Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anredera cordifolia (Ten) Steenis atau yang dikenal sebagai binahong

merupakan family dari Basalaceae yang merupakan tanaman obat. Di Indonesia
tanaman binahong belum familiar tetapi di Negara Vietnam tanaman ini
diperlukan dan sering dijadikan sebagai sayuran di Negara Taiwan. Tanaman ini
diketahui memiliki manfaat yang luar biasa dan telah dikonsumsi lebih dari ribuan
tahun lalu di China, Korea, Thaiwan. Hampir semua bagian tanaman binahong
seperti umbi, batang dan daun dapat dijadikan sebagai terapi herbal (Astuti et al.,
2011).
Tanaman binahong (Anredera cardifolia) merupakan tanaman obat alami
yang ada di Indonesia. Daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat
tradisional untuk radang usus buntu, disentri, influenza, radang kandung kemih,
campak dan cacar air. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun
binahong dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli , Pseudomonas
aeruginosa ATCC 27853. Binahong mempunyai kandungan kimia karotenoid,

saponin, pigmen antosianin, flavonoid dan polifenol, sedangkan hasil skrining

ekstrak daun binahong diketahui mempunyai kandungan senyawa aktif dari
golongan flavonoid, saponin, dan polifenol (Lukiati, 2014).
Saat ini pemanfaatan tanaman obat didalam negeri cenderung mengalami
peningkatan seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi obat
alam. Tanaman obat sudah lama digunakan sebagai alternatif untuk untuk
pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Tanaman binahong merupakan
salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan

1
Universitas Sumatera Utara

2

baku untuk industri fitofarmaka. Menurut Balitro (2006), hanya sekitar 20%
bahan baku binahong untuk industri diperoleh dari hasil budidaya, sedangkan
sisanya diperoleh dari hutan.
Selama ini upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat tradisional
sebagian besar berasal dari tumbuh - tumbuhan yang tumbuh di alam liar atau
dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan sekitar rumah dengan kuantitas
dan kualitas yang kurang memadai. Maka perlu dikembangkan aspek budidaya

yang sesuai dengan standar bahan baku obat tradisional (Tatik et al., 2014).
Upaya untuk menigkatkan kualitas tanaman binahong perlu dilakukan
untuk

memenuhi

permintaan

konsumen

yang

selalu

berkembang

dan

mengantisipasi kendala- kendala budidaya yang potensial dan jumlah tanaman
binahong masih relatif terbatas. Kualitas tanaman binahong yang baik


akan

sangat mendukung pengembangan tanaman binahong dan meningkatkan
keragaman genetiknya. Indonesia merupakan salah satu pusat keragaman genetik
sehingga mempunyai potensi sumberdaya genetik yang besar untuk mendukung
program pemuliaan binahong.
Perbanyakan tanaman binahong secara vegetatif umumnya dilakukan
dengan menggunakan setek sulur , rimpang serta umbi di ketiak daun.
Pada penelitian Tatik et al., (2014) menyatakan penggunaan bahan tanam umbi
ketiak daun memberikan pengaruh yang sangat nyata pada parameter tinggi
tanaman, jumlah daun, berat tajuk segar dan kering, berat akar segar dan kering,
kecuali pada ratio shoot/ root yang tidak berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya kandungan nitrogen pada bagian tengah sehingga dimanfaatkan
untuk melakukan pertumbuhan vegetatif.

2
Universitas Sumatera Utara

3


Pertumbuhan dan produktivitas tanaman binahong yang optimal
ditentukan oleh kualitas bahan tanam yang digunakan dan banyaknya kandungan
metabolit sekunder yang terdapat didalam tanaman itu sendiri. Selain itu
sempitnya variasi genetik tanaman binahong menjadikan kita sulit untuk
mendapatkan binahong yang bermutu baik. Oleh karena itu perlu usaha untuk
meningkatkan kevariaan genetik tanaman binahong. Salah satu program
pemuliaan tanaman yang dapat digunakan untuk mendapatkan kultivar atau
varietas unggul adalah dengan teknik pemuliaan mutasi. Penggunaan teknik
mutasi dalam program pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan tanaman
poliploidi (Sulistiahningsih, 2006).
Kolkhisin

merupakan

salah

satu

reagen


untuk

mutasi

yang

menyebabkan terjadinya poliploid. Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya
benang- benang spindle pada pembelahan sel sehingga jumlah kromosom dalam
setiap sel menjadi dua kali lipat atau terjadi proses poliploidisasi (Suharni, 2004).
Penggandaan kromosom merupakan salah satu upaya seleksi untuk
meningkatkan mutu tumbuhan baik berupa peningkatan kandungan metabolit
sekun-dernya maupun toleransinya terhadap faktor lingkungan terutama
lingkungan yang ekstrim. Konsentrasi pemakaian kolkisin sebagai senyawa
penginduksi

poliploidi

beragam


tergantung

pada

jenis

tumbuhan

(Fajrinaet al., 2012). Dari hasil penelitian Suharni (2004) pemberian kolkhisin
dengan metode tetes pada konsentrasi 0 sampai dengan 0,6 % dapat menyebabkan
tanaman menjadi poliploid yang tinggi dalam morfologi, anatomi, fisiologi dan
sitologi dari pada tanaman diploidnya.

3
Universitas Sumatera Utara

4

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan mengetahui
pengaruh pemberian


kolkhisin terhadap morfologi

dan jumlah kromosom

tanaman binahong .
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi kolkhisin terhadap
morfologi dan jumlah kromosom tanaman binahong.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian konsentrasi kolkhisin terhadap morfologi dan
jumlah kromosom tanaman binahong.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi untuk
pihak-pihak yang berkepentingan.

4
Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 28 89

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

Pengaruh bahan perbanyakan tanaman dan jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman binahong (Anredera Cordifolia [Ten.] Steenis)

0 5 93

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

2 21 89

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 0 13

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 0 12

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 1 4

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 0 16