Gambaran Penderita Kelainan Kulit Kaki Pada Pekerja Cuci Mobil Di Kecamatan Medan Binjai

17

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit Manusia
2.1.1. Anatomi kulit secara histopatologik
Menurut Wasitaatmadja (2013) dalam Djuanda (2013) Kulit adalah
organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15
% dari berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks,
elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan
juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda, dari kulit
yang berwarna terang (fair skin), pirang dan hitam, warna merah muda
pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada
genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut,
tipis dan tebalnya. Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra,
bibir dan preputium. Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki
dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada
leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Pembagian kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu: lapisan

epidermis atau kutikel, lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin) dan
lapisan subkutis (hipodermis).
Kulit terbagi atas 3 (tiga) lapisan pokok yaitu :

1. Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan
epitel skumosa bertingkat yang mengalami keratinisasi. Jaringan ini tidak
memiliki pembuluh darah, dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis
ini yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak
kaki (Setiadi, 2007). Lapisan epidermis terdiri atas: stratum korneum,
stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basal.

Universitas Sumatera Utara

18

a. Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling
luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak
berinti, protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
b. Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang

disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak
tangan dan kaki.
c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3
lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat
ini keratohialin. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
d. Stratum spinosum (stratum malphigi) atau di sebut juga prickle cell
(lapisan akanta) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses
mitosis. Sel spinosum mengandung banyak glikogen.
e. Stratum basal terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang
tersusun vertikal pada perbatasan dermoepidermal berbaris seperti
pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan yang paling
bawah. Lapisan ini terdiri dari 2 jenis sel yaitu: sel yang berbentuk
kolumnar dan sel pembentuk melanin.
2. Lapisan dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar
dibagi menjadi 2 bagian yakni :

a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol
kearah subkutan dan terdiri dari serabut kolagen, elastin dan
retikulin.

Universitas Sumatera Utara

19

3. Lapisan subkutis
Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel
lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel lemak disebut panikulus
adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan.

Gambar 2.1. Gambar tiga dimensi kulit dalam potongan melintang (Setiadi, 2007).

Universitas Sumatera Utara


20

Gambar 2.1.2. Histologi kulit (Leeason, 1996)

2.1.2. Fungsi kulit
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan
selaput lendir yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai berikut :
1. Sebagai pelindung
Ada beberapa kemampuan perlindungan dari kulit yaitu :
a.

Kulit adalah relatif tidak tertembus air, dalam arti bahwa ia
menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga
menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi penarikan
dan kehilangan cairan.

b.

Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan
terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan.

Sebagian

besar

organisme

mengalami

kesulitan

untuk

berpenetrasi pada kulit yang utuh tetapi dapat masuk melalui
kulit yang terpotong atau mengalami abrasi (lecet).
c.

Kulit mengandung pigmen melanin yang melindungi terhadap
sinar ultraviolet sinar matahari (Veldman, James, 2003) .

Universitas Sumatera Utara


21

2.

Sebagai peraba atau alat komunikasi
a. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, dikulit
berbeda menurut ujung saraf yang dirangsang (panas, dingin,
dan lain-lain).
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskuler
yang penting dalam komunikasi.

3.

Sebagai alat pengatur panas
Panas dapas dilepaskan oleh kulit dengan berbagai cara yaitu :
a. Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung
dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam
kulit.
b. Dengan pancaran dan melepaskan panas pada udara sekitarnya.


4.

Sebagai tempat penyimpanan
Kulit beraksi sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat
melepaskannya bilamana diperlukan. Kulit dan jaringan di bawahnya
bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adiposa di bawah
kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.

5.

Sebagai alat absorpsi
Kulit dapat mengabsorpsi :
1. Sinar ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang.
2. Obat-obatan tertentu yang digunakan sebagai salep.

6.

Sebagai ekskresi

Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na+ diekskresi melalui kulit
(Setiadi. 2007).

Universitas Sumatera Utara

22

2.2. Dermatosis akibat kerja
2.2.1. Defenisi Dermatosis akibat kerja
Penyakit kulit akibat kerja (occupational dermatoses) adalah penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit kulit
merupakan penyakit akibat kerja yang paling sering ditemukan, kira-kira 40
% dari seluruh penyakit akibat kerja adalah penyakit kulit. Walaupun tidak
meyebabkan kematian, tapi penyakit kulit sangat mengganggu bagi
kenyamanan penderitanya (Ridwan, 2009).

2.2.2. Sebab-sebab dermatosis akibat kerja
Penyebab-penyebab dermatosis akibat kerja dapat digolong-golongkan sebagai
berikut :
a. Faktor Fisik, antara lain tekanan atau gesekan, kondisi cuaca (angin, hujan,

cuaca beku, matahari), panas, radiasi (ultraviolet, ionisasi), dan serat-serat
mineral.
b. Bahan kimia, terbagi 4 kategori :




Iritan primer: asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam logam
(arsen, air raksa, dll).
Sensitizer: logam dan garam-garamnya (kromium, nikel, kobalt, dll.)
senyawa-senyawa yang berasal dari aniline p-fenilendiamin, pewarna
azo,serin (khususnya monoer dan adiktif seperti epoksiresin,
formaldehid, vinil, akrilik, akselerator, plasticizer ).

c. Agen biologis
Beberapa mikroorganisme (mikroba, fungi), parasit kulit dan produkproduknya juga menyebabkan penyakit kulit.
d. Bahan-bahan berasal dari tanaman, yaitu daun-daunan, ranting-ranting,
getah, akar-akaran, umbi-umbian, bunga-bungaan, buah-buahan, sayursayuran, debu, kayu dan lain-lain (Suyono, Joko. 1995).

Universitas Sumatera Utara


23

2.3. Beberapa jenis penyakit Kulit pada kaki
Adapun beberapa jenis penyakit kulit pada kaki yang sering terjadi seperti:
1. Menurut Budimulja (2013) dalam Djuanda (2013) tinea Pedis et manus
adalah dermatofitosis tersering pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan
telapak kaki. Tinea pedis sering dilihat adalah bentuk interdigitalis (di antara
jari IV dan jari V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis), bentuk
moccasin foot (pada seluruh kaki terlihat kulit menebal dan bersisik), dan

bentuk subakut terlihat vesikel, vesikel-pustul dan kadang-kadang bula (pada
daerah sela jari, meluas ke punggung kaki atau telapak kaki.
2. Menurut Adi, Sri. dkk. (2013) dalam Djuanda (2013) Dermatitis kontak
adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada
kulit. Pada dermatitis kontak yang hiperhidrosis terlihat kulit yang
mengelupas (maserasi), kalau hanya terlihat vesikel-vesikel biasanya terletak
sangat dalam dan terbatas pada telapak kaki dan tangan tidak meluas sampai
di sela-sela jari. Dermatitis kontak di kenal 2 macam: dermatitis kontak iritan
dan dermatitis kontak alergi.

a. Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan kulit
nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului
proses sensitisasi. Jumlah penderita DKI di perkirakan cukup banyak,
terutama berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja). Hal ini
disebabkan antara lain oleh banyak penderita kelainan ringan tidak
datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh. Penyebab munculnya
dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.
Faktor individu juga berpengaruh pada DKI, misalnya perbedaan
ketebalan kulit

di berbagai

tempat menyebabkan perbedaan

permeabilitas; usia (anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah
teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih); jenis
kelamin (insidens DKI lebih banyak pada wanita); penyakit kulit yang
pernah dan sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan
menurun), misalnya dermatitis atopik.

Universitas Sumatera Utara

24

b. Dermatitis kontak alergi (DKA) terjadi pada seseorang yang telah
mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen. Dahulu di perkirakan
bahwa kejadian DKI akibat kerja 80 % dan DKA 20 %, tapi data baru
dari Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dermatitis
kontak akibat kerja karena alergi ternyata cukup tinggi yaitu berkisar
50-60%. Sedangkan dari satu penelitian ditemukan frekuensi DKA
bukan akibat kerja tiga kali lebih sering daripada DKA akibat kerja.
Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana degan berat molekul
umumnya rendah (