101’14’-101’34’

bujur Timur dan 0’25’ -0’45 Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut

Universitas Sumatera Utara

berkisar 5-50 meter. Kota Pekanbaru mempunyai iklim tropis dengan suhu udara
maksimum berkisar antara 31,0oC-33,4oC dengan suhu udara minimum berkisar
antara 23,4oC-24oC. Curah hujan antara 73,9-584,1 mm/tahun. Kelembaban
maksimum berkisar antara 85,5%-93,2% dan kelembaban maksimum berkisar
antara 57,0%-67,7%. Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir
dari barat ke timur, memiliki beberapa anak sungai antara lain : Sungai Umban
Sari, Air Hitam, Sibam, Setukul, Pengambang, Ukai, Sago, Senapelan, Mintan
dan Tampan. Sungai


Siak

juga

merupakan

jalur perhubungan lalu lintas

perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta dari daerah lainnya.Luas sunagi
siak sekitar sekitar ± 14.239 km2 dengan luas DAS 11.026 km2 (Bappeda
Provinsi Riau, 2012).
Keberadaan wilayah Indonesia di zona tropika, menjadi salah satu factor
pendukung organisme perusak kayu untuk tumbuh dan berkembang dengan cepat.
Kerusakan yang disebabkan oleh perusak biologis bisa berakibat fatal ditinjau dari
bidang konstruksi dan nilai bangunan. Disamping itu, kerusakan bangunan
tersebut dapat mengancam keselamatan manusia yang tinggal di dalam bangunan
tersebut. Kerusakan pun tidak terbatas pada komponen kayu saja, melainkan pada
semua komponen yang terbuat dari bahan organik atau bahan yang mengandung
lignoselulosa (Rakhmawati, 1995).
Menurut Nandika (2003) rayap merusak bangunan tanpa mempedulikan

kepentingan manusia. Rayap mampu merusak bangunan gedung, bahkan juga
menyerang dan merusak mebeler didalamnya, buku-buku, kabel listrik, dan
telepon, serta barang-barang yang disimpan. Nandika (2003) menambahkan
bahwa rayap untuk mencapai sasaran dapat menembus tembok yang tebalnya

Universitas Sumatera Utara

beberapa sentimeter (cm), menghancurkan plastik, kabel penghalang fisik lainnya.
Apapun bentuk konstruksi bangunan gedung (slab, basement, atau cawal space)
rayap dapat menembus lubang terbuka atau celah pada slab, disekitar celah kayu
atau pipa ledeng, celah antara pondasi dan tembok maupun pada atap kuda-kuda.
Rayap merupakan salah satu organisme perusak kayu pada bangunan
yang terpenting, karena kerusakan yang ditimbulkan adalah yang terbesar bila
dibandingkan dengan organisme perusak lain. Persentase serangan rayap pada
bangunan perumahan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan
Batam mencapai lebih dari 70 % (Nandika, 2003). Berkembangnya permukiman
di berbagai daerah akan cenderung meningkatkan serangan rayap, hal ini
dikarenakan rendahnya tingkat keawetan kayu bangunan yang digunakan dan
berkurangnya sumber makanan alami bagi rayap.
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas peneliti mencoba untuk

mengidentifikasi jenis rayap serta penyebarannya, menganalisis kerugian
ekonomis, dan memetakan penyebaran pada bangunan SD Negeri bagian timur
yang berada pada Kota Pekanbaru. Dalam rangka untuk memperbaiki
permasalahan tersebut penulis merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “
Analisis Kerugian Dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SD
Negeri Bagian Timur di Kota Pekanbaru.”
Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan nilai kerugian ekonomis serangan rayap terhadap
bangunan SD Negeri bagian Timur di Kota Pekanbaru.
2. Mendapatkan informasi jenis-jenis dan penyebaran rayap yang
menyerang bangunan SD Negeri Bagian Timur di Kota Pekanbaru

Universitas Sumatera Utara

serta mengidentifikasi peta sebaran jenis rayap dan kerusakan
bangunan SD Negeri Bagian Timur di Kota Pekanbaru dengan
menggunakan GIS.
3. Membuat model penduga kerugian ekonomis serangan rayap.
Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi Pemerintah Kota Pekanbaru terhadap

kerusakan dan kerugian serangan rayap pada bangunan sekolah dasar
negeri.
2. Bermanfaat bagi dunia pendidikan, penelitian serta bahan informasi
masyarakat umum, pemerintah, instansi/lembaga yang terkait dalam
pengelolaan perlindungan bangunan.
3. Pengetahuan dan informasi sebaran rayap serta kerusakannya melalui
peta GIS.
4. Sebagai data dasar penelitian rayap di Kota Pekanbaru.

Universitas Sumatera Utara